DAFTAR ISI - PENGGUNAAN ASESORIS KENDARAAN.doc

  DAFTAR ISI Halaman Judul……………………………………………………………… i Kata Pengantar……………………………………………………………… ii Daftar Isi……………………………………………………………………. iii

  BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1 A. Latar Belakang………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah…………………………………….. 3 C. Tujuan Penelitian……………………………………… 3 D. Manfaat Penelitian…………………………………….. 3 E. Metode Penelitian……………………………………... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………… 5 A. Pengertian Asesoris……………………………………. 6 B. Pengertian Peralatan…………………………………… 6 C. Pengertian Safety Riding………………………………. 7 A. Asesoris Kendaraan Bermotor yang Selaras dengan Safety Riding………………………………………….. 8 B. Kelengkapan Kendaraan Bermotor yang Selaras Dengan Safety Riding………………………………… 8

  PENGGUNAAN ASESORIS DAN KELENGKAPAN KENDARAAN BERMOTOR YANG SELARAS DENGAN SAFETY RIDING

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) semakin maju. Berbagai alat canggihdiciptakan untuk mempermudah manusia dalam menjalani aktifitas kesehariannya. Seiring perkembangan zaman, semua orang lebih menyukai segala sesuatu yang praktis. Begitu pula dalam bepergian. Mereka melakukan berbagai cara untuk sampai lebih cepat di tempat tujuan, misalnya dalam hal waktu keberangkatan dan kendaraan yang akan digunakan. Mayoriatas orang lebih memilih kendaraan yang cepat, praktis, pengendara motor yang mematuhi rambu-rambu lalu lintas, apalagi aksesoris dan kelengkapan yang seharusnya mereka gunakan, misalnya memakai helm standar dan mengunci helm tersebut, membawa STNK ( Surat Tanda Nomor Kendaraan ), dan membawa SIM ( Surat Izin Mengemudi ). Pengendara yang mengabaikan hal tersebut, dapat berakibat ditilang polisi dan kecelakaan pun sulit dihindari. Sebenarnya jika para pengendara motor tertib lalu lintas, berasesoris aman dan lengkap, serta berhati-hati dalam berkendara, mereka tentu akan selamat dan terhindar dari hal-hal yang tidak diindinkan. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya, pengendara motor kebanyakan melanggar lalu lintas, tidak berasesoris lengkap, dan ugal-ugalan dalam berkendara, sehingga kecelakaan pun kerap ditemui di berbagai jalan. Faktor lain yang dapat menyebabkan tingginya kecelakaan diantaranya pengetahuan pengendara yang minim, kurang mengenal karakteristik motor yang dikendarai, tidak mempersiapkan diri secara baik, mental adu balap liar, pengendara motor dalam keadaan emosi, dan seperti ingin membuktikan keselamatan dirinya dan orang lain disekitarnya. Kecelakaan pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa pengendara merupakan fakor utama yang paling menentukan apakah suatu kecelakaan dapat dihindari atau tidak. Argumentasinya adalah jika pengendara mengemudikan kendaraan secara aman dan dapat bereaksi secara benar pada saat yang tepat, maka secara teoritis suatu kecelakaan dapat dihindari / dicegah. Yang dimaksud mengendarai secara aman adalah pengendara mematuhi rambu-rambu lalu lintas, misalnya mengemudikan kendaraan di jalur yang benar, tidak melanggar batas kecepatan maksimum dan minimum yang diizinkan, serta mematuhi rambu dilarang mendahului. Untuk itu semua, tentunya diperlukan disiplin yang tinggi, tapi hal itu merupakan impian yang belum bisa terwujud bila berkendara di Indonesia.

  Menurut laporan Polda Metro Jaya, kecelakaan sepeda motor di DKI meningkat. Menurut data yang dikeluarkan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah kecelakaan sepeda motor selama sepekan awal Agustus Lintas dan Kecelakaan ( Laka ) Polda Metro Jaya, mengatakan bahwa pelanggaran pengendara motor dengan melintas di lajur kanan memicu kecelakaan. Dikatakan, setiap minggunya angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor selalu meningkat. “ Paling banyak melibatkan sepeda motor, kendaraan lain tidak terlalu signifikan,“ Selain masalah pelanggaran lajur, Herman menyebutkan aturan untuk menyalakan lampu sepeda motor di siang hari juga sering dilupakan oleh pengendara. “ Padahal kalau sepeda motor taat lajur dan menyalakan lampu, kecelakaan bisa diminimalisasi. Misalnya, motor akan menyalip mobil, lampu motor bisa terlihat di spion mobil. Meningkatnya kecelakaan salah satunya diakibatkan pelanggaran lajur dan marka jalan. ( Hermawan Wibisono, Ketua Umum Depok Tiger Club periode 2005 – 2006 ).

  Dalam rangka mengantisipasi dan meminimalisir kejadian tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai “ Pengguaan Asesoris dan Kelengkapan Kendaraan Bermotor yang Selaras dengan Safety Riding “ di B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka untuk memudahkan dalam pembahasan “ Penggunaan Asesoris dan Kelengkapan Kendaraan Bermotor yang Selaras dengan Safety Riding “ serta dapat dijadikan pedoman untuk merumuskan masalah.

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana penggunaan asesoris dan kelengkapan kendaraan bermotor yang selaras dengan Safety Riding?

  2. Aksesoris apa saja yang aman digunakan pengendara motor?

  3. Kelengkapan apa saja yang aman digunakan pengendara motor?

  C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : dengan Safety Riding.

  2. Untuk mengetahui penggunaan kelengkapan kendaraan bermotor yang selaras dengan Safety Riding.

  D. Manfaat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :

  1. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi dalam rangka menghimbau warga sekolah SMA Negeri 1 Kramat untuk lebih memperhatikan asesoris dan kelengkapan kendaraan bermotor yang aman dan selaras dengan Safety Riding.

  2. Pengendara Motor Hasil penelitian ini diharapkan mampu dapat menambah pengalaman dan wawasan tentang asesoris dan kelengkapan kendaraan bermotor yang aman dan selaras dengan Safety Riding agar para pengendara motor dapat tehindar dari kejadian yang tidak diinginkan.

  3. Masyarakat sekitar jalan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan gambaran terhadap masyarakat sekitar jalan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan raya.

  4. Polisi setemapat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada polisi menganai keadaan dan kondisi para pengendara motor dalam memakai asesoris dan kelengkapan saat berkendara, sehingga dapat dijadikan masukan bagi polisi untuk lebih menghimbau para pengendara motor agar lebih memperhatikan asesoris dan kelengkapan yang aman dalam berkendara demi keselamatan kita semua.

  5. Peneliti ilmiah dan pengembangan penalaran. Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan bagi penulis yang bisa dipakai sebagai bekal untuk melangkah masa depan.

  E. Metode Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti tidak asal menyimpulkan suatu masalah tanpa menggunakan cara / metode. Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode ini tidak bertujuan untuk menguji suatu teori tertentu, tetapi metode yang berusaha memberi gambaran terhadap suatu keadaan tertentu secara rinci / detail agar memperoleh suatu penulisan yang benar dan nyata. Untuk memperoleh kevalidan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua tahap, yaitu :

  1. Tahap pengumpulan data dengan kepustakaan Kepustakaan adalah daftar buku acuan untuk menyusun karya tulis. Kepustakaan / daftar pustaka bertujuan untuk mempermudah lengkap. Jadi dalam hal ini peneliti berusaha mengumpulkan sumber- sumber yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian dengan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan dan di internet.

  2. Tahap Analisis Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik analisis, yaitu : a. Analisis kompilatif, yaitu metode analisis data dengan cara mengumpulkan data-data dari berbagai sumber, kemudian data- data yang telah terkumpul tersebut ditarik suatu kesimpulan mengenai suatu masalah.

  b. Analisis komparatif, yaitu metode analisis data dengan cara membanding-bandingkan suatu data dengan data yang lainnya sesuai dengan permasalahan, kemudian diambil salah satu data yang paling sesuai.

  c. Analisis diskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh peneliti penelitian yang tidak mengidentifikasikan hitungan variabel tetapi mendeskripsikan variabel yang diamati. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa “ Apabila peneliti ingin mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, seberapa banyak, sejauh mana dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif yaitu menjelaskan atau menerangkan peritiwa. “ ( Suharsini Arikunto : 1993 : 25 ). Tujuan analisis data ini adalah untuk mencari hubungan data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti sehingga nantinya data-data yang telah terkumpul itu dapat disusun menurut urutan yang diinginkan. Pada akhirnya data-data yang dianalisis dapat membenttuk suatu uraian yang menjadi sasaran penelitian.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Asesoris Secara umum, asesori adalah barang tambahan ; alat ekstra ; barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis busana ; yang merupakan tambahan. ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : Dessy Anwar ). Asesori dalam berkendara motor sangat penting demi keselamatan pengendara dan orang lain.

  Asesori kendaraan bermotor yang aman dan nyaman sering disebut dengan Safety Apparels, yang meliputi :

  2. Jacket

  3. Sarung tangan

  4. Celana

  5. Sepatu

  6. Membawa Rain Gear ( jas hujan ) dengan bagian atas dan bawah yang terpisah ).

  B. Pengertian Peralatan Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, peralatan adalah berbagai alat perkakas ; pembekalan ; kelengkapan.

  Kelengkapan kendaraan bermotor sangat diperlukan demi kelancaran dalam berkendara. Kelengkapan tersebut diantaranya :

  1. Kelengkapan surat-surat, meliputi STNK ( Surat Tanda Nomor Kendaraan ) dan SIM ( Surat Ijin Mengemudi ).

  2. Kelengkapan pada sepeda motor, meliputi spion, rem, lampu depan, C. Pengertian Safety Riding Safety riding sama halnya dengan istilah Safety Driving, “Safety” yang berarti keselamatan, dan “Driving” yang berarti pengendara.

  Istilah Safety Riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain. Safety Riding disajikan dalam teori dan praktek. Dalam teori, umumnya dijelaskan seputar keselamatan berkendara, pentingnya pemanasan tubuh saat hendak berkendara, kesiapan kendaraan, posisi kendaraan yang ideal, dll.

  Dalam berkendara, pengendara motor harus menguasai beberapa teknik, diantaranya :

  1. Teknik Pengereman

  3. Teknik berjalan di lintasan ala “bumpy-road”

  4. Teknik berkendara di lintasan lurus dan sempit

  BAB III PEMBAHASAN Penggunaan Asesori dan Kelengkapan Kendaraan Bermotor yang Selaras dengan Safety Riding A. Asesoris Kendaraan Bermotor yang Selaras dengan Safety Riding

  Asesoris kendaraan bermotor yang aman dan nyaman sering disebut dengan Safety Apparels, yaitu asesoris yang dipakai dalam berkendara untuk meminimalisir kecelakaan dan resiko dalam berkendara. Safety Apparels ini meliputi :

  1. Safety helmet dari yang paling murah sampai paling mahal. Ada dua kriteria dalam memilih safety helmet, yaitu aman dan nyaman. Aman dengan memilih helm yang sudah bertanda “DOT” pada bagian dalamnya ( biasanya ), dan nyaman pada saat digunakan. Akan tetapi, anak muda sekarang lebih cenderung membeli helm dilihat dari fisiknya saja. Mereka lebih suka memilih helm yang modelnya bagus, mahal, dan yang sedang ngetrand saat itu. Sedikit dari mereka yang memilih helm aman dan nyaman. Sebenarnya helm proyek sudah tidak diperbolehkan untuk dipakai pengendara roda dua. Helm jenis half face juga tidak aman dipakai untuk perjalanan ke luar kota. Helm yang dipakai sebaiknya mampu memberikan proteksi lebih bagi kepala.

  2. Jacket Jacket bagi pengendara motor berfungsi untuk melindungi seluruh bagian tubuh baik dari terpaan angin maupun efek negatif pada saat terjadi benturan. Jacket yang aman dan nyaman bagi pengendara dan tahan angin. Jacket dari bahan Gore-tex dan Cordura juga layak dipakai pengendara motor, karena jacket tersebut dilapisi bahan katun disisi dalamnya, sehingga tahan gesekan dan tahan air. Pemasangan protector pada pundak, punggung, siku, dan sepanjang tulang tangan juga diperlukan guna meredam benturan yang terjadi pada saat kecelakaan.

  3. Sarung tangan Selain sebagai pelindung tangan dan jari, glove juga berfungsi sebagai peredam resiko pada saat terjadi kecelakaan. Karena pada saat kecelakaan, telapak tanganlah yang pertama kali menyentuh aspal dan menahan tubuh. Sebaiknya sarung tangan yang digunakan dapat menyerap keringat, tidak licin saat memegang grip / handle motor, panjang, dan terbuat dari bahan kulit yang mempunyai pelindung serat karbon dan kevlar pada buku-buku jari. Bahan kulit juga tidak meneruskan sifat panas ke telapak pada saat terjadi gesekan dengan bahan ini juga akan menimbulkan rasa panas pada kult tangan saat terjadi gesekan.

  4. Celana Celana yang dipakai pengendara motor hendaknya terbuat dari bahan yang tebal, seperti jeans, soft canvas, kulit, Gore-tex, dan

  Cordura. Celana dari bahan kulit, Gore-tex, dan Cordura memiliki daya tahan gesekan yang cukup baik. Namun tidak telalu nyaman dipakai pada saat matahari sedang terik. Agar dapat menyerap keringat dengan baik, biasanya dipasang lapisan dari bahan katun disisi dalam. Untuk celana touring buatan pabrik biasanya dipasang beberapa pelindung tubuh, seperti di daerah belakang untuk melindungi tulang ekor, pinggul samping, lutut, dan tulang kering.

  5. Sepatu Sepatu yang benar untuk pengendara motor tidak hanya nyaman dipakai, tetapi sepatu tersebut juga harus lunak pada sndi engkel bagian

  ( pengereman mendadak ), mata kaki akan langsung menyalurkan tenaga ke tuas rem secara baik dan tidak tertahan pada kerasnya sepatu. Ada beberapa kriteria yang memenuhi syarat aman dan nyamannya sepatu :

  a. Mempunyai tinggi melebihi mata kaki dan berpelindung tepat pada mata kaki b. Diusahakan tidak bertali

  c. Nyaman dipakai

  d. Terbuat dari bahan alami ( kulit )

  e. Sol yang terbuat dari bahan karet agar tidak licin

  f. Mempunyai pelindung di ujung jari kaki

  g. Mempunyai angka ukuran yang 1 tabel lebih tinggi dari ukuran kaki, karena biasanya kaki akan mengalami pembengkakan pada saat melakukan perjalanan jauh

  h. Mempunyai sirkulassi udara yang baik i. Mempunyai lapisan lembut disisi dalamnya

  B. Kelengkapan Kendaraan Bermotor yang sesuai dengan Safety Riding Kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor yang digunakan pengendara motor guna mengantisipasi dan mempersiapkan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, yaitu STNK dan SIM.

  1. STNK ( Surat Tanda Nomor Kendaraan ) Tanda Nomor Kendaraan Bermotor ( TNKB ) atau sering disebut plat nomor / nomor polisi adalah plat aluminium kendaraan bermotor di

  Indonesia yang telah didaftarkan pada kantor bersama samsat. Penggunaan tanda nomor kendaraan bermotor di Indonesia, terutama di Jawa, merupakan warisan sejak zaman Hindia Belanda. Di zaman ini sudah ada kendaraan bermotor yang mempunyai nomor polsi.

  Penomoran tersebut menggunakan kode wilayah berdasarkan pembagian wilayah karesidenan.

  TNKB berbentuk plat aluminium dengan cetakan tulisan dua baris, dengan ketentuan :

  • Kode wilayah ( huruf )
  • Nomor polisi ( angka )
  • Kode / seri akhir wilayah ( huruf ) b. Baris kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku.

  Berikut merupakan beberapa cirri / syarat dalam pembuatan TNKB, yaitu :

  a. Bahan baku aluminium

  b. Ketebalan aluminium 1 mm

  c. Ukuran untuk kendaraan bermotor roda 2 dan roda 3 adalah 250 x 105 mm d. Ukuran untuk kendaraan bermotor roda 4 atau lebih adalah 395 x 135 mm e. Terdapat cetakan garis lurus pembatas dengan lebar 5 mm diantara ruang nomor polisi dengan ruang angka masa berlaku f. Pada sudut kanan atas dan sudut kiri bawah terdapat tanda khusus

  g. Pada sisi kanan dan sisi kiri terdapat tanda khusus cetakan “DITLANTAS POLRI” ( Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia ) yang merupakan hak paten pembuatan TNKB oleh Polri dan TNI.

  BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa :

  1. Penggunaan asesoris dan kelengkapan kendaraan bermotor yang sesuai dengan Safety Riding sangat bermanfaat bagi keselamatan pengendara dan orang lain di sekitarnya.

  2. Dari data kecelakaan selama Bulan Januari s/d 22 Oktober 2009, maka dapat disimpulkan : a. Jumlah kecelakaan terbanyak ada pada Bulan April dan

  b. Kerugian terbesar terdapat di Bulan Agustus dengan angka nominal mencapai Rp. 151.000.000,-

  3. Dari data pelanggaran yang tercatat di Polres Tegal pada Bulan Januari s/d Oktober 2009, dapat disimpulkan : a.Jumlah pelanggaran terbanyak ada di Bulan Maret dengan jumlah

  2.695 kasus

  b. Jenis pelanggaran yang paling banyak dilakukan yaitu mengenai kelengkapan surat-surat berkendara, dengan jumlah 7.263 kasus c.Pelanggar lalu lintas mayoritas berprofesi sebagai Karyawan Swasta

  d. Pelanggar lalu lintas yang paling sedikit yaitu buruh dengan jumlah 173 kasus. Hal ini disebabkan karena kaum buruh lebih cenderung pada pekerjaannya sebagai buruh, sehingga mereka jarang berkendara di jalan raya. B. Saran Berdasarkan pembahasan dan permasalahan yang ada, maka penulis menyarankan :

  1. Utamakan keselamatan kita dengan memperhatikan asesoris dan kelengkapan dalam berkendara yang sesuai dengan Safety Riding

  2. Patuhi peraturan dan rambu lalu lintas di jalan raya

  3. Jangan emosi dan mengandalkan insting saat berkendara

  4. Konsentrasi penuh dan biasakan mengalah pada begundal jalanan

  5. Jangan mengambil jalan melawan arus atau menghambat arah lawan

  DAFTAR PUSTAKA Wibosono,Hermawan.2005-2006.pakailah asesori berkendara yang aman dan

  

nyaman.Depok:Tiger Club

  Arikunto,Suharsimi.1993.Analisis Diskriptif Kualitatif Anwar,Dessy.2001.Kamus Lengkap Bahasa Indonesi.Surabaya:Karya Abditama