BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah - Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Agama merupakan identitas diri, maupun tata laku individu yang telah

  melekat di dalam diri individu. Individu yang lahir di dunia hingga meninggalkan dunia ini selalu berkaitan dengan aspek keagamaan. Seorang anak yang lahir dari kedua orang tua yang memegang satu keyakinan, maka anak tersebut mengikuti ajaran agama yang dimiliki dari kedua orang tuanya. Inilah yang menjadikan peran agama sebagai motivasi maupun pedoman hidup dalam keseharian (Jalaluddin, 2012).

  Memeluk, memilih, dan merubah pilihan terhadap agama yang dianut merupakan hak asasi individu, bahkan diakui dan diatur dalam hukum Internasional, diantaranya :

  Piagam hak asasi manusia sedunia/ The United Nations Uiversal

  Declaration of Human Right pasal 18 ayat 1 disebutkan :

  “Setiap orang memiliki hak untuk mengeluarkan gagasan, pemikiran dan memeluk agama dengan bebas, hak ini termasuk kebebasan untuk merubah agama atau kepercayaan, baik sendiri-sendiri maupun bersama komunitas dalam ruang publik maupun privat untuk mewujudkan agama dan kepercayaannya dalam kegiatan mengajar, peribadahan dan perwujudan ketaatan lainnya”.

  Deklarasi UNHCR tentang Perjanjian Internasional Hak Politik dan sipil /

  International Convenant on Civil Political Right

  pasal 18 ayat 1 dan 2, disebutkan: “Setiap orang memiliki hak untuk mengeluarkan gagasan, pemikiran dan memeluk agama dengan bebas. Hak ini termasuk kebebasan untuk memeluk atau merubah agama atau kepercayaan sesuai pilihannya, dan kebebasan baik secara sendiri maupun bersama komunitas dalam ruang publik atau privat untuk melaksanakan agama atau kepercayaannya dalam hal peribadah an, ketaatan dan pengajaran”

  “Tidak ada yang boleh melakukan pemaksaan yang dapat mengakibatkan terganggunya kebebasan seseorang untuk memeluk suatu agama atau kepercayaan ses uai dengan pilihannya sendiri”. Manusia menganut suatu agama bukanlah disebabkan oleh diterminisme

  

cultural, melainkan melalui pilihan-pilihan atas kebebasannya sendiri. Agama

  merupakan suatu keyakinan yang bersifat pribadi yang tidak mudah dipahami akal manusia, melainkan dengan akal budinya, dan naluri alami (Wiwik Setiyani, 2002). Agama Islam, Kristen, Hindu, Budha merupakan pilihan-pilihan universal, sehingga tidak ada alasan orang yang menganut suatu agama hanya karena mengikuti lingkungan atau sekedar turunan dari para leluhur atau nenek moyangnya saja. Akan tetapi pada proses perjalanannya sebagian orang melakukan yang disebut dengan konversi dengan berbagai macam alasan.

  Menurut Lofland & Skonovd (Rambo, 1993; Templeton & Swartz, 2000), seseorang yang melakukan konversi agama dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu: intellectual, mystical, experimental, affectional, revivalism, dan coercive. Salah satu konversi yang cukup banyak terjadi adalah perpindahan agama lain ke Islam, dimana orang yang melakukan konversi disebut dengan Muallaf.

  Secara psikologis orang yang memutuskan untuk merubah keyakinan sebelumnya mengalami guncangan batin yang hebat dan mengalami labilitas emosional yang cukup tinggi sampai pada akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Hal ini menyebabkan perlunya suatu pembinaan yang rutin untuk mengembalikan stabilitas emosionalnya, selain untuk menjaga agar muallaf tersebut merasa yakin iman yang telah ia anut (Umar Sodiq, 1996). Di samping itu, muallaf yang telah meninggalkan agama lamanya tersebut, harus menghadapi berbagai ancaman dan juga bujukan dari keluarga, rekan dan lingkungan sekitar. Hal ini kerap dialami pada seorang muallaf.

  Sebelum individu memutuskan menjadi muallaf dan meninggalkan agama lamanya, tentu timbul pergolakan dalam hati. Sebagai orang yang akan berpisah dengan agama dan keyakinan lamanya, tentu harus siap mental, bahwa agama yang dianut selama ini akan dilepaskannya dan diganti dengan keyakinan baru yang tentunya berbeda dengan yang lama. Karena itu, pemeluk baru Islam tidak diperkenankan masih memegang keyakinan lama yang secara formal telah ditinggalkannya. Dan tidak ada jalan lain kecuali mendalami agama barunya dan meninggalkan agama lamanya (Budiwiranto, 1995). Ia harus mengetahui kewajiban-kewajiban maupun hal-hal yang tidak boleh dikerjakannya. Seperti dalam kutipan berikut :

  “banyak yang enggak setuju kak. Ada yang cibir, terus ngejauhi aku. Ya akunya sih enggak masalah. Aku tetap jaga Silaturahmi sama mereka. Senyum aja walaupun mereka enggak balas senyumku. Aku pengennya sih mereka nerima keputusan aku. Bukan malah jauhi aku. Mungkin masih proses ya kak. Mama aku pun enggak pernah hubungi aku lagi kak. Tapi setelah jadi muslim aku juga ngerasa lebih dewasa dalam menyikapi kondisi-kondisi dan permasalahan kehidupan aku.

  ” (L, Komunikasi Personal, 13 Januari 2014)

  Setiap perilaku muallaf selalu diminta untuk dapat melakukan penyesuaian diri. Muallaf tersebut harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan konflik yang ia alami. Untuk dapat menghadapi setiap masalah dan kesulitan hidup, ia membutuhkan penyesuaian diri yang baik dan juga dukungan dari orang- orang sekitar sehingga tidak mempengaruhi psikologis dan terhindar dari tekanan yang mengakibatkan stress berkepanjangan. Menurut Atwater (1983), penyesuaian diri terdiri dari perubahan-perubahan dalam diri kita dan kebiasaan kitau ntuk memperoleh hubungan yang memuaskan dengan orang lain dan lingkungan sekitar kita.

  Begitu juga Haber dan Runyon (1984) menyatakan penyesuaian diri adalah suatu proses dimana individu harus menerima suatu hal yang tidak dapat diubah atau dikontrol dengan belajar dan berusaha membiasakan diri hidup dan berkembang dengan hal tersebut.Hal ini didukung dari ungkapan muallaf berikut ini :

  “sempat aku pisah dengan mamak sama bapak kak. Aku lebih milih sekolah Islam kayak pesantren gitu di Medan dan orang tuaku di kampung sana. Mereka ngelarang aku sekolah di Medan karena mereka enggak mau aku sekolah di sekolah Islam. Tapi ya aku udah mikir jauh-jauh hari sebelum mutuskan sekolah disana. Biarlah orang itu (kedua orangtua) marah sama aku. Ini uda pilihanku, keputusanku. Aku tetap pergi kak dengan uang sendiri tanpa bantuan mereka sama sekali. Enggak susah kok aku menyesuaikan diri dengan lingkungan baru aku sekarang. Malah sekarang ini karena aku udah bisa ngeluarkan pendapat aku sendiri, mama aku curhat sama aku kak haha

  .” (L, Komunikasi Personal, 13 Januari 2014) Perubahan-perubahan yang terjadi tentu akan menjadi warna dalam kehidupan muallaf. Begitu pula dengan permasalahan yang hadir terkait dengan perubahan yang paling mendasar dalam kehidupannya. Semua itu tentu menuntut adanya penyesuaian diri yang baik, terutama pada lingkungan kehidupan muallaf yang tidak satu keyakinan. Proses penyesuaian diri yang dialami pada muallaf berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang berbeda pula.

  Pada akhirnya, beberapa muallaf berhasil melakukan penyesuaiand iri. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian muallaf yang terhambat penyesuaian diri yang cukup lama. Berdasarkan paparan di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran penyesuaian diri pada muallaf dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri dan kehidupannya.

  B. Rumusan Masalah

  Perubahan maupun dampak yang muncul sebagai konsekuensi keputusan untuk menjadi muallaf membutuhkan kemampuan penyesuaian diri yang baik dalam diri individu tersebut agar muallaf mampu menyelaraskan kebutuhan pribadi dan tuntutan lingkungannya. Berdasarkan permasalahan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini ingin melihat penyesuaian diri muallaf.

  Pertanyaan penelitian : 1.

  Bagaimana gambaran penyesuaian diri ditinjau dari karakteristik penyesuaian diri muallaf ?

  2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian diri pada muallaf?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri pada muallaf dan faktor apa sajayang mempengaruhi penyesuaian diri tersebut.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

  Secara teoritis, untuk selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat : a.

  Memberikan informasi di bidang psikologi pada umumnya dan psikologi klinis pada khusunya, terutama yang berkaitan dengan penyesuaian diri pada orang yang melakukan konversi agama.

  b.

  Menjadi referensi alternatif bagi peneliti lain dengan kajian serupa.

2. Manfaat Praktis

  Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat : a.

  Memberikan informasi pada masyarakat, keluarga, lembaga-lembaga mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penyesuaian diri pada orang yang melakukan konversi agama terutama pada muallaf.

  b.

  Memberikan masukan atau inspirasi kepada muallaf lainnya untuk menyikapi kondisi dirinya dalam menyesuaikan diri pada kehidupannya.

  c.

  Memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang dialami muallaf dan bagaimana muallaf dapat menyesuaikan diri dari perubahan-perubahan tersebut, sehingga diharapkan hasil penelitian ini bias dijadikan bahan intervensi atau solusi untuk membantu mereka melakukan penyesuaian diri dengan efektif.

E. Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LandasanTeori Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang ingin diteliti, yaitu penyesuaian diri pada orang yang melakukan konversi agama (muallaf).

  BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan pendekatan penelitian, subjek penelitian yang mencakup tentang pendekatan kualitatif, karakteristik subjek dan jumlah subjek, metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, dan alat bantu penelitian, dan proses analisis data.

  BAB IV Analisa dan Pembahasan Bab ini memuat tentang pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan juga pembahasan data-data penelitian dari teori yang relevan.

  BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, hasil penelitian serta saran-saran yang dibutuhkan baik untuk penyempurnaan penelitian maupun untuk penelitian-penelitian lanjutan.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - Koeksistensi Sistem Hukum Dalam Pengelolaan Pendidikan Panti Asuhan Al-Hakiim Desa Paya Kulbi Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang

0 0 24

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu - Strategi Pengembangan Ukm Melalui Analisis Swot Pada Bengkel Firdana Service Di Desa Tawar Sedenge, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah - Strategi Pengembangan Ukm Melalui Analisis Swot Pada Bengkel Firdana Service Di Desa Tawar Sedenge, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah

1 3 11

2.2 Pengertian Produk - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekuitas Merek Produk Sepatu Lari Nike (Studi Pada Pengguna Sepatu Lari Nike Di Lapangan Merdeka Medan)

0 0 21

Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang

0 0 17

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kepemimpinan - Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang

0 1 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Motivasi 2.1.1.1 Pengertian Motivasi - Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial di Bappeda Provinsi Su

0 1 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial di Bappeda Provinsi Sumatera Utara

0 1 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Definisi Penyesuaian Diri - Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

1 1 16