Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum.docx (1)

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERAIRAN

Citra Melinda Astuti, 230110140160

ABSTRAK
Peralatan laboratorium sangat diperlukan dalam mengumpulkan data atau informasi kualitatif
terutama data kuantitatif. Bekerja menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium
membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan keterampilan khusus baik bekerja di laboratorium
atau di lapangan dengan menggunakan peralatan laboratorium. Hal itu dibutuhkan agar data
yang diperoleh dari penelitian akurat. Praktikum kali ini merupakan dasar untuk praktikum
selanjutnya. Oleh karena itu, praktikan dituntut untuk mengenal setiap peralatan yang biasa
digunakan di laboratorium. Pengenalan alat secara umum mencakup spesifikasi alat, prinsip
kerja alat, prosedur kerja alat, dan fungsi alat. Tujuan dari pengenalan alat ini adalah untuk
mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat, prinsip kerja alat, prosedur kerja alat, serta fungsi
alat secara benar agar praktikan tidak melakukan kesalahan pada saat praktikum. Adapun
peralatan laboratorium tersebut meliputi spektrofotometer, hotplate, inkubator, lemari
pendingin, indikator universal, spatula, alumunium foil, beaker glass, tabung reaksi, cawan
petri, erlenmeyer.
Key words: fungsi alat, pengenalan, peralatan laboratorium, prinsip kerja, prosedur kerja.

ABSTRACT

Laboratory equipment is needed in collecting data or qualitative information, especially
quantitative data. Work using the tools in the laboratory requires precision, accuracy, and
specialized skills either to work in the laboratory or in the field using laboratory equipment.
It is required that the data obtained from the study is accurate. This practicum is the basic for
the next practicum. Therefore, the practitioner is required to recognize any equipment
commonly used in laboratories. The introduction of a tool generally includes a specification
tool, the working principle of the tool, tool work procedures, and functions of the tool. The
purpose of the introduction of this tool is to know and master the kinds of tools, working
principles tool, tool work procedures and tools function properly so that the learners do not
make a mistake during the practicum. These laboratory equipment are spectrophotometer,
hotplate, incubator, refrigerator, universal indicator, spatula, aluminum foil, beaker glass,
test tube, petri disk, erlenmeyer.
Key words: function tools, introduction, laboratory equipment, working principle, working
procedures.

PENDAHULUAN
Sebelum memulai melakukan praktikum di laboratorium praktikan harus mengenal
alat-alat laboratorium dan memahami cara penggunaan semua peralatan yang biasa
digunakan dalam laboratorium. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa
fungsi alat yang akan kita gunakan maka kita akan lebih udah dalam melakukan praktikum.

Pengenalan alat-alat praktikum merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
kegiatan praktikum yaitu sebagai penunjang dalam menggunakan alat-alat di laboratorium
agar tidak terjadi kecelakaan ataupun kesalahan dalam penggunaan alat-alat tersebut.
Kesalahan penggunaan alat dan bahan merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal
yang berbahaya bagi dirinya maupun orang lain (Tutje 2004 dalam Rifafitri 2010 : Laporan
Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat).
Peralatan gelas seperti tabung reaksi, labu takar dan lain- lain, sangat teliti dan
merupakan produksi kerajiandan teknologi yang berkualitas tinggi. Namun demikian
ketelitian tidak akan berarti bila selama analisa, penggunaan alat dan prosedur tidak
dikakukan dengan cermat dan tepat (Hala 2009).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan.
Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda dengan fungsinya masing - masing.
Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan
terhadap panas, dan ada yang tahan terhadap kondisi normal.Oleh sebab itu, penggunaan alat
dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored 2000).
Penggunaan alat-alat dalam laboraturium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan
alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada pratikum yang dilakukan
(Sudarmadji 2005). Pengenalan alat dan bahan ini penting dilaksanakan karena dapat
mengetahui dan memahami serta menguasai jenis-jenis alat dan bahan, nama masing-masing
alat dan bahan dan fungsi masing-masing alat dan bahan yang baik dan benar.

Selain itu praktikan harus tahu cara menggunakan alat-alat laboratorium dengan teknik
dan prosedur yang benar. Dibutuhkan pemahaman yang baik tentang prinsip kerja alat,
standar operasional prosedur peralatan, juga fungsi dari peralatan laboratorium.
Pengujian laboratorium dilakukan di laboratorium dengan menggunakan peralatan dan
bahan laboratorium tertentu. Ketersediaan bahan dan peralatan praktikum memegang peranan
penting dalam keberhasilan praktikum Biokimia Perairan. Untuk itu pengenalan bahan dan
peralatan praktikum ini sangat diperlukan agar data yang diperoleh cukup valid untuk
dianalisa.

METODOLOGI
Praktikum Pengenalan Alat dan Bahan dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015,
pukul 09.50 – 11.30 WIB di Laboratorium Akuakultur Gedung Dekanat Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu spektrofotometer, hot plate, inkubator,
lemari pendingin, indikator universal, pH meter, spatula, alumunium foil, tabung reaksi
beaker glass, cawan petri.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Spektrofotometer U-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan
Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber

cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu
sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan
monokromator.

Gambar 1. Spektrofotometer
(Sumber : http://www.labo.sk)
Fungsi dari spektrofotometer yaitu untuk melihat nilai absorbansi dari suatu larutan,
menganalisis kualitatif atas dasar spectrum dan menganalisis kuantitatif atas dasar serapan.
Prinsip kerja dari alat ini yaitu pengukuran konsentrasi suatu larutan yang didasarkan pada
absorpsi radiasi oleh suatu unsur yang mengabsorpsi dan melibatkan pengukuran intensitas
cahaya atau kekuatan radiasi. Adapun prosedur kerjanya, yaitu (1) Isi kuvet paling sedikit 1,5
mL dengan larutan sampel yang akan diukur, (2) Masukkan kuvet berisi sampel kedalam
tempat pengukuran sampel, (3) Tutup kembali tempat sampel tersebut, (4) Nilai absorbansi
dapat dilihat dari skala yang ditunjukkan (Meta 2013).
Hot Plate atau Magnetic Stirring Hot Plate merupakan alat yang berfungsi untuk
refluks dan distilasi sambil pengadukan. Secara umum, untuk mengaduk, mencampur dan

menghomogenkan larutan kimia dengan menggunakan medan magnetik yang dihubungkan
dengan sumber listrik.


Gambar 2. Hot Plate
(Sumber : http://www.amazon.com)
Prinsip kerja dari alat ini adalah peningkatan homogenisasi larutan dengan pengadukan
yang dipengaruhi oleh medan magnetik dan pemanasan plate. Prosedur kerjanya meliputi :
(1)Masukkan stirer ke dalam wadah larutan yang akan diaduk, (2) Taruh di atas magnetic
stirrer, (3) Sambungkan magnetic stirer dengan listrik, (4) Putar tombol magnetic stirrer
sampai kecepatan putaran yang diinginkan, (5) Setelah selesai, putar tombol sampai posisi off
dan putuskan sambungan listrik (Meta 2013).
Inkubator merupakan alat yang berfungsi untuk menginkubasi atau menyimpan
sampel pada temperatur tertentu juga sebagai lemari steril tempat inkubasi untuk
menumbuhkan kultur sel maupun jaringan pada suhu tertentu. Prinsip kerja alat ini
pengkondisian lingkungan untuk inkubasi pemanasan oleh aliran listrik pada suhu tertentu.

Gambar 3. Inkubator
(Sumber : http://www.hcp-technology.com)
Cara kerja inkubator, yaitu : (1) Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga, (2)
Nyalakan alat dengan menekan tombol‘ON’, (3) Set waktu dan suhu sesuai kebutuhan
inkubasi, (4) Masukkan media yang akan diinkubasi, (5) Inkubasi sampai waktu yang
diinginkan, (6) Matikan alat dengan menekan tombol ‘OFF’ hingga tombol tertekan masuk
untuk proteksi terhadap kerusakan (Pratiwi 2012).


Lemari pendingin berfungsi sebagai alat bantu dalam penanganan bahan pangan,
kimia, maupun biologis dalam suhu rendah. Prinsip kerja dari alat ini yitu penggunaan suhu
rendah untuk pengawetan bahan dengan menghambat aktivitas biologis maupun kimiawi
(Judo 2000).

Gambar 4. Lemari pendingin
(Sumber : http://mesinkeripikbuah.com)
Cara kerja lemari pendingin yaitu dengan memasukkan bahan ke dalam lemari
pendingin, suhu diatur biasanya dibawah 0o C, kemudian kerjanya tersebut adalah
menghambat kerja bakteri pembusuk dan juga mencegahterjadinya denaturasi pada enzim
(Judo 200).
Indikator universal adalah indikator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang
meiliki warna berbeda untuk setiap pH 1 – 14. Paket indikator universal tersebut selalu
dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1 – 14. Prinsip kerja indikator universal adalah
reaksi antara larutan dan kertas lakmus menghasilkan warna yang menunjukkan nilia pH.
Fungsi dari indikator universal yaitu untuk mengetahui pH larutan. Cara kerja indikator
universa yaitu dengan mencelupkan kertas indikator universal ke dalam larutan yang akan
diselidiki nilai pH-nya atau meneteskan larutan pada indikator universan, amati perubahan
warna yang terjadi lalu bandongkan perubahan warna dengan warna standar (Habiba 2013).


Gambar 5. Indikatorr universal
(sumber : http://www.sawitchem.com)

Spatula adalah alat berupa sendok panjang dengan salah satu ujung atasnya datar ,
terbuat dari stainles stel atau alumunium. Kegunaan untuk pengambil zat atau mengaduk
larutan yang tidak bereaksi dengan logam (Rifafitri 2010).

Gambar 6. Spatula
(sumber : https://en.wikipedia.org)
Prinsip kerja alat ini yaitu menghomogenkan suatu larutan di dalam wadah. Cara kerja
alat ini yaitu tinggal mengaduk larutan atau mengambil larutan dengan spatulanya.
Alumunium foil adalah bahan kemasan berupa lembaran logam alumunium yang padat
dan tipis. Fungsi dari lembaran alumunium foil ini yaitu untuk membungkus suatu zat agar
tidak terkontaminasi dan menjaga kontak dengan udara luar.

Gambar 7. Alumunium foil
(sumber : http://www.tradekorea.com)
Prinsip kerjanaya yaitu memungkus zat-zat atau bahan agar tetap pada suhunya dan
terlindungi dari udaar maupun bakteri. Cara kerjanya hanya membungkus zat yang ingin

disipan dengan menggunakan alumunium foil.
Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari kaca yang dapat menahan
perubahan suhu dan tahan terhadap reaksi kimia. Fungsi dari tabng reaksi adalah sebagai
tempat untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil.

Gambar 8. Tabung reaksi
(sumber : https://pacotekindoservice.files.wordpress.com)
Prinsip kerja dari tabung reaksi yaitu sebagai wadah larutan. Cara kerja alat ini yaitu
dengan menjepit tabung dengan penjepit lalu masukan sampel ke dalam tabung lalu kocok
atau panaskan (Meta 2013).
Beaker glass adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk
mncampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Beaker
glass secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai
ukuran, mulai dari 1 ml sampai beberapa liter. Beaker glass dapat terbuat dari kaca ataupun
dari plastik.

Gambar 9. Beaker glass
(sumber : http://www.carolina.com)
Prinsip kerja dari alat ini sebagai wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan
untuk mengukur larutan secara tidak teliti. Cara kerja beaker glass yaitu dengan memasukkan

lautan ke dalam gelas dan lihat skala pengukurnnya (Meta 2013).
Petri disk (cawan petri) adalah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik
atau kaca yang digunakan untuk meletakkan suatu objek tertentu. Prinsip kerjanya yaitu

medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup
cawan.

Gambar 10. Petri disk (cawan petri)
(sumber : https://chemslaboratory.files.wordpress.com)
Cara peggunaan cawan petri yaitu tempatkan sampel di dalam cawan bagian bawah
yang berfungsi sebagai wadah (Meta 2013).
Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsi dari labu
erlenmeyer, yaitu : mengukur dan mencampur bahan-bahan analisa, menampung larutan,
bahan padat ataupun cairan, meracik dan menghomogenkan (melarutkan) bahan-bahan
komposisi media, tempat untuk melakukan titrasi bahan (Rifafitri 2010).

Gambar 11. Erlenmeyer
(sumber : http://www.greatglas.com)
Prinsip kerja dari erlenmeyer yaitu wadah medium dengan mulut dan leher yang lebih

sempit dengan volume diketahui karena dilengkapi dengan skala. Prosedur penggunaan
erlenmeyer yaitu : (1) ambil sampel atau bahan analisa, (2) Masukkan ke dalam erlenmeyer,
(3) Jika diperlukan, tutup erlenmeyer dengan tutup erlenmeyer atau dapat diganti dengan
gabus penyumbat atau disegel dengan plastic (Rifafitri 2010).

KESIMPULAN
Berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum, masingmasing alat mempunyai nama, prinsip kerja, cara kerja, dan fungsinya sendiri. Melalui
praktikum ini, praktikan dapat mengetahui prinsip, fungsi dan cara pengoperasian beberapa
alat praktikum yaitu spektrofotometer, hot plate, inkubator,

lemari pendingin, indikator

universal, spatula, alumunium foil, tabung reaksi beaker glass, cawan petri, erlenmeyer.
Praktikum Pengenalan Bahan dan peralatan praktikun ini menjadi dasar dari untuk
pelaksanaan praktikum biokimia perairan selanjutnya karena praktikum ini merupakan
praktikum dasar, sehingga pada saat praktikum selanjutnya, praktikan dapat menggunakan
peralatan dengan prosedur yang telah dipelajari sebelumnya di praktikum Pengenalan Alat
dan Bahan Praktikun ini. Jika kita mengenal alat-alat tersebut beserta fungsi dan cara
penggunaannya yang tepat selain akan memudahkan kita dalam praktikum-praktikum
selanjutnya juga menghindarkan praktikan dari kesalahan ataupun kecelakaan pada saat

praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Aurora, Habiba. 2013. Manual Prosedur Instruksi Kerja Alat Laboratorium Ilmu FAAL.
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Hala, Yusminah, Oslan Jumadi. 2009. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jurusan
Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Handesti, Meta, dkk. 2013. Pengenalan Alat Praktikum. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Padang.
Hanifah, Cut Rifafitri. 2010. Laporan Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat.
Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas
Pasundan Bandung.
Mored. 2000. Biokimia 2000. Biologi FMIPA UNM. Jakarta : Erlangga.
Purwanto, Judo. 2000. Instruksi Kerja Alat Lemari Es Sharp. Laboratorium Bioindustri
Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknik Pertanian Universitas
Brawijaya.

Rochima, Emma dkk. 2015. Modul Praktikum Biokimia. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran. Jatinangor : Tidak diterbitkan.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta : Lepdikbud.
Trisunuwati,

Pratiwi.

2012.

Instruksi

Kerja

Pemakaian

Inkubator.

Laboratorium

Mikrobiologi dan Imunologi Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.