Makalah Kemiskinan dan teori pembangunan

UJIAN AKHIR SEMESTER
TEORI PEMBANGUNAN
“KEMISKINAN DILIHAT DARI TEORI PEMBANGUNAN”

OLEH :
Nailuredha Hermanto

: 1201636

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERISTAS NEGERI PADANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita tahu bahwa pembangunan menunjukkan adanya perubahan
yang postitif dalam struktur kehidupan bermasyarakat yang sifatnya terarah
dan direncanakan. Pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam

kehidupan bernegara. Pembangunan yang dimaksud tidak hanya soal
pembangunan

fisik,

tetapi

juga

pembangunan

manusianya,

seperti

pembangunan moral, pembangunan pendidikan, dan juga pembangunan
kesejahteraan. Salah satu issu pembangunan yang sangat marak dibicarakan
adalah pembangunan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang sangat
berkaitan dengan angka kemiskinan penduduk Indonesia.


Dalam data yang disajikan oleh BPS, dapat diketahui bahwa angka
kemiskinan di Indoensia dari tahun-ke tahun terus menurun. Pada September
2013 angka kemiskinan berada di titik 11,46% dan turun pada titik 11,25% di
Maret 2014. Tetapi mengingat kondisi kenaikan harga BBM yang drastis,
pengurangan subsidi BBM dan harga kebutuhan pokok yang melonjak, maka
angka kemiskinan di Indonesia diprediksi naik pada akhir tahun 2015 nanti.

Berdasar artikel laporan Kajian pembangunan Indonesia tahun 2014 yang
dirilis di situs worldbank.org menyebutkan bahwa melambatnya pertumbuhan
ekonomi di Indoensia juga disebabkan gairah pasar yang menurun sehingga
pemerintah menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5.6%
menjadi 5.2 %. Selain itu juga keputusan menaikkan harga BBM di akhir
tahun 2014 kemaren membawa efek luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi di
Indoenesia dan juga angka kemiskinan di Indonesia

Untuk mengatasai permasalahan kemiskinan ini kita harus menilik banyak
poin yang sangat mempegaruhi kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya
pembahasan dalam makalah ini akan ditekankan pada pembangunan ekonomi
di Indonesia dilihat dari 3 teori besar pembangunan.


B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :
a. Bagaimana kondisi perekonomian saat ini ?
b. Bagaimana teori-teori pembangunan menjelaskan issu kemiskinan di
Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tiga teori pembangunan
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi masyarakat
dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata
masyarakat yang dicita-citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal
yang perlu diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan
(change),

tarikan

antara


keduanya

menimbulkan

dinamika

dalam

perkembangan masyarakat (Djojonegoro, 1996: 7).

Dalam perkembangan teori pembangunan muncullah tiga teori besar yang
menjelaskan permasalahan permasalahan pembangunan di dunia. Ketiga teori
tersebut adalah :
a. Teori Modernisasi
Areif Budiman dalam buku Sosiologi pembangunan dunia ketiga
menyebutkan bahwa asumsi dasar dari teori modernisasi adalah adanya
dikotomi anatar masyarakat modern dan masrakat tradisional, sehingga
peran serta dari masyarakat modern sangat dominan dan dianggap postif
untuk sebuah pembangunan. Sehingga teori ini mengganggap jika terjadi
kegagalan dalam pembangunan itu bukan disebabkan oleh faktor eksternal

melainkan faktor internal masyarakat tradisional yang tidak sanggup
berubah.

b. Teori Ketergantungan/Dependensi
Pada teori ketergantungan dijelaskan bahwa keadaaan ketergantungan
merupakan

keadaan

yang

dialami

oleh

seluruh

dunia

ketiga.


Keterganutngan ini disebabkan karena permasalahan ekonomi karena
mengalirnya surplus ekonomi dari negara ketiga ke negara maju.

c. Teori sistem dunia
Dalam teori sistem dunia, dunia ini dibagi kepada 4 bagian, yaitu negara
inti, negara periferi, negara smei periferi dan negara eksternal. Negara init
merupakan negara kapitalis dominan yang mengeksploitasi negara periferi
dalam hal bahan produksi mentah. Negara perifrei merupakan negara yang
berganutng modal pada negara inti. Negara semi prefirei berada di antara
kedua negara ini karena ia menerima efek dari hubungan negara inti dan
negara periferi. Dan negara eksternal merupakan negara yang berada
diluar sistem dunia.

B. Kemiskinan
Secara etimologis, kata kemiskinan berasal dari kata miskin yang artinya tidak
berharta benda dan serba kekurangan. Sedangkan Departemen Sosial dan BPS
mendefinisikan kemisikanan dari sebagai ketidakmampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk layak hidup. (BPS dan Depsos,
2002).


Dalam jurnal Peran serta warga negara miskin dalam program kegiatan
penanggulanagn kemiskinan di Kota Semarang 2010 disebutkan bahwa
kemiskinan terbagi 2, yaitu kemiskinan absolut dan relatif. Kemiskinan
absolut berkaitan dengan sumber-sumber materi yang tidak memungkinan
berlanjutnya kehidupan. Sedangkan kemisikinan relatif adalah perhitungan
kemiskinan yang didasarkan pada proporsi distribusi pendapatan dalam suatu
negara.

Menurut Michael Sherraden (dalam Arif, 2009) disebutkan bahwa ada dua
teori besar dalam konsep kemisikinan, yaitu :
a. Teori behavioral
Dalam teori behavioral yang menekankan pada tingkah laku menyebutkan
bahwa kemiskinan disebabkan oleh tingkah laku individu. Teori yang

berdasar pada teori ekonomi klasik ini juga mnegatakan bahwa
kemisikinan terjadi karena pilihan individu. Kemiskinan ini terjadi karena
ketidak mampuan individu dalam menyikapi perubahan perubahan ossial
yang terjadi di masyarakat.
b. Teori struktural

Berbeda dengan teori behavioral yang mengatakan bahwa kemiskinan itu
berasal dari tingkah laku individu, teori struktural beranggapan bahwa
kemiskinan disebabkan oleh hambatan-hambat struktural yang sistematik
telah

menciptakan

ketidaksamaan

dalam

kesempatan

dan

berkelanjutannya penindasan terhadap kelompok miskin oleh kelompok
kapitalis.

Kemiskinan yang terjadi di indonesia seringkali dihubungkan dengan banyak
hal, diantaranya dikaitkan dengan pilihan, perilaku, tingkat pendidikan,

budaya dan struktur sosial. Tetapi pada kenyataannya memang seperti itulah
kemiskinan bekerja. Kemiskinan yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh
rendahnya pendapatan masyarakat yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
sehingga individu tersebut juga tidak dapat menyekolahkan keluarganya agar
bisa keluar dari garis kemiskinan. Selanjutnya kemiskinan sangat berkaitan
dengan perilaku masyarakat karena tingkah laku dan motivasi masyarakat
yang tidak ingin merubah nasibnya akan membuat individu tersebut berada
dalam garis kemisikinan. Tetapi tidak dapat dibiarkan begitu saja bahwasanya
kemisikinan juga sangat dipengaruhi oleh struktur sosial, contohnya saja
tingginya akan kesenjangan ekonomi, kebijakan pemerintah yang tidak pro
rakyat.

C. Kemiskinan dan teori pembangunan
Dalam penjelasan tiga teori pembangunan dan dua teori yang menjelaskan
penyebab kemiskinan diatas dapat dilihat bahwasanya teori pembangunan
sangat berkaitan dengan teori kemiskinnan. Pada teori kemiskinan dijelaskan

bahwa kemiskinan disebabkan oleh dua hal dominan, yaitu perilku dan
struktur sosial.


Jika melihat kemiskinan disebabkan oleh perilaku, maka teori modernisasi
adalah teori yang memiliki hubungan paling erat karena dasar asumsi yang
sama. Teori modernisasi yang beranggapan bahwa kemiskinan disebabkan
oleh ketidakmampuan negara dunia ketiga beradaptasi dengan modernisasi
yang disebabkan oleh halangan budaya juga sejalan dengan teori perilaku
yang menagatakan kemiskinan itu sebagai persoalan tingkah laku.

Benar sekali bahwa kemiskinan juga disebabkan oleh perilaku manusia tapi
tidak benar jika budaya juga ikut dikambing hitamkan. Budaya sebagai
sebuah kekayaan di suatu negara tidak seharusnya dikatakan sebagai
penghalang pembangunan. Yang seharusnya dikembangkan adalah bagaimana
budaya dapat mendorong tumbuhnya pembangunan.

Selanjutnya teori struktural yang menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan
efek dari struktur sosial seperti kesenjangan ekonomi antara kalangan atas
dengan bawah, efek kebijakan dan lainnya dapat dikaitkan dengan teori sistem
dunia dan dependensi.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Syawie yang berjudul kemisikinan
dan kesenjangan dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang salah yang diambil

oleh pemerintah akan mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat.
Pembangunan ekonomi di Indoensia seolah-olah hanya mengarah pada
modernisasi tetapi melupakan kondisi negara yang memiliki lahan pertanian
yang sangat besar.

Dalam toeri sistem dunia kita mengenal adanya negara periferi dan semiperiferi. Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya dengan ketersediaan

SDA dimanfaatkan oleh negara inti sebagai negara yang menyediakan bahan
mentah untuk meningkatkan perekonomian negara inti, baik itu dengan
adanya pembagian hasil atau untung. Tetapi bagi Indonesia yang menjadi
negara periferi bagi negara maju akan menimbulkan ketergantungan yang
tinggi karena SDA yang ada di eksploitasi lalu dibagi keuntungannya dan juga
langsung diolah. Keuntungan-keuntungan yang dijadikan sebagai penerimaan
negara tersebut menjadikan Indonesia tergantung pada negara inti.

Maka dapat disimpulkan bahwa kemiskinan di Indonesia terjadi karena faktor
internal dan eksternal. Faktor internalnya disebabkan oleh perilaku dan
motivasi rendah dari masyarakat Indonesia yang memasrahkan hidup pada
orang lain, malas, gampang putus asa, dan tidak disiplin. Perilaku perilaku
seperti ini bertolak belakang sekali dengan perilaku kaum modern. Sedangkan
faktor eksternalnya disebabkan oleh sistem perekonomian kapitalis yang
menjadikan Indoenesia sebagai negara perifrei sedangkan disatu sisi Indonesia
tidak memiliki kekuatan untuk berdikari.

Saya menilai pembahasan tentang kemiskinan di Indonesia tidak dapat
dikotak-kotakkan antara satu teori dengan teori lainnya. Karena saya
berpendapat bahwa pembahasan kemiskinan merupakan permasalahan yang
kompleks sehingga butuh berbagai macam teori utnuk menjelaskan persoalan
kemiskinan yang dihadapi oleh Indonesia.

D. Pembangunan Ekonomi di Indoensia
Kemiskinan yang terjadi di Indonesia harus bisa diselesaikan segera agar
Indonesia bisa keluar dari lingkaran negara periferi dan juga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dilihat dari tiga teori pembangunan diatas yang
harusnya dilakukan oleh Indonsia jika ingin keluar dari garis kemiskinan
adalah memilih pemimpin yang akan bekerja membebaskan Indonesia dari
label negara periferi. Dengan adanya pemimpin maka ia akan menegakkan

aturan-aturan yang telah ditetapkan di Indoensia. Permasalahan lain mengapa
kondisi indonesia tidak berubah adalah karena lemahnya supremasi hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Arif (terj.) Frank, Andre Gunder. (1984). Sosiologi Pembangunan Dan
Keterbelakangan Sosiologi, Jakarta: Pustaka Pulsar.

Rejekiningsih, Tri Wahyu. 2011. Peran serta warna miskin dalam program kegiatan
penganggulangan kemiskinan di Kota Semarang tahun 2010. Jurnal Dinamika
Ekonomi Pembangunan. Vol 1 Nomor 1. Universitas Diponegoro
Sherraden, Michael. 2006. Asset untuk orang miskin. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Syawie, Muhammad. 2011. Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial. Jurnal Informasi
vol 16 no 03. Kementrian Sosial Republik Indonesia

Sumber website :
http://www.worldbank.org/in/news/feature/2014/12/08/indonesia-economicquarterly-december-2014