Makalah Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Etika dan Tanggung Jawab Sosial

1.

Pengertian Etika
Etika adalah aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur
perilaku seseorang atau kelompok mengenai apa yang benar dan yang salah. Etika
menyusun standar mengenai apa yang baik atau buruk dalam melaksanakan dan
membuat keputusan. Etika berhubungan dengan nilai-nilai internal yang merupakan
bagian dari budaya perusahaan dan membentuk keputusan yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial sehubung dengan lingkungan eksternal. Suatu masalah etika
ada dalam situasi ketika tindakan seseorang atau organisasi dapat merugikan atau
menguntungkan orang lain.
Banyak perusahaan dan individu mendapat kesulitan karena memiliki pandangan
sederhana bahwa pilihan yang mereka miliki hanya diatur oleh undang-undang atau
pilihan bebas. Suatu pilihan yang lebih baik adalah dengan mengenali bidang etika
dan menerima nila-nilai moral sebagai kekuatan yang besar yang dapat mengatur
perilaku baik di dalam maupun di luar perusahaan. Karena prinsip-prinsip etika dan
tanggung jawab sosial makin dikenal luas, perusahaan dapat menggunakan kode etik
dan budaya perusahaan mereka untuk mengatur perilaku, dengan demikian dapat
menghapuskan kebutuhan akan undang-undang tambahan dan menghindari masalahmasalah pilihan yang tak terkekang.

Karena standar etika tidak diatur, ketidaksepakatan dan dilema mengenai perilaku
yang layak sering timbul. Suatu dilema etika timbul dalam situasi ketika setiap
alternatif pilihan atau perilaku dipandang tak layak karena berpotensi menimbulkan
konsekuensi etis yang negatif, sehingga antara salah dan benar sulit dibedakan. Benar
atau salah tak dapat diidentifikasi dengan jelas. Dilema etika ataupun berbagai
masalah etika dapat dipecahkan dengan membuat keputusan yang etis.

1

2. Penyimpangan Tempat Kerja
Penyimpangan tempat kerja adalah perilaku tidak etis yang melanggar normanorma organisasi mengenai benar dan salah. Jenis-jenis penyimpangan di tempat kerja
antara lain:
1) Penyimpangan produksi adalah perilaku tidak etis yang merusak mutu dan jumlah
hasil produksi. Contohnya: pulang lebih awal, beristirahat lebih lama, sengaja
bekerja lamban, dan mebuang sumber daya.
2) Penyimpangan hak milik adalah perilaku tidak etis terhadap harta milik
organisasi. Contohnya: menyabit peralatan, menerima pengembalian, menipu
jumlah jam kerja, mencuri dari perusahaan A.
3) Penyimpangan politik adalah perilaku tidak etis yang menggunakan pengaruh
seseorang untuk merugikan orang lain di perusahaan. Contoh: menunjukkan pilih

kasih, menyebarkan kabar angin, menuduh rekan kerja, bersaing tanpa manfaat.
4) Penyerangan pribadi adalah sikap bermusuhan atau memyerang orang lain.
Contoh: pelecehan seksual, perkataan kasar, mencuri dari rekan kerja, dan
membahayakan rekan kerja.

3.

Kriteria Untuk Pembuatan Keputusan yang Etis
Hampir semua dilema etika melibatkan suatu konflik antara kebutuhan sebagian
dan keseluruhan individu versus organisasi atau organisasi versus masyarakat sebagai
suatu keseluruhan. Para manajer yang menghadapi jenis pilihan etis yang sulit sering
memanfaatkan suatu pendekatan normatif yang berdasarkan norma dan nilai-nilai
untuk membimbing perbuatan keputusan mereka. Etika normatif menggunakan
beberapa pendekatan untuk menggambarkan nilai-nilai acuan dalam pembuatan
keputusan yang etis. Empat di antaranya yang relevan bagi para manajer adalah
pendekatan manfaat, pendekatan individualisme, pendekatan hak-hak moral, dan
pendekatan keadilan.

a.


Pendekatan manfaat. Dengan pendekatan ini, seorang pengambil keputusan
diharapkan untuk mempertimbangkan akibat dari setiap alternatif keputusan yang
2

akan diambil terhadap semua pihak, dan memilih salah satu yang memberikan
kepuasan optimal bagi mayoritas orang. Karena penghitungan sesungguhnya dapat
menjadi sangat rumit, usaha penyederhanaan dianggap layak.
b.

Pendekatan individualisme menyatakan bahwa suatu tindakan adalah bermoral
jika tindakan tersebut mendukung kepentingan jangka panjang individu yang
akhirnya mengarah pada kebaikan yang lebih besar. Para individu menghitung
manfaat jangka panjang terbaik yang mereka peroleh sebagai ukuran dan
keberhasilan sebuah keputusan. Dalam teori ini, di mana setiap orang mengejar
tujuan pribadi, kebaikan yang lebih besar pasti akan timbul karena orang-orang
belajar saling mengakomodasi kepentingan jangka panjang masing-masing.

c.

Pendekatan hak-hak moral menegaskan bahwa manusia mempunyai hak-hak

asasi dan kemerdekaan yang tak dapat diambil oleh keputusan seorang individu.
Maka sebuah keputusan yang benar secara etika adalah keputusan-keputusan yang
tidak melanggar hak asasi dari mereka yang dipengaruhi oleh keputusan-keputusan
tersebut.

d.

Pendekatan keadilan menyatakan bahwa keputusan-keputusan moral harus
didasarkan kepada standar, keadilan, kewajaran, dan tidak memihak. Pendekatan
keadilan mengasumsikan bahwa keadilan diterapkan melalui perturan-peraturan.
Teori ini tidak membutuhkan hitungan seperti pada pendekatan manfaat, juga tidak
membenarkan kepentingan pribadi seperti pendekatan individualisme.

3

4.

Langkah Praktis Untuk Pengembalian Keputusan Yang Etis
Perusahaan dapat meningkatkan kemungkinan memperoleh karyawan yang
lebih beretika dengan menyelenggarakan tes kejujuran terbuka dan tes kejujuran

berdasarakan kepribadian kepada semua pelamar kerja. Tes kejujuran terbuka atau
langsung adalah tes tertulis yang memperkirakan kejujuran karyawan dengan cara
bertanya langsung kepada pelamar kerja apa pendapat atau perasaan mereka tentang
pencurian atau tentang hukuman terhadap perilaku yang tidak etis. Tes kejujuran
berdasarkan kepribadian adalah tes tertulis yang secara tidak langsung menilai
kejujuran karyawan dengan cara mengukur sifat kejiwaannya seperti ketergantungan
dan ketelitian.
Banyak perusahaan besar sekarang telah mempunyai kode etik perusahaan. Akan
tetapi, kode-kode yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan beretika tersbeut,
harus diberitahukan ke dalam maupun ke luar organisasi. Dalam hal menyediakan
peraturan umum, kode etik juga harus menyiapkan petunjuk khusus dan praktis.
Pelatihan etika bertujuan untuk membuat karyawan sadar akan masalah etika,
menjadikan etika sebagai faktor serius, dipercaya dalam keputusan organisasi, dan
melatih karyawan akan suatu model praktis dari pengambilan keputusan yang etis.
Faktor terpenting dalam mencipkatan iklim etika bisnis adalah contoh pribadi yang
ditunjukkan oleh manajer perusahaan, keterlibatan manajemen dalam program etika
perusahaan, sistem pelaporan yang mendorong pengaduan untuk melaporkan
kemungkinan pelanggaran etika, dan hukuman yang adil tetapi konsisten terhadap
para pelanggar.


5.

Pengaruh Pada Pengambilan Keputusan Yang Etis
Ketika para manajer dituduh berbohong, menipu, atau mencuri, kesalahan itu
biasanya ditujukan pada individu atau situasi perusahaan. Sebagian besar orang
percaya bahwa individu membuat pilihan yang etis karena memiliki integritas
individu, yang memang benar, tapi itu belum seluruhnya. Praktik bisnis yang etis atau
tidak biasanya mencerminkan nilai-nilai sikap, keyakinan, dan pola perilaku dari
budaya organisasi.

4

Ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan yang etis, yaitu: intensitas etika
dari keputusan, perkembangan moral dari manajer, dan prinsip-prinsip etika yang
digunakan untuk memecahkan persoalan.
5.1. Intensitas Etika dari Keputusan
Intensitas etika adalah kuat jika keputusan menghasilkan akibat yang
luas, pasti, pengaruh seketika, dam jika kita dekat secara fisik dan kejiwaan
dengan mereka yang terkena dampak dari keputusan tersebut. Intensitas
etika tergantung kepada enam faktor, yaitu:

1)

Besarnya akibat adalah jumlah kerugian atau keuntungan yang

2)

dihasilkan dari suatu keputusan etika.
Kesepakatan sosial adalah kesepakatan apakah perilaku yang baik dan

3)

benar.
Kemungkinan akibat adalah kesepakatan di mana sesuatu akan terjadi

4)

dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain.
Kesiapan sementara adalah waktu di antara tidakan dengan akibat

5)


yang ditimbukannya.
Kedekatan akibat adalah jarak sosial, kejiawaan, budaya, atau fisik
abatara pengambil keputusan dengan orang yang terkena dampak dari

6)

keputusannya.
Konsentrasi akibat adalah total kerugian atau manfaat yang dihasilkan
oleh suatu tindakan terhadap rata-rata orang.

5.2. Pengembangan Moral
a.

Manajer
Perliaku pribadi adalah salah satu hal penting dalam tahap
pengembangan moral. Ada tiga tingkat dalam tahap pengembangan
moral, yaitu prakonvensional, konvensional dan pascakonvensional.

Pada tingkat prakonvensional, individu-individu memperhatikan

imbalan dan hukuman eksternal serta mematuhi otoritas untuk
5

menghindari konsekuensi pribadi yang dapat mengganggu. Dalam
konteks sebuah organisasi, tingkat ini dapat dikaitkan dengan para
manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan otokratis atau
paksaan, dimana para karyawan diorientasikan untuk penyelesaian
tugas sebaik-baiknya.
Ditingkat konvensional orang-orang belajar menyesuaikan
harapan-harapan akan perilaku yang baik seperti yang didefinisikan
oleh rekan kerja, keluarga, teman dan masyarakat. Kolaborasi
kelompok kerja dalah cara yang disukai untuk mencapai organisasi dan
para manajer yang menggunakan sebuah gaya kepemimpinan yang
mendorong hubungan interpersonal dan kerjasama.
Pada tingkat pascakonvensional, atau prinsip, individu-individu
dibimbing oleh suatu rangkaian nilai dan standar internal dan bahkan
tidak akan mematuhi peraturan atau perundang-undangan yang
melanggar prinsip-prinsip ini. Nilai-nilai internal menjadi lebih penting
daripada perkiraan nilai lainnya yang menonjol.
b. Organisasi

Nilai-nilai yang diterapkan dalam organisasi adalah penting,
terutama saat kita memahami bahwa hampir semua orang berada
ditingkat kedua dari pengembangan moral, yang artinya mereka
percaya bahwa tugas mereka adalah memenuhi kewajiban dan harapan
orang lain.
Riset telah menunjukan bahwa nilai-nilai sebuah organisasi
sangat mempengaruhi perilaku karyawan dan pembuat keputusan.
Secara khusus, budaya perusahaan berfungsi untuk memberi tahu
karyawan keyakinan mengenai dan perilaku yang didukung oleh
perusahaan dan yang tak akan ditolerir. Budaya dapat diuji untuk
melihat jenis tanda-tanda etika yang diberikan kepada karyawan.
Selain budaya, aspek organisasi lainnya seperti peraturan dan
kebijakan

eksplisit,

sistem imbalan,

sejauh mana


perusahaan

memperhatikan orang-orangnya, sistem seleksi, tekanan pada standar
6

legal dan profesional, serta kepemimpinan dan proses keputusan, juga
dapat memiliki pengaruh pada nilai-nilai etika dan pembuatan
keputusan oleh manajer.

5.3. Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan yang Etis
Prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang etis, menurut Pofesor
Larue Hosmer, sejumlah prinsip etika yang berbeda dapat digunakan untuk
mengambil keputusan bisnis, antara lain: kepentingan prinadi jangka
panjang, kebijaksaan pribadi, perintah agama, peraturan pemerintah,
manfaat bersama, hak perorangan, pemerataan keadilan.
1)

Prinsip kepentingan pribadi jangka panjang adalah prinsip etika
dimana manajer tidak perlu melakukan tindakan apapaun yang bukan
menyangkut kepentingan jangka panjang prindai atau organisasi

2)

manajer.
Prinsip kebiasaan pribadi adalah prinsip etika yang berkeyakinan
bahwa anda tidak boleh melakukan apapun yang tidak jujur, tidak
terbuka, tidak tulus dan tidak suka dilaporkan di surat kabar maupun

3)

televisi.
Prinsip perintah agama adalah prinsip etika yang berkeyakinan bahwa
manajer janganlah melakukan tindakan yang tidak baik dan tidak
menciptakan sikap bermasyarakat, sikap di mana setiap orang bekerja

4)

bersama mencapai tujuan yang diterima masyarakat.
Prinsip peraturan pemerintah adalah prinsip etika yang menghendaki
agar manajer tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum,

5)

karena hukum mewakili standar moral minimal.
Prinsip manfaat bersama adalah prinsip etika yang menyatakan bahwa
manajer tidak boleh melakukan perbuatan yang tidak menghasilkan
kebaikan lebih besar kepada masyarakat. Sebaliknya lakukanlah apa

6)

yang mencipatakan kebaikan terbesar kepada jumlah masyarakat.
Prinsip hak perorangan dalah prinsip etika yang meyakinkan bahwa
manajer tidak boleh melakukan perbuatan yang melanggar hak orang

7)

lain yang telah disepakati.
Prinsip pemerataan keadilan adalah prinsip etika yang menyatakan
bahwa manajer seharusnya tidak melakukan perbuatan yang
7

merugikan bagi kelompok terkecil di antara kita: yang miskin, tidak
berpendidikan dan pengangguran.

6.

Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Definisi formal dari tanggung jawab sosial adalah kewajiban manajemen untuk
membuat pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkan
kesejahterahan masyarakat.
Walaupun definisinya cukup jelas, tanggung jawab sosial dapat menjadi sebuah
konsep yang sulit untuk dicerna, karena setiap orang mempunyai keyakinan yang
berbeda mengenai tindakan apa yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yang
membuat masalah semakin buruk, tanggung jawab meliputi serangkaian masalah,
banyak di antaranya membingungkan, sehubungan dengan benar atau salah.

7.

Kriteria Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial dapat dibagi ke dalam beberapa kriteria, yaitu tanggung
jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan tanggung jawab
diskresioner.
a.

Tanggung Jawab Ekonomi
Kriteria pertama dalam tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab
ekonomi. Institusi bisnis, diatas segalanya, adalah unit ekonomi dasar. Tanggung
jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dan
memaksimalkan laba bagi pemiliknya serta pemegang saham. Tanggung jawab

ekonomi, sampai batas ekstrim, disebut pandangan memaksimalkan laba.
b. Tanggung jawab legal
Tanggung jawab legal mendefinisikan apa yang dianggap penting oleh
masyarakat sehubung dengan perilaku perusahaan yang layak. Bisnis diharapkan
untuk memenuhi tujuan ekonomi mereka dengan kerangka kerja yang legal.
Persyaratan legal ditentukan oleh dewan-dewan kota setempat, pembuat undangundang negara bagian, dan agen peraturan federal.

8

c.

Tanggung jawab etika
Tanggung jawab etika meliputi perilaku yang tidak perlu disusun dalam
undang-undang dan boleh tidak melayani kepentingan ekonomi langsung
perusahaan. Para pembuat keputusan organisasi harus bertindak atas dasar
kesetaraan, keadilan, dan tidak memihak, menghormati hak-hak individu, dan
memberikan perlakuan yang berbeda hanya jika relevan dengan tujuan dan tugas
organisasi. Perilaku yang tidak etis timbul ketika keputusan memungkinkan
individu atau perusahaan

mendapat keuntungan dengan

mengorbankan

masyarakat.
d. Tanggung jawab diskresioner
Tanggung jawab diskresioner adalah murni suka rela dan dituntun oleh
keinginan sebuah perusahaan untuk memberi kontribusi sosial yang tidak
diperintahkan oleh ekonomi, undang-undang, atau etika. Aktivitasnya meliputi
kontribsi amal yang murah hati yang tidak mendapat balasan bagi perusahaan dan
memang tidak diharapkan. Tanggung jawab diskresioner adalah kriteria tertinggi
dari tanggung jawab sosial, karena berada di atas harapan sosial untuk memberi
kontribusi bagi kesejahteraan komunitas.

8.

Peran Kepada Siapa Organisasi Bertanggung Jawab
Tanggung jawab sosial adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan
kebijakan, mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan yang memberikan
manfaat kepada masyarakat. Kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial,
menurut model pemegang saham atau shareholder, satu-satunya tanggung jawab sosial
yang dimiliki oleh organisasi adalah memaksimalkan keuntungan perusahaan. Menurut
model pihak yang berkepentingan atau stakeholder perusahaan, bukan hanya pemegang
saham. Namun kepentingan stakeholder primer, tempat organisasi bergantung untuk
mempertahankan keberadaannya, harus lebih di dahulukan dari pada stakeholder
sekunder. Stakeholder primer adalah suatu kelompok di mana organisasi bergantung
untuk kelangsungan hidup jangka panjang. Sedangkan stakeholder sekunder adalah
9

suatu kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan dan dapat
mempengaruhi pandangan umum tentang perilaku tanggung sosial.

9.

Tindakan Perusahaan Terhadap Tuntutan Sosial
Para ilmuwan manajemen telah mengembangkan sebuah skala tindakan
tanggapan yang digunakan perusahaan ketika mereka menghadapi sebuah masalah
sosial. Tindakan-tindakan ini adalah obstruktif, defensif, akomodatif, dan proaktif.
a.

Obstruktif
Perusahaan yang menerapkan respon obstruktif menolak semua tanggung
jawab, menolak keabsahan dari bukti-bukti pelanggaran, dan memunculkan
upaya-upaya untuk merintangi penyelidikan. Tindakan obstruktif ini merupakan
tindakan dengan tingkatan yang paling rendah.

b. Defensif
Respon defensif artinya bahwa perusahaan mengakui beberapa kesalahan
yang berkaitan dengan ketelanjuran atau kelalaian. Perusahaan memangkas
kerugiannya dengan mempertahankan dirinya, tapi tidak obstruktif. Para manajer
defensif pada umumnya percaya bahwa “hal ini terjadi, tapi bukan kesalahan
siapapun”.

c.

Akomodatif
Respon akomodatif artinya perusahaan menerima tanggung jawab sosial
atas tindakannya, meskipun mungkin hal itu dilakukan karena tekanan eksternal.
Perusahaan yang menerapkan tindakan ini mencoba untuk memenuhui tanggung
jawab ekonomi, legal dan etika. Jika kekuatan-kekuatan di luar menerapkan
tekanan, para manajer setuju untuk membatasi aktivitas-aktivitas yang dapat
dipertanyakan secara etika. Perusahaan sering menyewa seorang konsultan etika
untuk membantu mereka membersihkan tindakan mereka dan memperbaiki citra
publik mereka.

d. Proaktif
Respon proaktif artinya bahwa perusahaan memimpin penyelesaian
masalah-masalah sosial. Mereka mempelajari apa yang menjadi kepentingan

10

masyarakat dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan tanpa bujukan atau
tekanan dari para pihak yang berkepentingan.
Keobstruktifan cenderung muncul di perusahaan-perusahaan yang tindakannya
hanya berdasarkan pertimbangan ekonomis. Organisasi-organisasi defensif bersedia
bekerja dalam undang-undang tertulis. Organisasi-organsasi akomodatif menjawab
tekanan etika. Organisasi-organisasi proaktif menggunakan tanggung jawab
diskresioner untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas.

10. Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Para manajer harus mengambil langkah-langkah aktif untuk memastikan
bahwa perusahan berdiri dengan dasar etika. Metode menejemen untuk membantu
organisasi supaya lebih bertanggung jawab meliputi kepemimpinan dengan contoh,
kode etik, struktur etika dan mendukung orang yang mengungkapkan penyimpangan.

a. Kepemimpinan Dengan Contoh
Dalam sebuah studi kebijakan dan praktik etika di perusahaan-perusahaan
yang sukses dan etis seperti Boeing, Xerox, tidak ada yang lebih jelas daripada
peranan penting para manajer puncak. Para pemimpin menyusun etika organisasi
melalui tindakan mereka sendiri. Para pemimpin membuat komitmen pada nilainilai etika dan membantu orang lain di seluruh organisasi untuk mewujudkan dan
mencerminkan nilai-nilai itu.

b. Kode etik
Kode etik adalah suatu pernyataan resmi yang memuat nilai-nilai
perusahaan mengenai etika dan isu-isu sosial; serta mengkomunikasikan prinsipprinsip perusahaan kepada karyawan. Kode etik cenderung muncul dalam dua
jenis: pernyataan yang berdasarkan prinsip dan pernyataan yang berdasarkan
kebijakan. Pernyataan yang berdasarkan prinsip dirancang untuk mempengarauhi
budaya perusahaan; mereka mendefinisikan nilai-nilai fundamental dan
11

mengandung bahasa yang umum mengenai tanggung jawab perusahaan, kualitas
produk dan perilaku terhadap karyawan. Pernyataan yang berdasarkan kebijakan
umumnya memberi garis besar prosedur yang akan digunakan dalam situasi etika
tertentu. Situasi-situasi ini dapat mencakup praktik pemasaran, konflik
kepentingan, pengamatan undang-undang, informasi hak milik, pemberian
politik, dan kesempatan yang sama.

c. Stuktur etika
Struktur etika mengambarkan sistem, posisi dan program yang beragam
yang dapat diambil sebuah perusahaan untuk mengimplementasikan perilaku
yang etis. Komite etika adalah sebuah kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk
mengawasi etika perusahaan. Komite itu memberikan keputusan atas masalah
etika yang dipertanyakan. Ombudsman etika adalah seseorang petugas yang
diberikan tanggung jawab untuk menyelidiki keluhan-keluhan pelangaran etika
dan juga member tahu manjemen puncak mengenai potensi-potensi pelangaran
etika.
d. Pengungkapan penyimpangan
Penyikapan oleh seorang karyawan mengenai praktik ilegal, tak bermoral,
atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut pengungkapan
penyimpangan. Sampai derajat tertentu, usaha untuk membuat sebuah perusahaan
bertanggung jawab tergantung pada individu-individu yang bersedia untuk
mengungkapkan jika mereka mendeteksi adanya aktivitas yang ilegal, berbahaya,
atau tidak etis. Para pengungkap sering melaporkan tindakan tercela kepada orang
luar, seperti agen peraturan, senator, atau reporter suratkabar. Namun untuk
menjadi

pengawal

etika

yang

efektif,

perusahaan

harus

memandang

pengungkapan sebagai manfaat bagi perusahaan dan membuat usaha-usaha yang
berdedikasi untuk melindungi para pengungkap.

11. Etika dan Revolusi Manajemen

12

Banyak perusahaan terbaik sekarang menyadari bahwa suskes dapat diukur
dengan banyak cara, yang tidak semuanya muncul dalam laporan keuangan. Namun,
hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan dengan kinerja
keuangannya menjadi perhatian baik bagi para manajer maupun ilmuwan manajemen
dan telah menciptakan sebuah peradaban yang seru. Salah satu hal yang diperhatikan
oleh manajer adalah apakah menjadi warga negara yang baik akan membawa dampak
buruk bagi kinerja-bagaimanapun program etika membutuhkan uang. Sejumlah studi
telah dilakukan untuk menentukan apakah peningkatan etika dan respon sosial
meningkatkan atau menurunkan performa keuangan. Misalnya James Burke, membuat
daftar nama perusahaan yang dikenal akan standar etika yang tinggi. Dalam periode
1950-1990, Burke menemukan bahwa nilai pasar perusahaan yang ada di daftar
tersebut tumbuh sebesar 11.3% per tahun. Dengan demikian, dapat diketahui suatu
indikasi bahwa penggunaan sumberdaya bagi etika dan tanggung jawab sosial tidak
merugika perusahaan.
Perusahaan-perusahaan maju menyadari bahwa integritas dan kepercayaan adalah
elemen yang penting dalam menopang hubungan bisnis yang sukses dan
menguntungkan. Meskipun melakukan hal yang benar tidak selalu menguntungkan
dalam jangka pendek, hal itu mengembangkan suatu tingkat kepercayaan yang tak
dapat dibeli dengan uang dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
12. Etika dan Tanggung Jawab Sosial Masa Kini.
 PT Coca Cola Bottling Indonesia melalui Coca Cola Foundation melakukan
serangkaian aktivitas yang terfokus pada bidang-bidang: pendidikan,
lingkungan, bantuan infrastruktur masyarakat, kebudayaan, kepemudaan,
kesehatan, pengembangan UKM, juga pemberian bantuan bagi korban


bencana alam .
Astra Group, melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra menyebutkan bahwa
mereka telah melakukan program pemberdayaan UKM melalui peningkatan
kompetensi dan kapasitas produsen. Termasuk di dalam program ini adalah
pelatihan manajemen, studi banding, magang, dan bantuan teknis. Di luar itu,
grup Astra juga mendirikan Yayasan Toyota dan Astra yang memberikan
bantuan pendidikan. Yayasan ini kemudian mengembangkan beberapa
program seperti: pemberian beasiswa, dana riset, mensponsori kegiatan ilmiah
13

universitas, penerjemahan dan donasi buku-buku teknik, program magang dan


pelatihan kewirausahaan di bidang otomotif.
PT Bank Central Asia, Tbk berkolaborasi dengan PT Microsoft Indonesia
menyelenggarakan pelatihan IT bagi para guru SMP dan SMA negeri di
Tanggamus, Lampung. Pelatihan ini sebagai pelengkap dari pemberian
bantuan pendirian laboratorium komputer untuk beberapa SMP dan SMA di
Gading Rejo, Tanggamus yang merupakan bagian dari kegiatan dalam
program Bakti BCA.

Sukses tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat bergantung pada
kesepakatan pihak – pihak berkepentingan. Pihak – pihak yang berkepentingan yang
terlibat dalam proses produksi tindakannya disatu sisi dapat mendukung kinerja
perusahaan tapi disisi lain dapat menjadi pengganggu karena setiap pihak mempunyai
kriteria tanggung jawab yang berbeda yang disebabkan perbedaan kepentingan.

Daftar Pustaka
William, Chuck. 2001. Manajemen 1st edition. Jakarta: Salemba Empat.
Daft, Richard L. 2000. Manajemen Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Anonim. http://www.othe.org/ilmu-pengetahuan/ekonomi/2112/etika-dan-tanggung-jawabsosial-masa-kini/. (Diakses 7 Maret 2015)
Anonim. http://wiliiamlia.blogspot.com/2013/12/tanggung-jawab-sosial-dan-etikadalam.html?m=1. (Diakses 7 Maret 2015)
Anonim. http://tribiznetwork.com/m/blogpost?id=6620194%3ABlogPost%3A4481. (Diakses
9 Maret 2015)

14