Fakultas Teknik dan Desain Institut Tekn

TUGAS BAHAN GALIAN INDUSTRI “OBSIDIAN”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahan Galian Industri

Disusun oleh :
Nama :

Simon P. Aplugi

Nim

:

122.13.034

Prodi

:

Eksplorasi Tambang

Fakultas Teknik dan Desain

Institut Teknologi dan Sains Bandung
2017

A. Terbentuknya batu Obsidian
Obsidian merupakan jenis batuan beku
yang tebentuk dari mineral yang terperangkap
di dalam lava, lalu mengalir ke permukaan
bumi sehingga menjadi mendingin atau
membeku terlalu cepat tanpa mempunyai
waktu yang cukup untuk membentuk kristal.
Karena tak terjadi pengkristalan,
maka batu ini seperti kaca alami sehingga
dinamakan juga kaca vulkanik.
Jenis batuan beku ini termasuk dalam kelompok batuan rhyolite (batuan beku
yang bersifat asam) dan granit yang bertekstur aphanitic yaitu memiliki butiran halus dan
penampakan mineralnya sejajar satu dengan yang lainnya.
Obsidian dapat dituliskan formulanya SiO2nH2O dengan komposisi yang sangat
bervariasi dengan yaitu Silika ( 66-70% SiO2 ), Alumina antara 10-18%, dan Air 4-10%.

B. Ciri-ciri batu Obsidian

Pada umumnya, batu ini mempunyai tanda berupa retakan gelombang yang
cenderung di bagian permukaan batu, berwarna cerah dan mengkilap seperti kaca. Juga
bertekstur padat seperti gelas.
Warna

: Warna batu pada umumnya cerah dan bening seperti kaca. Variasi
warnanya pun ada yang berwarna hitam pekat, merah tua, hijau,
abu-abu, kuning, biru, ada juga lebih dari satu warna seperti hitam
kecokelatan atau kemerahan, ada juga yang bercampur dengan
ornamen lainnya (seperti berbuih atau bintik putih).

Kilap

: Kaca

Sistem Kristal : Amorf
Rekahan

: Konkoidal


Kekerasan

: 5-5,5 Mohs

Berat Jenis

: 2,6

Goresan

: Putih

Transparansi : Translusen
Indeks Bias

: 1,49

C. Keterdapatan
Kejadian Obsidian hamper sama dengan mineral perlit hanya saja tanpa dipengaruhi oleh
factor tekanan dan suasana basah. Terdapatnya obsidianpun hampir sama dengan perlit

yaitu berkaitan dengan gunung api Tersier dan Kuarter.
Di Indonesia keterdapatan obsidian ini masih terbatas walaupun sebenarnya sejarah
terjadinya selalu berhubungan dengan letusan gunung api.

D. Cara Penambangan
Penambangan batu obsidian dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan sederhana.
Karena obsidian merupakan tubuh batuan yang keras, pada tahap awal penambangan
untuk memperoleh blok-blok yang cukup besar dimulai proses peledakan.

E. Alat Tambang
Alat yang digunakan untuk penambangan yaitu:


Bahan peledak



Linggis




Palu



Alat angkut

F. Kegunaan
Batu obsidian memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai berikut:
1. Pada jaman prasejarah, manusia purba memanfaatkan obsidian untuk senjata/kapak
atau sebagai penimbul api.
2. Karena sifat batu obsidian yang kompak, beberapa jenis berwarna terang dan
transparan obsidian dapat dibentuk menjadi batu mulia.
3. Obsidian digunakan pula oleh orang-orang tertentu sebagai barang yang bersifat
“magic”.
4. Di beberapa negara telah dapat memanfaatkan obsidian sebagai batuan petunjuk
untuk dijadikan acuan umur.
G. Pemasaran
Pemasaran untuk batu obsidian sendiri masih hanya sebatas dijual untuk batu mulia,
dapat dijumpai pada tempat pengrajin batu dan juga dapat di pasarkan melalui internet.

Batu obsidian juga terkadang di ekspor ke luar negeri.

H. Biaya
Biaya yang di perlukan untuk penambangan batu obsidian tidak terlalu banyak karena
penambangan obsidian sendiri menggunakan alat yang sederhana.
Selain itu pengeluaran diakibatkan oleh alat angkut seperti truk.

I. Dampak Penambangan
Dampak yang terjadi saat penambangan yaitu:


Jalur lintasan penambangan yang harus melewati tanah dengan kepemilikan
pribadi (private property),



Bangunan jalan sebagai sarana transportasi menjadi rusak




Hasil pemasaran bahan tambang hanya sedikit yang sampai kepada masyarakat
lokal, sehingga kurang mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah sekitar lokasi
penambangan.



Sering terjadi konflik sosial antara pemerintah, organisasi-organisasi sosial yang
perduli lingkungan, masyarakat.

J. Lingkungan Penambangan
Lingkungan yang diakibatkan oleh penambangan antara lain:


Pencemaran atau kerusakan dari sistem ekologi pada ekosistem di sekitar areal
wilayah pertambangan.



mempengaruhi tingkat kualitas air




kebisingan dan debu



terganggunya keberadaan jenis tumbuhan maupun hewan yang ada

K. Peningkatan Mutu Obsidian
Obsidian dapat di tingkatkan mutunya yaitu digunakan sebagai bahan perlit
rekayasa/artificial ferlit.

Perlit artificial dapat direkayasa dengan bahan baku dari

obsidian (Sukandarrumidi, 1983). Dari penelitian dengan bahan baku obsidian dari
nagrek sesudah dipanakan dengann oven selama 90 menit pada temperature 10000 –
11000 C terjadi perubahan sebagai berikut


Semula warna hitam berubah menjadi putih keabuan




Volume berkembang menjadi 5 kali lipat



Berat jenis yang semula 3,35 berubah menjadi 0,6



Selama perubahan warna, keluar air dari massa batuan, dan batuan menjadi
berpori dan lengket antara fregmen yang satu dengan yang lain

Dengan demikian maka artificial perlit beratnya menjadi sangat kurang dengan
kekuatan yang tinggi. Oleh sebab itu perlit rekayasa dari obsidian, dapat digunakan untuk
bahan beton ringan ataupun dinding perendam dan isolasi panas.

L. Cadangan Obsidian


Lokasi

Cadangan

Keterangan

Jambi
G. Gantung

Sumberdaya belum Terdapat dalam satuan batuan lava
diketahui

andesit

S. Pungut
S. Tutung
Jawa Barat
Nagreg, Kabupaten Bandung

Hipotetik,


belum Berupa sisipan dan bongkah pada

diketahui

batuan trass, telah diusahakan oleh
penduduk setempat
Terdapat berselang seling dengan

Hipotetik, 54 juta m3
G. Kiamis, Kabupaten Garut

perlit di atas andesit

Sumberdaya belum
Ciasmara, Kabupaten Bogor

diketahui

Sulawesi Utara
Tataaran, Kabupaten Minahasa

Sumberdaya belum Terdapat
diketahui

dalam

batuan

gunung api

M. Peningkatan SDM
Strategi pengembangan SDM perlu dilakukan di era globalisasi seperti sekarang
ini. Pengembangan SDM merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk manusia
yang berkualitas dengan memiliki keterampilan, kemampuan kerja dan loyalitas kerja
kepada suatu perusahaan ataupun organisasi.

tufa

Strategi pengembangan SDM pada dasarnya tidak hanya melalui pendidikan dan
pengembangan keterampilan, namun ada banyak cara untuk mengembangkannya, antara
lain:
1.

Memberi kesempatan kepada karyawan untuk menyalurkan ide dan gagasan.
Perusahaan yang berkembang adalah perusahaan yang mau menerima ide dan
gagasan dari para karyawannya. Dalam suatu perusahaan, karyawan juga
berkontribusi dalam mengembangkan perusahaan atau sebagai roda penggerak
suatu perusahaan.
Karyawan juga butuh dihargai dengan menyediakan tempat untuk mencurahkan
semua ide dan gagasan yang mereka punya. Tidak dipungkiri bahwa karyawan
juga memiliki ide dan gagasan yang lebih fresh dan lebih potensial. Dengan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyalurkan ide mereka, berarti
membiarkan karyawan tersebut berkembang dan mengembangkan potensi yang
mereka miliki.
Hilangkan sikap otoriter yang tidak ingin mendengarkan ide, gagasan ataupun
saran dari karyawannya karena hal tersebut hanya akan membuat karyawan
menjadi tidak berkembang dan kurang produktif serta membentuk karyawan
sebagai sebuah mesin untuk bekerja.

2.

Memberi penghargaan.
Memberi penghargaan kepada karyawan merupakan salah satu strategi
pengembangan SDM, mengapa?
Karena pemberian penghargaan merupakan satu bentuk apresiasi yang diberikan
oleh perusahaan kepada karyawannya. Dengan adanya pemberian penghargaan
kepada karyawan berprestasi, hal tersebut akan membuat karyawan lainnya
termotivasi untuk dapat menjadi lebih baik. Hal tersebut akan memberi kontribusi
besar terhadap perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya.

3.

Mengadakan pelatihan.
Pelatihan dilakukan bukan semata-mata untuk pribadi karyawannya saja, namun
juga perusahaannya. Perusahaan tidak akan berkembang tanpa karyawan yang
memiliki keterampilan dan minat kerja yang tinggi. Dengan adanya pelatihan,
diharapkan mampu menggali potensi para karyawan dan mengembangkan
keterampilan yang mereka miliki.

N. Perizinan
Perizinan batu obsidian terdapat pada:
1. UU NO. 4 TAHUN 2009, Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Pertambangan Mineral sebagaimana dimaksud dapat digolongkan atas:


Pertambangan Mineral Radioaktif



Pertambangan Mineral Logam



Pertambangan Mineral Bukan Logam



Pertambangan Batuan

2. PP 23 TAHUN 2010, tentang Pelaksanan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara.
Usaha pertambangan mineral dan batubara dilaksanakan berdasarkan Izin
Usaha Pertambangan (IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR), dan Izin Usaha

Pertambangan Khusus (IUPK) yang diberikan dalam WIUP untuk IUP, WPR
untuk IPR, dan WIUPK untuk IUPK.
Izin Pertambangan Rakyat (IPR) diberikan oleh Bupati/Walikota
berdasarkan permohonan yang diajukan oleh penduduk stempat, baik orang
perseorangan maupun kelompok masyarakat dan atau koperasi. Dalam WPR
dapat diberikan 1(satu) atau beberapa IPR.
Usaha pertambangan mineral logam dan batubara diperoleh dengan cara
lelang, sedangkan usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan diperoleh
dengan cara mengajukan permohonan wilayah.

O. SNI
Nomor SNI :
Judul

SNI 13-6339.6-2000
: Istilah komoditas mineral dan batubara - Bagian F: Batu mulia

Nomor SNI :
Judul

SNI 03-3449-2002
: Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat
ringan

Nomor SNI :
Judul

SNI 3421:2011
: Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

DAFTAR PUSTAKA

Tushadi Madiadipoera, dkk, 1990. Bahan Galian Industri Di Indonesia, Direktorat
Sumber Daya Mineral, Direktorat Jendral Geologi dan Sumber Daya Mineral,
Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.

Prof. Partanto Prodjosoemarto, dkk. 2001. Ensiklopedia Pertambangan Edisi 4, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.

http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/cari_simple Diakses pada tanggal 18 Maret
2017, pukul 10:00

http://pustakatambang.blogspot.co.id/2012/03/obsidian.html
Maret 2017, pukul 10:15

Diakses pada tanggal 19