Critical Review Kesempatan Kerja dan Per

Tugas Individu I
Critical Review : Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Medan

Oleh :
Amelia Puspasari (3612100019)

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014

1

Kata Pengantar

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat,
kemudahan, kelancaran dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Critical Review : Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Medan” dapat terselesaikan.


Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya dalam penyelesaian mata kuliah Ekonomi Kota. Makalah ini juga
berisi tentang kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi kota Medan.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan
ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan penulis.
Kritik dan saran sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai acuan tugas-tugas selanjutnya.

Dalam penyelesaian penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan semua
pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, sarana dan prasarana selama
penulisan makalah ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, penulis
ingin mengucapkan terima kasih dan semoga atas bantuan yang telah diberikan selama
penulisan dan penyusunan makalah ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Maret 2014

Penulis


1

Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
Daftar Gambar.......................................................................................................................................ii
Daftar Tabel............................................................................................................................................ii
Daftar Diagram.......................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................................................1
1.1

Latar Belakang........................................................................................................................1

1.2

Tujuan....................................................................................................................................2

1.3


Sistematika Penulisan............................................................................................................2

Bab II Tinjauan Pustaka.........................................................................................................................3
Bab III Pembahasan..............................................................................................................................4
Bab IV Kesimpulan................................................................................................................................4
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................5

Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Diagram

2

Bab I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Kota merupakan pusat kegiatan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan


setiap tahunnya. Kota merupakan tujuan bagi para pendatang untuk mengadu nasib
peruntungan terutama di kota-kota besar. Masalah yang biasanya menimpa kota-kota besar
adalah masalah ketenagakerjaan. Faktor demografis mempengaruhi jumlah dan komposisi
angkatan kerja. Masalah ketenagakerjaan yang biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya masih sulitnya arus masuk modal asing, perilaku proteksionis sejumlah
negara-negara maju dalam menerima ekspor negara-negara berkembang, iklim investasi,
pasar global, berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi
perkembangan usaha, tekanan kenaikan upah di tengah usaha yang masih lesu. Masalah
lain adalah pelaksanaan otonomi daerah yang seringkali tidak mendukung penciptaan
lapangan kerja yang tidak ramah terhadap tenaga kerja.
Dampak yang diakibatkan oleh banyaknya angka kesempatan kerja dalam
ketenagakerjaan adalah kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi,
urbanisasi, dan stabilitas politik. Apalagi masalah tenagakerjaan di Indonesia bersifat
multidimensi sehingga membutuhkan pemecahan masalah yang multidimensi pula, dan
tidak ada jalan pintas dalam mengatasinya.
Secara teoritis, ada tiga cara pokok untuk menciptakan kesempatan kerja. Cara
pertama adalah dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan dapat
menekan laju pertumbuhan sisi penawaran tenaga kerja. Tetapi seperti dikemukakan di
atas, cara ini tidak memadai lagi bagi Indonesia karena angka kelahiran memang telah
relatif rendah dan dampaknya terhadap pertumbuhan tenaga kerja kurang signifikan dalam

jangka pendek. Cara kedua adalah dengan meningkatkan intensitas pekerja dalam
menghasilkan output (labour intensity of output). Tetapi dalam jangka panjang, cara ini
tidak selalu berhasil karena tidak selalu kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan. Cara ketiga adalah melalui pertumbuhan ekonomi. Cara ini bukan
tanpa kualifikasi karena secara empiris terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi dan
kesempatan kerja tidak terdapat hubungan otomatis atau niscaya, tetapi justru tantangannya
menjadi riil, karena hubungan yang tidak otomatis itu, maka peranan Pemerintah menjadi

strategis dan crucial untuk merancang strategi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi
juga "ramah" terhadap ketenagakerjaan (employment -friendly - growth).
Kota Medan adalah salah satu kota metropolitan selama 5 tahun terakhir

di

Sumetera menunjukkan perkembangan yang cukup dinamis termasuk dalam sektor
ketenagakerjaan. Selama tahun 2000 - 2004, keadaan ketenagakerjaan di Kota Medan
dipengaruhi oleh 2 (dua) sisi, yaitu sisi permintaan yang didorong oleh dinamika
pembangunan ekonomi daerah dan sisi penawaran yang dipengaruhi oleh perubahan
struktur umur penduduk Kota Medan.


1.2

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Kesempatan Kerja dan

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan” ini adalah :
1.2.1
1.2.2
1.2.3

Mengetahui aneka ragam issue terkait ekonomi kota.
Mampu memahami setiap detail issue terkait ekonomi kota.
Mampu melakukan kajian secara kritis terhadap jurnal yang dibahas dalam

1.2.4

matakuliah ekonomi kota.
Mampu membandingkan antara issue yang diresensi dengan issue yang sama
berkembang di Indonesia.


1.3

Sistematika Penulisan
Pada makalah ini terdapat tiga bab yang berguna untuk mempermudah dalam

memahami isi dari makalah yang berjudul “Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Kota Medan” ini adalah :
Bab I merupakan bab pendahuluan dari makalah ini. Bab ini berisikan latar
belakang, tujuan dan sistematika penulisan dari tugas ekonomi kota yang berjudul
kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi kota Medan.
Bab II merupakan bab pembahasan dari makalah ini. Bab ini berisikan pembahasan
dari makalah yang berjudul kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi kota Medan.

Bab III merupakan bab kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari
makalah yang berjudul kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi kota Medan.

2

Bab II
Tinjauan Pustaka

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja (15-64 tahun)
dan bukan tenaga kerja (diatas 64 tahun).

Tenaga kerja (man power)adalah besarnya bagian dari penduduk yang diikutsertakan
dalam proses ekonomi (Tan Goan Tiang, 1965). Tenaga kerja terdiri dari angkatan tenaga
kerja produktif (15-64 tahun) dan bukan angkatan kerja nonproduktif (berusia dibawah 15
tahun dan diatas 64 tahun.
Kesempatan kerja adalah kesempatan yang tersedia bagi masyarakat untuk melakukan
kegiatan ekonomi sebagai sumber pendapatan. Temapt keseluruhan aktivitas yang
mempertemukan penawaran tenaga kerja (pencari kerja) dengan permintaan tenaga kerja
(lowongan kerja) adalah pasar tenaga kerja.
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran
sebagai berikut :

1. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja


yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta
sedang mencari pekerjaan.

2. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan

dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa
bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih
bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).

3

Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan
bahwa :

1. Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per

minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.

2. Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per


minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (BPS,
2000: 14).

Berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran dibedakan
kepada tiga jenis, yaitu (Simanjuntak, 1998: 14) :

1.

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat kesenjangan waktu,
informasi, maupun kondisi geografis antara pencari kerja dan lowongan kerja.

2.

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena pencari kerja tidak
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang ada.

3.

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.

Pengangguran berkaitan dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama
terjadi di sektor pertanian.

Penganguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional. Dampak dari
pengangguran terhadap pembangunan nasional dapat dilihat melalui hubungan antara
pembangunan dan indikator-indikator berikut ini :

1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita

Upah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional.
Apalagi tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin
kecil. Dengan demikian nilai pendapatan nasional pun semakin kecil.

4

Pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Oleh
karena itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan
menurunkan nilai pendapatan perkapita.

2. Penerimaan Negara

Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan.
Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat
pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan
berkurang yang mengakibatkan kas penerimaan negara ikut berkurang.

3. Beban Psikologis

Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar pula beban psikologis yang harus
ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan
sehingga berpengaruh terhadap tingkah lakunyadalam kehidupan sehari-hari yang merasa
kurang percaya diri karena belum jelas status sosialnya.

4. Biaya Sosial

Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, semakin besar pula biaya sosial
yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas
medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat bertambahnya tingkat
kejahatan.

5

Bab III
Pembahasan
Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kota Medan diperkirakan berjumlah 2.036.185
jiwa dan dengan pertumbuhan penduduk 2000-2006 sebesar 1,42 persen maka jumlah
penduduk hingga tahun 2010 diperkirakan menjadi 2.187.435 jiwa. Proporsi penduduk Kota
Medan dalam kelompok umur 14-64 tahun memiliki porsi sebesar rata-rata 71,36% dari
jumlah penduduk Kota Medan selama periode 2005-2010. Kelompok umur penduduk yang
dominan di Kota Medan adalah kelompok umur 20-24 dan 25-29 tahun.
Proporsi Angkatan Kerja (AK) Kota Medan di antara penduduk dalam kelompok
umur 14–64 tahun memiliki porsi rata-rata sebesar 59,50 persen dari jumlah penduduk 14–64
tahun selama periode 2005–2010. Kelompok umur yang dominan dalam angkatan kerja Kota
Medan adalah kelompok umur 25–29 tahun. Pertumbuhan angkatan kerja Kota Medan pada
periode yang sama mengalami peningkatan rata-rata 1,44 persen per tahun. Secara terperinci
kesempatan kerja menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa lapangan usaha yang
dominan meyerap tenaga kerja adalah perdagangan, hotel dan restoran dan industri
pengolahan dengan laju pertumbuhan rata-ratanya masing-masing 3,33% dan 3,05% per
tahun atau mengalami penambahan masing-masing sebesar 49.030 dan 17.426 jiwa hingga
tahun 2010. Sementara sektor jasa perorangan dan pertanian mengalami penurunan
penyerapan tenaga kerja masing-masing sebesar 32.137 dan 6.486 jiwa atau mengalami
pertumbuhan sebesar -5,91% dan -4,55% per tahun pada periode 2005-2010. Hal ini
mengindikasikan terjadinya perubahan struktur kesempatan kerja, yaitu orang yang bekerja
disektor jasa perorangan dan pertanian beralih ke sektor perdagangan, hotel, restoran dan
sektor industri pengolahan.
Dilihat dari tingkat pendidikan, kesempatan kerja secara kuantitas yang dominan
selama periode 2005-2010 adalah pada jenjang pendidikan SMU yakni rata-rata meningkat
2,69% per tahun atau bertambah 45.613 jiwa. Sedangkan jenjang Diploma dan Sarjana
penyerapan rata-ratanya masing-masing sebesar 11,02% dan 5,09% per tahun atau bertambah
26.382 jiwa dan 20.982 jiwa.. Hal menarik untuk dicermati adalah bahwa diperkirakan di
tahun 2010, kesempatan kerja untuk jenjang SLTP dan SD akan mengalami pengurangan
secara signifikan maisng-masing sebanyak 30.495 jiwa dan 49.476 jiwa. Secara umum, status
pekerja buruh/karyawan/pekerja dibayar masih dominan kontribusinya dalam kesempatan
kerja (rata-rata 56,95% dari total kesempatan kerja) diikuti status pekerja berusaha sendiri

6

tanpa bantuan orang lain rata-rata 28,96% dari total kesempatan kerja.. Sementara bila dilihat
dari status pekerja, terdapat kecenderungan adanya peningkatan jumlah orang yang berusaha
sendiri tanpa bantuan orang lain diikuti oleh pekerja bebas non pertanian. Di lain pihak,
terdapat kecenderungan pengurangan yang cukup signifikan terhadap pekerja yang tak
dibayar. Dengan memperkirakan angka angkatan kerja dan kesempatan kerja, diperkirakan
angka pengangguran akan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1,79% per tahun pada
periode 2005-2010, atau rata-rata bertambah sebesar 2.859 jiwa per tahun. Berarti
pertumbuhan angkatan kerja masih lebih besar dari pertumbuhan penyerapan kerja. Dalam
hal ini Pemerintah Kota Medan harus mencermati migrasi masuk ke Kota Medan dengan
menertibkan pendatang yang bertempat tinggal di jalur hijau seperti daerah aliran sungai dan
pinggir rel.
Berdasarkan hasil survai terhadap pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa kelompok
umur yang diperlukan pasar adalah pada kelompok umur 25 – 29 tahun (44%) diikuti oleh
kelompok umur 30 – 34 tahun dan kelompok umur 35 – 39 tahun masingmasing sebesar
18%. Sementara kelompok umur usia tamat SMA (< 20 tahun) memliki peluang sebesar 14%
dari kebutuhan pasar. Bila dilihat dari tingkat pendidikan, pasar memerlukan kualifikasi
tanaga kerja dengan tingkat pendidikan Diploma 3 (D-3) diikuti dengan tingkat pendidikan
SMU dan sarjana (S-1). Kondisi ini menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan terendah
yang diperlukan pasar adalah jenjang SMU sementara jenjang pedidikan yang lebih rendah
akan amat sulit memasuki pasar kerja.
Di sisi lain, pasar mengindikasikan hal yang psoitif dari sudut pengalaman kerja. Hal
ini terlihat dari adanya pasar kerja yang tidak memerlukan pengalaman bagi tenaga kerja
yang ingin memasuki pasar kerja. Namun demikian, signal pasar secara dominan
memerlukan tenaga kerja dengan pengalaman minimal 2 (dua) tahun (52,67%) dari total
lowongan kerja yang ada. Jenjang jabatan dalam survai dibagi atas dua kelompok yaitu,
jabatan manajerial dan jabatan non manajerial. Jabatan manajerial terdiri dari jabatan manajer
sedangkan jabatan non manajerial merupakan jabatan staf hingga ke office boy dan satpam.
Hasil survai menunjukkan bahwa peluang kerja untuk jabatan non manajerial lebih dominan
(73,33%) dibanding dengan jabatan manajerial (26,67%).
Hal yang menarik untuk dicermati adalah bahwa dari 73,33% peluang jenjang jabatan
non manajerial, 25,3% diantaranya memerlukan tenaga kerja laki-laki, 18,67% memerlukan
tenaga kerja perempuan dan 29,33% tidak memandang kualifikasi gender. Sebaliknya dari
26,67% jenjang jabatan manajerial, non jender (laki-laki maupun perempuan) memiliki
peluang 14,0%, sementara laki-laki memiliki peluang 8,67% dan perempuan memiliki
7

peluang hanya 4,0%. Kondisi ini menujukkan bahwa dominasi jender untuk kedua jenjang
jabatan bukan merupakan prasyarat yang penting oleh pasar kerja.
Hasil survai juga menunjukkan bahwa dari 73,3% peluang jabatan non manajerial
memerlukan tingkat pendidikan Diploma 3, sementara untuk jenjang manajerial masih
didominasi oleh jenjang sarjana (S-1)

Bab IV
Kesimpulan

8

Daftar Pustaka

9