SINTAKS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN A (3)

SINTAKS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN, ALAT PERAGA, ALAT
BANTU, LKS, DAN PENGELOLAAN KELAS
Imas Sumarni, Lolla Lovita Sary, Nurfa Resti Aulia, Rexzi Adi Prabowo, Siti Alatimah
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
[email protected]
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd., Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd., Ence Surahman, M.Pd.
A. PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah,
tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara
terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interkasi
yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang
antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan
atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio,
dan sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor, perekam pita

audio dan video, radio, televise, computer, perpustakaan, laboratorium, pusat
sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.
Para guru dituntu agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak terutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi
merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Di samping
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Media
pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya.

1

B. PEMBAHASAN
1. Media Pembelajaran

a) Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
merupakan sgala sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara dalam
menyampaikan pembelajaran, sesuatu yang dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar dan dibaca. Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perahtian, dan minat siswa sedemikian rupa
sehinggaproses belajar terjadi. Media menjadi alat bantu baik bagi guru
maupun siswa dalam pembelajaran, baik dalam prosespemahaman,
pembuktian segala sesuatu, dan lain-lain. Tujuan media sebagia alat bantu
pembelajaran yakni:
1) Mempermuadah proses pembelajaran di kelas.
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.
4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
b) Fungsi Media Pembelajaran
1) Bagi Guru
 Meningkatkan produktivitas pesan-pesan pembelajaran yang
disajikan, karena dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru.

 Membantu dalam mengembangkan aktivitas kejiwaan siswa untuk
memahami pesan pembelajaran menurut daya analisisnya.
 Membantu dalam mengkreasikan rencana program pendidikannya,
sehingga pengembangan pembelajaran dapat dirancang dengan baik.
 Membantu mengintegrasikan pesan-pesan pembelajaran secara
konsisten, karena dapat diulang kembali secara utuh.
2) Bagi Siswa
 Lebih meningkatkan daya kepahaman terhadap materi pembelajaran.
 Dapat merangsang daya kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
 Membantu kuatnya daya ingatan siswa, karena sifat media
pembelajran mempunyai daya stimulus yang lebih kuat.
 Membantu siswa memahami secara integral (utuh dan bermakna)
materi pembelajaran yang disajikan.
 Membantu memperjelas pengalaman langsung yang pernah mereka
alami dalam kehidupan
c) Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Media
1) Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Guru terlebih dahulu mengetahui pengetahuan dan keterampilan
awal yang dimiliki peserta didik sebelum mengikuti pelajaran yang
disajikan melalui media pembelajaran dengan begitu guru memiliki

kemampuan dalam menentukan secara tepat penggunaan media yang
dirancang untuk pelaksanaan pembelajaran.
2) Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Merupakan langkah kedua dalam pemilihan media pembelajaran
yang cocok dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yang mana hal ini

2

3)

4)

5)

6)

harus mengacu kepada salah satu ranah atau gabungan dari aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Penggunaan media
dalampengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari
suatu sistem pengajaran dan sebagai sumber belajar yang digunakan

dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar.
Persiapan Guru
 Mempersiapkan media yang telah ditetapkan beserta segala sesuatu
yang dibutuhkan dalam penerapan media.
 Persiapan dalam keterampilan penguasaan penggunaan media,
sehingga dalam penerapannya dapat berfungsi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
 Guru hendaknya menghitung untung dan ruginya dari pemanfaatan
suatu media.
 Guru memberikanpenjalasan lebih lanjut terhadap materiyang
dianggap kurang jelas pada meteri yang tertuang dalam media
pembelajaran.
Persiapan Kelas
 Mempersiapkan kelas secara kondusif, baik itu dari segi kesiapan
mental siswa menerima pelajaran dengan menggunakan media yang
telah dipilih, maupun kesiapan suasana kelas dalam penerapan media
pembelajaran.
 Berikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa
pada materi yangakandisampaikan melalui media.
 Arahkan mereka dengan berbagai stimulus.

 Pusatkan perhatian mereka melalui suatu komentar atau pertanyaan
pendahulu.
Langkah penyajian media dalam kegiatan pembelajaran
 Media yang diberikan harus dapat memberikan dukungan terhadap isi
bahan pembelajaran, seperti bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep, dan generalisasi biasanya membutuhkan media agar
lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.
 Media yang digunakan mudah untuk didapatkannya dan sesuai
dengan taraf berfikir siswa/ mudah digunakan.Hal ini sangat
berpengaruh pada kemudahan dalam proses pembelajaran
 Media harus dapat memfasilitasi siswa secara menyeluruh, sehingga
pesan dan informasi yang akan disampaikan diterima secara merata.
 Pesan atau informasi yangakandisampaikan melalui tidak boleh
terganggu oleh elemen lain, dalam artian ada kesesuaian antara media
yang digunakan dengan kesiapan suasana kelas.
 Media yang digunakan harus mampu menstimulasi siswa untuk
terfokos pada pembelajaran dan informasi atau pesan yang
disampaikan dapat ditangkap secara efektif oleh siswa.
Langkah kegiatan evaluasi pembelajaran dan media
 Evaluasi pembelajaran

Digunakan untuk mengukur tentang sejauh mana keberhasilan
pembelajaran dapat mencapai kompotenasi minimal yang telah
ditetapkan.

3

 Evaluasi media
Evaluasi ini digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas
penggunaan media dalam proses pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan.
7) Langkah-langkah Pemilihan Media Pembelajaran
Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam pemillihan media pembelajaran, yaitu:
 Penerangan atau pembelajaran
Langkah pertama menentukan apakah pengguna media untuk
keperluan informasi atau pembelajaran. Media untuk keperluan
informasi, penerima informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi
kemampuan/keterampilannya dalammenerima informasi, sedangkan
media untuk keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus
menunjukan kemampuan sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.

 Tentukan transmisi pesan
Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan,
apakah dalam proses pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu
pengajaran’. Alat bantu pengajaran alat yang didesain, dikembangkan
dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam mengajar.
Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan
terjadi interaksi antara produk pengembang media dan peserta
didik/pengguna. Atau dengan kata lain peran pendidik sebagai
penyampai materi pembelajaran digantikan oleh media.
 Tentukan karakteristik pelajaran
Asumsi kita bahwa kita telah meyusun desain pembelajaran,
dimana kita telah melakukan analisis tentang mengajar, merumuskan
tujuan pembelajaran, telah memilih materi dan metode. Selanjutnya
perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan itu
termasuk dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor. Masingmasing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.
 Klasifikasi media
Media dapat diklasifikasikan sesuaidengan ciri khusus
masing-masing media. Berdasarkan persepsi dari masnusia normal
bahwa media dapat diklasifikasikan menjadi media auto, media video
dan audio visual. Berdasarkan cirri dan bentuk fisiknya media dapat

dikelomokkan menjadi media proyeksi(diam dan gerak) dan media
non proyeksi(dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika
diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan
menjadi dua yaitu, media media yang berada di ruang kelas dan
media-media yang berada di luar ruang kelas. Masing-masing media
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan bila dibandingkan
dengan media lain.
 Analisis karakteristik masing-masing media
Media pembelajaran yang banyak macam perlu dianalisis
kelebihan dan kekurangannya dalam mencapaitujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Pertimbangan pula dariaspek-aspek ekonomi
dan ketesediaannya. Dari berbagai alternative kemudian dipilih
media yang tepat.
4

8) Jenis – Jenis Media yang Dapat Digunakan
Aneka ragam media pengajaran dapat diklasfikasikan
berdasarkan ciri-ciri tertentu. Brets membuat klasifikasi berdasarkan
adanya tiga ciri yaitu: suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion).
Atas dasar ini ia mengemukakan kelompok media diantaranya:

 Media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara ada
gerakan dan bentuk objektif dapat dilihat. Jenisnya yaitu: televisi,
video, dan film bergerak.
 Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara,
objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film strip,
slide bersuara, dan rekaman televisis dengan gambar tak bergerak
(television still recording).
 Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan namun
tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh. Contoh: papan
tulis jarak jauh.
 Media motion visual, mempunyai gambar objek bergerak tanpa
mengeluarkan suara seperti film bisu yang bergerak/ pantomim.
 Media still-visual, yakni ada objek namun tidak ada gerakan, seperti
media pembelajaran yang membutuhkan demonstrasi dan slide power
point tanpa suara.
 Media audio, hanya menggunakan suara, seperti: radio, telepon, atau
audio tape.
 Media cetak yang tampil dalam bentuk bahan-bahan tercetak, tertulis
seperti buku, modul, dan pamflet.
9) Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan
secara efektif danefisien perlu menempuh langkah-langkah secara
sistematis. Terdapat tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu
persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
(a) Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang
akan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran. Kegiatankegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada langkah
persiapan diantaranya:
 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan
sebagaimana bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang
akan digunakan.
 Mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah
disediakan.
 Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar
dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari
lagi serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.
(b) Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti:

5

 Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan
siap untuk digunakan.
 Jelaskan tujuan yang akan dicapai.
 Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik
selama proses pembelajaran.
 Hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat mengganggu
perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik.
(c) Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman
pesertadidik tentang materi yang dibahas dengan menggunakan
media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur
efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi,
latihan dan tes.
2. Sintaks Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Pengertian
Lembar Kerja Siswa (LKS), dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
yang mempunyai arti bagian pokok dari modul yang berisi tujuan
umum dari topik-topik yang dibahas.
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran kertas yang intinya
berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan
sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan
latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek
kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran
dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi (Trianto, 2007:73).
Menurut pengertian ini, LKS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru
kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LKS
adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
b. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Menggunakan LKS
Tujuan pengemasan materi dalam bentuk LKS adalah :
1) LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS
mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit,
sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS
memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi melakukan,
mengamati, dan menganalisis.
2) LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai
konsep yang telah ditemukan
3) LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau isian
yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan
LKS tersebut jika membaca buku.
4) LKS berfungsi sebagai penguatan
5) LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum
Menurut Darmojo dan Kaligis (1991:40) mengajar dengan
menggunakan LKS dalam proses belajar mengajar memberikan manfaat,
diantara lain memudahkan guru dalam mengelola proses belajar mengajar,
6

misalnya dalam mengubah kondisi belajar yang semula berpusat pada guru
(teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered).
Manfaat LKS lainnya adalah dapat membantu guru dalam
mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui
aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja. Selain itu, LKS juga dapat
digunakan untuk mengembangkan ketrampilan proses, mengembangkan
sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
Akhirnya LKS juga memudahkan guru untuk melihat keberhasilan siswa
dalam mencapai sasaran belajar.
c. Syarat-syarat Menyusun LKS
Agar LKS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
 Sederhana dan mudah dimengerti.
 Singkat dan jelas.
 Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
2) Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
 Membantu siswa memahami materi.
 Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
 Membantu siswa berpikir kritis.
 Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Tata letak hendaknya:
 Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan
kegiatan secara logis dan sistematis.
 Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga
akhir.
 Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).
d. Prosedur Penyusunan LKS
Diknas dalam Prastowo (2012: 212) menjelaskan mengenai tahapan atau
langkah-langkah yang baik dalam menyusun bahan ajar lembar kegiatan
siswa (LKS), langkah-langkah tersebut adalah:
1) Analisis Kurikulum
Analisis Kurikulum sangat penting dalam perencanaan
pembuatan lembar kegiatan siswa. Guru harus mampu memilih materimateri yang akan dan tepat menggunakan bahan ajar lembar kegiatan
siswa (LKS). Hal-hal yang menyangkut kurikulum termasuk perangkat
pembelajaran harus diperhatikan terutama pada materi dan kompetensi
yang harus dicapai siswa.
2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Langkah dalam penyusunan peta kebutuhan LKS ini menentukan
kuantitas atau banyaknya LKS yang diperlukan. Pada tahap ini juga
ditentukan urut-urutan LKS agar dapat digunakan secara dengan baik
runtut dan tidak menimbulkan kebingungan. Analisis kurikulum pada
langkah sebelumnya sangat berperan disini, jika analisis kurikulum
sudah dilakukan maka penyusunan peta kebutuhan LKS dapat lebih
mudah dilakukan. Termasuk juga didalam penyusunan peta kebutuhan

7

lembar kerja siswa adalah analisis sumber belajar yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
3) Menentukan Judul LKS
Judul LKS biasanya ditentukan dan disesuaikan dengan tiap
kompetensi yang akan dicapai. Jika terlalu besar maka dapat disesuaikan
dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan. Dalam penentuan judul
lembar kegiatan siswa (LKS) ini juga harus menentukan komponen
penunjang LKS lainnya seperti Kompetensi dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai juga tujuan penggunaan LKS tersebut serta komponen
lainnya.
4) Menulis LKS
Dalam menulis lembar kegiatan siswa (LKS) terdiri dari 4 langkah
utama, yaitu:
 Merumuskan kompetensi dasar. Kompeteensi dapat dirumuska
dengan mengacu dari kurikulum yang dipakai, guru langsung
mencantumkan kompetensi yang ada pada kurikulum dan perangkat
pembelajaran ke dalam LKS
 Menentukan alat penilaian. Penilaian perlu dilakukan dalam setiap
pembelajaran, maka sangat perlu dalam LKS dicantumkan alat
penilaian yang digunakan. Penilaian ditentukan sesuai kebutuhan
serta bentuk dan tujuan dari penggunaan LKS. Perhatikan juga
apakah perlu adanya pre-test atau tidak jika ada tentu harus
dicantumkan pada awal pada struktur LKS tersebit nantinya.
 Menyusun materi. Penyusunan materi jelas harus dilakukan dengan
mengacu pada materi dan hal-hal apa saja yang harus disampaikan.
Materi ditulis diambil dari sumber belajar yang telah ditentukan
sebelumnya. Perlu diperhatikan juga seberapa dalam materi harus
dicantumkan dalam LKS, jika menggunakan sumber belajar lain
seperti buku teks pelajaran atau lainnya maka materi yang
dicantumkan dalam LKS dapat secara umum dan informasi tambahan
yang tidak terdapat dalam sumber belajar lain yang digunakan.
 Menyusun Struktur LKS. Struktur bahan ajar lembar kegiatan siswa
(LKS) harus sangat diperhatikan, ini berkaitan dengan bagaimana
kemudahan dalam menggunakan LKS tersebut nantinya. LKS harus
disusun secara baik, urut, dan tidak menimbulkan kebingungan dalam
penggunaannya. Struktur bahan ajar LKS harus disusus urut yang
setidaknya terdiri atas 6 komponen yaitu judul, petunjuk belajar,
kompetensi, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan
penilaian.
Jadi prosedur penyusunan Lembar Kerja Siswa dapat diringkas sebagai
berikut:
1) Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk
dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LKS.
2) Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.
3) Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan
kompetensi dasar indikator dan tujuan pembelajaran.
8

4) Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.
5) Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.
3. Pengelolaan Kelas
a) Pengertian
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar
mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna
untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diharapkan. Salah satu faktor penentu peningkatan mutu pendidikan adalah
guru yang profesional. Guru yang profesional salah satu cirinya adalah guru
yang dapat mengelola kelasnya dengan baik sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Sesuai dengan peranan guru dalam proses belajar
mengajar menurut Adam dan Decey (Usman, 2003 dalam Kamil, 2010: 4)
yaitu guru sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai
mediator dan fasilitator serta guru sebagai evaluator. Guru yang profesional
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan
lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada
pada tingkat yang optimal.
Pengelolaan kelas merupakan bagian dari proses pembelajaran, atau
dapat juga dikatakan sebagai prasyarat mutlak bagi pembelajaran, karena ada
hubungan yang sangat erat antara pengelolaan yang baik dengan hasil
belajar, perilaku, dan sikap yang baik siswa. Menurut Amatembun
(Supriyanto, 1991: 22 dalam Kamil, 2010:5) Pengelolaan kelas adalah upaya
yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta
menumbuh kembangkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan menurut Emmer mendefinisikan pengelolaan kelas
sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik
perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam
meminimalkan gangguan (Kamil, 2010: 27).
Menurut Ahmad (2004 dalam Hilali, 2012: 130) menyatakan
Pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Sedangkan
menurut Made Pidarta (2007 dalam Hilali, 2012: 130) Pengelolaan kelas
adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem
dan situasi kelas.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang efektif
agar terhindar dari bermacam gangguan sehingga peserta didik dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan itu mulai dari persiapan
bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan, waktu,
sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan:
“Classroom management include all the efforts teachers make in the
following areas, organizing the students, co-coordinating their
activities, monitoring their behaviors, ensuring effective learning

9

process, providing instruction through interactive communication,
getting feedbacks from learners, preparing and utilizing instructional
materials in facilitating learning, maintaining discipline among
learners, evaluating learning outcome,…” (Egbule, 2005 dalam
Osakwe, 2014)
b) Tujuan Pengelolaan Kelas
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sehingga siswa dapat
mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar. Seperti peserta didik mengantuk, enggan
mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan aneh
dan lain sebagainya.
3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
5) Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada
siswa.
c) Langkah Pengelolaan Kelas
Guru sebagai pengelola di dalam kelas mempunyai peran sangat
penting dalam mengelola kelasnya, pengelolaan yang dilakukan oleh guru
terbagi menjadi dua yaitu yang menyangkut siswa dan fasilitas di ruang
kelas
1) Yang Menyangkut Siswa
(a) Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran Kegiatan yang bisa dilakukan oleh
seorang guru sebelum mengajar adalah:
 Memeriksa waktu belajar, petunjuk kurikulum, sumber materi.
Tujuannya untuk mengetahui gambaran pelajaran selama satu
tahun, petunjuk-petunjuk dalam kurikulum, untuk memperoleh
gagasan tentang hal-hal yang akan di ajarkan.
 Membuat rencana menyeluruh selama satu tahun.
 Membuat garis besar materi yang akan diajarkan.
 Membuat persiapan harian suatu pokok mata pelajaran yang
diajarkan.
(b) Pelaksanaan Pembelajaran
Djamra dan Zain (2002: 207 dalam Kamil, 2010: 49), menambahkan
bahwa dalam pengelolaan siswa, seorang guru harus mengetahui dan
menguasai prinsip-prinsip pengelolaan siswa yang meliputi:
 Hangat dan antusias; Untuk keberhasilan tujuan pembelajaran,
seorang guru harus menunjukkan sikap ramah, hangat, akrab,
semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengajar.
 Tantangan; Pemilihan kata-kata, tindakan, gaya mengajar, bahanbahan harus lah menantang untuk meningkatkan semangat siswa
dalam menghadapi pelajaran, maka peranan guru haruslah kreatif
dalam penyampaian materi.
10

 Variasi; Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar
yang bevariasi untuk menghindari kejenuhan. Adapun tindakan
variatif yang bisa dilakukan guru adalah variasi media dan variasi
interaksi.
(c) Penilaian Hasil Pembelajaran
Aspek penting lain peran guru dalam manajemen kelas adalah
evaluasi atau penilaian. Penilaian pembelajaran tidak hanya dilihat
dari hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan terhadap proses
pembelajaran itu sendiri. Dengan penilaian dapat dilakukan revisi
disain pembelajaran dan strategi pelaksanaan pembelajaran untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
2) Yang Menyangkut Fasilitas di Ruang Kelas
(a) Pengaturan Meja Tulis Siswa
Tentukan apakah pengaturan tempat duduk akan bervariasi
pada jenis kegiatan ruang kelas atau akan selamanya seperti itu.
Setelah menetapkan pengaturan tempat duduk, putuskan apakah guru
yang akan menempatkan para siswa untuk duduk atau membolehkan
mereka memilih dimana mereka akan duduk.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya
memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru
bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku
siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut
perlu diperhatikan:
 Ukuran bentuk kelas
Ukuran bentuk kelas yang luas memungkinkan guru untuk
mengatur tempat duduk yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai oleh guru tersebut, namun jika luas kelas tidak
begitu luas maka akan sulit untuk guru untuk mengatur tempat
duduk dan memungkin kan memakai penataan tempat duduk
tradisional. Untuk jumlah 40 murid, ukuran ruang kelas minimal
6 x 8 m2 dengan tinggi ruangan sekitar 3 m.
 Bentuk serta ukuran bangku dan meja
Bentuk serta ukuran meja dan bangku sangat
mempengaruhi dalam pentaan tempat duduk jika tempat duduk
nya berukuran besar dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas
maka sulit bagi guru untuk membentuk penataan tempat duduk
yang baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh guru.
Kursi dan meja peserta didik harus stabil dan mudah dipindahkan
oleh peserta didik. Di desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar.
 Jumlah siswa dalam kelas
Jumlah siswa dalam kelas adalah hal yang terpenting
untuk mengelola tempat duduk. Jika didalam kelas tersebut
terdapat 40 anak dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas
maka hanya penataan tempat duduk tradisional saja yang akan
dipakai dalam penataan tempat duduk. Jumlah siswa yang efektif
di setiap kelas berkisar antara 20 sampai dengan 30 murid di
setiap kelasnya.
11

 Jumlah siswa dalam setiap kelompok
Terdapat beberapa pengelolaan tempat duduk yang
mengharuskan guru untuk membuat siswa berkelompok, di dalam
pengaturan berkelompok berkisar antara 5 sampai dengan 6
perkelompoknya dibagi sesuai dengan jumlah siswa yang
terdapat dalam kelas tersebut, namun semua itu dapat disesuaikan
dengan jumlah siswa dalam kelas tersebut.
 Jumlah kelompok dalam kelas
Jika jumlah kelompok dalam kelas terlalu banyak maka
akan menyulitkan guru dalam proses pembelajaran, karena
biasanya siswa akan mudah terpecah konsentrasinya mereka
sibuk bermain dengan teman-teman nya atau kelas tersebut penuh
sesak dengan bangku serta meja yang akan menyulitkan anak
untuk bergerak
 Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan
kurang pandai, pria dan wanita).
Pembagian siswa perkelompok harus memperhatikan
jenis kelamin dan kemampuan persiswa. Jika di dalam kelompok
hanya berisi perempuan saja maka akan dipastikan kelompok
tersebut akan menjadi kelompok yang berisik, atau sebaliknya
jika kelompok tersebut beranggotakan siswa laki-laki saja maka
akan dipastikan kelompok tersebut akan menjadi kelompok yang
pasif. Di dalam pengaturan siswa dalam kelompok harus diliat
kemampuan perindividu kelompok tersebut jika didalam tersebut
berisi siswa-siswa yang aktif maka kelompok siswa-siswa yang
pasif akan terus pasif tidak dapat berkembang.
(b) Meja Tulis Guru, Lemari Arsip, dan perlengkapan lain
Jika ingin menggunakan meja tulis guru, meja tulis tersebut
sebaiknya berdekatan dengan wilayah pembelajaran kelas.
Perlengkapan lainnya, seperti lemari arsip dan lemari penyimpanan
harus ditempatkan di mana benda-benda tersebut bersifat fungsional.
Perlengkapan yang jarang digunakan bisa diamanan atau dijauhkan
kesebuah sudut ruangan atau tersembunyi dari pandangan, lalu
perlengkapan yang sering digunakan harus dekat dan mudah di akses.
(c) Lemari Buku
Lemari buku sebaiknya diletakan di mana tidak akan
mengahalangi pengawasan guru dan tidak pula menghambat
kemampuan siswa untuk melihat papan tulis. Ketika lemari buku
berisi benda-benda yang sering digunakan, seperti kamus buku
pelajaran dsb, lemari buku tersebut harus mudah diakses dan juga
mudah diawasi dengan mudah.
(d) Buku Ajar dan Material Pembelajaran Lainnya
Identifiikasilah buku ajar dan material pembelajaran
lainnya(misalnya, kamus, peta, globe, dll). Pastikan jumlahnya
memadai. Lalu tentukan buku mana yang bisa disimpan oleh para
siswa dan yang harus tetap berada dalam ruang kelas agar dapat

12

digunakan oleh seluruh siswa. Sekumpulan material dasar seperti
kertas, spidol, kapur, pengahapus, penggaris dan perlengkapan yang
digunakan setiap hari sebaiknya disimpan ditempat yang mudah
dijangkau seperti meja kerja atau rak.
(e) Pekerjaan Siswa
Jika para siswa tidak memiliki ruang untuk menyimpan
pekerjaan siswa mereka, guru dapat menyediakan keranjang atau
wadah di sekitar ruangan, ataupun dapat menggunakan wadah yang
dapat digantungkan. Karya para siswa bisa juga disimpan di CD
komputer untuk digunakan dimasa yang akan datang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaturan mengenai ruang kelas yang
baik ialah:
 Jadikan wilayah berlalu lintas bebas dari hambatan.
Wilayah seperti meja guru, meja tulis siswa, lemari buku, tempat
sampah, dll. Wilayah ini sebaiknya dipisahkan dalam jarak yang luas,
dan mudah dicapai.
 Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
Pengaturan terhadap siswa merupakan tugas pengaturan utama.
Keberhasilan guru dalam memantau akan bergantung pada
kemampuan guru dalam melihat seluruh siswa sepanjang waktu.oleh
karena itu, pastikan terdapat jarak pandang yang jelas diantara
wilayah-wilayah pembelajaran, meja tulis guru, dan seluruh wilayah
kerja siswa.
 Jaga material pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan
para siswa mudah diakses
Menjaga material untuk mudah diakses tidak hanya mengurangi
waktu yang dihabiskan untuk mempersiapkan dan membersihkanny,
hal itu juga menghindari pelambatan dan penundaan yang
menghambat dalam proses belajar mengajar.
 Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat presentasi
dan seisi kelas
d) Peraturan dan Prosedur Bagi Penggunaan Ruangan
Peraturan dan Prosedur merujuk pada ekspetasi yang dinyatakan
terkait dengan prilaku. Sebuah peraturan mengidentifikasi ekspetasi atau
standar umum bagi prilaku, dan prosedur juga mengkomunikasikan ekspetasi
terhadap prilaku. Di sebagian besar sekolah guru diharapkan menegakan
sekumpulan peraturan sekolah, peraturan sekolah biasanya diwujudkan
dalam sebuah peraturan sekolah yang memerinci, seperti perilaku yang
diharapkan dan dilarang.
1) Merencanakan Peraturan Ruang Kelas
Banyak peraturan yang berbeda ditiap-tiap sekolah, tetapi
sekumpulan peraturan biasanya terdiri dari empat sampai delapan
mengenai peraturan yang paling penting,berikut ini merupakan peraturan
umum prilaku di ruang kelas:
PERATURAN 1: Hormati dan bersikap sopanlah kepada semua orang.
Peraturan ini bersifat umum pastikan guru dapat memberikan teladan dan
penjelasan yang memadai sehingga guru maupun siswa memahami
dengan jelas maksudnya.
13

PERATURAN 2: Bergegas dan bersiap-siaplah. Peraturan ini meliputi
panduan yang menekankan pentingnya tugas-tugas disekolah. Bergegas
mungkin dimaksudkan pada permulaan jam pelajaran (dipagi hari).
PERATURAN 3: Simaklah dengan saksama sementara siswa lainnya
sedang berbicara. Peraturan ini akan mencegah celetukan dan gangguan
pada pembelajaran. Guru dapat mengajarkan bagaimana berlomentar dan
mengajukan pertanyaan.
PERATURAN 4: Patuhi seluruh peraturan sekolah. Peraturan sekolah ini
bekaitan dengan pengawasan guru di luar ruangan kelas. Hal ini
mengingatkan siswa bahwa peraturan sekolah berlaku di ruang kelas
maupun di luar kelas.
Dalam pembuatan peraturan kelas, hendaknya guru melibatkan
partisipasi dalam pembuatan peraturan Keterlibatan siswa dalam
pembuatan peraturan dapat berwujud dalam banyak hal. Guru dapat
melibakan para siswa dalam pembahasan mengenai peraturan kelas
dengan meminta saran dari mereka dan meminta mereka menyebutkan
spesifik yang sebaiknya dilakukan setiap orang untuk menciptakan iklim
yang bagus bagi pembelajaran, yaiu ikim dimana para siswa merasa
nyaman untuk turut serta.
Para siswa mungkin secara sukarela mengajukan saran seperti
“simaklah baik-baik”, “jangan mencoret-coret”, dan “dukunglah teman
lainnya”. Setelah menerima sejumlah saran dari para siswa guru
mengatur daftar tersebut kedalam satu atau lebih kategori yang lebih
umum seperti “hormatilah orang lain”. Jika tujuannya untuk peraturan
yang mendorong upaya dan kegigihn, maka guru meminta kepada para
siswa agar masing-masing memberikan contoh perilaku yang memacu
pada pemelajaran. Jika salah satu siswa ada yang mengusulkan seperti
“serahkan pekerjaan pada waktunya”, “mintalah bantuan jika
diperlukan”, dan “kerjakan sendiri pekerjaan rumahmu”. Guru
merangkum pendapat-pendapat tersebut dalam satu panduan umum
seperti “selalau lakukan yang terbaik dari dirimu”. Partisipasi siswa
dalam diskusi seperti itu sangat menguntungkan karena diskusi itu
memperlihatkan alasan di balik panduan tersebut dan penerimaannya.
Seorang guru yang membuat peraturan dan prosedur yang masuk akal,
yang menyediakan sebuah alasan yang dapat dimengerti bagi peraturan
tersebut, dan yang menegakkan peraturan tersebut secara konsisten akan
mendapati bahwa sebagian besar siswa akan dengan senag hati mematuhi
peraturan tersebut.
2) Merencanakan Prosedur Ruang Kelas
Prosedur ruang kelas di kategorikan menjadi lima: prosedur untuk
penggunaan ruangan, prosedur utuk pekerjaan individual dan kegiatan
yang di pimpin guru, prosedur bagi pembelajaran kelompok kecil,
Prosedur mungkin perlu di ubah atau prosedur yang baru perlu di
tambahkan sesuai dengan berjalannya tahun ajaran. Prosedur harus selalu
di ajarkan dan di praktikkan. Di bawah ini akan di bahas secara rinci
tentang lima kategori prosedur ruang kelas:

14

(a) Prosedur bagi Penggunaan Ruangan.
Sejumlah wilayah ruangan tertentu dan perabotan dan perlengkapan
di dalam ruangan membutuhkan prosedur untuk mengatur
penggunaannya.
 Meja Tulis Guru dan Wilayah Penyimpanannya
Prosedur terbaik adalah bahwa siswa tidak boleh memindahkan
apapun dari meja tulis guru atau wilayah penyimpanan lainnya
tanpa izin dari gurunya.
 Meja Tulis Siswa dan Wilayah Penyimpanan Lainnya
Selain siswa tidak boleh mengusik apaun di meja tulis guru,
mereka juga tidak boleh mengganggu meja tulis atau ruang
penyimpanan siswa lainnya. Guru bisa membantu mempelajari
kebiasaan kerja yang baik seperti: mengajak para siswa untuk
membersihkan dan mengatur meja tulis dan material mereka.
 Penyimpanan bagi Material Umum
Beberapa perlengkapan yang bisa digunakan seperti: gunting,
spidol, kertas carikan/scrap paper, penggaris dan sumber daya
seperti: buku pelengkap, teks, kamus dismpan di rak, laci atau
lemari. Sebagian besar guru melabeli wilayah penyimpanan
tersebut dengan benar dan mengajarkan siswa kapan material
boleh digunakan, dan bagaimana material boleh diambil dan
dikembalikan.
(b) Prosedur bagi Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin
Guru
 Perhatian Siswa Selama Presentasi
Pada bagian ini siswa diharapkan untuk menghadap kepada sang
penyaji dan menyimak dengan penuh perhatian, juga diharapkan
siswa agar duduk ditempatnya masing-masing.
 Partisipasi Siswa
Prosedur yang paling sederhana ialah mengharuskan para siswa
untuk mengangkat tangannya, menunggu hingga ditunjuk, atau
guru dapat mengajarkan para siswa untuk mempersilahkan
pembicara selanjutnya, hal ini untuk menghindari seluruh
interaksi harus melalui guru.
 Mendapatkan Bantuan
Ketika para siswa bekerja ditempat duduknya dan membutuhkan
bantuan, mintalah mereka mengangkat tangannya. Prosedur
lainnya ialah siswa dapat mendatangi meja guru ketika guru
sedang berada dimejanya.
(c) Prosedur bagi Pembelajaran Kelompok Kecil
 Mempersiapkan Kelas untuk Kegiatan
 Pergerakan Para Siswa ke Dalam dan Keluar Kelompok
Perpindahan ini harus cepat dan tenang, dan bebas dari gangguan.
Jelaskan prilaku yang diharapkan dari para siswa: berjalan jangan
sambil berbicara, dan membawa material yang dibutuhkan.
 Penggunaan Material dan Perlengkapan

15

Kegiatan kelompok kecil sering mengharuskan penggunaan
material dan perlengkapan, guru dapat menghemat waktu dengan
menemapatkan material yang diperlukan dimeja tulis para siswa
sebelum kelas dimulai, siswa juga dapat membantu dalam
menyebarluaskan perlengkapan namun tetap harus diawasi guru.
C. Penutup
Pengaturan serta pengunaan media, alat peraga/alat bantu, LKS, dan
pengelolaan kelas merupakan hal yang harus pahami dan di kuasai oleh pendidik.
Dengan adanya media, alat peraga, tentunya memberi kemudahan serta dukungan
dalam kegiatan belajar dan mengajar, dan ditambah dengan adanya penggunaan
LKS akan memberi penguatan terkait dengan konsep materi pembelajaran, selain itu
untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar guru hendaknya menguasai
tentang pengelolalaan kelas, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir hambatan/
masalah yang akan terjadi di ruang kelas. Dalam penyusunan alat, media, serta
pengelolaan tentunya memerlukan sintaks / langkah dalam pembuatan dan prosedur
yang harus diterapkan, dari uraian diatas pada intinya penggunaan media/alat serta
pengelolaan kelas, harus mendukung pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
belajar siswa dan dapat mengurangi hambatan/masalah terkait dengan pembelajaran.
Daftar Pustaka:
Achmadi, H. R. (1996). Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep
dengan LKS). Surabaya: University Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar
Sekolah Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan
menengah umum.
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Everson, C. M. & Edmund T. E. (2011). Manajemen Kelas untuk Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenada Media
Osakwe, R. N. (2014). Classroom Management: A Tool for Achieving Quality
Secondary School Education in Nigeria. International Journal of Education, 6
(2), hlm. 58-68.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

16