Pola Asuh Orang Tua Selengkapnya Miliki

POLA ASUH ORANG TUA

Dalam Membangun Konsep Diri Anak

i

Pola Asuh Ora g Tua Dala Me

a gu Ko sep Diri A ak

©Paskalis Wa gga
Cetaka Perta a, Fe ruari

6

Pe ulis: Fr. Paskalis Wa gga, CMM
Editor: Dio isius Siho

i g, S.Pd. MSi & Lusius Si urat

Pera a g Grais & Tata Letak: Lusius Si urat

Wa gga, Paskalis
Pola Asuh Ora g Tua Dala Me

a gu Ko sep Diri A ak

Bi a Media Peri is, Meda
xx +

hl .

x 9

ISBN ……………….

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN
TENTANG HAK CIPTA
Lingkup Hak Cipta
Pasal :
Hak Cipta erupaka hak eksklusif agi Pe ipta atau Pe ega g Hak Cipta u tuk

e gu u ka atau e per a yak Ciptaa ya, ya g i ul se ara oto ais setelah suatu
iptaa dilahirka ta pa e gura gi pe atasa
e urut peratura peru da g-u da ga
ya g erlaku.
Ketentuan Pidana

Pasal 7 :
Bara gsiapa de ga se gaja da ta pa hak elakuka per uata se agai a a di aksud
dala Pasal ayat
atau Pasal 9 ayat
da ayat
dipida a de ga pida a pe jara
asi g- asi g pali g si gkat satu ula da /atau de da pali g sedikit Rp .
.
,
satu juta rupiah , atau pida a pe jara pali g la a 7 tujuh tahu da /atau de da pali g
a yak Rp .
.
.
,

li a iliar rupiah .
Bara gsiapa de ga se gaja e yiarka , e a erka , e gedarka , atau e jual
kepada u u suatu Ciptaa atau ara g hasil pela ggara Hak Cipta atau Hak Terkait
se agai a a di aksud pada ayat
dipida a de ga pida a pe jara pali g la a li a
tahu da /atau de da pali g a yak Rp
.
.
,
li a ratus juta rupiah .

ii

POLA ASUH ORANG TUA

Dalam Membangun Konsep Diri Anak

Fr. Paskalis Wangga, CMM

iii


“Allah menemui kita dalam
setiap perjumpaan dengan orang
lain, karena itu kita menyambut
dengan rasa syukur pengabdian
orang lain serta menerimanya
sebagaimana adanya. Bukan
hak kita untuk menghakiminya.
Kehadiran kita di dunia
hendaknya terutama di tandai
oleh cinta penuh belas kasih “
(Konstitusi Frater CMM, bag. 1:54-56)”

iv

SAMBUTAN
dari editor

P


ertama-tama kita haturkan puji syukur
kepada Allah, pencipta alam semesta
dan semua makluk. Dialah pangkal kehidupan dan keselamatan umat manusia serta penentu setiap rencana kehidupan. Tuntunan dari Dia menghantar suasana pertemuan dan
kebersamaan yang sungguh berarti dan bermakna
antara saya dengan Fr. Paskalis Wangga, CMM, Penulis buku berjudul: Pola asuh orang tua dalam membangun konsep diri anak.
Sebuah kehormatan bagi saya dipercaya menjadi
editor dari buku yang ditulis Fr. Paskalis Wangga,
CMM, dimana lewat tugas editor itu saya menemukan
pengalaman tersendiri, paling tidak saya mendapat
ilmu pengetahuan tentang Pola asuh orang tua dalam
membangun konsep diri anak. Sebagai seorang bapak
keluarga, saya menemukan makna positif dan
berguna bagi kehidupan keluarga saya, dan tentunya
para pembaca buku Fr. Paskalis Wangga, CMM ini juv

ga akan menemukan manfaat yang sama dan
sungguh sangat berarti untuk mantap tidaknya tugas
sebagai orang tua dalam membina anak-anak.
Penulis mengutarakan bahwa konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilan hidup seseorang. Semakin baik konsep

diri seseorang maka akan semakin mudah seseorang
itu untuk berhasil. Konsep diri adalah keseluruhan
pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, dan
merupakan potret diri secara mental, yakni bagaimana seseorang melihat, menilai dan menyikapi dirinya
sendiri. Seseorang harus memahami pengetahuan
tentang diri sendiri, pengharapan terhadap diri
sendiri, dan penilaian terhadap diri sendiri. Untuk
sampai pada keadaan itu, peranan orang tua sangat
menentukan dan kegiatan pendidikan anak sebaiknya
dipersiapkan orang tua dengan serius. Keluargalah
yang paling pertama membangun konsep diri anak
dan itu diawali oleh orang tua anak. Maka tandas
penulis buku ini, hubungan akrab antara orang tua
dan anak sangat penting dibina dalam keluarga.
Orang tua harus menjadi sahabat sekaligus sebagai
teladan bagi anak-anaknya. Hal itu seiring dengan
pandangan Brown (dalam Tarmudji, 2002:2), bahwa
Keluarga adalah lingkungan yang pertama sekali
menerima kehadiran anak.


vi

Apa yang dikupas tuntas oleh penulis dalam buku
ini sangat tepat dijadikan rujukan oleh para orang
tua dan para pendidik, agar kelak dimampukan dalam membangun dan membina konsep diri anak. Sejauh saya baca dan cermati, buku ini memberi pemahaman baru bagi pembaca dan menambah wawasan
pengetahuan siapapun yang dengan tulus dan setia
membacanya dari awal hingga tuntas.
Semoga pembaca sekalian mendapatkan jawaban
lewat membaca buku ini, bagaimana menjadi orang
tua yang baik dalam membangun konsep diri anak,
sehingga perilaku-perilaku yang ditampilkan anak
ditengah keluarga dan masyarakat berlangsung
secara positif. Selamat membaca. Tuhan memberkati.

Medan 6 Januari 2015

Dionisius Sihombing S.Pd, M.Si

vii


viii

PENGANTAR

P

uji syukur kehadiran Tuhan Maha Kuasa
dan Berbelaskasih, atas kemampuan dan
talenta serta kreativitas yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan buku
“Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep
Diri Anak”. Setiap ide dan pikiran yang muncul seharusnya dapat dituangkan dalam sebuah tulisan agar
menjadi sumber informasi bagi manusia lain agar ide
atau gagasan itu tak pernah sirnah atau hilang tanpa
bekas, tetapi tetap ada yang direkam oleh panca
indra manusia yang merasa memiliki, menghargai
dan mencintai setiap goresan tangan seseorang yang
bertalenta untuk menciptakan suatu ide dan gagasan
baru dalam menciptakan realitas kehidupan bagi
manusia lain, agar sama-sama membangun dirinya.

Kehidupan zaman semakin modern yang terus
berkembang tiada hentinya dalam segala aspek, baik
itu secara Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi, ada pula
berkembangnya hubungan sosial dan karakter hidup
ix

PENGANTAR

manusia mengikuti zaman modern yang penuh
dengan dahsyatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi itu. Kemajuan-kemajuan ini, kerapkali
menantang kehidupan manusia, apabila tidak dicermati dan dianalisis dengan sebaik mungkin demi
keutuhan karakter dirinya dan karakter
kelompokknya. Buktinya, bahwa kita temukan banyak
orang-orang pintar di dunia ini, sehingga pandai
sekali menciptakan segala sesuatu yang diperlukan
manusia, sepertinya menciptakan pesawat terbang,
bom dan alat-alat bersenjata yang hebat, menciptakan bangunan-bangunan pencakar langit dan
berbintang, dan lain-lain, serta manusia yang pandai
berdi plomasi denga n ide -ide cemer lang yang

memukau dan mimikat hati banyak orang sehingga
merasa simpatik, bahkan sampai pada tahap empatik.
Tetapi di sisi lain dalam setiap kepintaran atau
kepandaian itu manusia banyak tidak mampu
menyelesaikan masalah atau persoalan hidup dirinya
dan kelompoknya. Alat-alat bersenjata dan bom
hebat yang diciptakan, dalam sekejab menghancurkan banyak manusia yang tak bersalah atau berdosa.
Ketika mengalami sakit atau ada masalah dalam
hidupnya tidak mampu lagi untuk meenyembuhkan
diri sendiri, namun semuanya tergantung orang lain.
Manusia juga menghadapi perkembangan kehancuran nilai moral dan etika dalam kehidupan ini. Realitas kehidupan negatif semakin mencuak, seperti

x

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

PENGANTAR

adanya pribadi dan kelompok-kelompok yang hidupnya ingin menghancurkan kehidupan manusia yang
lain, pada hal sama-sama sebagai ciptaan Tuhan

yang bermartabat dan mulia. Apakah manusia masih
punya hati nurani atau sudah tumpulkah hati nuraninya itu dalam bersikap danbertindak?
Dunia anak dan remaja sebagai generasi penerus
Bangsa dan Negara saat ini mengalami problem dan
tantangan. Pergaulan bebas, tawuran, terjerumus
dalam dunia narkoba dan seks bebas atau seks di
luar nikah, geng motor, dan lain-lain tanpa kontrol
diri lagi telah merambah dan merusak hidup mereka
sebagai anak-anak dan orang muda. Kalau memang
seperti ini, menunjukkan bahwa perkembangan
kepribadian konsep diri mereka (anak) tidak stabil
atau bersifat negatif. Maka untuk mengembalikan
perkembangan kepribadian konsep diri mereka
(anak) yang stabil atau konsep dirinya positif diperlukan orang lain yang sangat berpengaruh dan berperan atas kehidupan mereka, yaitu ‘Orang Tua’ di
tengah keluarga.
Saleh (2006:1), mengatakan bahwa, “Manusia
merupakan individu sosial yang baru dapat hidup
dengan wajar bila berada dan berkembang di dalam
keluarga. Keluarga merupakan suatu group kerabat
yang paling kecil dalam sistem kekerabatan berdasarkan keanggotaan. Selanjutnya (Saleh, 2006:15), bahwa

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

xi

PENGANTAR

‘Suatu keluarga inti mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam keluarganya berkaitan dengan hal-hal
berikut: (1) Memberikan dukungan, persahabatan dan
afeksi pada anggotanya; (2) Mereproduksi, membesarkan, mendidik anak-anak; (3) Meneruskan normanorma budaya, agama, dan moral; (4) Mengembangkan kepribadian anggotanya; dan (5) Membagi
dan melaksanakn tugas -tugas dalam keluarga
maupun di luar keluarganya.
Berdasarkan realitas konteks kehidupan yang
diamati saat ini, sekali lagi penulis menuliskan buku
ini dengan judul: “Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak”. Dengan cinta, buku ini
ditulis dengan tujuan untuk membantu para orang
tua atau calon orang tua dan juga para pendidik dan
pencinta dunia pendidikan, serta peminat lainnya
dalam mendidik dan membentuk konsep diri anak,
baik di dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat
yang sangat luas dimana anak-anak berada. Sangat
diharapkan, kehadiran orang tua di dalam keluarga
dan pendidik lainnya itulah menjadikan mereka (anak
-anak) itu sebagai teman dan sahabat yang setia.
Kunci suksesnya kalau mau anak-anak itu dibentuk
untuk berubah dalam membangun konsep dirinya,
maka ikutilah perjalanan ritme kehidupannya sesuai
dengan kematangan proses pertumbuhan dan
perkembangan kepribadiaannya yang dilalui. Kenakalan dalam usia anak-anak memang itu wajar, tetapi

xii

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

PENGANTAR

akan sendiri memiliki kematangan apabila mengikuti
proses pertumbuhan dan perkembangan serta
menata hidupnya untuk lebih baik.
Tugas orang tua dan pendidik lainnya adalah
harus sebagai teman dan sahabat yang memberikan
kasih sayang, keteladanan hidup dalam mendampinginya. Dari sanalah konsep diri anak terbentuk dan terbangun dengan sendirinya. Bentuk
konsep diri yang dimiliki anak dalam keluarga dan
sebagai siswa di sekolah adalah tercermin dalam
perkembangan diri ideal, citra diri dan harga diri
yang dimilikinya. Manullang dan Sri Milfayetty
(2005:9), mengatakan, bahwa Kepribadian yang
terdidik memampukan orang memiliki mental yang
tenang sehingga menghasilkan perbuatan dan karya
positif, optimis meskipun lingkungan tempatnya
berada amat buruk dan amat membuat depresi.
Peran bimbingan keluarga bagi anak dalam usia
anak-anak dan remaja sangat penting. Pola asuh diterapkan orang tua yang paling baik adalah bentuk
pola asuh demokratis, karena didalamnya tercermin
kewibawaan, kasih sayang, contoh keteladanan, penguatan dan ketegasan yang mendidik. Bahwa pola
asuh demokratis adalah gaya yang ditunjukkan orang
tua dalam mendidik atau mengasuh anaknya yang
tercermin dalam kelima alat pendidikan, yaitu diharapkan memberikan bimbingan dan pendidikan

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

xiii

PENGANTAR

yang terarah dengan penuh kewibawaan, kasih
saya n g, co nt oh k et elada na n, pe ngu at a n, dan
ketegasan yang mendidik, serta menciptakan suasana
yang kondusif, sehingga anak merasakan kehangatan
kasih, kedamaian dan mendapatkan kesan yang baik
untuk membentuk konsep dirinya yang positif dan
menjadi pribadi yang dewasa.
Tujuan penulisan buku ini hanya karena penulis
tergerak hati mencintai anak-anak yang punya nilai
dan memiliki harkat serta martaba yang sama seperti
orang dewasa sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, agar
mereka bertumbuh dan berkembang dengan bebas
dalam kehidupannya. Selain itu anak-anak perlu
mendapat perhatian yang khusus dan istimewa dari
orang dewasa, khusus orang tua di tengah keluarga
sebagai pendidik perdana dan utama. Maka buku ini
juga sangat bermanfaat bagi orang tua dalam proses
membangun dan membentuk konsep diri anak dalam
keluarga dengan penuh kasih sayang, juga buku ini
berguna untuk para pendidik dan mereka-mereka
yang mencintai dunia pendidikan dan mencintai anak
anak dengan penuh kasih sayang dan ramah.
Buku ini juga diterbitkan dengan harapan
semakin banyak kalangan yang dapat memanfaatkan
ide atau gagasan sederhana dan praktis yang tertuang didalamnya dan makin mudah untuk mendapatkannya. Atas dasar pertimbangan inilah buku ini

xiv

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

PENGANTAR

diterbitkan dengan judul “Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian buku
ini, masih banyak terdapat kelemahan, baik itu
menyangkut pembahasan atau kajian serta kecermatan dalam penulisan. Maka penulis dengan rendah
hati menerima kritikan dan saran yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan dan perbaikan,
sehingga buku ini dapat memberikan kontribusi yang
positif dalam peningkatan kualitas kehidupan setiap
orang yang mau berbelaskasih atau berbelarasa
dengan orang lain.
Terima kasih saya ucapkan kepada ke dua orang
tua yaitu Bapak Pius Gaa (almarhum, 9 Januari 1994)
dan Ibu Lusia Rere (alamrhum, 5 Desember 2014),
dengan cinta, kesetiaan dan penuh kesabaran telah
mendidik dan membimbing serta mengasuh penulis
sejak kecil sampai bisa mandiri mengambil keputusan menentukan masa depan. Terima kasih juga
kepada ke 6 (enam) saudara saya (Maria, Manyus, Oli
(almarhum), Fidelis, Hendrika dan Agustina serta
keluarganya) yang selama ini telah banyak
mendukung penulis dengan doa -doa dan memberikan semangat, perhatian serta dorongan bagi
penulis untuk bisa mandiri dan mengambil keputusan menentukan masa depan.
Terima kasih juga kepada Dewan Pimpinan
Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

xv

PENGANTAR

Umum (DPU) Frateran CMM di Tilburg Negeri Belanda
dan Dewan Pimpinan Propinsi (DPP) Frater CMM
Provinsi Indonesia di Yogyakarta periode 2008 – 2014
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melanjutkan pendidikan Program Pasca Sarjana (S2) di Universitas Negeri Medan yang dengan setia
membimbing dan mendukung dalam banyak hal
selama ini.
Terima kasih secara istimewa kepada DPP Frater
CMM Provinsi Indonesia periode 2014-2020 dan para
Frater CMM provinsi Indonesia, khususnya para
Frater CMM di Komunitas Medan. Bersama para frater
CMM Komunitas Medan penulis tinggal selama duatiga tahun terakhir. Penulis merasakan semangat,
dukungan lewat doa, bimbingan, tegur sapa, humor
dan persahabatan dalam persaudaraan berbelaskasih
yang sangat positif dan memberikan semangat hidup
kepada penulis.
Penulis merasa bangga berkenalan dengan Bapak
Dionisus Sihombing, SPd, M.Si, sejak tahun 2003
sampai sekarang. Beliau adalah seorang yang sederhana, jenius, pakar dan motivator dalam dunia pendidikan serta pengalaman dalam berorga-nisasi. Punya pengalaman sebagai “Dosen” baik di Perguruan
Tinggi Negeri maupun Swasta di Provinsi Sumatera
Utara, dan sebagai dosen PNS atau dosen tetap di
Universitas Negeri Medan sejak tahun 2005 sampai

xvi

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

PENGANTAR

kini, Narasumber di bidang Pendidikan dan Sosial
dalam Seminar-seminar Lokal maupun Nasional serta
pengalaman dalam bidang penulisan buku. Penulis
layak mengucapkan banyak terima kasih yang istimewa atas inspiratif dan motivasi, serta sebagai editor buku ini yang sangat menggugah hati penulis
untuk berbuat sesuatu dan berani menulis.
Terima kasih juga kepada Lusius Sinurat, SS,
M.Hum, seorang yang sangat aktif dalam berbagai
kegiatan pencerahan (Mindset Training), Child & Family Counsellor, motivator nasional, dan tentu saja
menyukai dunia tulis-menulis dan kita bisa melihat
situs pribadinya www.lusius-sinurat.com. Kemahiran
yang secara otodidak di bidang teknologi informasi
turut menghantarnya menjadi seorang desain grafis;
dan melalui buku ini ia “memanjakan” para pembaca
lewat desain tata letak (layouter) dan sampul yang
indah dan menarik. Walaupun dalam perjumpaan dan
perkenalan hanya sebentar telah memotivasi penulis,
sehingga sekarang Lusius telah menjadi sahabat bagi
penulis.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada para penulis buku yang dijadikan referensi dalam penulisan buku ini. Ide dan gagasan anda sangat luar biasa dan inspiratif serta sangat
membantu penulis dalam penulisan buku ini.

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

xvii

PENGANTAR

Akhirnya, sekali lagi penulis mengucapkan Puji
dan S yu ku r sert a t erimakasih yan g seda lam dalamnya kepada Allah Yang Berbelaskasih, yang
senantiasa telah memberikan Kekuatan dan Kebijaksanaan-Nya, telah mencerahkan hati dan pikiran
penulis. Sebab Allah Yang Berbelakasih atau Berbelarasa itulah yang menginspirasikan ide-ide atau
gagasan penulis semakin untuk berbuat sesuatu
melayani lewat sebuah tulisan sederhana ini dan juga
sebagai tanggapan atas Belaskasih Allah yang penulis
dapatkan selama ini, sehingga buku ini penulis
persembahkan.
Semoga buku ini bermanfaat yang besar dan
menggugah hati setiap insan yang membaca, untuk
menemukan ide atau gagasan baru, sehingga terciptalah model-model Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak yang sesuai dengan situasi
proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang
relevan dengan perkembangan zamannya.
Sebagai tanda rasa syukur dan terima kasih,
dengan segala kerendahan hati saya persembahkan
buku ini kepada Kongregasi Frater CMM, secara khusus kepada Frater CMM Provinsi Indonesia, ke dua
orang tua, sanak saudara dan kepada keluarga keluarga, yaitu orang tua dan pendidik serta pencinta
dunia pendidikan. Tuhan memberkati anda semua.
Medan, 01 Februari 2016
xviii

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

JUDUL ______________________________________

i

SAMBUTAN _________________________________

v

PENGANTAR ________________________________

ix

DAFTAR ISI _________________________________

xxi

Bab 1
PENTINGNYA KONSEP DIRI _________________

1

Bab 2
KONSEP DIRI ________________________________

11

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

xix

DAFTAR ISI

Bab 3
BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBANGUN KONSEP DIRI ______________________

29

BAB 4
BIMBINGAN KELUARGA SEBAGAI POLA
ASUH DALAM MEMBANGUN DAN MENINGKATKAN KONSEP DIRI ______________________

39

BAB 5
PERKEMBANGAN KONSEP DIRI PADA USIA
REMAJA _____________________________________

57

BAB 6
POLA ASUH ORANG TUA ____________________

70

BAB 7
SIMPULAN __________________________________

21

LAMPIRAN
SEBUAH PENGAMATAN ILMIAH _____________

95

CATATAN __________________________________

105

PENULIS _____________________________________

117

xx

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Konsep Diri Anak

Jika sesuatu input yang kita
dapatkan baik, dalam proces
pun baik, maka outputnya
pasti baik. Tidak ada
seorangpun menjadi hebat
ketika memulai suatu pekerjaan, tetapi mulailah setiap
pekerjaan untuk bisa menjadi
hebat dalam hasil.