Makalah Sejarah Teori Manajemen makalah

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya sejak kapankah manajemen itu ada? Banyak ilmuwan yang
kesulitan dalam melacak sejak kapan manajemen itu lahir. Namun diketahui bahwa
sistem manajemen hadir sejak dahulu kala bahkan telah ada semenjak zaman mesir
kuno. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut
dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida tersebut tidak akan
berhasil di bangun jika tidak ada seseorang yang mengarahkan para pekerja dan
mengendalikan pembangunan piramida tersebut.
Kini manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,
usaha yang di keluarkan lebih banyak terbuang sia-sia dan pencapaian tujuan pun
akan lebih sulit serta membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan adanya manajemen mempermudah kita untuk mencapai tujuan,
menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan serta akan
mencapai efisiensi dan efektivitas. namun definisi manajemen itu sendiri sangat
beragam dan kenyataanya, tidak ada definisi manajemen yang telah di terima secara
universal.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun membuat makalah yang berjudul
"SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN" agar pemahaman

tentang manajemen sesuai dengan pengertian yang semestinya.
B. Permasalahan
1. Bagaimana sejarah manajemen itu bermula?

BAB II

SEJARAH ILMU MANAJEMEN
Ada banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun tidak di
pungkiri lagi bahwa manajemen sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini
dapat kita buktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut tidak mungkin bisa
terwujud apabila tidak ada manajemen dalam pembuatannya.
Daniel wren membagi evolusi manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal
manajemen, era manajemen sains, era manusia sosial dan era modern.


Pemikiran awal manajemen
Ada dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen yang terjadi sebelum abad
ke-20. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan
sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia
mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian

kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik
dan berulang.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen
adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya
penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut “pabrik”.
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan
teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajemen mulai dikembangkan oleh para



ahli.
Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur
seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington
Emerson. Dan di populerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya,
Principles of Scientific Management, pada tahun 1911.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari

Henry Gantt dan keluarga Gilberth.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa
yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik



manajemen yang baik.
Era manusia sosial

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral
school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Katalis utama
dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal
sebagai eksperimen Hawthrone.
Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat
penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa
ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih
sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok,
penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau satndar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.

Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet (1868-1933) yang
mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah
menerbitkan buku berjudul “Creative Experience” pada tahun 1924. Ia berpikir bahwa
organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan
demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra,
bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester barnard (1886-1961) menulis buku berjudul “The
Functions of the Executive” yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam
rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Barnard juga
mengembangkan teori “penerimaan otoritas” yang didasarkan pada gagasan bahwa


atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
Era modern
Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total
quality management TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru
manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and
Joseph Juran (lahir 1904).
Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan
berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya

meningkatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia
berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
(1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan,
minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
(2) produktivitas meningkat;

(3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga;
(4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis;
(5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk
meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.

BAB III
PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
a) Teori Manajemen Klasik
1. Robert Owen
Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang manajer
beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia,
menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia
mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang
akan menaikkan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang

paling menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”.
2. Charles Babbage
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja
melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan
ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Lini perakitan
modern yang banyak dijumpai sekarang, dimana setiap karyawan
bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang, didasarkan
pada gagasan Babbage.
b) Teori Manajemen Ilmiah
1. Frederick w. Taylor
Manajemen ilmiah mula mula dikembangkan oleh Frederick W.
Taylor sekitar tahun 1900-an. Karenanya dia disebut sebagai “bapak
manajemen ilmiah”.
Taylor telah memberikan prinsip prinsip dasar penerapan
pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah
teknik tekniknya untuk mencapai efsiensi. Empat prinsip dasar tersebut
adalah :
 Pengembangan metoda metoda ilmiah dalam manajemen
 Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat
diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan

kemampuannya
 Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
 Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
2. Frank dan Lilian Gilbreth
Frank Gilbreth adalah seorang pelopor pengembangan studi
gerah dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang
diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi,

terutama untuk menemukan “cara terbaik pengerjaan suatu tugas’.
Sedangkan Lilian Gilbreth lebih tertarik pada aspek aspek manusia
dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia.
Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir: membantu
para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.
3. Henry L. Gantt
Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan.
 Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan





manajemen
Seleksi ilmiah tenaga kerja
Sistem insentif untuk merangsang produktivitas
Penggunaan instruksi instruksi kerja yang terperinci
Kontribusi yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik,
yang dikenal sebagai “bagan Gantt”, untuk perencanaan,

koordinasi dan pengawasan produksi.
4. Harrington Emerson
Emerson mengemukakan dua belas prinsip prinsip efisiensi yang
sangat terkenal, yang secara ringkas adalah :
 Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
 Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
 Adanya staf yang cakap.
 Disiplin.
 Balas jasa yang adil.
 Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg –




sistem informasi dan akuntansi.
Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.
Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu

setiap kegiatan.
 Kondisi yang distandardisasi.
 Operasi yang distandardisasi.
 Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
 Balas jasa efisiensi – rencana insentif
c) Teori Organisasi Klasik
1. Henri Fayol
Henri Fayol, seorang industrialis Perancis, mengemukakan
teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori administrasinya
Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur, yaitu
1. Perencanaan, yaitu suatu kegiatan membuat

tujuan

perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2. Pengorganisasian, yaitu suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang
dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. pemberian perintah, seorang manajer dalam organisasi atau
perusahaan, harus bisa memerintah karyawan atau bawahan
agar tujuan dari perusahaan atau organisasi berjalan dengan
baik dan sesuai dari tujuan semula.
4. Pengkoordinasian,
seorang
manajer

harus

bisa

mengkoordinasi segala sesuatu yang ada dalam organisasi
atau perusahaan. Memastikan segala sesuatu berjalan sesuai

dengan porsinya masing- masing dan tidak melenceng dari
tujuan.
5. Pengawasan,

adalah

suatu

aktivitas

menilai

kinerja

berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian
dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Seorang
manajer harus selalu melakuakan pengawasan atas segala
sesuatu yang ada di perusahaan atau organisasi.
Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam
kegiatan, yang semuanya saling tergantung satu dengan yang lain.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah (1) teknik – produksi dan
manufacturing produk, (2) komersial – pembelian bahan baku dan
penjualan produk, (3) keuangan (finansial) – perolehan dan
penggunaan modal, (4) keamanan – perlindungan karyawan dan
kekayaan, (5) akuntansi – pelaporan, dan pencatatan biaya, laba dan
hutang, pembuatan neraca, dan pengumpulan data statistik, dan (6)
manajerial – perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, dan pengawasan.
Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsipprinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
 Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan meningkatkan



efisiensi pelaksanaan kerja.
Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
Disiplin – harus ada respect dan ketaatan pada peranan-peranan
dan tujuan-tujuan organisasi.



Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima instruksi



tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
Kesatuan pengarahan – operasi-operasi dalam organisasi yang
mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang



manajer dengan penggunaan satu rencana.
Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan
umum – kepentingan perseorangan harus tunduk pada



kepentingan organisasi.
Balsa jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksakan



harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
Sentralisasi – adanya keseimbangan yang tepat antara



sentralisasi san desentralisasi.
Rantai skalar (garis wewenang) – garis wewenang dan perintah



yang jelas.
Order – bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada
pada tempat dan waktu yang tepat. Terutama orang-orang
hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi atau pekerjaan-




pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.
Keadilan – harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
Stabilitas staf organisasi – tingkat perputaran tenaga kerja yang



tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
Inisiatif – bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan
dan menyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan



mungkin terjadi.
Esprit de Corps (semangat korps) – “kesatuan adalah
kekuatan”, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki
kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota
yang tercermin pada semangat korps.

2. James D. Mooney
Mooney, seorang eksekutif General Motors, mendefinisikan
organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung
untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang organisasi
perku diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi – syaratsyarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin
(perumusan tujuan) dan disiplin, (2) prinsip skalar – proses skalar
mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari

kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional, (3) prinsip fungsional
– adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda, dan
(4) prinsip staf – kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
3. Mary Parker Follet
Follet adalah ahli ilmu pengetahuan sosial pertama yang
menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Dia
memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui
aplikasi praktik ilmu-ilmu sosial dalam administrasi perusahaan. Dia
menulis panjang lebar tentang kreatifitas, kerjasama antara manajer
dan bawahan, koordinasi dan pemecahan konflik. Dia juga
menguraikan suatu pola organisasi yang ideal dimana manajer
mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para
karyawan.
4. Chester I. Barnard
Chester Barnard, presiden perusahaan Bell Telephone di New
Jersey, memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan
pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan
Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber
daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Menurut teorinya,
bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan
mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard adalah
pelopor dalam penggunaan “pendekatan sistem” untuk pengelolaan
organisasi.
d) Hubungan Manusiawi
1. Elton Mayo
“Hubungan manusiawi” sering digunakan sebagai istilah umum
untuk menggambarkan cara di mana manajer berinteraksi dengan
bawahannya. Bila “manajemen personalia” mendorong lebih banyak
dan lebih baik dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi
adalah “baik”. Bila moral dan efisiensi memburuk hubungan
manusiawi dalam organisasi adalah “buruk”. Untuk menciptakan
hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa
karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor faktor
sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka.
2. Fritz Roethlisberger
Fritz Roethlisberger selaku asisten riset

Elton

Mayo

mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam

situasi kerja di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric
dari tahun 1927 sampai 1932. Percobaan pertama dilakukan untuk
meniti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika
kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga naik seperti yang
diperkirakan. Tetapi ketika kondisi penerangan dikurangi sampai
seperti bila hanya menggunakan sinar matahari, ternyata produktivitas
tetap naik.
Percobaan

selanjutnya,

Mayo

dan

kawan

kawannya

menempatkan dua kelompok yang masing masing terdiri enam
karyawati dalam ruang terpisah. Dalam satu ruangan kondisi diubahubah secara periodik, dan ruang lainnya tidak. Sejumlah variabelvariabel dicoba. Sekali lagi, keluaran di ruang kedua ruang ternyata
sama-sama meningkat.
Mereka meyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang
kompleks telah mempengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan
manusiawi di antara anggota kelompok terpilih, maupun dengan
peneliti lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada
perubahan-perubahan kondisi kerja di atas. Perhatian simpatik dari
pengawas yang mereka terima telah mendorong peningkatan motivasi
mereka.
Penemuan lainnya adalah bahwa kelompok kerja informal –
lingkungan sosial karyawan juga mempunyai pengaruh besar pada
produktivitas.
3. Hugo Munsterberg
Sebagai penetus psikologi industri, Hugo Musterberg sering disebut
“bapak psikologi industri”. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai
peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara
yaitu :
 Penemuan best possible person
 Penciptaan best possible work
 Penggunaan best possible effect untuk motivasi karyawan
e) Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur berbeda.
 Perilaku organisasi
Tokoh tokoh aliran ini antara lain :
1. Abraham Maslow yang mengemukakan adanya “hirarki
kebutuhan” dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan
dinamika proses motivasi.

2. Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y-nya.
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau
teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya
kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial.
5. Rensis Liken yang telah mengidentifikasi dan melakukan
penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen,
dari sistem 1 : exploitif-otoritatif sampai sitem 4: partisipatif
kelompok.
6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi
kepemimpinan.
7. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial
atau sistem antarhubungan budaya.
8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam
organisasi.
 Aliran Kuantitatif
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team
riset operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang
didasarkan atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam Perang
Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer
elektronik, transportasi dan komunikasi. Teknik teknik riset operasi
menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan
keputusan.

Prosedur-prosedur

riset

operasi

tersebut

kemudian

diformalisasikan dan disebut aliran management science.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah
sebagai berikut
 Perumusan masalah.
 Penyusunan suatu model matematis.
 Mendapatkan penyelesaian dari model.
 Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
 Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
 Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
f. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi
sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian berhubungan.

bagian yang saling

Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini
secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan
saling tergantung.
Dalam analisis manajemen modern baik pendekatan sistem tertutup maupun
terbuka digunakan. Para teoritisi klasik hanya memakai sudut pandangan sistem
tertutup; mereka tidak merancang dan mengimplementasikan pandangan sistem
terbuka. Pendekatan sistem tertutup ini memusatkan pada hubungan-hubungan
dan konsistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan
perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.
Pendekatan sistem tertutup mengabaikan pengaruh-pengaruh lingkungan.
g. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para
manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep
dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Mereka sering
menemui metoda-metoda yang sangat efektif dalam suatu situasi tetapi tidak akan
berjalan dengan baik dalam situasi-situasi lainnya. Menurut pendekatan ini tugas
manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah
keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan
manajemen.
Pendekatan kontingensi telah berkembang di beberapa bidang manajemen
sseperti perancangan organisasi, kepemimpinan, motivasi, perencanaan yang
strategik dan dinamika kelompok. Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani
gap yang ada antara teori dan praktek.
Pendekatan kontingensi muncul sebagai tanggapan atas ketidakpuasan
terhadap anggapan universalitas, dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai
variabel lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual menyeluruh untuk
pendekatan

kontingensi

:

lingkungan,

konsep-konsep

dan

teknik-teknik

manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya.

h. Perkembangan teori manajemen dimasa mendatang
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa
mendatang, yaitu :



Dominan. Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling




berguna.
Divergence. Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
Convergence. Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-




batasan di antara mereka cenderung kabur.
Sintesa. Masing-masing aliran berintegrasi.
Proliferation. Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.
Tetapi bagaimanapun juga pendekatan-pendekatan baru tersebut tampak
belum menjadi suatu aliran baru, hanya lebih merupakan pembicaraan
khusus dari serangkaian masalah.

BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan