Makalah Layanan Bimbingan dan Konseling.

Makalah Layanan Bimbingan dan Konseling
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Endah Winarti, M.Pd

Disusun Oleh:
Avinda Azizatun Nisa

(15130105)

Cahyati Subechiana

(15130092)

Lailatul Firdausy

(15130149)

Rizka Amelia Wachida

(15130035)


Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islm Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2017

Kata Pengantar

Assalamulaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat,
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Layanan
Bimbingan dan Konseling”. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan bagaimana pentingnya layanan bimbingan dan konseling serta jenisjenisnya.Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. IbuEndah

Winarti,

M.Pdselaku

dosen


mata

kuliah

Bimbingan

Konselingyang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan
baik secara moral maupun spiritual.
2. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penulis

menyadari

bahwa

makalah

ini


masih

memiliki

banyak

kekurangan.Oleh karena itu kami sangat mengharapakan adanya kritik dan saran
yang bersifat positif dan membangun dari rekan-rekan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang,25 Maret 2017

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2.

Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3.

Tujuan........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1.

Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling........................................3


A. Layanan Orientasi......................................................................................3
B. Layanan Informasi.....................................................................................4
C. Layanan Penempatan dan Penyaluran.......................................................5
D. Layanan Bimbingan Belajar......................................................................7
E. Layanan Konseling Perorangan...............................................................11
F.

Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok......................................13

2.2.

Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling......................15

A. Aplikasi Instrumentasi Data....................................................................16
B. Himpunan Data........................................................................................17
C. Konferensi Kasus....................................................................................18
D. Kunjungan Rumah...................................................................................19
E. Alih Tangan Kasus..................................................................................20
F.


Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung..................21

BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
3.1. Kesimpulan..................................................................................................23
3.2. Saran............................................................................................................23
Daftar Pustaka........................................................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara

konselordengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan
Konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan

berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk
memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi
bimbingan dan konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu
dengan pentingnya bimbingan konseling tersebut tentunya tentunya banyak
pihak yang menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan konseling
tersebut.Oleh karena itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang
disediakan bimbingan konseling.
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral
dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan
yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu layanan
bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya akan
melibatkan banyak pihak.
Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan konseling
sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran dan fungsi
dari bimbingan konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui terlebih
dahulu apa saja layanan yang disediakan bimbingan konseling tersebut serta
kegiatan apa saja yang dapat menunjang keberhasilah bimbingan konseling
agar kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari bimbingan konseling yang
ada aaupun yang kita inginkan.


1.2.

Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling ?
2. Apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan dan Konseling ?
1.3.

Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari Layanan Bimbingan dan
Konseling
2. Untuk mengetahui apa saja Kegiatan Pendukung dari Layanan Bimbingan
dan Konseling

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.


Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan,
yaitu peserta didik. Layanannya adalah sebagai berikut :
A. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah)
yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c. Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan
hubungan social siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu

segala jenis masalah dan kesulitan siswa.1
Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu :
a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola
kehidupan social.
b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai
kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat
memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar
anaknya.

1

Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling.(Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000). Hal.43-44

B. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihakpihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik
(terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi

pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat.
Materi layanan informasi menyangkut :
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan
dan perkembangan pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta
bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai-nilai social, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan
berkembang di masyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program
khusus, dan program tambahan.
f. Sistem penjurusan, kenaikan

kelas,

syarat-syarat

mengikuti

UN/UNAS.
g. Fasilitas penunjang/sumber belajar.
h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta
prospeknya.2
Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna
untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.Pemahaman yang diperoleh
melalui

layanan

informasi

digunakan

sebagai

bahan

acuan

dalam

meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,
menyelenggarakan

kehidupan

sehari-hari

dalam

mengambil

sebuah

keputusan.3
2

Ibid., hal.44

3Prayitno.Panduan

Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

(Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi yaitu :
a. Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang
diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih
sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.
b. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
c. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana
memperoleh informasi.
d. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang
ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuannya.4
C. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan,
magang, kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan
minat serta kondisi pribadinya.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi :
a. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan
ekstrakurikuler

yang

dapat

menunjang

pengembangan

pilihan
sikap,

b.

kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok

c.

belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan social sekolah.
Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan
siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan

d.

seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.
Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang
membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier,
kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau
magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.5

Tujuan layanan penempatan dan penyaluran ada 2, yaitu :
a. Tujuan umum
4

Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya:

Unesa University Press, 2008). Hal 52.
5

Ibid., hal.45

Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah
diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan
potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan diri
seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga
pendidikan lanjut.6
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih
spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai
dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam
mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”.
Tercapainya

tujuan

dari

layanan

penempatan

dan

penyaluran

memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan
diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara
realistic.7
D. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan
bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam
belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi.
Sering kegagalanitu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai.8
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap :
1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Di sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil secara
gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal,
seperti, angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian
6Prayitno.Layanan

Penempatan dan Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas

Negeri. 2004) hal.3
7

Ibid., hal.4

8

Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT

RINEKA CIPTA, 2004). Hlm. 279.

akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu
dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar.
Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contohcontoh yang disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang
banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :
a. Keterlambatan Akademik, yaitu keadaan siswa yang
diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi
tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki
IQ 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya
yang amat tinggi.
c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan

untuk

mendapat

pendidikan

atau

pengajaran khusus.
d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah
tampak jera dan malas.
e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu
kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya
sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti
menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci
guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahuinya, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat
dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes
kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar,
dan pengamatan.
 Tes Hasil Belajar, yaitu suatu alat yang disusun untuk
mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuantujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya.

 Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan
dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini
biasanya

diukur

atau

diungkapkan

dengan

mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.
 Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan
belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam
belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan
kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.
 Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk
mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
 Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau
karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya
sama,

yaitu

mengungkapkan

kesalahan-kesalahan

yan

dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di
depan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut
yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :
a. Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu
bentuk

bantuan

yang

diberikan

kepada

seorang

atau

sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan
maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses
dan hasil belajar mereka.
b. Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu
bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa
orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.
c. Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya
mempunyai motivasi belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba
menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan staf sekolah
lainnya

berkewajiban

membantu

siswa

meningkatkan

motivasinya dalam belajar.
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap
siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar

yang efektif. Sebagian siswa memang memerlukan bantuan
untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaankebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu
mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan
mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah
atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.9
Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor
adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang.Sebagaimana
disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan dan
penggerak kegiatan pembelajaran siswa, sedangkan konselor
sebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan dan
pertimbangan

bagi

ditetapkannya

layanan

bimbingan

belajar.Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan
menafsirkan nilai-nilai teshasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat
oleh guru. Dalam hasil itu memang diharapkan adanya tes hasil
belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil menunggu tersedianya
tes baku itu, “tes buatan guru” adalah sangat penting.
Tes kemampuan dasar (inteligensi) dan skala sikap dan
kebiasaan belajar harus dibakukan terlebih dahulu.Konselor secara
langsung menyelenggarakan tes dan skala itu (dengan bantuan
guru) sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang dapat
diterapkan bagi pelayanan bimbingan belajar.Tes diagnostik dan
analisis hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh guru, karena
materi kedua instrumen/prosedur itu secara langsung terkait pada
hasil usaha pembelajaran yang dikelola oleh guru.Konselor
membantu merancang dan memberikan pertimbangan tentang
penyelenggaraan tes diagnostik dan analisis hasil belajar.
Berdasarkan

hasil-hasil

pengungkapan

kelemahan

dan

kekuatan siswa dengan mempergunakan instrumen/prosedur di
atas, konselor dan guru merancang layanan bimbingan belajar bagi
9Ibid,

hlm. 286.

siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun
kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan
kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual,
ataupun kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaannya peranan
konselor dan guru masing-masing atau bersama-sama tergantung
pada materi layanan.Layanan yang materinya lebih banyak
menyangkut penguasaan bahan pelajaran (seperti pengajaran
perbaikan dan kegiatan pengayaan) menuntut peranan guru lebih
besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan
motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih
banyak peranan konselor.Keadaan yang lebih dikehendaki ialah
apabila

kedua

pihak

selalu

bahu-membahu

meningkatkan

kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.10
E. Layanan Konseling Perorangan
Konseling

dimaksudkan

sebagai

pelayanan

khusus

dalam

hubungan langsung tatap muka antara konselor dank lien. Dalam
hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya,
sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan ini,
konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam
pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa
konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu berari agaknya bahwa apabila layanan konseling telah
memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan
upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai
pendamping. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti
yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benarbenar tinggi.
Implikasi lain pengertian “jantung hati” itu ialah, apabila seorang
konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan
bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati,
10Ibid.

hlm. 288.

dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai
teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat
menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak
mengalami banyak kesulitan.
Dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling perorangan yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan
guru

pembimbing

dalam

rangka

pembahasan

dan

pengentasan

permasalahan pribadi yang dideritanya.11
Tujuan Layanan Konseling Perorangan.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami
kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya,
kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya.
Dengan

perkataan

lain,

konseling

perorangan

bertujuan

untuk

mengentaskan masalah yang dialami klien.
Isi layanan konseling perorangan tidak ditentukan oleh konselor
(pembimbing) sebelum proses konseling dilaksanakan. Dengan perkataan
lain, masalah yang dibicarakan dalam konseling perorangan tidak
ditetapkan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan.
Persoalan atau masalah sesungguhnya baru dapat diketahui setelah
dilakukan identifikasi melalui proses konseling. Setelah dilakukan
identifikasi melalui baru ditetapkan masalah mana yang akan dibicarakan
dan dicarikan alternatif pemecahannya melalui proses konseling dengan
berpegang pada prinsip skala perioritas pemecahan masalah. Masalah yang
akan dibicarakan (yang menjadi isi layanan konseling perorangan)
sebaiknya ditentukan oleh peserta layanan (siswa) sendiri dengan
mendapat pertimbangan dari konselor.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling
perorangan mencakup:
a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan
pribadi.
11

Hallen A, BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hlm. 85

b.
c.
d.
e.
f.

Bidang pengembangan social.
Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar.
Bidang pengembangan karier.
Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga,12
Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.
g. Pengenalan dan

penerimaan

perubahan,

pertumbuhan

dan

perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
h. Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat serta penyaluran
dan pengembangannya.13

F. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai
bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau
membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang
berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/
untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan tertentu.14
Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada
individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling
kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan
satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa
kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling
menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu.
Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya
perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak
konsumen secara tepat an cepat, layanan kelompok semakin menarik.
12Tohirin,

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH

(BERBASIS INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007). hlm. 164.
13

Giyono, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia, 2015) hlm. 62

14 Tohirin,

Op.Cit. hlm. 170

Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan
hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok
interaksi antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas,
yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi
social yang intensif dan dinamis selamaberlangsungnya layanan,
diharapkan tujuan-tujuan layanan (yang sejajar dengan kebutuhankebutuhan individu anggota kelompok).15
Perbedaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Aspek
1. Jumlah anggota

Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
Tidak terlalu dibatasi: Terbatas: 5-10 orang.

60-80 orang.
dan Relatif homogeny.

2. Kondisi
karakteristik
anggota
3. Tujuan

yang Penguasaan

ingin dicapai

untuk

Hendaknya

homogen;

dapat

heterogen

pula

terbatas.
informasi a. Pemecahan masalah.

tujuan yang b. Pengembangan

lebih luas.

kemampuan
komunikasi

4. Pemimpin

Konselor

kelompok
5. Peranan anggota

narasumber.
Menerima

dan

interaksi social.
dan Konselor.
informasi a. Berpartisipasi

untuk tujuan kegunaan

dinamika

tertentu.

social.

dalam
interaksi

b. Menyumbang
pengentasan masalah.
c. Menyerap bahan untuk
6. Suasana
interaksi

a. Menolong
dialog terbatas.
b. Dangkal.

7. Sifat
15Prayitno

isi Tidak rahasia.

dan Erman, Op. Cit. hlm. 307.

pemecahan masalah.
atau a. Interaksi multiarah.
b. Mendalam

dengan

melibatkan

aspek

emosional.
Rahasia.

pembicaraan
8. Frekuensi
kegiatan

Kegiatan

berakhir Kegiatan

apabila informasi telah sesuai
disampaikan.

berkembang
dengan

kemajuan
masalah

tingkat

pemecahan
Evaluasi

dilakukan sesuai dengan
tingkat

kemajuan

pemecahan masalah.
Layanan konseling kelompok merupakan cara yang amat baik
untuk menangani konflik-konflik antarpriibadi dan membantu individuindividu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Tenaga yang
dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok
adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan
efektif pula dalam konseling kelompok. Dapat diandalkan untuk
menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor
yang efektif ddalam konseling perorangan akan efektif pula dalam
konseling kelompok. 16

2.2.

Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal
ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
A. Aplikasi Instrumentasi Data
Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan
lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes
maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala
karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini
adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan
16Ibid.

hlm. 314.

bentuk himpunan data,Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini
adalah:
a. Materi yang hendak diungkapkan,
b. bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan
responden yang bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes maupun
non-tes melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor.
Konselor

sebagai

pengguna

hasil

instrument

digunakan

dalam

melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis konselor dapat
bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional)
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenisjenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan objek

yang akan diukur, menetapkan subjek,

menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan
fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah
jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan
hasil intrumen.
3. Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan
evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta
menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan
asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4. Tindak Lanjut

Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak
lanjut.

Dan

juga

menyusun

laporan

aplikasi

instrumentasi,

menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

G. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan

yang

didik.Himpunan

relevan
data

dengan

diselenggarakan

keperluan
secara

pengembangan
berkelanjutan,

peserta

sistematik,

komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi
pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.Kegiaran ini memiliki fungsi
pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:
Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan
mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan
kelengkapan administrative.
2. Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi,
memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
3. Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang
digunakan,

memerikasa

kelengkapan,

keakuratan,

keaktualan

dan

kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi
berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan
efisiensi penyelenggaraannya
4. Tindak Lanjut

Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang
mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan,
keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan
teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesarbesarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

Teknis

penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

H. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta
didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan

klien.Pertemuan

konferensi

kasus

bersifat

terbatas

dan

tertutup.Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat
terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi
kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1.

Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan
harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk
merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.

2. Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh
peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui
dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa

3. Analisis dan Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila
konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti
bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh
peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa
4. Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi
oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang
jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.
I. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik
melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan,
dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari
pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan
kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak
diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus
tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau
kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait
dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh
melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam
masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting
dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan
dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat
kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan
KR, menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan
keluarga,

menetapkan

administrasi.

materi

KR

dan

meyiapkan

kelengkapan

2. Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan
KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota

keluarga (ortu/wal),

Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen,
Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan
hasil KR
3. Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan
dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi
penggunaan data dalam rangka pengentasan
menganalisis

masalah klien. Dan

terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap

penanganan kasus.
4. Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu
dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak
lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan
akurat. Serta menyusun laporan KR,

menyampaikan laporan dan

mendokumentasi laporan.17
J. Alih Tangan Kasus.
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan
memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti
kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan
agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi
kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan
kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam
17repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718BDUL%20JALALUDIN

%20SAYUTIFITK.pdf I diakses pada 29 maret 2017

Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang
Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang
cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien
bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika
diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah
1. Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan
ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi
ATK dan kelengkapan administratif
2. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan
mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3. Evaluasi dan Analisis
Membahas ATK melalui: Klien, laporan dan hasil lain dan analisis
hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah
klien. Serta melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap
pengentasan permasalahan klien secara menyeluruh

4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan
lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli
lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan
dan mendokumentasi laporan.
K. Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung
Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/membantu penyelenggaraan
berbagai layanan bimbingan konseling.Dalam kaitan ini, perlu diingatkan bahwa
terlaksananya layanan bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada
kegiatan-kegiatan pendukung.Hal ini tidak berarti bahwa kegiatan pendukung
menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.

Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai
mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
yang sifatnya lebih utama itu.Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap
layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan
memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara
dengan mantap.18

18Mulyadi.

Pola

Umum

Bimbingan

dan

Konseling

https://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/203/173
diakses pada 30 Maret 2017

pada

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral
dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang
optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik.
Layanan yang dimiliki oleh bimbingan konseling antara lain layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan,
dan bimbingan konseling kelompok
Keberhasilan

layanan

bimbingan

konseling

tidak

terjadi

dengan

sendirinya, hal ini terjadi karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan
bimbingan konseling tersebut sehingga layanan bimbingan konseling dapat
dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan tersebut. Kegiatan yang
mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan
operassionalisasi dan pengunaan hasil kegiatan pendukung
3.2. Saran
Demikianlah makalah layanan bimbingan konseling yang telah penyusun
buat, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena kesempurnaan hanya milik allah swt. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat penyusun butuhkan, dan semoga untuk kepenulisan artikel yang bertema
serupa dapat menjadi lebih baik.

Daftar Pustaka
Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya:
Unesa University Press, 2008).Hal 52.
Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling.(Jakarta: PT Rineka Cipta.).
Giyono, 2015, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia)
Mulyadi. Pola Umum Bimbingan dan Konseling
padahttps://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/20
3/173 diakses pada 30 Maret 2017
Prayitno dan Erman, ,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA,)Prayitno. 2004Layanan Penempatan dan
Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas Negeri.)
Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
(Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.)
Repository.uinjkt.ac.id/.../1/95718-ABDUL%20JALALUDIN%20SAYUTI
FITK.pdf I diakses pada 29 maret 2017
Tohirin, 2007,BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH
(BERBASIS INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,)