CALK KPU Kota Mgl 2016.compressed

DAFTAR ISI

  Hal Kata Pengantar i Daftar Isi ii iii

  Pernyataan Tanggung Jawab

  1 Ringkasan

  I. Laporan Realisasi Anggaran

  3

  4 II. Neraca

  5 III. Laporan Operasional

  6 IV. Laporan Perubahan Ekuitas

  7 V. Catatan atas Laporan Keuangan

  7 A. Penjelasan Umum

  22 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

  29 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

  39 D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional

  44 E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

  47 F. Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

  VI. Lampiran dan Daftar

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

  

Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang Tahun 2016 ini telah

disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah

pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan

ini meliputi:

  1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016. Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp3.907.589 atau mencapai 0 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp0. Realisasi Belanja Negara pada Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp2.834.061.822 atau mencapai 98,46 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp2.878.435.000.

  2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016.

  Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp458.511.648 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp365.429.710; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0; Aset Tetap (neto) sebesar Rp86.069.438; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp7.012.500. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp1.580.133 dan Rp456.931.515.

  3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO

, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp3.057.576, sedangkan jumlah beban dari kegiatan operasional adalah sebesar Rp2.866.577.837 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(2.863.520.261).

  Surplus Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp952.713 dan sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(2.862.567.548)

  4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar Rp1.701.960.105 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(2.862.567.548) ditambah dengan koreksi nilai aset tetap senilai Rp1 dan Transaksi Antar Entitas sebesar Rp1.617.538.957, Penurunan Ekuitas sebesar Rp(1.245.028.590) sehingga Ekuitas Entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp456.931.515.

  5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan- pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.

  Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

  I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MAGELANG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

(Dalam Rupiah)

TA 2016 TA 2015

  URAIAN CATATAN % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN

  • Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 3.907.589 33.662.564 - JUMLAH PENDAPATAN
  • 3.907.589 - 33.662.564 BELANJA Belanja Pegawai B.2 2.149.159.000 2.113.434.011 98,34 1.138.111.169 Belanja Barang B.3 702.804.000 694.347.811 98,80 3.673.702.429 Belanja Modal B.4 26.472.000 26.280.000 99,37 11.544
  • Belanja Bantuan Sosial B.5 0,00 - JUMLAH BELANJA 2.878.435.000 2.834.061.822 98,46 4.823.358.098
II. NERACA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MAGELANG

NERACA

PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

(Dalam Rupiah)

  CATATAN 31-Des-16 2015

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - -

Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - -

Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 - 1.212.615.276

Piutang PNBP C.4 - -

Bagian Lancar TP/TGR C.5 - -

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - -

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - -

Belanja Dibayar di Muka C.8 - -

Persediaan C.9 365.429.710 375.349.410

Persediaan yang Belum Diregister C.10 - -

Jumlah Aset Lancar

  365.429.710 1.587.964.686

Tagihan TP/TGR C.11 - -

Tagihan Penjualan Angsuran C.12 - -

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.13 - -

Jumlah Piutang Jangka Panjang

  • Tanah C.14 - -

    Peralatan dan Mesin C.15 999.716.215 982.786.215

    Peralatan dan Mesin Belum Diregister C.16 - -

    Gedung dan Bangunan C.17 - -

    Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.18 - -

  

Aset Tetap Lainnya C.19 - -

Konstruksi dalam pengerjaan C.20 - -

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.21 (913.646.777) (865.618.879) Jumlah Aset Tetap

  86.069.438 117.167.336 ASET LAINNYA

Aset Tak Berwujud C.21 9.350.000 -

Aset Lain-Lain C.22 18.579.100 18.579.100

Aset Lainnya yang Belum Diregister C.23 - -

Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.24 (20.916.600) (18.579.100) Jumlah Aset Lainnya

  7.012.500 - JUMLAH ASET 458.511.648 1.705.132.022

Uang Muka dari KPPN C.25 - -

  Utang kepada Pihak Ketiga C.26 1.580.133 3.171.917

Pendapatan Diterima di Muka C.27 - -

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1.580.133 3.171.917 1.580.133 3.171.917 Ekuitas C.28 456.931.515 1.701.960.105 JUMLAH EKUITAS

  456.931.515 1.701.960.105 458.511.648 1.705.132.022 URAIAN

  KEWAJIBAN JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET ASET TETAP ASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS PIUTANG JANGKA PANJANG

  III. LAPORAN OPERASIONAL

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MAGELANG

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

(Dalam Rupiah)

  URAIAN CATATAN 2016 2015 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 3.057.576 33.662.274 JUMLAH PENDAPATAN 3.057.576 33.662.274

  BEBAN Beban Pegawai D.2 2.112.703.111 1.138.842.069 Beban Persediaan D.3 41.363.925 13.095.975 Beban Barang dan Jasa D.4 473.677.592 2.923.274.079 Beban Pemeliharaan D.5 92.970.543 104.096.151 Beban Perjalanan Dinas D.6 93.577.217 245.680.473 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 1.920.050 377.031.947 Beban Bantuan Sosial D.8 - - Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 50.365.399 77.775.949

  • Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - Beban Lain-lain D.11 - - JUMLAH BEBAN

  2.866.577.837 4.879.796.643 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (2.863.520.261) (4.846.134.369) KEGIATAN NON OPERASIONAL D.12 850.000 - Pendapatan Pelepasan Aset Nonlancar

  • Beban Pelepasan Aset Non Lancar Pendapatan dr Kegiatan Non Operasional Lainnya 116.213 290 Beban dr Kegiatan Non Operasional Lainnya
  • (13.500) 952.713 290 SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (2.862.567.548) (4.846.134.079) POS LUAR BIASA D.13 Pendapatan
  • Beban Perjalanan Dinas
  • - - Beban Persediaan SURPLUS/DEFISIT LO (2.862.567.548) (4.846.134.079)

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MAGELANG

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

(Dalam Rupiah)

  URAIAN CATATAN 31-Des-16 2015

EKUITAS AWAL E.1 1.701.960.105 546.507.174

SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (2.862.567.548) (4.846.134.079)

KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI

  E.3 (723.800) EKUITAS

  1 Penyesuaian Nilai Aset E.4 - -

  • Koreksi Nilai Persediaan E.5
  • Selisih Revaluasi Aset Tetap E.6

    Koreksi Nilai Aset Tetap Non Refaluasi E.7 - -

  • Koreksi Lain-lain JUMLAH

  (1.160.607.442) (4.300.350.705)

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.7 1.617.538.957 6.002.310.810

EKUITAS AKHIR 456.931.515 1.701.960.105

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

  A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang Dasar Hukum

  Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang berkedudukan di jalan Diponegoro No.59

  Entitas dan

  Magelang adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Komisi Pemilihan Umum

  Rencana Strategis

  sebagai lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri yang mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban menyelenggarakan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum sebagai Penyelenggara Pemilihan Umum sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721). Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019. Sesuai dengan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015 – 2019, maka Renstra Komisi Pemilihan Umum memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi kebijakan serta program dan kegiatan yang merupakan acuan bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Komisi Pemilihan Umum dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama periode 5 (lima) tahun mendatang. Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum ditetapkan dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63/Kpts/KPU/Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Tahun 2015 – 2019.

  Visi Komisi Pemilihan Umum : Menjadi Penyelenggara Pemilihan Umum yang Mandiri, Professional, dan Berintegritas untuk Terwujudnya Pemilu yang LUBER dan JURDIL Pernyataan visi diatas merupakan gambaran tegas dari komitmen Komisi Pemilihan Umum untuk menyelenggarakan pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri serta dilandasi dengan mekanisme kerja yang efektif, efisien, berpegang teguh pada etika profesi dan jabatan, berintegritas tinggi dan berwawasan nasional sehingga menjadikan Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang terpercaya dan professional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Di samping itu, Komisi Pemilihan Umum juga berkomitmen penuh untuk ikut mengambil bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di bidang politik kepemiluan. Relevansi pernyataan visi Komisi Pemilihan Umum dengan visi Nasional dan agenda prioritas nasional yang disebut NAWA CITA, yakni pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya serta peningkatan kualitas sumber daya manusia penyelenggara pemilu. Hal ini menyiratkan pentingnya Komisi Pemilihan Umum memperkuat brand image organisasi menjadi penyelenggara pemilihah umum yang berintegritas, professional dan mandiri demi terwujudnya kualitas penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia. Misi Komisi Pemilihan Umum :

  Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan visi serta menggambarkan tindakan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka misi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengalami perubahan sebagai berikut:

  1. Membangun SDM yang Kompeten sebagai upaya menciptakan Penyelenggara Pemilu yang Profesional;

  2. Menyusun Regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum, progesif, dan partisipatif;

  3. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu, khususnya untuk para pemangku kepentingan dan umumnya untuk seluruh masyarakat; Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih melalui sosialisasi dan 4. pendidikan pemilih yang berkelanjutan; 5. Memperkuat Kedudukan Organisasi dalam Ketatanegaraan. Meningkatkan integritas penyelenggara Pemilu dengan memberikan 6. pemahaman secara intensif dan komprehensif khusunya mengenai kode etik penyelenggara Pemilu;

  7. Mewujudkan penyelenggara Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, serta aksesable. Tujuan Komisi Pemilihan Umum : Dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai oleh Komisi Pemilihan Umum adalah:

  1. Terwujudnya lembaga KPU yang memiliki integritas, kompetensi, kredibilitas, dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu;

  2. Terselenggaranya Pemilu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

  3. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia;

  4. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu;

  5. Terselenggaranya Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, dan aksesabel. Sasaran Strategis Komisi Pemilihan Umum :

  Dalam RPJM ke–3 disebutkan bahwa sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai adalah meningkatnya partisipasi politik pemilihan umum dan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum 2019, penegakan hukum dan reformasi birokrasi yang ditandai dengan membaiknya indeks demokrasi Indonesia, meningkatnya indeks penegakan hukum; indeks perilaku anti korupsi; indeks persepsi korupsi;indeks integritas nasional, dan indeks reformasi birokrasi yang diikuti dengan membaiknya tingkat pengelolaan anggaran (opini laporan keuangan) dan tingkat akuntabilitas instansi pemerintah (skor atas SAKIP). Berdasarkan sasaran pokok pembangunan yang tercantum dalam RPJM ke-3 tersebut, maka sasaran-sasaran strategis Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hendak dicapai selama lima tahun kedepan (2015 – 2019) adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemilu, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu;

  b. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu;

  c. Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya; d. Persentase pemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih; e. Persentase KPPS yang telah menerima perlengakapan pemungutan dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas.

  2. Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemilu, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU;

  b. Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian;

  c. Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara Pemilu;

  d. Opini BPK atas LHP;

  e. Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik pasca Pemilu;

  f. Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota.

  3. Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan regulasi; b. Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU. Arah Kebijakan dan Strategi Komisi Pemilihan Umum:

  Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum merupakan uraian sistematis yang meliputi cara untuk mencapai tujuan dan sasaran. Secara terstruktur uraian tersebut diilustrasikan dalam sebuah peta strategi yang komprehensif. Peta strategi ini merupakan suatu proses penggambaran atas dasar hubungan sebab akibat antara satu sasaran stratejik dengan sasaran stratejik lainnya untuk menguji alur pikir suatu strategi. Peta strategi ini mempunyai tiga perspektif yaitu: perspektif peningkatan kapasitas kelembagaan, perspektif pelaksanaan tugas pokok lembaga, dan perspektif pemangku kepentingan (stakeholders) . Perspektif peningkatan kapasitas kelembagaan merupakan strategi dasar Komisi Pemilihan Umum yang bersifat jangka panjang dan sebagai titik awal dari keberhasilan pencapaian visi dan misi Komisi Pemilihan Umum.

  a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program ini merupakan program generik Komisi Pemilihan Umum dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah : terlaksananya fasilitasi pembentukan lembaga riset kepemiluan dan operasionalisasinya, terlaksanannya pemutakhiran data pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Ducapil Provinsi, Kabupaten dan Kota, dan terselenggaranya pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan Setjen KPU. Dengan indikator kinerja programnya adalah : persentase Pemutakhiran Data Pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Dukcapil di Provinsi, Kabupaten/Kota; persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU; serta persentase ketepatan waktu penyelesaian pelayanan administrasi kepegwaian. Arah kebijakan program ini mencakup :

  Sementara itu, perspektif pelaksanaan tugas pokok lembaga merupakan perspektif pengarah strategis (strategic drivers ) yang menggambarkan proses bisnis internal yang dijalankan dalam rangka menjamin pelaksanaan misi dan visi Komisi Pemilihan Umum. Sedangkan perspektif pemangku kepentingan (stakeholders) mencerminkan keinginan dan harapan stakeholders terhadap pencapaian misi dan visi Komisi Pemilihan Umum. Stakeholders eksternal yang dimaksud adalah Partai Politik, LSM, Lembaga Penyelenggara Pemilu lainnya (DKPP dan Bawaslu), Instansi pemerintah Pusat dan Daerah, serta masyarakat umum. Komisi Pemilihan Umum pada kurun waktu 2015 – 2019, akan menggunakan 3 (tiga) program dan 9 (Sembilan) kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seluruh unit kerja di lingkungan Komisi Pemilihan Umum. Adapun program-program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja di lingkungan Komisi Pemilihan Umum adalah sebagai berikut.

  • Menyediakan dokumen perencanaan dan penganggaran, koordinasi antar lembaga, data dan informasi serta monitoring dan evaluasi,
  • Menyelenggarakan pengelolaan data, dokumentasi, pengadaan, pendistribusian, ineventarisasi sarana dan prasarana serta terpenuhinya logistic keperluan Pemilu;
  • Menyelenggarakan dukungan operasional dan pemeliharaan perkantoran sehari-hari untuk KPU seluruh Indonesia;

  Menyelenggarakan pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi - kepegawaian di lingkungan Setjen KPU; Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan administrasi - keuangan di lingkungan Setjen KPU; Menyelenggarakan pemeriksanaan yang transparan dan akuntabel. -

  b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU Program ini juga merupakan program generik Komisi Pemilihan Umum dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah meningkatnya dukungan sarana dan prasarana Komisi Pemilihan Umum/Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

  Adapun indikator kinerja programnya, yaitu : persentase dukungan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan kerja pegawai ynag berfungsi dengan baik. Arah kebijakan program ini adalah menyedaiakan dukungan sarana dan prasarana Komisi Pemilihan Umum/Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/kota.

  c. Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik Program ini merupakan program teknis Komisi Pemilihan Umum dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah : tersusunnya rancangan peraturan dan keputusan KPU, pendokumentasian informasi hokum, advokasi hokum, dan penyuluhannya, dan terfasilitasinya penyelenggaraan tahapan pemilu. Adapun indikator kinerja programnya adalah : persentase ketepatan waktu harmonisasi dan penyusunan PKPU sesuai dengan kerangka regulasi; persentase ketepatan waktu harmonisasi dan penyusunan keputusan KPU sesuai dengan SOP; serta persentase penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum. Arah kebijakan program ini mencakup :

  Menyiapkan penyusunan rancangan peraturan dan keputusan KPU - pendokumentasian informasi hukum, advokasi hukum, dan

  • penyuluhannya.
  • Memfasiltasi penyelenggaraan tahapan pemilu.
Adapun Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008.

  Sedangkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008.

  Pendekatan A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

  Penyusunan

  Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek

  Laporan

  keuangan yang dikelola oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang. Laporan

  Keuangan

  Keuangan ini dihasilkan melaui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

  Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi

  Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar A.4. Dasar Pengukuran

  Pengukuran

  Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

  Kebijakan A.5. Kebijakan Akuntansi

  Akuntansi

  Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip- prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum yang merupakan entitas pelaporan dari Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

  Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang adalah sebagai berikut: Pendapatan-LRA (1) Pendapatan- LRA

   yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

  Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara

  Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara  (KUN). Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

   dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

  Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. 

  Pendapatan-LO (2) Pendapatan- LO

  Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah  ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau

   Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang adalah sebagai berikut: o Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya berupa Jasa Giro diakui pada saat Pendapatan Jasa Giro tersebut disetor Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu  dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

   Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

  Belanja (3) Belanja

   mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

  Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang

   Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

   terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

  Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja

  Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya  klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

  Beban (4) Beban

   pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

  Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode

  Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;  terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

   Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan  dari neraca pada saat usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

  Aset (5) Aset

  Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

  a.

  Aset Lancar Aset Lancar

  Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam  bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

   Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

  Piutang diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :  a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggungjawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

  b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal.

   Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutangn yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan ayang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut :

  

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

  Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh Lancar

  0.5% tempo Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat 10%

  Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

  Diragukan 50%

  Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Macet

  1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat 100% Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

  2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

   Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

  Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal  neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

   harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

   harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

   dengan cara lainnya. Aset Tetap b.

  Aset Tetap

   pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

  Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh

  Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.  Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi

   sebagai berikut:

  a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang

   disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-lain pada pos Aset Lainnya.

   neraca pada saat usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.

  Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari Penyusutan Aset c.

  Penyusutan Aset Tetap Tetap

   penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

  Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan

   a. Tanah

  Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap :

  b. Kontruksi dalam pengerjaan (KDP)

  c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah

  atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

   akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

  Penghitungan dan pencatatan Penyusunan Aset Tetap dilakukan setiap

  Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis  lurus yaitu dengan mengevaluasi nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

   Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat dalam rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara Umum tabel masa manfaat sebagai berikut : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

  Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

  Piutang Jangka d.

  Piutang Jangka Panjang Panjang

  Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan  akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan

   Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan . Aset Lainnya e.

  Aset Lainnya

   Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan) dan Kas yang dibatasi penggunaannya.

   Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

   Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas ddilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas dilakukan amortisasi.

   Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat sebagai berikut :

  Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

  Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun) Software Komputer

  4 Franchise

  5 Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

  10 Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim

  20 Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan

  25 Hak Cipta atas ciptaan Gol1.11, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram

  50 Hak Cipta atas ciptaan Gol1.11

  70

   Aset lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Kewajiban (6) Kewajiban

   penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

  Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

  Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek  dan kewajiban jangka panjang.

  a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

  b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban  pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

  Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode.

  Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.

  Selama periode berjalan Komisi Pemilihan Umum Kota Magelang telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain:

  2016 URAIAN Anggaran Setelah Anggaran Aw al

  Revisi

  • Pendapatan
  • Pendapatan Jasa
  • Pendapatan Lain-lain
  • Jumlah Pendapatan Belanja Belanja Pegawai

  1.495.160.000 2.149.159.000 Belanja Barang

  571.442.000 702.804.000 Belanja Modal

  26.472.000 Belanja Bantuan Sosial Jumlah Belanja 2.066.602.000 2.878.435.000

  Realisasi Pendapatan B.1 Pendapatan

  Rp3.907.589

  Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp3.907.589 atau mencapai 0 persen dari estimasinya karena KPU Kota Magelang tidak mempunyai estimasi pendapatan yang ditetapkan dalam DIPA. Pendapatan KPU Kota Magelang terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan Penjualan (Penjualan Lelang Surat Suara Eks Pemilu), Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) dan Pendapatan Lain-lain (Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Yang Lalu) dengan rincian sebagai berikut:

  Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 31-Des-16 Uraian

  % Real Anggaran Realisasi Angg.

  Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 850.000 - Pendapatan Jasa 3.057.576 - -

  13 - - Pendapatan Lain-lain

  • Jumlah 3.907.589 -

Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan BMN Tahun Anggaran 2016 mengalami kenaikan dibandingkan Tahun Anggaran 2015. Hal ini disebabkan karena pada Tahun 2016 KPU Kota Magelang memperoleh Pendapatan dari Lelang atas Penjualan Surat Suara eks Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013. Realisasi Pendapatan Jasa Tahun Anggaran 2016 mengalami penurunan dibandingkan Tahun Anggaran 2015, disebabkan karena Pendapatan Jasa dari Jasa Giro yang diperoleh KPU Kota Magelang pada Tahun Anggaran 2016 atas Rekening Bendahara KPU Kota Magelang untuk Hibah Pilkada 2015 yang diterima lebih kecil dan hanya selama 2 bulan saja karena Dana Hibah pada Rekening Bendahara telah direalisasikan untuk Kegiatan Tahapan Pemilihan Walikota dan Walikota Magelang Tahun 2015, Tahapan Pilkada telah selesai dan seluruh Anggaran dari Hibah Pilkada 2015 tersebut telah dipertanggungjawabkan serta sisanya telah disetor kembali. Pendapatan Lain-lain Tahun Anggaran 2016 KPU Kota Magelang mengalami penurunan dibandingkan Tahun Anggaran 2015, pendapatan ini berasal dari penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu.

  Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2015 NAIK REALISASI TAHUN REALISASI TAHUN URAIAN

  (TURUN) ANGGARAN 2016 ANGGARAN 2015 %

  100% - Pendapatan dari Pengelolaan BMN 850.000 33.662.274 -91% Pendapatan Jasa 3.057.576

  Pendapatan Lain-lain 13 290 -96%

  • 88%

  Jumlah 3.907.589 33.662.564 Realisasi Belanja

  B.2. Belanja Negara

  Realisasi Belanja instansi pada Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp2.834.061.822

  Rp2.834.061.822

  atau 98,46% dari anggaran belanja sebesar Rp2.878.435.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja Ta hun A n ggaran 2016 adalah sebagai berikut:

  Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2016 TA 2016 URAIAN % Real. Anggaran Realisasi Angg. Belanja Pegawai 2.149.159.000 2.113.434.011 98,34% Belanja Barang 702.804.000 694.347.811 98,80% Belanja Modal 26.472.000 26.280.000 99,27% Total Belanja Kotor 2.878.435.000 2.834.061.822

  98,46%

  • Pengembalian Belanja 0,00% Jumlah 2.878.435.000 2.834.061.822 98,46%
Dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015, Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2016 mengalami penurunan sebesar 41,24%, namun apabila perbandingannya adalan capaian realisasi belanja terhadap anggarannya masing-masing Realisasi Belanja TA 2016 lebih tinggi yaitu mencapai 98,46% sedangkan Realisasi Belanja TA 2015 hanya mencapai 79,15%, penurunan realisasi belanja disebabkan karena pada TA 2015 terdapat pagu dan realisasi Anggaran dari Belanja Barang untuk pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Magelang Tahun 2015 sedangkan pada TA 2016 realisasi Anggaran dari Belanja Barang untuk Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Magelang Tahun 2015 telah memasuki tahapaan akhir yaitu Tahapan Penetapan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Magelang Terpilih, Tahapan pengusulan pengesahan pengangkatan Calon Walikota dan Wakil Walikota Magelang Terpilih dan Tahapan Evaluasi dan Pelaporan. Tentunya baik anggaran maupun realisasinya akan lebih besar pada saat Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Magelang Tahun 2015 yang dilaksakanan pada TA 2015.

  Perbandingan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2015 NAIK URAIAN REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015 (TURUN)

  % 85,70 Belanja Pegawai 2.113.434.011 1.138.111.169 (81,10) Belanja Barang 694.347.811 3.673.702.429 127,64 Belanja Modal 26.280.000 11.544.500 Jumlah 2.834.061.822 4.823.358.098 (41,24)

  Belanja Pegawai B.3 Belanja Pegawai

  Rp2.113.434.011

  Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2015 adalah

  1.138.111.169,

  masing-masing sebesar Rp2.113.434.011 dan Rp realisasi belanja Tahun Anggaran 2016 mengalami kenaikan sebesar 85,70 persen dari TA 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Kenaikan gaji pokok PNS yang disebabkan karena perubahan status perkawinan, Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala .

  2. Kenaikan Besaran Uang Kehormatan KPU Kota Magelang.

  3. Kenaikan Besaran Tunjangan Kinerja untuk PNS KPU Kota Magelang.

  4. Mutasi tambah PNS.

  Perbandingan Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2015 URAIAN REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015 NAIK (TURUN)

  % Belanja Gaji Pokok PNS 445.297.000 360.812.200 23,42 Belanja Pembulatan Gaji PNS

  9.051 6.557 38,04 Belanja Tunj. Suami/Istri PNS 34.633.450 29.760.100 16,38 Belanja Tunj. Anak PNS 9.631.456 6.907.862 39,43 Belanja Tunj. Struktural PNS 37.440.000 39.060.000 (4,15) Belanja Tunj. PPh PNS 3.180.701 7.718.310 (58,79) Belanja Tunj. Beras PNS 31.738.580 26.019.540 21,98 Belanja Uang Makan PNS 102.688.000 98.224.600 4,54 Belanja Tunjangan Umum PNS 26.425.000 23.465.000 12,61 Belanja Uang Lembur 34.549.000 198.137.000 100,00 Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) 1.387.841.773 348.000.000 298,81 Jumlah Belanja Kotor 2.113.434.011 1.138.111.169 85,70 Pengembalian Belanja Pegawai - - - Jumlah Belanja 2.113.434.011 1.138.111.169

  85,70 Belanja Barang Rp694.347.811

  B.4 Belanja Barang