pengertian dan contoh SILOGISME INdonesia
pengertian dan contoh SILOGISME
Silogisme
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran
dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan seharihari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang
secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar
peraturan “X”, sebenarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk
formal berikut:
PU = Barang siapa melanggar peraturan “Z” harus dihukum.
PK = Ia melanggar peraturan “Z”
K
= la harus dihukum.
Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis
ma-yor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar
untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).
Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis
(mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus
dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang
standar. Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak
mengikuti bentuk standar seperti itu.
Misalnya:
- Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan
- Kita selalu mematuhi peraturan
- Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.
Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:
PU = Semua yang melanggar peraturan harus dihukum
PK = Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan
K = Kita tidak dihukum.
Secara singkat silogisme dapat dituliskan
JikaA=B dan B=C maka A=C
Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan
Silogisme Disyungtif.
Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya
merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang
termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)
Diposkan oleh Nia Aprilia di 00.41
DASAR-DASAR LOGIKA // Silogisme
Silogisme adalah proses penalaran tidak langsung yang terdiri dari tiga bagian, dua
bagian pertama disebut premis dan bagian ketiga adalah konklusi. Silogisme merupakan
bentuk penalaran deduktif.
A. Silogisme Standar
Silogisme standar adalah silogisme yang menggunakan term perantara untuk
pengambilan konklusi, sebelum menentukan konklusi terlebih dahulu harus diyakini bahwa
term perantara benar merupakan bagian dari term induk. Bentuk umum silogisme standar
adalah sebagai berikut :
M–P
S–M
S–P
Contoh
:
Premis maior: Semua Pahlawan adalah orang berjasa
Premis minor : Kartini adalah Pahlawan
Konklusi
: Kartini adalah orang yang berjasa
B. Prinsip – Prinsip Silogisme
1.Prinsip silogisme merupakan konklusi yang benar atas dasar premis – premis yang benar
2.Azas – azas atau prinsipsilogisme
a.
prinsip persamaan
Prinsip ini menyatakan bahwa dua hal adalah sama, kalau kedua – duanya sama dengan hal
ketiga S = M = P maka S = P
b. Prinsip perbedaan
Prinsip ini menyatakan bahwa dua hal itu berbeda yang satu dengan yang lain , kalau yang
satu sama dengan yang ketiga sedang yang lain tidak sama, S = M
P maka S
P
3.Kedua prinsip tersebut memerlukan dua prinsip pendukung untuk menentukan nilai kebenaran
silogisme tersebut
a.
Prinsip distribusi
Apa yang berlaku untuk sesuatu kelas yaitu berlaku untuk semua dan masing – masing
anggotanya
b. Prinsip distribusi negative
Apa yang diingkari tentang sesuatu kelas secara distributive juga diingkari pada tiap – tiap
anggotanya.
C. Bentuk Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua menggunakan silogisme standar banyak yang
menggunakan prinsip silogisme tetapi menyimpang, bentuk penyimpangan ini harus
dikembalikan ke dalam bentuk standar.
Contoh
Mereka tidak lulus semuanya karena tidak belajar
Kamu kan tekun belajar
Mengapa kamu mesti takut tidak lulus
Dalam Bentuk Standar
Semua orang yang tidak belajar adalah orang yang tidak lulus
Kamu bukan orang yang tidak belajar
Jadi kamu bukan orang yang tidak lulus
D. Hukum Silogisme
Hukum silogisme adalah ketentuan – ketentuan operasional penalaran.
1. Hukum penalaran mengenai term
a.
Jumlah term dalam silogisme tidak boleh lebih dari tiga S = M = P
b. Term tengah M tidak boleh terdapat dalam konklusi
c.
Term tengah M setidak – tidaknya satu kali harus berdistribusi
d. Term S dan P dalam konklusi tidak boleh lebih luas daripada dalam premis
2. Hukum silogisme mengenai proposisi
a.
Apabila proposisi – proposisi dalam premis afirmatif maka konklusinya harus afirmatif
b. Proposisi dalam premis tidak boleh kedua - duanya negative
c.
Konklusi mengikuti proposisi yang lemah dalam premis
d. Proposisi dalam premis tidak boleh kedua – duanya partikulir setidak – tidaknya salah salah
satu harus universal
E. Bentuk, Susunan, dan Modus Silogisme
Bentuk silogisme itu ditentukan oleh susunan dan modusnya, ada beberapa susunan silogisme
yaitu:
Susunan I
: M–P
S–M
S – P
Susunan II
: P–M
S–M
S – P
Susunan III : M – P
M–S
S – P
Susunan IV : P – M
M –S
S – P
Modus silogisme adalah kedudukan proposisi sebagai premis baik premis maior maupun premis
minor dalam suatu silogisme, terdapat 16 bentuk proposisi yaitu:
Maior
:AAAA EEEE IIII OOOO
Minor
:AE I O AEIO AEIOAEIO
B. Bentuk Silogisme yang sahih
Silogisme yang sahih yaitu :
Susunan I
: Bentuk A-A-A
Bentuk E- A-E
Bentuk A-I-I
Bentuk E-I-O
Susunan II
: Bentuk A-E-E
Bentuk E-A-E
Bentuk A-O-O
Bentuk E-I-O
Susunan III : Bentuk A-A-I
Bentuk E-A-O
Bentuk A-I-I
Bentuk E-I-O
Bentuk I-A-I
Bentuk O-A-O
Susunan III : Bentuk A-A-I
Bentuk A-E-E
Bentuk E-A-O
Bentuk E-I-O
Bentuk I-A-I
C. Teknik Diagram Venn
Untuk meneliti apakah bentuk silogisme itu sahih atau tidak dapat digunakan teknik diagram
Venn, yang menngunakan tiga himpunan yaitu himpunan S, M dan P. Hubungan tersebut
adalah sebagai berikut:
S
D. Silogisme dalam Komunikasi Sehari - hari
Dalam komunikasi sehari – hari sering kali menggunakan silogisme yang menyimpang
dikarenakan menggunakan proposisi yang tidak lengkap atau hiperlengkap , bentuk
penyimpangan itu ialah, entimema, polisilogisme dan sorites dan epikirema.
1. Entimema
Entimema adalah silogisme yang proposisi tidak lengkap.
Contoh: entimema yang tanpa premis maior
“ Tentu saja saya dapat khilaf, saya kan manusia biasa”
Dalam bentuk silogisme standar adalah :
Maior
: Semua manusia biasa adalah makhluk yang dapat khilaf
Minor
: Saya adalah manusia biasa
Konklusi
: Saya adalah makhluk yang dapat khilaf
2. Polisilogisme dan Sorites
Polisilogisme adalah bentuk silogisme yang terdiri dari lebih dari tiga proposisi.Sedangkan
sorites adalah entimema dari polisilogisme, dimana setiap konklusi dari proposisi
polisilogime dihilangkan. Adapun bentuk polisilogisme dan sorites adalah sebagai berikut:
Polisilogisme
Sorites
S–M
S–M
M–P
M–P
S – P
P–Q
S – Q
P–Q
Q–R
S – R
Q–R
S – R
Contoh:
Polisilogisme
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang mau mengalah
Partai yang mau mengalah adalah partai yang mau bermusyawarah
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang mau bermusyawarah
Partai yang mau bermusyawarah adalah partai seperti dituntut oleh Pancasila
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai seperti dituntut oleh
Pancasila
Partai seperti dituntut oleh pancasila adalah partai yang sesuai dengan consensus bangsa
Indonesia
.
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang sesuai dengan
consensus bangsa Indonesia
Dalam bentuk Sorites
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang mau
mengalah
Partai yang mau mengalah adalah partai yang mau bermusyawarah
Partai yang mau bermusyawarah adalah partai seperti dituntut oleh Pancasila
Partai seperti dituntut oleh pancasila adalah partai yang sesuai dengan consensus bangsa
Indonesia
.
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang sesuai dengan
consensus bangsa Indonesia
3. Epikirema
Adalah silogisme yang salah satu premisnya atau kedua premisnya ddisertai dengan sebab
, alas an dan keterangan
Contoh: Arloji baik itu barang mahal
Arloji Quartz itu adalah arloji baik
Jadi: Arloji Quartz itu barang mahal
Silogisme
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran
dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan seharihari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang
secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar
peraturan “X”, sebenarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk
formal berikut:
PU = Barang siapa melanggar peraturan “Z” harus dihukum.
PK = Ia melanggar peraturan “Z”
K
= la harus dihukum.
Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis
ma-yor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar
untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).
Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis
(mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus
dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang
standar. Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak
mengikuti bentuk standar seperti itu.
Misalnya:
- Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan
- Kita selalu mematuhi peraturan
- Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.
Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:
PU = Semua yang melanggar peraturan harus dihukum
PK = Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan
K = Kita tidak dihukum.
Secara singkat silogisme dapat dituliskan
JikaA=B dan B=C maka A=C
Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan
Silogisme Disyungtif.
Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya
merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang
termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)
Diposkan oleh Nia Aprilia di 00.41
DASAR-DASAR LOGIKA // Silogisme
Silogisme adalah proses penalaran tidak langsung yang terdiri dari tiga bagian, dua
bagian pertama disebut premis dan bagian ketiga adalah konklusi. Silogisme merupakan
bentuk penalaran deduktif.
A. Silogisme Standar
Silogisme standar adalah silogisme yang menggunakan term perantara untuk
pengambilan konklusi, sebelum menentukan konklusi terlebih dahulu harus diyakini bahwa
term perantara benar merupakan bagian dari term induk. Bentuk umum silogisme standar
adalah sebagai berikut :
M–P
S–M
S–P
Contoh
:
Premis maior: Semua Pahlawan adalah orang berjasa
Premis minor : Kartini adalah Pahlawan
Konklusi
: Kartini adalah orang yang berjasa
B. Prinsip – Prinsip Silogisme
1.Prinsip silogisme merupakan konklusi yang benar atas dasar premis – premis yang benar
2.Azas – azas atau prinsipsilogisme
a.
prinsip persamaan
Prinsip ini menyatakan bahwa dua hal adalah sama, kalau kedua – duanya sama dengan hal
ketiga S = M = P maka S = P
b. Prinsip perbedaan
Prinsip ini menyatakan bahwa dua hal itu berbeda yang satu dengan yang lain , kalau yang
satu sama dengan yang ketiga sedang yang lain tidak sama, S = M
P maka S
P
3.Kedua prinsip tersebut memerlukan dua prinsip pendukung untuk menentukan nilai kebenaran
silogisme tersebut
a.
Prinsip distribusi
Apa yang berlaku untuk sesuatu kelas yaitu berlaku untuk semua dan masing – masing
anggotanya
b. Prinsip distribusi negative
Apa yang diingkari tentang sesuatu kelas secara distributive juga diingkari pada tiap – tiap
anggotanya.
C. Bentuk Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua menggunakan silogisme standar banyak yang
menggunakan prinsip silogisme tetapi menyimpang, bentuk penyimpangan ini harus
dikembalikan ke dalam bentuk standar.
Contoh
Mereka tidak lulus semuanya karena tidak belajar
Kamu kan tekun belajar
Mengapa kamu mesti takut tidak lulus
Dalam Bentuk Standar
Semua orang yang tidak belajar adalah orang yang tidak lulus
Kamu bukan orang yang tidak belajar
Jadi kamu bukan orang yang tidak lulus
D. Hukum Silogisme
Hukum silogisme adalah ketentuan – ketentuan operasional penalaran.
1. Hukum penalaran mengenai term
a.
Jumlah term dalam silogisme tidak boleh lebih dari tiga S = M = P
b. Term tengah M tidak boleh terdapat dalam konklusi
c.
Term tengah M setidak – tidaknya satu kali harus berdistribusi
d. Term S dan P dalam konklusi tidak boleh lebih luas daripada dalam premis
2. Hukum silogisme mengenai proposisi
a.
Apabila proposisi – proposisi dalam premis afirmatif maka konklusinya harus afirmatif
b. Proposisi dalam premis tidak boleh kedua - duanya negative
c.
Konklusi mengikuti proposisi yang lemah dalam premis
d. Proposisi dalam premis tidak boleh kedua – duanya partikulir setidak – tidaknya salah salah
satu harus universal
E. Bentuk, Susunan, dan Modus Silogisme
Bentuk silogisme itu ditentukan oleh susunan dan modusnya, ada beberapa susunan silogisme
yaitu:
Susunan I
: M–P
S–M
S – P
Susunan II
: P–M
S–M
S – P
Susunan III : M – P
M–S
S – P
Susunan IV : P – M
M –S
S – P
Modus silogisme adalah kedudukan proposisi sebagai premis baik premis maior maupun premis
minor dalam suatu silogisme, terdapat 16 bentuk proposisi yaitu:
Maior
:AAAA EEEE IIII OOOO
Minor
:AE I O AEIO AEIOAEIO
B. Bentuk Silogisme yang sahih
Silogisme yang sahih yaitu :
Susunan I
: Bentuk A-A-A
Bentuk E- A-E
Bentuk A-I-I
Bentuk E-I-O
Susunan II
: Bentuk A-E-E
Bentuk E-A-E
Bentuk A-O-O
Bentuk E-I-O
Susunan III : Bentuk A-A-I
Bentuk E-A-O
Bentuk A-I-I
Bentuk E-I-O
Bentuk I-A-I
Bentuk O-A-O
Susunan III : Bentuk A-A-I
Bentuk A-E-E
Bentuk E-A-O
Bentuk E-I-O
Bentuk I-A-I
C. Teknik Diagram Venn
Untuk meneliti apakah bentuk silogisme itu sahih atau tidak dapat digunakan teknik diagram
Venn, yang menngunakan tiga himpunan yaitu himpunan S, M dan P. Hubungan tersebut
adalah sebagai berikut:
S
D. Silogisme dalam Komunikasi Sehari - hari
Dalam komunikasi sehari – hari sering kali menggunakan silogisme yang menyimpang
dikarenakan menggunakan proposisi yang tidak lengkap atau hiperlengkap , bentuk
penyimpangan itu ialah, entimema, polisilogisme dan sorites dan epikirema.
1. Entimema
Entimema adalah silogisme yang proposisi tidak lengkap.
Contoh: entimema yang tanpa premis maior
“ Tentu saja saya dapat khilaf, saya kan manusia biasa”
Dalam bentuk silogisme standar adalah :
Maior
: Semua manusia biasa adalah makhluk yang dapat khilaf
Minor
: Saya adalah manusia biasa
Konklusi
: Saya adalah makhluk yang dapat khilaf
2. Polisilogisme dan Sorites
Polisilogisme adalah bentuk silogisme yang terdiri dari lebih dari tiga proposisi.Sedangkan
sorites adalah entimema dari polisilogisme, dimana setiap konklusi dari proposisi
polisilogime dihilangkan. Adapun bentuk polisilogisme dan sorites adalah sebagai berikut:
Polisilogisme
Sorites
S–M
S–M
M–P
M–P
S – P
P–Q
S – Q
P–Q
Q–R
S – R
Q–R
S – R
Contoh:
Polisilogisme
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang mau mengalah
Partai yang mau mengalah adalah partai yang mau bermusyawarah
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang mau bermusyawarah
Partai yang mau bermusyawarah adalah partai seperti dituntut oleh Pancasila
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai seperti dituntut oleh
Pancasila
Partai seperti dituntut oleh pancasila adalah partai yang sesuai dengan consensus bangsa
Indonesia
.
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang sesuai dengan
consensus bangsa Indonesia
Dalam bentuk Sorites
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang mau
mengalah
Partai yang mau mengalah adalah partai yang mau bermusyawarah
Partai yang mau bermusyawarah adalah partai seperti dituntut oleh Pancasila
Partai seperti dituntut oleh pancasila adalah partai yang sesuai dengan consensus bangsa
Indonesia
.
Partai yang fanatic mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang sesuai dengan
consensus bangsa Indonesia
3. Epikirema
Adalah silogisme yang salah satu premisnya atau kedua premisnya ddisertai dengan sebab
, alas an dan keterangan
Contoh: Arloji baik itu barang mahal
Arloji Quartz itu adalah arloji baik
Jadi: Arloji Quartz itu barang mahal