Sarana Prasarana dan Pembiayaan Bimbinga

Sarana, Prasarana, dan Pembiayaan Bimbingan dan Konseling
Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan layanan dan membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana,
prasarana,
dan
pembiayanan
yang
memadai.
1.
Ruang
Bimbingan
dan
Konseling
Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan
dan konseling pada satuan pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan
ukuran yang memadai, dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang
mudah untuk akses layanan dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat
dibangun taman sekolah yang berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan,
dapat juga ada disain untuk layanan bimbingan dan konseling di taman.
Ukuran ruang bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan jumlah
ruangan. Ruang kerja konselor atau guru bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan

antar ruangan tidak tembus pandang dan suara. Jenis ruangan yang diperlukan antara antara
lain ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.

ruang kerja sekaligus ruang konseling individual,
ruang tamu,
ruang bimbingan dan konseling kelompok,
ruang data,
ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan
ruang lainnya sesuai dengan perkembangan profesi bimbingan dan konseling.

Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan jumlah konselor atau guru
bimbingan
dan
konseling

yang
ada
pada
satuan
pendidikan.
Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus dan
teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses pelayanan bimbingan
dan konseling yang bermutu. Ruangan itu hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para
peserta didik/konseli yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di
ruangan tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan
asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Khusus ruangan konseling individual harus
merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.
Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen bimbingan dan
konseling, himpunan data peserta didik, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan
tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi
pendidikan dan jabatan. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang
menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja. Kenyamanan itu
merupakan modal utama bagi kesuksesan program layanan bimbingan dan konseling yang
disediakan.
Adapun contoh minimal ruang bimbingan dan konseling seperti tertera pada gambar berikut;


Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi bimbingan dan konseling

Alternatif contoh penataan ruang kerja profesi Bimbingan Konseling

2.
Fasilitas
Penunjang
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling
antara
lain:
a. Dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.
b. Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti:
1. Alat pengumpul data berupa tes.
2. Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata peserta didik/konseli, pedoman
wawancara, pedoman observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket
(angket peserta didik dan orang tua), biografi dan autobiografi, angket sosiometri, AUM,
ITP, format RPLBK, format-format surat (panggilan, referal, kunjungan rumah), format
pelaksanaan pelayanan, dan format evaluasi.
3. Alat penyimpan data, dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam komputer.

Bentuk kartu ini dibuat dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah
untuk disimpan dalam almari/ filing cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan,
informasi atau pun data untuk masing-masing peserta didik, maka perlu disediakan map
pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data peserta didik yang perlu dan harus
dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara
keseluruhan yaitu buku pribadi.
4. Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu
bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, blanko surat, kartu
konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan,
buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku
materi pelayanan bimbingan, buku hasil wawancara, laporan
5. Kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger Bimbingan dan Konseling, buku
realisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling, bahan-bahan informasi pengembangan
keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan buku/ bahan informasi
pengembangan keterampilan hidup, perangkat elektronik (seperti komputer, tape
recorder, film, dan CD interaktif, CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing cabinet/
lemari data (tempat penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik/konseli), dan papan
informasi
Bimbingan
dan

Konseling.
Dalam kerangka pikir dan kerangka kerja Bimbingan dan Konseling terkini, para
konselor atau guru bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan perlu terampil
menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai software untuk
membantu mengumpulkan data, pengolah data, menampilkan data maupun memaknai
data sehingga dapat diakses secara cepat dan secara interaktif. Perangkat tersebut
memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayanan Bimbingan dan konseling pada
satuan pendidikan.
Dalam konteks ini, para konselor atau guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai
sewajarnya penggunaan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak
sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor atau guru bimbingan dan
konseling dalam upaya memberikan pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau pelayanan
yang lebih luas kepada para peserta didik/konseli. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain,
program database peserta didik, perangkat ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat
perkembangan
peserta
didik,
dan
beberapa
perangkat

tes
tertentu.

Komputer yang disediakan di ruang bimbingan dan konseling hendaknya memiliki memori yang
cukup besar karena akan menyimpan semua data peserta didik, memiliki kelengkapan audio agar
dapat dimanfaatkan setiap peserta didik untuk menggunakan berbagai CD interaktif informasi
maupun pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses internet agar
dapat mengakses informasi penting yang diperlukan peserta didik maupun dimanfaatkan peserta
didik
untuk
melakukan
e-counseling.
Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling adalah Inventori Tugas Perkembangan (ITP). Pengolahan data secara
komputerisasi memungkinkan kebutuhan peserta didik terdeteksi secara rinci sehingga dapat
diturunkan manjadi program umum satuan pendidikan, program untuk tingkatan kelas maupun
program individual setiap peserta didik/konseli. Kondisi ini memungkinkan karena data setiap
peserta didik, data peserta didik/konseli dalam kelompok kelas, data peserta didik/konseli
sebagai bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh satuan pendidikan dapat tertampilkan.
Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan keterampilan

pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus tersedia, sehingga para peserta didik tidak hanya
memperoleh informasi melalui buku atau papan informasi. Media bimbingan merupakan
pendukung
optimalisasi
layanan
bimbingan
dan
konseling.
3.
Pembiayaan
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan dan
konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung
implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Satuan
Pendidikan. Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program
layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi
pengelolaan program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Kebijakan satuan pendidikan setiap satan pendidikan harus memberikan dukunganterhadap
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan
konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh program pendidikan.
Adapun komponen anggaran meliputi:

1. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program Bimbingan dan
Konseling.
2. Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk asesmen kebutuhan, kunjungan
rumah, pengadaan pustaka terapi/buku pendukung, mengikuti diklat/seminar/workshop
atau kegiatan profesi bimbingan dan konseling, studi lanjut, kegiatan musyawarah
guru bimbingan dan konseling, pengadaan instrumen bimbingan dan konseling, dan
lainnya yang relevan untuk operasional layanan bimbingan dan konselinh.
3. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau pemberian
layanan bimbingan dan konseling (seperti pembenahan ruangan, pengadaan buku-buku
untuk konseling pustaka, penyiapan perangkat konseling kelompok).
Sumber biaya selain dari RKAS (rencana kegiatan dan anggaran Sekolah/Madrasah), dengan
dukungan kebijakan Kepala Sekolah/Madrasah jika memungkinkan dapat mengakses dana dari
sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak lain, atau menggunakan
sumber yang dialokasikan oleh komite Sekolah/Madrasah.