Manusia sebagai M Individu dan M sosial

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materil
maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Sejarah perbudakan pada zaman dahulu hampir ada di semua bangsa dan
kebudayaan. Biasanya orang diperbudak karena tidak mampu membayar utang,
kemiskinan-ketiadaan pemilikkan

terhadap tanah (menjadi penggarap), tahanan

perang (jarahan) dari suku bangsa yang ditakhlukan, atau karena hasil perdagangan
bebas yang di legalkan, anak-anak yang dipaksa bekerja dengan kondisi yang
memprihatinkan, wanita yang diperdagangkan sebagai budak seks, nasib para TKW
Indonesia di Arab Saudi juga mengingatkan kita pada kejamnya praktek perbudakan.
Oleh karena itu, hari penghapusan perbudakan bukan hanya untuk memperingati

masa lalu tapi lebih penting untuk menjadi motivasi guna memerangi praktekpraktek perbudakan di masa kini.
Kasus perbudakan tidak hanya terjadi di luar negeri saja, kasus memprihatikan
ini juga terjadi di Indonesia. Belum hilang dari ingata kasus kelam tragedi
kemanusiaan yang menimpa ke-35 buruh di Tangerang, Banten membuka mata kita
bahwa praktek perbudakan dalam arti seperti yang dilakukan pada zaman dahulu
sesungguhnya masih terjadi di abad ke-21 ini. Membaca, mendengar, dan menyimak
bagaimana mereka diperlakukan oleh pemilik perusahaan mulai dari sistem
perekrutan, penyekapan di pabrik, harus menikmati fasilitas yang jauh dari layak,
disiksa dan dipukul, serta tidak diberi upah demi produktifitas perusahaan
merupakan “gambaran telak” kondisi perbudakan zaman dahulu pada zaman kiwari
ini. Mereka dianggap sebagai alat produksi saja oleh sang pengusaha.
Oleh karena itu, tindakan pemilik perusahaan merupakan kejahatan terhadap
kemanusiaan. Komnas HAM harus bergerak untuk mengusut pelanggaran HAM
yang terjadi di Tangerang. Jangan sampai Komnas HAM diam saja terhadap
kejahatan kemanusiaan dalam bentuk perbudakan abad ke-21 ini. Demikianpun,
presiden harus mengevaluasi kinerja pemda dan dinas tenaga kerja Tanggerang.
1

Masa pemerintah daerah dan dinas yang terkait bisa kecolongan dengan praktik
perbudakan yang terjadi di sana? Ini kejahatan kemanusiaan yang bisa terjadi karena

“kelengahan”pemerintah daerah mengawasi dan mengontrol semua unit usaha di
kotanya atau bisa saja ada unsur “tahu sama tahu” dengan aparat pemerintahan.
Seharusnya pembangunan ketenagakerjaan harus diatur sedemikian rupa
sehingga terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja dan
pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang
kondusif bagi pengembangan dunia usaha. Pembangunan ketenagakerjaan
mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan
kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi juga
keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah, dan masyarakat. Untuk itu,
diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup
pengembangan sumberdaya manusia, peningkatan produktivitas dan daya saing
tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan penempatan
tenaga kerja, dan pembinaan hubungan industrial.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab dan akibat dari perbudakan buruh yang terjadi di Indonesia
2. Bagaimana peran dan tindakan pemerintah dalam mengatasi masalah perbudakan
buruh yang terjadi
1.3. TUJUAN
1. Menjelaskan penyebab dan akibat dari perbudakan buruh yang terjadi di Indonesia
2. Menjelaskan peran dan tindakan pemerintah dalam mengatasi masalah perbudakan

buruh yang terjadi
1.4. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah
Dalam peper ini ruang lingkup yang akan kami bahas adalah mengenai
perbudaka buruh, penyebab dan akibat perbudakan serta peranan pemerintah dalam
mengatasi masalah perbudakan buruh di Indonesia khususnya.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penyebab dan Akibat Perbudakan Buruh di Indonesia
Perbudakan adalah hal yang tidak asing lagi. Perbudakan adalah sebuah
kondisi di saat terjadi pengontrolan terhadap seseorang (disebut budak) oleh orang
lain. Perbudakan biasanya terjadi untuk memenuhi keperluan akan buruh atau
kegiatan seksual.Para budak adalah golongan manusia yang dimiliki oleh seorang
tuan, bekerja tanpa gaji dan tidak mempunyai hak asasi manusia.
Beberapa penyebab terjadinya perbudakan adalah sebagai berikut :


Kemiskinan




Rendahnya sumber daya manusia



Kurangnya lapangan kerja



Lemahnya negara dalam memberikan pengawasan hubungan industrial



Lemahnya negara dalam melindungi hak buruh



Pengusaha tidak mampu memenuhi standar minimal hal-hak buruh

Hal-hal tersebut diatas adalah beberapa alasan yang melatarbelakangi lahirnya

istilah buruh atau budak.Perbudakan adalah kasus pelanggaran terhadap Hak Asasi
Manusia yang sangat kejam tanpa memikirkan dampak yang dialami korban. Hal
tersebut dapat meninggalkan bekas trauma dan psikologis bagi korban, seperti
gangguan mental, rasa takut bertemu dengan orang banyak, syok berat, sulit
bersosialisasi, selalu curiga bahkan dapat mendatangkan dendam bagi para korban.
2.2. Peran dan Tindakan Pemerintah dalam Mengatasi Perbudakan
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa perbudakan merupakan salah
satu masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Untuk itu diperlukan adanya campur
tangan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut sehingga tidak terus menerus
meresahkan dan menjadi masalah. Sesungguhnya perbudakan adalah tindakan
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sangat kejam tanpa memikirkan dampak yang
dialami korban. Perbudakan biasanya menimbulkan dendam dan munculnya
masalah baru. Pemerintah seharusnya memberikan beberapa upaya dalam mengatasi
masalah perbudakan.
3

Berikut beberapa upaya pemerintah yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah
perbudakan:

 Meningkatkan upaya penyejahteraan
 Peningkatan mutu pendidikan
 Meningkatkan kualitas SDM
 Membuka lapangan kerja
 Memberikan pengawasan terhadap industri yang ada
 Serta menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
2.3. KEARIFAN LOKAL


Tat Twam Asi
Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Wujud

nyata/riil dari ajaran ini dapat kita cermati dalam kehidupan dan prilaku keseharian
dari umat manusia yang bersangkutan. Manusia dalam hidupnya memiliki berbagai
macam kebutuhan hidup yang dimotifasi oleh keinginan(kama) manusia yang
bersangkutan.Sebelum kebutuhan manusia sebagai makhluk hidup itu banyak jenis,
sifat, dan ragamnya, seperti manusia sebagai makhluk, individu, sosial, religius,
ekonomis, budaya, dan yang lainnya. Semua itu harus dapat dipenuhi oleh manusia
secara menyeluruh dan bersamaan tanpa memperhitungkan situasi dan kondisinya
serta keterbatasan yang dimilikinya. Disinilah manusia perlu mengenal dan

melaksanakan rasa kebersamaan, sehingga seberapa berat masalah yang dihadapinya
akan terasa ringan. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Tat Twam Asi,
manusia akan dapat merasakan berat dan ringan hidup dalam kehidupan ini.Semua
diantara kita ini tahu bahwa berat dan ringan Rwabhineda itu ada dan selalu
berdampingan adanya, serta sulit dipisahkan keberadaanya. Demikian adanya maka
dalam hidup ini kita hendaknya selalu sering tolong menolong, merasa senasib dan
sepenanggungan.

4

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbudakan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Komnas HAM harus bergerak
untuk mengusut pelanggaran HAM yang terjadi. kasus ini membuka mata publik jika praktik
perbudakan terhadap di Indonesia masih terjadi. Untuk itu Presiden SBY selaku kepala
negara harus bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelesaikannya.
3.2 Saran
Saya berharap agar makalah ini di gunakan dengan baik agar dapat bermanfaat bagi
kita semua sekarang dan untuk kedepannya agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan

kita tentang kasus perbudakan buruh di indonesia.

5

LAMPIRAN

Perbudakan Buruh di Pabrik Kuali
PERBUDAKAN, itu perlakukan dari masa lalu. Tapi
hari-hari ini kita menemukannya di Tangerang, yang tak
begitu jauh dari Jakarta. Puluhan orang diperlakukan
sebagai budak pada sebuah perusahaan yang mengolah
limbah menjadi wajan. Lama diperlakukan secara tak
manusiawi tubuh mereka ringkih. Ada buruh yang
tangannya dirubung luka sundutan rokok. Ulah si
majikan wajan ini aman berbulan-bulan lantaran
dibekingi dua orang aparat.
Ihwal beking aparat itu disampaikan Polda Metro Jaya, Senin Kepala Bidang Humas Polda
Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengungkapkan bahwa aparat yang membekingi itu
adalah teman dari tersangka Yuki Irawan, 41 tahun, sang pemilik pabrik wajan itu. “Memang
ada dua orang, satu anggota kepolisian, satu lagi anggota TNI. Inisialnya HS dan S. Mereka

adalah teman dari tersangka. Sebelum menjadi aparat mereka sudah berteman, setelah menjadi
aparat pertemanannya bertambah akrab, dan memang mereka warga situ juga,” kata
Rikwanto.
Anggota polisi dan TNI itu, lanjutnya, rutin mengunjungi Yuki. Sebulan atau setengah bulan
sekali untuk sekadar mengobrol. Setiap datang berkunjung, keduanya selalu dikasih uang
bensin oleh tersangka. Rikwanto menambahkan bahwa ada kemungkinan dua orang ini
dimanfaatkan oleh tersangka Yuki untuk menunjukkan kepada buruhnya bahwa dia punya
teman.
Tapi dia menambahkan bahwa, “Kalau buruh menilai bahwa YI punya beking aparat, itu
boleh-boleh saja. Untuk memastikan hal itu, kami akan panggil dua-duanya. Pekan ini mereka
diperiksa.”
Polisi memang bergerak cepat menyelidiki kasus ini. Selain memanggil dua anggota polisi
dan TNI itu, polisi sudah menetapkan Yuki Irawan, sebagai tersangka. Selain dia, yang juga
ditetapkan sebagai tersangka adalah sejumlah mandor. Mereka diduga menganiaya para buruh
itu. Para mandor itu antara lain Sudirman (34), Nurdin (34), Jaya alias Mandor (41), dan Tedi
Sukarno (34).
Ada pula pelaku yang buron. “Ada lima tersangka yang sudah kami tangkap. Dua orang lagi
masuk daftar pencarian orang (DPO) dan kami tengah mengejar,” kata Kapolres Tangerang
Komisaris Besar Polisi Bambang Priyo Agodo dalam perbincangan dengan tvOne, Sabtu
malam.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kabupaten Tangerang, Komisaris Shinto Silitonga,
mengatakan, para tersangka diperiksa penyidik untuk pengembangan lebih lanjut. Polisi sudah
melakukan rekonstruksi. Tempatnya di halaman Polres, pada Sabtu.”Ada 83 adegan. Kegiatan
ini didampingi penasihat hukum yang ditunjuk oleh penyidik. Berdasarkan hasil rekonstruksi,
diketahui bahwa pemukulan dilakukan sejak awal mereka bekerja di pabrik itu,” kata Shinto.
Para tersangka ini, lanjut Shinto mempunyai peran yang berbeda-beda. Tersangka Yuki Irawan
6

telah menampar, memukul, dan mendorong kepala dengan sadis 13 buruh. Tersangka Tedi
Sukarno, 35, lebih sadis lagi. Dia memukul, menampar, menendang, menyundutkan rokok,
dan menyiram air panas terhadap 16 buruh.
Kemudian tersangka Sudirman alias Dirman (34 tahun), menampar, memukul kepala dari
belakang terhadap 4 buruh. Serta tersangka Nurdin alias Umar (25 tahun), memukul,
menampar, dan memukul kepala lima orang buruh.
Kini kelima tersangka sekaligus barang bukti dan para korban masih diperiksa intensif di
Polresta Tangerang. Kelima tersangka diancam Pasal 333 KUHP tentang merampas kemerdekaan orang lain dan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman
delapan tahun penjara.
Ihwal Terbongkar
Praktik perbudakan di pabrik kuali di Kampung Bayur Opak RT 03/06, Desa Lebak Wangi,
Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang, ini terkuak setelah dua buruh yang bekerja di pabrik

itu berhasil melarikan diri beberapa hari lalu. Andi Gunawan (20) dan Junaidi (22) kabur
setelah 3 bulan dipekerjakan dengan tidak layak.
Tiba di daerah asalnya, Lampung Utara, Andi dan Junaidi melapor ke polisi setempat pada 28
April 2013. “Berdasarkan hasil koordinasi dengan Polda Metro-Polda Lampung-Polresta
Tangerang, maka kami lakukan pengecekan lapangan ke TKP tadi,” ujar Shinto.
Jumat siang, polisi menggerebek pabrik olahan limbah itu. Di sana, mereka mendapatkan
tempat usaha yang tidak memiliki izin. Yang ada hanya sebuah surat keterangan usaha dari
Kecamatan Cikupa.
Polisi, Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia serta aktivis lembaga swadaya masyarakat
Kontras melihat kondisi tempat kerja yang menyedihkan. Tempat istirahat buruh hanya
berukuran 8x6 meter, hanya beralaskan tikar dan gelap. Kamar ini dihuni puluhan pekerja.
Kondisi udara juga terasa lembap, sesak, dan gelap. Sementara itu, untuk kamar mandi terlihat
jorok dan tidak terawat. “Kami menemukan tempat istirahat karyawan berukuran 8x6 meter,
yang sangat tidak layak untuk diisi 46 orang dan hanya beralaskan tikar,” kata Komisaris
Shinto.
“Kami mandi jarang, kalau mandi juga pakai sabun krim cuci piring (sabun colek). Kerjanya
nggak enak, kayak budak. Saya dikasari, dipukul, tidak dikasih makan. Saya tidak akan kerja
di sana lagi,” kata Andi, pekerja yang berhasil melarikan diri ke Lampung, saat diwawancara
di kampung halamannya di Desa Blambangan, Blambangan Pagar, Lampung Utara, Minggu 5
Mei 2013.
Kondisi Andi sangat lemah dan tampak tirus. Pada kepalanya yang rambutnya telah dipangkas
habis, terlihat sebuah luka bekas pukulan benda tumpul. Wajahnya tampak lebam dan bibirnya
terlihat bengkak biru kehitaman. Ia mengaku trauma atas kejadian tersebut.
Ia juga bercerita saat penggerebekan, ia diajak polisi ke pabrik tempatnya disekap. “Namun,
saya tidak berani lagi ke sana, saya trauma sama tempat itu,” katanya kepada wartawan.
7

8