Musium Teknologi dan Transportasi TMII

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) yang
diberikan kepada mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia pada
semester II adalah IAD (Ilmu Kealaman Dasar).
Mata kuliah ini memiliki beragam tujuan yaitu untuk membantu
mahasiswa agar memiliki pandangan lebih luas dalam bidang Ilmu
Pengetahuan Alam, serta dapat memecahkan persoalan masalah
pengetahuan alam dengan penalaran yang lebih komprehensip, serta
bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan,
serta mahasiswa tidak berpandangan yang terlalu sempit dalam bidang
keahlian masing – masing.
Masalah kelestarian hidup, perkembangan teknologi, ISU lingkungan dan
berbagai macam persoalan teknologi yang sedang marak dibicarakan di era
globalisasi juga ikut dibahasa pada mata kuliah ini.
Demi menunjang informasi dan pengetahuan mengenai perkembangan
dan pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam, mahasiswa pun membutuhkan
bekal dalam berpandangan maju, dan mata kuliah IAD ini pun
mengantarkan mahasiswa dalam untuk menambah pemahaman serta
tanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

hidup.
Dalam proses untuk menunjang mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar, pada
tanggal 30 Mei 2013 mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia 2012
diberikan kesempatan untuk melakukan kunjungan ke tempat yang
memberikan informasi lebih lanjut mengenai pemahaman mata kuliah ini,
dan tempat yang menjadi obyek kunjungan adalah Planetarium dan
Observatorium yang terletak di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kemudian
Museum Listrik dan Energi Baru lalu Museum Kereta Api yang berada di
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta timur.

1

B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah laporan kunjungan ini yaitu untuk

:

1. Melaporkan hasil kunjungan ke Museum Listrik dan Energi Baru, TMII.
2. Mengetahui dan melihat berbagai bentuk macam alat peraga yang
terdapat di Museum Listrik dan Energi Baru.

3. Mengetahui kegiatan yang dilakukan di Museum Listrik dan Energi
Baru.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perjalanan dan kunjungan ke Listrik dan Energi Baru,
TMII ?
2. Apa saja alat peraga yang terdapat di Listrik dan Energi Baru, TMII?
3. Apa saja kegiatan yang terdapat di Listrik dan Energi Baru, TMII ?

2

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendahuluan
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan
taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas
kurang lebih 150 hektar atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada
koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman
kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan
sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang

ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, seta
menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah. Disamping itu, di
tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur
kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan
Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi
ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu
kota.
B. Sejarah
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan
Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah,
yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus
pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13
Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa
bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka
dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia
Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20
April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai
pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar.

Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan
perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak
rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya,
menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.

3

C. Museum di TMII
Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya, flora
dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Terdapat 16 museum di TMII:












Museum
Museum
Museum
Museum
Museum
Museum
Museum
Museum
Museum
Museum

Indonesia
Purna Bhakti Pertiwi
Keprajuritan Indonesia
Perangko Indonesia
Pusaka
Transportasi
Listrik dan Energi Baru
Telekomunikasi

Penerangan
Olahraga








Museum Asmat
Museum Komodo dan Taman
Reptil
Museum Serangga dan Taman
Kupu-Kupu
Museum Pusat Peragaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Museum Minyak dan Gas Bumi
Museum Timor Timur (bekas
Anjungan Timor Timur)


D. Sejarah Museum Listrik dan Energi Baru
Pembangunan Museum ini dimulai tahun 1992, dan sebagai penggagas
adalah Menteri Pertambangan dan Energi (Bpk. Ginanjar Kartasasmita )
pada bulan Oktober 1990, bersamaan dengan ulang tahun ke-30 OPEC
(Organization
Petroleum
Exporting
Countries),
dan
peringatan
ketenagalistrikan di Indonesia.
Konsep Museum Listrik dan Energi sendiri adalah penggabungan antara
unsur rekreasi dan edukasi, karena selain menyajikan perkembangan
kelistrikan di Indonesia dari waktu ke waktu juga ada ruang cerdas sebagai
sarana bermain dan belajar. Oleh karena itu kesan museum yang dingin
dengan koleksi barang-barang tua akan sirna ketika berkunjung ke sini.

4


BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Museum
Museum Listrik Dan Energi Baru merupakan museum yang inovatif
yang beorientasi kemasa depan dengan mengutamakan fungsi rekreatif dan
edukatif.
Kesan museum sebagi tempat untuk menyimpan benda – benda kuno
dapat ditepis dengan berkunjung ke Museum LEB, dimana di Museum LEB
koleksinya merupakan perwujudan dari sejarah Perkembangan IPTEK
Ketenagalistrikan dan Energi baru baik masa lampau, masa sekarang dan
masa yang akan datang.
Sebagai Museum Sains, Museum LEB diharapkan dapat mengemban
fungsi untuk menyampaikan informasi teknologi kelistrikan dan energi.
Dengan demikian sejarah perkembangan teknologi dan aplikasi energi di
Indonesia dari mask ke masa serta semangat inovasinya dapat diwariskan
kepada generasi mendatang.
B. Alat Peraga
1. Kincir Angin Pembangkit Listrik
Memasuki area museum ini, pengunjung diarahkan ke tangga yang
mengarah turun dimana terdengar bunyi air mengalir dengan bunyi “ting

ting” yang teratur. Bunyi itu berasal dari pembangkit listrik tenaga air dalam
ukuran mini di kolam sebelah kiri dari koridor itu. Pembangkit listrik tenaga
air ini berupa kincir air yang digerakkan dengan tenaga air yang dibendung.
Sebuah lampu pijar kecil yang menyala menandakan kalau kincir air itu
menghasilkan listrik yang mampu menyalakan lampu.

5

2.

Kompor Tenaga Surya Serba Guna
Kompor Tenaga Surya serbaguna merupakan pemanfaatan dari energi

matahari. Kompor Surya ini fungsi utamanya adalah untuk memasak,
disamping itu juga bisa digunakan sebagai antenna parabola yang dapat
menerinma + 150 saluran televisi.
2. Rumah Energi Baru
Rumah ini, semua kebutuhan energinya berasal dari energi matahari
dan energi angina. Energi angina dengan alat turbin angina dirubah menjadi
listrik ( kapasitas 1000 W ) sedangkan sel surya yang ada diatap rumah

tersebut dapat merubah sinar matahari menjadi arus listrik ( DC ) dan sinar
matahri juga digunakan untuk memanaskan air dengan menggunakan solar
water.
3. Mobil Tenaga Surya
Mobil Tenaga Surya yang ditampilkan di Museum LEB merupak hasil
karya dari Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang
diberi nama Widya Wahana, adapun yang ditampilkan di Museum LEB adalah
“ Widya Wahana I dan II ”.

6

C. Anjungan Listrik


Anjungan Listrik Lantai 1 (Peragaan Puncak)

Peragaan utama di Anjungan Listrik Lt. 1 menyajikan Pressurized Water
Reactor ( PWR ) yang merupakan reactor inti pembangkit listrik tenaga
nuklir. PWR ini ditampilkan sesuai dengan aslinya dengan skala 1 : 1,
menjulang dari lantai 1 sampai lantai 3.

Model reactor ini ditampilkan dengan suatu pesan bahwa energi nuklir
merupakn sumber energi besar dan potensial untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan kehidupan umat manusia.

Selain

itu peragaan

ini juga

menampilkan sisi baik dari energi nuklir sehingga masyarakat tidak
memandang

energi

nuklir

hanya

untuk

bom

atom,

nemun

juga

memandangnya sebagai sumber energi yang bermanfaat bagi kehidupan.


Anjungan Listrik Lantai 2 (Balai Energi)

Disini ditampilkan teori dasar tentang energi, dimulai dari cerita macam –
macam energi yang ada di bumi, macam – macam energi primer, dan
proses konversi energi yang berkaitan erat dengan hukum kekelan energi
serta sejarah perkembangan energi sepanjang peradaban manusia.
Yang lebih menarik lagi di lantai 2 ini ada beberapa peragaan yang dapat
interaktif dengan pengunjung, seperti peragaan sepeda ( energi kinetik) dan
peragaan tarikan lengan (energi potensial).

7

Lantai 2 ini berisi tentang asal muasal dan sejarah listrik. Diawali dari
jenis-jenis energi yang ada di dunia sampai cara menggunakannya bagi
kehidupan manusia.
Di lantai 2 ini juga ada ruangan khusus untuk belajar tentang listrik dan
energi. Tak jauh dari pintu keluar ada teater kecil yang menayangkan film
dokumenter tentang listrik dan energi lainnya. Berbagai bentuk energi
primer seperti matahari, nuklir, fosil, samudra, angin, biomasa dan air
ditampilkan dalam aneka peralatan.


Anjungan Listrik Lantai 3 (Balai Listrik)

Listrik adalah suatu bentuk energi yang sangat fleksibel. Energi ini dapat
dengan mudah diubah menjadi bentuk energi lain untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
Di Anjungan Listrik Lt. 3 ditampilkan peragaan tentang pemanfaatan
energi listrik di 3 sektor (rumah tangga, industri, transportasi) yang
ditampilkan dengan tampilan yang menarik dan didukung informasi tentang
Sejarah Pemenuan Listrik.
Bagaimana proses listrik dihasilkan di masing – masing pembakit seperti
di PLTA, PLTU, PLTGU, PLTP, PLTN, PLTD sampai dengan proses penyaluran
listrik ke konsumen juga ditampilkan disini. Informasi sejarah penemuan
listrik ditampilkan denga bentuk panel serta replika dari percbaan –
percobaan listrik yang pernah dilakukan oleh para penemu listrik seperti :
Michael Faraday, Oersted, George Simon Ohm, dll.
Di Balai Listrik ini kita juga bisa mempelajari tentang penanganan listrik
yang benar dan salah, bahaya listrik, Sistem Kelistrikan Jawa Bali, Dya
Terpasanga Listrik dan Undang – Undang Kelistrikan di Indonesia. Di
samping

itu

juga

ditampilkan

informasi

sejarah

pengusahaan

ketenagalistrikan di Indonesia.

8

D. Anjungan Energi Baru


Anjungan Energi Baru Lantai 1 (Peragaan Puncak)

Peragaan utama Anjungan Energi Baru lantai 1 menampilkan Peta
Potensial Energi Baru di Indonesia, baik yang telah, sedang dan akan
dikembangkan dimasa yang akan datang.


Anjungan Energi Baru Lntai 2 & 3 (Balai Teori Dasar & Balai Aplikasi)

Di Indonesia sekarang sedang dikembangkan pemanfaatan energi yang
dapat diperbaharui seperti energi matahari, energi samudra, energi angina,
energi biomassa, energi air, energi panas bumi dan energi nuklir. Energi
baru ini ramah tehadap lingkungan dan merupak energi alternatif pengganti
energi fosil.
Di Anjungan Baru Lantai 2 dijelaskan tentang Teori Dasar Energi Baru
sedangkan dilantai 3 ditampilkan peragaan Aplikasi Energi Baru, yang
penyajiannya merupakan pepaduanantara diorama dan miniature serta
didukung dengan perangkat audio visual dan panel – panel informasi.
Di Museum LEB juga ditampilkan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA), yang
dapat menghasilkan energi listrik sebesar 1.000 watt/1 kW.
Energi Panas Bumi
Panas batuan di pusat bumi menjanjikan suatu sumber yang akan
menjadi primadona dimasa datang. Energi inui digolongkan sebagai energi
yang abadi karena jangkauan waktu pemanfaatannya yang sangat panjang.
Energi ini telah dimanfaatkan untuk pengolahan hasil pertanian., Pusat
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dll.

9

Energi Air
Siklus air yang terjadi di alam mempunyai potensi energi potensial
yang dapat dirubah menjadi energi mekanik untuk menggerakan peralatan
seperti penumbuk biji-bijian, dll.
Dengan kemajuan teknologi energi air digunakan untuk menggerakan
turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Energi Nuklir
Energi nuklir merupakan energi yang lahir paling baru. Masyarakat
dunia baru melihat nuklir sebagai sesuatu yang menghasilkan energi yang
besar setelah Enrico Fermi seorang ilmuan Italia merupakan reaksi berantai.
Di Indonesia energi nuklir telah dimanfaatkan di bidang pertanian,
peternakan

,

kedokteran,

industri,

hidrologi,

obat-obatan,

kosmetik,

pengawetan makanan, dll.

10

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Museum menjadi representasi perjalanan suatu bangsa, suatu negara.
Masyarakat akan mengetahui sejarah negara dan bangsanya melalui bendabenda koleksi yang terdapat di museum. Museum memiliki manfaat sebagai
verbalitas takdir sebuah peradaban.
Manfaat museum lainnya berupa inventaris yakni berupa kesadaran.
Kesadaran kita akan peninggalan dan pentingnya sejarah, peristiwa yang
terjadi, yang menjadi bukti adanya eksistensi kebudayaan.
B. Kesan
Sebagai wahana pendidikan dan rekreasi, Museum LEB mengemban
fungsi menyampaikan informasi teknologi kelistrikan dan energi, baik dari
sejarah perkembangan teknologi, aplikasi energi di Indonesia dari masa ke
masa, maupun semangat inovasinya kepada generasi mendatang.
Tata pamerannya memungkinkan pengunjung diajak mengenal segala
aspek listrik dengan alur yang jelas dan runtut, penyajian yang interaktif
karena didukung teknologi komputer (audiovisual).
Terdapat 619 unit koleksi peraga yang dipamerkan di dalam dan di luar
gedung. Pameran di dalam gedung meliputi pengenalan energi, teori,
sejarah, hingga pemanfaatan listrik dan energi. Berbagai alat peragaan yang
menarik dapat dicoba secara interaktif, misalnya kompor surya, sepeda, dan
harpa ajaib.
C. Pesan
Ada banyak di bumi kita ini bahan bakar yang dapat diperbaharui dan
tidak dapat diperbaharui. Untuk melangsungkan kehidupan yang selaras,
maka jangan sekali-kali kita melakukan pemborosan. Hidup hemat untuk
masa depan yang akan mendatang terlebih untuk anak cucu kita. Karena
listrik sangat tersa manfaatnya dan sangat dibutuhkan oleh semua manusia
di bumi. Jika tidak ada listrik, pada malam hari sekitar kita aka gelap gulita.
11