tingkat pelayanan jalan dan kualitas uda

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DAN
KUALITAS UDARA DI BEBERAPA RUAS JALAN KOTA DENPASAR
Kadek Adi Suryawan
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian Analisis Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dan Kualitas Udara di Beberapa Ruas Jalan Kota
Denpasar bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat pelayanan jalan di beberapa ruas jalan Kota Denpasar, (2)
mengetahui kualitas udara di Jalan Gajah Mada Denpasar dan (3) mengetahui hubungan Tingkat Pelayanan Jalan
dengan Kualitas Udara Ambien di Jalan Gajah Mada Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan observational surveys dengan pencatatan jumlah volume kendaraan yang lewat secara manual dan
pengambilan sampel udara dengan alat impinger. Survey lalu lintas dan pengambilan sampel udara dilakukan
selama 12 jam. Metode yang digunakan untuk menganalisis Tingkat Pelayanan Jalan menggunakan metode
Manual Kapasitas Jalan Indonesia dan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel udara mengacu pada
SNI 19-7119.6-2005. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Tingkat Pelayanan Jalan yang terjadi
diruas Jalan Diponegoro sebesar 0,89, diruas jalan Imam Bonjol sebesar 0,36 dan di Jalan Gajah Mada sebesar
0,60. Kualitas Udara Ambien pada Jalan Gajah Mada Denpasar yang diambil sampelnya pada hari jumat, 31
Januari 2014, memiliki rata-rata untuk NO2 : 307,35, SO2 : 357,17, CO ; 1580,00, HC : 15,12 dan Pb : 1,57,
angka kualitas udara tersebut masih dibawah baku mutu yang ditetapkan dalan Per Gub Bali No 8 Tahun 2007.
Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan Kualitas Udara Ambien menunjukkan adanya hubungan yang positif,
dimana semakin meningkatnya angka Tingkat Pelayanan Jalan akan menyebabkan semakin meningkatnya angka

parameter udara atau semakin buruknya tingkat pelayanan jalan akan menyebabkan menurunnya kualitas udara.
Penelitian ini dilakukan selama 12 jam pada masing-masing lokasi penelitian, untuk mendapatkan hasil yang
bisa mewakili kondisi jangka panjang ada baiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu penelitian
yang lebih lama. Pengambilan sampel udara pada penelitian ini di lakukan dengan satu alat yang di posisikan
pada satu sisi jalan saja, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan
dengan pengambilan sampel yang menggunakan dua alat yang posisinya saling berseberangan jalan.
Kata Kunci : tingkat pelayanan jalan, kualitas udara, Denpasar.
ABSTRACT
This study aims to (1) determine the level of road service in some streets of Denpasar, (2) determine the
air quality in Gajah Mada Street Denpasar and (3) determine the relationship with the Road Service Level
Ambient Air Quality in Gajah Mada Street Denpasar. The method used in this study is an observational surveys
by recording the number of vehicles passing the volume manually and air sampling with impinger tool. Traffic
surveys and air sampling conducted for 12 hours. The method used to analyze the level of Road Service using
Indonesian Highway Capacity Manual methods and methods used in air sampling refers to the SNI 19-7119.62005. The results of this study indicate that the level of service is happening at Diponegoro of 0.89, at Bonjol
Imam of 0.36 and 0.60 at Gajah Mada. Ambient Air Quality at Gajah Mada Street Denpasar sampled on Friday ,
January 31, 2014, has average for NO2 : 307.35, SO2 : 357.17, CO ; 1580.00, HC : 15.12 and Pb : 1.57, the
figure is still below the air quality standards set PerGub role in the Bali No. 8 of 2007. Level of service
relationship with Ambient Air Quality showed a positive relationship, where the increasing number Road Service
Level will lead to the increasing number of air parameters or the worsening level of service will cause a
decreasein air quality. This research was carried out for 12 hours at each study site, to get the results could

represent a long-term condition it is worth further investigation with longer study time. Air sampling in this
study was done with a tool which is positioned on one side of the street only, to get more accurate results further
research should be done with the use of two sampling tools position opposing the road.
Keywords : level of service, quality of air, Denpasar City .
Pendahuluan.
Denpasar tergolong kota yang besar bila dilihat
dari jumlah penduduk dan tingkat migrasinya. Di
sisi lain, dari segi luas wilayah Denpasar tidak
dapat dikatagorikan sebagai kota besar. Bahkan
diantara 9 kabupaten/kota di Bali, luas kota
Denpasar adalah yang paling kecil/sempit, sekitar
127,78 km2 atau 12.778 Ha (BPS, 2006), yang
merupakan tambahan dari reklamasi pantai

Serangan seluas 380 Ha. Namun demikian
Denpasar sebagai ibu kota Propinsi Bali, pusat
pemerintahan, pusat perdagangan dan pariwisata
telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang
sangat pesat. Sebagai kota yang tumbuh sangat
pesat, tentu bukan sesuatu yang ganjil jika

Denpasar berkembang menjadi kota Urban.
Pertumbuhan ini selain memberikan rejeki bagi

warganya juga membersitkan dilema-dilema sosial.
Berdasarkan dua kutub ini, keberuntungan dan
masalah yang di timbulkan menjadikan Denpasar
sebagai sebuah wilayah yang semakin kompleks
dengan
permasalahan.
Peningkatan
jumlah
penduduk tersebut diikuti oleh peningkatan
aktivitas perekonomian yang selanjutnya diikuti
oleh peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi.
Kian mahalnya lahan di dalam kota mengakibatkan
terjadinya pergeseran kantong-kantong permukiman
ke daerah pinggiran kota bahkan sampai keluar
Kota Denpasar. Struktur kota cenderung bersifat
lahan campuran (mixed-use). Arus pergerakan lalu
lintas yang terjadi merupakan kombinasi yang

kompleks antara pergerakan internal, pergerakan
dari dan ke daerah pinggiran kota, maupun
pergerakan eksternal yaitu pergerakan menerus dari
penduduk di luar Kota Denpasar tetapi membebani
jaringan jalan di Kota Denpasar. Sarana dan
prasarana transportasi (faktor supply) kian terdesak
oleh peningkatan kebutuhan (demand) akan
pergerakan yang kian kompleks tersebut. (Kodya
Denpasar, 2013).
Polusi atau pencemaran udara memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan manusia,
tanaman dan hewan. Kadar partikulat merupakan
pencemaran yang paling berbahaya bagi kesehatan
manusia karena tingkat toksisitas yang paling tinggi
diantara pencemar udara lainnya, bila sampai
terhirup, akan dapat membahayakan saluran
pernafasan, juga dapat mengakibatkan penurunan
visibilitas (daya tembus pandang). Terhadap
tanaman, partikulat berpengaruh terutama bentuk
debunya, dimana jika debunya bergabung dengan

uap air akan membentuk kerak yang tebal pada
permukaan daun, sehingga hal tersebut dapat
menganggu
proses
fotosintesis,
akibatnya
pertumbuhan tanaman akan terganggu beberapa
senyawa beracun yang terkandung dalam partikulat
akan dapat terabsorbsi kedalam jaringan tanaman
sehingga dapat merusak tanaman tersebut.
Sementara pada hewan, dapat terjadi karena hewan
tersebut memakan tanaman yang telah tercemar
oleh partikulat yang menempel pada tanaman
tersebut. (Riyadi, 1982).
Dampak negatif diatas hendaknya disikapi
dengan penuh kesadaran oleh seluruh lapisan
masyarakat,
namun
mengingat
kesadaran

masyarakat terhadap dampak lingkungan akibat gas
buang kendaraan bermotor ini masih kurang,
terlebih lagi ada kecenderungan pengendara yang
suka menggeber gas kendaraannya sehingga tingkat
polusi udara menjadi semakin meningkat. Atas
kondisi tersebut maka perlu kiranya pembuat
kebijakan memperhitungkan hal-hal yang mampu
mengatasi permasalahan diatas, antara lain
merencanakan tata ruang dan pemerataan
pembangunan serta pengaturan lalu lintas yang
berkesinambungan
yang
tentunya
dengan

memperhitungkan dampak perencanaan tersebut
terhadap lingkungan. Masyarakat, pengendara dan
juga pembuat kebijakkan disini perlu diberikan
gambaran tentang hubungan antara Tingkat
Pelayanan Jalan dan kualitas udara ambien. Dalam

pemantauan udara ambien yang dilakukan oleh
Ganesha Global bekerjasama dengan Dinas
Lingkungan Hidup Denpasar pada tahun 2012
menyatakan bahwa kualitas udara ambien yang
dipantau di Kota Denpasar dinyatakan masih dalam
kondisi yang baik atau dibawah ambang batas yang
diijinkan. (Ganesha Global, 2012).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari rencana
penelitian kami tersebut maka rumusan masalah
yang akan dibahas nanti antara lain:
1. Bagaimanakah tingkat pelayanan jalan di
beberapa ruas jalan di Kota Denpasar.
2. Bagaimanakah kualitas udara ambien di ruas
jalan Gajah Mada Denpasar.
3. Bagaimanakan hubungan antara tingkat
pelayanan jalan dengan kualitas udara ambien di
jalan Gajah Mada Denpasar.
Metodelogi
Penelitian ini merupakan observational surveys

dengan mengadakan pengamatan dan pengumpulan
data dengan melihat dan mencatat volume lalu
lintas dan mengambil sampel udara ambien untuk
mengetahui kadar parameter yang ditinjau antara
lain SO2, CO, NO2, HC, dan Pb. Volume lalu lintas
yang diukur merupakan salah satu komponen yang
digunakan untuk menentukan besarnya tingkat
pelayanan jalan.
Penelitian ini lakukan dibeberapa ruas jalan
dalam Kodya Denpasar, antara lain : Lokasi I di
Jalan Diponogoro, Lokasi II di Jalan Gajah Mada
dan Lokasi III di Jalan Imam Bonjol, dimana
pemilihan
lokasi-lokasi
tersebut
dengan
pertimbangan bahwa jalur tersebut merupakan jalan
yang memiliki karakteristik geometrik jalan yang
sama dan lokasi ini juga merupakan kawasan pusat
kota Denpasar. Pencatatan volume lalu lintas

dilaksanakan : di Jalan Diponegoro pada hari Rabu,
29 Januari 2014, di Jalan Imam Bonjol pada hari
Kamis, 30 Januari 2014 dan di Jalan Gajah Mada
pada hari Jumat, 31 Januari 2014 dan hari Selasa,
18 Pebruari 2014. Survey lalu lintas itu dimulai
dari jam 07.30 – 19.30 Wita dengan interval waktu
pencatatan volume lalu lintas setiap 15 menit yang
kemudian
diakumulasikan
setiap
1
jam.
Pengambilan sampel udara peneliti lakukan hanya
di Jalan Gajah Mada pada hari Jumat, 31 Januari
2014. Pencatatan dan pengambilan sampel udara
tersebut dilakukan sebanyak 24 kali, dengan lama
pengambilan sampelnya selama 30 menit.
Analisis Data
1. Metode Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan


C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia, Tingkat pelayanan jalan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

LoS=V/C
Keterangan :
LoS = Tingkat pelayanan jalan (Level of
Service)
V = Volume lalu lintas
C
= Kapasitas jalan
2. Metode Pengukuran Volume / jumlah kendaraan
Pengukuran jumlah kendaraan yang melewati
lokasi penelitian dilakukan secara kontinyu pada
jam-jam yang telah ditentukan dengan interval
waktu pencatatan setiap 15 menit. Kendaraan yang
dihitung dibedakan yaitu kendaraan roda dua,
kendaraan roda empat yang meliputi kendaraan

umum, mini bus dan truk. Yang hasilnya kemudian
dikonversikan kedalam satuan mobil penumpang
(smp).
3. Metode Pengukuran Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah volume maksimum yang
dapat ditampung oleh suatu ruas jalan dalam suatu
satuan waktu tertentu. Kapasitas dasar adalah
menunjukkan volume maksimum yang dapat
melintasi suatu penampang pada suatu jalur jalan
selama satu jam dalam keadaan jalan dan lalu lintas
yang mendekati ideal. Dari buku MKJI Perkotaan
didapat cara mencari nilai kapasitas (C) dengan
rumus :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Keterangan :
- C: Kapasitas
- Co
: Kapasitas dasar (smp/jam)
- FCw
: Faktor penyesuaian lebar jalur
lalu lintas
- FCsp
: Faktor penyesuaian pemisah
arah
- FCsf
: Faktor penyesuaian hambatan
samping
- FCcs
: Faktor penyesuaian ukuran kota
4. Metode Pengukuran Parameter Kualitas Udara
Metode pengukuran yang dipakai merupakan
metode pengukuran menurut SNI untuk pengukuran
udara ambient. Adapun metode dan alat yang
dipakai dalam mengukur parameter kualitas udara
adalah sebagai berikut :
a. Parameter Belerang Dioksida menggunakan
metode
Pararosanilin
dengan
alat
Spektrofotometer.
b. Parameter Karbon Monoksida menggunakan
metode NDIR dengan alat NDIR Analyzer.
c. Parameter Nitrigen Diokasida menggunakan
metode Griess Saltzman dengan alat
Spektrofotometer.
d. Parameter Hidrokarbon menggunakan metode
Flame
Ionization
dengan
alat
Gas
Kromatografi.
e. Parameter Plumbun menggunakan metode
Gravimetri - Pengabuan dengan alat AAS.

Analisis data parameter kualitas udara dilakukan dengan cara membandingkan data parameter kualitas udara
dengan baku mutu kualitas udara yang berlaku, sesuai dengan Pergub Propinsi Bali no 8 Tahun 2007. Baku mutu
parameter kualitas udara berdasarkan Pergub Propinsi Bali No 8 Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel dibawah
ini.
Tabel. Baku Mutu Parameter Kualitas Udara
NO
PARAMETER
SATUAN
BAKU MUTU
1
Sulfur Dioksida (SO2) µg/m3
900 (1 jam)
Karbon Monoksida
2
µg/m3
30.000 (1jam)
(CO)
Nitrogen Dioksida
3
µg/m3
400 (1jam)
(NO2)
4
Hidrokarbon (HC)
µg/m3
160 (3jam)
5
Plumbun (Pb)
µg/m3
2 (24jam)
Sumber : Propinsi Bali, 2007.
Analisis hubungan antara tingkat pelayanan jalan dan kualitas udara dapat dilakukan setelah datadata hasil analisis tingkat pelayanan jalan dan kualitas udara didapatkan. Setelah data tingkat pelayanan
jalan dan kualitas udara didapat kemudian dilanjutkan dengan tabulasi dan analisis data menggunakan
analisa korelasi. Dari analisa tersebut akan diketahui bagaimana pengaruh tingkat pelayanan jalan
dengan kualitas udara.
Analisis Korelasi.
Analisis korelasi adalah suatu metode
analisis untuk menentukan hubungan
antara beberapa variabel (variabel bebas
dan
variabel
tidak
bebas)
yang
berpengaruh terhadap data. Variabel yang

mudah didapat dan bersifat mempengaruhi
variabel lain digolongkan dalam variabel
bebas. Sedangkan variabel yang terjadi
atau dipengaruhi oleh variabel bebas
disebut variabel tidak bebas. Terdapat tiga
macam bentuk hubungan antar variabel,

yaitu hubungan simetris, hubungan sebab
akibat (kausal) dan hubungan interaktif
(saling mempengaruhi). Untuk mencari
hubungan antara dua variabel atau lebih
dilakukan dengan menghitung korelasi
antar variabel
yang akan dicari
hubungannya. Korelasi merupakan angka
yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antar dua variabel atau lebih.
Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan
positif atau negatif, sedangkan kuatnya
hubungan dinyatakan dalam besarnya
koefisien korelasi.
Untuk mengukur arah dan kuat
lemahnya hubungan antara dua variabel
digunakan koefisien korelasi r. Nilai
besaran dalam rentang 0 sampai 1 (arah
positif) atau rentang 0 sampai -1 (arah
negatif). Koefisien korelasi antara 0,20
atau -0,20 menyatakan hubungan yang
rendah, antara 0,20 sampai 0,50 atau -0,20
sampai -0,50 menyatakan hubungan yang
moderat, sedangkan antara yang diatas
0,50 (atau -0,50) menyatakan hubungan
yang kuat.
1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment,
dihitung dengan persamaan [Trihendradi,2013]

r=
Keterangan :
xy
– ´x
n

∑ xy
( n−1 ) Sx . Sy

: adalah perkalian silang antara X
dengan Y - ´y
: jumlah sampel
: standar deviasi X

Sx
Sy : standar deviasi Y
: nilai rata-rata dari X
´x , y´
dan Y
X
: variabel volume lalu lintas
Y
:
variabel parameter udara
ambien
2. Mencari Nilai t dan Melakukan Hipotesis
Nilai t pada korelasi ditentukan oleh
besarnya nilai korelasi dan banyaknya
sampel dalam penelitian. Nilai t pada
korelasi adalah sebagai berikut :
t = r.



n−2
2
1−r

Nilai t pengamatan tersebut kemudian
dibandingkan dengan t kritikal atau t tabel
dengan degree of freedom n-2.
Hasil dan Pembahasan.
Pembahasan
dapat
dilakukan
dengan
mentabulasi data-data yang sudah didapat
kemudian menganalisisnya. Berdasarkan tujuan

dari penelitian ini maka pembahasan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

dapat

1. Menghitung Tingkat Pelayanan Jalan pada
masing-masing ruas jalan yang di tinjau.
a. Tingkat Pelayanan Jalan pada ruas Jalan
Diponegoro Denpasar
Tingkat Pelayanan Jln=Volume/Kapasitas
TPJ = V/C
Volume lalu lintas dapat dihitung
dengan cara tabulasi. Volume lalu lintas
yang dihitung disini dikonversikan
satuannya
menjadi
satuan
mobil
penumpang (SMP) yang dihitung setiap 15
menit.
Perhitungan Kapasitas Jln Diponegoro Denpasar :
rumus :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Berdasarkan rumus diatas maka didapat :
Co
= 2900, didapat dari tabel dimana jalan
ini termasuk jalan dua lajur tak terbagi.
FCw
= 1,34, didapat dari tabel dimana lebar
jalur lalu lintas efektif 11 meter.
FCsp = 1,00, didapat dari tabel dimana kondisi
jalan satu arah.
FCsf
= 0,955, didapat dari tabel dimana pada
jalan ini termasuk kelas hambatan samping yang
Rendah (L) dengan lebar bahu 1,25 m.
FCcs
= 0.94, didapat dari Tabel dimana jumlah
penduduk Kota
Denpasar ada di rentangan
0,5 – 1,0 jt, jumlah penduduk kota Denpasar
sebanyak 788.588 jiwa.
Maka didapat nilai kapasitas Jalan Diponegoro
Denpasar sebesar:
C
= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C
= 2900 x 1,34 x 1,0 x 0,955 x 0,94
= 3488,46
Berdasarkan Tabel Tingkat Pelayanan
Jalan, maka dapat di simpulkan bahwa
kondisi lalu lintas pada Jalan Diponogoro
Denpasar berkisar pada Tingkat Pelayanan
Jalan E ( 0,85 – 1,00 ), dengan
karakteristik arus tidak stabil, arus
terkadang
terhenti,
volume
sudah
mendekati kapasitas.
b. Tingkat Pelayanan Jalan pada ruas Jalan Imam
Bonjol Denpasar.
Tingkat Pelayanan Jln = Volume/Kapasitas
TPJ = V/C
Volume lalu lintas dapat dihitung
dengan cara tabulasi. Volume lalu lintas
yang dihitung disini dikonversikan
satuannya
menjadi
satuan
mobil
penumpang (SMP) yang dihitung setiap 15
menit.
Perhitungan Kapasitas Jln Diponegoro Denpasar :
rumus :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Berdasarkan rumus diatas maka didapat :
Co = 2900, didapat dari tabel dimana jalan ini
termasuk jalan dua lajur tak terbagi.
FCw
= 1,34, didapat dari tabel dimana lebar
jalur lalu lintas efektif 11 meter.
FCsp = 1,00, didapat dari tabel dimana kondisi
jalan satu arah.
FCsf
= 0,955, didapat dari tabel dimana pada
jalan ini termasuk kelas hambatan samping yang
Rendah (L) dengan lebar bahu 1,50 m.

FCcs
= 0.94, didapat dari Tabel dimana jumlah
penduduk Kota Denpasar ada di rentangan 0,5 –
1,0 jt, jumlah penduduk kota Denpasar
sebanyak 788.588 jiwa.
Maka didapat nilai kapasitas jln Imam Bonjol
Denpasar sebesar:
C
= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C
= 2900 x 1,34 x 1,0 x 0,97 x 0,94
= 3543,25

Berdasarkan Tabel Tingkat Pelayanan Jalan,
maka dapat di simpulkan bahwa kondisi lalu lintas
pada Jalan Imam Bonjol Denpasar berkisar Tingkat
Pelayanan Jalan B ( 0,20 – 0,44 ), dengan
karakteristik arus stabil, tapi kecepatan operasional
mulai dibatasi oleh kondisi kondisi lalu lintas.

= 3100,83
Berdasarkan Tabel Tingkat Pelayanan Jalan,
maka dapat di simpulkan bahwa kondisi lalu lintas
pada Jalan Gajah Mada Denpasar pada tanggal 31
Januari 2014 berkisar pada Tingkat Pelayanan C
(0,45 – 0,74), dengan karakteristik arus stabil, tapi
kecepatan
dan
gerak
kendaraan
dikendalikan,pengemudi dibatasi dalam memilih
kecepatan.
Survey hari Selasa, 18 Pebruari 2014 sebagai
berikut :
Volume lalu lintas dapat dihitung dengan cara
tabulasi. Volume lalu lintas yang dihitung disini
dikonversikan satuannya menjadi satuan mobil
penumpang (SMP) yang dihitung setiap 15 menit.
Perhitungan Kapasitas Jln Gajah Mada Denpasar :
rumus :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Berdasarkan rumus diatas maka didapat :
Co
= 2900, didapat dari tabel dimana jalan
ini termasuk jalan dua lajur tak terbagi.
FCw
= 1,34, didapat dari tabel dimana lebar
jalur lalu lintas efektif 9 meter.
FCsp = 1,00, didapat dari tabel dimana kondisi
jalan satu arah.
FCsf
= 0,91, didapat dari tabel dimana pada
jalan ini termasuk
kelas hambatan samping
yang Rendah (L) dengan kereb.
FCcs
= 0.94, didapat dari Tabel dimana jumlah
penduduk Kota Denpasar ada di rentangan 0,5 –
1,0 jt, jumlah penduduk kota Denpasar
sebanyak 788.588 jiwa.

c. Tingkat Pelayanan Jalan pada Ruas Jalan Gajah
Mada Denpasar
Perhitungan Tingkat Pelayanan Jalan di Jalan
Gajah Mada Denpasar ini dilakukan dengan
menganalisis data survey lalu lintas yang diadakan
2 kali yaitu hari Jumat, 31 Januari 2014 dan Selasa,
18 Pebruari 2014.
Analisis di lakukan dengan tabulasi, sebagai berikut
:
Tingkat Pelayanan Jln =Volume/Kapasitas
TPJ = V/C
Survey hari Jumat, 31 Januari 2014
sebagai berikut :
Volume lalu lintas dapat dihitung dengan cara
tabulasi. Volume lalu lintas yang dihitung disini
dikonversikan satuannya menjadi satuan mobil
penumpang (SMP) yang dihitung setiap 15 menit.
Perhitungan Kapasitas Jln Gajah Mada Denpasar :
rumus : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Berdasarkan rumus diatas maka didapat :
Co
= 2900, didapat dari tabel dimana jalan
ini termasuk jalan dua lajur tak terbagi.
FCw = 1,34, didapat dari tabel dimana lebar jalur
lalu lintas efektif 9 meter.
FCsp = 1,00, didapat dari tabel dimana kondisi
jalan satu arah.
FCsf = 0,91, didapat dari tabel dimana pada jalan
ini termasuk kelas hambatan samping yang
Rendah (L) dengan kereb.
FCcs = 0.94, didapat dari Tabel dimana jumlah
penduduk Kota Denpasar ada di rentangan
0,5 – 1,0 jt, jumlah penduduk kota Denpasar
sebanyak 788.588 jiwa.
Maka didapat nilai kapasitas Jalan Gajah Mada
Denpasar sebesar:
C
= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C
= 2900 x 1,34 x 1,0 x 0,91 x 0,94

Maka didapat nilai kapasitas Jalan Gajah Mada
Denpasar sebesar:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = 2900 x 1,34 x 1,0 x 0,91 x 0,94
= 3100,83
Berdasarkan Tabel Tingkat Pelayanan Jalan,
maka dapat di simpulkan bahwa kondisi lalu lintas
pada Jalan Gajah Mada Denpasar pada hari Selasa,
18 Pebruari 2014 berkisar Tingkat Pelayanan Jalan
C ( 0,45 – 0,74 ), dengan karakteristik arus stabil,
tapi
kecepatan
dan
gerak
kendaraan

dikendalikan,pengemudi dibatasi dalam memilih
kecepatan.
2. Menentukan Kualitas Udara Ambien di Jalan
Gajah Mada Denpasar.
Parameter kualitas udara ambien yang diukur
disini antara lain SO2, NO2, CO, HC dan Pb.
Pengambilan sampel udara dilakukan selama 30

menit dengan alat impinger dan sampel udara
diambil sebanyak 24 kali. Analisis sampel udara
tersebut dilakukan di Lab Analitik Unud. Hasil
analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.

Tabel Hasil Analisis Udara Ambien di Jalan Gajah Mada Denpasar.
PARAMETER UDARA (µg/m3)
NO
WAKTU
NO2
SO2
CO
HC
Pb
1
07.30 - 08.00
304,87
347,63
1573,94
14,62
1,63
2
08.00 - 08.30
302,66
359,82
1585,73
14,73
1,66
3
08.30 - 09.00
303,75
355,73
1592,81
15,84
1,65
4
09.00 - 09.30
305,63
360,34
1588,27
15,09
1,59
5
09.30 - 10.00
300,87
362,66
1577,63
14,99
1,60
6
10.00 - 10.30
311,69
351,94
1590,52
15,23
1,64
7
10.30 - 11.00
315,82
358,92
1581,61
15,41
1,67
8
11.00 - 11.30
308,66
361,58
1593,7
15,77
1,56
9
11.30 - 12.00
309,56
366,83
1634,35
15,23
1,63
10
12.00 - 12.30
317,21
371,83
1633,92
15,88
1,62
11
12.30 - 13.00
325,66
344,69
1668,2
16,22
1,49
12
13.00 - 13.30
325,71
363,56
1630,55
15,07
1,50
13
13.30 - 14.00
320,86
359,82
1607,9
15,92
1,37
14
14.00 - 14.30
323,94
364,91
1599,81
15,66
1,53
15
14.30 - 15.00
329,73
369,73
1685,04
15,73
1,56
16
15.00 - 15.30
313,92
358,82
1626,53
15,83
1,62
17
15.30 - 16.00
310,48
366,85
1562,4
14,08
1,57
18
16.00 - 16.30
306,74
366,73
1521,22
14,62
1,69
19
16.30 - 17.00
302,63
370,57
1506,73
14,33
1,52
20
17.00 - 17.30
299,71
342,93
1510,67
14,84
1,55
21
17.30 - 18.00
296,45
348,32
1508,35
15,62
1,63
22
18.00 - 18.30
284,74
340,55
1517,83
14,06
1,59
23
18.30 - 19.00
280,66
339,67
1514,23
14,29
1,48
24
19.00 - 19.30
274,38
337,72
1508,11
13,89
1,39
Sumber : Hasil Analisis Lab Analitik Unud, 2014.
Hasil analisis diatas kemudian dibandingkan dengan baku mutu udara ambien yang ditetapkan dalam Pergub
Propinsi Bali No 8 Tahun 2007.
3. Hubungan antara Tingkat Pelayanan Jalan
dengan Kualitas Udara Ambien di Jalan Gajah
Mada Denpasar.
4.
5. Hubungan tingkat pelayanan jalan dan
kualitas udara ini dapat dianalisis dengan Korelasi
Pearson Product Moment, dengan rumus :
6.

r=

∑ xy

( n−1 ) Sx . Sy

7.
16. Tabel Variabel X (Tingkat Pelayanan Jalan)
17. X
18.

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Dimana:
xy
: adalah perkalian silang antara X
– ´x dengan Y - ´y
n
: jumlah sampel
Sx : standar deviasi X
Sy : standar deviasi Y
: nilai rata-rata dari X
´x , ´y
dan Y
X
: variabel volume lalu lintas
Y
:
variabel parameter udara
ambien
20. X

21. x2

19.
22. 0,455
23. 0,534
26. 0,528
27. 0,534
30. 0,546
31. 0,534
34. 0,53
35. 0,534
38. 0,568
39. 0,534
42. 0,591
43. 0,534
46. 0,565
47. 0,534
50. 0,594
51. 0,534
54. 0,522
55. 0,534
58. 0,476
59. 0,534
62. 0,517
63. 0,534
66. 0,518
67. 0,534
70. 6,41
71.
74. Sumber : Hasil Analisis Data, Peneliti, 2014
75.
76.
77. Nilai rata-rata X :
78.
= 6,41
´x = ∑X / ( n )
/ 12 = 0,534
79. Standar deviasi X :

Sx= √ ∑ x /( n−1)
2

24. -0,079
28. -0,006
32. 0,012
36. -0,004
40. 0,034
44. 0,057
48. 0,031
52. 0,060
56. -0,012
60. -0,058
64. -0,017
68. -0,016
72.

80.
81.

25.
29.
33.
37.
41.
45.
49.
53.
57.
61.
65.
69.
73.

0,006
0,000
0,000
0,000
0,001
0,003
0,001
0,004
0,000
0,003
0,000
0,000
0,019

Sx= √ ∑ x 2 /( n−1)

=

√∑ 0,019 /(12−1)
2

82.

83.
a. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan Parameter Nitrogen Dioksida (NO2)
84.
Tabel Variabel Y1 (NO2)
85.
86. Y
87.
89. y
90. y2
1
88.
92. 3
0
3,
7
94. 6
93. 307,3
3,5
95. 12,8
5
4708
82
31
97. 3
0
4,
99. 6
98. 307,3
2,6
100.7,06
9
4708
57
0
102.3
0
6,
104.2
103.307,3
1,0
105.1,13
8
4708
67
9
107.3
1
2,
2
108.307,3
109.4,8
110.23,9
4
4708
93
41
112.3
1
3,
3
8
113.307,3
114.6,0
115.36,4
5
4708
38
56
117.3
118.307,3
119.18,
120.336,
2
4708
338
279
5,
6

= 0.042

91. xy

96. 0,283581
6

101.0,016385
3
106.0,012627
2
111. 0,020387
2

116.0,204282
8
121.1,042204
9

8
5
122.3
2
2,
123.307,3
124.15,
125.226,
126.0,464131
4
4708
053
590
6
127.3
2
1,
8
2
128.307,3
129.14,
130.209,
5
4708
478
610
131.0,866262
132.3
0
8,
136.6
133.307,3
134.1,2
135.1,59
0,015365
1
4708
63
5
5
137.3
0
1,
139.1
138.307,3
6,1
140.38,1
141.0,359300
7
4708
77
56
3
142.2
9
0,
5
144.9
143.307,3
16,
145.280,
146.0,287577
5
4708
752
632
4
147.2
7
7,
149.5
148.307,3
29,
150.889,
151.0,482204
2
4708
827
655
5
152.3
6
8
8,
155.206
1
3,94
7
153.
154.
5
156.3,958
157. Sumber : Hasil Analisis Data, Peneliti, 2014
158.
159.Nilai rata-rata Y :
170.
160.
3,958
¿
161. ´y = ∑Y / ( n )
= 3688,17 / 12
( 12−1 ) . 0,042.13,698
= 307,347
171.
= 0,625
162.
172.
Jadi hubungan antara Tingkat
163.
Pelayanan Jalan dengan parameter Nitrogen
164.Standar deviasi Y :
Dioksida (NO2) berarah positif dan kuat, karena
165. Sy =
y 2 /(n−1)
nilai koefisien Korelasinya 0,625.
166.
=
b. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan

√∑

√∑ 2063,945 /(12−1)
2

167.
= 13,697861
168. Nilai koefisien korelasi :
169. r=

∑ xy

( n−1 ) Sx . Sy

Parameter Sulfur Dioksida ( SO2 )
173.
174.
Nilai rata-rata Y :
175.
´y = ∑Y / ( n ) = 4186,08/ 12 =
348,8396
176.
177.
Standar deviasi Y :
178.
Sy =
y 2 /(n−1)

√∑

√∑

2
179.
=
9847.203 /(12−1)
29,9199
180.
181.
Nilai koefisien korelasi :
182.

r=

∑ xy
( n−1 ) Sx . Sy

=

=

r=

2,121
( 12−1 ) 0,042.29,9199

183.

= 0,153
184.
Jadi hubung an antara Tingkat
Pelayanan Jalan dengan parameter Sulfur Dioksida
(SO2) berarah positif dan lemah, karena nilai
koefisien korelasinya 0,153.
c. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan
Parameter Karbon Monoksida (CO)
185.
186.
Nilai rata-rata Y :
187.
´y = ∑Y / ( n ) = 18860,03 / 12
188.
= 1571,66875
189.
190.
Standar deviasi Y :
191.
Sy =
y 2 /(n−1)

√∑
√∑ 39199,006 /(12−1)

192.
=
59,6954
193.
194.
Nilai koefisien korelasi :
195.

r=

2

=

∑ xy

( n−1 ) Sx . Sy
196.

¿

25,799
( 12−1 ) 0,042. 59,6954

= 0,934
197.
Jadi hubungan antara Tingkat
Pelayanan Jalan dengan parameter Karbon
Monoksida (CO) berarah positif dan kuat, karena
nilai koefisien korelasinya 0,934.
d. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan
Parameter Hidrokarbon ( HC )
198.
199.
Nilai rata-rata Y :
200.
´y = ∑Y / ( n ) = 181,475 / 12 =
15,12292
201.
202.Standar deviasi Y :
203.Sy =
y 2 /(n−1)
204.
=
2
=
3,9057229 /(12−1)
0,59587
205.
206.Nilai koefisien korelasi :

√∑

√∑

207.

∑ xy
( n−1 ) Sx . Sy

=

0,197674167
( 12−1 ) .0,042. 0,59587

= 0,717
208.
Jadi hubungan antara Tingkat
Pelayanan Jalan dengan parameter Hidrokarbon
(HC) berarah positif dan kuat, karena nilai koefisien
korelasinya 0,717.
209.
e. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan
Parameter Plumbum ( Pb )
210.
211. Nilai rata-rata Y :
212. ´y = ∑Y / ( n ) = 18,870 / 12 =
1,573
213.
214.Standar deviasi Y :
2
215.Sy =
y /(n−1)
216.

√∑
√∑ 0,0607 /(12−1)
2

=
0,07427

=

217.
218.Nilai koefisien korelasi :
219.

r=

∑ xy
( n−1 ) Sx . Sy

=

0
( 12−1 ) 0,042. 0,07427

220. = 0
221.
Jadi antara Tingkat Pelayanan
Jalan dengan parameter Plumbum (Pb) tidak ada
hubungan, karena nilai r = 0.
222.
223.Kesimpulan
224. Berdasarkan hasil dari analisis data yang
peneliti lakukan maka dapat disimpulkan beberapa
hal, antara lain :
1. Tingkat Pelayanan Jalan yang terjadi diruas
Jalan Diponegoro adalah Tingkat Pelayanan
Jalan E, di ruas jalan Imam Bonjol adalah
Tingkat Pelayanan Jalan B dan di jalan Gajah
Mada adalah Tingkat Pelayanan Jalan C.
2. Kualitas Udara Ambien pada Jalan Gajah Mada
Denpasar yang diambil sampelnya pada hari
jumat, 31 Januari 2014, memiliki rata-rata untuk
NO2 : 307,35 µg/m3, SO2 : 357,17 µg/m3 ,
CO : 1580,00 µg/m3, HC : 15,12 µg/m3, Pb :
1,57 µg/m3, angka kualitas udara tersebut masih
dibawah baku mutu yang ditetapkan dalan
Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun 2007.
3. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan (TPJ)
dengan Kualitas Udara Ambien,untuk TPJ
dengan parameter NO2 memiliki nilai korelasi
(r)= 0,625, TPJ dengan parameter SO2 memiliki
nilai korelasi (r)= 0,153, TPJ dengan parameter
CO memiliki nilai korelasi (r)= 0,934, TPJ
dengan parameter HC memiliki nilai korelasi
(r)= 0,717, TPJ dengan parameter Pb memiliki
nilai korelasi (r)=0

225.Daftar Pustaka
226. Dirjen Bina Marga Departemen PU, 1997.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Penerbit
Departemen Pekerjaan Umum Jakarta.
227.Ferdiaz, S. 1992. Polusi Air dan
Udara. Yogyakarta : Kanisius.
228.Hasan, Iqbal, 2002. Pokok-pokok
Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Ghalia Indonesia.
229. Http://airpollution8.wordpress.com/2013/02/.
2013. Parameter Pencemaran Udara.
Diunduh Desember 2013.
230. Khisty, C.Jotin&Lall, B.Kent. 2005.
Dasar-dasar Rekasaya Transportasi.
Jakarta : Erlangga.
231. Kementerian Lingkungan Hidup. 2006.
Kumpulan Standar Nasional Indonesia
Bidang Lingkungan Kualitas Udara. Panitia
Teknisi Kualitas Lingkungan dan Manajemen.
232.Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri.
Yogyakarta : Andi.
233.Kusdwiratri, dkk. 1998. Manusia,
Kesehatan dan Lingkungan. Alumni.
234. Munawar, Ahmad, 2009, Manajemen Lalu
Lintas Perkotaan, Yogyakarta : Beta Offset.
235.Riyadi, AL. S. 1982. Pencemaran
Udara. Usaha Nasional Surabaya.
236. Rukaesih, A. 2004. Kimia Lingkungan. Andi
Yogyakarta : Universitas Negeri Jakarta.
237.Soedomo, M. 2001. Kumpulan Karya
Ilmiah Pencemaran Udara.
ITB
Bandung.
238. Stanislaus S.U. 2006. Pedoman Anlisis Data
Dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta
239. Sugiarta. 2008. Dampak Bising dan Kualitas
Udara Pada Lingkungan Kota Denpasar.
Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8.
240.Sugiono.
2012.
Statistik
Nonparametris. Alfabet Bandung.
241. Sugiyono. 2006, Statistika Untuk Penelitian.
CV Alfabetha. Bandung
242.Suliyanto. 2012. Analisis Statistik.
Andi Offset.
243.Suwardjoko, W. 1988. Rekayasa Lalu
Lintas. Jakarta : Bhratara.
244.Sastrawijaya,
Tresna.
1991.
Pencemaran Lingkungan. Rineka
Cipta.
245. Wardana, W. A. 2001. Dampak Pencemaran
lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset.

246.