akhlak makhluk terhadap khalik dan makhl

AKHLAK MANUSIA TERHADAP KHALIK DAN MAKHLUKNYA
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Oleh:
Rika Permata Sari (15300600061)
Santi Kurnia Putri (15300600067)
Dosen:
RENI SUSANTI, M. Ag

Program Studi Tadris Biologi Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agam Islam Negri (STAIN) Batusangkar
2015

AKHLAK MANUSIA TERHADAP KHALIK DAN MAKHLUKNYA
BAB I
PENDAHULUAN

Akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat
karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri di
lingkungan. Begitupun dengan hubungan manusia dengan Sang Peciptanya karena
semua yang ada dalam diri manusia merupakan titipan dari Yang Maha Kuasa. Untuk

memenuhi hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia
lainnya di perlukan akhlak atau kehendak yang dibiasakan agar terciptanya
masyarakat yang madani.
Jika sifat-sifat yang sudah ditanamkan dalam diri berbentuk sifat yang baik maka
terbentuklah akhlak mahmudah atau lebih di kenal dengan akhlak mulia sedangkan
sifat yang ditanamkan dalam diri berbentuk sifat yang tidak baik maka terbentuklah
akhlak mazmumah atau lebih dikenal dengan akhlak tercela. Akhlak yang baik harus
ditanamkan dalam kehidupan sedangkan akhlak yang tidak baik di jauhi karena akan
memberikan kemudaratan bagi manusia dan lingkungannya sendiri. Akhlak yang ada
dalam diripun terbagi dalam 2 ruang lingkup yaitu akhlak terhadap Khalik (pencipta)
dan akhlak terhadap makhluk (yang diciptakan). Akhlak terhadap makhluk itupun
terbagi lagi dalam akhlak terhadap manusia dan akhlak terhadap lingkungan.
Materi yang penulis tulis merupakan makalah yang bertujuan untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah akhlak tasauf, dan akan dijadikan bahan diskusi dalam
perkuliahan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1


Pengertian Khalik dan makhluk
2.1.1 Pengertian Khalik
Khalik merupakan kata lain dari Allah atau nama Tuhan. Semua berasal
dari-Nya dan kembali pada-Nya jua, disanalah kehidupan di berikan kepada
seluruh makhluknya. Secara etimologi Allah berasal dari kata al-llah. Kata
yang diadopsi dari bahasa aramea, Alaha yang berarti Allah. Sedangkan kata
llah (Tuhan yang di sembah) dipakai terhadap sesuatu yang Maha Kuasa.Dan
penambahan kata sandang alif lam maka kata allah di maksudkan sebagai zat
yang Maha Esa, Mahakuasa, dan pencipta semuanya.1
Sedangkan pengertian Khalik itu sendiri menurut etimologis berasal dari
kata khalq atau khalaqa yang berarti pencipta. Sehingga dapat dikatakan khalik
merupakan pencipta dari segala apa yang ada di bumi ini seperti manusia,
hewan,tumbuhan, dan makhluk hidup kecil lainnya serta semua benda yang tak
hidup di dunia dan di luar angkasa.
Secara terminologi, Khalik pun dapat diartikan sebagai berikut:
1.

Sebagian

mutakallimin


berpendapat

Khalik

adalah

perbuatan

mencipta berasal dari-Nya dengan sebab daya yang qadim.
2.

Berdasarkan pendapat Al-Iskafi dan sekelompok tokoh Mu’tazilah
berpendapat Khalik adalah Allah-lah membuat tanpa menggunakan
alat dan anggota badan.

3.

Menurut Muhammad bin Abd Al-wahhab Al-Juba’I berpendapat
bahwa Allah-lah berbuat berdasarkan ukuran-ukuran yang telah

diatur-Nya.

4.

Menurut Abbad, Khalik adalah Allah-lah yang memunculkan (bari’).2

Dari beberapa pendapat yang di berikan oleh beberapa Ahli, dapat di tarik
kesimpulan bahwa Allah-lah Sang Pencipta segala apa yang ada di bumi dan
langit-Nya serta apapun yang ada dalam diri manusia itu adalah kepunyaanNya dan akan kembali kepada-Nya kembali.
1

M.Abdul Mujieb dkk, Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali (Jakarta: PT Mizan Publika,
2009), hlm.2.
2
Syeikh Ahlussunnah wal Jamaah Al-Imam Abul Hasan Ali bin Ismail Al-Asy’ari,
Maqaalaat Al-Islamiyyiin wailkhtilaaf Al-Mushalliin,Terj. Rosihan Anwar (Bandung: CV
Pustaka Setia,1999), hlm.239.

2.1.2 Pengertian Makhluk
Secara etimologi makhluk berasal dari kata “Kholaqo” yang berarti

menciptakan dan di ubah menjadi si penderita lalu terbentuk kata makhluk
yang berarti yang diciptakan. Manusia merupakan bagian dari makhluk nyata
dalam Al-quranpun ada 3 istilah yang sama-sama berarti manusia diantaranya:
Basyar, insan, dan al-nas. Menurut jalaluddin rakhmat Basyar berarti makhluk
biologis, Insan berarti makhluk yang bukan jasmani saja tetapi juga memiliki
rohani, sedangkan al-nas berarti manusia dengan kesatuannya sebagai
kumpulan dengan karakteristik yang berbeda.3 Sedangkan menurut Abbad,
makhluk adalah sesuatu yang di munculkan oleh Sang Pencipta. Secara garis
besar makhluk adalah sesuatu yang diciptakan Khalik baik secara nyata
maupun ghaib.
2.2

Landasan / dasar akhlak manusia terhadap Khalik dan makhluk
2.2.1 Landasan / dasar akhlak manusia terhadap Khalik
Berdasarkan QS. Adz-zariaat(51): 56
      

56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
Maka dapat disimpulkan bahwa manusia di ciptakan ke bumi ini untuk

beribadah kepada Khaliknya. Selain itu menurut Abudin Nata ada empat
penyebab mengapa manusia wajib berakhlak pada Khaliknya, diantaranya:
1. Allah-lah yang menciptakan manusia. Dalil naqlinya QS. At-thariq
(86): 4-7 yang maksudnya manusia di ciptakan dari air yang
ditumpahkan dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
2. Allah-lah yang memberikan pancaindra antara lain mulut,telinga, mata,
akal,hati,dan anggota gerak yang kokoh dan sempurna pada
makhluknya. Dalil naqlinya QS. An-nahl (16): 78 yang maksudnya
manusia

yang baru lahir

belum mengetahui

apapun, dalam

perkembangannya Allah memberikan sesuatu yang dibutuhkan
makhluknya agar makhluk tersebut bersyukur.
3


H. sakib Machmud, Mutiara Juz’amma (Bandung: Mizan,2005).Hlm.324.

3. Allah-lah yang menyediakan segala sesuatu yang di butuhkan
makhluknya. Dalil naqlinya QS. Al-jatsiyah (45): 12-13 yang
maksudnya Allah menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi
agar makhluknya dapat mencari karunia dan bersyukur.
4. Allah-lah yang telah memuliakan manusia akan kemampuan
menguasai daratan dan lautan. Dalil naqlinya QS. Al-isra (17): 70 yang
maksudnya Allah melebihkan manusia dari makhluk lainnya dan
memberinya rezeki dari yang baik-baik.4
Selain itu menurut argumen Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak
kepada Khalik merupakan pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada tuhan
melainkan Allah SWT. Pemilik 99 nama yang indah dan terpuji. Jangankan
manusia malaikatpun tak mampu menjangkau-Nya.5
Sungguh banyak yang Allah berikan kepada makhluknya. Sebagai
manusia yang telah di berikan kenikmatan di dunia maka sehendaknya manusia
menyembah dan mengesakan-Nya dengan bersungguh-sungguh. Walaupun
demikian, bagi Allah SWT disembah atau tidaknya oleh manusia tidak akan
mengurangi kemuliaan-Nya.
2.2.2


Landasan / dasar akhlak manusia terhadap makluk lainnya
Berdasarkan hadist HR.Bukhari yang berarti tidak beriman satu persatu
kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Hadist tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa menjalin ukhuwah merupakan
komitmen yang sangat penting untuk selalu baik sesama manusia dan
mengesampingkan emosi negatif seperti membunuh, mendiskreditkan, atau
mengambil harta tanpa alasan yang benar, ataupun membuka aib seseorang
apakah itu benar atau salah.
Bagian yang terpentingpun manusia harus mendapatkan dua hak terhadap
makhluk lainnya diantaranya:
1. Hak hidup
Dalam QS. Qaf (51): 43 memiliki isi kandungan bahwa Allah-lah yang
menghidupkan dan mematikan semua makhluknya sehingga tidak ada

4

Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf Upaya Meraih Kehalusan Budi dan
Kedekatan Ilahi (Jakarta: Kalam Mulia, 2012). Hlm.67.
5

M.Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan,t.t.),Hlm 261.

alasan bagi manusia untuk melakukan pertumpahan darah di bumi
ini.Tapi ada beberapa keadaan yang akan di temui pertumpahan darah
tersebut akan terjadi seperti adanya qisash maupun jihad fi sabilillah.
Jadi, apa yang terjadi dalam diri manusia itu sendiri adalah kehendak
Allah dan manusia hanya bisa menerima ketentuan sang Khaliknya.
2. Hak kepemilikan
Dalam QS. Asy-syura(42):49 memiliki isi kandungan bahwa Allah-lah
pemilik langit dan bumi dan menciptakan apa yang di kehendaki.
Hubungannya dengan hak kepemilikan bahwa fitrah manusia suka
mengumpulkan harta benda maka Allah SWT memberikan usaha agar
manusia giat bekerja.6 Sebagai bentuk menghormati kepemilikannya
manusia lainnya jangan membuat ulah ataupun kegaduhan di tempat
orang menggais rezekinya. Jadi, semua yang ada di bumi ini hanyalah
milik Allah SWT semata dan apa yang di miliki oleh manusia di dunia
ini itu semua sudah di gariskan dalam lauhul-mahfuzNya.
2.3


Cara berakhlak terhadap Khalik dan makhluk
2.3.1 Cara berakhlak terhadap Khalik
Diantara akhlak terhadap Khalik:
1. Takwa
Menurut Afif Abd al-Fattah Thabbarah, takwa adalah sikap
seseorang dalam menjaga dirinya dari perbuatan yang merugikan
ataupun menjaga diri orang lain dari kemudaratan. 7 Namun secara
ringkasnya takwa merupakan sikap untuk selalu menjalankan perintah
Tuhan dan menjauhi segala larangann-Nya.
Hakikatnya takwa merupakan realisasi dari ajaran islam. Hasil
yang didapatkan jika bersungguh-sungguh takwa terhadap khaliknya
maka orang-orang akan mendapatkan nikmat hidup di dunia dan
akhiratnya.Jika nikmat hidup di dunia yang belum di dapatkan seperti
seseorang yang telah menjalankan perintah Tuhannya namun masih
diberi kesempitan dalam hal financialnya maka yakinlah Allah

6

Muhammad Fauqi Hajjad,Tashawwuf Al-Islami wa al-Akhlak,Terj.Kambran As’at Irsyady
dan Fakhri Ghazali (Jakarta: Amzah, 2011), Hlm. 266-272

7
Deswita,Akhlak Tasawuf Cara Mempercantik Hati dan Tingkah Laku (Batusangkar:
STAIN Batusangkar Press, 2012).Hlm. 45.

memberikan apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkannya serta
harta yang diberikan itu merupakan ujian bagi mereka yang
menerimanya.
2. Cinta dan Ridha
Cinta merupakan sikap psikologis seseorang yang berasal dari
kalbu dan mengakibatkan hatinya selalu terpaut dengan apa yang
dicintainya.Jika seseorang mencintai Khaliknya maka apa yang ia
lakukan selalu ada Allah dalam kegiatannya. Beiringan dengan itu jika
ia telah mencintai Khaliknya maka ia akan bersikap ridha pula
terhadap

jalan

hidup

yang

di

berikan

Sang

Khalik

kepadanya.Maksudnya ia menerima dengan lapang hati terhadap jalan
hidup yang ia jalani karena ia yakin Allah-lah yang Maha
mengatur,Mahakuasa, dan Maha menentukan.
3. Ikhlas
Suatu sikap yang selalu mengharapkan keridhaan Khaliknya
dengan niat yang ikhlas, beramal dengan sikap yang terbaik dan
memanfaatkan hasil tepat guna. Menurut Ibn Ajibah ikhlaspun terbagi
dalam tingkatan-tingkatan yang terdiri dari:
1. Ikhlasnya orang awam, yaitu pemusatan ibadah seseorang
untuk tujuan dunia dan akhirat.
2. Ikhlasnya kaum khas(sebuah tingkatan spiritual awam), yaitu
ibadah seseorang kepada khalik untuk tujuan berhubungan
dengan akhirat dan tidak mengharapkan imbalan dunia.
3. Ikhlasnya kaum khasu’l- khasanah( tingkatan spiritual paling
tinggi dalam tasawuf), yaitu melaksanakan ibadah secara tulus
kepada khalik tanpa mengharapkan imbalan apapun dan
menunjukkan rasa cinta dan rindu kepada Khalik.8

4. Khauf dan raja’
8

Syaikh ‘Abdul Qadir ‘Isa, Haqaa’iq ‘anit Tashawwuf, Terj. Tim Ciputat Press (Ciputat:
Ciputat Press, 2007). Hlm.198.

Khauf menurut Muhammad ibn’Alan as-Shiddiqi merupakan hati
yang galau atau takut yang bersumber dari Allah SWT

karena

mewaspadai kejadian di masa mendatang. Sedangkan raja’ merupakan
hati yang yang terpaut pada masa depan, untuk mendapatkan itu semua
ia harus berusaha sungguh-sungguh.
5. Tawakkal
Sikap berserah diri pada khaliknya setelah ia melakukan usaha
terbaiknya. Seperti ketika seseorang akan mengikuti ujian maka ia
harus belajar bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, ketika usai ujian maka ia harus menyerahkan hasilnya
terhadap Khaliknya karena ia yakin Allah-lah yang Maha Mengatur.
6. Syukur
Akhlak manusia terhadap Khaliknya berupa perbuatan yang
memujikan Sang pencipta baik dari lisan, hati, maupun perbuatan.
7. Muraqabah
Akhlak manusia terhadap Khaliknya berupa perasaan yang selalu
di awasi oleh Allah ketika ia melakukan perbuatan apapun sehingga
hasil yang ia dapatkan ketika melakukan muraqabah ia akan
melakukan evaluasi terhadap perbuatannya.
8. Taubat
Sikap seseorang untuk kembali ke jalan Khaliknya.Dari prilaku
buruk ke yang baik atau kata lainnya proses hijrah seseorang ke dalam
kebaikan. Untuk membersihkan sikap lamanya yang buruk maka
seseorang harus meminta ampunan.
9. Khusnuzan pada Allah
Berdasarkan QS.An-nissa(4): 79

             
       

79. Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.
Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan
cukuplah Allah menjadi saksi.
Berbaik sangka kepada Allah merupakan cara manusia berakhlak
pada sang Khaliknya bahwa apapun yang di berikan Allah adalah
kebaikan untuknya.
10. Berdo’a hanya kepada Allah
Sebagai Makhluk yang diciptakan sang Khaliknya maka apapun
yang terjadi dalam kehidupannya manusia boleh mengadukan itu
semua kepada sang Khaliknya.
11. Zikrullah,ingat kepada Allah.
Apapun yang terjadi dalam hidup manusia hendaknya manusia
selalu ingat kepada Allah karena apa yang ada dalam diri manusia
kepunyaan Allah. Zikir dibagi 3 bagian menurut Ibn Atha’,yaitu:
1. Zikir jail yaitu mengingat Allah dalam lisan seperti bacaan
tahlil,tahmid, dan takbir.
2. Zikir kafi yaitu mengingat Allah dalam hati.
3. Zikir haqiqi yaitu mengingat Allah seluruh jiwa dan raga.
2.3.2 Cara berakhlak sesama makhluk
1. Akhlak terhadap sesama manusia
Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup sendiri.Selama ia
hidup di dunia ia tidak bisa hidup sendiri sehingga untuk terciptanya
masyarakat yang madani maka seseorang membutuhkan bagaimana cara
berakhlak terhadap makhluk Allah lainnya. Sebelum berakhlak terhadap
manusia lainnya maka mulailah melakukan terhadap diri sendiri seperti jujur
tehadap diri sendiri,tidak mengkhianati tubuh, dan menjaga kehormatannya.
Setelah itu akhlak yang dilakukan kepada orang lain. Akhlak yang kita
tampilkan adalah tidak mendiskreditkannya, tolong menolong, tidak
merampas kehidupannya. Jika ia nonmuslim toleransi umat beragama harus
kita jaga.

Rasul Allahpun merupakan bagian dari makhluk Allah, sebagai manusia
biasa maka kitapun harus berakhlak kepadanya dengan cara:
1. Mencintai dan memuliakan rasul.
2. Mengikuti dan menaati rasul.
3. Mengucapkan Shalawat dan salam.
Rasul merupakan manusia pilihan yang dipilih oleh Allah karena
tugasnya yang begitu mulia untuk mengubah sikap umatnya dari yang tidak
baik kearah yang lebih baik.
2. Akhlak terhadap lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar tubuh manusia tapi
dapat mempengaruhi tingkah laku kita dalam bertindak. Dalam kajian
Biologi Lingkungan terbagi 2 yaitu lingkungan biotik atau lingkungan yang
berisi makhluk hidup seperti manusia,tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
Sedangkan lingkungan abiotik adalah lingkungan yang terdiri dari makhluk
yang tidak hidup seperti tanah,air, dan sebagainya. Namun keduanya
memberikan kesetimbangan dalam kehidupan. Menurut QS.Al-baqaroh(2):
30

          
 
         
  
     
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji

Engkau

dan

mensucikan

Engkau?"

Tuhan

berfirman:

"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa manusia diciptakan sebagai
khalifah yang bertujuan untuk menjaga,memelihara alam yang diberikan
Khalik kepadanya.

BAB III
KESIMPULAN
1.

Allah merupakan sang Khalik, apa yang ada di dunia dan di akhirat semua itu adalah
ciptaan Allah, dan kita sebagai manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan
kita dengan cara berusaha karna Allah telah mempersiapkan semuanya tinggal kita
bagaimana cara untuk memperolehnya, dan sebagai umat-Nya kita juga dituntut
untuk melakukan peerintahnya jangan cuma bisa menikmati apa yang telah disediakan
oleh Allah.

2. Untuk mendapatkan karunia Allahpun kita harus berakhlak baik kepada pencipta
karena apapun yang kita miliki berasal dari-Nya, untuk mendapatkan ridho-Nya
itupula kita harus menjalin ukhuwah sesama umat manusia.
3. Manusia harus menjalin hablumminallah dan menjalin hablumminannas agar tercipta
masyarakat madani.

DAFTAR PUSTAKA
Arfah, Muhammad.”Khalik dan Makhluk.” Http://www.arfahpallaka.wordpress.com (13
Sep.2015)
Deswita.2012.Akhlak Tasawuf Cara Mempercantik Hati dan Tingkah Laku. Batusangkar :
STAIN Batusangkar Press.
Machmud,Sakib.2005. Mutiara Jus’amma. Bandung : Mizan.
Muhammad Fauqi Hajjad.2011. Tashawwuf Al-Islami wa Al-Akhlak,(diterjemahkan oleh :
Kambran As’at Irsyady dan Fakhri Ghazali), Jakarta: amzah.
Slamat, Kasmuri dan Ihsan Sanusi.2012. Akhlak Tasawwuf Upaya Meraih Kebahagiaan Budi
dan Kedekatan Illahi. Jakarta: Kalam Mulia.

Shihab, M Quraish.t.t. Wawasan Al-qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan.

Syaikh ‘Abdul Qadir Isa.2007. Haqaa’iq ‘amit Tashawwuf, (diterjemahkan oleh: Tim Ciputat
Press), Ciputat: Ciputat Press.
Syaikh Ahlussunnah Wal Jamaah Al-Imam Abul Hasan Ali bin Ismail AlAsyari.1999.Maqaalaat Al-Islamiyyiin Waikhitilaaf Al-Mushallin, (diterjemahkan oleh:
Rosihan Anwar), Bandung: CV Pustaka Setia.
www.books.google.com (12 Sep 2015)