TEKNOLOGI MILITER dan difusi teknologi militer
TEKNOLOGI MILITER
Shiddiq Muhammad Isa (13/352326/FI/03860)
Achmad Wildan Khairul Fatihin
Akbar Aja
Sejatinya perang adalah hal yang lazim terjadi di dunia ini sejak
munculnya kehidupan dan peradaban manusia yang masif. Perang pun
tidak dapat dilepaskan dengan segala teknologi yang terus-menerus
berkembang dan menyelimuti perang itu sendiri. Berikut beberapa contoh
teknologi yang dipakai militer-militer seluruh dunia.
1. Zaman pra-modern
Pada zaman pra-modern, kekuatan dan teknologi militer khususnya
dalam berperang hanya bertumpu pada benda-benda tajam sebagai
senjatanya. Tombak, pisau, dan pedang adalah alat-alat yang sangat
dekat dengan militer di zaman pra-modern untuk menyerang. Sedangkan
perisai digunakan untuk menahan serangan langsung dari lawan.
2. Ditemukannya bubuk mesiu
Bubuk mesiu ditemukan oleh ahli alkimia Cina pada abad ke-9 ketika
sedang mencoba membuat ramuan kehidupan abadi. Penemuan bubuk
mesiu diperkirakan adalah hasil dari percobaan-percobaan kimia selama
berabad-abad. Kalium nitrat sudah ditemukan oleh kebudayaan Cina pada
pertengahan abad ke-1, dan banyak bukti bahwa penggunaannya dengan
belerang banyak dipakai sebagai obat. Sebuah tulisan tentang kimia dari
Cina dari tahun 492 menuliskan bahwa kalium nitrat menghasilkan api
ungu ketika dibakar, membuatnya dapat dikenali dan dipelajari lebih
lanjut.
Militer Cina mendengar tentang bahan peledak ini sehingga banyak di
buatkan senjata (rocket dan meriam) dan senjata ledak (Granat dan Bom)
untuk melawan Kekaisaran Mongol ketika Kekaisaran Mongol berusaha
untuk menghancurkan dan merebut benteng kota di perbatasan Cina
Utara. Setelah Kekaisaran Mongol menguasai Cina dan mendirikan Dinasti
Yuan, mereka menggunakan teknologi bubuk mesiu Cina saat mencoba
menginvasi Jepang. Selain itu mereka menggunakannya sebagai bahan
bakar roket.
Pada abad ke-13, bubuk mesiu mulai dikenal oleh Eropa,
Konstantinopel, dan Jepang melalui perdagangan jalur sutra. Pada tahun
1280, Al-Hasan Ar-Rammah dari Suriah menulis Book of Fighting on
Horseback and with War Engines yang memperkenalkan sebuah roket
yang disebutnya sebagai "panah Tiongkok". Satu dekade setelahnya,
bangsa Arab menggunakan bubuk mesiu ini untuk kepentingan militer
saat menginvasi kota Baza, Spanyol. Setahun setelahnya, tahun 1326,
Florence, Italia memerintahkan pembuatan meriam dan bolanya. Dari
Italia ini kemudian penyebarannya di Eropa meluas hingga pada tahun
1350-an, penggunaan mesiu di medan perang sangatlah umum.
3. Pistol
Tak ada satu pun pihak yang bisa memastikan kapan awal kemunculan
pistol. Senjata tangan ini diperkirakan muncul sekitar abad 14. Beberapa
sejarahwan mengungkapkan bahwa pistol diciptakan sebagai improvisasi
dari bubuk mesiu. Awal kemunculannya bermula dari “hand gonne”, yang
sisa-sisanya banyak ditemukan di wilayah Estonia. Sepanjang sejarah
awalnya, pistol selalu berada di balik bayang-bayang popularitas senapan
(rifle).
Awal munculnya pistol bisa dirunut dari hand gonne – pelontar proyektil
mirip canon ukuran mini. Hand gonne dioperasikan minimal oleh dua
orang. Satu orang memegangnya di depan dada, yang lain menyulut api.
Prinsip kerjanya mirip dengan canon yang banyak ditemukan pada abad
pertengahan. Proyektil logam berbentuk bola berdiameter 1,8-2,5 cm
harus dimasukkan ke tabung yang sebelumnya telah diisi bubuk mesiu.
Saat ditembakkan, ujung laras hand gonne harus membentuk sudut
elevasi karena lubang tabung (yang di kemudian hari disebut kaliber)
nyaris pas dengan diameter proyektil. Mesiu yang kemudian disulut api
akan menciptakan ledakan dan gas. Pada saat inilah proyektil terlontar.
Jarak tembak hand gonne sekitar 35 meter.
Tak lama setelah era hand gonne memudar, orang-orang Portugal
memperkenalkan pistol yang merupakan turunan dari senapan matchlock.
Disebut matchlock karena mekanisme pemantikan mesiunya sangat
bergantung pada ketepatan jatuh sumbu berapi pada cawan mesiu. Saat
mesiu pada cawan terbakar, api secara otomatis akan masuk melalui
lubang kecil ke pangkal laras. Sama seperti pada hand gonne, proyektil
berbentuk bola besi kecil akan terlontar. Lewat mekanisme inilah pertama
kalinya dikenal sistem pemantik peluru. Meski bentuknya masih
sederhana, api sudah tidak disulut secara manual. Dengan sistem ini,
sumbu api yang dijepit di kepala tangkai logam berbentuk huruf “S” akan
digerakkan “mematuk” cawan kecil berisi mesiu. Gerakan mematuk akan
terjadi setelah trigger ditarik. Pistol dan senapan matchlock diperkenalkan
pada pertengahan abad 14. Namun, pistol matchlock kalah populer dari
versi senapannya, sehingga dibuat sangat terbatas. Rifle matchlock
sempat dibuat massal dan menjadi pegangan utama bangsa Portugal saat
menjelajah Amerika. Bangsa lain yang menggunakan rifle ini adalah
bangsa Jerman dan Perancis. Senapan jenis ini juga dikenal dengan nama
“musket”, sehingga tentara yang menggunakannya biasa disebut
“musketeer”.
Namun, berbagai insiden yang terjadi membuat matchlock kian tak
populer. Mesiunya kerap meletup tanpa diduga. Ledakan ini terkadang
melukai pinggang dan kaki pemiliknya, biasa terjadi akibat api pada
sumbu pemantik masih membara dan tanpa disadari menyulut mesiu
yang tersimpan di saku celana. Selain itu, pistol atau rifle matchlock
kurang responsif saat dipakai dalam cuaca basah. Para penggunanya
sering kerepotan menjaga agar sumbu tetap membara. Senjata ini bahkan
masih sering kalah cepat dengan panah.
Riskannya penggunaan sumbu api membuat para perancang senjata
mencari sistem pemantik lain yang lebih aman. Sistem yang baru
kemudian menggunakan batu api (flint). Sistem ini tidak begitu lama
diciptakan karena pada masa itu, sekitar abad 15, batu api sudah biasa
digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bentuk evolusi pertama diciptakan
oleh Johann Kiefuss dari Nuenberg, Jerman, pada 1517. Sistem pengganti
matchlock ini biasa disebut “wheellock”. Mekanisme wheellock mirip
dengan pemantik korek api gas sekarang. Api akan terpercik setelah batu
api digerus roda (wheel) bergerigi. Tarikan trigger akan membuat striker
arm (tangkai penjepit) batu api jatuh pada cawan mesiu. Roda bergerigi
yang ada di bawah cawan kemudian berputar dan menggerus batu api.
Percikan api akan membakar mesiu dan tersulutlah mesiu di dalam laras.
Sejumlah literatur menyatakan bahwa sebenarnya penemu sistem
pemantik ini bukanlah Kiefuss, melainkan Leonardo da Vinci, sekitar abad
15. Pistol jenis inilah yang memungkinkan dioperasikan hanya dengan
satu tangan.
Karena ongkos pembuatan wheellock jauh lebih mahal dari matchlock,
pistol dan senapan ini tidak diberikan pada semua prajurit, hanya pada
perwira penting saja. Wheellock masih bertahan hingga abad 18.
Sementara itu, sistem baru kembali muncul. Jenis pistol yang baru ini
disebut “snaphaunce”. Snaphaunce bisa dibilang tidak benar-benar baru,
karena masih menggunakan batu api. Bedanya, snaphaunce tidak
menggunakan roda bergigi. Bagian yang dianggap mahal ini diganti
dengan tangkai bergigi yang cukup digerakkan per daun.
Pada snaphaunce, tarikan trigger akan menggerakkan tiga bagian
berturut-turut. Pertama, tutup cawan mesiu akan terbuka, lalu striker arm
batu api akan “mematuk” cawan mesiu. Sebelum jatuh di cawan, batu api
akan menggesek tangkai bergerigi terlebih dulu sehingga percikannya
akan membakar mesiu di cawan. Semburan api inilah yang selanjutnya
akan menjalar masuk ke laras dan menciptakan ledakan. Tipe snaphaunce
muncul pertama kali pada 1570. Beberapa literatur menyebutkan
pengguna pertama kali adalah orang Eropa utara. Namun ada juga yang
menyebut Belanda, didasarkan pada kata “snaphaunce” yang
kemungkinan berasal dari kata “schnapp hahn” yang berarti patukan
ayam jago (gerakan striker arm batu api memang mirip patukan ayam
jago).
Sistem baru yang lebih praktis kembali muncul. Pada 1612, seorang
Perancis bernama Marin le Bourgeoys memperkenalkan ciptaannya. Ia tak
banyak mengubah mekanisme pada snaphaunce, hanya memadukan
fungsi tangkai penggerus dengan tutup cawan mesiu. Tipe baru ini dikenal
dengan nama “flintlock”. Flintlock langsung diserahkan pada Raja Henry
IV, penguasa Perancis saat itu. Dia pun langsung memerintahkan pabrik
senjata untuk memproduksinya secara massal. Kepraktisannya membuat
flintlock dengan cepat populer di kalangan militer Eropa dan menggeser
wheellock dan snaphaunce.
Model flintlock paling terkenal adalah Brown Bess Flintlock, dibuat pada
1700an. Jenis yang satu ini bisa diisi mesiu dan proyektil lalu
menembaknya dua sampai lima kali per menit. Keakuratannya pun sudah
lumayan meningkat, bisa membunuh orang dari jarak sekitar 10 meter.
Flintlock adalah jenis terakhir yang menggunakan batu api.
Masa keemasan flintlock berlangsung cukup lama, sekitar 200 tahun,
sampai akhirnya ditutup oleh ciptaan John Forsyth. Pastor Skotlandia ini
memperkenalkan sistem pemantik api “percussion cap” (pemukul topi)
pada 1805. Kepopuleran percussion cap adalah karena tidak lagi
menggunakan batu api yang dianggap kurang memadai karena rentan air
dan kerap tak bisa digunakan dalam keadaan lembab.
Sebelum merancang percussion cap, Forsyth meramu bahan peledak
baru yang selanjutnya menjadi peledak mesiu yang ditaruh dalam laras
senapan atau pistol. Material peledak yang merupakan campuran merkuri
itu ditaruh pada mulut pipa kecil yang mengarah pada lubang mesiu.
Material yang sudah dibungkus inilah yang nantinya akan “dipukul”
pelatuk (hammer) dan selanjutnya mengirim api ke tabung mesiu. Kelak,
mekanisme semacam inilah yang akan digunakan sebagai dasar rancang
bangun peluru atau “cartridge”.
Pada setiap peluru, terdapat 1) bullet atau proyektil yang akan
dilontarkan, 2) selongsong atau tabung mesiu, 3) mesiu atau material
cordite, 4) rim atau bagian selongsong untuk “loading”, dan 5) primer,
pemantik mesiu di “pantat” peluru. Primer inilah yang merupakan bentuk
evolusi percussion cap.
Sepintas, percussion cap masih menyerupai flintlock. Senjata ini masih
memiliki tangkai berbentuk huruf “S” yang biasa dipakai untuk menjepit
batu api. Namun, pada percussion cap, tangkai ini tidak lagi menjepit batu
api. Di ujung tangkai ini hanya ada cekungan yang digunakan untuk
“memukul” topi peledak merkuri di ujung tangkai satunya lagi.
Percussion cap dianggap sebagai pembuka jalan menuju perancangan
senjata genggam (handgun) dengan peluru dalam silinder putar atau
revolver. Revolver mulai marak digunakan di Amerika Serikat saat Perang
Sipil.
Sejak itu, perkembangan rancang bangun dan mekanik pistol
berkembang luar biasa. Selain memicu pembuatan revolver, peluru juga
memicu pembuatan pistol bermagasin, yang variannya terus bermunculan
dari masa ke masa.
4. Masa perang dunia
a. Tank
Tank Mark IV yang digunakan Inggris di masa Perang Dunia I. Tak
disangkal lagi, tank merupakan salah satu simbol perkembangan
teknologi militer paling dikenal di abad ke-20. Tank ternyata
dikembangkan secara rahasia oleh sekutu di masa Perang Dunia I dan
awalnya disebut sebagai "kapal darat". Baca juga : Kisah Gadis Australia
Menyamar Jadi Prajurit Pria Saat Perang Dunia I Untuk mempertahankan
elemen kejutan, Sekutu menyebut mesin perang baru ini dengan nama "Si
Pembawa Air", sebelum mendapatkan nama "tank". Hingga hari ini, tank
masih terus digunakan di banyak konflik militer di seluruh dunia. Meski
rancangan dan teknologinya terus berkembang selama satu abad
terakhir, tank adalah inovasi yang berakar di Perang Dunia I. Pesawat tak
berawak(DPA)
b. Drone
Alat perang kontroversial di abad ke-21 ini juga memiliki akar di masa
Perang Dunia I. Pada 1916, AL Amerika Serikat mulai mengembangkan
prototipe pesawat pengebom tanpa awak, meski pada awalnya amat tak
efektif. Percobaan awal membuahkan hasil yang tak memuaskan dengan
akurasi tembakan yang buruk menjadi masalah utama. Baca juga : 100
Tahun Perang Dunia I Diperingati di Berbagai Negara Alhasil, minat dan
dana untuk mengembangkan proyek ini mengering, dan upaya awal
mengembangkan drone dihentikan. Bertahun-tahun setelah itu, John
Stuart Foster Jr, seorang penggemar model pesawat terbang
menggunakan hobinya untuk mengembangkan sebuah senjata baru. Pada
1973, Badan Riset Teknologi Pertahanan AS menciptakan dua prototipe
drone yang meski masih "primitif" menjadi dasar bagi teknologi drone
masa kini.
c. Kapal Induk
Kapal induk AS, USS Carl Vinson(US Department of Defense/EPA) Lima
tahun setelah pesawat pertama diluncurkan dari dek kapal laut, Perang
Dunia I menuntut inovasi baru perang udara. Meski berhasil
menerbangkan pesawat dari dek kapal laut, tetapi belum pernah ada yang
mendaratkannya kembali sebab tak ada kapal khusus yang dibuat untuk
keperluan ini. Inggris, ternyata telah membangun sebuah kapal perang
baru yang dipersenjatai dengan meriam 18 inci yang amat kuat. Baca
juga : AL Inggris Uji Coba Kapal Induk Baru Berharga Rp 102 Triliun
Advertisment AL Inggris memutuskan meriam itu terlalu kuat dan
kemungkinan justru akan merusak struktur kapal bernama HMS Furious
itu. Sehingga, harus diciptakan fungsi lain bagi kapal perang itu.
Kemudian sebuah landasan besar dipasang di dek kapal itu. Keberadaan
landasa tersbut memungkinkan HMS Furious menjadi kapal pertama yang
bisa digunakan untuk menerbangkan dan mendaratkan pesawat terbang.
Sebuah pesawat pengintai di masa Perang Dunia I.(war history online)
c. Sistem komunikasi pilot
Hingga awal Perang Dunia I, belum ada sistem yang memungkinkan
para pilot berkomunikasi dengan pangkalannya di darat. Setelah pesawat
mengudara, maka komunikasi pilot dan pangkalannya serta merta
terputus. Awalnya dicipkatan kabel komunikasi untuk mengatasi masalah
itu, tetapi keberadaan kabel amat mudah diketahui Jerman. Baca juga :
Dunkirk, Perang Besar Pertama Pesawat Tempur Spitfire Solusinya adalah
mengembangkan teknologi radio dan untuk pertama kalinya digunakan
para pilot tempur di Perang Dunia I. Pada 1917, pertama kali suara bisa
ditransmisikan dari pilot yang mengudara kepada para perwira di darat.
Ini merupakan sebuah terobosan yang bukan saja dalam teknologi militer
tetapi juga untuk sistem pengendalian lalu lintas udara saat ini.
d. Senapan mesin
Senapan mesin Vickers.(war history online) Sebelum Perang Dunia I,
senapan Gatling merupakan satu-satunya model yang hampir sama
dengan senapan mesin modern. Namun, senapan Gatling tak bisa
digunakan di medan perang Eropa yang saat itu terjerumus dalam perang
parit yang statis. Sesuatu yang lebih efektif dan mudah dipindahkan amat
dibutuhkan dan solusinya adalah senapan mesin Vickers.
Shiddiq Muhammad Isa (13/352326/FI/03860)
Achmad Wildan Khairul Fatihin
Akbar Aja
Sejatinya perang adalah hal yang lazim terjadi di dunia ini sejak
munculnya kehidupan dan peradaban manusia yang masif. Perang pun
tidak dapat dilepaskan dengan segala teknologi yang terus-menerus
berkembang dan menyelimuti perang itu sendiri. Berikut beberapa contoh
teknologi yang dipakai militer-militer seluruh dunia.
1. Zaman pra-modern
Pada zaman pra-modern, kekuatan dan teknologi militer khususnya
dalam berperang hanya bertumpu pada benda-benda tajam sebagai
senjatanya. Tombak, pisau, dan pedang adalah alat-alat yang sangat
dekat dengan militer di zaman pra-modern untuk menyerang. Sedangkan
perisai digunakan untuk menahan serangan langsung dari lawan.
2. Ditemukannya bubuk mesiu
Bubuk mesiu ditemukan oleh ahli alkimia Cina pada abad ke-9 ketika
sedang mencoba membuat ramuan kehidupan abadi. Penemuan bubuk
mesiu diperkirakan adalah hasil dari percobaan-percobaan kimia selama
berabad-abad. Kalium nitrat sudah ditemukan oleh kebudayaan Cina pada
pertengahan abad ke-1, dan banyak bukti bahwa penggunaannya dengan
belerang banyak dipakai sebagai obat. Sebuah tulisan tentang kimia dari
Cina dari tahun 492 menuliskan bahwa kalium nitrat menghasilkan api
ungu ketika dibakar, membuatnya dapat dikenali dan dipelajari lebih
lanjut.
Militer Cina mendengar tentang bahan peledak ini sehingga banyak di
buatkan senjata (rocket dan meriam) dan senjata ledak (Granat dan Bom)
untuk melawan Kekaisaran Mongol ketika Kekaisaran Mongol berusaha
untuk menghancurkan dan merebut benteng kota di perbatasan Cina
Utara. Setelah Kekaisaran Mongol menguasai Cina dan mendirikan Dinasti
Yuan, mereka menggunakan teknologi bubuk mesiu Cina saat mencoba
menginvasi Jepang. Selain itu mereka menggunakannya sebagai bahan
bakar roket.
Pada abad ke-13, bubuk mesiu mulai dikenal oleh Eropa,
Konstantinopel, dan Jepang melalui perdagangan jalur sutra. Pada tahun
1280, Al-Hasan Ar-Rammah dari Suriah menulis Book of Fighting on
Horseback and with War Engines yang memperkenalkan sebuah roket
yang disebutnya sebagai "panah Tiongkok". Satu dekade setelahnya,
bangsa Arab menggunakan bubuk mesiu ini untuk kepentingan militer
saat menginvasi kota Baza, Spanyol. Setahun setelahnya, tahun 1326,
Florence, Italia memerintahkan pembuatan meriam dan bolanya. Dari
Italia ini kemudian penyebarannya di Eropa meluas hingga pada tahun
1350-an, penggunaan mesiu di medan perang sangatlah umum.
3. Pistol
Tak ada satu pun pihak yang bisa memastikan kapan awal kemunculan
pistol. Senjata tangan ini diperkirakan muncul sekitar abad 14. Beberapa
sejarahwan mengungkapkan bahwa pistol diciptakan sebagai improvisasi
dari bubuk mesiu. Awal kemunculannya bermula dari “hand gonne”, yang
sisa-sisanya banyak ditemukan di wilayah Estonia. Sepanjang sejarah
awalnya, pistol selalu berada di balik bayang-bayang popularitas senapan
(rifle).
Awal munculnya pistol bisa dirunut dari hand gonne – pelontar proyektil
mirip canon ukuran mini. Hand gonne dioperasikan minimal oleh dua
orang. Satu orang memegangnya di depan dada, yang lain menyulut api.
Prinsip kerjanya mirip dengan canon yang banyak ditemukan pada abad
pertengahan. Proyektil logam berbentuk bola berdiameter 1,8-2,5 cm
harus dimasukkan ke tabung yang sebelumnya telah diisi bubuk mesiu.
Saat ditembakkan, ujung laras hand gonne harus membentuk sudut
elevasi karena lubang tabung (yang di kemudian hari disebut kaliber)
nyaris pas dengan diameter proyektil. Mesiu yang kemudian disulut api
akan menciptakan ledakan dan gas. Pada saat inilah proyektil terlontar.
Jarak tembak hand gonne sekitar 35 meter.
Tak lama setelah era hand gonne memudar, orang-orang Portugal
memperkenalkan pistol yang merupakan turunan dari senapan matchlock.
Disebut matchlock karena mekanisme pemantikan mesiunya sangat
bergantung pada ketepatan jatuh sumbu berapi pada cawan mesiu. Saat
mesiu pada cawan terbakar, api secara otomatis akan masuk melalui
lubang kecil ke pangkal laras. Sama seperti pada hand gonne, proyektil
berbentuk bola besi kecil akan terlontar. Lewat mekanisme inilah pertama
kalinya dikenal sistem pemantik peluru. Meski bentuknya masih
sederhana, api sudah tidak disulut secara manual. Dengan sistem ini,
sumbu api yang dijepit di kepala tangkai logam berbentuk huruf “S” akan
digerakkan “mematuk” cawan kecil berisi mesiu. Gerakan mematuk akan
terjadi setelah trigger ditarik. Pistol dan senapan matchlock diperkenalkan
pada pertengahan abad 14. Namun, pistol matchlock kalah populer dari
versi senapannya, sehingga dibuat sangat terbatas. Rifle matchlock
sempat dibuat massal dan menjadi pegangan utama bangsa Portugal saat
menjelajah Amerika. Bangsa lain yang menggunakan rifle ini adalah
bangsa Jerman dan Perancis. Senapan jenis ini juga dikenal dengan nama
“musket”, sehingga tentara yang menggunakannya biasa disebut
“musketeer”.
Namun, berbagai insiden yang terjadi membuat matchlock kian tak
populer. Mesiunya kerap meletup tanpa diduga. Ledakan ini terkadang
melukai pinggang dan kaki pemiliknya, biasa terjadi akibat api pada
sumbu pemantik masih membara dan tanpa disadari menyulut mesiu
yang tersimpan di saku celana. Selain itu, pistol atau rifle matchlock
kurang responsif saat dipakai dalam cuaca basah. Para penggunanya
sering kerepotan menjaga agar sumbu tetap membara. Senjata ini bahkan
masih sering kalah cepat dengan panah.
Riskannya penggunaan sumbu api membuat para perancang senjata
mencari sistem pemantik lain yang lebih aman. Sistem yang baru
kemudian menggunakan batu api (flint). Sistem ini tidak begitu lama
diciptakan karena pada masa itu, sekitar abad 15, batu api sudah biasa
digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bentuk evolusi pertama diciptakan
oleh Johann Kiefuss dari Nuenberg, Jerman, pada 1517. Sistem pengganti
matchlock ini biasa disebut “wheellock”. Mekanisme wheellock mirip
dengan pemantik korek api gas sekarang. Api akan terpercik setelah batu
api digerus roda (wheel) bergerigi. Tarikan trigger akan membuat striker
arm (tangkai penjepit) batu api jatuh pada cawan mesiu. Roda bergerigi
yang ada di bawah cawan kemudian berputar dan menggerus batu api.
Percikan api akan membakar mesiu dan tersulutlah mesiu di dalam laras.
Sejumlah literatur menyatakan bahwa sebenarnya penemu sistem
pemantik ini bukanlah Kiefuss, melainkan Leonardo da Vinci, sekitar abad
15. Pistol jenis inilah yang memungkinkan dioperasikan hanya dengan
satu tangan.
Karena ongkos pembuatan wheellock jauh lebih mahal dari matchlock,
pistol dan senapan ini tidak diberikan pada semua prajurit, hanya pada
perwira penting saja. Wheellock masih bertahan hingga abad 18.
Sementara itu, sistem baru kembali muncul. Jenis pistol yang baru ini
disebut “snaphaunce”. Snaphaunce bisa dibilang tidak benar-benar baru,
karena masih menggunakan batu api. Bedanya, snaphaunce tidak
menggunakan roda bergigi. Bagian yang dianggap mahal ini diganti
dengan tangkai bergigi yang cukup digerakkan per daun.
Pada snaphaunce, tarikan trigger akan menggerakkan tiga bagian
berturut-turut. Pertama, tutup cawan mesiu akan terbuka, lalu striker arm
batu api akan “mematuk” cawan mesiu. Sebelum jatuh di cawan, batu api
akan menggesek tangkai bergerigi terlebih dulu sehingga percikannya
akan membakar mesiu di cawan. Semburan api inilah yang selanjutnya
akan menjalar masuk ke laras dan menciptakan ledakan. Tipe snaphaunce
muncul pertama kali pada 1570. Beberapa literatur menyebutkan
pengguna pertama kali adalah orang Eropa utara. Namun ada juga yang
menyebut Belanda, didasarkan pada kata “snaphaunce” yang
kemungkinan berasal dari kata “schnapp hahn” yang berarti patukan
ayam jago (gerakan striker arm batu api memang mirip patukan ayam
jago).
Sistem baru yang lebih praktis kembali muncul. Pada 1612, seorang
Perancis bernama Marin le Bourgeoys memperkenalkan ciptaannya. Ia tak
banyak mengubah mekanisme pada snaphaunce, hanya memadukan
fungsi tangkai penggerus dengan tutup cawan mesiu. Tipe baru ini dikenal
dengan nama “flintlock”. Flintlock langsung diserahkan pada Raja Henry
IV, penguasa Perancis saat itu. Dia pun langsung memerintahkan pabrik
senjata untuk memproduksinya secara massal. Kepraktisannya membuat
flintlock dengan cepat populer di kalangan militer Eropa dan menggeser
wheellock dan snaphaunce.
Model flintlock paling terkenal adalah Brown Bess Flintlock, dibuat pada
1700an. Jenis yang satu ini bisa diisi mesiu dan proyektil lalu
menembaknya dua sampai lima kali per menit. Keakuratannya pun sudah
lumayan meningkat, bisa membunuh orang dari jarak sekitar 10 meter.
Flintlock adalah jenis terakhir yang menggunakan batu api.
Masa keemasan flintlock berlangsung cukup lama, sekitar 200 tahun,
sampai akhirnya ditutup oleh ciptaan John Forsyth. Pastor Skotlandia ini
memperkenalkan sistem pemantik api “percussion cap” (pemukul topi)
pada 1805. Kepopuleran percussion cap adalah karena tidak lagi
menggunakan batu api yang dianggap kurang memadai karena rentan air
dan kerap tak bisa digunakan dalam keadaan lembab.
Sebelum merancang percussion cap, Forsyth meramu bahan peledak
baru yang selanjutnya menjadi peledak mesiu yang ditaruh dalam laras
senapan atau pistol. Material peledak yang merupakan campuran merkuri
itu ditaruh pada mulut pipa kecil yang mengarah pada lubang mesiu.
Material yang sudah dibungkus inilah yang nantinya akan “dipukul”
pelatuk (hammer) dan selanjutnya mengirim api ke tabung mesiu. Kelak,
mekanisme semacam inilah yang akan digunakan sebagai dasar rancang
bangun peluru atau “cartridge”.
Pada setiap peluru, terdapat 1) bullet atau proyektil yang akan
dilontarkan, 2) selongsong atau tabung mesiu, 3) mesiu atau material
cordite, 4) rim atau bagian selongsong untuk “loading”, dan 5) primer,
pemantik mesiu di “pantat” peluru. Primer inilah yang merupakan bentuk
evolusi percussion cap.
Sepintas, percussion cap masih menyerupai flintlock. Senjata ini masih
memiliki tangkai berbentuk huruf “S” yang biasa dipakai untuk menjepit
batu api. Namun, pada percussion cap, tangkai ini tidak lagi menjepit batu
api. Di ujung tangkai ini hanya ada cekungan yang digunakan untuk
“memukul” topi peledak merkuri di ujung tangkai satunya lagi.
Percussion cap dianggap sebagai pembuka jalan menuju perancangan
senjata genggam (handgun) dengan peluru dalam silinder putar atau
revolver. Revolver mulai marak digunakan di Amerika Serikat saat Perang
Sipil.
Sejak itu, perkembangan rancang bangun dan mekanik pistol
berkembang luar biasa. Selain memicu pembuatan revolver, peluru juga
memicu pembuatan pistol bermagasin, yang variannya terus bermunculan
dari masa ke masa.
4. Masa perang dunia
a. Tank
Tank Mark IV yang digunakan Inggris di masa Perang Dunia I. Tak
disangkal lagi, tank merupakan salah satu simbol perkembangan
teknologi militer paling dikenal di abad ke-20. Tank ternyata
dikembangkan secara rahasia oleh sekutu di masa Perang Dunia I dan
awalnya disebut sebagai "kapal darat". Baca juga : Kisah Gadis Australia
Menyamar Jadi Prajurit Pria Saat Perang Dunia I Untuk mempertahankan
elemen kejutan, Sekutu menyebut mesin perang baru ini dengan nama "Si
Pembawa Air", sebelum mendapatkan nama "tank". Hingga hari ini, tank
masih terus digunakan di banyak konflik militer di seluruh dunia. Meski
rancangan dan teknologinya terus berkembang selama satu abad
terakhir, tank adalah inovasi yang berakar di Perang Dunia I. Pesawat tak
berawak(DPA)
b. Drone
Alat perang kontroversial di abad ke-21 ini juga memiliki akar di masa
Perang Dunia I. Pada 1916, AL Amerika Serikat mulai mengembangkan
prototipe pesawat pengebom tanpa awak, meski pada awalnya amat tak
efektif. Percobaan awal membuahkan hasil yang tak memuaskan dengan
akurasi tembakan yang buruk menjadi masalah utama. Baca juga : 100
Tahun Perang Dunia I Diperingati di Berbagai Negara Alhasil, minat dan
dana untuk mengembangkan proyek ini mengering, dan upaya awal
mengembangkan drone dihentikan. Bertahun-tahun setelah itu, John
Stuart Foster Jr, seorang penggemar model pesawat terbang
menggunakan hobinya untuk mengembangkan sebuah senjata baru. Pada
1973, Badan Riset Teknologi Pertahanan AS menciptakan dua prototipe
drone yang meski masih "primitif" menjadi dasar bagi teknologi drone
masa kini.
c. Kapal Induk
Kapal induk AS, USS Carl Vinson(US Department of Defense/EPA) Lima
tahun setelah pesawat pertama diluncurkan dari dek kapal laut, Perang
Dunia I menuntut inovasi baru perang udara. Meski berhasil
menerbangkan pesawat dari dek kapal laut, tetapi belum pernah ada yang
mendaratkannya kembali sebab tak ada kapal khusus yang dibuat untuk
keperluan ini. Inggris, ternyata telah membangun sebuah kapal perang
baru yang dipersenjatai dengan meriam 18 inci yang amat kuat. Baca
juga : AL Inggris Uji Coba Kapal Induk Baru Berharga Rp 102 Triliun
Advertisment AL Inggris memutuskan meriam itu terlalu kuat dan
kemungkinan justru akan merusak struktur kapal bernama HMS Furious
itu. Sehingga, harus diciptakan fungsi lain bagi kapal perang itu.
Kemudian sebuah landasan besar dipasang di dek kapal itu. Keberadaan
landasa tersbut memungkinkan HMS Furious menjadi kapal pertama yang
bisa digunakan untuk menerbangkan dan mendaratkan pesawat terbang.
Sebuah pesawat pengintai di masa Perang Dunia I.(war history online)
c. Sistem komunikasi pilot
Hingga awal Perang Dunia I, belum ada sistem yang memungkinkan
para pilot berkomunikasi dengan pangkalannya di darat. Setelah pesawat
mengudara, maka komunikasi pilot dan pangkalannya serta merta
terputus. Awalnya dicipkatan kabel komunikasi untuk mengatasi masalah
itu, tetapi keberadaan kabel amat mudah diketahui Jerman. Baca juga :
Dunkirk, Perang Besar Pertama Pesawat Tempur Spitfire Solusinya adalah
mengembangkan teknologi radio dan untuk pertama kalinya digunakan
para pilot tempur di Perang Dunia I. Pada 1917, pertama kali suara bisa
ditransmisikan dari pilot yang mengudara kepada para perwira di darat.
Ini merupakan sebuah terobosan yang bukan saja dalam teknologi militer
tetapi juga untuk sistem pengendalian lalu lintas udara saat ini.
d. Senapan mesin
Senapan mesin Vickers.(war history online) Sebelum Perang Dunia I,
senapan Gatling merupakan satu-satunya model yang hampir sama
dengan senapan mesin modern. Namun, senapan Gatling tak bisa
digunakan di medan perang Eropa yang saat itu terjerumus dalam perang
parit yang statis. Sesuatu yang lebih efektif dan mudah dipindahkan amat
dibutuhkan dan solusinya adalah senapan mesin Vickers.