Peran dan Fungsi Bahasa minangkabau
Peran dan Fungsi Bahasa
Bahasa merupakan suatu media yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi. Di
Indonesia sendiri terdapat tiga jenis bahasa, yaitu bahasa nasional, bahasa daerah, serta bahasa
asing. Masing-masing dari ketiganya memiliki fungsi dan kedudukan yang telah diatur. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan atau bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat
pemersatu bangsa. Kedudukan ini dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dicetuskannya sumpah
pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa daerah digunakan sebagai sarana penghubung dan pendukung
kebudayaan di daerah, lambang kebanggaan daerah, serta identitas daerah. Sementara bahasa
asing berfungsi sebagai alat perhubungan antar bangsa dan sarana pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan pembangunan nasional. Tetapi kembali pada awal
pembahasan, fungsi bahasa yang paling utama adalah fungsi komunikasi dan interaksi.
Seorang linguis yang sangat ternama, yaitu Halliday (1973) pernah menunjukkan tujuh
fungsi bahasa atau Sapta Guna Bahasa lewat karyanya yang berjudul ‘Explorations in the
Functions of Language’. Tujuh fungsi bahasa yang disebutkan ialah sebagai berikut:
1. Fungsi instrumental, yaitu bahasa dapat menghasilkan tindakan-tindakan komunikatif
tertentu yang juga akan menghasilkan kondisi-kondisi komunikasi tertentu pula.
2. Fungsi regulasi, yaitu bahasa dapat digunakan untuk mengawasi serta mengendalikan
peristiwa-peristiwa tertentu dalam masyarakat.
3. Fungsi representasional, yaitu untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan faktafakta dan pengetahuan, menjelaskan peristiwa, dan melaporkan sesuatu. Secara garis
besarnya adalah menggambarkan atau merepresentasikan sesuatu.
4. Fungsi interaksional, yaitu bahasa itu digunakan untuk menjamin terjadinya interaksi,
memantapkan komunikasi, dan mengukuhkan komunikasi dan interaksi antarwarga
masyarakat itu sendiri.
5. Fungsi personal, yaitu digunakan utuk mengekspresikan maksud-maksud pribadi atau
personal, menyatakan emosi, untuk mengungkapkan perasaan dan maksud-maksud personal
lainnya.
6. Fungsi heuristic, yaitu untuk mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, mengembangkan
teknologi, dan menyampaikan rumusan-rumusan yang bersifat pertanyaan.
7. Fungsi imajinatif, yaitu fungsi bahasa yang berkenaan dengan penciptaan imajinasi seperti
saat mendongeng, membuat cerita, menciptakan khayalan, mimpi, dan seterusnya.
Sedangkan Barbara S. Wood (1980) menyampaikan sepuluh fungsi bahasa atau Dasa Guna
Bahasa yaitu pada anak yang berusia 9-16 bulan ditemukan fungsi-fungsi bahasa seperti fungsi
regulasi, fungsi instrumental, fungsi interaksional, fungsi heuristic, fungsi personal, dan fungsi
imajinatif. Adapun pada anak berusia 16-24 bulan ditemukan fungsi pragmatic dan fungsi
matetik. Serta ditemukan fungsi interpersonal dan fungsi ideasional di usia selanjutnya.
Terdapat perbedaan tentang penjelasan fungsi bahasa oleh pakar satu ke pakar yan lainnya.
Salah satu dari pakar tersebut ialah Stephen C. Levinson yang menyebutkan enam fungsi bahasa
antara lain fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi konatif, fungsi metalinguistic, fungsi fatik,
dan fungsi puitik.
Dalam Seminar Politik Bahasa Nasional tahun 1975 dinyatakan dengan tegas bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai berikut: (1) lambing kebanggaan nasional,
(2) lambing identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda latar
belakang social budaya dan bahasanya, (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
Dinyatakan juga bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara memiliki fungsi sebagai
berikut: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi lembaga-lembaga pendidikan,
(3) bahasa resmi di dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, (4) bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasinya
1. Ragam bahasa ilmiah, merupakan sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar.
Ciri ragam bahasa ilmiah:
a) Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
b) Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.
c) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap.
d) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf,
wacana.
e) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan,
deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan
saran.
f) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang tertentu.
g) Dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum.
h) Konsisten dalam pembahasan topik.
2. Ragam bahasa pidato
Ragam pidato ilmiah
Terdiri beberapa jenis: Presentasi makalah ilmiah, skripsi, tesis, desertasi, dan pidato
pengukuhan guru besar.
Ragam pidato resmi
Kata resmi memiliki beberapa pengertian
a) Resmi karena situasinya, misal: pidato kenegaraan oleh pejabat negara.
b) Resmi karena kemuliaan isi dan situasi, misal: Khotbah agama.
c) Resmi karena informasi dan kekidmatan situasi penyampaian dalam suatu upacara.
Misal: Pidato akad nikah/perkawinan.
d) Resmi karena isi atau materi mengandung kebenarab unifersal dan disampaikan untuk
mewakili suatu negara. Misal: Pidato untuk mewakili suatu negara.
3. Ragam bahasa tulis resmi
Ditandai oleh:
a) Penyajian materi/pesan bersifat mulia.
b) Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
c) Penggunaan bentuk lengkap, bentuk yang tidak disingkat.
d) Penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisten.
e) Pengunaan kata ganti resmi dan menghindari kata ganti tidak resmi.
f) Penggunaan pola frase yang baku.
g) Penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis dan lafal yang baku pada bahasa lisan.
h) Tidak menggunakan unsur tidak baku.
4. Ragam bahasa sastra
Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni. Misal: dalam roman, novel, cerita
pendek, dll. Namun, ragam ini sering digunakan juga dalam iklan promosi produk komersial.
Misal: Iklan sabun untuk kecantikan, mobil yang menawarkan kemewahan dan kenyamanan.
Beda bahasa sastra dan iklan terletak pada tujuannya. Ragam sastra menyenangkan bagi
pembacanya tanpa mendorong pembaca untuk membeli suatu produk, sedang iklan bersifat
persuasif agar pembaca (pendengar) membeli produk.
5. Ragam bahasa berita
Ragam ini lazim digunakan dalam pemberitaan.Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh
dan objektif. Untuk menjamin objektifitas berita, penyaji perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan.
b) Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji.
c) Tidak menambah tanggapan pribadi.
d) Tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka.
Bahasa merupakan suatu media yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi. Di
Indonesia sendiri terdapat tiga jenis bahasa, yaitu bahasa nasional, bahasa daerah, serta bahasa
asing. Masing-masing dari ketiganya memiliki fungsi dan kedudukan yang telah diatur. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan atau bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat
pemersatu bangsa. Kedudukan ini dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dicetuskannya sumpah
pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa daerah digunakan sebagai sarana penghubung dan pendukung
kebudayaan di daerah, lambang kebanggaan daerah, serta identitas daerah. Sementara bahasa
asing berfungsi sebagai alat perhubungan antar bangsa dan sarana pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan pembangunan nasional. Tetapi kembali pada awal
pembahasan, fungsi bahasa yang paling utama adalah fungsi komunikasi dan interaksi.
Seorang linguis yang sangat ternama, yaitu Halliday (1973) pernah menunjukkan tujuh
fungsi bahasa atau Sapta Guna Bahasa lewat karyanya yang berjudul ‘Explorations in the
Functions of Language’. Tujuh fungsi bahasa yang disebutkan ialah sebagai berikut:
1. Fungsi instrumental, yaitu bahasa dapat menghasilkan tindakan-tindakan komunikatif
tertentu yang juga akan menghasilkan kondisi-kondisi komunikasi tertentu pula.
2. Fungsi regulasi, yaitu bahasa dapat digunakan untuk mengawasi serta mengendalikan
peristiwa-peristiwa tertentu dalam masyarakat.
3. Fungsi representasional, yaitu untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan faktafakta dan pengetahuan, menjelaskan peristiwa, dan melaporkan sesuatu. Secara garis
besarnya adalah menggambarkan atau merepresentasikan sesuatu.
4. Fungsi interaksional, yaitu bahasa itu digunakan untuk menjamin terjadinya interaksi,
memantapkan komunikasi, dan mengukuhkan komunikasi dan interaksi antarwarga
masyarakat itu sendiri.
5. Fungsi personal, yaitu digunakan utuk mengekspresikan maksud-maksud pribadi atau
personal, menyatakan emosi, untuk mengungkapkan perasaan dan maksud-maksud personal
lainnya.
6. Fungsi heuristic, yaitu untuk mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, mengembangkan
teknologi, dan menyampaikan rumusan-rumusan yang bersifat pertanyaan.
7. Fungsi imajinatif, yaitu fungsi bahasa yang berkenaan dengan penciptaan imajinasi seperti
saat mendongeng, membuat cerita, menciptakan khayalan, mimpi, dan seterusnya.
Sedangkan Barbara S. Wood (1980) menyampaikan sepuluh fungsi bahasa atau Dasa Guna
Bahasa yaitu pada anak yang berusia 9-16 bulan ditemukan fungsi-fungsi bahasa seperti fungsi
regulasi, fungsi instrumental, fungsi interaksional, fungsi heuristic, fungsi personal, dan fungsi
imajinatif. Adapun pada anak berusia 16-24 bulan ditemukan fungsi pragmatic dan fungsi
matetik. Serta ditemukan fungsi interpersonal dan fungsi ideasional di usia selanjutnya.
Terdapat perbedaan tentang penjelasan fungsi bahasa oleh pakar satu ke pakar yan lainnya.
Salah satu dari pakar tersebut ialah Stephen C. Levinson yang menyebutkan enam fungsi bahasa
antara lain fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi konatif, fungsi metalinguistic, fungsi fatik,
dan fungsi puitik.
Dalam Seminar Politik Bahasa Nasional tahun 1975 dinyatakan dengan tegas bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai berikut: (1) lambing kebanggaan nasional,
(2) lambing identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda latar
belakang social budaya dan bahasanya, (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
Dinyatakan juga bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara memiliki fungsi sebagai
berikut: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi lembaga-lembaga pendidikan,
(3) bahasa resmi di dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, (4) bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasinya
1. Ragam bahasa ilmiah, merupakan sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar.
Ciri ragam bahasa ilmiah:
a) Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
b) Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.
c) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap.
d) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf,
wacana.
e) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan,
deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan
saran.
f) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang tertentu.
g) Dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum.
h) Konsisten dalam pembahasan topik.
2. Ragam bahasa pidato
Ragam pidato ilmiah
Terdiri beberapa jenis: Presentasi makalah ilmiah, skripsi, tesis, desertasi, dan pidato
pengukuhan guru besar.
Ragam pidato resmi
Kata resmi memiliki beberapa pengertian
a) Resmi karena situasinya, misal: pidato kenegaraan oleh pejabat negara.
b) Resmi karena kemuliaan isi dan situasi, misal: Khotbah agama.
c) Resmi karena informasi dan kekidmatan situasi penyampaian dalam suatu upacara.
Misal: Pidato akad nikah/perkawinan.
d) Resmi karena isi atau materi mengandung kebenarab unifersal dan disampaikan untuk
mewakili suatu negara. Misal: Pidato untuk mewakili suatu negara.
3. Ragam bahasa tulis resmi
Ditandai oleh:
a) Penyajian materi/pesan bersifat mulia.
b) Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
c) Penggunaan bentuk lengkap, bentuk yang tidak disingkat.
d) Penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisten.
e) Pengunaan kata ganti resmi dan menghindari kata ganti tidak resmi.
f) Penggunaan pola frase yang baku.
g) Penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis dan lafal yang baku pada bahasa lisan.
h) Tidak menggunakan unsur tidak baku.
4. Ragam bahasa sastra
Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni. Misal: dalam roman, novel, cerita
pendek, dll. Namun, ragam ini sering digunakan juga dalam iklan promosi produk komersial.
Misal: Iklan sabun untuk kecantikan, mobil yang menawarkan kemewahan dan kenyamanan.
Beda bahasa sastra dan iklan terletak pada tujuannya. Ragam sastra menyenangkan bagi
pembacanya tanpa mendorong pembaca untuk membeli suatu produk, sedang iklan bersifat
persuasif agar pembaca (pendengar) membeli produk.
5. Ragam bahasa berita
Ragam ini lazim digunakan dalam pemberitaan.Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh
dan objektif. Untuk menjamin objektifitas berita, penyaji perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan.
b) Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji.
c) Tidak menambah tanggapan pribadi.
d) Tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka.