REVISI KOMPETENSI PROFESIONAL Makalah in

REVISI
KOMPETENSI PROFESIONAL
Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah
Mata Kuliah Pengembangan Profesi Guru (PPG)
Dosen Pengampu:
Reksiana, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelas VB Tarbiyah
Kelompok 5
Ines Rezeki

15311510

Maya Fitrotunnisa

15311513

Pratami Nikmatush Shidqi

15311519


Siti Nurhayati

15311529

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TA 2017/2018
1

ِ‫بِس ِم ه‬
‫اّ ال َر ْحم ِ ال َرِي ْم ِم‬
ْ
KATA PENGANTAR
Syukur, Alhamdulillaah Segala Puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam tidak lupa kami tunjukkan kepada Baginda Rasulullaah SAW beserta
keluarga serta para sahabatnya yang telah memperjuangkan agama Islam sampai saat ini.
Kemudian daripada itu kami sadar bahwa didalam makalah ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka dari itu kami memohon agar sekiranya bapak
Dosen dan para pembaca memberikan kritikan atau masukan positif, sehingga makalah ini
dapat lebih baik lagi untuk kedepannya.
Akhirnya kami tetap berharap agar makalah ini dapat menjadi salah satu dari amalan
kami demi memenuhi tugas yang telah diberikan oleh pembimbing kami. Semoga dapat
menjadi amalan atau ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.Aamiin yaa Robbal Alaamin.

Ciputat , 14 Desember, 2017

Pemakalah

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................

1

C. Tujuan Masalah ....................................................................................................

1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Profesional ......................................................................

3

B. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional ..............................................................


4

C. Hal-hal yang berkaitan dengan Kompetensi Profesional ......................................

6

D. Syarat-syarat Profesional Guru…………………………………………………. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 16

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompetensi professional guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab, oleh karenanya
tingkat professional seorang guru dapat dilihat dari kempampuan-kemampuan yang
dimilkinya, jika pembahas tentang kompetensi seorang guru ini sangat erat kaitannya

dengan pembahasan keilmuan yang dimilki seorang guru itu sendiri, yang mencakup
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan
kompetensi sosial, oleh karena kami ingin membahas mengenai kompetensi
professional yang harus di miliki oleh seorang guru, agar terwujudnya tujuan dari
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi profesional?
2. Bagaimana ruang lingkup kompetensi profesional?
3. Hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi profesional?
4. Syarat-syarat profesionalisme guru?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kompetensi profesional
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kompetensi professional
3. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi profesional
4. Untuk mengtahui syarat-syarat profesinalisme guru

4


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional berasal dari dua kata yaitu kompetensi dan profesional.
Pengertian dari kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian darinya. 1

Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan/kekuasaan untuk menentukan
(memutuskan sesuatu).2
Definisi kompetensi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2013 pada pasal 1, ayat 4 berbunyi “Kompetensi adalah seperangkap sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta
didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau
menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.”3
Profesi menurut kamus besar Bahasa indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.4
Profesi pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut

persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan
pihak yang memerlukan .5
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan
atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya.

1

Fachruddin Saudagar Dkk, Pengembangan Profesionalitas Guru , (Jakarta: Gaung Persada, 2011), Cet-3,

2

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indomesia (KBBI), (Jakarta: Balai

Hlm. 45

Pustaka, 2008), hlm. 590
3


Peraturan Pemerintah RI, No. 32, Tahun 2013, Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indomesia (KBBI), ...,hlm. 612

5

Fachruddin Saudagar Dkk, Pengembangan Profesionalitas Guru , …, Cet-3, Hlm. 47

5

Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak
dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu persiapan melelui
pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk.
Sedangkan dalam standar nasional pendidikan penjelasan pasal 28 ayat 3 point c
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar

nasional pendidikan.6
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2017 bahwa Kompetensi
profesional sebagaimana dimaksud pada pasal (1) yakni pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi professional ialah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan.7 yakni memahami standar isi, standar proses, standar kompetensi
kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolahan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.8
Kompetensi professional dapat di artikan, kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luasa dan mendalam yang memungkinkan membimbing anak didik
memenuhi standar kompetensi yang diterapkaan dalam standar pendidikan nasional.9
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kompetensi professional ialah
kemampuan menguasai seluruh materi pembelajaran yang sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

6


E. Mulyasa, Standar Kompetesi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet-7,

Hlm. 135
7

Fachruddin Saudagar Dkk, Pengembangan Profesionalitas Guru ,…,Cet-3, Hlm. 48

8

E. Mulyasa, Standar Kompetesi Dan Sertifikasi Guru , …, Hlm. 135

9

Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Dan Persiapan

Mengahadapi Serifikasi Guru , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), Hlm. 57

6

B. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional

Ada 4 komponen kompetensi professional yaitu:
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang di bina nya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang
studi yang dibinanya
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.10

Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum
dapat di identifikasi tentang ruang lingkup professional guru sebagai berikut:
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, sikologis,
sosiologis, dan sebagainya.
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta
didik.
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang dapat berparyasi.
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,, media, dan sumber
belajar yang relevan.
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.11
Jadi, ruang lingkup kompetensi professional mencakup penguasaan materi
pembelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan,
penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan serta
menguasai proses-proses kependidikan, dan keguruan pembelajaran siswa.

10

Fachruddin Saudagar Dkk, Pengembangan Profesionalitas Guru ,…, Hlm. 55

11

E. Mulyasa, Standar Kompetesi Dan Sertifikasi Guru , …, hlm. 135-136

7

C. Hal-hal yang Berkaitan dengan Kompetensi Profesional
1. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Seorang guru harus memahami jenis-jenis materi pembelajaran beberapa hal
penting yang harus dimiliki guru adalah kemampuan menjabarkan materi standar dalam
kurikulum. Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu menentukan secara tepat
materi yang relavan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik beberapa kriteria
yang harus diperhatikan dalam memilih dan menetukkan materi standar yang akan
diajarkan kepada peserta didik yaitu:
a.

Validitas (validity) atau tingkat ketepatan materi. Sebelum memberikan materi
pembelajaran seorang guru harus yakin bahwa materi yang diberikan telah teruji
kebenarannya. Artinya guru harus menghindari memberikan materi (Data, dalil,
teori, konsep dan sebagainya). Yang sebenernya masih dipertanyakan atau
diperdebatkan. Hal ini untuk menghindarkan salah konsep salah tafsir atau salah
pemakaian.

b. Keberartian atau tingkat kepentingan materi tersebut dikaitkan dengan kebutuhan
dan kemampuan peserta didik. Materi standar yang diberikan harus relavan
dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik, sehingga bermanfaat bagi
kehidupannya. Kebermanfaatan tersebut diukur dari keterpakaian dalam
pengembangan

kemampuan

akademis

pada

jenjang

selanjutnya

dan

keterpakaiannya sebagai bekal untuk hidup sehari-hari sehingga dalam
mempelajari materi tersebut, peserta didik memiliki kepercayaan bahwa ia akan
mendapat penghargaan nantinya.
c. Relevansi (relevance), dengan tingkat kemampuan peserta didik, artinya tidak
selalu sulit, tidak terlalu mudah dan disesuaikan dengan variasi lingkungan
setempat dan kebutuhan dilapangan pekerjaan serta masyarakat pengguna saat ini
dan yang akan datang.
d. Kemenarikan (interens), pengertian menarik disini bukan hanya sekedar menarik
keperhatian peserta didik pada saat mempelajari suatu materi pembelajaran. Lebih
dari itu materi yang diberikan hendaknya mampu memotivasi peserta didik
sehingga peserta didik mempunyai minat untuk mengenali dan mengembangkan

8

keterampilan lebih lanjut dan lebih mendalam dari apa yang diberikan melalui
proses belajar mengajar disekolah.
e. Kepuasan

(Satisfacation),

kekuasaan

yang

dimaksud

merupakan

hasil

pembelajaran yang diperoleh peserta didik yang benar-benar bermanfaat bagi
kehidupannya, dan peserta didik benar-benar dapat bekerja dengan menggunakan
dan mengamalkan ilmu tersebut dengan memperoleh nilai atau insentif yang
sangat berarti bagi kehidupan di masa depan.12

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan materi
pembelajaran, diantaranya:
a. Lingkungan pembelajaran,
b. Tingkat ketergantungan pada guru,
c. Ketersediaan materi,
d. Cakupan pembelajaran,
e. Individual dan kelompok, dan
f. Besarnya kelompok sasaran.13
2. Mengurutkan Materi Pembelajaran
Agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan menyenangkan, materi
pembelajaran harus diurutkan sedemikian rupa serta dijelaskan mengenai batasan dan
ruang lingkupnya. Hal ini dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar (KIKD) sebagai konsensus
nasional, yang dikembangkan dalam standar isi, standar kompetensi setiap
kelompok pelajaran yang akan di kembangkan.
b. Menjabarkan KIKD ke dalam indikator, sebagai langkah awal untuk
mengembangkan materi standar unruk membentuk kompetensi tersebut.
c. Mengembangkan ruang lingkup dan urutan setiap kompetensi. Pengembangan
ruang lingkup dan urutan ini bisa dilakukan oleh masing-masing guru mata

12

E. Mulyasa, Standar Kompetesi Dan Sertifikasi Guru, …, hlm. 139-140

13

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertfikasi Guru , ..., hlm. 170

9

pelajaran, dan bisa dikembangkan dalam kelompok kerja guru (KKG) untuk
setiap mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, sebagai pedoman.14

3. Mengorganisasikan Materi Pembelajaran
Seorang guru dituntut untuk menjadi ahli penyebar informasi yang baik, karena
tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi kepada peserta didik. Di samping
itu, guru juga berperan sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer), dan
penilai (evaluator) materi pembelajaran. Apabila pembelajaran diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi para peserta didik dengan menyediakan ilmu yang tepat dan
latihan keterampilan yang mereka perlukan haruslah ada ketergantungan terhadap materi
pembelajaran yang efektif dan teroraganisasi.
Menurut konsep pengembangan disain pembelajaran dengan tujuan dapat
dilakukan dengan memandang pembelajaran sebagai sistem, isi pemebelajaran harus
dipilih dan ditentukan sesaui tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, materi yang
harus diajarakan untuk suatu mata pelajaran bersifat dinamis, dapat berubah dari waktu
ke waktu sesuai dengan kebutuhan, serta situasi dan kondisi pembelajaran, tidak statis
hanya bersumber dari buku teks.
Jadi, guru diperlukan peran baru untuk memiliki keterampilan-keterampilan dan
bahan pembelajaran untuk memudahkan serta menghubungkan materi pembelajaran
dengan tujuan menyampaikannya kepeserta didik dalam proses pembelajaran. 15

4. Mendayagunakan Sumber Pembelajaran
Derasnya arus informasi yang berkembang di masyarakat menuntut setiap orang
untuk bekerja keras agar dapat mengikuti dan memahaminya, kalau tidak kita akan
ketinggalan zaman. Demikian halnya dalam pembelajaran di sekolah, untuk memperoleh
hasil yang optimal haruslah dituntut tidak hanya mendayagunakan apa yang sudah
disediakan di dalam kelas, tapi harus mampu dan mau menelusuri berbagai sumber
pembelajaran seperti majalah, surat kabar dan internet.

14

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertfikasi Guru , …, hlm. 144

15

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertfikasi Guru ,…, hlm. 155

10

Hal ini penting, agar apa yang dipelajari sesuai dengan kondisi dan perkembangan
masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam pola pikir peserta didik. Berikut
sumber-sumber belajar yang bisa digunakan di luar kelas, yaitu:
a. Manusia, yaitu orang yang menyampaikan pesan pembelajaran secara langsung,
seperti guru, administrator, konselor yang diniati secara khusus dan disengaja
untuk kepentingan pembelajaran.
b. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran baik yang diniati
secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafikm buku paket dan sebagainya.
c. Lingkungan, yaitu ruangan dan tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi
dengan para peserta didik. Ruang dan tempat yang diniati secara sengaja untuk
kepentingan pembelajaran. Misalnya ruangan perpustakaan, ruan kelas,
laboratorium.
d. Alat dan peralatan yaitu sumber pembelajaran untuk produksi dan memainkan
sumber-sumber lain. Misalnya, tape recorder, proyektor film dan pesawat radio.
e. Aktivitas, yaitu sumber pembelajaran yang merupakan kombinasi antara satu
teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar.
Berdasarkan sumber-sumber pembelajaran, yang tersedia di sekolah antara lain:
perpustakaan, media masa, para ahli bidang studi, dan sumber-sumber
masyarakat. Sistem komunikasi yang maju akan membantu memberi kemudahan
dan mendayagunakan sumber tersebut.16

D. Syarat-syarat profesionalisme guru
Guru merupakan jabatan professional yang harus mempunyai beberapa keahlian
khusus sebagai suatu profesi, maka kriteria profesionalisme yang harus di penuhi yaitu:
1. Fisik, yaitu sehat jasmani dan rohani
2. Mental atau kepribadian, yaitu memiliki kepribadian yang baik atau berjiwa
Pancasila.
3. Keilmiahan atau pengetahuan, yaitu mampu memahami ilmu yang dapa
melandasi pembentukan pribadi.
16

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertfikasi Guru , …, hlm. 158

11

4. Keterampilan,

mampu

memecahkan

dan

melaksanakan

teknik-tehnik

mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan, memahami dan
mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah. 17

Selain itu guru yang profesional selain memiliki ilmu yang akan di ajarkan (di
transfer) kepada anak didiknya, hendaknya juga memiliki keahlian lain agar tujuan dari
pendidikan dapat tercapai. Keahlian tersebut di uraikan sebagai berikut.

1. Keahlian Teknis
Yaitu keahlian pendidik untuk membuat persiapan mengajar, keahlian
merancang proses pembelajaran, tugas mengevaluasi hasil belajar, dan lainlain yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan pengajaran.

2. Keahlian Interpersonal
Yaitu keahlian berkomunikasi antara pendidik dengan peserta didik.
Komunikasi yang baik dan jelas tentu dapat membantu anak didik memahami
penjelasan atau arahan atas materi pelajaran atau bahasan pembelajaran dari
pendidik itu sendiri. Keahlian komunikasi disini juga termasuk bagaimana
guru mampu berinteraksi dengan menggunakan bahasa verbal maupun
nonverbal sehingga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan
membangun kondisi yang positif atau kondusif bagi peserta didik.

3. Keahlian Konseptual
Yaitu keahlian pendidik dalam berpikir abstrak. Pendidik akan berhasil
jika memiliki program yang dapat diukur keberhasilannya. Keahlian ini
menunjukan bahwa guru mampu merancang berbagai kegiatan dalam program
pembelajaran

sehingga

mampu

membantu

peserta

didik

untuk

mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya. Utamanya

17

Uzer M Usman, Menjadi Guru Professiona l, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-20, Hlm.

87

12

adalah bagaimanakah guru merancang suatu pembelajaran sehingga tujuan
pendidikan dapat diwujudkan.

4.

Keahlian Diagnostik
Yaitu keahlian mendiagnosis permasalahan yang timbul dalam diri anak
didik melalui gejala-gejala yang ditunjukan oleh sikap anak yang berbeda dari
biasanya, kemudian dipelajari oleh pendidik untuk dicarikan solusi. Selain itu
pendidik memerlukan kekuatan mental untuk memahami permasalahan yang
timbul dalam diri anak didik. Keahlian ini juga mengarahkan bagaimana
pendidik memecahkan permasalahan yang timbul secara objektif serta
mengarahkan anak didik secara holistik menuju pada pencapaian tujuan
pendidikan.

5. Keahlian Analisis
Yaitu keahlian menganalisis suatu masalah. Keahlian ini di perlukan
pendidik untuk membuat keputusan yang tepat atas permasalahan yang
timbul. Untuk itu guru perlu berbagai macam data atas suatu permasalahan
yang tengah dihadapinya dan dari data itu kemudian diolah sehingga akan
menjadi informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan yang tepat.18

Jadi, untuk menjadi seorang guru yang prefesional selain memiliki
wawasan keilmuan yang luas, harus mempunyai keahlian-keahlian yang harus
di miliki agar terciptanya tujuan pendidikan, di antara keahlian yang harus di
miliki seorang guru adalah, keahlian teknis yakni, keahlian dalam merancang
proses pembelajaran, agar tercapai nya materi pembelajaran pada peserta
didik, keahlian interpersonal yakni kemampuan berkomunikasi dengan baik
dan jelas kepada peserta didik sehingga terciptanya pelajaran yang efektif dan
menyenangkan, keahlian konseptual yakni keahlian guru dalam merancang

18

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertfikasi Guru , …, hlm. 170

13

berbagai kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat terwujud,
keahlian diagnostik yakni kemampuan guru dapat memahami perbedaaan
tingkah laku dan mampu memeberi solusi

terhadap peserta didiknya,

sedangkan keahlian analisis yakni kemampuan
keputusan permasalahan peserta didik.

14

guru dalam mengambil

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi professional adalah kemampuan seorang guru dalam menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam dengan mebimbing, mendidik sesuai dengan
kompetesi dan standar nasional, yang harus mempunyai beberapa keahlian khusus sebagai
suati profesi, yang di antaranya harus terampil yakni mampu memecahkan dan
melaksanakan kegiatan pendidikan dengan baik, di dalam sekolah maupun di luar sekolah,
pembahasan kompetensi professional guru juga sangat erat kaiannya dengan dengan
pembahasan tentang standar keilmuan yang dimilki guru itu sendiri.
Agar terciptanya kompetensi professional yang sesuai dengan Permendiknas No 16 tahun
2007 yakni, menguasai materi, stuktural, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
materi pelajaran yang di ampu, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No
19 tahun 2017 bahwa Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada pasal (1) Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Oleh karena
peran guru yang professional sangat mempangaruhi mutu pendidikan anak bangsa.

15

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. Standar Kompetesi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2013
Kunandar. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp)
Dan Persiapan Mengahadapi Serifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007

Peraturan Pemerintah RI. No. 19 Tahun 2017. Tentang Guru Profesional pasal 1
Peraturan Pemerintah RI. No. 32. Tahun 2013. Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Saudagar. Fachruddin Dkk. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung
Persada. 2011
Undang-undang Guru dan Dosen. No. 20. Tahun 2005. Tentang Kompetensi Profesional
Usman M. Uzer. Menjadi Guru Professiona l, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. Ke20

16