KATA PENGANTAR Assalamua laikum warahmatu
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat
dankarunia-Nya makalah “kanker leher rahim dan kanker payudara serta
pengobatan alternativenya” dapat diselesaikan.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
sering kita jumpai di indonesia, Penyakit kanker juga merupakan
penyakit ganas yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu jenis
penyakit kanker adalah penyakit kanker leher rahim dan kanker
payudara.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada masyarakat terutama para kader kesehatan tentang resiko
kanker leher rahim dan kanker payudara yang harus dihindari, serta
deteksi dini yang dapat dilakukan, sehingga masyarakat dapat berperan
aktif dalam pencegahan kanker ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta , 12 oktober 2013
Penulis
Muhammad Rizki Ridwansyah
NIM : 130100387
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kanker tersering kedua di
dunia pada perempuan. Latar Belakang
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.90% dari kanker serviks
berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan10% sisanya berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim..
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit
kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program
skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.Diperkirakan setiap tahun dijumpai
sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di
negara berkembang.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan
perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.Risiko terinfeksi virus HPV
dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi,atau merokok akan
mempromosi terjadinya kanker serviks.Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan
suatu proses yang kompleks dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan
mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara.
sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara
berkembang.
1
B. Tujuan
Supaya mahasiswa mengetahui tentang kanker serviks,penyebab dan cara
penyembuhanya sehingga mahasiswa bisa terhindar dari penyakit kanker serviks serta
menambah ilmu pengetahuan.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
permasalahan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
sebelumnya,
maka
dapat dirumuskanbeberapa
Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah kalsifikasidan
gejala klinis dari kanker serviks ?
Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks ?
Bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks ?
Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks ?
2
BAB II
1.
PEMBAHASAN
Pengertian Kanker serviks
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim
adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk
menjadi sel kanker memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun. Kanker
ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50
tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan
gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker serviks ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus atau yang
disingkat HPV. Virus ini bersifat onkogenik (menyebabkan kanker). HPV ini
ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan barang pribadi
yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk bersama, pakaian
bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap panas dan proses
pengeringan.
Gejala klinis dari kanker serviks:
Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi prakanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering
ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor
menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama
(disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 80%). Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala
khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid,
amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau
perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas
terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid. Nyeri
dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada
tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari
vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa
vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin
progresif. Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada
klien kanker serviks. Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam
(vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi. Karakteristik darah
3
yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai
menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki,
hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan
rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala
penyakit lanjut. Pada pemeriksaan Pap Smear ditemukannya sel-sel abnormal
di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui, atau yang baru-baru ini
disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Sering kali
kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang
menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta
keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa
sakit saat berhubungan seksual (Wiknjosastro, 1997)
2. Faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks
Beberapa faktor resiko terkena kanker serviks antara lain :
Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda.
Sering berganti ganti pasangan seksual.
Sering menderita infeksi daerah kelamin.
Melahirkan banyak anak.
Kebiasaan merokok ( resikonya 2 kali lebih besar).
Defisiensi vitamin A,E,C
Secara umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang
tidak normal
Kanker leher rahim di sebabkan oleh infeksi human papilloma virus
( HPV)
Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
Melakukan hubungan seksual saat usia dini
Sistem imun tubuh yang lemah
Bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya, risiko terkena kanker serviks
bisa meningkat. Faktor-faktor risiko itu adalah sebagai berikut:
Kurangnya Tes Pap Smear secara teratur. Kanker leher rahim atau
serviks lebih sering terjadi pada wanita yang tidak menjalani tes Pap
seacara teratur. Tes Pap membantu dokter menemukan sel abnormal.
Menghapus atau membunuh sel-sel abnormal akan mencegah kanker
serviks.
Merokok. Di antara wanita yang terinfeksi HPV, merokok sedikit
meningkatkan resiko kanker serviks atau leher rahim.
4
Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV (virus penyebab
AIDS) atau mengkonsumsi obat yang menekan sistem kekebalan tubuh
meningkatkan risiko kanker serviks.
Sejarah kehidupan seksual yang buruk. Wanita yang memiliki banyak
pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Demikian pula seorang wanita yang telah berhubungan seks dengan pria
yang memiliki banyak pasangan seksual menghadapi resiko lebih tinggi
mengalami kanker serviks. Dalam kedua kasus di atas, risiko menderita
kanker serviks atau leher rahim lebih tinggi karena wanita memiliki risiko
yang lebih tinggi infeksi HPV.
Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama. Menggunakan pil KB
untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) sedikit meningkatkan
resiko kanker leher rahim atau serviks pada wanita dengan infeksi HPV.
Namun, risiko menurun dengan cepat ketika wanita berhenti
menggunakan pil KB.
Memiliki banyak anak. Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan
banyak anak (5 atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker serviks
atau leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV.
Kemiskinan. Banyak wanita yang tidak mampu tidak punya akses ke
layanan-layanan medis yang memadai, misalnya tes Pap Smear. Ketika
wanita tersebut menderita pra-kanker serviks, penyakit biasanya tetap
tidak terdiagnosa dan tidak diobati sampai penyakit itu berkembang
menjadi kanker serviks dan menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh.
Wanita yang tidak mampu biasanya juga kekurangan gizi yang dapat
meningkatkan risiko kanker serviks.
Kebersihan. Beberapa penelitian yang berbeda telah dilakukan pada
wanita yang terserang HPV. Dari penelitian-peneritian itu ditemukan
bahwa risiko kanker menjadi hampir setengahnya pada wanita yang
mandi 6 kali atau lebih seminggu, bila dibandingkan dengan wanita yang
mandi hanya 1 sampai 5 kali seminggu. Hasil studi lain menunjukkan
bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi pada wanita dengan kebersihan
yang minim karena mereka lebih mungkin untuk mendapatkan infeksi
HPV abadi jika mereka terkena virus.
Penyakit menular lain. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orangorang yang menderita herpes bersama-sama dengan infeksi HPV ternyata
menggandakan risiko tumbuhnya sel kanker serviks. Studi lain juga
mengamati orang yang menderita infeksi HPV dan bakteri klamidia
(chlamydia). Dari studi ini ditemukan bahwa risiko tumbuhnya sel kanker
meningkat sekitar 80% pada wanita yang menderita dua infeksi tersebut.
Paparan bahan kimia. Wanita-wanita yang bekerja di pabrik tertentu
bisa terpapar bahan kimia yang bisa meningkatkan risiko mereka
5
terserang kanker serviks. Paparan bahan kimia juga terjadi langsung pada
vagina wanita yang menggunakan pembalut dengan bahan kertas daur
ulang yang menjalani proses pemutihan
3. Diagnosis kanker serviks
Stadium klinik seharusnya tidak berubah setelah beberapa kali
pemeriksaan. Apabila ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang lebih
dini dianjurkan. Pemeriksaan berikut dianjurkan untuk membantu penegakkan
diagnosis seperti palpasi, inspeksi, kolposkopi, kuretase endoserviks,
histeroskopi sistoskopi, proktoskopi, intravenous urography, dan pemeriksaan
Xray untuk paru-paru dan tulang. Kecurigaan infiltrasi pada kandung kemih
dan saluran pencernaan sebaiknya dipastikan dengan biopsi. Konisasi dan
amputasi serviks dapat dilakukan
untuk pemeriksaan klinis. Interpretasi dari limfangografi arteriografi,
venografi, laparoskopi, ultrasonografi, CT scan dan MRI sampai saat ini belum
dapat digunakan secara baik untuk
staging karsinoma atau deteksi penyebaran karsinoma karena hasilnya yang
sangat subyektif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan (Suharto, 2007)
6
4. Pencegahan dan pengobatan kanker serviks
Pencegahan kanker serviks
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan
menghindari faktor- faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha, 2004) :
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda,
pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita
yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti
pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tak menutup
kemungkinan akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu
pasangan saja.
2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak
perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut
petunjuk dokter. Pemeriksaan Pap smear adalah cara untuk mendeteksi
dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit
dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Disarankan
untuk melakukan tes Pap setelah usia 25 tahun atau setelah aktif
berhubungan seksual dengan frekuensi dua kali dalam setahun. Bila dua
kali tes Pap berturut-turut menghasilkan negatif, maka tes Pap dapat
dilakukan sekali setahun. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini
ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim,
yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII)
3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti
diafragma dan kondom, karena dapat
memberi
perlindungan terhadap kanker leher rahim
4. Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor
nutrisi juga dapat mengatasi masalah kanker mulut
rahim. Penelitian mendapatkan hubungan yang terbalik
antara konsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning
(banyak mengandung beta karoten atau vitamin A,
vitamin C dan vitamin E) dengan kejadian neoplasia intra
epithelial juga kanker serviks.Artinya semakin banyak
makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, maka akan
semakin kecil risiko untuk kena penyakit kanker mulut
rahim
5. Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin
pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi
penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara
meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus
7
sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi
dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda
melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11
yang menyebabkan kutil kelamin.Yang perlu ditekankan
adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada
perempuan yang berusia 9 sampai 26 tahun yang belum
aktif secara seksual.
5. Pengobatan kanker serviks
Terapi karsinoma serviks dilakukan bila mana diagnosis telah dipastikan
secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim
yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan la njutan (tim kanker /
tim onkologi). Pemilihan pengobatan kanker leher rahim tergantung pada
lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan
rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak
memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal
seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. Pengobatan pada lesi
prekanker bisa berupa kriosurgeri (pembekuan), kauterisasi (pembakaran, juga
disebut diatermi), pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang
abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya dan LEEP (loop
electrosurgical excision procedure) atau konisasi (Wiknjosastro, 1997).
8
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel
tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada
stadium lanjut antara lain adalah:
Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan,
berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak
dapat buang air kecil.
2. SARAN
Pesan yang perlu diingat:
Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai
menunggu adanya keluhan.
Datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan PAP
SMEAR/IVA.
Jika ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan
petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda.
Karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir 100%.
9
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Revisi, EGC, jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Bedah, Edisi Revisi, EGC, jakarta .
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media
Komputindo, jakarta.
Buku saku “pencegah kanker leher rahim dan kanker payudara”
10
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat
dankarunia-Nya makalah “kanker leher rahim dan kanker payudara serta
pengobatan alternativenya” dapat diselesaikan.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
sering kita jumpai di indonesia, Penyakit kanker juga merupakan
penyakit ganas yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu jenis
penyakit kanker adalah penyakit kanker leher rahim dan kanker
payudara.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada masyarakat terutama para kader kesehatan tentang resiko
kanker leher rahim dan kanker payudara yang harus dihindari, serta
deteksi dini yang dapat dilakukan, sehingga masyarakat dapat berperan
aktif dalam pencegahan kanker ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta , 12 oktober 2013
Penulis
Muhammad Rizki Ridwansyah
NIM : 130100387
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kanker tersering kedua di
dunia pada perempuan. Latar Belakang
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.90% dari kanker serviks
berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan10% sisanya berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim..
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit
kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program
skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.Diperkirakan setiap tahun dijumpai
sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di
negara berkembang.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan
perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.Risiko terinfeksi virus HPV
dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi,atau merokok akan
mempromosi terjadinya kanker serviks.Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan
suatu proses yang kompleks dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan
mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara.
sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara
berkembang.
1
B. Tujuan
Supaya mahasiswa mengetahui tentang kanker serviks,penyebab dan cara
penyembuhanya sehingga mahasiswa bisa terhindar dari penyakit kanker serviks serta
menambah ilmu pengetahuan.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
permasalahan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
sebelumnya,
maka
dapat dirumuskanbeberapa
Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah kalsifikasidan
gejala klinis dari kanker serviks ?
Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks ?
Bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks ?
Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks ?
2
BAB II
1.
PEMBAHASAN
Pengertian Kanker serviks
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim
adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk
menjadi sel kanker memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun. Kanker
ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50
tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan
gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker serviks ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus atau yang
disingkat HPV. Virus ini bersifat onkogenik (menyebabkan kanker). HPV ini
ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan barang pribadi
yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk bersama, pakaian
bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap panas dan proses
pengeringan.
Gejala klinis dari kanker serviks:
Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi prakanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering
ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor
menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama
(disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 80%). Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala
khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid,
amenorhea, hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau
perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas
terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid. Nyeri
dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada
tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari
vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa
vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin
progresif. Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada
klien kanker serviks. Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam
(vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi. Karakteristik darah
3
yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai
menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki,
hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan
rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala
penyakit lanjut. Pada pemeriksaan Pap Smear ditemukannya sel-sel abnormal
di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui, atau yang baru-baru ini
disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Sering kali
kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang
menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta
keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa
sakit saat berhubungan seksual (Wiknjosastro, 1997)
2. Faktor penyebab dan faktor resiko dari kanker serviks
Beberapa faktor resiko terkena kanker serviks antara lain :
Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda.
Sering berganti ganti pasangan seksual.
Sering menderita infeksi daerah kelamin.
Melahirkan banyak anak.
Kebiasaan merokok ( resikonya 2 kali lebih besar).
Defisiensi vitamin A,E,C
Secara umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang
tidak normal
Kanker leher rahim di sebabkan oleh infeksi human papilloma virus
( HPV)
Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
Melakukan hubungan seksual saat usia dini
Sistem imun tubuh yang lemah
Bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya, risiko terkena kanker serviks
bisa meningkat. Faktor-faktor risiko itu adalah sebagai berikut:
Kurangnya Tes Pap Smear secara teratur. Kanker leher rahim atau
serviks lebih sering terjadi pada wanita yang tidak menjalani tes Pap
seacara teratur. Tes Pap membantu dokter menemukan sel abnormal.
Menghapus atau membunuh sel-sel abnormal akan mencegah kanker
serviks.
Merokok. Di antara wanita yang terinfeksi HPV, merokok sedikit
meningkatkan resiko kanker serviks atau leher rahim.
4
Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV (virus penyebab
AIDS) atau mengkonsumsi obat yang menekan sistem kekebalan tubuh
meningkatkan risiko kanker serviks.
Sejarah kehidupan seksual yang buruk. Wanita yang memiliki banyak
pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Demikian pula seorang wanita yang telah berhubungan seks dengan pria
yang memiliki banyak pasangan seksual menghadapi resiko lebih tinggi
mengalami kanker serviks. Dalam kedua kasus di atas, risiko menderita
kanker serviks atau leher rahim lebih tinggi karena wanita memiliki risiko
yang lebih tinggi infeksi HPV.
Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama. Menggunakan pil KB
untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) sedikit meningkatkan
resiko kanker leher rahim atau serviks pada wanita dengan infeksi HPV.
Namun, risiko menurun dengan cepat ketika wanita berhenti
menggunakan pil KB.
Memiliki banyak anak. Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan
banyak anak (5 atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker serviks
atau leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV.
Kemiskinan. Banyak wanita yang tidak mampu tidak punya akses ke
layanan-layanan medis yang memadai, misalnya tes Pap Smear. Ketika
wanita tersebut menderita pra-kanker serviks, penyakit biasanya tetap
tidak terdiagnosa dan tidak diobati sampai penyakit itu berkembang
menjadi kanker serviks dan menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh.
Wanita yang tidak mampu biasanya juga kekurangan gizi yang dapat
meningkatkan risiko kanker serviks.
Kebersihan. Beberapa penelitian yang berbeda telah dilakukan pada
wanita yang terserang HPV. Dari penelitian-peneritian itu ditemukan
bahwa risiko kanker menjadi hampir setengahnya pada wanita yang
mandi 6 kali atau lebih seminggu, bila dibandingkan dengan wanita yang
mandi hanya 1 sampai 5 kali seminggu. Hasil studi lain menunjukkan
bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi pada wanita dengan kebersihan
yang minim karena mereka lebih mungkin untuk mendapatkan infeksi
HPV abadi jika mereka terkena virus.
Penyakit menular lain. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orangorang yang menderita herpes bersama-sama dengan infeksi HPV ternyata
menggandakan risiko tumbuhnya sel kanker serviks. Studi lain juga
mengamati orang yang menderita infeksi HPV dan bakteri klamidia
(chlamydia). Dari studi ini ditemukan bahwa risiko tumbuhnya sel kanker
meningkat sekitar 80% pada wanita yang menderita dua infeksi tersebut.
Paparan bahan kimia. Wanita-wanita yang bekerja di pabrik tertentu
bisa terpapar bahan kimia yang bisa meningkatkan risiko mereka
5
terserang kanker serviks. Paparan bahan kimia juga terjadi langsung pada
vagina wanita yang menggunakan pembalut dengan bahan kertas daur
ulang yang menjalani proses pemutihan
3. Diagnosis kanker serviks
Stadium klinik seharusnya tidak berubah setelah beberapa kali
pemeriksaan. Apabila ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang lebih
dini dianjurkan. Pemeriksaan berikut dianjurkan untuk membantu penegakkan
diagnosis seperti palpasi, inspeksi, kolposkopi, kuretase endoserviks,
histeroskopi sistoskopi, proktoskopi, intravenous urography, dan pemeriksaan
Xray untuk paru-paru dan tulang. Kecurigaan infiltrasi pada kandung kemih
dan saluran pencernaan sebaiknya dipastikan dengan biopsi. Konisasi dan
amputasi serviks dapat dilakukan
untuk pemeriksaan klinis. Interpretasi dari limfangografi arteriografi,
venografi, laparoskopi, ultrasonografi, CT scan dan MRI sampai saat ini belum
dapat digunakan secara baik untuk
staging karsinoma atau deteksi penyebaran karsinoma karena hasilnya yang
sangat subyektif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan (Suharto, 2007)
6
4. Pencegahan dan pengobatan kanker serviks
Pencegahan kanker serviks
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan
menghindari faktor- faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha, 2004) :
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda,
pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita
yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti
pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tak menutup
kemungkinan akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu
pasangan saja.
2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak
perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut
petunjuk dokter. Pemeriksaan Pap smear adalah cara untuk mendeteksi
dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit
dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Disarankan
untuk melakukan tes Pap setelah usia 25 tahun atau setelah aktif
berhubungan seksual dengan frekuensi dua kali dalam setahun. Bila dua
kali tes Pap berturut-turut menghasilkan negatif, maka tes Pap dapat
dilakukan sekali setahun. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini
ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim,
yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII)
3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti
diafragma dan kondom, karena dapat
memberi
perlindungan terhadap kanker leher rahim
4. Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor
nutrisi juga dapat mengatasi masalah kanker mulut
rahim. Penelitian mendapatkan hubungan yang terbalik
antara konsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning
(banyak mengandung beta karoten atau vitamin A,
vitamin C dan vitamin E) dengan kejadian neoplasia intra
epithelial juga kanker serviks.Artinya semakin banyak
makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, maka akan
semakin kecil risiko untuk kena penyakit kanker mulut
rahim
5. Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin
pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi
penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara
meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus
7
sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi
dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda
melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11
yang menyebabkan kutil kelamin.Yang perlu ditekankan
adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada
perempuan yang berusia 9 sampai 26 tahun yang belum
aktif secara seksual.
5. Pengobatan kanker serviks
Terapi karsinoma serviks dilakukan bila mana diagnosis telah dipastikan
secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim
yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan la njutan (tim kanker /
tim onkologi). Pemilihan pengobatan kanker leher rahim tergantung pada
lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan
rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak
memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal
seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. Pengobatan pada lesi
prekanker bisa berupa kriosurgeri (pembekuan), kauterisasi (pembakaran, juga
disebut diatermi), pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang
abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya dan LEEP (loop
electrosurgical excision procedure) atau konisasi (Wiknjosastro, 1997).
8
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel
tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada
stadium lanjut antara lain adalah:
Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan,
berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak
dapat buang air kecil.
2. SARAN
Pesan yang perlu diingat:
Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai
menunggu adanya keluhan.
Datanglah ke tempat periksa untuk pemeriksaan PAP
SMEAR/IVA.
Jika ditemukan kelainan pra kanker ikutilah pesan
petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda.
Karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir 100%.
9
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Revisi, EGC, jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Bedah, Edisi Revisi, EGC, jakarta .
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media
Komputindo, jakarta.
Buku saku “pencegah kanker leher rahim dan kanker payudara”
10