Kontraversi Foreign Direct Investment dan Solusinya Bagi Negara
Kontraversi Foreign Direct Investment dan Solusinya Bagi Negara
Silsila Asri1
Abstract
Foreign Direct Investment (FDI) is one of the essential capital sources for developing
countries which provide large contribution in economic development trough transfer of asset,
good corporate governance and especially technology. This expectation is not always provide
positive impact to the recipient countries. FDI, which is often implemented in Multi National
Corporation, also becomes a tool for the developed countries to control the economic
activities in developing countries in pursuing their benefit and interest. Sometimes, those
MNCs also have a signifincance influence in political activities of recipient countries. Beside
that, MNCs not always provide large attention to the community development. From this
condition, debate about the role of state in managing of FDI emerged in political economic
discourses. This paper describes about one of alternative thought how state copes with
globalization. FDI is one of phenomena which emerged as the concequnces of globalization.
Ian Clark suggested two perceptions about the relation of state and globalization. First,
globalization has significance implication in eroding the state capacity as economic actor in
international stage. Second, state is the key element in globalization process, in this
perception there is a position shift of the state from state retreat to state adaptation. This
paper conclude that, state also has capacity to control FDI dan globalization which
accompanied it’s flow. State must place itself as business actor which has competitiveness.
Keywords: Foreign Direct Investment, Globalization, State retreat, state adaptation
1
Dosen di Universitas Andalas. Untuk tujuan akademik penulis dapat dihubungi di email :
la_tansa2003@yahoo.com
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 80
Perdagangan tidak hanya salah satu
Internasional.
2)
Pertumbuhan
bentuk aktivitas ekonomi internasional
pesat dalam bidang perdagangan,
yang berkembang dengan pesat. Pada saat
khususnya perusahaan-perusahaan
yang bersamaan juga terjadi perluasan
multinasional. 3) Gejolak investasi
ikatan finansial dinatara entitas ekonomi
Asing. 4) Teknologi komunikasi,
internasional.
informasi dan transportasi yang
komunikasi
Kemajuan
dan
teknologi
informasi
telah
semakin canggih. 5) Munculnya
pasar global.”1
memudahkan hubungan antara sesama
manusia, sehingga tidak lagi dibatasi oleh
perbedaan ruang dan waktu antar wilayah
yang berbeda. Batas-batas wilayah suatu
negara mulai mengabur dalam saling
hubungan tersebut. Era inilah yang disebut
dengan globalisasi dimana hampir tidak
ada
kendala-kendala
pertukaran
artifisial
dalam
antar
negara,
ekonomis
akibatnya
arus
penduduk
lintas
barang,
negara
modal
dan
mengalami
Salah
satu
ukuran
globalisasi
adalah aliran modal yang telah menjadi
tiga kali lipat selama tahun 1980-an dan
terus tumbuh pada era 1990-an. Sebagai
contoh misalnya lending lintas batas yang
dilakukan oleh bank-bank internasional
berkisar $324 milyar selama tahun 1980an, meningkat menjadi $7,5 triliun pada
tahun 1991 dan selama rentang waktu
tersebut transaksi dalam ekuitas juga
intensitas yang sangat tinggi.
Kavaljit Sigh memberikan lima
karakteristik
perkembangan
globalisasi
dewasa ini yaitu;
“…1) Pertumbuhan yang
pesat dalam transaksi keuangan
1
Kavaljit Singh, Memahami Globalisasi
Keuangan, Panduan untuk Memperkuat Rakya,
Terj. Fredrick Ruma ( Jakarta : Yakoma-PGI,
1998), hal : 7
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 81
meningkat dengan rata-rata 28 % per
investasi
tahun.2
dikemukakan oleh Kalvajit Singh di atas
FDI (foreign direct investment)
merupakan salah satu bentuk aliran modal
yang terjadi yang dilakukan oleh negaranegara industri maju di negara-negara
berkembang. FDI menjadi salah satu
sumber pembiayaan (modal) yang penting
bagi negara berkembang, dan mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi pembangunan melalui transfer asset
dan manajemen, serta transfer teknologi
guna mendorong perekonomian negara.
Namun FDI yang sering diwujudkan
dalam bentuk perusahaan multinasional ini
seringkali
dianggap
terhadap
pencapaian
kesejahteraan
kontraproduktif
di
pemerataan
negara-negara
berkembang tersebut dan dianggap tidak
mengubah
posisi
negara
berkembang
merupakan
pesat
fenomena
pembangunan
perusahaan multinasional dan gejolak
yang
yang
muncul
terhadap
negara-negara
berkembang. Logika dasar dari kegiatan
investasi
asing
di
negara-negara
berkembang sangat positif yakni untuk
membantu
pembiyaan
program
pembangunan dimana negara berkembang
tidak
memiliki
kemampuan
untuk
melakukan pembentukan modal (capital
formation) sebagaimana yang telah lebih
dahulu
dilakukan oleh negara maju.
Program pembangunan yang dimaksudkan
adalah
suatu
berkembang
proses
yang
dimana
dominan
negara
sebagai
pengekspor raw material beralih menjadi
negara industri dengan bantuan investasi
modal dari negara-negara industry maju.
Paper
perusahaan-
sebagaimana
sebagai hasil dari rekomendasi program
terhadap negara-negara maju.
Pertumbuhan
asing
ini
bertujuan
untuk
memaparkan critical review terhadap arus
penanaman modal asing langsung (FDI)
sebagai
sebuah
bentuk
pembiyaan
2
George C. Lodge, George C. Lodge, Managing
Globalization in The Age of Interdependence
(Johannesburg : Pfeiffer Company) hal. 2
pembanngunan
bagi
negara-negara
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 82
berkembang di tengah derasnya arus
peningkatan arus modal masuk (capital
globalisasi. Pertanyaan mendasar yang
inflow).
diajukan
adalah
berkembang
mengapa
negara
membutuhkan
FDI?.
Bagaimana kontroversi yang ditimbulkan
oleg FDI dan Apa solusinya bagi negara
berkembang untuk mengatasi konsekuensi
FDI yang kontraproduktif tersebut.
Stabilitas keuangan suatu negara
akan terlihat pada necara pembayarannya
(balance of payment). Neraca pembayaran
adalah sebuah neraca yang mencatat
semua arus keuangan yang ditimbulkan
dari kegiatan perdagangan suatu negara.
Kebutuhan Foreign Direct Investment
Neraca
di Negara Berkembang
dirancang
Pertanyaan pertama di atas yakni
mengapa
negara
berkembang
membutuhkan aliran modal asing? Secara
sederhana
jawabannya
adalah
negara
berkembang tidak memiliki modal yang
cukup
untuk
membiayai
program
pembangunannya dan negara berkembang
juga tidak memiliki keahlian teknologi
untuk membangun industrinya. Namun
secara ilmu ekonomi hal ini dijelaskan
dengan alas an bahwa kesulitan negara
berkembang sehubungan dengan kegiatan
perdaganagannya adalah masalah deficit
transaksi
berjalan
berjalan.
ini
dapat
Deficit
ditutupi
transaksi
dengan
pembayaran
untuk
secara
merangkum
khusus
semua
transaksi finansial penduduk ( pelaku
ekonomi secara keseluruhan, termasuk
pemerintah) dari suatu negara dengan
keseluruhan pelaku ekonomi dari negara
lain. Neraca ini terdiri dari tiga komponen
utama. Pertama, neraca transaksi berjalan
(current account) yang mencatat transaksi
ekspor dan impor (barang maupun jasa),
pendapatan investasi, pembayaran cicilan
dan pokok utang luar negeri. Kedua,
neraca modal (capital account) yang
mencatat nilai investasi pihak swasta asing
baik secara langsung (FDI), terutama yang
dilakukan oleh perusahaan multinasional,
dan
untuk mencatat semua bentuk
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 83
pinjaman luar negeri. Selajutnya yang
merupakan suatu bagian yang sangat
ketiga adalah neraca tunai (cash account)
penting
atau yang lebih sering disebut cadangan
jangka panjang negara-negara tersebut.4
devisa negara yang merupakan transaksi
penyeimbang.
dalam
strategi
pembangunan
Arus modal asing berperan untuk
3
menutu gap devisa yakni kesenjangan
internasional
antara target devisa yang dibutuhkan
suatu negara terlihat pada catatan neraca
dengan hasil actual devisa yang dihasilkan
pembayaran dan cadangan devisanya yang
dari ekspor. Selain itu juga mampu
senantiasa tidak hanya tergantung pada
menggerakkan
saldo neraca transaksi berjalan (yakni
yang lesu akibat kurangnya modal (saving
segenap nilai neto perdagangan komoditi
investment
atau berbagai produk barang dan jasa),
pembangungan ekonomi. Arus sumber
akan tetapi juga bergantung pada saldo
keuangan internasional dapat berwujud
neraca modalnya (yaitu saldo transaksi
dalam
keluar masuk sumber-sumber keuangan
penanaman modal asing secara langsung
pemerintah dan swasta). Negara-negara
(FDI)
berkembang yang bukan pekspor minya
dilakukan
biasanya sering mengalami deficit dalam
Sedangkan bentuk yang kedua adalah
neraca perdagangan mereka, sehingga
bantuan luar negeri.
Situasi
keuangan
pemasukan modal asing yang lebih besar
ke negara tersebut dibandingkan modal
yang keluar secara berkesinambungan
3
bentuk.
investasi
oleh
perekonomian
bagi
gap)
dua
dan
kegiatan
pihak
pelaksanaan
Pertama,
adalah
portfolio
(yang
swasta
asing).
Foreign Direct Investment (FDI)
dinilai sebagai suatu bentuk arus modal
asing yang memilki konsekuensi kecil
dibanding arus modal lainnya. FDI oleh
Toradp, Michael P. 1998. Economic
Development/sixth edition. Terj. Haris Munandar.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. (Jakarta :
Erlangga) hal. 103
Michael P. Torado dimaknai sebagai dana4
Ibid hal. 144
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 84
dana investasi yang langsung digunakan
kekurangan tabungan yang dihimpun dari
untuk menjalankan kegiatan bisnis atau
dalam negeri, menambah cadangan devisa,
mengadakan
fasilitas
memeperbesar penerimaan pemerintah dan
produksi seperti membeli lahan, membuka
mengembangkan keahlian managerial bagi
pabrik-pabrik,
perekonomian di negara penerimanya.
mesin,
alat-alat
mendatatangkan
membeli
sebagainya.
5
atau
bahan
mesin-
baku
dan
Oleh karena itu FDI ini
seringkali dimplementasikan dalam wujud
perusahaan multinasional (Multinational
Michael P. Torado lebih lanjut
mengemukakan
beberapa
sumbangan
positif dari FDI terhadap pembangunan.
adalah sebagai berikut :
Corporation, MNC). MNC merupakan
perusahaan-perusahaan
menjalankan,
raksasa
memiliki
yang
serta
mengendalikan operasi bisnisnya di lebih
dari suatu negara. Dalam term MNC ini
muncul istilah Home Country (negara
induk, biasanya negara maju) dan Host
Country (negara tempat beroperasinya
1. Mengisi
kekosongan
atau
kekurangan sumber daya antara
tingkat investasi yang ditargetkan
dengan jumlah actual tabungan
domestic
yang
dapat
dimobilisasikan.
2. Mengisi kesenjangan antara target
jumlah devisa yang dibutuhkan dan
perusahaan).
hasil-hasil actual devisa dari ekspor
Pandangan
positif
terhadap
penanaman modal asing dan juga bantuan
luar negeri pada umumnya berasal dari
pandangan ekonomi neoklasik tradisional.
Pandangan
ini
berargumen
bahwa
penanaman modal asing mampu mengisi
5
Ibid hal. 145
ditambah dengan bantuan luar
negeri
neto
(kesenjangan
perdagangan luar negeri)
3. Modal swasta asing dapat mengisi
kesenjangan
antara
target
penerimaan pajak pmerintah dan
jumlah pajak actual
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 85
4. Modal Swasta asing dapat mengisi
mitra usaha di dalam negeri melalui
kesenjangan di bidang manajemen,
program pelatihan dan belajar sambil
semangat kewirasastaan, teknologi
bekerja.
produksi, dan keterampilan kerja
yang
menurut
neoklasik
akan
maupun
pemikiran
diisi
sebagian
seluruhnya
oleh
perusahaan-perusahaan
swasta
asing yang beroperasi di negara
berkembang bersangkutan.
Harapan
terbesar
multinasional
tersebut
negara
Perusahaan
tidak
berkembang
berupaya
membangun kondisi yang kondusif untuk
menarik investasi asing pada awal athun
1970-an. Kondisi inilah yang memicu
sebagian besar negara berkembang untuk
meliberalisasi ekonominya. Investasi asing
pembiyaan pembangunan juga adanya
teknologi.
negara-negara
6
penerima FDI adalah selain membantu
transfer
Dengan alas an-alasan tersebutlah
akan selalu tertuju ke negara-negara atau
kawasan yang menjanjikan tingkat hasil
finansial dan kadar kepastian paling tinggi
(tingkat resikonya kecil).
hanya
menyediakan sumber-sumber finansial dan
Kontroversi Foreign Direct Investment
pabrik-pabrik baru saja kepada negara tuan
Suatu hal yang harus disadari
rumah akan tetapi juga menyediakan suatu
dalam menilai kontribusi FDI terhadap
paket sumberdaya yang dibutuhkan bagi
pembangunan adalah bahwa perhatian
proses pembangunan secara keseluruhan,
perusahaan-perusahaan
termasuk juga pengalaman dan kecakapan
secara nyata lebih tertuju kepada upaya
manajerial, kemampuan kewirswastaan,
maksimalisasi keuntungan atau tingkat
serta injeksi teknologi produksi, yang
hasil finansial atas setiap sen modal yang
kemudian dapat dialihkan kepada mitra-
mereka
keluarkan.
multinasional
Perusahaan
multinasional atau pemilik modal swasta
6
Ibid hal. 152
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 86
asing tidak tertarik untuk menunjang usaha
pada
pembangunan
akan
mengkritisi aliran modal asing ini sebagai
memberikan keuntungan bagi mereka. Hal
faktor yang akan menimbulkan berbagai
inilah yang menjadi alas an bagi para
kesulitan bagi negara penerima. Negara
pemilik modal untuk mengalirkan dana
penerima
mereka ke wilayah yang tingkat resikonya
perombakan kebijakan ekonomi sehingga
kecil. Dengan demikian dapat dipahami
menraik bagi para investor.
bahwa
yang
pencapaian
diinginkan
oleh
tidak
keuntungan
para
pemilik
yang
modal
tersebut terkadang akan mengabaikan
peningkatan kesejatheraan lokal, penduduk
penerima.
modal
saat
yang
harus
Robert
sama
Oatley
melakukan
Gilpin
juga
berbagai
mengemukakan
bahwa tujuan utama dari FDI oleh
perusahaan-perusahaan adalah “.. is to
achieve partial or complete control over
marketing, production, or other activities
economiy;…”8
Hal
ini
Thomas Oatley setuju bahwa
in
swasta
menunjukkan bahwa FDI merupakan cara
asing
berguna
untuk
another
menutupi kesenjangan neraca pembayaran
bagi
karena rendahnya tabungan domestic di
perekonomian di negara berekembang.
negara
dengan
Melalui pendirian anak perusahaan atau
“developing
cabang perusahaan, para pemilik modal
berkembang
mengemukakan
bahwa
negara
maju
maju
untuk
menguasai
menguasai
societies import foreign capital, therefore,
negara
because it makes it possible to finance
perekonomian
more investment at lower cost than they
bahkan terkadang juga memilki pengaruh
di
negara
kegiatan
berkembang
could finance if they were forced to rely on
solely on their domestic saving”7 Namun
7
Thomas Oatley. International Political Economy
Interest and Institution in the Global Economy 2nd
Edition, (New York : Prentice Education, 2006)
hal. 312
8
Robert Gilpin, The Challenge of the World
Economy of Capitalism in the 21st Centuries, (New
Jersey : Princeton University Press, 2000
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 87
politik
yang
cukup
besar
bagi
sudut
pandang
ekonomi maupun filosofis para penentang
FDI mencoba mengemukakan argumennya
yang mengemukkan bahwa FDI juga
membawa
kesengsaraan
bagi
kontribusi
perusahaan
multinasional melalui pajak.
pemerintahan di negara berkembang.
Berdasarkan
dibanding
negara
berkembang. Secara ekonomi diantaranya :
4. Dalam
sektor
kemampuan
praktek
yang
alih
teknologi
manajerial,
justru
dan
melakukan
menghambat
perkembangan keahlian dan manajerial
penduduk lokal. Dari sudut pertimbangan
ekonomi hal ini wajar karena perusahaan
multinasional tidak menginginkan mereka
1. Penyediaan
modal
sejumlah
perusahaan multinasional mengakibatkan
menurunkan
tabungan
dan
investasi
domestik karena persaingan yang tidak
menjadi pesaing. Alih teknologi semakin
tidak terjadi karena terjadinya produksi
global dimana produksi suatu produk
dilakukan di berbagai negara.
sehat sebagai hasil dari perjanjian ekslusif
pemerintah dengan para investor
2. Dalam
jangka
panjang
memperburuk
Alternatif Bagi Negara
Implikasi yang tidak positif dan
deficit neraca transaksi berjalan karen
aimpor
besar-besaran
perusahaan
atas
multinasional
produksi
dan
juga
tidak sesuai dengan harapan yang telah
terjadi
dari
parktek
MNCs
ini
diperburuk oleh pengiriman keuntungan
menimbulkan perdebatan yang panjang
yang besar ke negara asal.
terhadap peran negara dalam mengelola
3. Konsesi
pajak
yang
bersifat
liberal,
FDI. Intisari perdebatan yang terjadi
pemberian fasilitas penanaman moodal
terletak
yang
subsidi-subsidi
mengenai hakikat dan makna dasar dari
terselubung, serta proteksi tariff yang
pembangunan ekonomi serta bagaimana
berlebihan,
paad
perbedaan
pandangan
diberikan pemerintah lebih besar nilai
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 88
peran
negara
dalam
meregulasi
ketat atas penanaman modal asing, posisi
perkembangan tersebut.
Pihak-pihak
yang
mendukung
penanaman modal swasta asing biasanya
merupakan
mekanisme
pendukung
pasar
keberadaan
bebas,
kemandiran
perusahaan swasta dan prinsip kebebasan
berusaha
dengan
peniadaan
intervensi
diterapkannya suatu pengaturan yang lebih
negosiasi yang lebih kuat dan seimbang
bagi pihak tuan rumah dalam mengahdapi
perusahaan-perusahaan
multinasional
namun diiringi dengan peningkatan kinerja
dan koordinasi negara berkembang.9
atau
Berangkat dari pemikiran moderate
dari pemerintah.
yang diajukan oleh Torado diatas penulis
pengahpusan
yang
mencoba untuk mengaitkannya dengan
cendrung menentang penanaman modal
Competition State yang dielaborasi oleh
asing
pada
Ian Clark dalam bukunya “Globalisation
pemikiran dan keyakinan diperlukannya
and International RelationsTheory”10.
pengaturan
Berdasarkan
Sedangkan
kelompok
mendasarkan
dan
teoritisi
sikapnya
pengawasan
oleh
pendapat
R.
Brown
pemerintah terhadap segenap aktivitas
mengenai peralihan kekuasaan negara
ekonomi
dalam
termasuk
dalam
wilayah
aktivitas
teritorialnya
ekonomi
yang
era
merangkum
globalisasi
dua
Ian
Clark
persepsi
yang
dilakukan oleh perusahaan multinsional.
berkembang mengenai hubungan state
Dimana seluruh upaya pengaturan dan
dengan
pengawasan tersebut ditujukan agar negara
globalisasi berimplikasi pada penurunan
tidak
kapasitas negara sebagai aktor ekonomi.
dirugikan
baik
secar
ekonomi
Pertama,
Kedua, negara adalah elemen kunci dalam
maupun sosial.
Diantara kedua pemikiran tersebut
muncul pemikiran alternative yang lebih
moderat.
globalisation.
Pemikiran
ini
mengusulkan
9
Michael P. Todaro, Op. cit hal. 158
Penjelasan berikutnya Competition state,
merujuk pada buku Ian Clark, Globalisation and
International Relation Theory ( Oxford University
Press ) Hal. 89-106
10
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 89
proses globalisasi, dalam presepsi ini
sama
terjadi peralihan dari state retreat menjadi
menyesuaikan
state adaptation.
external dengan ekonomi domestik.
mengemukakan
Holton
bahwa
untuk
alasan-alasan
struktural
permintaan-permintaan
Dengan
globalisasi
ada
ekonomi global telah mengerosi aspek-
kecendrungan bagi negara-negara untuk
aspek tertentu dari kedaulatan nasional tapi
menjadi instrumen penyesuaian ekonomi
tidak mengerosi institusi-institusi nation
mereka terhadap tekana-tekanan pasar
state
itu
sendiri.
Selanjuntnya
dunia. Penyesuaian terhadap kompetisi
dalam
global adalah kategori baru yang sangat
competition state, negara di paksa untuk
penting. Ian Clark menyimpulkan tiga
bertindak lebih dan lebih lagi sebagai
aspek dari globalisasi yang mesti menjadi
pemain
hirauan
mengemukakan
Cerny(1990)
pasar.
Hal
menyebabkan
ini
secara
cenderung
keseluruhan
kebijakan negara sebagai peminimalisir
ketetapan-ketetapan kesejahteraan untuk
membuatnya
lebih
kompetitif
negara
dalam
menghadapi
for
international
competition state :
1.
The
drive
competitiveness.
secara
Jangkauan kebijakan negara telah
internasional.
dipersempit oleh pentingnya
Selanjutnya
Hoogevelt,
berpendapat bahwa fungsi negara telah di
lawan, karena itu perlu dilakukan reorganized untuk menyesuaikan ekonomi
domestik dan kebijakan-kebijakan sosisal
yang cocok dengan akumulasi pasar global
dan kapitalis global. Negara terpaksa
mempertahankan daya kompetisi secara
internasional. Hal ini pada gilirannya
mendikte kehatian-hatian dan pentingnya
mengurangi tingkat pinjaman pemerintah
seperti hal nya mengurangi pengeluaran
publik. Akan tetapi negara memiliki
kekuatan sendiri ketika berinteraksi
bertindak atau berperilaku dalam cara yang
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 90
dengan sistem. Interaksi di sini adalah
Negara yang tidak sukses dalam
interaksi dengan negara lain yang
kompetisi internasional akan menghadapi
mengakibatkan penciptaan sistem negara
resiko dibebani oleh tingkat pengeluaran
yang berciri anarki.
yang tinggi. Pada saat yang sama, pada
Skocpol menyatakan bahwa suatu
lingkaran setan ini biaya sosial yang tinggi
negara modern selalu menjadi bagian dari
mengurangi kemampuan untuk bersaing,
sistem persaingan dan yang melibatkan
oleh
negara-negara. Dalam konteks ini negara
memiliki kebanggaan dan hak-hak
istimewa preogratif yang ekslusif dalam
menghadapi semua penantang-penantang.
karena
itu
pemerintah
harus
meningkatkan penampilannya, menurut
kriteria yang dapat diterima oleh pasar
internasional.
Pendapat ini merujuk kepada
Untuk mengendalikan anarkisme sistem
argumen Cerny, bahwa negara yang
negara harus menjadi kuat agar kapasitas
sedang mengalami proses marketisasi
negara tidak tererosi sepenuhnya
untuk mengejar daya kompetitif akan
melainkan mencari bentuk lain untuk
berakibat pada perubahan-perubahan
mengendalikan globalisasi. Kekuatan
sektor ekonomi kunci yang kurang mampu
negara dari dalam terletak pada institusi
bersaing. “government increasingly
sosial dari sistem negara itu sendiri dan
measure their performance according to
dari luar negara ditopang oleh
criteria acceptable to financial market, is
persenjataan, kedaulatan, kesamaan dan
his consideration judgement and
non intervensi. Negara yang tidak kuat
accordingly they must be seen as strong
secara institusi internal akan mudah
our sound if they are to retain the
dikendalikan oleh kekuatan ekternal.
2.
The
constraint
of
financial
soundness
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 91
Liberalisasi memunculkan ide yang
confidence of the international financial
community”.11
membantu pasar ; tidak adanya kontrol
Konsekuensi lebih lanjut akan
pada
aliran
modal
dan
pencegahan
menghasilkan upah yang lebih murah,
terhadap krisis finansial yang besar.
pajak yang lebih rendah dan negara seakan
Dengan ini berbagai jenis keputusan dan
tidak punya pilihan karena ketakutan akan
non keputusan negara menciptakan suatu
berpindahnya produksi dan investasi ke
tempat lain. Kontrol politik terhadap
tingkat
suku
diserahkan
bunga
kepada
domestik
dan
integrasi
finansial
internasional.
Pemerintah nasional tidak dapat
perlengkapan lain yang serupa. Dengan
mengontrol aliran modal yang melewati
kata lain, control of economi policy yang
batas-batas negara. Karena itu tidak juga
tidak
bisa mengatur tingkat suku bunga, nilai
ditinggalkan
mengatasi
kemunduran
bentuk-
mata uang yang tetap atau mengejar
koordinasi
kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang
memusatkan
tidak memenuhi pilihan-pilihan pasar.
perhatian pada kebijakan moneter dan
Andrews mengemukakan bahwa derajat
fiskal. Mereka harus terlihat kuat jika ingin
mobilitas
mempertahankan kepercayaan komunitas
mengakibatkan
finansial
nasional
untuk
finansial
domestik.
bentuk
lain
internasional
dan
sentral
intensifikasi
dan
mampu
bank
telah
iklim ekonomi yang kondusif terhadap
mengambil
dari
yang
usaha
lebih
internasional
senada
dengan
argumen Cerney tersebut.
3.
The
mobility
consequences
of
capital
dapat
modal
antar
keputusan
dinyatakan
negara
kebijakan
meliberalisasi
Dengan
bahwa
pasar
demikian
“capitalist
globalization” adalah suatu proses yang
terjadi didalam, melalui dan di bawah
pengawasan negara-negara.
11
ibid
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 92
Argumentasi
yang
Jadi, dapat disimpulkan globalisasi
mengatakan
bahwa kapasitas pengaturan negara telah
merupakan
tererosi
yang
oleh
terbantahkan
proses
dalam
globalisasi
perspektif
state
paksaan-paksaan
mengharuskan
melakukan
penyesuaian
eksternal
negara
untuk
bila
negara
adaptation ini. Proposisi sentral yang juga
tersebut berkeinginan
mendukung hal ini dikemukan oleh Boyer
dalam kondisi anarkisme sistim ekonomi
(1996) :
global. Penyesuaian (adaptation) tersebut
“market is not it’s selfregulating mechanism and is it’s
self contingent upon political
framework put in place by benign
untuk bertahan
di lakukan secara struktural yang nantinya
berujung pada transformasi atau reformasi
kebijakan ekonomi domestik dan luar
negeri.
public institution. Without this
support, the market is not self-
Kesimpulan
sustaining. Thus its argued that
FDI menjadi salah satu sumber
policy innovation of the 1980s will
in
due
course
be
politically
tempered by reassertion of new
form of state intervention. So that
policy
become
once
more
embedded in national political
preverence”.12
pembiayaan (modal) yang penting bagi
negara
berkembang,
dan
mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi pembangunan melalui transfer asset
dan manajemen, serta transfer teknologi
guna mendorong perekonomian negara.
Suatu hal yang harus disadari dalam
menilai
kontribusi
FDI
terhadap
pembangunan adalah bahwa perhatian
perusahaan-perusahaan
12
multinasional
ibid.
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 93
secara nyata lebih tertuju kepada upaya
arus masuk modal asing karena kebutuhan
maksimalisasi keuntungan atau tingkat
pembangunan namun negara juga harus
hasil finansial atas setiap sen modal yang
meningkatkan kapasitasnya dan berusaha
mereka
menjadi negara as competitor. Dalam hal
keluarkan.
Perusahaan
multinasional atau pemilik modal swasta
ini,
asing tidak tertarik untuk menunjang usaha
beradaptasi dan menjadi dengan malkukan
pembangunan
penguatan daya saing dalam negeri.
yang
tidak
akan
negara
harus
berusaha
untuk
memberikan keuntungan bagi mereka.
Implikasi yang tidak positif dan tidak
sesuai dengan harapan yang telah terjadi
Referensi
dari parktek FDI yang diwujudkan dalam
Kavaljit Singh, Memahami Globalisasi
operasi
menimbulkan
Keuangan, Panduan untuk Memperkuat
perdebatan yang panjang terhadap peran
Rakya, Terj.Fredrick Ruma ( Jakarta :
negara dalam mengelola FDI. Intisari
Yakoma-PGI, 1998)
perdebatan yang terjadi terletak paad
George C. Lodge, George C. Lodge,
perbedaan pandangan mengenai hakikat
Managing Globalization in The Age of
dan makna dasar dari pembangunan
Interdependence (Johannesburg : Pfeiffer
ekonomi serta bagaimana peran negara
Company)
dalam meregulasi perkembangan tersebut.
Torado, Michael P. 1998. Economic
MNCs
ini
Disamping adanya pandangan yang
mendukung FDI dan ada pandangan yang
menentang
FDI,
mengetengahkan
penulis
mencoba
pemikiran
alternative
yang lebih moderate dimana negara tetap
Development/sixth edition. Terj. Haris
Munandar. Pembangunan Ekonomi di
Dunia Ketiga. (Jakarta : Erlangga)
Thomas Oatley. International Political
Economy Interest and Institution in the
membuka ekonominya untuk menerima
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 94
Global Economy 2nd Edition, (New York :
Centuries,
(New
Jersey
:
Princeton
Prentice Education, 2006)
University Press, 2000
Robert Gilpin, The Challenge of the World
Ian Clark Competition state, Globalisation
Economy of Capitalism in the 21st
and International Relation Theory
(
Oxford University Press )
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 95
Silsila Asri1
Abstract
Foreign Direct Investment (FDI) is one of the essential capital sources for developing
countries which provide large contribution in economic development trough transfer of asset,
good corporate governance and especially technology. This expectation is not always provide
positive impact to the recipient countries. FDI, which is often implemented in Multi National
Corporation, also becomes a tool for the developed countries to control the economic
activities in developing countries in pursuing their benefit and interest. Sometimes, those
MNCs also have a signifincance influence in political activities of recipient countries. Beside
that, MNCs not always provide large attention to the community development. From this
condition, debate about the role of state in managing of FDI emerged in political economic
discourses. This paper describes about one of alternative thought how state copes with
globalization. FDI is one of phenomena which emerged as the concequnces of globalization.
Ian Clark suggested two perceptions about the relation of state and globalization. First,
globalization has significance implication in eroding the state capacity as economic actor in
international stage. Second, state is the key element in globalization process, in this
perception there is a position shift of the state from state retreat to state adaptation. This
paper conclude that, state also has capacity to control FDI dan globalization which
accompanied it’s flow. State must place itself as business actor which has competitiveness.
Keywords: Foreign Direct Investment, Globalization, State retreat, state adaptation
1
Dosen di Universitas Andalas. Untuk tujuan akademik penulis dapat dihubungi di email :
la_tansa2003@yahoo.com
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 80
Perdagangan tidak hanya salah satu
Internasional.
2)
Pertumbuhan
bentuk aktivitas ekonomi internasional
pesat dalam bidang perdagangan,
yang berkembang dengan pesat. Pada saat
khususnya perusahaan-perusahaan
yang bersamaan juga terjadi perluasan
multinasional. 3) Gejolak investasi
ikatan finansial dinatara entitas ekonomi
Asing. 4) Teknologi komunikasi,
internasional.
informasi dan transportasi yang
komunikasi
Kemajuan
dan
teknologi
informasi
telah
semakin canggih. 5) Munculnya
pasar global.”1
memudahkan hubungan antara sesama
manusia, sehingga tidak lagi dibatasi oleh
perbedaan ruang dan waktu antar wilayah
yang berbeda. Batas-batas wilayah suatu
negara mulai mengabur dalam saling
hubungan tersebut. Era inilah yang disebut
dengan globalisasi dimana hampir tidak
ada
kendala-kendala
pertukaran
artifisial
dalam
antar
negara,
ekonomis
akibatnya
arus
penduduk
lintas
barang,
negara
modal
dan
mengalami
Salah
satu
ukuran
globalisasi
adalah aliran modal yang telah menjadi
tiga kali lipat selama tahun 1980-an dan
terus tumbuh pada era 1990-an. Sebagai
contoh misalnya lending lintas batas yang
dilakukan oleh bank-bank internasional
berkisar $324 milyar selama tahun 1980an, meningkat menjadi $7,5 triliun pada
tahun 1991 dan selama rentang waktu
tersebut transaksi dalam ekuitas juga
intensitas yang sangat tinggi.
Kavaljit Sigh memberikan lima
karakteristik
perkembangan
globalisasi
dewasa ini yaitu;
“…1) Pertumbuhan yang
pesat dalam transaksi keuangan
1
Kavaljit Singh, Memahami Globalisasi
Keuangan, Panduan untuk Memperkuat Rakya,
Terj. Fredrick Ruma ( Jakarta : Yakoma-PGI,
1998), hal : 7
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 81
meningkat dengan rata-rata 28 % per
investasi
tahun.2
dikemukakan oleh Kalvajit Singh di atas
FDI (foreign direct investment)
merupakan salah satu bentuk aliran modal
yang terjadi yang dilakukan oleh negaranegara industri maju di negara-negara
berkembang. FDI menjadi salah satu
sumber pembiayaan (modal) yang penting
bagi negara berkembang, dan mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi pembangunan melalui transfer asset
dan manajemen, serta transfer teknologi
guna mendorong perekonomian negara.
Namun FDI yang sering diwujudkan
dalam bentuk perusahaan multinasional ini
seringkali
dianggap
terhadap
pencapaian
kesejahteraan
kontraproduktif
di
pemerataan
negara-negara
berkembang tersebut dan dianggap tidak
mengubah
posisi
negara
berkembang
merupakan
pesat
fenomena
pembangunan
perusahaan multinasional dan gejolak
yang
yang
muncul
terhadap
negara-negara
berkembang. Logika dasar dari kegiatan
investasi
asing
di
negara-negara
berkembang sangat positif yakni untuk
membantu
pembiyaan
program
pembangunan dimana negara berkembang
tidak
memiliki
kemampuan
untuk
melakukan pembentukan modal (capital
formation) sebagaimana yang telah lebih
dahulu
dilakukan oleh negara maju.
Program pembangunan yang dimaksudkan
adalah
suatu
berkembang
proses
yang
dimana
dominan
negara
sebagai
pengekspor raw material beralih menjadi
negara industri dengan bantuan investasi
modal dari negara-negara industry maju.
Paper
perusahaan-
sebagaimana
sebagai hasil dari rekomendasi program
terhadap negara-negara maju.
Pertumbuhan
asing
ini
bertujuan
untuk
memaparkan critical review terhadap arus
penanaman modal asing langsung (FDI)
sebagai
sebuah
bentuk
pembiyaan
2
George C. Lodge, George C. Lodge, Managing
Globalization in The Age of Interdependence
(Johannesburg : Pfeiffer Company) hal. 2
pembanngunan
bagi
negara-negara
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 82
berkembang di tengah derasnya arus
peningkatan arus modal masuk (capital
globalisasi. Pertanyaan mendasar yang
inflow).
diajukan
adalah
berkembang
mengapa
negara
membutuhkan
FDI?.
Bagaimana kontroversi yang ditimbulkan
oleg FDI dan Apa solusinya bagi negara
berkembang untuk mengatasi konsekuensi
FDI yang kontraproduktif tersebut.
Stabilitas keuangan suatu negara
akan terlihat pada necara pembayarannya
(balance of payment). Neraca pembayaran
adalah sebuah neraca yang mencatat
semua arus keuangan yang ditimbulkan
dari kegiatan perdagangan suatu negara.
Kebutuhan Foreign Direct Investment
Neraca
di Negara Berkembang
dirancang
Pertanyaan pertama di atas yakni
mengapa
negara
berkembang
membutuhkan aliran modal asing? Secara
sederhana
jawabannya
adalah
negara
berkembang tidak memiliki modal yang
cukup
untuk
membiayai
program
pembangunannya dan negara berkembang
juga tidak memiliki keahlian teknologi
untuk membangun industrinya. Namun
secara ilmu ekonomi hal ini dijelaskan
dengan alas an bahwa kesulitan negara
berkembang sehubungan dengan kegiatan
perdaganagannya adalah masalah deficit
transaksi
berjalan
berjalan.
ini
dapat
Deficit
ditutupi
transaksi
dengan
pembayaran
untuk
secara
merangkum
khusus
semua
transaksi finansial penduduk ( pelaku
ekonomi secara keseluruhan, termasuk
pemerintah) dari suatu negara dengan
keseluruhan pelaku ekonomi dari negara
lain. Neraca ini terdiri dari tiga komponen
utama. Pertama, neraca transaksi berjalan
(current account) yang mencatat transaksi
ekspor dan impor (barang maupun jasa),
pendapatan investasi, pembayaran cicilan
dan pokok utang luar negeri. Kedua,
neraca modal (capital account) yang
mencatat nilai investasi pihak swasta asing
baik secara langsung (FDI), terutama yang
dilakukan oleh perusahaan multinasional,
dan
untuk mencatat semua bentuk
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 83
pinjaman luar negeri. Selajutnya yang
merupakan suatu bagian yang sangat
ketiga adalah neraca tunai (cash account)
penting
atau yang lebih sering disebut cadangan
jangka panjang negara-negara tersebut.4
devisa negara yang merupakan transaksi
penyeimbang.
dalam
strategi
pembangunan
Arus modal asing berperan untuk
3
menutu gap devisa yakni kesenjangan
internasional
antara target devisa yang dibutuhkan
suatu negara terlihat pada catatan neraca
dengan hasil actual devisa yang dihasilkan
pembayaran dan cadangan devisanya yang
dari ekspor. Selain itu juga mampu
senantiasa tidak hanya tergantung pada
menggerakkan
saldo neraca transaksi berjalan (yakni
yang lesu akibat kurangnya modal (saving
segenap nilai neto perdagangan komoditi
investment
atau berbagai produk barang dan jasa),
pembangungan ekonomi. Arus sumber
akan tetapi juga bergantung pada saldo
keuangan internasional dapat berwujud
neraca modalnya (yaitu saldo transaksi
dalam
keluar masuk sumber-sumber keuangan
penanaman modal asing secara langsung
pemerintah dan swasta). Negara-negara
(FDI)
berkembang yang bukan pekspor minya
dilakukan
biasanya sering mengalami deficit dalam
Sedangkan bentuk yang kedua adalah
neraca perdagangan mereka, sehingga
bantuan luar negeri.
Situasi
keuangan
pemasukan modal asing yang lebih besar
ke negara tersebut dibandingkan modal
yang keluar secara berkesinambungan
3
bentuk.
investasi
oleh
perekonomian
bagi
gap)
dua
dan
kegiatan
pihak
pelaksanaan
Pertama,
adalah
portfolio
(yang
swasta
asing).
Foreign Direct Investment (FDI)
dinilai sebagai suatu bentuk arus modal
asing yang memilki konsekuensi kecil
dibanding arus modal lainnya. FDI oleh
Toradp, Michael P. 1998. Economic
Development/sixth edition. Terj. Haris Munandar.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. (Jakarta :
Erlangga) hal. 103
Michael P. Torado dimaknai sebagai dana4
Ibid hal. 144
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 84
dana investasi yang langsung digunakan
kekurangan tabungan yang dihimpun dari
untuk menjalankan kegiatan bisnis atau
dalam negeri, menambah cadangan devisa,
mengadakan
fasilitas
memeperbesar penerimaan pemerintah dan
produksi seperti membeli lahan, membuka
mengembangkan keahlian managerial bagi
pabrik-pabrik,
perekonomian di negara penerimanya.
mesin,
alat-alat
mendatatangkan
membeli
sebagainya.
5
atau
bahan
mesin-
baku
dan
Oleh karena itu FDI ini
seringkali dimplementasikan dalam wujud
perusahaan multinasional (Multinational
Michael P. Torado lebih lanjut
mengemukakan
beberapa
sumbangan
positif dari FDI terhadap pembangunan.
adalah sebagai berikut :
Corporation, MNC). MNC merupakan
perusahaan-perusahaan
menjalankan,
raksasa
memiliki
yang
serta
mengendalikan operasi bisnisnya di lebih
dari suatu negara. Dalam term MNC ini
muncul istilah Home Country (negara
induk, biasanya negara maju) dan Host
Country (negara tempat beroperasinya
1. Mengisi
kekosongan
atau
kekurangan sumber daya antara
tingkat investasi yang ditargetkan
dengan jumlah actual tabungan
domestic
yang
dapat
dimobilisasikan.
2. Mengisi kesenjangan antara target
jumlah devisa yang dibutuhkan dan
perusahaan).
hasil-hasil actual devisa dari ekspor
Pandangan
positif
terhadap
penanaman modal asing dan juga bantuan
luar negeri pada umumnya berasal dari
pandangan ekonomi neoklasik tradisional.
Pandangan
ini
berargumen
bahwa
penanaman modal asing mampu mengisi
5
Ibid hal. 145
ditambah dengan bantuan luar
negeri
neto
(kesenjangan
perdagangan luar negeri)
3. Modal swasta asing dapat mengisi
kesenjangan
antara
target
penerimaan pajak pmerintah dan
jumlah pajak actual
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 85
4. Modal Swasta asing dapat mengisi
mitra usaha di dalam negeri melalui
kesenjangan di bidang manajemen,
program pelatihan dan belajar sambil
semangat kewirasastaan, teknologi
bekerja.
produksi, dan keterampilan kerja
yang
menurut
neoklasik
akan
maupun
pemikiran
diisi
sebagian
seluruhnya
oleh
perusahaan-perusahaan
swasta
asing yang beroperasi di negara
berkembang bersangkutan.
Harapan
terbesar
multinasional
tersebut
negara
Perusahaan
tidak
berkembang
berupaya
membangun kondisi yang kondusif untuk
menarik investasi asing pada awal athun
1970-an. Kondisi inilah yang memicu
sebagian besar negara berkembang untuk
meliberalisasi ekonominya. Investasi asing
pembiyaan pembangunan juga adanya
teknologi.
negara-negara
6
penerima FDI adalah selain membantu
transfer
Dengan alas an-alasan tersebutlah
akan selalu tertuju ke negara-negara atau
kawasan yang menjanjikan tingkat hasil
finansial dan kadar kepastian paling tinggi
(tingkat resikonya kecil).
hanya
menyediakan sumber-sumber finansial dan
Kontroversi Foreign Direct Investment
pabrik-pabrik baru saja kepada negara tuan
Suatu hal yang harus disadari
rumah akan tetapi juga menyediakan suatu
dalam menilai kontribusi FDI terhadap
paket sumberdaya yang dibutuhkan bagi
pembangunan adalah bahwa perhatian
proses pembangunan secara keseluruhan,
perusahaan-perusahaan
termasuk juga pengalaman dan kecakapan
secara nyata lebih tertuju kepada upaya
manajerial, kemampuan kewirswastaan,
maksimalisasi keuntungan atau tingkat
serta injeksi teknologi produksi, yang
hasil finansial atas setiap sen modal yang
kemudian dapat dialihkan kepada mitra-
mereka
keluarkan.
multinasional
Perusahaan
multinasional atau pemilik modal swasta
6
Ibid hal. 152
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 86
asing tidak tertarik untuk menunjang usaha
pada
pembangunan
akan
mengkritisi aliran modal asing ini sebagai
memberikan keuntungan bagi mereka. Hal
faktor yang akan menimbulkan berbagai
inilah yang menjadi alas an bagi para
kesulitan bagi negara penerima. Negara
pemilik modal untuk mengalirkan dana
penerima
mereka ke wilayah yang tingkat resikonya
perombakan kebijakan ekonomi sehingga
kecil. Dengan demikian dapat dipahami
menraik bagi para investor.
bahwa
yang
pencapaian
diinginkan
oleh
tidak
keuntungan
para
pemilik
yang
modal
tersebut terkadang akan mengabaikan
peningkatan kesejatheraan lokal, penduduk
penerima.
modal
saat
yang
harus
Robert
sama
Oatley
melakukan
Gilpin
juga
berbagai
mengemukakan
bahwa tujuan utama dari FDI oleh
perusahaan-perusahaan adalah “.. is to
achieve partial or complete control over
marketing, production, or other activities
economiy;…”8
Hal
ini
Thomas Oatley setuju bahwa
in
swasta
menunjukkan bahwa FDI merupakan cara
asing
berguna
untuk
another
menutupi kesenjangan neraca pembayaran
bagi
karena rendahnya tabungan domestic di
perekonomian di negara berekembang.
negara
dengan
Melalui pendirian anak perusahaan atau
“developing
cabang perusahaan, para pemilik modal
berkembang
mengemukakan
bahwa
negara
maju
maju
untuk
menguasai
menguasai
societies import foreign capital, therefore,
negara
because it makes it possible to finance
perekonomian
more investment at lower cost than they
bahkan terkadang juga memilki pengaruh
di
negara
kegiatan
berkembang
could finance if they were forced to rely on
solely on their domestic saving”7 Namun
7
Thomas Oatley. International Political Economy
Interest and Institution in the Global Economy 2nd
Edition, (New York : Prentice Education, 2006)
hal. 312
8
Robert Gilpin, The Challenge of the World
Economy of Capitalism in the 21st Centuries, (New
Jersey : Princeton University Press, 2000
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 87
politik
yang
cukup
besar
bagi
sudut
pandang
ekonomi maupun filosofis para penentang
FDI mencoba mengemukakan argumennya
yang mengemukkan bahwa FDI juga
membawa
kesengsaraan
bagi
kontribusi
perusahaan
multinasional melalui pajak.
pemerintahan di negara berkembang.
Berdasarkan
dibanding
negara
berkembang. Secara ekonomi diantaranya :
4. Dalam
sektor
kemampuan
praktek
yang
alih
teknologi
manajerial,
justru
dan
melakukan
menghambat
perkembangan keahlian dan manajerial
penduduk lokal. Dari sudut pertimbangan
ekonomi hal ini wajar karena perusahaan
multinasional tidak menginginkan mereka
1. Penyediaan
modal
sejumlah
perusahaan multinasional mengakibatkan
menurunkan
tabungan
dan
investasi
domestik karena persaingan yang tidak
menjadi pesaing. Alih teknologi semakin
tidak terjadi karena terjadinya produksi
global dimana produksi suatu produk
dilakukan di berbagai negara.
sehat sebagai hasil dari perjanjian ekslusif
pemerintah dengan para investor
2. Dalam
jangka
panjang
memperburuk
Alternatif Bagi Negara
Implikasi yang tidak positif dan
deficit neraca transaksi berjalan karen
aimpor
besar-besaran
perusahaan
atas
multinasional
produksi
dan
juga
tidak sesuai dengan harapan yang telah
terjadi
dari
parktek
MNCs
ini
diperburuk oleh pengiriman keuntungan
menimbulkan perdebatan yang panjang
yang besar ke negara asal.
terhadap peran negara dalam mengelola
3. Konsesi
pajak
yang
bersifat
liberal,
FDI. Intisari perdebatan yang terjadi
pemberian fasilitas penanaman moodal
terletak
yang
subsidi-subsidi
mengenai hakikat dan makna dasar dari
terselubung, serta proteksi tariff yang
pembangunan ekonomi serta bagaimana
berlebihan,
paad
perbedaan
pandangan
diberikan pemerintah lebih besar nilai
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 88
peran
negara
dalam
meregulasi
ketat atas penanaman modal asing, posisi
perkembangan tersebut.
Pihak-pihak
yang
mendukung
penanaman modal swasta asing biasanya
merupakan
mekanisme
pendukung
pasar
keberadaan
bebas,
kemandiran
perusahaan swasta dan prinsip kebebasan
berusaha
dengan
peniadaan
intervensi
diterapkannya suatu pengaturan yang lebih
negosiasi yang lebih kuat dan seimbang
bagi pihak tuan rumah dalam mengahdapi
perusahaan-perusahaan
multinasional
namun diiringi dengan peningkatan kinerja
dan koordinasi negara berkembang.9
atau
Berangkat dari pemikiran moderate
dari pemerintah.
yang diajukan oleh Torado diatas penulis
pengahpusan
yang
mencoba untuk mengaitkannya dengan
cendrung menentang penanaman modal
Competition State yang dielaborasi oleh
asing
pada
Ian Clark dalam bukunya “Globalisation
pemikiran dan keyakinan diperlukannya
and International RelationsTheory”10.
pengaturan
Berdasarkan
Sedangkan
kelompok
mendasarkan
dan
teoritisi
sikapnya
pengawasan
oleh
pendapat
R.
Brown
pemerintah terhadap segenap aktivitas
mengenai peralihan kekuasaan negara
ekonomi
dalam
termasuk
dalam
wilayah
aktivitas
teritorialnya
ekonomi
yang
era
merangkum
globalisasi
dua
Ian
Clark
persepsi
yang
dilakukan oleh perusahaan multinsional.
berkembang mengenai hubungan state
Dimana seluruh upaya pengaturan dan
dengan
pengawasan tersebut ditujukan agar negara
globalisasi berimplikasi pada penurunan
tidak
kapasitas negara sebagai aktor ekonomi.
dirugikan
baik
secar
ekonomi
Pertama,
Kedua, negara adalah elemen kunci dalam
maupun sosial.
Diantara kedua pemikiran tersebut
muncul pemikiran alternative yang lebih
moderat.
globalisation.
Pemikiran
ini
mengusulkan
9
Michael P. Todaro, Op. cit hal. 158
Penjelasan berikutnya Competition state,
merujuk pada buku Ian Clark, Globalisation and
International Relation Theory ( Oxford University
Press ) Hal. 89-106
10
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 89
proses globalisasi, dalam presepsi ini
sama
terjadi peralihan dari state retreat menjadi
menyesuaikan
state adaptation.
external dengan ekonomi domestik.
mengemukakan
Holton
bahwa
untuk
alasan-alasan
struktural
permintaan-permintaan
Dengan
globalisasi
ada
ekonomi global telah mengerosi aspek-
kecendrungan bagi negara-negara untuk
aspek tertentu dari kedaulatan nasional tapi
menjadi instrumen penyesuaian ekonomi
tidak mengerosi institusi-institusi nation
mereka terhadap tekana-tekanan pasar
state
itu
sendiri.
Selanjuntnya
dunia. Penyesuaian terhadap kompetisi
dalam
global adalah kategori baru yang sangat
competition state, negara di paksa untuk
penting. Ian Clark menyimpulkan tiga
bertindak lebih dan lebih lagi sebagai
aspek dari globalisasi yang mesti menjadi
pemain
hirauan
mengemukakan
Cerny(1990)
pasar.
Hal
menyebabkan
ini
secara
cenderung
keseluruhan
kebijakan negara sebagai peminimalisir
ketetapan-ketetapan kesejahteraan untuk
membuatnya
lebih
kompetitif
negara
dalam
menghadapi
for
international
competition state :
1.
The
drive
competitiveness.
secara
Jangkauan kebijakan negara telah
internasional.
dipersempit oleh pentingnya
Selanjutnya
Hoogevelt,
berpendapat bahwa fungsi negara telah di
lawan, karena itu perlu dilakukan reorganized untuk menyesuaikan ekonomi
domestik dan kebijakan-kebijakan sosisal
yang cocok dengan akumulasi pasar global
dan kapitalis global. Negara terpaksa
mempertahankan daya kompetisi secara
internasional. Hal ini pada gilirannya
mendikte kehatian-hatian dan pentingnya
mengurangi tingkat pinjaman pemerintah
seperti hal nya mengurangi pengeluaran
publik. Akan tetapi negara memiliki
kekuatan sendiri ketika berinteraksi
bertindak atau berperilaku dalam cara yang
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 90
dengan sistem. Interaksi di sini adalah
Negara yang tidak sukses dalam
interaksi dengan negara lain yang
kompetisi internasional akan menghadapi
mengakibatkan penciptaan sistem negara
resiko dibebani oleh tingkat pengeluaran
yang berciri anarki.
yang tinggi. Pada saat yang sama, pada
Skocpol menyatakan bahwa suatu
lingkaran setan ini biaya sosial yang tinggi
negara modern selalu menjadi bagian dari
mengurangi kemampuan untuk bersaing,
sistem persaingan dan yang melibatkan
oleh
negara-negara. Dalam konteks ini negara
memiliki kebanggaan dan hak-hak
istimewa preogratif yang ekslusif dalam
menghadapi semua penantang-penantang.
karena
itu
pemerintah
harus
meningkatkan penampilannya, menurut
kriteria yang dapat diterima oleh pasar
internasional.
Pendapat ini merujuk kepada
Untuk mengendalikan anarkisme sistem
argumen Cerny, bahwa negara yang
negara harus menjadi kuat agar kapasitas
sedang mengalami proses marketisasi
negara tidak tererosi sepenuhnya
untuk mengejar daya kompetitif akan
melainkan mencari bentuk lain untuk
berakibat pada perubahan-perubahan
mengendalikan globalisasi. Kekuatan
sektor ekonomi kunci yang kurang mampu
negara dari dalam terletak pada institusi
bersaing. “government increasingly
sosial dari sistem negara itu sendiri dan
measure their performance according to
dari luar negara ditopang oleh
criteria acceptable to financial market, is
persenjataan, kedaulatan, kesamaan dan
his consideration judgement and
non intervensi. Negara yang tidak kuat
accordingly they must be seen as strong
secara institusi internal akan mudah
our sound if they are to retain the
dikendalikan oleh kekuatan ekternal.
2.
The
constraint
of
financial
soundness
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 91
Liberalisasi memunculkan ide yang
confidence of the international financial
community”.11
membantu pasar ; tidak adanya kontrol
Konsekuensi lebih lanjut akan
pada
aliran
modal
dan
pencegahan
menghasilkan upah yang lebih murah,
terhadap krisis finansial yang besar.
pajak yang lebih rendah dan negara seakan
Dengan ini berbagai jenis keputusan dan
tidak punya pilihan karena ketakutan akan
non keputusan negara menciptakan suatu
berpindahnya produksi dan investasi ke
tempat lain. Kontrol politik terhadap
tingkat
suku
diserahkan
bunga
kepada
domestik
dan
integrasi
finansial
internasional.
Pemerintah nasional tidak dapat
perlengkapan lain yang serupa. Dengan
mengontrol aliran modal yang melewati
kata lain, control of economi policy yang
batas-batas negara. Karena itu tidak juga
tidak
bisa mengatur tingkat suku bunga, nilai
ditinggalkan
mengatasi
kemunduran
bentuk-
mata uang yang tetap atau mengejar
koordinasi
kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang
memusatkan
tidak memenuhi pilihan-pilihan pasar.
perhatian pada kebijakan moneter dan
Andrews mengemukakan bahwa derajat
fiskal. Mereka harus terlihat kuat jika ingin
mobilitas
mempertahankan kepercayaan komunitas
mengakibatkan
finansial
nasional
untuk
finansial
domestik.
bentuk
lain
internasional
dan
sentral
intensifikasi
dan
mampu
bank
telah
iklim ekonomi yang kondusif terhadap
mengambil
dari
yang
usaha
lebih
internasional
senada
dengan
argumen Cerney tersebut.
3.
The
mobility
consequences
of
capital
dapat
modal
antar
keputusan
dinyatakan
negara
kebijakan
meliberalisasi
Dengan
bahwa
pasar
demikian
“capitalist
globalization” adalah suatu proses yang
terjadi didalam, melalui dan di bawah
pengawasan negara-negara.
11
ibid
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 92
Argumentasi
yang
Jadi, dapat disimpulkan globalisasi
mengatakan
bahwa kapasitas pengaturan negara telah
merupakan
tererosi
yang
oleh
terbantahkan
proses
dalam
globalisasi
perspektif
state
paksaan-paksaan
mengharuskan
melakukan
penyesuaian
eksternal
negara
untuk
bila
negara
adaptation ini. Proposisi sentral yang juga
tersebut berkeinginan
mendukung hal ini dikemukan oleh Boyer
dalam kondisi anarkisme sistim ekonomi
(1996) :
global. Penyesuaian (adaptation) tersebut
“market is not it’s selfregulating mechanism and is it’s
self contingent upon political
framework put in place by benign
untuk bertahan
di lakukan secara struktural yang nantinya
berujung pada transformasi atau reformasi
kebijakan ekonomi domestik dan luar
negeri.
public institution. Without this
support, the market is not self-
Kesimpulan
sustaining. Thus its argued that
FDI menjadi salah satu sumber
policy innovation of the 1980s will
in
due
course
be
politically
tempered by reassertion of new
form of state intervention. So that
policy
become
once
more
embedded in national political
preverence”.12
pembiayaan (modal) yang penting bagi
negara
berkembang,
dan
mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi pembangunan melalui transfer asset
dan manajemen, serta transfer teknologi
guna mendorong perekonomian negara.
Suatu hal yang harus disadari dalam
menilai
kontribusi
FDI
terhadap
pembangunan adalah bahwa perhatian
perusahaan-perusahaan
12
multinasional
ibid.
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 93
secara nyata lebih tertuju kepada upaya
arus masuk modal asing karena kebutuhan
maksimalisasi keuntungan atau tingkat
pembangunan namun negara juga harus
hasil finansial atas setiap sen modal yang
meningkatkan kapasitasnya dan berusaha
mereka
menjadi negara as competitor. Dalam hal
keluarkan.
Perusahaan
multinasional atau pemilik modal swasta
ini,
asing tidak tertarik untuk menunjang usaha
beradaptasi dan menjadi dengan malkukan
pembangunan
penguatan daya saing dalam negeri.
yang
tidak
akan
negara
harus
berusaha
untuk
memberikan keuntungan bagi mereka.
Implikasi yang tidak positif dan tidak
sesuai dengan harapan yang telah terjadi
Referensi
dari parktek FDI yang diwujudkan dalam
Kavaljit Singh, Memahami Globalisasi
operasi
menimbulkan
Keuangan, Panduan untuk Memperkuat
perdebatan yang panjang terhadap peran
Rakya, Terj.Fredrick Ruma ( Jakarta :
negara dalam mengelola FDI. Intisari
Yakoma-PGI, 1998)
perdebatan yang terjadi terletak paad
George C. Lodge, George C. Lodge,
perbedaan pandangan mengenai hakikat
Managing Globalization in The Age of
dan makna dasar dari pembangunan
Interdependence (Johannesburg : Pfeiffer
ekonomi serta bagaimana peran negara
Company)
dalam meregulasi perkembangan tersebut.
Torado, Michael P. 1998. Economic
MNCs
ini
Disamping adanya pandangan yang
mendukung FDI dan ada pandangan yang
menentang
FDI,
mengetengahkan
penulis
mencoba
pemikiran
alternative
yang lebih moderate dimana negara tetap
Development/sixth edition. Terj. Haris
Munandar. Pembangunan Ekonomi di
Dunia Ketiga. (Jakarta : Erlangga)
Thomas Oatley. International Political
Economy Interest and Institution in the
membuka ekonominya untuk menerima
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 94
Global Economy 2nd Edition, (New York :
Centuries,
(New
Jersey
:
Princeton
Prentice Education, 2006)
University Press, 2000
Robert Gilpin, The Challenge of the World
Ian Clark Competition state, Globalisation
Economy of Capitalism in the 21st
and International Relation Theory
(
Oxford University Press )
Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 95