MANAJEMEN PEMASARAN IKAN PINDANG Diusulk (1)

MANAJEMEN PEMASARAN IKAN PINDANG

Diusulkanoleh :
Dwi Artama

1414511034

Ratih Permitha Syury

1414511035

Rizaldi Cahya Bramasta

1414511036

Shaumi Slamiaty

1414511037

Trisna Buana Putra


1414511038

Januarta Triska

1414511039

Ika Arofa Setiawati

1414511040

Ines Nadhifah

1414511041

Desy Shintya Irene

1414511042

Hendra Yoga


1414511043

UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik.
Penulisan karya ilmiah ini dapat dilaksanakan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
rekan-rekan siswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Karya ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
”MANAJEMEN PEMASARAN IKAN PINDANG” yang penulis sajikan berdasarkan dari
berbagai sumber. Karya ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabarandan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini memiliki banyak kekurangan untuk itu penulis
memohon agar semua pihak dapat menyumpurnakan karya ilmiah yang dibuat sehingga berguna

bagi pembaca. Penulis menyadari pula bahwa dalam pembuatan karya ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Gerokgak 07 Februari 2013

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang.................................................................................1

1.2


Rumusan Masalah............................................................................4

1.3

Tujuan..............................................................................................4

1.4

Manfaat............................................................................................5

1.5

Tinjauan Pustaka ……………………………….…………………5

BAB II METODE PENELITIAN
2.1

Penentuan Lokasi………………………………………………….9

2.2


Jenis, dan Metode Pengumpulan Data…………………………….9

2.3

Metode Analisa Data……………………………………………..10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1

Hasil................................................................................................11

3.2

Pembahasan....................................................................................14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Simpulan ........................................................................................19


4.2

Saran...............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LatarBelakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya
perikanan dan kelautan sangat besar, dengan luas perairan 5,8 juta km2 dan gugusan pulaupulau sebanyak 17.480 dengan panjang pantai 95.181 km.Potensi produksi perikanan laut
(tangkap) di perairan Indonesia diperkirakan mencapai 6,26 juta/tahun. Produksi perikanan
tangkap Indonesia telah mencapai 4,8 ton atau 77,4% dan jumlah nelayan pun telah naik
menjadi 3,4 juta orang, oleh karena itu Indonesia dapat dikatakan kaya akan sumbersumber perikanan yang secara potensial dapat meningkatkan konsumsi protein hewani,
khususnya yang berasal dari ikan.
Ikan mempunyai peranan penting sebagai penyumbang protein bagi masyarakat
Indonesia.Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah

kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna (Astawan, 2003).
Namun penduduk Indonesia sangat rendah konsumsi ikannya. Pada tahun 2003
mencapai 23 kg/orang/tahun, bandingkan dengan tingkat konsumsi ikan rata-rata per kapita
per tahun di Hongkong, Singapura, Taiwan, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Malaysia
berturut-turut adalah 80, 70, 65, 60, 35, 30 kg dan Bangsa Jepang rata-rata 110
kg/orang/tahun. Salah satu penyebab hal tersebut adalah ketersediaan ikan per kapita yang
belum terdistribusi secara merata. Pengolahan dapat membuat ikan menjadi awet dan
memungkinkan untuk didistribusikan dari pusat produksi ke pusat konsumsi.
Ikan pindang merupakan salah satu hasil olahan makanan untuk membuat ikan menjadi
awet sehingga sangat memungkinkan untuk didistribusikan. Dalam urutan hasil olahan
tradisional, ikan pindang menduduki tempat kedua setelah ikan asin. Dilihat dari sudut
program peningkatan konsumsi protein masyarakat, Ikan pindang mempunyai prospek
yang lebih baik daripada ikan asin. Hal ini mengingat bahwa ikan pindang mempunyai
cita-rasa yang

lebih lezat dan tidak begitu asin jika dibandingkan dengan ikan asin

sehingga dapat dimakan dalam jumlah yang lebih banyak. Kelebihan ikan pindang dan

ikan asin ialah ikan pindang merupakan produk yang siap untuk dimakan (ready to eat). Di

samping itu juga praktis semua jenis ikan dari berbagai ukuran dapat diolah menjadi ikan
pindang. (BadanRisetKelautandanPerikanan. 2005).
Selain berbagai kelebihan pengolahan ikan pindang, kendala utama yang dihadapi
pengolah ikan pindang adalah berfluktuasinya harga produk olahan pindang, biaya
produksi yang tidak tetap seperti bahan bakar, kayu, biaya pendistribusian ikan pindang,
yang akan memengaruhi nilai jual ikan pindang ke tangan konsumen, terutama untuk
pengolah skala sedang dan besar. Masalah lain adalah kurangnya informasi pasar terhadap
berapa jumlah ikan yang sudah ditangkap, dimana, jenis-jenis ikan apa saja, harga
penawaran, harga permintaan dan sebagainya. Menurut Patadungan (2005), Informasi
pasar penting diketahui oleh pelaku pemasaran hasil olahan ikan, mengingat tersebarnya
daerah-daerah produksi dan jauh dari pasar-pasar konsumen, serta adanya mata rantai
distribusi yang panjang berarti bahwa seorang pedagang atau nelayan di daerah produksi
akan sulit untuk mengetahui keadaan pasar di daerah konsumen.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu langkah yang dapat diambil adalah
membuat sistem manajemen yang berfungsi untuk mengatur berbagai kegiatan berkaitan
dengan pemasaran ikan pindang.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis mengambil judul
“MANAJEMEN PEMASARAN IKAN PINDANG ”
Adapun yang menjadi pokok bahasan penulis adalah evaluasi proses produksi dan
ditribusi pemasaran, prospek pemasaran serta strategi pengembangan usaha pengolahan

ikan pindang.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam paper ini antara lain:
1.

Bagaimana proses produksi dan distribusi ikan pindang dilakukan?

2.

Bagaimana prospek pemasaran ikan pindang?

3.

1.3

Bagaimana strategi pengembangan usaha pengolahan ikan pindang?


Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan paper “Manajemen Pemasaran Ikan Pindang” ini adalah:

1.4

1.

Mengetahui proses produksi dan distribusi ikan pindang.

2.

Mengetahui prospek pemasaran ikan pindang.

3.

Mengetahui strategi pengembangan usaha pengolahan ikan pindang.

Manfaat Penulisan
Manfaat penyusunan paper “Manajemen Pemasaran Ikan Pindang” ini adalah:


1.5

1.

Agar pembaca mengetahui proses produksi dan distribusi ikan pindang.

2.

Agar pembaca mengetahui prospek pemasaran ikan pindang.

3.

Agar pembaca mengetahui strategi pengembangan usaha pengolahan ikan pindang.

Tinjauan Pustaka
1.

Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan adalah upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang
menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan. Jenis ikan air tawar adalah nila,
gurami, mujahi, tambakan,

ikan mas. Sedangkan jenis ikan laut adalah layang,

kembung, tongkol, bawal, selar, kuro, bandeng, lemuru, ekor kuning, dan hiu.
2.

Distribusi Pemasaran
Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli, dimana terdapat permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga.
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana seseorang atau kelompok
mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran
produk dan nilai (kolter 1993)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Proses Produksi dan Distribusi Ikan Pindang
Proses produksi dan distribusi yang baik dan benar akan dibahas sebagai berikut :
2.1.1

Proses Produksi
Pemindangan ikan adalah upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan
yang menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan. Pengolahan tersebut
dilakukan dengan merebus atau memanaskan ikan dalam suasana beragam selama
waktu tertentu di dalam wadah. Wadah ini digunakan sebagai tempat ikan selama
perebusan atau pemanasan dan sekaligus digunakan sebagai kemasan selama
transportasi dan pemanasan.
Jenis ikan yang bisa dipindang cukup beragam. Mulai dari ikan kecil
hingga ikan besar dan dari ikan air tawar sampai ikan airlaut:
Jenis ikan air tawar

: nila, gurami, mujahi, tambakan, ikan mas

Jenis ikan laut

: layang, kembung, tongkol, bawal, selar, kuro, bandeng,

lemuru, ekor kuning, dan hiu.
Daya simpan ikan pindang antara lain tergantung pada jumlah garam yang
dipakai dan lama perebusan. Setelah ikan didatangkan dari tempat penampungan
ikan, kemudian ikan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan jenis ikan yang akan
dipindang. Selanjutnya ikan dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan
lendirnya. Kemudian ikan dilumuri garam dan disusun rapi dalam wadah. Di
diamkan sekitar 1-3 jam agar garam meresap kedalam daging ikan. Susunan
wadah tersebut direbus di dalam air mendidih dalam keadaan mengapung selama
15-45 menit. Cara perebusannya yaitu dengan mengikat menggunakan tali dan
menggantungkannya pada tongkat bambu. Ikan pindang yang sudah jadi dikemas
dengan menggunakan wadah yang disebut besek disesuaikan berdasarkan ukuran
ikan. Satu besek berisi 3-4 ekor ikan pindang berukuran kecil dan 2 ekor ikan
berukuran besar. Setelah besek diisi kemudian ditumpuk/disusun.

Ikan layang adalah ikan yang paling banyak digunakan sebagai bahan
baku pembuatan ikan pindang. Selain harganya murah, ikan layang banyak
ditangkap oleh nelayan . Bahan pembantu berupa garam (NaCl). Jenis garam yang
digunakan adalah garam kasar. Jumlah garam yang dibutuhkan disesuaikan
dengan selera rasa asin. Umumnya dalam pengolahan ikan pindang, garam yang
dibutuhkan sekitar 20% dari berat ikan. Garam dapur merupakan bahan yang
umum digunakan. Hal ini disebabkan garam dapur memiliki sifat dapat
menyebabkan berkurangnya jumlah air yang terkandung dalam daging ikan,
sehingga kadar air dalam daging berkurang dan menyebabkan akivitas
mikroorganisme terhambat.

2.1.2

Distribusi Pemasaran
Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli, dimana terdapat permintaan dan penawaran untuk
membentuk suatu harga. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
dimana seseorang atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Selama ini
kebutuhan akan ikan layang untuk diolah menjadi ikan pindang masih tercukupi.
Karena setiap hari nelayan mampu mencukupi permintaan ikan layang.
Distribusi yang disebut dengan distribusi secara tidak

langsung

dikarenakan proses penyampaian barang dari produsen ke konsumen mencakup
beberapa pelaku pemasaran. Para pelaku yang terlibat dalam pemasaran ikan
layang adalah : produsen, pedagang besar, pengolah dan pedagang pengecer.
Berdasarkan kualitasnya ikan layang dibagi menjadi 3, yaitu ikan layang
kualitas 1, 2 dan 3. Ikan layang kualitas nomor 1 dan nomor 2, memiliki mata
rantai pemasaran sebagai berikut :
NelayanPPI(melalui lelang)PedagangbesarPedagangPengecerKonsumen
Sedangkan ikan layang kualitas nomor 3, pola distribusinya sebagai berikut :
Nelayan PPI Pengolah Pedagang pengecer.

Ikan layang kualitas nomor 3 tersebut kemudian dibeli oleh para pengolah untuk
kemudian diolah menjadi ikan asin atau ikan pindang. Lalu, ikan yang telah
diolahtersebut dibawa ke pedagang pengecer untuk dijual di pasar. Jadi
kebanyakan ikan layangyang digunakan sebagai bahan baku merupakan jenis ikan
layang dengan kualitas nomor 3. Ikan layang kualitas nomor 3 yang dijual oleh
nelayan merupakan ikan yang sudah dalam keadaan asin basah, artinya ikan
layang tersebut sebelum dijual telah dicampur dengan garam oleh nelayan selama
disimpan dalam pendingin/pembeku . Karena jenisikan layang kualitas nomor 1
dan nomor2 adalah jenis ikan yang masih segar, yaitu ikan yang ditangkap
terakhir selama penangkapan. Kebanyakan jenis ini dijual dalam bentuk segar.
Jadi persentase ikan layang segar dan yang diolah sekitar 70 % (untuk ikan segar)
dan 30% (untuk diolah menjadi ikan pindang).

2.2

Prospek Pemasaran Ikan Pindang
Jika kita lihat bagaimana tentang prospek ikan pindang, prospek tentang produksi
ikan cukup cerah. Jika kita bandingkan dengan ikan lainya seperti ikan asin, kandungan
airnya masih cukup tinggi dibandingkan ikan asin sehingga rasanya lebih disukai
konsumen. Ikan pindang juga termasuk produk siap santap, mudah diolah menjadi olahan
lain sesuai selera. Dengan demikian ikan pindang dapat dimakan dengan jumlah besar.
Cara pengolahan ikan pindang cukup sederhana dan tidak menuntut keahlian
khusus. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pun tidak mahal, sehingga apa yang
dibutuhkan tidak terlalu tinggi. Dengan kemudahan berproduksi, ikan pindang berpeluang
besar untuk dikembangkan.
Pemasaran ikan pindang yang menggunakan bahan baku ikan layang mempunyai
prospek pasar karena produk ikan pindang layang telah lama dikenal oleh sebagian
masyarakat sebagai hasil laut yang menjadi bahan pelengkap makanan sehari-hari.
konsumen. Dilihat dari kelompok kelas sosial yang mengkonsumsi ikan pindang hampir
ada di semua kelas sosial. Kemudian perilaku konsumen menganggap ikan pindang
sebagai pelengkap makan sayur-sayuran dan lauk-pauk yang nikmat. Dengan gambaran
ini, produk ikan pindang mempunyai prospek di pasar.

2.3

Strategi Pemasaran Ikan Pindang
1. Strategi Pertama
Strategi yang pertama adalah dengan melakukan pengolahan terhadap produk
ikan pindang yang kita miliki, kita bias melakukan inovasi terhadap produk ikan
pindang agar berbeda dari produk ikan lainnya dan terlihat lebih menarik dari produk
ikan lainnya, salah satu contoh adalah membuat kemasan produk ikan pindang yang
kita pasarkan harus unik dan menarik agar bias memikat hati konsumen. Kita juga bias
melakukan perbaikan terhadap produk yang sudah ada agar dapat bersaing dengan
produk-produk lain. Inti dari strategi mengembangkan usaha yang pertama ini adalah
produk yang kita miliki tidak boleh kalah dan harus bias bersaing dengan produk
lainnya.
2. Strategi Kedua
Strategi yang kedua adalah melakukan pengembangan produk ikan pindang
dengan melakukan promosi/ iklan secara konsisten, jika kita mengenalkan produk ikan
pindang kita secara terus-menerus atau konsisten maka parakonsumen tidak akan
mudah melupakan merk produk ikan pindang yang kita tawarkan, dan diharapkan
produk kita dapat menjadi pertimbangan parakonsumen.
3. Strategi Ketiga
Strategi yang ketiga adalah dengan memberikan harga yang terjangkau dan
kompetitif terhadap produk ikan pindang yang kita tawarkan, serta memberikan
pelayanan yang maksimal terhadap konsumen/ pelanggan. Jangan memberikan harga
yang terlalu mahal. Kita hanya perlu memastikan bahwa kita tidak mengalami
kerugian, dan berikanlah pelayanan semaksimal mungkin kepada para konsumen
maupun pelanggan agar mereka dapat menilai langsung keunggulan kinerja kita.
4. Strategi Keempat
Strategi yang keempat adalah mencoba menjalin hubungan yang harmonis kepada
para pihak internal maupun eksternal yang terlibat dalam bisnis ikan pindang yang kita
jalankan. Pihak eksternal dapat meliputi para distributor, pemasok, ataupun para

pelanggan, sedang kanpihak internal seperti parakaryawan. Bisa kita bayangkan jika
hubungan kita dengan mereka tida kharmonis, maka bisnis

yang kita jalankan

tidakakan berjalan lancar
5. Strategi Kelima
Strategi yang kelima adalah kita harus berusaha keras, bersungguh-sungguh dan
mau belajar dari pengalaman. Ini yang harus kita lakukan jika ingin usaha yang telah
kita rintis dengan susah payah dapat berkembang.

BAB III
KESIMPULAN
5.1

Kesimpulan
Pengolah ikan pindang lebih banyak menggunakan teknik pemindangan air garam
dengan memakai besek/keranjang. Rata-rata enis ikan layang paling banyak digunakan
sebagai bahan baku pembuatan ikan pindang. Selain harganya murah, ikan layang banyak
ditangkap oleh nelayan. Bahan pembantuberupa garam (NaCl).Pemasaran ikan pindang
layangmempunyai prospek pasar karena produkikan pindang telah lama dikenal
olehsebagian

masyarakat

karena

cita

rasanyaenak,

cara

pengolahan

sederhana,

mudahdiolah menjadi olahan lain dan mempunyai pengaruh pasar sendiri. Prospek
inididukung

tersedianya

sumberdaya

ikan

dantingginyapermintaan

konsumen.

Namunkualitas/mutu ikan pindang perludiperbaiki dengan melakukan perbaikancara
pengolahan yang benar mulai daribahan baku, bahan pembantu, prosesproduksi,
produkakhir,pengemasanhinggapendistribusian, serta penegakanprinsip yang baik.Produk
yang diinginkan konsumen adalahikan pindang yang bebas dari bahan berbahaya.
Pengolahan ikan pindang di beberapa tempat memerlukan pembinaan daripihak (lembaga)
terkait yang berkompetendalam menentukan kebijakan, seperti :penyuluhan / kampanye,
pendidikan /pelatihan, usaha binaan, dan pemberdayaanguna meningkatkan usaha dan taraf
hidupmereka.
5.2

Saran
Bagi pembaca diharapkan bisa memahami dan menyebar luaskan kepada masyarakat
agar semua masyarakat bisa memahami cara pembuatan pindang dan bagaimana cara
mendistribusikan kepada para konsumen. Dan bagaimana strategi yang sangat tepat untuk
menjual ikan pindang tersebut dangan cara yang modern.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2005.Ikan Pindang. Dinas Perikanan dan Kelautan, Jakarta.
(http://www.brkp.dkp.go.id.)
Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran (Penerjemah : Jaka Wasana). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Patadungan, J. 2005. Evaluasi Sistem Pemasaran Hasil-hasil Perikanan Kaitannya dengan Pembinaan
Mutu Hasil-hasil Perikanan. Dirjen Perikanan, Jakarta.

http://www.slideshare.net/Julita_Anggrek/tugas-iv-manajemen-pemasaran-ekspor-ikan
http://www.slideshare.net/Julita_Anggrek/manajemen-pemasaran-ikan-kerapu