latar belakang dan jalan tol

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, transportasi adalah suatu aspek kehidupan yang sangat
menunjang dalam berbagai segi kehidupan. Semakin baik transportasi yang
ada, semakin baik pula tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Salah
satu segi transportasi yang akhir-akhir ini semakin gencar ditingkatkan adalah
yang berkaitan dengan pembangunan jalan tol.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
berkomitmen untuk mempercepat pembangunan sejumlah proyek jalan tol di
Indonesia. Hal ini sesuai visi Nawacita di antaranya untuk membangun
infrastruktur secara komprehensif. Termasuk di dalamnya adalah transportasi
umum yang terintegrasi di darat, laut dan udara serta peningkatan kapasitas
jalan, melalui pelebaran jalan, penambahan jalan baru dan pembangunan jalan
tol.
Prioritas percepatan pembangunan jalan tol diutamakan pada 5 proyek
yakni Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Non Trans Jawa, Jalan Tol Sumatera,
Jalan Tol-Manado Bitung dan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Progres
pembangunan jalan tol Trans Jawa yang terdiri dari 9 ruas yang mencapai
kemajuan-kemajuan berarti baik untuk pengadaan tanah dan konstruksi.
Berdasarkan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Jalan Tol Tahun 2015 yang

dirilis Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Agustus 2015,
ruas-ruas tol yang menjadi prioritas telah menunjukkan perkembangan yang
berarti.
Dalam pelaksanaan proyek Trans Jawa, ruas jalan tol yang dikerjakan
antara lain adalah ruas tol Cikampek–Palimanan (ruas 1) sepanjang 117 km,
ruas tol Pejangan–Pemalang (ruas 2) sepanjang 58 km, ruas tol PematangBatang (ruas 3) sepanjang 29 km, ruas tol

Batang–Semarang (ruas 4)

sepanjang 75 km, ruas tol Semarang–Solo (ruas 5) sepanjang 72 km, ruas tol
Solo–Ngawi (ruas 6) sepanjang 90 km, ruas tol Ngawi–Kertosono (ruas 7)

1

sepanjang 87 km, ruas tol Mojokerto–Jombang–Kertosono (ruas 8) sepanjang
41 km, dan ruas tol Mojokerto–Surabaya (ruas 9) sepanjang 36 km.
Sehubungan dengan uraian yang telah dijelaskan di atas maka, penulis
ingin mencoba mengambil bahasan dari salah satu bagian ruas jalan tol Trans
Jawa yaitu Proyek Tol Solo – Kertosono. Lingkup pembahasan dari penulis
yakni tentang struktur organisasi proyek tersebut. Demikianlah latar belakang

penulis mengambil topik untuk dikembangkan pembahasannya dalam makalah
ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka,
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.2.1

Bagaimana struktur organisasi dari sebuah proyek?

1.2.2

Bagaimana struktur organisasi dari proyek jalan tol Solo-Kertosono?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1.3.1

Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi dalam sebuah proyek


1.3.2

Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi pada Proyek Jalan Tol
Solo-Kertosono

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas maka, manfaat yang ingin
dicapai sebagai berikut:
1.4.1

Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai struktur
organisasi dalam suatu proyek, khususnya Proyek Jalan Tol SoloKertosono

1.4.2

Bagi Lembaga
Untuk mendapatkan teori mengenai struktur organisasi dalam suatu
proyek.


2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STRUKTUR ORGANISASI

2.1.1

Definisi
Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan

bagaimana pekerjaan dibagi, dikoordinasikan, dan dikelompokkan secara
formal.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun
posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Kerangka

kerja


organisasi

disebut

sebagai

desain

organisasi

(organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi
dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).
2.1.2
-

Elemen Struktur Organisasi
Spesialisasi pekerjaan.
Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa
pekerjaan tersendiri.


-

Departementalisasi.
Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersamasama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan
pelanggan.

-

Rantai komando.

3

Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung
jawab kepada siapa.
-

Rentang kendali.
Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien

dan efektif.

-

Sentralisasi dan Desentralisasi.
Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah
lawan dari sentralisasi.

-

Formalisasi.
Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

2.1.3
-

Faktor Penentu Struktur Organisasi
Strategi.
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen

untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi
organisasi maka logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Lebih
tepatnya, struktur harus mengikuti strategi

-

Ukuran.
Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang
dalam organisasi tersebut.

-

Teknologi Organisasi.
Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk
teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi
output.

-

Lingkungan.

Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen
kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas
finansial.

4

2.2 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI

2.2.1

Definisi
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama
dengan kemampuan dan keahlianya masing–masing untuk mencapai suatu
tujuan sesuai yang direncanakan.
Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan
kegiatan konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri
secara konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang
menyangkut beberapa unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama.


2.2.2

Unit Organisasi

2.2.2.1 Unit Organisasi Pemilik Proyek / Employer

-

Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah pihak yang menginginkan suatu fasilitas
proyek, sekaligus yang menangung pembiayaan proyek yang akan
didirikan.

-

Pemimpin Proyek (PIMPRO)
Pemimpin Proyek adalah orang yang diangkat untuk memimpin
pelaksanaan kegiatan proyek, mempunyai hak, wewenang, fungsi serta
bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang dipimpinnya dalam

mencapai target yang telah ditetapkan.
Tugas Pimpinan Proyek (pimpro) :
 Mengambil keputusan terakhir yang berhubungan dengan
pembangunan proyek.
 Menandatangani Surat Perintah Keja (SPK) dan surat perjanjian
(kontrak) antara pimpro dengan kontraktor.
 Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada kontraktor.
 Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan
 Memberikan semua instruksi kepada konsultan pengawas.

5

-

Bendahara.
Bendahara adalah orang yang bertanggung jawab kepada
Pemimpin Proyek atas pengaturan penbiayaan sesuai dengan peraturan
yang berlaku pada pelaksanaan proyek.
Tugas dan kewajiban Bendahara yaitu :
 Mematuhi peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku
bagi pelaksanaan keuangan Daerah dan Negara.
 Membuat buku kas umum beserta buku penunjangnya.
 Mengadakan data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan
pembukuan.
 Bertangung jawab atas uang kas proyek yang diamanatkan oleh
Pemimpin Proyek.
 Menyelenggarakan pengurusan keuangan baik bersifat penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya
atas pengolahan keuangan proyek.
 Membuat

Surat

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan

Anggaran Pembangunan (SPJP).
-

Kepala Urusan Tata Usaha.
Tugas kepala urusan tata usaha yaitu:

 Menginventaris semua barang-barang milik proyek.
 Membuat pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.
 Memelihara peralatan administrasi dan bangunan kantor.
 Mempersiapkan semua kebutuhan perlengkapan administrasi dan alatalat kantor untuk menunjang kelancaran proyek tersebut.
-

Kepala Urusan Teknik
Tugas kepala urusan teknik yaitu:
 Membantu pelaksana kegiatan dalam mengendalikan proyek sejak
awal kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan.

6

 Membantu mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
sehingga sesuai dengan yang direncanakan.
 Memberikan saran-saran teknis kepada pelaksanaan kegiatan.
 Mengambil keputusan yang berhubungan dengan proyek atas
persetujuan pelaksana kegiatan.
 Mengumpulkan, meneliti dan mengelola data yang berhubungan
dengan pelaksanaan proyek.

-

Pengawas Lapangan.
Pengawas lapangan adalah orang yang melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati agar dapat memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek
mengenai kualitas material dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
rencana atau belum.
Tugas dan tanggung jawab pengawas lapangan yaitu :

 Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap
terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja.

 Menampung segala persoalan di lapangan dan menyampaikannya
kepada pemimpin proyek.

 Membantu survey dan mengumpulkan data di lapangan.
 Menjaga hubungan baik dengan instasi serta masyarakat setempat
yang berhubungan dengan pekerjaan.

 Meneliti laporan bulanan yang diserahkan oleh kontaktor.
-

Pelaksana Kegiatan.
Tugas pelaksana kegiatan yaitu :
 Mengendalikan

proyek

sejak

awal

kegiatan

sampai

selesai

pelaksanaan.
 Memberikan semua instruksi kepada konsultan pengawas.
 Menyetujui atau menolak pekerjaan tambah kurang
 Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan

7

-

Pemegang Kas
Tugas pemegang kas yaitu :

 Meyelenggarakan data-data kearsipan yang berhubungan dengan
bukti-bukti pembukuan keuangan selama pelaksanaan proyek.

 Bertanggung jawab atas pengelolaan admisinistrasi keuangan proyek.
 Melaksanakan pembayaran atas persetujuan pelaksana kegiatan serta
menyiapkan surat permintaan pembayaran (SPP).

 Menyelenggarakan buku kas umum dengan buku-buku pembantunya.
-

Pelaksana Administrasi Keuangan
Tugas pelaksana adminstrasi keuangan yaitu :

 Mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam
bentuk batas biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan.

 Menyelenggarakan sistem administrasi umum dan teknis dalam
rangka memperlancar pengelolaan proyek.

 Membuat

pembukuan

arsip-arsip

yang

berhubungan

dengan

pelaksanaan proyek.

 Melaksanakan pengendalian biaya selama pelaksanaan proyek.
2.2.2.2 Unit Organisasi Kontraktor Pelaksana
-

General Superintendent.
General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor pelaksana
yang berada dilapangan. General Superintendent merupakan wakil mutlak
dari perusahaan.
Tugas General Superintendent yaitu :
 Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
 Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai

selesai.
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
 Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan

sesuai dengan tugasnya masing- masing.

8

-

Deputy General Superintendent.
Tugas Deputy General Superintendent yaitu :
 Bertanggung jawab kepada general superintendent.
 Mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas persetujuan
general superintendent.
 Membantu general superintendent dalam mengkoordinir pelaksanaan
proyek dari awal sampai selesai.

-

Site Engineer Manager.
Tugas Site Engineer Manager yaitu :
 Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.
 Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain
dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan palaksanaan di
lapangan.
 Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak.

-

Site Adm. Manager.
Tugas Site Adm. Manager yaitu :

 Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.
 Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek.
 Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek.
 Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.
-

Site Operation Manager.
Tugas site Operation Manager yaitu :
 Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
 Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak.

9

 Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi
dan efektifitas yang tinggi.
 Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan
pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
-

Progress/ Monthly Certificate (MC)
Tugas Progress/MC yaitu :
 Memberikan rekomondasi kepada perencana agar dapat mencapai
kemajuan pekerjaan yang telah direncanakan.
 Memonitor kemajuan pekerjaan yang telah selesai.
 Memeriksa kemajuan apakah pekerjaan sesuai dengan perencanaan.

-

Quality Control.
Tugas Quality Control yaitu :
 Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
 Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut
sesuai dengan dokumen.
 Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

-

Pelaksana.
Tugas pelaksana yaitu :
 Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.
 Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.
 Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.

-

Surveyor/Drawing.
Tugas Surveyor/Drawing yaitu :
 Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.
 Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapangan.
 Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.

2.2.2.3 Unit Organisasi Konsultan Pelaksana

10

-

Site Engineer.
Tugas Site Engineer yaitu :
 Bertanggung jawab kepada pemilik proyek.
 Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk-petunjuk atas wewenang yang diberikan pelaksana kegiatan.
 Mengatur atau menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi
pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
 Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian mutu
dan volume pekerjaan.

-

Highway Engineer
Tugas Highway Engineer yaitu :

 Menganalisa data survey lapangan, data lain yang tersedia seperti tipe
dan volume lalu lintas dan meyiapkan detai desain, perkiraan jumlah
dan biaya, serta pekerjaan dan usulan perubahan.

 Menyiapkan rencana kerja detail pekerjaan untuk menyelidiki
termasuk

pengeboran

mengkoordinasikan

atau

semua

sondir
kegiatan

jika
tim

diperlukan
supervisi

dan
dalam

melaksanakan rencana kerja di lapangan.

 Melaksanakan review design dan usulan perubahan design serta biaya,
meyiapkan gambar teknis untuk membuat laporan pada pelaksanaan
kegiatan pengawasan
-

Chief Inspector
Tugas Chief Inspector yaitu :

 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
 Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk “final
payment”.

 Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan
bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.

 Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan kontraktor.

11

-

Quality Engineer.
Tugas Quality Engineer yaitu :
 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
 Menyerahkan

kepada

Site

Engineer

himpunan

data

bulanan

pengendalian mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan data
harus mencakup semua tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan
terperinci
 Melakukan semua analisa semua tes, termasuk usulan komposisi
campuran (job mix formula) dan justifikasi teknik atas persetujuan
dan penolakan usul tersebut.
 Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki
kembali pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.
 Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak memenuhi
syarat dan ketentuan yang berlaku.
 Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontarktor apakah sesuai mutu dan
kualitas yang ditentukan.
-

Quantity Engineer.
Tugas Quantity Engineer yaitu :
 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
 Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
 Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
 Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal
yang menyangkut masalah pengendalian kuantitas.

-

Inspector
Tugas Inspector yaitu :

 Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakan tugasnya.
 Mengirim laporan kepada Site Engineer atau Chief Inspector.

12

 Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi pekerjaan yang
sedang dikerjakan dan memberi laporan kapada Chief Inspector atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.

 Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan
yang digunakan oleh kontaktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian.
-

Surveyor
Tugas Surveyor yaitu :

 Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer.
 Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor
terhadap titik-titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi
maupun elevasi.

 Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan
dan bertanggung jawab atas ketlitian yang didapat.
-

Lab.Technician
Tugas Lab.Technician yaitu :
 Melaksanakan pengambilan contoh tanah/ material dan melakukan
pengujian tanah/ material di laboratorium.
 Mengevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.

2.2.3
-

Tahap Manajemen Proyek
Planning
(Perencanaan) Proses dimana terdapat perencanaan atas semua pekerjaan
yang akan dilaksanakan dari mulai awal sampai akhir termasuk tujuantujuan yang akan dicapai dari proses pembangunan proyek.

-

Organizing
(Organisasi) Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan orang
bekerja secara efektif dan terkoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang
telah disepakati bersama

13

-

Directing
(Pengarahan) Pengarahan merupakan realisasi dari proses perencanaan
yang dilakukan oleh semua anggota kelompok dengan tanggung jawab
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

-

Controlling
(Pengawasan) Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam
pelaksanaan perlu adanya pengawasan sebagai control dan koreksi
terhadap segala penyimpangan yang mungkin terjadi.

-

Coordinating
(Koordinasi) Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya
koordinasi yang baik antar semua pihak yang terlibat didalamnya.
Manajemen proyek yang baik dan didukung oleh kegiatan administrasi
yang baik pula, akan dapat dengan mudah memonitor suatu kegiatan
proyek dilapangan, mudah untuk memantau tingkat kemajuan proyek dan
akan memudahkan dalam menentukan kebijaksanaan atau langkahlangkah yang harus diambil oleh pelaksana proyek

2.3 PROYEK JALAN TOL SOLO-KERTOSONO

2.3.1 Gambaran Singkat
Jalan tol Solo-Kertosono sepanjang 177,12 km terbagi menjadi dua ruas
tol yakni Solo-Ngawi 90,10 km dan Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 km.
Proyek

yang

termasuk

dalam

Jalan

Tol

Trans

Jawa

ini

akan

menghubungkan wilayah Jawa tengah dan Jawa Timur dengan melewati 6
wilayah kabupaten yakni Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Sragen, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Jombang, Kabupaten
Madiun, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Nganjuk.

14

Tol Solo-Ngawi mempunyai nilai investasi sebesar Rp5,14 triliun
dengan rinician biaya konstruksi Rp3,2 triliun dan biaya tanah Rp1,78
triliun. Sementara ruas tol Ngawi-Kertosono, nilai investasinya mencapai
Rp3,83 triliun dengan biaya konstruksi sebesar Rp2,36 triliun dan biaya
tanah Rp1,08 triliun. Sehingga, total investasi ruas Solo-Ngawi-Kertosono
senilai Rp8,97 triliun.
Perkiraan volume kendaraan atau volume lalu lintas (traffic count) yang
akan melewati koridor utama Tol Solo Kertosono lebih dari 10.000
kendaraan per hari.
Diharapkan

pembangunan

jalan

tol

Solo–Kertosono

mampu

meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas jaringan jalan dalam pergerakan
orang dan angkutan barang. Termasuk penyediaan jaringan transportasi
jalan yang efisien di Pulau Jawa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
yang cepat.
Tujuan lain untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional
dan regional dalam area dan kota sepanjang jalan di bagian timur pulau
Jawa, meningkatkan produktifitas melalui pengurangan biaya distribusi,
menyediakan akses ke pasar regional maupun internasional, dan dapat
berfungsi sebagai Solo Outer Ringroad.

15

Awalnya konsesi Tol Solo-Ngawi 90,1 Km dan Ngawi-Kertosono 86,6
Km dipegang PT Thiess Cotractors Indonesia (TCI) asal Australia, namun
karena alasan finansial menyebabkan mangkraknya proyek tol ini.
Pemerintah mengambil alih 100% kepemilikan saham melalui dua Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT
Waskita Karya (Persero) Tbk.
Ruas jalan tol Solo-Ngawi dimiliki oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)
PT Solo Ngawi Jaya. Sementara ruas jalan tol Ngawi-Kertosono oleh BUJT
PT Ngawi Kertosono Jaya. Dengan pengesahan ini maka kepemilikan
saham beralih kepada PT Jasa Marga dan PT Waskita Karya. Keduanya
berbagi porsi kepemilikan 60% untuk Jasa Marga dan 40% untuk Waskita
Karya.
Akhirnya tanggal 30 April lalu, Presiden Jokowi melakukan
groundbreaking jalan tol Solo Kertosono dan memberi deadline selama 2,5
tahun kepada pelaksana proyek untuk menuntaskan proyek tol Solo-NgawiKertosono. Perkiraan optimistis ruas tol Solo–Sragen bisa beroperasi pada
musim mudik 2016, sedangkan ruas Sragen–Ngawi diharapkan selesai
paling lambat Desember 2016.

16

2.3.2 Struktur Organisasi Proyek Jalan Tol Solo-Kertosono

17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur organisasi didefinisikan sebagai penentuan bagaimana pekerjaan
dibagi, dikoordinasikan, dan dikelompokkan secara formal. (Robbin 2007).
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama
dengan kemampuan dan keahlianya masing–masing untuk mencapai suatu
tujuan sesuai yang direncanakan.

3.2 Saran
18

-

Penentuan suatu struktur organisasi disesuaikan dengan faktor yang telah
diuraikan di atas.

-

Suatu proyek harus mempunyai garis koordinasi yang jelas dalam struktur
organisasi sehingga memudahkan dalam pengerjaan proyek tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
-

https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Tol_Solo%E2%80%93Ngawi

-

http://jalantol.net/jalan-tol-solo-kertosono/

-

http://jalantol.net/category/trans-jawa/

-

http://jalantol.net/percepatan-pembangunan-jalan-tol/

-

http://www.waskita.co.id/en/id/index.php/news2/item/607-waskita-jasamarga-kerjakan-percepatan-tol-solo-ngawi-kertosono

19

20