DOKUMEN LAKIP DCK KABUPATEN BADUNG

  `

DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG

TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

  (L A K I P)

KATA PENGANTAR

  Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dalam Tahun Anggaran 2013.

  Penyusunan LAKIP ini mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

  Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung serta Rencana Strategis Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2010-2015. Dijelaskan pula upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung pada tahun 2013, Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh pada tahun 2013 yang berorientasi pada pencapaian visi dan misi. Keberhasilan pada tahun 2013 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung di tahun 2014.

  Mangupura, 21 Februari 2014 Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung

  Ir. Ni Luh Putu Dessy Dharmayanty, MT

  Pembina Tk. I NIP. 19611010 199403 2 001

  IKHTISAR EKSEKUTIF

  alam rangka perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

  D

  (LAKIP) Th2013 yang memuat rencana kerja, tingkat capaian, realisasi dari indikator- indikator sasaran yang ditempuh melalui strategi, kebijakan dan program pembangunan seperti yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis (Renstra).

  Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2013 merupakan pertanggung jawaban tertulisatas penyelenggaraan pemerintahan mengacu pada pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010). LAKIP ini tentunya masih jauh dari sempurna namun ini merupakan langkah baik dalam memenuhi harapan Inpres no 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan dalam rangka penerapan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara serta menindak lanjuti Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai upaya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (clean governance) sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.

  Dari analisis terhadap 4 sasaran yang telah ditetapkan, terdapat 4 indikator kinerja utama yang dipergunakan sebagai tolak ukur dengan rincian capaian sebagai berikut:

  Sasaran 1, nilai capaian kinerja 102,97% dengan interprestasi melampaui target, sasaran 2, nilai capaian kinerja 104,82% dengan interprestasi melampaui target, Sasaran 3, nilaicapaian 138,61% dengan interprestasi melampaui target dan sasaran 4, nilai capaian kinerja 82,15% dengan interprestasi Tidak Mencapai Target. Pada tahun 2013, terdapat 1 indikator urusan energy dan sumber daya mineral yang tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan yaitu hanya mencapai 35,32% dari target 42,99%. Tidak tercapainya target disebabkan oleh Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) di Kabupaten Badung yang belum ditetapkan dengan Keputusan Menteri ESDM, sehingga ijin rekomendasi juga tidak dikeluarkan, serta Surat Edaran Dirjen Mineral dan Batubara NO. 11 E/ 30/DJB/2012 tentang pengawasan wilayah pertambangan dan akibat dari lahan tambang yang dimohonkan untuk penambangan sudah habis ditambang sehingga ijin tidak diperpanjang. Hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah WP yang seharusnya mendapat pembinaan.

  Capaian Indikator Input atau Realisasi penggunaan dana Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2013 secara keseluruhan mencapai Rp. 204.084.374.407,00 atau 86,60% dari total pagu sebesar Rp. 235.660.238.206,00. Sedangkan penyerapan dana program strategis mencapai 189.822.979.336,00 dari dana 218.887.361.87 atau sebesar 86,72 %.

  Capaian Indikator Outcome dalam Tahun 2013 telah tercapai yaitu dapat dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Pada akhirnya, LAKIP Dinas Cipta Karya ini diharapkan dapat memberi manfaat dan dapat menjadi vahan evaluasi akuntabilitas kinerja guna menyempurnakan dokumen perencanaan, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan untuk tahun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. LATAR BELAKANG

  alam rangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin mendorong terwujudnya kepemerintahan yang baik, terpercaya serta berorientasi

  D

  pada hasil (result oriented government). Sehubungan dengan itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate, diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan berbasis kinerja sehingga penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

  Sebagai perwujudan pertanggungjawaban keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) yang juga merupakan instrument SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

  Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung adalah perwujudan kewajiban instansi pemerintah Cipta Karya untuk mempertanggungjawabkan hasil kinerja dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan .

  1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

  Maksud Penyusunan LAKIP Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2013 adalah sebagai penjabaran dari visi dan misi yang terwujud dalam tingkat keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan.

  Tujuan Penyusunan LAKIP Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2013 adalah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi Dinas Cipta Karya dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

  1.3. GAMBARAN UMUM DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG

  Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung dan melaksanakan empat urusan bidang pemerintahan (3 urusan wajib dan 1 urusan pilihan) yaitu:

  1. Urusan Pekerjaan Umum

  2. Urusan Penataan Ruang

  3. Urusan Perumahan

  4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas Pokok

  Pembangunan Keciptakaryaan merupakan bagian dari pembangunan Pekerjaan Umum yang menyangkut pembangunan sarana dan prasarana publik dan pelayanan masyarakat yang berkaitan dengan bidang keciptakaryaan.

  Tugas pokok Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung adalah membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang keciptakaryaan, pertambangan dan energi yang menyangkut pembangunan sarana dan prasarana publik dan pelayanan masyarakat sesuai kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Sarana dan prasarana dimaksud kalau dikelompokan ke beberapa bidang akan terdapat beberapa bidang yang ditangani oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung yaitu :

  1) Bidang Bangunan 2)

  Bidang Tata Ruang 3)

  Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan 4)

  Bidang Pertambangan dan Energi Bidang-bidang tersebut dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan yang matang, terpadu dan komprehensif sehingga pada akhirnya terwujud prasarana dan sarana keciptakaryaan sebagai pendukung terbangunnya suatu kawasan yang tertata, nyaman dan indah serta berwawasan lingkungan.

b. Fungsi

  Secara singkat, fungsi pokok dari Dinas Cipta Karya dapat diuraikan sebagai berikut:

  • kebijakan teknis dalam penyelenggaran urusan Perumusan pemerintahan di bidang keciptakaryaan, pertambangan dan energi
  • keciptakaryaan, pertambangan dan energi

  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

  • Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam penyelenggaran urusan pemerintahan di bidang keciptakaryaan, pertambangan dan energi

1.3.2 Struktur Organisasi

  Struktur Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung menurut Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor : 7 Tahun 2008 seperti pada bagan organisasi pada gambar 1, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang membawahi Sekretariat Dinas dan beberapa bidang sebagai berikut : a.

  Bidang Bangunan b. Bidang Tata Ruang c. Bidang Pertambangan d.

  Bidang Pendataan dan Pelaporan e. Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris dan masing-masing bidang tersebut dikepalai oleh seorang Kepala Bidang. Masing-masing Kepala Bidang membawahi beberapa Kepala Seksi sebagaimana tergambar dalam bagan organisasi pada gambar 1.

KEPALA DINAS

  SUB SUB SUB SEKRETARIS PENDATAAN DAN PELAPORAN BIDANG TATA RUANG BANGUNAN BIDANG BIDANG BAGIAN UMUM BAGIAN KEPEGAWAIAN BAGIAN KEUANGAN PERMUKIMAN & PENYEHATAN PERTAMBANGAN DAN LINGKUNGAN ENERGI BIDANG BIDANG ANALISA DAN PENILAIAN TEKNIK TATA RUANG

PENGUMPULAN DATA SURVEY DAN PEMETAAN PERMUKIMAN AIR BAWAH TANAH

DAN INFORMASI

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

TATA BANGUNAN IJIN BANGUNAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BAHAN GALIAN DAN PERMUKAAN

MONITORING, EVALUASI PERIJINAN TATA RUANG PENGAWASAN BANGUNAN REKLAMASI DAN MIGAS, LISTRIK

DAN PELAPORAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

KONSERVASI DAN ENERGI BARU

Gambar 1.1

  

Struktur Organisasi SKPD Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung

1.4 Sumber Daya Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung

  Sumber Daya SKPD Dinas Cipta Karya terdiri dari Sumber Daya Manusia selaku aparatur dan Asset/Inventaris Kantor yang bergerak maupun tidak bergerak.

1. Sumber Daya Manusia

  SKPD Dinas Cipta Karya sesuai dengan struktur organisasinya memiliki jumlah pegawai 133 orang terdiri dari: pejabat eselon II b (1 orang), eselon III a (1 orang), eselon III b (5 orang), eselon IV a (16 orang) dan staf (110 orang). Proporsi jumlah tenaga teknis dan non teknis (dari 133 jumlah pegawai, terdiri dari 45 orang berpendidikan teknis (STM dan Sarjana teknik) dan 88 orang berpendidikan non teknis (SMA dan sarjana non teknik). Jumlah yang belum seimbang mengakibatkan ketidakmampuan secara maksimal dalam pelaksanaan kegiatan yang membutuhkan keahlian dan kemampuan teknis di lapangan.

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Pegawai Teknis dan Non Teknis

2. Inventaris Kantor

  Selanjutnya menyangkut inventaris Kantor Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung sampai akhir tahun 2013 terdiri dari Inventaris kantor yang berupa peralatan dan mesin berfungsi membantu pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan, terdiri dari: kendaraan operasional dan peralatan kantor yang cukup memadai.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

  Penyusunan LAKIP Dinas Cipta Karya disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan latar belakang yang berisikan

  gambaran umum, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya yang ada dan sistematika penulisan.

  BAB II : RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA Pada bagian ini menjelaskan tentang Rencana Strategis, Tujuan

  dan Sasaran strategis, Rencana kinerja dan Penetapan Kinerja tahun 2013. Disajikan gambaran singkat tujuan utama yang ingin diraih serta kaitannya dengan capaian visi dan misi.

  BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN Pada bagian ini menjelaskan tentang Evaluasi Kinerja, Analisis pencapaian Kinerja, dan Akuntabilitas Keuangan. BAB IV : PENUTUP Pada bagian ini dikemukakan tinjauan secara umum tentang

  keberhasilan/ kegagalan, permasalahan dan kendala utama serta strategi pemecahan masalah.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS

  erdasarkan Undang – Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

  B

  penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebutkan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima tahunan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada. Renstra SKPD Dinas Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi meliputi Kebijakan dan program yang realistis untuk kurun waktu tahun 2010-2015.

2.1.1 Visi dan Misi SKPD Dinas Cipta Karya

  Penetapan visi Dinas Cipta Karya adalah untuk menggambarkan kondisi yang diharapkan dalam 5 tahun ke depan. Agar visi tersebut dapat diwujudkan maka dirumuskan Misi yang akan dilaksanakan.

a. Visi Dinas Cipta Karya

  Visi Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dalam 5 tahun ke depan adalah :

  Terwujudnya Sarana Prasana Publik dan Masyarakat Kabupaten Badung di Bidang Keciptakaryaan yang Memadai serta Berfungsi Optimal dengan Pelayanan Prima

b. Misi Dinas Cipta Karya

  Dalam rangka untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Cipta Karya menetapkan 5 ( lima) misi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan di bidang informasi Tata Ruang, perijinan

  Bangun-bangunan, Perumahan dan Pertambangan dengan pembangunan Sistem Informasi yang berbasis High Tech.

  2. Revitalisasi dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas pembangunan infrastruktur di bidang keciptakaryaan sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat secara partisipatif.

  3. Memfasilitasi dan memberikan bantuan teknis keciptakaryaan guna menunjang pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur keciptakaryaan.

  4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur baik melalui Pendidikan dan Latihan, Kursus, Pendidikan Struktural maupun Pendidikan Formal ke jenjang yang lebih tinggi.

  5. Meningkatkan pembinaan Jasa Konstruksi dan Konsultansi guna mewujudkan partnership yang transparan, sportif, berkualitas dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam mewujudkan infrastruktur keciptakaryaan yang berkualitas.

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

A. Tujuan

  Tujuan ditetapkan sebagai sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan dari Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung adalah:

  Terwujudnya sarana dan prasarana ”Keciptakaryaan” yang berkualitas, representatif sesuai dengan pola dan fungsi pemanfaatan ruang yang memperhatikan pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup.

B. Sasaran

  Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata, dapat terukur dalam kurun waktu tertentu/ tahunan, lebih pendek dari tujuan, dapat dicapai secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran memberi fokus pada penyusunan kegiatan. Untuk itu dalam sasaran perlu dirancang indikator sasaran yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan dalam kurun waktu tertentu disertai target masing-masing. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi Dinas Cipta Karya Tahun 2011

  • – 2015 sebanyak 6 sasaran strategis, yaitu: 1.

  Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang efektif 2. Terwujudnya sarana prasarana publik sesuai kebutuhan 3. Terwujudnya Prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik

4. Terwujudnya perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja 5.

  Terwujudnya Usaha Migas dan Ketenagalistrikan yang memiliki ijin 6. Terwujudnya Reklamasi dan Konservasi Lahan Pasca Tambang

  Setelah melalui konsultansi dengan Tim Lakip Kabupaten dan dari Kementerian PAN dan RB, untuk sasaran yang ke 4, 5 dan 6 karena mempunyai alat ukur yang sama yaitu usaha pertambangan yang memiliki ijin sehingga dijadikan 1 sasaran strategis yang sudah mencakup program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tupoksi Bidang Pertambangan. Dengan adanya review, maka sasaran strategis Dinas Cipta Karya berubah dari 6 sasaran menjadi 4 sasaran. Diuraikan pada tabel di bawah ini:

  

Tabel 2.1

  Review Sasaran Strategis Dinas Cipta Karya

SASARAN AWAL SASARAN REVIEW 1.

  1. Terwujudnya Manajemen Penataan Terwujudnya Manajemen

  Penataan Ruang Yang Efektif Ruang yang efektif

  

SASARAN AWAL SASARAN REVIEW

  2.1.3 Strategi dan Arah Kebijakan

  2. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 2:

  c. Peningkatan pengendalian lingkungan hidup dalam pemanfaatan energi sumber daya mineral

  a. Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang dalam penerbitan perijinan Bangunan

b. Peningkatan pengawasan pelaksanaan perijinan membangun

  1. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 1:

  Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah kebijakan dan program kegiatan.

  A. Strategi dan Kebijakan

  Terwujudnya Reklamasi dan Konservasi Lahan Pasca Tambang

  2. Terwujudnya sarana Prasarana publik sesuai kebutuhan

  5. Terwujudnya Usaha Migas dan Ketenagalistrikan yang memiliki ijin 6.

  Terwujudnya pengendalian pengusahaan SDA di bidang ESDM

  4. Terwujudnya perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja 4.

  3. Terwujudnya Prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik

  3. Terwujudnya prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik

  2. Terwujudnya sarana prasarana publik sesuai kebutuhan

  a. Meningkatkan kualitas dan performance bangunan gedung pemerintah dan publik agar lebih representatif b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dasar permukiman di kabupaten Badung

  3. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 3:

  a. Meningkatkan kemampuan teknis dan legilasi SDM dalam bidang teknis keciptakaryaan tentang pelaksanaan pembangunan gedung sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

  4. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 4:

a. Mengikuti diklat dan pelatihan teknis yang diselenggarakan oleh instansi- instansi vertikal terkait dalam bidang keciptakaryaan dan pertambangan.

5. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 5:

  a. Meningkatkan pembinaan jasa konstruksi dan konsultansi dengan

mengadakan loka karya dalam bidang konstruksi dan konsultansi

B. Program Kegiatan

  Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan strategi dan kebijakan guna mencapai sasaran dan tujuan, dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya pada Tahun Anggaran 2013 adalah:

  a. Urusan Pekerjaan Umum

  • Program Pelayanan Administrasi Perkantoran -

  Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

  • Kinerja dan keuangan
  • Program Penyehatan Lingkungan -

  Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD (Renja, RKA)

  • Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal

  b. Urusan Penataan Ruang Program Pemanfaatan Ruang - Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang -

  c. Urusan Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan - Program Operasional dan Pemeliharaan Lingkungan dan -

  Permukiman d. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

  • Program Pembinaan dan Pengawasan bidang pertambangan
  • Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan -

  Program Pembinaan dan Pengembangan bidang ketenagalistrikan

2.2. RENCANA KINERJA DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG

  Perencanaan kinerja merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra. Setelah melalui beberapa konsultasi dengan Tim Lakip Kabupaten Badung dan dari Kementerian PAN-RB demi penyempurnaan AKIP Dinas Cipta Karya

  Kabupaten Badung maka dilakukan perubahan/ review terhadap sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan berdampak pada perubahan penetapan target yang akan dicapai. Perubahan yang dilakukan adalah upaya untuk meningkatkan akuntabilitas dengan memperhatikan capaian kinerja sehingga dapat terukur dengan jelas. Adapun Review terhadap Indikator Kinerja Utama adalah:

  Tabel 2.2

  Review Indikator Kinerja Utama

INDIKATOR AWAL

  Persentase bangunan yang sesuai peruntukan Tata Ruang dengan ITR, IMB dan pengendalian bangunan

  Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR Persentase Pembangunan Keciptakaryaan

  Persentase sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum yang representative

INDIKATOR AWAL

  Persentase Permukiman yang sudah Persentase prasarana dasar permukiman memiliki air bersih, peningkatan jalan dengan kondisi baik lingkungan, sanitasi (DSDP)  Persentase Jalan Lingkungan yang ditata  Persentase Penyediaan Air Bersih  Persentase sanitasi yang dibangun Persentase perusahaan pertambangan Persentase kepatuhan pengusaha ESDM yang memiliki ijin terhadap ketentuan penyelenggaraan usaha Persentase Pengusaha/ Perusahaan SPBU, Agen LPG dan Genzet yang memiliki ijin Persentase Pelaksanaan Kegiatan ABT dan Pertambangan yang tidak berpotensi merusak lingkungan

  

Tabel 2.3

  Review Sasaran, Indikator Kinerja Utama dan Alasan Perubahan

  PENJELASAN TERHADAP PERUBAHAN / REVIEW SASARAN DAN INDIKATOR

 Berdasarkan konsultansi dengan Tim Lakip Kabupaten Badung dan dari Kementerian

PAN-RB bahwa indikator harus menunjukkan kinerja (outcomes) sehingga indiKator lama yang merupakan hasil dari kerja/ kegiatan di review menjadi hasil yang menunjukkan kinerja Dinas Cipta Karya

 Adapun alat ukur untuk Sasaran dan Indikator 4, 5 dan 6 adalah sama yaitu usaha

bidang ESDM yang berijin sehingga sasaran dan indikator dijadikan satu sasaran

strategis dengan satu indikator.

  

Awal Review

Sasaran Indikator Sasaran Indikator

  Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif

  Persentase bangunan yang sesuai peruntukan Tata Ruang dengan ITR,

  IMB dan pengendalian bangunan Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang efektif

  Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR Terwujudnya sarana

  Prasarana publik sesuai kebutuhan Persentase Pembangunan Keciptakaryaan Terwujudnya sarana prasarana publik sesuai kebutuhan Persentase sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum yang representative

  Terwujudnya prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik

  Persentase Permukiman yang sudah memiliki air bersih, peningkatan jalan lingkungan, sanitasi (DSDP)  Persentase Jalan Lingkungan yang ditata  Persentase Penyediaan Air Bersih  Persentase sanitasi yang dibangun Terwujudnya Prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik Terwujudnya perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja Persentase perusahaan pertambangan yang memiliki ijin

  Persentase kepatuhan pengusaha ESDM terhadap ketentuan penyelenggaraan usaha

  Terwujudnya Usaha Migas dan Ketenagalistrikan yang memiliki ijin

  Persentase Pengusaha/ Perusahaan SPBU, Agen LPG dan Genzet yang memiliki ijin

  Terwujudnya Reklamasi dan Konservasi Lahan Pasca Tambang

  Persentase Pelaksanaan Kegiatan ABT dan Pertambangan yang tidak berpotensi merusak lingkungan

  Tabel 2.4

  19,20 18,42 16,70 19,20

  Kegiatan ABT dan pertambangan yang tidak berpotensi merusak lingkungan

  10,06 15,00 18,00 25,00 30,00 30,00 Terwujudnya Reklamasi dan Konservasi Lahan pasca Tambang Persentase Pelaksanaan

  Persentase Pengusaha/ perusahaan SPBU, Agen LPG dan Genzet yang memiliki ijin

  Terwujudnya usaha migas dan ketenagalistrikan yang memiliki ijin

  Persentase Perusahaan pertambangan yang memiliki ijin 51,15 88,72 20,00 20,00 20,00 20,00

  18,43 19,40 19,20 18,43 19,40 Terwujudnya perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

  66,67 19,20 21,05 33,30

  Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target Kinerja Dinas Cipta Karya Th 2011-2015

  23,33 34,21 20,69 11,49 9,20 9,20 Terwujudnya prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik Persentase permukiman yang sudah memiliki air bersih, peningkatan jalan lingkungan, sanitasi (DSDP):  Persentase jl lingkungan yang ditata  Persentase penyediaan air bersih  Persentase sanitasi yang dibangun 4,37 10,52 30,31 6,29 21,05

  IMB dan Pengendalian Bangunan 16,94 20,70 33,47 33,47 33,47 33,47 Terwujudnya sarana Prasarana publik sesuai kebutuhan Persentase pembangunan keciptakaryaan

  Persentase bangunan yang sesuai peruntukan Tata Ruang dengan ITR,

  Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif

  Terwujudnya sarana dan prasarana “keciptakaryaan” yang berkualitas, representatif sesuai dengan pola dan fungsi pemanfaatan ruang yang memperhatikan pengendalian kualitas Lingkungan Hidup

  Tujuan Sasaran Indikator Target Kinerja Sasaran Pada Tahun (%) Kondisi Akhir 2013 2012 2015 2011 2014 2015

LAMA (SEBELUM REVIEW)

  11,03 12,18 14,81 18,52 20,00 20,00

BARU (SETELAH REVIEW)

  Tujuan Sasaran Indikator Target Kinerja Sasaran Kondisi Pada Tahun (%) Akhir 2011 2012 2013 2014 2015 2015

Terwujudnya sarana Terwujudnya Persentase 15,00 18,23 23,20 25,70 28,20 28,20

dan prasarana Manajemen kepatuhan “keciptakaryaan” Penataan Ruang membangun yang berkualitas, Yang Efektif berdasarkan RDTR representatif sesuai

dengan pola dan Terwujudnya sarana Persentase sarana 45,00 54,00 65,00 78,00 93,00 93,00

fungsi pemanfaatan Prasarana publik prasarana gedung ruang yang sesuai kebutuhan pemerintah dan memperhatikan masyarakat umum pengendalian yang representatif kualitas Lingkungan Hidup Terwujudnya Persentase prasarana 15,07 31,34 47,56 63,78 80,00 80,00 prasarana dasar dasar permukiman permukiman yang dengan kondisi baik berkondisi baik Terwujudnya Persentase 18,52 38,63 42,99 55,20 67,31 67,31 pengendalian kepatuhan pengusahaan SDA di pengusaha ESDM bidang ESDM terhadap ketentuan penyelenggaraan usaha

  Tabel 2.5

  Rencana Kinerja Tahunan Dinas Cipta Karya Tahun 2013

  TARGET NO SASARAN

  INDIKATOR SASARAN 2013

  1 23,20 %

  Terwujudnya Manajemen Persentase kepatuhan membangun Penataan Ruang yang berdasarkan dengan RDTR efektif

  2 65,00%

  Terwujudnya sarana Persentase Sarana Prasarana Gedung prasarana publik sesuai Pemerintah dan Masyarakat umum yang kebutuhan representatif

3 Terwujudnya Prasarana Persentase Prasarana dasar permukiman

  47,56 % dasar permukiman yang dengan kondisi baik berkondisi baik

  4 Terwujudnya pengendalian Persentase kepatuhan pengusaha ESDM 42.99 % pengusahaan SDA di bidang terhadap ketentuan penyelenggaraan usaha ESDM

2.2. PENETAPAN KINERJA DINAS CIPTA KARYA TAHUN 2013

  Penetapan Kinerja merupakan amanat Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan Surat Edaran Menteri Negara PAN Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja. Penetapan Kinerja sendiri pada dasarnya adalah dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelolanya.

  Tujuan khusus Penetapan Kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara Kepala SKPD dengan Bupati, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

  Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung telah menetapkan Penetapan Kinerja tahun 2013 mengikuti tahapan pada system AKIP dan tahapan pengalokasian dana. Penetapan Kinerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung menyajikan informasi yang meliputi: a.

  Program Utama b.

  Sasaran Strategis c. Indikator Kinerja d.

  Target Kinerja e. Jumlah anggaran yang dialokasikan

  Tabel 2.6

   Peningkatan Kantor Camat, Lurah, instansi lain, Rumah Sakit, Sekolah  Penataan Pura, Lap. Olah Raga, Wantilan Pura

  42,99 Program Pembinaan dan Pengawasan bidang Pertambangan Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan

  Persentase kepatuhan pengusaha ESDM terhadap ketentuan penyelenggara an usaha

  Terwujudnya pengendalian pengusahaan SDA di bidang ESDM

   Peningkatan Jalan Lingkungan  Penyediaan Air bersih bersih dan limbah 144,740,947,703

  47,56 Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Penyehatan Lingkungan

  Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik

  72,925,152,568 Terwujudnya prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik

  65,00 Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Pemanfaatan Ruang

  Penetapan Kinerja Dinas Cipta Karya Tahun 2013

  Persentase sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum yang representative

  Terwujudnya sarana prasarana public sesuai kebutuhan

   Pelayanan IMB  Kajian Tenis ITR  Pengawasan Bangunan 954,431,475

  23,20 Pengendalian Pemanfaatan Ruang

  Persentase kepatuhan membangun berdasarkan RDTR

  Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang efektif

  Sasaran Indikator Target (%) Program Kegiatan Anggaran (Rp)

   Monitoring usaha Migas, Minerba, Air Tanah  Pemetaan daerah intrusi air laut, geolistrik 266,830,141 Program  Monitoring Pembinaan dan usaha pengembangan ketenagalistrikan ketenagalistrikan

  JUMLAH 218,887,361,887

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN

  kuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

  A

  ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan. Dan dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi instansi yang bersangkutan. Sesuai amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan Korupsi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat, selain itu juga menunjukkan upaya pertanggungjawaban sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah.

  Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan Organisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Instansi Pemerintah.

  Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan serta indikator diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu : No. keterangan Interpretasi

  1. Realisasi> Target Melampaui Target

  2. Realisasi = Target Mencapai Target

  3. Realisasi< Target Tidak Mencapai target Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan, berdasarkan 4 sasaran dan 4 indikator kinerja.

3.1. EVALUASI KINERJA

  Secara umum Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Badung Tahun 2010

  • – 2015. Empat sasaran dan Empat indikator kinerja, sebagaimana telah ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung. Pencapaian sasaran-sasaran strategis Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 3.1

  Pengukuran Kinerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2013

  No Sasaran Indikator Target Realisa Capaian (%) si Kinerja (%) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Terwujudnya Persentase kepatuhan 23,20 23,89 102,97 Manajemen membangun berdasarkan Penataan Ruang dengan RDTR Yang Efektif

  No Sasaran Indikator Target Realisa Capaian (%) si Kinerja (%) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  2 Terwujudnya Persentase sarana prasarana 65,00 68,13 104,82 Sarana gedung pemerintah dan Prasarana Publik Masyarakat umum yang sesuai representative kebutuhan

  3 Terwujudnya Persentase prasarana dasar 47,56 65,92 138,61 Prasarana dasar permukiman dengan kondisi permukiman baik yang berkondisi baik

  4 Terwujudnya Persentase kepatuhan 42,99 35,32 82,15 pengendalian pengusaha ESDM terhadap pengusahaan ketentuan penyelenggaraan SDA di bidang usaha ESDM

3.2. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA

  Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2013, sesuai dengan Dokumen Penetapan Kinerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

  Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif

  Analisis Pencapaian Sasaran 1

  Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang Efektif

  Capaian Tahun 2012 Capaian Tahun 2013 Capaia Kinerja Kinerja n Target Realisasi Target Realisasi Indikator Sasaran Satuan Tahun Tahun Kinerja

  No.

  2011 2012 Tahun 2013

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 Persentase % 112,91 18,23 19,27 105,70 23,30 23,89 102,97 kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR Terhadap sasaran Terwujudnya

  Manajemen Penataan Ruang yang Efektif dilakukan perubahan

  (review) terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Persentase

  Bangunan yang sesuai peruntukan Tata Ruang dengan ITR, IMB dan

Pengendalian Bangunan menjadi Persentase kepatuhan membangun

berdasarkan dengan RDTR. Perubahan tersebut terjadi karena hasil konsultansi

  dengan Tim Lakip Kabupaten Badung dan dengan Kementerian PAN-RB agar indikator tidak menunjukkan hasil kerja/ kegiatan tapi menunjukkan pengukuran terhadap kinerja/ outcomes yaitu mengukur kepatuhan masyarakat membangun sesuai Tata Ruang dan IMB.

  Persentase kepatuhan membangun diukur berdasarkan Jumlah ITR dan

  IMB yang diterbitkan sampai dengan triwulan 1 (April 2013) berbanding dengan jumlah keseluruhan bangunan di Kabupaten Badung dimana kepemilikian ITR dan

  IMB adalah salah satu komponen yang dapat mengukur tingkat kepatuhan membangun sesuai dengan RDTR dan yang merupakan tupoksi dari Dinas Cipta Karya.

  Di Kabupaten Badung, pengukuran penentuan kepatuhan membangun sesuai RDTR dilaksanakan juga oleh SKPD lain seperti: Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Disparda dan BPPT (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu).

  Kondisi awal persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR yaitu pada tahun 2010 adalah sebesar 14,54% dengan jumlah bangunan 11.631,00 unit dari 79.972,00 unit bangunan/ Rumah yang ada. Target akhir RPJMD pada tahun 2015 untuk indikator ini dapat dijelaskan bahwa pada akhir tahun 2015 diharapkan kepatuhan membangun berdasarkan RDTR di Kabupaten Badung adalah sebesar 28.20% (22.552,00 unit bangunan) dari jumlah bangunan/ gedung yang menjadi target di Kabupaten Badung. Realisasi peningkatan yang kecil, tidak mengalami peningkatan yang signifikan atau terlihat konstan karena realisasi hanya sampai Triwulan I dengan adanya pembentukan lembaga baru yaitu BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) Kabupaten Badung sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pembentukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung pada tanggal 21 Maret 2013 dan berlaku mulai tanggal 1 Mei 2013 sehingga semua pelayanan permohonan perizinan di Kabupaten Badung tidak lagi dilaksanakan oleh SKPD teknis terkait tetapi sudah sudah dilimpahkan penuh ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung .

  Terhadap indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR Tahun 2013 dapat disampaikan bahwa dari target yang ditetapkan sebesar 23,20 % atau sejumlah 18.553,00 unit bangunan telah terealisasi sebesar 23,89% atau sejumlah 19.106,00 unit bangunan sehingga capaian kinerja telah mencapai 102,98%, dan dapat dikatakan telah melebihi target yang ditetapkan.

  Faktor-faktor yang mendukung pencapaian sasaran: 1.

  Peningkatan pembinaan terhadap kesadaran membangun sesuai Tata Ruang dan IMB yang dilaksanakan oleh bidang Bangunan melalui seksi Pengawasan sesuai tupoksi yaitu memberikan surat teguran/ peringatan dengan langsung melibatkan perangkat dari tingkat desa/ kelurahan sampai tingkat kecamatan. Dengan adanya keterlibatan perangkat desa, diharapkan informasi mengenai ketidaksesuaian membangun sesuai Tata Ruang dapat segera disampaikan untuk ditindaklanjuti.

  Faktor-faktor yang menghambat/ kendala pencapaian sasaran:

1. Masih adanya pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Tata Ruang yaitu dengan tidak mematuhi ketentuan-ketentuan membangun.

  Apabila dibandingkan perkembangan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan 2013 terlihat peningkatan kepatuhan membangun yaitu dengan meningkatnya jumlah bangunan yang sesuai peruntukan RDTR.

  Perkembangan persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR tiap tahun mengalami peningkatan sesuai dengan gambar 3.1 di bawah ini: Gambar 3.1.

  Grafik Prosentase Realisasi bangunan sesuai RDTR Tahun 2011 -2013

  Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat spt tabel di bawah ini :

  Rencana Realisasi Persentase sesuai Akumulasi Capaian

  No. Indikator Sasaran Satuan dengan s/d. Tahun Kinerja RENSTRA 2013 (%)

  Tahun 2015

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  1 Persentase kepatuhan % 23,89 28,20 84,71 membangun (19.106,00 (22.553,00 berdasarkan dengan unit bgn) unit bgn RDTR

  Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui bahwa secara akumulasi pencapaian sasaran Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang Efektif di Kabupaten Badung sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan target Renstra tahun 2015 telah menunjukkan peningkatan, yaitu tahun kelima direncanakan persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR di Kabupaten Badung sebesar 28,20%.

  Apabila dibandingkan dengan daerah lain dengan indikator yang hampir sama, yaitu Persentase kesesuaian pemanfaatan terhadap RTR kab/ kota dan RTRW Provinsi pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 dengan target 50,00% sedangkan realisasi mencapai 45,00% sehingga tingkat capaian 90,00%.

  Secara komulatif Kabupaten Badung lebih tertib/ patuh dalam pelaksanaan Tata Ruang berdasarkan RDTR. Pada tahun yang akan datang (Th 2014), karena tupoksi Dinas Cipta karya tidak lagi mengurus pelayanan perijinan, hal ini akan memberi dampak pada capaian sasaran Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif dengan indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR. Pengukuran kinerja untuk indikator ini akan mengalami perubahan cara ukur yaitu dari jumlah bangunan gedung ber-IMB dan ITR yang terbit per tahun berbanding dengan jumlah keseluruhan bangunan/gedung yang ada menjadi luas area terbangun sesuai dengan Tata Ruang berbanding dengan luasan area yang dapat dibangun berdasarkan Tata Ruang. Sasaran Strategis 2 Terwujudnya Sarana Prasarana Publik sesuai kebutuhan

  Analisis Pencapaian Sasaran 2:

  Terwujudnya Sarana Prasarana Publik sesuai kebutuhan

  Capaian Tahun 2012 Capaian Tahun 2013 Capaia Kinerja Kinerja n Target Realisasi Target Realisasi Indikator Sasaran Satuan Tahun Tahun Kinerja

  No.

  2011 2012 Tahun 2013

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 Persentase sarana % 100,12 54,00 54,95 101,75 65,00 68,13 104,82 prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum yang representative

  Terhadap indikator Persentase

  pembangunan keciptakaryaan

  dirubah menjadi indikator

  Persentase sarana prasarana Gedung Pemerintah dan Masyarakat Umum yang representative

  agar lebih menunjukkan pengukuran secara fisik terhadap gedung Pemerintah dan masyarakat umum di Kabupaten Badung yang kurang representative menjadi representative.

  Pengukuran terhadap sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum dilaksanakan terhadap gedung kantor, fasilitas umum, fasilitas pendidikan gedung baru berjumlah 91 unit. Kondisi gedung pemerintah kurang representatif yang dimaksud adalah kondisi gedung yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan layanan dan perkembangan tingkat kebutuhan saat ini dari tupoksi masing-masing instansi tersebut. Dengan kondisi tersebut di atas dipandang perlu untuk dilakukan peningkatan kualitas agar lebih memberikan kenyamanan pelayanan sekaligus beautifikasi secara fisik dan dapat menampilkan performance sarana prasarana gedung yang lebih representative.

  Kondisi awal sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum pada tahun 2010 sebesar 36,26% (33 unit bangunan representative) dari target akhir RPJMD Th 2015 sebesar 93,00% (86 unit bangunan) dengan kondisi bangunan representative.