BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Obat Bahan Alam - Karakterisasi Jamu Oplosan Dengan Menggunakan Alatspektrofotometer Fourier Transform - Infra Red (Ft-Ir) Di Balai Pengujian Dan Identifikasi Barang Medan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Obat Bahan Alam

  Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku berasal dari alam (tumbuhan dan hewan).Obat bahan alam dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu jamu, jamu herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu (Empirical based herbal

  

medicine) adalah obat bahan alam yang disediakan secara tradisional, misalnya

  dalambentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut dan digunakan secara tradisional (Lestari, 2007).

2.1.1. Penggolongan Obat Bahan Alam

2.1.1.1. Jamu

  Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman sebagai penyusun jamu tersebut.Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau cairan.Satu jenis jamu yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 – 10 macam, bahkan bisa lebih.Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.Walaupun demikian, jamu harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.Jamu hanya dapat dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan yang dialami seseorang.Bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit.Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit.

  Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 246 tahun 1992, pengertian jamu adalah obat tradisional yang bahan bakunya simplisia yang sebagian besar belum mengalami standarisasi dan belum pernah diteliti, bentuk sediaan masih sederhana berwujud serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan, dan sebagainya.

  Oleh karena itu, jamu merupakan bagian dari obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Melalui proses produksi yang telah dilakukan oleh beberapa industri kecil obat tradisional yang masih menggunakan tekhnologi yang relatif sederhana (tradisional) karena jamu yang dihasilkan adalah berupa serbuk jamu.

  Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat bahan alam (IOT) maupun industri kecil obat bahan alam (IKOT) mempunyai persyaratanyang sama yaitu aman untuk digunakan, berkhasiat atau bermanfaat dan bermutu baik (lestari, 2007).Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari tanaman, jaringan hewan, kultur mikroba, dan dengan tehnik biotekhnologi (Sukandar, 2008).

  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 917/Menkes/Per/X/1993, obat adalah sediaan atau paduan – paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.Dalam arti luas obat merupakan tiap-tiap zat kimia yang mempengaruhi proses hidup.

  Dalam melangsungkan proses hidup kita harus rasional terhadap banyaknya peredaran jamu dicampur dengan obat-obatan. Misalnya, menggunakan campuran bahan dengan khasiat sejenis pada suatu ramuan dan menggunakan simplisia yang tidak sesuai dengan manfaat yang diharapkan. Untuk itu, tujuan pemanfaatan jamu umumnya tercemin dari nama umum jamu. Jamu yang diproduksi dan didistribusikan di Indonesia dikenal dengan aturan yang ditetapkan Badan POM. Salah satunya, dalam pengemasannya diberi label yang menjelaskan obat tersebut, termasuk tentang manfaat atau khasiatnya. Penjelesan tentang manfaat jamu hanya boleh disampaikan dalam bentuk mengurangi atau menghilangkan keluhan yang dialami seseorang, bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara umum, jamu dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit.

2.1.1.2. Herbal Terstandar

  Di dalam bentuk herbal standar ini memiliki sedikit perbedaan dengan jamu.Umumnya, herbal standar telah mengalami pemrosessan, misalnya berupa ekstrak atau kapsul.Ekstrak dari herbal tersebut telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji pra klinis. Uji tersebut melalui beberapa proses antara lain : uji penerapan standar kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, higenitas, serta uji toksisitas.

  Obat Herbal Terstandar ( Standarized based Herbal Medicine) merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral (Lestari, 2007). Dalam proses pembuatan obat herbal standar ini dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal daripada pembuatan jamu.Tenaga kerja yang dibutuhkan pun harus di dukung dengan keterampilan dan pengetahuan membuat ekstrak.Obat herbal ini umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis.Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak yang higenis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.

2.1.1.3 Fitofarmaka

  Merupakan jamu dengan “ Kasta” tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar proses pembuatan dan bahannya telah diuji secara klinis, jamu berstatus sebagai. fitofarmaka juga dijual di apotek dan harus dengan resep dokter (Yuliarti, 2008).

  Fitofarmaka ( Clinical Based Herbal Medicine) merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern,tenaga ahli,dan biaya yang tidak sedikit (Lestari, 2007). Fitofarmaka memiliki kekhasan tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka merupakan obat tradisional yang memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-obatan.

  Bahkan tidak jarang fitofarmaka menjadi rekomendasi dokter terhadap pasiennya. Dengan uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan tekhnologi modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.

  Berikut ini beberapa bahan alam yang digolongkan sebagai fitofarmaka, anatara lain : bawang putih, ginseng, cengkeh, angkak, anggur, ginkgo, dan jahe. Karena sudah teruji secara klinis, maka bahan-bahan tersebut dapat disejajarkan dengan obat-obatan modern (harmanto, 2007).

2.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu

  Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan kesehatan tubuh manusia.

  Adapun manfaat dari jamu antara lain : Menjaga kebugaran tubuh

  • Menjaga kecantikan
  • Mencegah Penyakit -
  • Jamu dapat dikatakan juga berbahaya bagi kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan pada jamu bersifat akumulatif. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

  Mengobati Penyakit

  Digunakan secara terus menerus atau sembarangan

  • Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih
  • Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan
  • obat sintetik) ( Yuliarti, 2008). Bahaya jamu bagi kesehatan tubuh bergantung pada jenis dan macamnya.

  Kebanyakan jamu yang memniliki khasiat yang spontan dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Seperti kita ketahui tanpa dicampur bahan berbahaya pun, terkadang sejumlah jamu bisa mengandung bahan berbahaya secara alami. Hal ini terjadi karena sebagian besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan keamannanya. Perlu diketahui, dalam suatu jenis bahan makanan termasuk bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu sisi bahan tersebut mengandung racun, dan tidak semua bahan yang terdapat di alam dapat langsung kita konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan apalagi dicampurdengan obat-obatan.

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Jamu

  Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat – obatan kimia atau yang kita kenal dengan obat apotik.Namun demikian jamu juga memiliki kekurangan.Karena itu sebelum mengonsumsi jamu hendaknya kita memahami segala kelebihan dan kekurangan jamu dengan baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :

  Harganya relatif murah

  • Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat
  • Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kita tanam di halaman sekitar rumah
  • Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat
  • sintetis
  • alami.

  Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia

  Selain berbagai kelebihan di atas jamu juga memilki kekurangan diantaranya yaitu : Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan

  • Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap
  • produk ini
  • sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas.

  Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis teapat suatu

  Untuk itu, dalam mengkonsumsi jamu, obat medis modern, herbal maupun memanfaatkan pengetahuan tradisional hendaknya tetap mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

  • harus diminum dalam sehari

  Dosis dan frekuensi premakaian, termasuk seberapa banyak dan berapa kali

  Waktu mengkonsumsi sesudah atau sebelum makan

  • Pertimbangkan kondidi kesehatan secara menyeluruh, termasuk tekanan darah
  • dan gangguan penmcernaan seperti maag

  Kebersihan,mutu, kualitas produk

  • Perhatikan pula tanggal kadarluasa produk
  • Jangan mengkonsumsi jamu, obat medis, herbal serta terapi tradisional yang lain
  • pada waktu, hari dan jam yang sama.
  • 2.2. Obat Sintetis

  Obat medis (obat sintetik) adalah obat yang dibuat dari bahan sintetik dan digunakan serta diresepkan dokter dan kalangan medis untuk mengobati penyakit tertentu. Obat medis yang bisa diresepkan mempunyai kekuatan ilmiah karena sudah melalui uji klinis yang dilakukan bertahun-tahun. Meskipun begitu, obat modern memiliki efek samping karena daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan masing – masing orang tidak sama.

  Obat sintetis adalah obat modern yang dibuat dari bahan sintetik atau bahan alam yang diolah secara modern.Biasanya obat sintetis memiliki standard dan sudah diuji secara klinis dan ilmiah. Adapun salah satu contoh obat sintesis adalah parasetamol atau dengan nama lain N–acetyl–para-aminophenol (Harmanto, 2007).

  Parasetamol atau N–acetyl–para-aminophenol , rumus molekul C

  8 H

  9 NO 2 , Berat

  Molekul 151,16. N–acetyl–para-aminophenol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C

8 H

  9 NO 2 dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian serbuk

  hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.Kelarutan dalam air mendidih dan dalam

  

natrium hidroksida 1 N ; mudah larut dalam etanol.Baku pembanding parasetamol;

dilakukan pengeringan di atas silica gel P selama 18 jam sebelum digunakan.

  Identifikasi spektrum serapan ingramerah zat yang telah dikeringkan di atas pengering yang cocok dan didispersikan dalam kalium bromide P menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada parasetamol (Farmakope, 1995).

Gambar 2.1 Gambar strukur molekul parasetamol( Farmakope,1995)

  Metode penentuan pada N–acetyl–para-aminophenol dengan menggunakan cakram KBr memiliki penaksiran spektrum infra merah (IM) yaitu:

Tabel 2.1 Penafsiran Spektrum Infra Merah Parasetamol (Watson,2005)

  Bilangan Gelombang (cm

  Penentuan

  Keterangan 3360

  • )

  N-H amida regang Pita ini dapat terlihat cukup jelas meskipun berada di puncak OH regang lebar

  3000-3500 OH fenolik regang Sangat lebar karena ikatan hidrogen yang kuat sehingga menutupi pita-pita lain pada daerah ini.

  ± 3000 C-H regangan Tidak jelas karena serapan OH yang telah ada.

  Daerah Sidik jari cukup jelas, tetapi tidak 1840 – 1940 overtone aromatic merefleksikan dua pola pita yang ditujukan untuk p-di-substitusi. 1650 C=O amida regang C=O regangan pada amida terjadi pada bilangan gelombang yang rendah dibandingkan dengan gugus-gugus C=O tak terkonjugasi lainnya.

  C=C aromatik regang Pita ini kuat karena cincin aromatik 1608 memiliki substituen polar yang meningkatkan momen dipole ikatan C=C pada cincin tersebut.

  N-H amida tekukan Dalam hal ini serapan kuat, tetapi tidak 1568 selalu berlaku demikian.

  C-C aromatik regang Bukti suatu doblet akibat interaksi 1510 dengan substituent-substituen cincin.

  =C-H tekukan Kemungkinan C-H aromatik tekukan, 810 tetapi daerah sidik jari tersebut terlalu rumit untuk sepenuhnya mengandalkan penentuan tersebut.

  Adapun dampak penggunaan N–acetyl–para-aminophenol dengan pencampuran pada jamu herbal antara lain apabila dalam dosis normal, N–acetyl–para-aminophenol tidak mengganggu aliran darah atau ginjal. Tetapi penggunaan dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati.Hal ini biasanya dicampurkan dalam jamu pegal linu atau asam urat.Dikarenakan obat ini atau nama lainnyaparasetamol merupakan obatanalgesik(penghilang nyeri) dan antipiretik (penurun panas) (Yuliarti, 2008).

  Obat-obatan yang berasal dari senyawa-senyawa kimia memilki berbagai macam khasiat yang antara lain seperti analgesik yaitu menekan atau mengurangi rasa sakit tanpa menghilangkan rasa kesadaran bagi penderita, antipiretik yaitu menurunkan suhu tubuh yang tinggi kembali normal, antihipertensi yaitu menurunkan tekanan darah ysng tinggi, antihipotensi yaitu menaikkan tekanan darah yang rendah ( Sumardjo,2009)

2.2.1 Macam – macam Obat Sintetis

  Selain Parasetamol (N-acetyl-para-aminophenol), terdapat juga senyawa obat-obatan yang bersifat antipiretik dan analgesik, yaitu Deksametason, Sibutramin Hidroklorida, Metampiron, Asam Mefenamat, Teofilin, Sildenafil Sitrat. Berikut ini penjelasan efek samping yang ditimbulkan dari obat sintetis tersebut, yaitu :

  • Deksametason dapat diberikan secara oral atau suntikan. Fungsi kerja utama deksametason adalah untuk menekan proses peradangan akut ( Kee,1993).Biasanya terdapat dalam campuran jamu pegal linu dan asam urat.Obat ini bersifat antipiretik dan analgesik.Dalam dosis normal tidak menggangu aliran darah, tetapi apabila dikonsumsi dalam waktu lama dapat merusak organ hati.

  Deksametason

  • Bahan ini dicampurkan dalam jamu pelangsing.Merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan dalam resep dokter, dengan dosis maksimal 15 miligram per hari.Penggunaan Sibutramin hidroklorida dosis tinggi beresiko meningkatkan tekanan darah (hipertensi) dan denyut jantung serta sulit tidur. Tidak boleh digunakan sembarangan oleh penderita gagal jantung, stroke, dan denyut jantung,

  Sibutramin Hidroklorida

  • Bahan ini dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat.Merupakan obat

  Metampiron

  

analgesik yang diresepkan oleh dokter. Menimbulkan efek samping berupa

  gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan lambung, rasa terbakar, serta gangguan sistem saraf seprtitinnitus (telinga berdenging) dan neuropati , gangguan darah, pembentukkan sel darah dihambat (anemia aplastik), , gangguan ginjal, dan bahkan kematian.

  agranulositosis

  • Bahan ini dicampurkan dalam jamu pegal linu dan asam urat.Merupakan obat

  Asam Mefenamat

  

analgesik yang diresepkan oleh dokter.Menimbulkan efek samping mengantuk,

  diare, ruam kulit, trombositopenia (berkurangnya trombosit dalam darah), , dan kejang.Obat ini tidak boleh dikonsumsioleh penderita

  anemia hemolitik tukak lambung atau usus, asma dan gangguan ginjal.

  • Bahan ini biasanya dicampurkan dalam jamu sesak napas.Merupakan obat untuk melonggarkan saluran pernapasan (bronkodilator).Obat yang dulu digunakan untuk mengobati asma ini telah ditarik dari predaran dan menjadi obat bebas terbatas karena menimbulkan efek samping yang berbahaya. Diantaranya adalah

  Teofilin Ada dua jenis instrumen yang biasa digunakan untuk memperoleh spektrum inframerah yaitu: instrumen dispersive (menggunakan monokromator) dan transformasi fourier (menggunakan interferometer). Instrumen transformasi Fourier menghasilkan sumber radiasi tanpa memerlukan dispersi. Dalam hal infra merah instrumen ini memiliki prinsip yang sama dengan instrumen lain, tetapi instrumen ini menggunakan interferometer dengan cermin yang bergerak untuk memindahkan bagian radiasi yang dihasilkan oleh suatu sumber, sehingga menghasilkan interferogram dan diubah kedalam persamaan ‘transformasi fourier’ untuk mengekstraksi spektrum dari suatu seri frekuensi yang bertumpang tindih (Watson,2005).

  mual, sakit kepala, insomia, dan denyut jantung yang cepat dan tidak teratur, palpitasi , gangguan saluran cerna.

  • Sildenafil Sitrat Bahan ini dicampurkan dalam jamu kuat pria. Obat ini lebih mudah dikenal dengan nama patennya yaitu Viagra. Merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter untuk mengatasi gangguan ereksi. Penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, gangguan pencernaan, sakit kepala, reaksi hipersensitif, ereksi lebih dari 4 jam, bahkan kematian. Tidak boleh digunakan untuk seseorang yang mengalami gagal jantung, stroke dan penderita tekanan darah 90/50 mm hg. Sildenafil sitrat memiliki efek samping timbulnya rasa sakit kepala, pusing, dyspepsia, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, rhinitis (radang hidung), myocardial infark, nyeri dada, palpitasi (denyut jantung cepat) dan kematian ( Yuliarti,2008)

2.3.Spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR)

Gambar 2.2 Diagram Skematis Spektrofotometer FT-IR (Watson, 2005)

  Instrumen yang digunakan untuk mengukur resapan radiasi infra merah pada berbagai panjang gelombang disebut spektrometer inframerah. Pancaran inframerahumumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Pancaran inframerah yang

  • 1

  kerapatannya kurang dari pada 100cm (panjang gelombang lebih dari 100 µm) diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi energi putaran molekul. Penyerapan itu tercatu dan demikian spektrum rotasi molekul terdiri dari garis-garis yang tersendiri (Hartomo, 1986).

  Serapan radiasi inframerah oleh suatu molekul terjadi karena interaksi vibrasi ikatan kimia yang menyebabkan perubahan polarisabilitas dengan medan listrik gelombang elektromagnetik (Wirjosentono, 1987). Terdapat dua macam getaran molekul, yaitu getaran ulur dan getaran tekuk. Getaran ulur adalah suatu gerakan berirama di sepanjang sumbu ikatan sehingga jarak antar atom bertambah atau berkurang. Getaran tekuk dapat terjadi karena perubahan sudut-sudut ikatan antara ikatan-ikatan pada sebuah atom, atau karena gerakan sebuah gugusan atom terhadap sisa molekul tanpa gerakan nisbi atom-atom di dalam gugusan. Contohnya liukan (twisting), goyangan (rocking) dan getaran puntir yang menyangkut perubahan sudut- sudut ikatan dengan acuan seperangkat koordinat yang disusun arbitter dalam molekul.

  Hanya getaran yang menghasilkan perubahan momen dwikutub secara berirama saja yang teramati di dalam inframerah (Hartomo, 1986).

  Atom molekul bergerak dengan berbagai cara, tetapi selalu pada tingkat energi tercatu. Energi getaran rentang untuk molekul organik bersesuaian dengan radiasi

  • 1

  inframerah dengan bilangan gelombang antara 1200 dan 4000 cm . Bagian tersebut dari spektrum inframerah khususnya berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi dalam senyawa organik. Memang daerah ini sering dinyatakan sebagai daerah gugus fungsi karena kebanyakan gugus fungsi yang dianggap penting oleh para kimiawan organik mempunyai serapan khas dan nisbi tetap pada panjang gelombang tersebut (Pine, 1988).

  Identifikasi pita absorpsi khas yang disebabkan oleh berbagai gugus fungsi merupakan dasar penafsiran spektrum inframerah (Creswell, 1972).Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus fungsi dalam sebuah spektrum inframerah hampir selalu merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan. Demikian pula, tidak adanya puncak dalam bagian tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah spektrum inframerah biasnya berarti bahwa gugus tersebut yang menyerap pada daerah itu tidak ada (Pine, 1980). Asam karboksilat mempunyai dua karakteristik absorbsi IR yang membuat senyawa -CO

  2 H dapat diidentifikasi

  sengan mudah. Ikatan O-H dari golongan karboksil diabsorbsi pada daerah 2500 sampai

  • 1

  3300 cm , dan ikatan C=O yang ditunjukkan diabsorbsi di antara 1710 sampai 1750

  • 1 cm (McMurry, 2007).
Daerah spektrum FT-IR dibagi menjadi tiga, yaitu :

  • 1
  • 1

  (4000 – 1300 cm ) Daerah gugus fungsi

  (1300 – 910 cm - )

  Daerah sidik jari

  • 1
  • Untuk identifikasi, pada spektrum bahan yang diuji dibandingkan dengan spektrum yang diperoleh dari bahan pembanding yang dilakukan secara bersamaan, atau dengan spektrum pembanding. Spektrometer inframerah konvensional mendispersi radiasi inframerah melalui kisi atau prisma. Pengembangan peralatan laboratorium dengan sistem komputerisasi memberikan pilihan tambahan yaitu dengan menggunakan interferometer yang dipasangkan dengan komputer untuk pengurangan data dengan membuat transformasi Fourier pada interferogram untuk memperoleh spektrum inframerah.Instrumen ini dikenal dengan Fourier Transform Infrared Spectrometers (FTIR).Terlepas dari perbedaan kecil pada frekuensi rendah, semua jenis instrumen inframerah yang disebutkan di atas menghasilkan data yang sebanding dan umumnya dapat saling menggantikan untuk analisis kualitatif. Akantetapi, tiap instrumen memiliki karakteristik sinyal terhadap detau (signal-to-noise) dan resolusi spesifik.

  ( 910 – 650 cm ) ( Cooper, 1980 ) Daerah aromatik

  Spektrofotometer yang sesuai untuk uji identifikasi biasanya berkerja pada

  • 1
  • 1

  daerah 4000 – 600 cm (2,5 – m) atau dalam beberapa kasus sampai 250 cm

  16,7 μ

  (40 μm). Jika harus digunakan teknik pemantulan total terlemahkan, instrumen harus dilengkapi dengan tambahan elemen pemantul tunggal atau ganda yang sesuai. Setiap elemen tambahan harus sesuai dengan spektrofotometer sehingga diperoleh transmisi maksimum (Syahputri,2007).

Dokumen yang terkait

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 71 80

Sintesis Butil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 48 82

Karakterisasi Jamu Oplosan Dengan Menggunakan Alatspektrofotometer Fourier Transform - Infra Red (Ft-Ir) Di Balai Pengujian Dan Identifikasi Barang Medan

10 83 42

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 51 80

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Modifikasi Dan Karakterisasi Karet Alam Siklis (Resiprena 35) Dengan Anhidrida Maleat Sebagai Substituen Bahan Pengikat Cat Sintetis

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalium Diklofenak - Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 0 15

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam - Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 2 18

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Audio - Analisis Dan Implementasi Song Recog-Nition Menggunakan Algoritma Fast Fourier Transform

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Preparasi dan Karakterisasi Nano-Komposit Polipropilena-Organobentonit Alam Bener Meriah Dengan Menggunakan Maleat Anhidrida dan Divinyl Benzena Sebagai Kompatibilizer

0 0 35