BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi - Analisis Penawaran Dan Permintaan Kredit Investasi Di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

  2.1.1 Pengertian Investasi

  Secara umum investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam perseorangan, suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

  Contoh investasi: pembelian aset seperti saham, pembelian barang modal untuk produksi dalam suatu usaha, maupun berupa property seperti rumah atau tanah.

  Menurut sadono sakirno (1997) Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang- barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

  2.1.2 Jenis-jenis investasi

  Menurut cara pembagiannya, investasi dibagi menjadi delapan jenis yang terkelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (Rosyidi:1995):

  1. Autonomous investment dan induced investment.

  Atonomous investment (investasi otonom) adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan. misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah dan sebagainya. sedangkan induced investment (investasi terimbas) sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

  2. Public investment dan private investment. oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. sedangkan private investment adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta. di dalam private investment keuntungan merupakan prioritas sementara public investment lebih diarahkan kepada melayani dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.

  3. Domestic investment dan foreign investment.

  Domestic investment adalah penanaman modal di dalam negeri sedangkan foreign investment adalah penanaman modal asing.

  4. Gross investment dan net investment.

  Gross investment (investasi bruto) adalah total seluruh investasi yang diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu waktu. sedangkan net investment (investasi netto) adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan. contoh: investasi bruto tahun ini adalah Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi selama tahun lalu adalah sebesar Rp. 10 juta itu berarti investasi netto tahun ini adalah sebesar Rp. 15 tahun.

2.2 Bank

2.2.1 Pengertian Bank

  Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan). badan yang bertujuan untuk memaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan ang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.

  Bank adalah Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2000:11).

2.2.2 Jenis-Jenis Bank

  Dewasa ini jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain :

  a) Bank berdasarkan Fungsinya

  Mengikuti Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998, maka bank dari segi fungsinya dibedakan menjadi :

  1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  b) Bank berdasarkan Kepemilikannya

  Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah :

  Bank milik pemerintah adalah dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah.

  2. Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki swasta serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta begitu pula pembagian keuntungan diambil oleh swasta.

3. Bank milik asing adalah merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri baik milik swasta maupun pemerintah asing atau negara.

  4. Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

  c) Bank berdasarkan segi Status

  Bank dilihat dari segi status bank dibedakan menjadi : 1.

  Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

  Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

  2. Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa dalam melakukan transaksi masih dalm batas-batas negara.

  d) Bank berdasarkan dari segi Cara Menentukan Harga terdapat dalam dua kelompok, yaitu : 1.

  Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya , memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Periode tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun.

  2. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jaul beli dan bagi hasil.

2.1.3 Fungsi dan Peranan Bank

2.1.3.1 Fungsi Bank

  Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit untuk berbagai tujuan. Fungsi bank dalam perekonomian suatu negara diklasifikasikan sebagai berikut (Lubis, 2010:10) :

1. Fungsi Bank sebagai Agent of Trust

  Maksudnya adalah bahwa bank sebagai financial intermediary menjalankan fungsinya atas dasar kepercayaan yang diterima oleh bank dari masyarakat.

  Kepercayaan masyarakat yang diberikan berupa amanat agar bank mengelola dan mengamankan dana yang disimpan masyarakat di bank tersebut. Fungsi bank bagi kedua belah pihak.

  2. Fungsi Bank sebagai Agent of Development Guna mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan dalam perekonomian, bank dianggap sebagai lembaga yang cukup berperan signifikan. Hal ini dikarenakan aktivitas bank sebagai financial intermediary dapat mempertemukan sektor riil dan sektor moneter untuk berinteraksi. Sebagian besar peredaran uang dalam perekonomian terjadi melalui institusi perbankan sehingga interaksi sektor riil dan sektor moneter diharapkan berjalan dengan baik demi mendukung proses pembangunan.

  3. Fungsi Bank sebagai agent of service Bank diketahui juga sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa yang lebih beragam, dengan kata lain aktivitas perbankan tidak hanya terbatas dalam hal menghimpun dana dan menyalurkan dana ditengah masyarakat. Beragamnya jenis jasa yang ditawarkan oleh bank menjadikan institusi perbankan juga dianggap sebagai agent of service.

2.2.3 Peranan Bank

  Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem keuangan yaitu: a.

  Pengalihan asset (Asset Transmutation) Bank mendirikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Dalam hal ini bank telah berperan sebagai

  (borrowers).

  b.

  Transaksi (Transaction) Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan, produk-produk yang dikeluarkan oleh bank merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

  c.

  Likuiditas (Liquidity) Lembaga keuangan bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. Disisi lain bank juga akan dapat memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.

  d.

  Efisiensi (Efficiency) Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank untuk memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

  Menurut UU No. 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

  Menurut Jhonson yang ditulis Julius Latumerissa, kredit adalah kemampan untuk memperoleh barang-barang atau jasa-jasa dengan memberikan janji akan membayar dengan uang (atau barang) seketika diminta pembayarannya atau pada suatu hari tertentu di kemudian hari.

  Dalam bahasa latin kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Itu artinya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang diberikan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian.

2.3.2 Unsur-unsur kredit

  Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut.

  1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.

  2. Kesepakatan, dimana kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing.

  3. Jangka waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

  4. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan satuu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit.

  Balas jasa, merupakan suatu kentungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga.

2.3.3 Jenis-Jenis Kredit

  Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari, sebagai berikut (Kasmir 2008:103).

  a) Dilihat Dari Segi Kegunaan 1.

  Kredit Investasi Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

  2. Kredit Modal Kerja Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

  b) Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit 1.

  Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha/produksi/ investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

  2. Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk konsumsi pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

  3. Kredit Perdagangan membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

  c) Dilihat Dari Segi Jangka Waktu 1.

  Kredit Jangka Pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

  2. Kredit Jangka Menengah Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

  3. Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang pengembaliannya paling panjang, jangka waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti : perkebunan karet, kelapa sawit, manufaktur atau kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

  d) Dilihat Dari Segi Sektor Usaha 1.

  Kredit Pertanian pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka jangka pendek atau jangka panjang.

  2. Kredit Peternakan Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  3. Kredit Industri Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana, baik industri kecil, industri menengah, dan industri besar.

  4. Kredit Pertambangan Merupakan kredit yang diberikan untuk usaha tambang, jenis tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak, dan timah.

  5. Kredit Pendidikan Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula kredit untuk para mahasiswa.

  6. Kredit Profesi Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

  7. Kredit Perumahan Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

  2.4.1 Pengertian Suku Bunga

  Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

  2.4.2. Jenis Bunga

  Ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabah dalam kegiatan perbankan konvensional, yaitu:

  1. Bunga Simpanan Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan ata balas jasa, kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

  2. Bunga Pinjaman Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.

2.4.3 Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit

  Jenis-jenis pembebanan suku bunga kredit dan rumus perhitungan 1.

  Suku Bunga Effektif Pengertian effektif/anuitas ini adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari sisa pokok pinjaman dengan demikian jumlah bunga yang dibayar dari bulan ke dilakukan sisa pokok pinjaman akan berkurang. Rumus perhitungan :

  = Keterangan : Bunga Angsuran : bunga bulan yang bersangkutan.

  Sisa pokok : sisa pokok pinjaman. Bunga : suku bunga pinjaman efektif per tahun 2. Suku Bunga Flat

  Pengertian flat adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari pokokawal pinjaman. Dengan demikian jumlah bunga yang dibayar setiap bulan adalah sama. Rumus perhitungan :

  • ( ) Keterangan :

  =

  Angsuran : jumlah angsuran per bulan Pokok : pokok awal pinjaman Bunga : suku bunga pinjaman flat per tahun Tahun : jangka waktu pinjaman dalam tahun Bulan : jangka waktu pinjaman dalam bulan 3.

  Floating rate Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut.

  Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat akan mendorong untuk mengorbankan pengeluaran konsumsi guna menambah tabungan. investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. seseorang akan menambah pengeluaran investasi apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut. Tingkat Bunga

  

Tabungan

i 1 i Investasi i

  i

  2 Investasi Investasi 2 o Rupiah yang diinvestasikan & ditabung

  S S 1 S 2 Gambar 2.1 Tingkat bunga menurut klasik

  Keseimbangan tingkat bunga ada di titik I , dimana jumlah tabungan sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga berada di titik i

  1 , maka jumlah tabungan melebihi

  keinginan penguasaha untuk berinvestasi. Para penabung akan meminjamkan dananya sehingga akan menekan tingkat bunga turun kembali ke titik i Sebaliknya,

  0. memperoleh dana yang jumlahnya relatif kecil sehingga persaingan ini akan mendorong tingkat bunga naik ke posisi i

  0.

2.5 Dana Pihak Ketiga (DPK)

  2.5.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No.

  10 tahun 1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

  2.5.2. Sumber-sumber Dana Pihak Ketiga

  Sumber dana pihak ketiga tersebut berupa: 1. Giro ( Demand Deposit )

  Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.

2. Deposito

  Secara garis besar deposito dapat dibagi kedalam tiga jenis, yaitu (Julius, 2011:247)

  a) deposito berjangka (time deposit) Adalah simpanan pihak ketiga di bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka wakt tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank teknis yang bersangkutan. Deposito berjangka ini tangankan ata diperjual belikan.

  b) deposito harian (deposit on call) Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang memiliki jangka waktu 1 sampai 30 hari yang pencairannya dapat dilakukan setiap hari dengan pemberitahuan sebelumnya kepada pihak bank akan maksud tersebut.

  c) sertifikat deposito (certificate deposit) Adalah suatu bentuk simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank yang dapat diperjualbelikan ata dipindah tangankan kpada pihak ketiga.

3. Tabungan ( Saving Deposit )

  Tabungan adalah simpanan dari masyarakat atau pihak ke 3 kepada bank yang penarikannya dapat di lakukan sewaktu-waktu.

2.6 Non Performing Loan (NPL)

  Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengukur resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.

  Jika tingkat rasio NPL tinggi maka pihak bank akan berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke masyarakat.. Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL (Non Performing Loan) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL

Rasio Predikat

  NPL Sehat ≤ 5%

  NPL > 5% Tidak Sehat

  Sumber : Bank Indonesia

  Berdasarkan tabel di atas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat. Meningkatnya NPL akan menggurangi jumlah modal bank, Karena pendapatan yang diterima bank akan digunakan untuk menutupi NPL tersebut. Selain itu, meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat pada periode selanjutnya.

  Banyak faktor yang seringkali memicu munculnya masalah ini diantaranya adalah dampak krisis multidimensional yang hingga saat ini membuat banyak dari para debitur bank tidak mampu menyelesaikan masalah kredit mereka yang macet. Faktor lain yang juga seringkali memicu masalah ini adalah tidak adanya itikad baik dari para debitur untuk segera menyelesaikan masalah ini. Akibatnya tidak jarang bank atau lembaga keuangan akan menerima dampaknya dari kondisi ini. Tingginya suku bunga memang seringkali menjadi beban berat bagi para debitor untuk menyelesaikan kewajiban mereka pada bank, Sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan kredit sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

  Untuk menjaga bank tetap dalam kondisi yang aman, maka sistem manajemen yang baik memang sangat perlu untuk diterapkan secara maksimal. Melalui hal yang terkait dengan kredit ini, akan membantu menjaga kestabilan kondisi dalam bank.

2.7 Inflasi

  2.7.1 Pengertian Inflasi

  Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus menerus.

  Menurut Boediono definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-barang lain.

  2.7.2 Jenis-jenis Inflasi

  Berdasarkan asal dari inflasi dibagi menjadi: 1.

  Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan gagal dan sebagainya.

2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

  Inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau di Negara- negara langganan berdagang. Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam terbuka.

2.7.3 Dampak Inflasi

  Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

  1. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.

  Ini dikarenakan pada saat inflasi maka harga barang-barang akan cenderung naik sedangkan pendapatan tidak mengalami kenaikan.

  2. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. apabila masyarakat cenderung tidak menabung maka dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Ini dikarenakan dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

  3. Bagi produsen, inflasi dapat menyebabkan terhentinya kegiatan produksi barang. Ini terjadi dikarenakan biaya produksi yang meningkat dikarenakan inflasi sehingga biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya.

2.8 Penelitian Terdahulu

  perbankan berikut dengan kesimpulan dari masing-masing penelitian.

  Peneliti Judul Variabel Hasil Ratih Pranita (2008)

  Analisis Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi Permintaan Kredit

  Investasi, Kredit Investasi periode sebelumnya, Suku

Bunga, GDP, Inflasi,

Penawaran Kredit Investasi, ROA, LDR, DPK

  Penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh suku bunga kredit, ROA, dan LDR. Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga kredit dan inflasi, dan juga dipengaruhi secara positif oleh GDP dan kredit investasi periode sebelumnya. Gerry Danistyo (2009) Analisis Faktor-

  Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Kredit UMKM di Indonesia Permintaan Kredit

  

Investasi, Suku Bunga,

GDP, Inflasi, Kurs,

Penawaran Kredit Investasi, DPK, CAR, LDR, NPL Penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh suku bunga kredit, DPK dan LDR. Dan juga dipengaruhi secara negatif oleh CAR dan NPL. Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga kredit dan inflasi, dan juga dipengaruhi secara positif oleh GDP dan Nilai tukar rupiah terhadap dolar. Martin (2012)

  Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara

  Permintaan Kredit Investasi, DPK, Suku Bunga, Pendapatan Per Kapita, Penawaran Kredit Investasi, DPK, PDRB, NPL

  Permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga dan Pendapatan Per Kapita dan juga dipengaruhi secara positif oleh DPK. Sedangkan penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh DPK dan juga dipengaruhi secara negatif oleh PDRB dan NPL Bunga Kredit DPK

Penawaran Kredit Permintaan Kredit

Inflasi

  

Investasi Investasi

NPL Kredit Investasi

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi

  Melalui gambar 2.3 ini dapat dilihat bahwa penawaran kredit investasi dipengaruhi oleh Bunga kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL) Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi oleh variabel Suku Bunga kredit dan Inflasi.

2.10 Hipotesis

  Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Bunga Kredit Perbankan dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap Permintaan Kredit Investasi.

  NPL berpengaruh negatif terhadap Penawaran Kredit Investasi, Bunga Kredit Perbankan dan DPK berpengaruh positif terhadap Penawaran Kredit Investasi.