Analisis Penawaran Dan Permintaan Kredit Investasi Di Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN KREDIT

INVESTASI DI INDONESIA

OLEH:

AGUSTIO FERDINAND

080501098

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Sejumlah faktor sangat mempengaruhi permintaan dan penawaran kredit investasi di Indonesia . penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh suku bunga kredit perbankan dan inflasi terhadap permintaan kredit investasi dan bagaimana pengaruh NPL, Bunga Kredit Perbankan dan DPK terhadap Penawaran Kredit Investasi.

Dalam penelitian ini, data di dapat dari Bank Indonesia dan sumber penelitian lainnya. Penelitian ini menggunakan metode Two Stage Least Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga kredit perbankan dan inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit investasi, sementara bunga kredit perbankan, DPK dan NPL berpengaruh positif terhadap penawaran kredit invetasi.

Pada estimasi nilai R-squared bahwa variabel suku bunga kredit investasi, DPK dan NPL mampu menjelaskan penawaran kredit investasi sebesar 97 % sedangkan estimasi model permintaan nilai R-squared pada persamaan permintaan kredit investasi bahwa variabel suku bunga kredit dan inflasi mampu menjelaskan permintaan kredit investasi sebesar 92 %.

Kata kunci: Penawaran Kredit Investasi. Permintaan Kredit Investasi, Inflasi, Suku Bunga Kredit, NPL dan DPK


(3)

ABSTRACT

Some of factors affect the demand and supply of credit investments in Indonesia. This study aims to see how the effect rates of bank and inflation to demand for investment credit and how effect rates of bank, Third Party funds and NPL to Supply of Credit Invesment.

In this study, data obtained from Bank Indonesia and other sources that is research result .The study using Two Stage Least Square method.

The results showed that rates of bank and inflation has negatively effect to demand credit invesment, while rates of bank, Third Party Fund and NPL has positive effect to supply of credit invesment .

Value estimates In the R-squared that variable rates of bank, Third Party Fund and NPL were able to explain supply of credit investment for 97%, while the estimated demand model R-squared value of the demand of credit investment equation that variable rates of bank the demand of credit investment for 92%.

Keywords: Supply of Credit Investments, Demand of Credit, Inflation, Rates of Bank, Non Performing Loan and Third Party Fund Investment


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas Berkat dan Perlindungannya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Penawaran dan Permintaan Kredit Investasi di Indonesia”. Penulisan skripsi ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tersayang Ayahanda Maruli S.P Simatupang dan Ibunda R.S. Maria Butarbutar atas segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang serta kesabaran yang luar biasa yang tidak terhingga kepada penulis.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum. M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, Mec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad, SE. M.Soc.Sc. Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Prof. DR Ramli, SE, MS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis selama masa penyusunan skripsi.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai skripsi ini.

6. Kepada Bapak/Ibu dosen Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Seluruh staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utrara yang telah banyak membantu penulis dalam setiap administrasi yang diperlukan oleh penulis.

8. Kepada Kakakku yang selama ini memberi dukungan.

9. Kepada teman-teman di Ekonomi Pembangunan stambuk 2008.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Juli 2014 Penulis


(6)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi ... 9

2.1.1 Pengertian Investasi ... 9

2.1.2 Jenis-Jenis Investasi ... 9

2.2 Bank ... 10

2.1 Pengertian Bank ... 10

2.2 Jenis-Jenis Bank ... 11

2.3 Fungsi dan Peranan Bank ... 13

2.3.1 Fungsi Bank ... 13

2.3.2 Peranan Bank ... 14

2.3 Kredit ... 15

2.3.1 Pengertian Kredit ... 15

2.3.2 Unsur-unsur Kredit ... 16

2.3.3 Jenis-Jenis Kredit... 17

2.4 Suku Bunga ... 20

2.4.1 Pengertian Suku Bunga ... 20

2.4.2 Jenis Bunga ... 20

2.4.3 Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit ... 20

2.4.4 Teori Klasik Tingkat Bunga ... 22

2.5 Dana Pihak Ketiga ... 23

2.5.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga ... 23

2.5.2 Sumber-sumber Dana Pihak Ketiga ... 23

2.6 Non Performing Loan (NPL) ... 24

2.7 Inflasi ... 26

2.7.1 Pengertian Inflasi ... 26

2.7.2 Jenis-jenis Inflasi ... 26

2.7.3 Dampak Inflasi ... 27


(7)

2.9 Kerangka Konseptual ... 29

2.10 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Batasan Operasional ... 31

3.3 Definisi Operasional ... 31

3.4 Jenis Data ... 32

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.6 Teknik Analisis Data ... 32

3.6.1 Identifikasi Persamaan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi di Indonesia ... 37

4.2 Variabel Penelitian ... 37

4.2.1 Variabel Permintaan Kredit Investasi ... 38

4.2.2 Variabel Penawaran Kredit Investasi ... 38

4.2.3 Variabel Bunga Kredit Perbankan ... 38

4.2.4 Variabel Inflasi ... 42

4.2.5 Variabel NPL ... 44

4.2.6 Variabel DPK ... 46

4.3 Hasil Regresi Penawaran Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga, DPK dan NPL ... 47

4.4 Hasil Regresi Permintaan Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga dan Inflasi ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Kriteria Penilaian tingkat kesehatan ratio NPL ... 25 4.5 Hasil Regresi Penawaran Kredit Investasi Terhadap

Suku Bunga, DPK dan NPL ... 47 4.6 Hasil Regresi Permintaan Kredit Investasi Terhadap


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Perkembangan Perkembangan Kredit Bank Umum Indonesia Desember 2008 – 2010

Yoy (dalam miliar) ... 4

1.2 Perkembangan Inflasi di Indonesia... 6

2.1 Tingkat Bunga Menurut Klasik ... 22

2.2 Keranga Konseptual Penawaran dan Permintaan Kredit Investasi ... 29

4.1 Perkembangan Suku Bunga Kredit ... 42

4.2 Perkembangan Inflasi ... 44

4.3 Perkembangan Non Performing Loan ... 46


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Data Variabel Penelitian ... 54 2 Hasil Regresi Two Stage Least Square

Terhadap Permintaan ... 55 3 Hasil Regresi Two Stage Least Square


(11)

ABSTRAK

Sejumlah faktor sangat mempengaruhi permintaan dan penawaran kredit investasi di Indonesia . penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh suku bunga kredit perbankan dan inflasi terhadap permintaan kredit investasi dan bagaimana pengaruh NPL, Bunga Kredit Perbankan dan DPK terhadap Penawaran Kredit Investasi.

Dalam penelitian ini, data di dapat dari Bank Indonesia dan sumber penelitian lainnya. Penelitian ini menggunakan metode Two Stage Least Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga kredit perbankan dan inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit investasi, sementara bunga kredit perbankan, DPK dan NPL berpengaruh positif terhadap penawaran kredit invetasi.

Pada estimasi nilai R-squared bahwa variabel suku bunga kredit investasi, DPK dan NPL mampu menjelaskan penawaran kredit investasi sebesar 97 % sedangkan estimasi model permintaan nilai R-squared pada persamaan permintaan kredit investasi bahwa variabel suku bunga kredit dan inflasi mampu menjelaskan permintaan kredit investasi sebesar 92 %.

Kata kunci: Penawaran Kredit Investasi. Permintaan Kredit Investasi, Inflasi, Suku Bunga Kredit, NPL dan DPK


(12)

ABSTRACT

Some of factors affect the demand and supply of credit investments in Indonesia. This study aims to see how the effect rates of bank and inflation to demand for investment credit and how effect rates of bank, Third Party funds and NPL to Supply of Credit Invesment.

In this study, data obtained from Bank Indonesia and other sources that is research result .The study using Two Stage Least Square method.

The results showed that rates of bank and inflation has negatively effect to demand credit invesment, while rates of bank, Third Party Fund and NPL has positive effect to supply of credit invesment .

Value estimates In the R-squared that variable rates of bank, Third Party Fund and NPL were able to explain supply of credit investment for 97%, while the estimated demand model R-squared value of the demand of credit investment equation that variable rates of bank the demand of credit investment for 92%.

Keywords: Supply of Credit Investments, Demand of Credit, Inflation, Rates of Bank, Non Performing Loan and Third Party Fund Investment


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan pembangunan ekonomi suatu negara. Papanek (2004) mengatakan bahwa jika ada satu-satunya faktor tunggal yang penting untuk pembangunan ekonomi suatu negara maka faktor tersebut adalah modal. Modal bisa berasal dari sumber dana domestik atau bantuan dari negara lain. Lembaga perbankan merupakan pemain utama dalam penyediaan sumber dana domestik di Indonesia sehingga memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Lembaga perbankan merupakan lembaga intermediasi yang menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (pihak surplus) dan menyalurkannya kepada masyarakat yang memerlukan dana (pihak defisit). Salah satu jasa pelayanan perbankan yang utama adalah penyaluran kredit. Kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang terkait langsung dengan sektor riil sebagai modal pembiayaan, baik pembiayaan investasi, modal kerja maupun investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan sektor riil dan peningkatan output nasional.

Investasi menjadi salah satu kata kunci dalam setiap upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi baru bagi perluasan penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan penanggulangan kemiskinan. Melalui peningkatan kegiatan investasi, baik dalam bentuk akumulasi kapital domestik maupun luar negeri, akan


(14)

menjadi faktor pengungkit yang sangat dibutuhkan bagi suatu negara dalam menggerakan mesin ekonomi mengawal pertumbuhan yang berkelanjutan.

Tahun 2012 tampaknya merupakan tonggak emas sejarah kinerja investasi Indonesia, meskipun dibayang-bayangi kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan bagi ekspansi peningkatan kegiatan investasi, namun kinerja investasi di Indonesia dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan.

Data yang dilansir Kantor BKPM (22/10), membuktikan hal tersebut, hal ini terlihat dari kinerja investasi pada triwulan II atau hingga September 2012, yang telah menembus angka Rp 229 triliun atau 81,1% dari target tahun ini, realisasi investasi tersebut meningkat sekitar 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini berdampak positip terhadap penambahan pendapatan (produk domestik bruto/PDB). Kinerja investasi Rp 229,9 triliun tersebut merupakan akumulasi realisasi penanaman modal, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), pada periode Januari–September 2012, PMDN mencapai Rp 65,7 triliun dan PMA mencapai Rp164,2 triliun.

Salah satu hal yang menggembirakan dalam struktur realisasi investasi di Indonesia tersebut adalah mulai terjadinya pemerataan, tercermin dari porsi investasi di luar Jawa yang terus naik. Pada Januari–September 2012, investasi di luar Jawa mencapai Rp107,0 triliun atau 46,5 persen di antara total investasi. Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp81,1 triliun atau 44,8


(15)

persen di antara total realisasi investasi, pemerataan investasi ini sangat penting untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

` Capaian kinerja investasi tersebut di atas, sesungguhnya menunjukkan indikator mulai berhasilnya berbagai upaya perbaikan iklim investasi yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan investasi dan memberikan nilai tambah dan daya saing perekonomian nasional, di sisi lain, kinerja investasi menunjukkan meningkatkan kepercayaan dunia usaha kepada Indonesia, jumlah penduduk yang besar serta meningkatnya jumlah kelas menengah menjadi daya tarik utama bagi kegiatan investasi, disamping terus membaiknya makro ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan perekonomian suatu negara juga tidak terlepas dari peranan industri perbankan. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” (Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

Salah satu fungsi bank adalah fungsi intermediasi. Fungsi intermediasi adalah bank sebagai pemberi kredit. Apabila proses intermediasi tersebut berjalan dengan baik, maka semua pihak baik bank, pihak yang kelebihan dana, dan pihak yang kekurangan dana akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank (Suseno dan Abdullah, 2004).


(16)

dihimpun oleh bank yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat, atau biasa disebut Loan to Deposit Ratio (LDR).

Kredit dalam perekonomian berfungsi sebagai sumber permodalan untuk menjaga dan meningkatkan kegiatan usaha ekonomi, meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan kecepatan peredaran, lalu lintas uang dan sebagai jembatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di satu negara.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Gambar 1.1 Perkembangan Kredit Bank Umum Indonesia Desember 2008 – 2010 yoy (dalam miliar)

Berdasarkan grafik 1.1 penyaluran kredit mengalami kenaikan dari tahun 2008 yaitu sekitar Rp. 1.300 Triliun sampai 2010 yang mencapai sekitar Rp. 1.765 Triliun. Hal ini berarti fungsi Bank sebagai intermediasi mengalami kemajuan. Jika dilihat grafik di atas penyaluran kredit ke sektor produktif lebih besar dibandingan kepada sektor konsumsi. Pada tahun 2010 penyaluran kredit investasi mengalami pertumbuhan sebesar 25% dibandingkan tahun sebelumnya.

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 1000000

Desember'08 Desember'09 Desember'10

Modal Kerja Investasi Konsumsi


(17)

Permintaan kredit investasi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan bank umum di Indonesia. Biasanya faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat suku bunga kredit antar bank umum adalah kebijaksanaan pemerintah, target laba yang diinginkan oleh bank dan lain-lain. Jika pada suatu bank memiliki suku bunga kredit yang tinggi, maka permintaan kredit yang dilakukan masyarakat akan menjadi menurun. Di sisi lain, suku bunga yang tinggi pada suatu bank maka pihak bank akan semakin berani dalam menawarkan kredit kepada masyarakat. Suku bunga kredit investasi bank umum di Indonesia sepanjang 2012 cenderung fluktuatif berkisar di angka 11%.

Dalam permintaan kredit, inflasi juga ikut berperan mempengaruhi permintaan kredit investasi di Indonesia. Naik turunnya inflasi biasanya di sebabkan oleh harga-harga barang dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar Rupiah (Rp) terhadap Dollar Amerika (US$). bila melihat inflasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 2012, inflasi mengalami fluktuasi dimana tercatat mencapai 4,30% (yoy) pada bulan Desember.


(18)

Sumber : Bank Indonesia

Gambar 1.1 Perkembangan inflasi di Indonesia

Sedangkan dari sisi penawaran, besar kecilnya jumlah kredit di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah Dana Pihak Ketiga (DPK). Menurut data Bank Indonesia pada bulan Desember 2009, DPK yang terkumpul sekitar Rp. 1.973 Triliun dan pada Desember 2010 DPK mengalami pertumbuhan sekitar 18% yaitu sebesar Rp. 2.338 Triliun.

Salah satu acuan bank dalam memberikan kredit kepada masyarakat adalah Non Performing Loan (NPL). Bank Indonesia sebagai bank sentral menetapkan ratio NPL sebesar 5% dari kredit yang disalurkan oleh bank. NPL merupakan hambatan bagi bank untuk menyalurkan kredit karena pihak bank tidak ingin mengalami kerugian yang dikarenakan ketidaksanggupan debitor untuk membayar kredit. Oleh karena itu bank menerapkan prinsip kehati-hatian atau melakukan penilaian dengan memperhatikan character (watak), capacity (kemampuan), capital (modal), collateral (agunan), dan condition (prospek usaha). Pada tahun 2012 rasio NPL cenderung


(19)

mengalami penurunan, tetapi penurunan jumlah rasio NPL tidak diimbangi dengan jumlah kredit yang bermasalah sebenarnya.

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi di Indonesia’’.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka ada rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh bunga kredit dan Inflasi terhadap permintaan kredit investasi di Indonesia.

2. Bagaimana pengaruh Bunga Kredit, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Loan (NPL) terhadap penawaran kredit Investasi di Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah:

1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Bunga kredit dan Inflasi terhadap permintaan kredit investasi di Indonesia.

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Bunga kredit, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Loan (NPL) terhadap penawaran kredit Investasi di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


(20)

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemangku kepentingan/stakeholder untuk mengambil keputusan dalam pengambilan kredit.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak bank dalam menawarkan kredit kepada masyarakat.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Secara umum investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam perseorangan, suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Contoh investasi: pembelian aset seperti saham, pembelian barang modal untuk produksi dalam suatu usaha, maupun berupa property seperti rumah atau tanah.

Menurut sadono sakirno (1997) Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

2.1.2 Jenis-jenis investasi

Menurut cara pembagiannya, investasi dibagi menjadi delapan jenis yang terkelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (Rosyidi:1995):

1. Autonomous investment dan induced investment.

Atonomous investment (investasi otonom) adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan. misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah dan sebagainya. sedangkan induced investment (investasi terimbas) sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.


(22)

Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. sedangkan private investment adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta. di dalam private investment keuntungan merupakan prioritas sementara public investment lebih diarahkan kepada melayani dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.

3. Domestic investment dan foreign investment.

Domestic investment adalah penanaman modal di dalam negeri sedangkan foreign investment adalah penanaman modal asing.

4. Gross investment dan net investment.

Gross investment (investasi bruto) adalah total seluruh investasi yang diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu waktu. sedangkan net investment (investasi netto) adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan. contoh: investasi bruto tahun ini adalah Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi selama tahun lalu adalah sebesar Rp. 10 juta itu berarti investasi netto tahun ini adalah sebesar Rp. 15 tahun.

2.2 Bank

2.2.1Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).


(23)

Menurut G.M Verryn Stuart yang ditulis Dendiwijaya Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan ang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.

Bank adalah Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2000:11).

2.2.2 Jenis-Jenis Bank

Dewasa ini jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain : a) Bank berdasarkan Fungsinya

Mengikuti Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998, maka bank dari segi fungsinya dibedakan menjadi :

1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b) Bank berdasarkan Kepemilikannya


(24)

1. Bank milik pemerintah adalah dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah.

2. Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki swasta serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta begitu pula pembagian keuntungan diambil oleh swasta.

3. Bank milik asing adalah merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri baik milik swasta maupun pemerintah asing atau negara.

4. Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

c) Bank berdasarkan segi Status

Bank dilihat dari segi status bank dibedakan menjadi :

1. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

2. Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa dalam melakukan transaksi masih dalm batas-batas negara.


(25)

Jenis bank berdasarkan caranya menentukan harga, baik harga jual maupun beli terdapat dalam dua kelompok, yaitu :

1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya , memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Periode tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun.

2. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jaul beli dan bagi hasil.

2.1.3 Fungsi dan Peranan Bank 2.1.3.1 Fungsi Bank

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit untuk berbagai tujuan. Fungsi bank dalam perekonomian suatu negara diklasifikasikan sebagai berikut (Lubis, 2010:10) :

1. Fungsi Bank sebagai Agent of Trust

Maksudnya adalah bahwa bank sebagai financial intermediary menjalankan fungsinya atas dasar kepercayaan yang diterima oleh bank dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat yang diberikan berupa amanat agar bank mengelola dan mengamankan dana yang disimpan masyarakat di bank tersebut. Fungsi bank


(26)

sebagai agent of trust ini tentu tidak terlepas dari prinsip saling mengntungkan bagi kedua belah pihak.

2. Fungsi Bank sebagai Agent of Development

Guna mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan dalam perekonomian, bank dianggap sebagai lembaga yang cukup berperan signifikan. Hal ini dikarenakan aktivitas bank sebagai financial intermediary dapat mempertemukan sektor riil dan sektor moneter untuk berinteraksi. Sebagian besar peredaran uang dalam perekonomian terjadi melalui institusi perbankan sehingga interaksi sektor riil dan sektor moneter diharapkan berjalan dengan baik demi mendukung proses pembangunan.

3. Fungsi Bank sebagai agent of service

Bank diketahui juga sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa yang lebih beragam, dengan kata lain aktivitas perbankan tidak hanya terbatas dalam hal menghimpun dana dan menyalurkan dana ditengah masyarakat. Beragamnya jenis jasa yang ditawarkan oleh bank menjadikan institusi perbankan juga dianggap sebagai agent of service.

2.2.3 Peranan Bank

Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem keuangan yaitu:

a. Pengalihan asset (Asset Transmutation)

Bank mendirikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Dalam hal ini bank telah berperan sebagai


(27)

pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit (borrowers).

b. Transaksi (Transaction)

Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan, produk-produk yang dikeluarkan oleh bank merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

c. Likuiditas (Liquidity)

Lembaga keuangan bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. Disisi lain bank juga akan dapat memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-pihak yang mengalami kekurangan likuiditas.

d. Efisiensi (Efficiency)

Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank untuk memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan


(28)

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Jhonson yang ditulis Julius Latumerissa, kredit adalah kemampan untuk memperoleh barang-barang atau jasa-jasa dengan memberikan janji akan membayar dengan uang (atau barang) seketika diminta pembayarannya atau pada suatu hari tertentu di kemudian hari.

Dalam bahasa latin kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Itu artinya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang diberikan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian.

2.3.2 Unsur-unsur kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut.

1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. 2. Kesepakatan, dimana kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian

dimana masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

4. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan satuu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit.


(29)

5. Balas jasa, merupakan suatu kentungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang dikenal dengan nama bunga.

2.3.3 Jenis-Jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari, sebagai berikut (Kasmir 2008:103).

a) Dilihat Dari Segi Kegunaan 1. Kredit Investasi

Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

2. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b) Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit 1. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha/produksi/ investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

2. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.


(30)

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

c) Dilihat Dari Segi Jangka Waktu 1. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

2. Kredit Jangka Menengah

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

3. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang pengembaliannya paling panjang, jangka waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti : perkebunan karet, kelapa sawit, manufaktur atau kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

d) Dilihat Dari Segi Sektor Usaha 1. Kredit Pertanian


(31)

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau sektor pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka jangka pendek atau jangka panjang.

2. Kredit Peternakan

Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Kredit Industri

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana, baik industri kecil, industri menengah, dan industri besar.

4. Kredit Pertambangan

Merupakan kredit yang diberikan untuk usaha tambang, jenis tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak, dan timah.

5. Kredit Pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula kredit untuk para mahasiswa.

6. Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

7. Kredit Perumahan


(32)

2.4 Suku Bunga

2.4.1 Pengertian Suku Bunga

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

2.4.2. Jenis Bunga

Ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabah dalam kegiatan perbankan konvensional, yaitu:

1. Bunga Simpanan

Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan ata balas jasa, kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

2. Bunga Pinjaman

Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.

2.4.3 Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit

Jenis-jenis pembebanan suku bunga kredit dan rumus perhitungan 1. Suku Bunga Effektif

Pengertian effektif/anuitas ini adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari sisa pokok pinjaman dengan demikian jumlah bunga yang dibayar dari bulan ke


(33)

bulan adalah berbeda (semakin kecil) karena seiring dengan cicilan yang dilakukan sisa pokok pinjaman akan berkurang.

Rumus perhitungan :

�������������= �����������������

��

Keterangan :

Bunga Angsuran : bunga bulan yang bersangkutan. Sisa pokok : sisa pokok pinjaman.

Bunga : suku bunga pinjaman efektif per tahun 2. Suku Bunga Flat

Pengertian flat adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari pokokawal pinjaman. Dengan demikian jumlah bunga yang dibayar setiap bulan adalah sama.

Rumus perhitungan :

�������� = �����+ (����� ������������)

�����

Keterangan :

Angsuran : jumlah angsuran per bulan Pokok : pokok awal pinjaman

Bunga : suku bunga pinjaman flat per tahun Tahun : jangka waktu pinjaman dalam tahun Bulan : jangka waktu pinjaman dalam bulan 3. Floating rate

Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut.


(34)

2.4.4 Teori Klasik Tingkat Bunga

Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat akan mendorong untuk mengorbankan pengeluaran konsumsi guna menambah tabungan.

investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. seseorang akan menambah pengeluaran investasi apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut.

Gambar 2.1 Tingkat bunga menurut klasik

Keseimbangan tingkat bunga ada di titik I0, dimana jumlah tabungan sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga berada di titik i1, maka jumlah tabungan melebihi keinginan penguasaha untuk berinvestasi. Para penabung akan meminjamkan dananya sehingga akan menekan tingkat bunga turun kembali ke titik i0. Sebaliknya,

Tabungan

Investasi o

i2

S2 Tingkat Bunga

i1

i0

Rupiah yang diinvestasikan & ditabung

S1

S0

Investasi i

Investasi 2


(35)

apabila tingkat bunga berada di titik i2, maka para pengusaha akan berusaha untuk memperoleh dana yang jumlahnya relatif kecil sehingga persaingan ini akan mendorong tingkat bunga naik ke posisi i0.

2.5 Dana Pihak Ketiga (DPK) 2.5.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2.5.2. Sumber-sumber Dana Pihak Ketiga

Sumber dana pihak ketiga tersebut berupa: 1. Giro ( Demand Deposit )

Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.

2. Deposito

Secara garis besar deposito dapat dibagi kedalam tiga jenis, yaitu (Julius, 2011:247)

a) deposito berjangka (time deposit)

Adalah simpanan pihak ketiga di bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka wakt tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank teknis yang bersangkutan. Deposito berjangka ini


(36)

diterbitkan atas nama deposan tertentu sehingga tidak dapat dipindah tangankan ata diperjual belikan.

b) deposito harian (deposit on call)

Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang memiliki jangka waktu 1 sampai 30 hari yang pencairannya dapat dilakukan setiap hari dengan pemberitahuan sebelumnya kepada pihak bank akan maksud tersebut.

c) sertifikat deposito (certificate deposit)

Adalah suatu bentuk simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank yang dapat diperjualbelikan ata dipindah tangankan kpada pihak ketiga.

3. Tabungan ( Saving Deposit )

Tabungan adalah simpanan dari masyarakat atau pihak ke 3 kepada bank yang penarikannya dapat di lakukan sewaktu-waktu.

2.6 Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengukur resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.

Jika tingkat rasio NPL tinggi maka pihak bank akan berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke masyarakat.. Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL (Non Performing Loan) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(37)

Tabel 2.1

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL

Rasio Predikat

NPL ≤ 5% Sehat

NPL > 5% Tidak Sehat

Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan tabel di atas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat. Meningkatnya NPL akan menggurangi jumlah modal bank, Karena pendapatan yang diterima bank akan digunakan untuk menutupi NPL tersebut. Selain itu, meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat pada periode selanjutnya.

Banyak faktor yang seringkali memicu munculnya masalah ini diantaranya adalah dampak krisis multidimensional yang hingga saat ini membuat banyak dari para debitur bank tidak mampu menyelesaikan masalah kredit mereka yang macet. Faktor lain yang juga seringkali memicu masalah ini adalah tidak adanya itikad baik dari para debitur untuk segera menyelesaikan masalah ini. Akibatnya tidak jarang bank atau lembaga keuangan akan menerima dampaknya dari kondisi ini. Tingginya suku bunga memang seringkali menjadi beban berat bagi para debitor untuk menyelesaikan kewajiban mereka pada bank, Sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan kredit sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

Untuk menjaga bank tetap dalam kondisi yang aman, maka sistem manajemen yang baik memang sangat perlu untuk diterapkan secara maksimal. Melalui


(38)

manajemen yang baik dalam berbagai kegiatan operasional bank terutama untuk hal-hal yang terkait dengan kredit ini, akan membantu menjaga kestabilan kondisi dalam bank.

2.7 Inflasi

2.7.1 Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus menerus.

Menurut Boediono definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-barang lain.

2.7.2 Jenis-jenis Inflasi

Berdasarkan asal dari inflasi dibagi menjadi:

1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)

Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan gagal dan sebagainya.

2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

Inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau di Negara-negara langganan berdagang. Penularan inflasi dari luar negeri ke dalam


(39)

negeri ini dapat mudah terjadi pada negara-negara yang perekonomiannya terbuka.

2.7.3 Dampak Inflasi

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

1. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Ini dikarenakan pada saat inflasi maka harga barang-barang akan cenderung naik sedangkan pendapatan tidak mengalami kenaikan.

2. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. apabila masyarakat cenderung tidak menabung maka dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Ini dikarenakan dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

3. Bagi produsen, inflasi dapat menyebabkan terhentinya kegiatan produksi barang. Ini terjadi dikarenakan biaya produksi yang meningkat dikarenakan inflasi sehingga biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya.


(40)

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang kredit perbankan berikut dengan kesimpulan dari masing-masing penelitian.

Peneliti Judul Variabel Hasil

Ratih Pranita (2008) Analisis Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi Permintaan Kredit Investasi, Kredit Investasi periode sebelumnya, Suku Bunga, GDP, Inflasi, Penawaran Kredit Investasi, ROA, LDR, DPK

Penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh suku bunga kredit, ROA, dan LDR. Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga kredit dan inflasi, dan juga dipengaruhi secara positif oleh GDP dan kredit investasi periode sebelumnya. Gerry Danistyo (2009) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Kredit UMKM di Indonesia Permintaan Kredit Investasi, Suku Bunga, GDP, Inflasi, Kurs, Penawaran Kredit Investasi, DPK, CAR, LDR, NPL

Penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh suku bunga kredit, DPK dan LDR. Dan juga dipengaruhi secara negatif oleh CAR dan NPL. Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga kredit dan inflasi, dan juga dipengaruhi secara positif oleh GDP dan Nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Martin (2012) Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara Permintaan Kredit Investasi, DPK, Suku Bunga, Pendapatan Per Kapita, Penawaran Kredit Investasi, DPK, PDRB, NPL

Permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga dan Pendapatan Per Kapita dan juga dipengaruhi secara positif oleh DPK. Sedangkan penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh DPK dan juga dipengaruhi secara negatif oleh PDRB dan NPL


(41)

2.9 Kerangka Konseptual.

Gambar 2.3

Kerangka Konseptual Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi

Melalui gambar 2.3 ini dapat dilihat bahwa penawaran kredit investasi dipengaruhi oleh Bunga kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL) Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi oleh variabel Suku Bunga kredit dan Inflasi.

2.10 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Bunga Kredit Perbankan dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap Permintaan Kredit Investasi.

Kredit Investasi

Inflasi Penawaran Kredit

Investasi

Bunga Kredit

NPL DPK

Permintaan Kredit Investasi


(42)

2. NPL berpengaruh negatif terhadap Penawaran Kredit Investasi, Bunga Kredit Perbankan dan DPK berpengaruh positif terhadap Penawaran Kredit Investasi.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian deskriptif dan penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan data yang sebenarnya. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah dan sistemastis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

3.2 Batasan Operasional

Penelitian ini membahas tentang Bunga kredit dan Inflasi yang mempengaruhi permintaan kredit investasi di Indonesia, dan Bunga kredit, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Loan (NPL) terhadap penawaran kredit investasi di Indonesia.

3.3 Defenisi Operasional

1. Permintaan kredit investasi adalah sejumlah dana yang dipinjam oleh masyarakat kepada pihak bank.

2. Penawaran kredit investasi adalah sejumlah dana yang disalurkan oleh pihak bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

3. Suku bunga kredit adalah suku bunga yang ditetapkan oleh pihak bank kepada debitur yang ingin meminjam kepada pihak bank.


(44)

4. Inflasi adalah suatu kenaikan harga secara terus menerus dalam tingkat harga umum.

5. Dana pihak ketiga (DPK) adalah sejumlah dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat.

6. Non Performing Loan (NPL) adalah tingkat resiko dalam pemberian kredit kepada debitur.

3.4 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif yaitu data-data yang berbentuk angka-angka dan sumber datanya diperoleh dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS). Disamping itu, data lainnya yang diperoleh untuk penelitian ini bersumber dari buku-buku bacaan, karya-karya ilmiah serta website-website yang mendukung penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yang berasal dari publikasi Bank Indonesia berupa tulisan ilmiah, jurnal, artikel dan laporan-laporan penelitian ilmiah lainnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Model ini terdiri dari satu persamaan identitas yang kemudian dibagi menjadi dua persamaan struktural, yaitu permintaan dan penawaran kredit investasi.


(45)

Ls = Ld = Lt

Model persamaan dari permintaan dan penawaran kredit investasi di Indonesia dirumuskan sebagai berikut:

Permintaan Kredit Investasi

Ld = �10 + �11��+ �12��� + �1�……….…………...…..(1) Penawaran Kredit Investasi

LS = �20 + �21�� + �22��� + �24���+ �2�……….(2) Dimana :

Lt = Jumlah aktual kredit investasi (milyar rupiah) Ld = Jumlah Permintaan kredit investasi (milyar rupiah) Ls = Jumlah Penawaran kredit investasi (milyar rupiah) ß_10, ß_20 = intercept

DPK = Dana Pihak Ketiga (milyar rupiah) SB = Suku Bunga kredit investasi (persen) INF = Inflasi (persen)

NPL = Non Performing Loan (persen) u_1t ,u_2t = error term

Dari model persamaan diatas terdapat tiga variabel endogen yaitu Ld, Ls dan SB. Oleh karena itu model persamaan diatas termasuk persamaan simultan, yaitu model dimana terdapat lebih dari satu satu variabel endogen atau tidak bebas dan lebih dari satu persamaan.


(46)

3.6.1 Identifikasi Persamaan

Ada tiga masalah identifikasi pada persamaan simultan, dimana dari masing-masing permasalahan identifikasi tersebut kita dapat mengetahui metode apa yang tepat menyelesaikan suatu sistem persamaan simultan yang kita temui. Ketiga masalah tersebut adalah:

1. Under identified. Pada kasus ini kita tidak dapat menyelesaikan sistem persamaan simultan yang ada, karena kita kekurangan informasi yang menyangkut tentang variabel predetermine.

2. Exactly identified. Pada kasus ini sistem persamaan simultan yang ada dapat diselesaikan dengan metode OLS.

3. Over identified. Pada kasus ini sistem persamaan simultan yang ada justru kelebihan informasi yang menyangkut variabel predetermine. Jika metode OLS digunakan untuk permasalahan ini, maka nilai parameter yang didapat mungkin tidak akan bersifat tunggal. Oleh karena itu, metode seperti TSLS (Two Stage Least Square) dapat digunakan menyelesaikan masalah ini.

Identifikasi sistem persamaan simultan dapat menggunakan prosedur pengujian

order condition. Mekanisme prosedur pengujian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

( K – k ) = ( m – 1 ) : exactly identified

( K – k ) > ( m – 1 ) : over identified

( K – k ) < ( m – 1 ) : under identified


(47)

K = Jumlah predetermined variables meliputi current exogenous variables dan

lagged endogenous variables dalam model

k = Jumlah predetermined variables dalam persamaan struktural tertentu M = Jumlah current endogenous variables dalam model

m = Jumlah current endogenous variables dalam persamaan tertentu Model yang dirumuskan terdiri dari dua persamaan yaitu:

Model Permintaan

 Ld = �10+ �11�� + �13��� + �1� 3 – 1 > 2 - 1

2 > 1 over identified

Model Penawaran

 Ls = �20 + �21 ��+ �22 ��� + �24 ���+ �2� 3 – 2 > 2 - 1

1 > 1 exactly identified

Dari model di atas kita bisa melihat bahwa model penawaran adalah exactly identified, sedangkan model permintaan adalah over identified. Karena model permintaan yang over identified tidak dapat diestimasi dengan ILS maka metode two-stage least square (2SLS) kita gunakan untuk mengestimasi model-model diatas.


(48)

Keistimewaan dari 2SLS (Gujarat dan Dawn, 2012):

1. Dapat diaplikasikan pada persamaan individu dalam sistem tanpa secara langsung mempertimbangkan persamaan lain apapun dalam sistem.

2. Menyediakan hanya satu estimasi per parameter

3. Cukup mudah untuk digunakan karena yang perlu diketahui adalah jumlah total dari variabel eksogen atau predetermined dalam sistem tanpa mengetahui variabel lainnya dalam sistem

4. Walaupun didesain secara khusus untuk mengatasi persamaan yang over identified, metode ini juga dapat digunakan pada persamaan yang secara tepat diidentifikasi. 5. Jika nilai R2 dalam regresi reduced-form (regresi tahap I) sangat tinggi, katakanlah


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi di Indonesia

Dalam hukum ekonomi permintaan akan menciptakan penawaran dan begitupula sebaliknya. Permintaan dan penawaran investasi demikian juga. Permintaan dan penawaran kredit investasi memiliki beberapa hal yang mempengaruhinya, diantaranya adalah inflasi, suku bunga dan lain-lain.

Jumlah penawaran kredit investasi dari tahun ke tahun mulai mengalami peningkatan, namun dalam perkembangannya belum berjalan seperti yang diharapkan. Fenomena saat ini menunjukkan perbankan lebih cenderung untuk menyalurkan kredit jangka pendek dibandingkan kredit jangka panjang. Lambannya penurunan suku bunga kredit investasi disebabkan terutama oleh masih tingginya persepsi risiko perbankan terhadap penyaluran kredit jangka panjang, tercermin dari pertumbuhan kredit investasi yang rendah. Rendahnya pertumbuhan kredit investasi jika melihat dari sisi permintaan mencerminkan masih tingginya risiko dunia usaha dan jika ditinjau dari struktur dana perbankan juga indikasi bahwa bank memiliki keterbatasan kemampuan untuk menyalurkan kredit berjangka panjang karena DPK didominasi oleh dana jangka pendek.

4.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yaitu variabel Y (dependen) adalah Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi sementara variabel X (independen)


(50)

4.2.1 Variabel Permintaan Kredit Investasi

Permintaan kredit investasi adalah dana yang dipinjam oleh masyarakat/investor dari bank, dimana dana tersebut dijadikan sebagai modal untuk membuka usaha baru atau menambah modal usaha.

Permintaan kredit investasi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara termasuk Indonesia. Semakin tinggi permintaan kredit investasi maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan. Permintaan kredit investasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suku bunga kredit, inflasi jumlah dana bank dan Jumlah Industri. Tetapi dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah suku bunga perbankan dan inflasi.

4.2.2 Variabel Penawaran Kredit Investasi

Penawaran kredit investasi adalah adalah sejumlah dana yang disalurkan oleh pihak bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan bank umum untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.

Selain dana yang tersedia ( DPK ), perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri, seperti permodalan ( CAR ), jumlah kredit macet ( NPL ), dan

Loan to Deposi Ratio ( LDR ). Dalam penelitian ini menggunakan variabel suku bunga perbankan, Dana Pihak Ketiga dan Non performing Loan.

4.2.3 Variabel Bunga Kredit Perbankan

Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat suku bunga yang


(51)

diberikan hendaknya dapat bersaing dengan tingkat suku bunga yang diberikan bank lain. Tingkat suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah yang dipinjamkan dan dengan dasar tahunan (annual basis/perannum).

Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal, maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga. Menurut Kasmir (2008:137-140), faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan Dana

Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun, peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.

2. Target Laba yang diinginkan

Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman.


(52)

Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.

4. Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

5. Jangka Waktu

Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif rendah.

6. Reputasi Perusahaan

Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil.

7. Produk yang Kompetitif

Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.


(53)

8. Hubungan Baik

Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki hubungan baik dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.

9. Persaingan

Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan, meskipun margin laba mengecil.

10. Jaminan Pihak Ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafide, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik, maupun loyalitasnya terhadap bank, bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Begitu pun sebaliknya.

Penyaluran kredit baru dan tingginya suku bunga kredit investasi pada kondisi suku bunga deposito yang menurun cukup tajam mengikuti penurunan suku bunga


(54)

kredit investasi baru menunjukkan sedikit penurunan sejak Agustus 2010 seiring dengan adanya penurunan pada tingkat bunga SBI dan tingkat bunga deposito. Tapi dengan tingkat bunga kredit investasi yang masuk dalam kategori tinggi jika dibandingkan dengan SBI. Diharapkan jika terjadi penurunan SBI yang diikuti dengan menurunnya suku bunga kredit investasi mampu meningkatkan investasi di dalam negeri yang merangsang pertumbuhan ekonomi.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.1 Perkembangan Suku Bunga Kredit

4.2.4 Variabel Inflasi

Suku bunga dan dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi

10,6 10,8 11 11,2 11,4 11,6 11,8 12 12,2 12,4 12,6 Ja n -10 M ar -10 M ei -10 Ju l-10 S ep -10 N op -10 Ja n -11 M ar -11 M ei -11 Ju l-11 S ep -11 N op -11 Ja n -12 M ar -12 M ei -12 Ju l-12 S ep -12 N op -12


(55)

aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit tetapi juga membuat risiko kredit macet menjadi lebih besar dan dalam kondisi seperti ini kegiatan kredit perbankan harus tetap berlangsung. Di lain sisi kontrol BI atas inflasi juga sangat terbatas, karena inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan perkiraan terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap kemungkinan tekanan inflasi.

Tingkat inflasi di Indonesia sejak tahun 2010 mengalami naik turun, tapi tingkat investasi paling buruk dalam kurun waktu 3 tahun tersebut tahun 2011 adalah tahun dengan tingkat inflasi yang paling tinggi yaitu pada bulan Januari menyentuh angka 7,02% sedangkan tingkat inflasi paling rendah adalah pada bulan Maret 2010 yaitu sebesar 3,43%.

Laju perubahan inflasi perlu mendapat perhatian serius oleh Bank Indonesia dan pemerintah untuk memberikan kepastian iklim bisnis di dalam negeri. Investasi yang cenderung stabil akan memampukan investor membaca iklim bisnis sehingga pengusaha berminat untuk melakukan penanaman modal di Indonesia, baik investasi penanaman modal asing maupun dalam negeri.

Di bawah ini disajikan tingkat inflasi di Indonesia dalam waktu 3 tahun sejak Januari 2010 sampai dengan Desember 2012.


(56)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012

Gambar 4.2 Perkembangan Inflasi

4.2.5 Variabel Non Performing Loan

Non performing loan atau biasa disebut NPL ini merupakan kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank. Ini artinya NPL merupakan indiakasi adanya masalah dalam bank tersebut yang mana jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak bahaya pada bank. Bagaimana tidak, meningkatnya NPL ini jika dibiarkan secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank.

Suku bunga memang merupakan salah satu sumber income bank yang mana jika bank tidak lagi menerima angsuran sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, maka dikhawatirkan hal ini akan terus memperburuk kondisi bank.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Ja n -10 M ar -10 M ei -10 Ju l-10 S ep -10 N op -10 Ja n -11 M ar -11 M ei -11 Ju l-11 S ep -11 N op -11 Ja n -12 M ar -12 M ei -12 Ju l-12 S ep -12 N op -12 P e r s e n


(57)

Melihat kasus seperti ini, maka pihak bank memang dituntut untuk melakukan analisa kredit sehingga bisa melakukan seleksi klien mana yang pantas untuk menerima dana pinjaman dari bank.

NPL yang juga dikenal dengan kredit bermasalah ini memang bisa berdampak pada berkurangnya modal bank. Jika hal ini dibiarkan, maka yang pasti akan berdampak pada penyaluran kredit pada periode berikutnya. Sebagaimana fungsi bank atau lembaga keuangan yang memang difungsikan untuk menghimpun dan juga menyalurkan dana dari dan untuk rakyat. Untuk memaksimalkan hal ini dan tetap terkoordinir dengan baik, maka pihak bank memang harus membuat sistem manajemen pada berbagai aspek dan pihak yang terlibat.

Langkah ini merupakan upaya yang cukup bagus dalam melakukan manajemen seluruh kegiatan operasional bank, diantaranya adalah untuk mengurangi resiko gagal kredit atau kredit macet yang akhirnya bisa menyebabkan bank tidak sehat. NPL pada perbankan Indonesia mengalami perbaikan yang sangat baik dimana dapat kita dilihat pada tabel 4.3 bahwa NPL mengalami penurunan setiap tahun. Hal ini sangat memberikan angin segar pada dunia perbakan yang pada akhirnya akan memberikan dampak yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.


(58)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.3 Perkembangan Non Performing Loan

4.2.6 Variabel Dana Pihak Ketiga

Salah satu fungsi bank adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali. Semakin besar tingkat simpanan masyarakat di bank maka dapat dikatakan tingkat kesejahteraan di suatu daerah tersebut tinggi. Sebab masyarakat yang lebih sejahtera cenderung lebih menyimpan dananya atau simpanannya ke bank.

Secara umum perkembangan dana pihak ketiga mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Titik terendah DPK berada di bulan Januari 2010 sebesar Rp 1.948 triliun. Sedangkan titik tertinggi berada pada bulan Desember 2012 hingga mencapai Rp 3.225 triliun. keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan masyarakat dan juga semakin membaiknya perekonomian di Indonesia pada tahun terakhir.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Ja n -… M ar … M ei … Ju l-10 S ep -… N op … Ja n -… M ar … M ei … Ju l-11 S ep -… N op … Ja n -… M ar … M ei … Ju l-12 S ep -… N op … P e r s e n


(59)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga

4.3 Hasil Regresi Penawaran Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga, DPK dan NPL

Berdasarkan hasil regresi Two Stage Least Square pada persamaaan penawaran kredit investasi diperoleh estimasi sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Regresi TSLS Penawaran Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga, DPK dan NPL

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -20.49058 6.412895 -3195216 0.0031

Suku Bunga 1.920312 1.268686 1.513623 0.1399

DPK 1.934285 0.248014 7.799104 0.0000

NPL 0.210789 0.150511 1.400491 0.1710

R-squared 0.979473

Mean dependent

var 12.92095

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 Ja n -10 Apr -10 Ju l-10 O k t-10 Ja n -11 Apr -11 Ju l-11 O k t-11 Ja n -12 Apr -12 Ju l-12 O k t-12 Rp m ili a r


(60)

Adjusted

R-squared 0.977548

S.D. dependent

var 0.221475

S.E. of regression 0.033186 Sum squared resid 0.035241 F-statistic 511.3209

Durbin-Watson

stat 0.771443

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran Hasil Regresi

Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat hasil model estimasi sebagai berikut:

Ls = -20.49058 + 1.920312 (SB) + 1.934285 (DPK) + 0.210789 (NPL) t-sig = (0.0031 ) (0.1399 ) (0.0000) (0.1710 ) Fsig = 0.000000

R2 = 0.979473

Hasil model estimasi diatas dapat diintrepretasikan sebagai berikut:

1. Pada estimasi di atas nilai R-squared sebesar 0,97 yang berarti bahwa jumlah kredit yang ditawarkan dapat dijelaskan oleh variabel suku bunga kredit investasi, DPK dan NPL sebesar 97%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor di luar persamaan.

2. Uji F-hitung, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah semua variabel independen secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas F–hitung menggunakan taraf nyata = 0,1. Hasil hitung menunjukkan bahwa persamaan tersebut memiliki probabilitas F-hitung lebih kecil dari nilai, maka dapat disimpulkan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara bersamaan dengan derajat kepercayaan 95%.


(61)

3. Hasil estimasi koefisen suku bunga kredit perbankan sesuai dengan hipotesis penelitian, yaitu berpengaruh positif. Nilai koefisien suku bunga kredit sebesar 1.9203 ini berarti jika suku bunga kredit naik sebesar 1 %, maka jumlah penawaran kredit investasi naik sebesar 1.92%

4. Hasil estimasi koefisien Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan bahwa sesuai dengan hipotesis penelitian, yaitu bernilai positif. Nilai koefisien Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 1.9342 yang artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi sebesar 1%, maka akan membuat jumlah penawaran kredit investasi naik sebesar 1,9342 %.

5. Hasil estimasi koefisien Non Performing Loan (NPL) bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa variabel Non Performing Loan tidak sesuai dengan hipotesis. Nilai koefisien Non Performing Loan (NPL) sebesar 0.2107 yang artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi sebesar 1 %, maka akan membuat jumlah penawaran kredit investasi naik sebesar 0,2107 %.

4.4 Hasil Regresi Permintaan Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga dan Inflasi

Hasil estimasi persamaan permintaan kredit investasi dengan metode Two Stage Least Squares disajikan pada Tabel 4.6.


(62)

Hasil Regresi TSLS Permintaan Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga dan Inflasi

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 34.37808 1.025423 33.52575 0.0000

Suku Bunga -8.559210 0.417365 -20.50775 0.0000 Inflasi -0.230635 0.048309 -4.774153 0.0000

R-squared 0.929712

Mean dependent

var 12.92095

Adjusted

R-squared 0.925452

S.D. dependent

var 0.221475

S.E. of regression 0.060470 Sum squared resid 0.120670 F-statistic 230.9149

Durbin-Watson

stat 1.567042

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran Hasil Regresi

Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat hasil model estimasi sebagai berikut: Ld = 34.37808 + (-8.559210) SB + (-0.230635) INF

t-sig = (0.0000 ) (0.0000 ) (0.0000) Fsig = 0.000000

R2 = 0.929712

Hasil model estimasi diatas dapat diintrepretasikan sebagai berikut:

1. Pada estimasi model permintaan di atas nilai R-squared sebesar 0,92 yang berarti persamaan permintaan kredit investasi dapat dijelaskan oleh variabel suku bunga kredit dan inflasi sebesar 92%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor di luar persamaan permintaan.


(63)

2. Uji F-hitung, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah semua variable independen secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas F–hitung menggunakan taraf nyata = 0,5. Hasil F-hitung menunjukkan bahwa persamaan tersebut memiliki probabilitas F-hitung lebih kecil dari nilai, maka dapat disimpulkan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara bersamaan dengan derajat kepercayaan mendekati 95%.

3. Hasil estimasi koefisen suku bunga kredit perbankan sesuai dengan hipotesis penelitian, yaitu berpengaruh negatif. nilai koefisien suku bunga kredit sebesar -8.559 ini berarti jika suku bunga kredit naik sebesar 1%, maka jumlah permintaan kredit investasi turun sebesar 8,559%.

4. Hasil estimasi koefisien inflasi menunjukkan bahwa sesuai dengan hipotesis penelitian, yaitu bernilai negatif. nilai koefisien inflasi sebesar -0.2306 yang artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi sebesar 1%, maka akan membuat jumlah kredit investasi yang diminta turun sebesar 0,2306%.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan adalah sebagai berikut:


(64)

permintaan kredit investasi dan inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit investasi.

2. Hasil analisis permintaan kredit investasi pada Bank Umum dapat disimpulkan bahwa suku bunga kredit investasi berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi. Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi dan pengaruh variabel Non Performing Loan yang berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi tidak sesuai dengan hipotesis yang ada.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini maka penulis membuat saran kepada pihak-pihak yang diharapkan bisa meningkatkan investasi di Indonesia, yaitu:

1. Untuk masyarakat terutama untuk masyarakat agar meningkatkan saving di bank untuk meningkatkan jumlah DPK sehingga penawaran kredit semakin meningkat.

2. Pemerintah dan Bank Indonesia semakin meningkatkan kinerja untuk menekan laju inflasi dan menurunkan SBI agar memberikan iklim bisnis yang baik untuk investor.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis dengan menggunakan data panel pada bank umum, agar bisa melihat secara langsung apakah variabel yang telah dianalisis benar-benar berpengaruh secara nyata pada penyaluran kredit investasi.


(65)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Ario Pratomo, Wahyu dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan : USU Press

Boediono, 1996. Ekonomi Moneter, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Humas Bank Indonesia. 2010. Dinamika Transformasi Bank Di Indonesia. Bank Indonesia.

Danistyo, Gerry. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Kredit UMKM di Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia : Jakarta Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada :

Jakarta

_______ 2002. Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Latumaerissa, Julius R. 1999. Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum. Bumi Aksara : Jakarta

_______. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Salemba Empat : Jakarta Lubis, Irsyad. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Medan: USU Press

Hansen, Martin. 2012. Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara. Medan : USU

Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Rosyidi, Suherman. 1996. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Pranita, Ratih. 2008. Analisis Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.


(66)

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Widarjono, Agus. 2007. EKONOMETRIKA : Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis (Edisi Kedua). Ekonisia : Yogyakarta

WEBSITE

www.bi.go.id (diakses pada Juni 2013)

www.ekonomikro.blogspot.com/2010/09/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-lama.html (diakses pada 29 Januari 2014)

www.repository.usu.ac.id (diakses pada 1 Desember 2013)

http://bugiskha.wordpress.com/2012/04/14/teori-teori-suku-bunga/ (diakses pada 20 Maret 2014)


(67)

Lampiran 1. Data Variabel Penelitian

Tahun DPK Loan INF SB NPL

Jan-10 1948890 289897 3.72 12.41 3.47 Feb-10 1931638 301162 3.81 12.43 3.54 Mar-10 1982262 296420 3.43 12.21 3.36 Apr-10 1980450 307248 3.91 12.11 3.17 Mei-10 2013216 305649 4.16 12.06 3.21 Jun-10 2096036 336888 5.05 12.19 2.98 Jul-10 2082595 339204 6.22 12.15 3.02 Agust-10 2092779 325780 6.44 11.87 3.01 Sep-10 2144064 327658 5.80 11.93 2.96 Okt-10 2173884 332986 5.67 11.91 3.05 Nop-10 2212215 330066 6.33 11.87 3.06 Des-10 2338824 348518 6.96 11.86 2.56 Jan-11 2302056 342131 7.02 11.85 2.77 Feb-11 2287844 357049 6.84 11.79 2.78 Mar-11 2351357 375849 6.65 11.81 2.81 Apr-11 2340213 383425 6.16 11.80 2.85 Mei-11 2397179 394351 5.98 11.81 2.92 Jun-11 2438011 407063 5.54 11.75 2.74 Jul-11 2464083 413450 4.61 11.75 2.76 Agust-11 2459898 423877 4.79 11.74 2.77 Sep-11 2544862 429404 4.61 11.70 2.67 Okt-11 2587282 436439 4.42 11.66 2.66 Nop-11 2644742 447897 4.15 11.59 2.50 Des-11 2784912 464262 3.79 11.69 2.17 Jan-12 2770571 472620 3.65 11.73 2.36 Feb-12 2763915 475745 3.56 11.62 2.33 Mar-12 2825975 490874 3.97 11.63 2.29 Apr-12 2841361 493698 4.50 11.56 2.3 Mei-12 2908957 509949 4.45 11.51 2.26

Jun-12 2955833 525394 4.53 11.46 2.18 Jul-12 2961417 535982 4.56 11.42 2.19 Agust-12 2984050 550378 4.58 11.36 2.21 Sep-12 3049956 559702 4.31 11.36 2.07 Okt-12 3070604 568478 4.61 11.30 2.15


(68)

Des-12 3225198 591425 4.30 11.28 1.87 Keterangan:

L = Jumlah aktual kredit investasi (milyar rupiah) DPK = Dana Pihak Ketiga (milyar rupiah)

SB = Suku Bunga kredit investasi (persen) INF = Inflasi (persen)

NPL = Non Performing Loan (persen)

Lampiran 2. Hasil Regresi Two Stage Least Square Terhadap Permintaan Dependent Variable: LD

Method: Two-Stage Least Squares Date: 07/07/14 Time: 09:14 Sample: 2010M01 2012M12 Included observations: 36

Instrument list: LINF LNPL LDPK

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 34.37808 1.025423 33.52575 0.0000 LR -8.559210 0.417365 -20.50775 0.0000 LINF -0.230635 0.048309 -4.774153 0.0000 R-squared 0.929712 Mean dependent var 12.92095 Adjusted R-squared 0.925452 S.D. dependent var 0.221475 S.E. of regression 0.060470 Sum squared resid 0.120670 F-statistic 230.9149 Durbin-Watson stat 1.567042 Prob(F-statistic) 0.000000


(69)

Lampiran 3. Hasil Regresi Two Stage Least Square Terhadap Penawaran

Dependent Variable: LS

Method: Two-Stage Least Squares Date: 07/07/14 Time: 09:13 Sample: 2010M01 2012M12 Included observations: 36

Instrument list: LNPL LINF LDPK

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -20.49058 6.412895 -3.195216 0.0031 LR 1.920312 1.268686 1.513623 0.1399 LDPK 1.934285 0.248014 7.799104 0.0000 LNPL 0.210789 0.150511 1.400491 0.1710 R-squared 0.979473 Mean dependent var 12.92095 Adjusted R-squared 0.977548 S.D. dependent var 0.221475 S.E. of regression 0.033186 Sum squared resid 0.035241 F-statistic 511.3209 Durbin-Watson stat 0.771443 Prob(F-statistic) 0.000000


(1)

permintaan kredit investasi dan inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit investasi.

2. Hasil analisis permintaan kredit investasi pada Bank Umum dapat disimpulkan bahwa suku bunga kredit investasi berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi. Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi dan pengaruh variabel Non Performing Loan yang berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi tidak sesuai dengan hipotesis yang ada.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini maka penulis membuat saran kepada pihak-pihak yang diharapkan bisa meningkatkan investasi di Indonesia, yaitu:

1. Untuk masyarakat terutama untuk masyarakat agar meningkatkan saving di bank untuk meningkatkan jumlah DPK sehingga penawaran kredit semakin meningkat.

2. Pemerintah dan Bank Indonesia semakin meningkatkan kinerja untuk menekan laju inflasi dan menurunkan SBI agar memberikan iklim bisnis yang baik untuk investor.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis dengan menggunakan data panel pada bank umum, agar bisa melihat secara langsung apakah variabel yang telah dianalisis benar-benar berpengaruh secara nyata pada penyaluran kredit investasi.


(2)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Ario Pratomo, Wahyu dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan : USU Press

Boediono, 1996. Ekonomi Moneter, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Humas Bank Indonesia. 2010. Dinamika Transformasi Bank Di Indonesia. Bank Indonesia.

Danistyo, Gerry. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Kredit UMKM di Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia : Jakarta Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada :

Jakarta

_______ 2002. Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Latumaerissa, Julius R. 1999. Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum. Bumi Aksara : Jakarta

_______. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Salemba Empat : Jakarta Lubis, Irsyad. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Medan: USU Press

Hansen, Martin. 2012. Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara. Medan : USU

Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Rosyidi, Suherman. 1996. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Pranita, Ratih. 2008. Analisis Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.


(3)

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Widarjono, Agus. 2007. EKONOMETRIKA : Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis (Edisi Kedua). Ekonisia : Yogyakarta

WEBSITE

www.bi.go.id (diakses pada Juni 2013)

www.ekonomikro.blogspot.com/2010/09/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-lama.html (diakses pada 29 Januari 2014)

www.repository.usu.ac.id (diakses pada 1 Desember 2013)

http://bugiskha.wordpress.com/2012/04/14/teori-teori-suku-bunga/ (diakses pada 20 Maret 2014)


(4)

Lampiran 1. Data Variabel Penelitian

Tahun DPK Loan INF SB NPL

Jan-10 1948890 289897 3.72 12.41 3.47 Feb-10 1931638 301162 3.81 12.43 3.54 Mar-10 1982262 296420 3.43 12.21 3.36 Apr-10 1980450 307248 3.91 12.11 3.17 Mei-10 2013216 305649 4.16 12.06 3.21 Jun-10 2096036 336888 5.05 12.19 2.98 Jul-10 2082595 339204 6.22 12.15 3.02 Agust-10 2092779 325780 6.44 11.87 3.01 Sep-10 2144064 327658 5.80 11.93 2.96 Okt-10 2173884 332986 5.67 11.91 3.05 Nop-10 2212215 330066 6.33 11.87 3.06 Des-10 2338824 348518 6.96 11.86 2.56 Jan-11 2302056 342131 7.02 11.85 2.77 Feb-11 2287844 357049 6.84 11.79 2.78 Mar-11 2351357 375849 6.65 11.81 2.81 Apr-11 2340213 383425 6.16 11.80 2.85 Mei-11 2397179 394351 5.98 11.81 2.92 Jun-11 2438011 407063 5.54 11.75 2.74 Jul-11 2464083 413450 4.61 11.75 2.76 Agust-11 2459898 423877 4.79 11.74 2.77 Sep-11 2544862 429404 4.61 11.70 2.67 Okt-11 2587282 436439 4.42 11.66 2.66 Nop-11 2644742 447897 4.15 11.59 2.50 Des-11 2784912 464262 3.79 11.69 2.17 Jan-12 2770571 472620 3.65 11.73 2.36 Feb-12 2763915 475745 3.56 11.62 2.33 Mar-12 2825975 490874 3.97 11.63 2.29 Apr-12 2841361 493698 4.50 11.56 2.3 Mei-12 2908957 509949 4.45 11.51 2.26

Jun-12 2955833 525394 4.53 11.46 2.18 Jul-12 2961417 535982 4.56 11.42 2.19 Agust-12 2984050 550378 4.58 11.36 2.21


(5)

Des-12 3225198 591425 4.30 11.28 1.87 Keterangan:

L = Jumlah aktual kredit investasi (milyar rupiah) DPK = Dana Pihak Ketiga (milyar rupiah)

SB = Suku Bunga kredit investasi (persen) INF = Inflasi (persen)

NPL = Non Performing Loan (persen)

Lampiran 2. Hasil Regresi Two Stage Least Square Terhadap Permintaan Dependent Variable: LD

Method: Two-Stage Least Squares Date: 07/07/14 Time: 09:14 Sample: 2010M01 2012M12 Included observations: 36

Instrument list: LINF LNPL LDPK

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 34.37808 1.025423 33.52575 0.0000 LR -8.559210 0.417365 -20.50775 0.0000 LINF -0.230635 0.048309 -4.774153 0.0000 R-squared 0.929712 Mean dependent var 12.92095 Adjusted R-squared 0.925452 S.D. dependent var 0.221475 S.E. of regression 0.060470 Sum squared resid 0.120670 F-statistic 230.9149 Durbin-Watson stat 1.567042 Prob(F-statistic) 0.000000


(6)

Lampiran 3. Hasil Regresi Two Stage Least Square Terhadap Penawaran

Dependent Variable: LS

Method: Two-Stage Least Squares Date: 07/07/14 Time: 09:13 Sample: 2010M01 2012M12 Included observations: 36

Instrument list: LNPL LINF LDPK

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -20.49058 6.412895 -3.195216 0.0031 LR 1.920312 1.268686 1.513623 0.1399 LDPK 1.934285 0.248014 7.799104 0.0000 LNPL 0.210789 0.150511 1.400491 0.1710 R-squared 0.979473 Mean dependent var 12.92095 Adjusted R-squared 0.977548 S.D. dependent var 0.221475 S.E. of regression 0.033186 Sum squared resid 0.035241 F-statistic 511.3209 Durbin-Watson stat 0.771443 Prob(F-statistic) 0.000000