ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA BALITA K UMUR 3,5 TAHUN DENGAN PNEUMONIA DI RSUD SURAKARTA
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT
PADA BALITA K UMUR 3,5 TAHUN DENGAN PNEUMONIA
DI RSUD SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Yeni Endarwati
NIM B12165
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An K Umur 3,5 tahun dengan Pneumonia RSUD Surakarta Tahun 2015“. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu RetnoWulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti SST, M.Sc selaku penguji I yang telah memberikan waktu luang untuk menguji dan memberikan bimbingan bagi penulis.
4. Ibu Tresia Umarianti ,S.ST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis,
5. Ibu dra. Is Purwaningrum sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha di RSUD Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
6. Balita K yang telah bersedia untuk menjadi subyek dalam studi kasus.
7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015 Penulis Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Yeni Endarwati B 12 165
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT
PADA BALITA K UMUR 3,5 TAHUN DENGAN PNEUMONIA
DI RSUD SURAKARTA
TAHUN 2015
Xii + 77 Halaman + 13 Lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Data profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2012
menyebutkan bahwa cakupan penemuan pneumonia pada balita sebanyak 64.242 (24,74%), Data yang diperoleh dari bagian rekam medik RSUD Surakarta pada tahun 2014 menunjukkan dari 3200 balita sakit dari bulan September 2013 - September 2014 bahwa angka kejadian balita sakit dengan ISPA 2200 (68,8%), pneumonia adalah 65 (2,5%), Diare 400 (12,5%), Febris 420 (13,1%), Batuk 60 (1,9%), ISK 50 (0.15%). Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang yang menyerang alveoli paru-paru yang disebabkan oleh mikroorganisme dan non dan ditandai dengan batuk serta kesukaran bernafas.
Tujuan : Mampu memberikan asuhan kebidanan balita sakit pada balita K umur
3,5 tahun dengan pneumonia dengan menggunakan Asuhan Kebidanan menurut Hellen Varney.
Metode : Metode yang digunakan adalah deskriptif, studi kasus ini di laksanankan
pada tanggal 18 – 21 juni 2015 di RSUD Surakarta pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia dan dilakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil : Asuhan kebidanan yang di berikan pada balita K adalah pertahankan infus
D5 ½ NS 14 tetes per menit makro sesuai advis dokter, O
2 1 lpm, nebulizer
(ventolin 1 resp/6jam), injeksi cefotaxim 250 mg/8 jam, injeksi antibiotik (gentamicin 50 mg/24 jam, ampicillin 375 mg/6jam), injeksi pamol 100 mg/6 jam, antipiretik (salbutamol syrup 3 x ½ cth per oral). Setelah dilakukan asuahan selama 3 hari keadaan umum baik, tidak rewel, suhu badan menurun, batuk berkurang, sudah tidak sesak nafas lagi.
Kesimpulan : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4 hari dan di evaluasi
maka diperoleh hasil yang maksimal pula dengan bukti tidak adanya komplikasi Ada kesenjangan antara teori dan praktek dilahan, namun tidak terlalu signifikan.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Balita, Pneumonia Kepustakaan : 17 literatur (tahun 2006 s/d 2014)
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al- insyiroh : 6)
2. Jadikan orangtuamu sebagai penyemangatmu dalam menuntut ilmu, dan biasakan meminta restu sebelum aktivitas
3. Ketika anda tidak pernah melakukan kesalahan, itu berarti anda tidak pernah mencoba hal apapun
4. Ketika kehidupan memberi kita seribu tekanan untuk menangis, tunjukkan kita mempunyai sejuta alasan untuk tetap tersenyum
5. Jadikan omongan orang yang tidak enak itu buat pacuan kita untuk tetap semangat menjalani rutinitas kita, dan buktikan pada mereka kita BISA
6. Jatuh jangan terpuruk, jadikan itu pengalaman hidup untuk terus bangkit
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah, mama, adik, kakak dan saudaraku tercinta terimakasih atas kasih sayang, doa restu, semangatnya dan dukungan selama ini. 2. “mamasku agung eko” terimakasih atas semua perhatian, dukungan, dan batuannya ya….. semoga cepat nyusul skripsi
3. Ibu Tresia Umarianti, SST, M.Kes selaku Pembimbing KTI, Ibu Ika Budi Wijayanti, SST, M.Sc selaku Penguji 1, Ibu Riadini Wahyu Utami, SST selaku pembiming akademik terimakasih atas bimbingannya selama ini.
4. Teman-tamanku 1 almamater semuanya terutama tempat curhatan “yustika, kartika”, penghuni kos “pak tarto”, terimakasih atas semangatnya.
5. Bapak-ibu kost tercinta terimakasih atas perhatian dan motivasinya
6. Almamaterku tercintaaa love you deh!
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ...................................................................................... i
ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv
vi INTISARI .........................................................................................................................................
CURICULUM VITAE ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang ...................................................................................................
3 B. Perumusan Masalah ..........................................................................................
3 C. Tujuan Penelitian ...............................................................................................
4 D. Manfaat Penelitian .............................................................................................
5 E. Keaslian Penelitian ............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ............................................................................
1. Balita .................................................................................
7 a. Pengertian ...................................................................
7 b. Tahapan Tumbuh Kembang .......................................
9 c. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang .........................
2. Pneumonia ............................................................................
10 a. Pengertian pneumonia ................................................
10 b. Klasifikasi pneumonia ................................................
12 c. Etiologi, Tanda dan Gejala pneumonia ......................
14 d. Patofisiologi pneumonia .................................................
15 e. Patogenesis pneumonia ..................................................
15 f. Gejala klinis ....................................................................
16 g. Manifestasi klinis pneumonia ........................................
18 B. Teori ManajemenVarney ..............................................................
18 1. Pengertian Manajemen Varney .............................................
2. Proses Asuhan Kebidanan ...................................................... `18
35 3. Data Perkembangan ................................................................
36 C. Landasan Hukum...........................................................................
BAB III METODOLOGIPENELITIAN A. JenisStudi Kasus ........................................................... 37
37 B. LokasiStudi Kasus ..................................................................
37 C. Subyek Studi Kasus ................................................................
38 D. WaktuStudi Kasus ..................................................................
38 E. Instrumen Studi kasus ............................................................
38 F. Teknik PengumpulanData ......................................................
42 G. Alat Yang Digunakan .............................................................
42 H. Jadwal Penelitian ....................................................................
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. TinjauanKasus………………………………………………… 44 B. Pembahasan…………………………………………………… 65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………….. 73 B. Saran………………………………………………………….. 74 DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis, etiologi, faktor resiko, dan tanda gejala pneumonia .......................................................12 Tabel 2.2 Patofisiologi pneumonia ...................................................... `13 Tabel 2.3 Frekuensi adi rata-rata .........................................................
24 Tabel 2.4 Suhu rata-rata .......................................................................
24 Tabel 2.5 Frekuensi respirasi rata-rata .........................................
25 Tabel 2.6 Berat badan normal ..............................................................
25 Tabel 2.7 Pemberian antibiotik sesuai etiologi ....................................
36 Tabel 4.1 Pemberian antibiotik …………………………………….. . 68
Tabel 4.2 Pemberian antibiotic …………………………………….. 69DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal penelitian Lampiran 2 Surat permohonan ijin studi pendahuluan Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahah Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden Lampiran 8 Format Asuhan Kebidanan Balita Sakit Lampiran 9 Lembar Observasi Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11 leaflet Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus Lampiran 13 Lembar Konsultasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2011).
Angka kesakitan bayi dan balita menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan ini juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan, layanan petugas kesehatan, perlindungan kesehatan anak, faktor sosial-ekonomi dan pendidikan ibu (Hidayat, 2011).
Menurut Nuratif, dkk (2013) pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang di sebabkan agen infeksius seperti: virus, bakteri mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru- paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.
Gejala awal yang timbul biasanya berupa pilek, yang kemudian diikuti dengan napas yang cepat dan napas yang sesak. Pada tingkat yang lebih berat terjadi kesukaran bernapas, tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun, dan meninggal bila tidak segera diobati.
World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% per tahun pada golongan usia balita. Menurut WHO
േ 13 juta balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh
േ 4 juta anak balita setiap tahun (Depkes RI, 2000 dalam Asrun, 2006).
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi yaitu 34/1.000 kelahiran hidup, sekitar 56% kematian terjadi pada periode sangat dini yaitu masa neonatal. Target MDGs tahun 2015 untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23/1.000 kelahiran hidup memerlukan rangkaian strategi khususnya peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada masa neonatal (Depkes RI, 2010).
Data profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2012 menyebutkan bahwa cakupan penemuan pneumonia pada balita sebanyak 64.242 (24,74%) kasus presentase penemuan dan tatalaksana pneumonia balita tahun 2014 di terget kan sebesar 100% (Depkes RI, 2010).
Data yang diperoleh dari bagian rekam medik RSUD Surakarta pada tahun 2014 menunjukkan dari 3200 balita sakit dari bulan September 2013 - September 2014 bahwa angka kejadian balita sakit dengan ISPA 2200 (68,8%), pneumonia adalah 65 (2,5%), Diare 400(12,5%), Febris 420 (13,1%), Batuk 60 (1,9%), ISK 50 (0.15%).
Berdasarkan uraian di atas, penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit dengan angka kesakitan dan angka kematian yang cukup tinggi. Sehingga dalam penggunaannya peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan perlu adanya kesadaran yang tinggi, baik dari masyarakat maupun petugas, terutama tentang beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Dari pernyataan dan data di atas penulis tertarik untuk mengambil studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An K Umur 3.5 Tahun Dengan Pneumonia Di RSUD Surakarta”
B. Perumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan kebidanan balita sakit pada balita K umur 3.5 tahun dengan pneumonia di RSUD Surakarta dengan menggunakan pendekatan management kebidanan 7 langkah Varney?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan balita sakit pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia dengan menggunakan asuhan kebidanan menerut Helen Varney.
a. Penulis mampu
1) Melakukan pengkajian balita sakit pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia 2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan masalah, dan kebutuhan balita sakit pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia
3) Menentukan diagnose potensial yang timbul balita sakit pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia 4) Menerapkan tindakan segera balita sakit pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia 5) Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan balita sakit pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan balita sakit pada balita
K umur 3,5 tahun dengan pneumonia sesuai pelayanan secara efisien dan aman 7) Mengevaluasi hasil evaluasi hasil asuhan kebidanan balita sakit pada balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis Memberikan kesempatan pada penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan terutama manajemen asuhan kebidanan pada balita K dengan pneumonia dalam situasi nyata.
2. Bagi Profesi Tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat, cepat dan komprehensif terutama balita sakit dengan pneumonia.
3. Bagi Institusi
a. RSUD Kota Surakarta Bidan dapat meningkatkan kualitas pemberian pelayanan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan pneumonia.
b. Pendidikan Dapat sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam asuhan kebidanan balita sakit dengan pneumonia.
E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, penulis mendapatkan keaslian :
1. Syarifatul Fikriyah, dari Universitas Sebeleas Maret, tahun 2013 dengan judul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An. A Umur 2 tahun 6 Bulan Dengan Pneumonia Di RSUD Surakarta”. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu: di lakukan rawat inap selama 3 hari kolaborasi dengan
D5 ½ NS 10 tpm, injeksi Ampicilin 300 mg / 6 jam secara IV, Injeksi Klorampenikol 200 mg / 6jam secara IV, Sy Parasetamol 4×1 dengan dosis 5ml, Sy Salbutamol 3×1 dengan dosis 5ml.
2. Stiani, Triorida tahun 2014 dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Balita
D Umur 3 Tahun Dengan Pneumonia Di RSUD Surakarta “. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu: kolaborasi dengan dokter spesialis anak,
½
lalu pasang infus D5 15 tpm sesuai advis dokter. Lalu, diberikan terapi:
2
pasang O
2 Ipm, Nebulizer bronkhodilator (Ventolin 1 resp/1 jam), injeksi antibiotik (Ampicilin 375 mg / 6 jam), injeksi antibiotik (Gentamicin 75 mg / 24 jam), antipiretik (Sy Parasetamol 120 mg / 5ml 4×2 sendok takar per oral), Sy Solvita 2×1 sendok takar per oral. Lalu, kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein.
Perbedaan studi kasus tersebut dengan studi kasus yang akan dilakukan oleh penulis terletak pada pasien atau subyek yang akan diambil kasusnya.
Persamaan studi kasus tersebut dengan studi yang dilakukan oleh penulis terletak pada kasus yang akan diambil yaitu sama-sama balita sakit dengan
pneumonia dan juga tempat pengambilan studi kasusnya yaitu di RSUD
Surakarta.BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian Balita mempunyai rentang usia 1-5 tahun. Pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran, sosial, emosional, dan inteligensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan selanjutnya (Nursalam dkk, 2013).
b. Tahapan tumbuh kembang balita Pada dasarnya kehidupan manusia mengalami berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian dan menentukan di masa mendatang adalah pada masa anak.
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak. Menurut Nursalam (2013) tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Usia 1-3 tahun Pertumbuhan fisik relatif lambat dari pada masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan cepat.
2) Usia 3-5 tahun Pertumbuhan fisik relatif lambat. Pada masa ini rasa ingin tahu dan daya imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak bertanya tentang segala hal di sekelilingnya yang tidak diketahui.
c. Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang
Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetik, herediter, konstitusi, dan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka perlu adanya kebutuhan dasar bagi tumbuh kembang balita (Nursalam, 2013).
Menurut Nursalam 2013, kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Asah (Kebutuhan Stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa perinatal, kemudian lahir dengan cara menyusui bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.
2) Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)
Meliputi sebagai berikut:
a) Kasih sayang orang tua
b) Rasa aman
c) Harga diri
d) Dukungan / dorongan
e) Mandiri
f) Rasa memiliki
3) Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis)
Meliputi sebagai berikut: (a) Nutrisai yang adekuat dan seimbang (b) Perawatan kesehatan dasar (c) Pakaian (d) Perumahan (e) Higiene diri dan lingkungan (f) Kesegaran jasmani (olahraga, rekreasi)
2. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru-paru
(Nursalam, 2013). Sedangkan menurut Nuratif, dkk (2013)
pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan
bawah akut (ISNBA) dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang di sebabkan agen infeksius seperti: virus, bakteri
mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru- paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.
Sedangkan menurun Somantri (2012) pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang yang menyerang alveoli paru-paru yang disebabkan oleh mikroorganisme dan non-mikroorganisme dan ditandai dengan batuk serta kesukaran bernafas.
b. Klasifikasi
Berdasarkan Nursalam (2013), pneumonia dapat di klasifikasikan secara sederhana berdasarkan dengan gejala yang ada.
Klasifikasi ini bukan diagnosis medis, melainkan bertujuan untuk membantu petugas kesehatan yang berada dilapangan untuk menentukan tindakan yang perlu di ambil, sehingga anak tidak terlambat mendapat penanganan.
Klasifikasinya adalah sebagai berikut : a) Ada tanda bahaya umum, seperti anak tidak bisa minum atau menyusu, selalu memuntahkan semuanya, seperti anak letargis / tidak sadar
b) Terdapat tarikan dinding dada kedalam saat bernafas
c) Terdapat stridor (suara bunyi ‘grok-grok’ saat inspirasi) 2) Pneumonia
a) Anak usia 2-12 bulan, apabila frekuensi nafas 50 kali/menit atau lebih b) Anak usia 12 bulan – 5 tahun, apabila frekuensi nafas 40 kali/menit atau lebih
3) Batuk bukan pneumonia Menurut Hidayat ( 2011) apabila hanya ada keluhan batuk saja tidak menjurus ke gejala pneumonia.
c. Etiologi, Tanda dan Gejala
Jenis Pneumonia
a. Perawatan (misal infeksi nosokomial b. Gangguan kesadaran a. ada kuman anaerob campuran, mulanya onset perlahan.
d. Virus patogen
d. Anak-anak
e. Dewasa muda Aspirasi
a. Aspirasi basil gram negatif,
klebsiela,Pseudomo nas,Enterobacter,
Escherichia proteus, basil gram positif
b. Staphylococcus
b. Demam rendah, batuk
c. Nyeri dada karena batul
c. Produksi sputum/ bau busuk
d. Foto dada terlihat jaringan interstital tergantung bagian paru-paru yang terkena
Hematogen Terjadi bila kuman patogen menyebar ke paru-paru melalui aliran darah, seperti pada kuman Staphylococcus, E.
Coli, anaerob enterik
a. Kateter
IV yangterinfeksi b. Drug abuse
c. Abses intraabdomen d. Epiema kandung kemih
a. Gejala pulmonal timbul minimal dibanding gejala septikemi b. Batuk non produktif dan nyeri pleuretik sama seperti yang terjadi pada emboli paru
c. Mycoplasma pneumonia
b. Malaise, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, dan batuk kering
Etiologi Faktor Resiko Tanda dan Gejala Sindroma Tipikal
b. Nyeri dada pleuritis
a. Streptococus
pneumonia
tanpa penyulit
b. Streptococcus pneumonia dengan
penyulit
a. Sickle cell
diseases
b. Hipogamma- globulinemia a. Onset mendadak dingin, menggigil, demam (39-40
C)
c. Batuk produktif, sputum hijau dan puluren serta mungkin mengandung bercak darah. Terkadang hidung kemerahan.
a. Onset bertahap 3-5 hari
d. Retraksi interkostal, penggunaan otot aksesorius, dan bisa timbul sianosis.
Sindroma Atipik
a. Haemophylus influenza
b. Staphylococcus
aureus
a. Usia tua
b. COPD
c. Flu
Sumber : Somantri (2012)
Bagan 2.2 patofisiologi pneumoniaSianosis ·
Kapasitas difusi menurun Hipoksemia
respirasi
Luas permukaan membran aspek
pervusi
Daerah paru menjadi padat Penurunan ratio ventilasi-
Batuk Patrial oclusi
Dispanea ·
Sumber: Somantri 2012 Inhalasi mikroba dengan jalan
Resiko penyebaran infeksi ·
Blood Count (WBC), dan cairan keluar masuk alveoli Sekresi, edema, dan prochospasme
Bersihkan jalan nafas tidak efektif SDM Red Blood Count (RBC), SDP White
Membran paru-paru meradang dan berlubang Pleuritic pain
Reaksi inflamasi hebat Nyeri pleuritis · Nyeri hebat · Panas dan demam · Anoreksia pausea vonik
· Melalui udara · Aspirasi organisme dari naso faring · hematogen
Kerusakan pertukaran gas
Patogenesis pneumonia menurut Somantri (2012), secara umum berlangsung dalam menjadi 4 stadium, yaitu: 1) Stadium kongesti
Pada stadium ini, eksudat serosa masuk kedalam alveolus dari pembuluh darah yang bocor.
2) Stadium hepatitis merah Pada stadium ini, paru-paru tampak merah dan tampak bergranula karena sel darah merah, fibrin, dan leukosit PMN mengisi alveolus. 3) Stadium hepatitis kelabu
Pada stadium ini, paru-paru tampak abu-abu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi dalam alveolus yang terserang.
4) Stadium resolusi Pada stadium ini, eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali kepada struktur semula.
f. Gejala klinis
Menurut Ridha (2014) 1) Gejala klinik tergantung dari penyebab pneumonia 2) Keluhan utama berupa batuk (80 %) 3) Nyeri dada (tampak sangat sakit dan berkeringat) 4) Demam tinggi pada 5 – 10 hari pertama 5) Sesak nafas (lebih – lebih bila ada komplikasi)
7) Pusing, anoreksia, malaise, mual sampai muntah
g. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2013) sebagai berikut: 1) Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai
39,5-40,5 C bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa. 2) Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun. 3) Anoreksia, merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak-kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai ke tahap pemulihan. 4) Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap selama sakit.
5) Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat.
6) Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri apendiksitis.
7) Sumbatan nassal, passae nassal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusu pada bayi. 8) Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau kental dan puluren, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi. 9) Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan.
Dapat menjadi bukti hanya selama fase akut. 10) Bunyi pernafasan, seperti: batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi, krekels.
11) Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral. 12) Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum, atau memuntahkan semua, kejang, letargis, atau tidak sadar, sianosis, distress peranafasan berat. 13) Disamping batu atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja: a) Pada anak umur 2 bulan-11 bulan 50 kali/menit
40 kali/menit
b) Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun
B. Kerangka Teori Manajemen Varney
1. Pengertian Manajemen Kebidanan Menurut Sulistyawati (2009), manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.
2. Proses Asuhan Kebidanan Proses asuhan manajemen kebidanan menurut Varney (2004) dalam Sulistyowati (2009), terdiri dari 7 langkah yaitu sebagai berikut:
a. Langkah 1 : Pengkajian
Pengkajian pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulka data dasar dan semua informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi klien. Pengkajian balita dengan
pneumonia, antara lain:
1) Anamnesa (Data Subyektif)
Anamnesa adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Data subyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap situasi kejadian (Nursalam, 2013).
a) Keluhan utama pada waktu datang
Adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan balita sakit dengan pneumonia (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Menurut Somantri (2012) adalah menggigil, demam
40 C, nyeri pleuritik, batuk, sputum berwarna seperti karat, takipnea terutama setelah adanya konsolidasi paru.
b) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat imunisasi Menurut Ridha (2014 ), imunisasi yang tersedia yang sudah dilakukan ibu untuk mengimunisasikan anaknya antara lain : BCG pada umur < 2bulan (untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC), DPT pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan (untuk melindungi dari difteri, pertusis, tetanus), Polio pada umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan (untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis), hepatitis B pada umur 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan (untuk memberikan kekebalan terhadap Hepatitis B), Campak pada umur 9 bulan (untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit campak).
(2) Riwayat penyakit yang lalu Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM, Hipertensi, Asma.
(3) Riwayat penyakit sekarang Menurut Ambarwati dan wulandari (2010), data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang adad hubungannya dengan penyakit pneumonia.
(4) Riwayat penyakit keluarga Menurut Ambarwati dan Wulandari ( 2010), data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien.
c) Riwayat sosial
Menurut Matondang (2013), riwayat sosial dapat diketahui dari: (1) Yang mengasuh Dikaji untuk mengetahui kebiasaan balita.
(2) Hubungan dengan anggota keluarga Dikaji untuk mengetahui hubungan balita dengan
(3) Hubungan dengan teman sebaya Dikaji untuk mengetahui keharmonisan balita dengan teman sebayanya.
(4) Lingkungan rumah Dikaji untuk mengetahui hubungan balita dengan lingkungan sekitar rumah.
d) Pola kebiasaan sehari-hari
Menurut Matondang (2013), pola kebiasaan sehari-hari yang perlu dfikaji diantaranya: (1) Nutrisi
Dikaji tentang riwayat makan, seperti jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari (2) Istirahat / tidur
Berapa lama anak tidur siang, malam, keadaan anak (tenang, atau gelisah), pasien dengan pneumonia cenderung gelisah dan menyebabkan anak susah tidur.
(3) Pola Hygiene Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan dan nilai kerentangan terhadap infeksi.
(4) Aktivitas Meliputi motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan anak baik gerakan atau sikap tubuh dan motorik bagian-bagian tubuh tertentu, paisen dengan pneumonia pola aktivitasnya terganggu karena rewel.
(5) Eliminasi Pengkajian tentang BAB dan BAK yang meliputi kondisi, frekuensi, dan warnanya.
2) Pemeriksaan fisik ( Data Obyektif )
Menurut Nursalam (2013), pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara:
a) Status generaslis
1) Keadaan umum
Menurut Sulistyowati (2009), untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria: (a) Baik
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, sertasecara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.
(b) Lemah Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.
Menurut Somantri (2012), biasanya pada kasus
pneumonia keadaan umum anak masih baik, jika
sudah pneumonia berat keadaan umum anak akan lemah.
2) Kesadaran Menurut hidayat (2011), Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai kesadaran anak, antara lain: composmentis (anak mengalami kesadaran penuh), somnolen (anak memiliki kesadaran yang lebih rendah dengan ditandai dengan anak tampak mengantuk, tidak responsif terhadap rangsangan ringan), apatis (anak acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya), sopor (anak tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi masih memberikan respon sedikit terhadap rangsangan yang kuat dengan adanya reflek pupil terhadap cahaya), koma (anak tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun).
Pada kasus pneumonia pasien sering mengalami penurunan kesadaran atau somnolen (Muttaqin, 2008).
3) Tanda-tanda vital
(a) Pemeriksaan nadi Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Pemeriksaan nadi dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulsus defisit yang merupakan denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan
Tabel 2.4 Frekuensi Nadi Rata-RataUsia Frekuensi Nadi Rata-Rata 0-1 bulan 140 1 bulan 130 1-6 bulan 130 6-12 bulan 115 1-2 tahun 110 2-4 tahun 105
Sumber : Hidayat 2011 (b) Pemeriksaan suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rektal, aksila, dan oral yang di gunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang dapat digunakan uniuk membantu menetukan dagnosis dini suatu penyakit.
Tabel 2.5 Suhu Rata-RataUsia Suhu (derajat celcius) 3 bulan 37,5 1 tahun 37,7 3 tahun 37,2
(c) Pemeriksaan Respirasi Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menilai frekuensi, irama, kedalaman, dan tipe atau pola pernafasan.
Tabel 2.6 Frekuensi Respirasi Rata-RataUsia Frekuensi (nafas/menit) 0-1 bulan
35 1-11 bulan
30 2 tahun 25 6 tahun
21 Sumber : Wong 2003 dalam Marni 2014 4) Berat badan / tinggi badan
Tabel 2.7 Berat Badan NormalUsia BB (kg) TB (cm) 0-6 bulan
6
60 7-12 bulan 8,5
71 1-3tahun
12
90 4-6 tahun 18 110
Pada kasus pneumonia biasanya terjadi penurunan berat badan dan anak terlihat kurus (Hidayat, 2010).
5) Lingkar kepala Menurut hidayat (2011), pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar 6 bulan pertama, yaitu 35-43 cm. Pada usia-usia selanjutnya pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke-3 dan bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja.
b) Pemeriksaan sistematis
(1) Kepala Pemeriksaan meliputi rambut (warna, bentuk, kebersihan). Kepala ada kelainan atau tidak (Matondang, 2013). (2) Muka pada kasus yang berat biasanya ditemukan sianosis
(Nurarif, 2013) (3) Mata
Pemeriksaan meliputi simetris atau tidak, conjungtiva normal merah muda, sclera putih (Matondang, 2013) (4) Hidung
Adanya nafas cuping hidung pada keadaan sesak berat (Marni, 2014)
(5) Telinga Meliputi bentuk, pengeluaran, hygiene terhadap telinga luar, palpasi terhadap nyeri tekan (Matondang, 2013)
(6) Mulut Meliputi pemeriksaan warna (pucat, kemerahan, pecah-pecah), simetris atau tidak, gusi berdarah atau tidak (Matondang, 2013). (7) Dada
Adanya retraksi dada dan bunyi ronkhi basah atau
wheezing pada pemeriksaan (Marni, 2013)
(8) Perut Pemeriksaan meliputi nyeri tekan, warna dan keadaan kulit abdomen, kembung atau tidak (Matondang, 2013)
(9) Ekstremitas Pemeriksaan meliputi kelengkapan, simetris, dan kelainan (Matondang, 2013)
(10) Genetalia Pemeriksaan meliputi jika laki-laki, dapat di periksa dengan memperhatikan bentuk, ukuran, dan apakah testis sudah turun ke skrotum atau belu. Jika perempuan, apakah labia mayora sudah menutupi lania minora (Matondang, 20130
(11) Anus Pemeriksaan anus meliputi umtuk mengkaji tonus otot atau kekuatan sfingter ani umtuk mengetahui reflek
c) Pemeriksaan tingkat perkembangan
Tingkat perkembangan balita menurut Depkes (2008) adalah sebagai berikut: (1) Motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, seperti:
(a) Anak bisa berdiri (b) Anak bisa berjalan sambil berpegangan (c) Anak bisa berjalan dengan bantuan (d) Anak bisa bermain bola (e) Anak bisa naik tangga
(2) Motorik halus Aspek yang berhubungan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, seperti: (a) Anak bisa memasukkan benda kedalam wadah (b) Anak bisa bermain dengan mainan yang mengapung di air (c) Anak menyusun kotak atau balok (d) Anak bisa mengambar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak bersosialisasi dan berintegrasi dengan lingkungannya dan sebagai contohnya: (a) Anak bisa minum dari sebuah cangkir (b) Anak ikut makan bersama-sama (c) Anak bisa menarik mainan yang letaknya agak jauh
(4) Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, komunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya contohnya: (a) Anak bisa bermain bola (b) Anak bisa berjalan sendiri (c) Anak bisa naik tangga (d) Anak bisa berbicara lancar
(5) Pemeriksaan penunjang (a) Foto rontgen dada
Foto rontgen dada (chest x-ray): teridentifikasi penyebaran, misalnya lobus, bronkial, dapat juga menunjukkan multipel abses atau infilitrat, empiema (Staphylococcus), penyebaran atau lokasi infiltrasi (bakterial), atau penyebaran ekstensif
mycoplasma, gambaran chest x-ray mungkin bersih (Somantri, 2012).
(b) Pemeriksaan laboratorium Menurut Nursalam (2013):
3
1) Leukosit 18.000 – 40.000/mm 2) Hitung jenis didapatkan geseran kekiri 3) LED meningkat
b. Langkah II : Interpretasi Data
Menurut (Sulistyowati, 2009) pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa, masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang di kumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosa atau masalah adalah pengolahan data dan analisa dengan menggabungkan data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta.
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan pada studi kasus ini adalah An. X Umur X tahun jenis kelamin perempuan dengan Pneumonia.
Adapun data dasar dari diagnosa kebidanan tersebut adalah :