BAB II KAJIAN TEORETIK - BAB II baru

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Rancangan Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

  Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

   atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu.

  Istilah motivasi dari kata Motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang menyebabkan individu tersebut bertindak. Motivasi juga diartikan merupakan usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat

  

  Menurut Mc Donald dalam Kompri, motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-

  

  reaksi dalam usaha mencapai tujuan Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang, seperti kebutuhan menjadi kaya, maka seseorang berusaha mencari penghasilan sebanyak-banyaknya. Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.756.

  2 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h.3 dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

  

  Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata Movere dalam bahasa Latin yang artinya “bergerak”. Berbagai hal yang biasa terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan. Karena itulah bagaimana motivasi didefinisikan

  

  Motivasi ini dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

  

  kebutuhannya sendiriOleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata istilah motivasi diartikan sebagai kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu.

  Kekuatan tersebut menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu untuk

  4 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.73. 5 Sondang Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2004), mendorong atau menggerakkan individu tersebut untuk mampu melakukan

  

  Pendapat yang diungkapkan oleh Ngalim Purwanto, motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang

  

  Dari beberapa definisi tersebut, maka motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengalihkan, dan menopang tingkah laku manusia. Oleh karena itu, motivasi juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Kecenderungan sukses ditentukan oleh motivasi dan peluang serta intensif, begitu pula sebaliknya dengan kecenderungan untuk gagal.

  Dalam hal ini Allah juga menengaskan Q.s Al bagarah/2:286, yaitu:             

  …  Terjemahan:

  Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya

  

  dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya

  7 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.

  Remaja Rosdakarya, 2003), h.61. 8 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.61.

  Mc. Donald dalam Kompri mengartikan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

  

  didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuaDari pengertian ini yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia; 2) motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/“feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia, dan 3) motivasi akan dirangsang karena

  

  Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, yaitu adanya tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

b. Pengertian Belajar Kata belajar secara etimologis merupakan terjemahan dari kata learning.

  Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perlakuan individu. Heri Gunawan menyebutkan bahwa sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan

  

  belajaPengertian tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan bagian penting dalam perkembangan pribadi seseorang. Mulai dari seseorang tersebut masih kecil kemudian meningkat menjadi semakin besar, tumbuh berkembang karena belajar.

  Secara umum, belajar memiliki arti luas dan juga arti sempit, seperti yang dikemukakan oleh Sardiman AM, bahwa belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

  

  pribadi seutuhnya Belajar bukan diartikan sebagai kegiatan belajar ilmu pengetahuan di sekolah, tapi seseorang juga bisa belajar dari lingkungannya dalam kehidupan sehari-harinya.

  Menurut Djamarah, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam interakasi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif dan

  

psikomotorik Belajar dari lingkungan bisa mencakup banyak hal, mulai dari

  pengetahuan, sikap dan keterampilan. Baik secara sadar maupun tidak, seseorang dalam lingkungannya mengalami proses belajar, pada saat seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. 12 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT.Alfabeta, 2012), h. 153. 13 Sardiman A.M., op.cit, h.21.

  Slamet dalam Djamarah merumuskan juga tentang pengertian belajar yaitu

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil individu sendiri dalam

  

interasksi dengan lingkungaSecara singkat bisa dikatakan bahwa belajar

  merupakan hasil dari pengalaman seseorang dalam lingkungannya. Menurut Uzer Usman, belajar adalah proses perubahan interaksi antara individu dengan

  

  Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu akan lebih baik kalau

   subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

  Seseorang belajar dari lingkungannya melalui aktifitas yang dialaminya dan juga dilakukannya.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah

laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.

  Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh dari pengalaman dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-harinya, baik dari lingkungannya maupun dari bangku sekolah yang dijalaninya. 15

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

16 Ibid.

  Moh. Uzer Usman, Menjadi Pendidik Profesional Edisi Kedua, (Cet.XI, Bandung: PT

  Motivasi sendiri bukan merupakan suatu kekuatan yang netral atau kekuatan yang kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain, misalnya: pengalaman masa lampau, taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita

  

  Dimyati dan Mujiono dalam Kompri mengemukakan beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar yakni: 1) cita-cita dan aspirasi siswa, 2)

  

  Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa, dengan adanya cita-cita sehingga akan memacu seseorang untuk meraihnya dan hal ini merupakan motivasi yang datang dari dalam diri seseorang. Keinginan yang diiringi dengan kemampuan atau kecakapan dalam meraih keinginannya, akan memperkuat motivasi seseorang untuk melaksanakannya. Kondisi siswa secara jasmani dan rohani juga akan mempengaruhi motivasi belajar. Misalnya seseorang sedang sakit maka hal tersebut akan mengganggu perhatiannya dalam belajar, begitu pula sebaliknya. Lingkungan dapat berupa lingkungan tempat tinggal, tempat bergaul, dan lingkungan keluarga, secara tidak langsung hal-hal tersebut dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam belajarnya. Seseorang yang tinggal di lingkungan orang-orang yang disiplin misalnya, akan memotivasi seseorang tersebut untuk berbuat disiplin pula. 18

d. Ciri-ciri Motivasi

  Martin Handoko, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

  Menurut Sardiman A.M, motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1), tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), 2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya), 3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya), 4) lebih senang bekerja mandiri, 5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif), 6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu), 7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan 8)

  

  Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6) adanya

  

  Dari pendapat para ahli tersebut bisa disimpulkan bahwa adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil serta tekun dan ulet dalam melaksanakannya, merupakan ciri utama dari seseorang yang memiliki motivasi. Demikian juga dengan adanya dorongan dan cita-cita yang akan diraihnya. Seseorang bisa dikatakan memiliki motivasi yang tinggi jika ia memiliki cita-cita yang harus diraihnya serta memiliki dorongan yang kuat untuk memperolehnya. Ciri motivasi yang lain adalah adanya kemampuan diri untuk menunjukkan pada hal hal yang penting, dan tidak suka dengan kegiatan-kegiatan yang rutin. Selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik untuk mengatasi kebosanan/rutinitas dari belajar yang dilakukannya. Penghargaan atas prestasi yang diraih juga merupakan bagian dari ciri-ciri motivasi, sehingga seseorang akan terpacu dengan adanya penghargaan-penghargaan walau hanya sekedar pujian saja.

e. Tujuan Motivasi

  Menurut Ngalim Purwanto, tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau pencapaian tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan

  

  Winansih dalam Kompri menjelaskan pentingnya motivasi bagi siswa antara lain : 1) menyadarkan kedudukannya pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, 2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajarnya jika dibandingkan dengan teman sebayanya, 3) mengarahkan pada kegiatan belajar atau perilaku belajarnya,

  4) Membesarkan semangat dalam belajar, dan 5) menyadarkan tentang adanya

  

  Hamzah B. Uno juga mengemukakan bahwa motivasi pada dasarnya dapat membantu dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam : a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan d) menentukan

  

  Dari uraian beberapa ahli tentang tujuan motivasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi bertujuan agar seseorang sadar tentang kedudukannya dalam belajar tersebut untuk apa, sehingga hal ini dapat memperkuat kegiatan belajarnya dan dapat mencapai hasil belajar seperti yang diinginkannya. Motivasi juga bertujuan untuk mengarahkan kegiatan belajarnya agar fokus pada yang dipelajarinya, sehingga dengan demikian dapat menghindarkan segala macam gangguan dalam belajarnya.

f. Fungsi Motivasi

  Menurut Hamzah B. Uno, motivasi memiliki peran/fungsi antara lain: 1) Motivasi berfungsi dalam menentukan penguatan belajar, artinya keuletan seseorang dalam belajar terjadi karena adanya motivasi, 2) motivasi berfungsi memperjelas tujuan belajar, 3) motivasi menentukan ketekunan belajar. Seseorang yang telah termotivasi akan melakukan belajarnya dengan tekun demi tercapainya

  

  Fungsi motivasi menurut Sardiman AM ada tiga fungsi, yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, 2) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya, 3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa akan menghadapi ujian dengan harapan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

  

  Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut Winansih dalam Kompri memberikan tiga fungsi motivasi, yaitu : 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy, 2) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan dan serasi guna

  

  Dari pendapat beberapa ahli tersebut disimpulkan bahwa fungsi dari motivasi belajar pada intinya adalah mendorong, menentukan arah, dan menyeleksi perbuatan seseorang dalam mencapai tujuan. Jadi motivasi ini berfungsi dapat menjadi pendorong seseorang untuk terus belajar dan belajar demi tercapainya tujuan yang dikehendakinya. Motivasi juga berfungsi untuk menentukan arah tujuan sehingga segala perbuatan belajar yang dilakukannya mengarah pada tujuan yang hendak dicapainya. Motivasi Menyeleksi perbuatan, maksudnya adalah dapat menentukan perbuatan-perbuatan yang mengarah pada tercapainya tujuan yang hendak dicapainya.

2. Pengertian Motivasi Belajar

  Pada dasarnya motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh

  

  Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan

  

  Menurut Mc Donald dalam Kompri, mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perbuatan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu dapat berbentuk suatu aktifitas nyata berupa kegiatan fisik. Oleh karena seseorang mempunyai tujuan dalam aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala

  

  Kompri berpendapat bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi siswa untuk giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk

  

  belajaMenurut Hamzah B. Uno, motivasi belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik

  28 29 Nashar, op.cit, h.42.

   Ibid. atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi keinginan untuk mencapai

  

  Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan- kegiatannya guna tercapainya tujuan yang dikehendakinya.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

  Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai.

  Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu : ”suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum

  

  seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimum.

  Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa baik di luar jam pelajaran wajib serta kegiatannya yang dilakukan di dalam dan di luar sekolah.

b. Sanggar Seni Alquran

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa kata sanggar memiliki arti

  

  tempat untuk melakukan kegiatan seniSedangkan menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu

  

  Seni Alquran yang dimaksud di sini adalah kegiatan seni yang berkaitan dengan cabang-cabang lomba yang ada dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang terdiri dari : 1) Tilawatil Qur’an, yaitu seni membaca Alquran dengan bacaan mujawwad, 2) Tahfidzul Qur’an, yaitu menghafal Alquran dengan ketepatan bacaan dan kelancarannya, 3) Syarhil Qur’an, yaitu ceramah secara kelompok yang terdiri dari tiga bagian, yaitu membaca (tilawah), menterjemahkan 34 Ibid.

  (sari tilawah), dan berceramah (syara’), 4) Fahmil Qur’an, yaitu pemahaman Alquran biasanya dilakukan dalam bentuk cerdas cermat, dan 5) Khatil Qur’an, yaitu tulisan indah atau biasa disebut kaligrafi

   Jadi sanggar Alquran adalah tempat atau sarana untuk membelajarkan seni-

  seni yang berkaitan dengan Alquran khususnya seperti yang dilombakan dalam kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

c. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan.

  Karena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu. Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut:

  Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar:

1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan

  mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang: a) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

  b) berbudi pekerti luhur

  c) memiliki pengetahuan dan keterampilan

  d) sehat rohani dan jasmani

  e) berkepribadian yang mantap dan mandiri 36 f) memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

2) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan

  pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan

  

  Dari penjelasan di atas pada hakeketnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan ektrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.

d. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

  Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut :

  a) Pendidikan kepramukaan

  b) Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)

  c) Palang Merah Remaja (PMR)

  d) Pasukan Keaman Sekolah (PKS)

  e) Gema Pencinta Alam

  f) Filateli g) Koperasi Sekolah

  h) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) i) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) j) Olahraga k) Kesenian.

  Kegiatan ekstrakurikuler tersebut berbeda-beda sifatnya, ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang berkelanjutan. Kegiatan yang bersifat sesaat seperti karyawisata dan bakti sosial, itu hanya dilakukan pada waktu sesaat dan alokasi waktu yang terbatas sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang sifatnya berkelanjutan maksudnya kegiatan tersebut tidak hanya untuk hari itu saja, melainkan kegiatan tersebut telah diprogramkan sedemikian rupa sehingga dapat diikuti terus sampai selesai kegiatan sekolah.

  Di MAN Model 1 Manado sendiri kegiatan ekstrakurikuler selain yang telah dikemukakan di atas tadi ditambah juga dengan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat keagamaan yang dikenal dengan nama sanggar Alquran Attanwir. Kegiatan Sanggar Alquran Attanwir di Madrasah Aliyah Negeri 1 Manado terdiri dari Tilawatil Qur’an, Fahmil Qur'an, Syahril Qur'an, Khottil Qur'an, Puitisasi

  

Alquran, Samra dan Nasyid. Begitu pun Sanggar Alquran yang terdapat di MA

  Istiqomah Manado dan MA PKP Manado yang mempunyai nama Madrasah Alqur’an, masing-masing dari madrasah tersebut memiliki sanggar Alquran di madrasah masing-masing dan menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler madrasah tersebut. Kegiatan tersebut mengarahkan keterampilan dari segi meterjemahkan, memahami isi kandungan Alquran bahkan menularkan bakat kreatifitas siswa, selain itu melalui kegiatan ini siswa mengekpresikan budaya islami yang dewasa ini telah terkikis dengan budaya barat.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

  Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”. Secara etimologis istilah prestasi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yaitu kata prestatie, yang biasa diartikan sebagai hasil usaha

  

  Menurut Dimyati dan Mudjiono, belajar merupakan hal yang kompleks yang dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari aspek siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar dari segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  Dalam belajar siswa akan mengalami proses perubahan tingkah laku baik itu

  

  Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melaksanakan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah dengan yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya.

  WJS. Poerwadarminta dalam Djamarah berpendapat, bahwa prestasi

   adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

  Sedangkan menurut Mas”ud Khasan Abdul Qohar masih dalam Djamarah, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

  

  Dalam proses belajar mengajar, potensi yang dimiliki setiap anak diarahkan dan dikembangkan melalui berbagai kegiatan sehingga menghasilkan prestasi belajar.

  Penguasaan siswa terhadap pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif), serta keterampilan (psikomotorik) dengan baik menunjukkan keberhasilan yang dicapainya. Keberhasilan inilah yang dalam dunia pendidikan disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang lazimnya

  

  Syamsuddin menjelaskan bahwa dimaksud dengan prestasi belajar adalah kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga atau dengan kata lain

40 Syaiful Bahjri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Pendidik, (Surabaya: PT.

  Usaha Nasional, 2012), h.21. prestasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam menguasai suatu masalah

  

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu yang dapat diketahui dengan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh pendidik. Prestasi yang dicapai oleh siswa merupakan hasil dan potensi yang dimilikinya. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang sangat penting karena dengan kehadiran prestasi belajar dapat memberikan kepuasan apalagi siswa yang bersekolah. Prestasi belajar adalah serangkaian proses kegiatan belajar yang disengaja dan dilakukan secara sadar.

  Meski demikian, tidak semua proses belajar menghasilkan prestasi yang baik, sebab dalam kegiatan pembelajaran di sekolah banyak hal yang terjadi dengan berbagai keanekaragaman masalah pada masing-masing siswa. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan berarti, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai Prestasi Belajar, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah dari yang semestinya.

b. Indikator Prestasi Belajar

  Pada dasarnya, pengungkapan Prestasi Belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Bentuk perubahan tingkah laku secara integral sebagai Prestasi Belajar dapat digolongkan ke dalam tiga jenis klasifikasi. Sebagaimana yang diungkapkan Bloom dalam Heri Gunawan yang kemudian dikenal popular dengan teori

  

“Taxonomy Bloom” mengungkapkan ketiga jenis Prestasi Belajar, yakni (1)

  

  prestasi kognitif, (2) prestasi afektif, (3) prestasi psikomotorik. Dalam penelitian ini prestasi yang diteliti adalah prestasi kogntif.

  Sementara itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran, maka dapat diperhatikan berdasarkan indikator atau kondisi yang telah berhasil dicapai oleh siswa. Indikator prestasi belajar siswa dapat di lihat berdasarkan beberapa hal yaitu:

1) Prestasi dalam Bidang Kognitif

  Domain kognitif ini berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Domain ini memiliki enam tingkatan tetapi peneliti hanya menggunakan empat tingkatan saja. Keenam tingkatan tersebut terdiri atas knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis). Sintesis, (mengembangkan), Evaluasi(Menafsirkan) Terkait dengan prestasi kognitif ini,

  

  untuk lebih jelasnya, di lihat dalam tabel berikut i

Tabel 2.1 Enam Tingkatan Prestasi Bidang Kognitif

  1. Pengetahuan

  a. Kemampuan mengingat

  2. Pemahaman

  a. Kemampuan memahami fakta b. Kemampuan mengungkapkan pemikiran orang lain c. Mampu meramalkan suatu kecendrungan

  3. Penerapan

  a. Menggunakan konsep-konsep, prosedur, prinsip, teori, dll

  4. Analisis

  a. Kemampuan memahami dengan jelas hirarki ide-ide dalam suatu unit b. Menerangkan dengan jelas hubungan antara ide yang satu dengan ide yang lain nya.

  5. Sintesis

  a. Menghubungkan atau mengaitkan , mengembangkan, mengorganisasikan, menyusun

  6. Evaluasi

  a. Menafsirkan menilai dan memutuskan

  2) Prestasi dalam Bidang Afektif

  Domain afektif yaitu ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional (emotional), seperti: perasaan (feeling), minat (interes), sikap (attitude), kepatuhan moral dan sebagainya. Yang termasuk dalam domain afektif adalah penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing) dan pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization)

   Prestasi afektif ini merupakan indikator keberhasilan bagi proses

  pendidikan dan pembelajaran. Dengan memperhatikan tingkat perubahan terjadi pada kompetensi afektif ini, maka dapat diketahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran.

  3) Prestasi dalam Bidang Psikomotorik

  Domain psikomotorik yaitu ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan (skill) yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot

  

(neuromuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri atas (a) kesiapan

  (readiness), meniru (imitation), membiasakan (habitual), meneyesuaikan

  

  Aspek psikomotorik sangat penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran sebab aspek ini merupakan salah satu indikator prestasi belajar siswa. Semakin bagus tingkat perubahan keterampilan siswa, semakin berhasil proses pendidikan dan pembelajaran yang diikutinya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  Pada dasarnya, Prestasi Belajar yang diperoleh siswa merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor, baik interrnal factor (faktor dari dalam) maupun

  eksternal factor (faktor dari luar).

  Pertama, faktor yang berasal dari diri sendiri (internal factor), yang meliputi: (1) faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang dimaksud dengan faktor ini adalah pancaindera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangannnya yang tidak sempurna, dan (2) faktor psikologis, baik yang

  

  bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri ata

  a. Fakor intelegensi : yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta kecakapan nyata; b. Faktor non-intelegensi yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri; c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

  Kedua, faktor yang berasal dari luar diri (eksternal faktor). Yang termasuk dalam faktor-faktor eksternal ini adalah: 1) faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, 2) faktor budaya, seperti adat-istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, 3) faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar, dan 4) faktor

  

  Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa bersifat teratur dan otomatis. Kebiasaan bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan kebiasaan itu dapat dibentuk oleh siswa sendiri serta lingkungan pendukungnya. Suatu tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin dicapai dapat mendorong seseorang untuk membiasakan dirinya melakukan sesuatu agar apa yang diinginkan tercapai dengan baik. Kebiasaan belajar yang baik akan dapat meningkatkan prestasi belajar, sebaliknya kebiasaan belajar yang tidak baik cenderung menyebabkan prestasi belajar menjadi rendah.

d. Evaluasi Prestasi Belajar

  Secara rinci fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:

  a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa

  setelah melakukan kegiatan selama jangka waktu tertentu

  b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran

  c. Untuk keperluan bimbingan konseling

  d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah bersangkutan.

  Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun

sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran. Pengumpulan

informasi Prestasi Belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:

  a. Teknik Tes

  Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka

mengakhiri tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun ajaran, sekolah

mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan

menjadi tiga yaitu: tes objektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian.

  b. Teknis Non Tes

  Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi prestasi belajar

dapat juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknis non tes

lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan

prestasi belajar efektif.

  Penelitian Nur Asyrofiyah Hidayati (2015), yang berjudul Korelasi antara Kegiatan Ekstrakurikuler PGPQ (Pendidikan Guru Pengajar Alquran) dengan Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa MA Unggulan Tulangan Sidoarjo. disimpulkan bahwa ada hubungan/korelasi positif antara kegiatan ekstrakurikuler PGPQ dengan prestasi belajar Alquran Hadis . Hal ini ditunjukkan dengan nilai r

  

  Penelitian Dewi Khoiriatul Muslihah, berjudul Pengaruh Ekstra Baca Tulis Alquran terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTsN Semanu Gunungkidul. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa kegiatan ekstra baca tulis Alquran di Madrasah Tsanawiyah Negeri Semanu Gunungkidul dalam kategori yang positif. Begitu pula dengan hasil belajar pelajaran bahasa Arab juga dalam kategori yang positif. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara ekstra baca tulis Alquran dengan prestasi belajar bahasa Arab Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Semanu Gunungkidul. Dengan adanya keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti ekstra Baca Tulis Alquran bisa

  

  Penelitian Rita Nirmala, berjudul Pengaruh Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Pengalaman Ekstrakurikuler Tadzkir terhadap Pengamalan Ibadah siswa SMP Negeri di Kota Manado. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel hasil belajar Pendidikan Agama Islam 50 Nur Asyrofiyah Hidayati, Korelasi antara Kegiatan Ekstrakurikuler PGPQ

  

(Pendidikan Guru Pengajar Alquran) dengan Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa MA

Unggulan Tulangan Sidoarjo, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015,

http://digilib.uinsby.ac.id/2802/, 51 Diakses Tanggal 16 Juli 2017.

  Dewi Khoiriatul Muslihah, Pengaruh Ekstra Baca Tulis Alquran terhadap Prestasi terhadap pengamalan beribadah siswa sekolah menengah pertama di kota Manado. Variabel pengalaman ekstrakurikuler tadzkir juga berpengaruh secara signifikan terhadap pengamalan ibadah siswa sekolah menengah pertama di kota Manado. Secara komprehensif variabel hasil belajar pendidikan agama Islam dengan pengalaman ekstrakurikuler tadzkir juga berpengaruh secara signifikan

  

  Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan tersebut terlihat ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajarnya.

  Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Alquran dan tadzkir juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa dan pengamalan ibadahnya. Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh antara motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis di Madrasah Aliyah kota Manado.

  Ketiga penelitian tersebut diambil sebagai referensi karena ketiganya memiliki kesamaan dengan apa yang akan diteliti. Kesamaan tersebut adalah ketiganya memiliki variabel bebas yakni kegiatan ekstrakurikuler yang ada kaitannya dengan Alquran. Hasil dari ketiga penelitian itupun sama-sama menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

  Perbedaan pada ketiga penelitian tersebut terletak pada jenis kegiatan ekstrakurikulernya. Pada penelitian Nur Asyrofiyah Hidayati menggunakan Kegiatan Ekstrakurikuler PGPQ (Pendidikan Guru Pengajar Alquran), Penelitian 52 Dewi Khoiriatul Muslihah menggunakan kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis Alquran, dan Penelitian Rita Nirmala menggunakan Ekstrakurikuler Tadzkir.

  Prestasi belajar mata pelajaran sebagai variabel terikatnya juga berbeda pada jenis mata pelajarannya, Yakni mata pelajaran Alquran hadis, Bahasa Arab dan Pendidikan Agama Islam.

C. Kerangka Berpikir

  Pada dasarnya motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan

dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah

kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh

hasrat untuk mencapai prestasi belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar juga

merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum,

sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Motivasi belajar

adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau

individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku

pada diri siswa diharapkan terjadi. Sedangkan Kegiatan ekstrakurikuler

  merupakan kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. Melalui kegiatan eksrtakurikuler siswa dapat mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki. Siswa yang aktif dalam bersosialisasi dengan baik. Dengan adanya motivasi belajar yang baik dan didukung dengan keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat mendapatkan Prestasi Belajar yang maksimal.

  Secara skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

  

Gambar 2.1.

Kerangka Pemikiran Teoretis

  Pada penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis (dugaan sementara) yakni sebagai berikut : a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap

  Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis di Madrasah Aliyah Kota Manado.

  b. Terdapat pengaruh positif dan signifikan, kegiatan ekstra kurikuler sanggar Alquran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis di Madrasah Aliyah Kota Manado.

  c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama, Motivasi

  Belajar

  Prestas i Belajar Kegiatan Ekstrakurikul er Sanggar

Dokumen yang terkait

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64

PENGARUH PEMBERIAN ASUHAN SAYANG IBU BERSALIN TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA II PRIMIPARA

0 0 6

BAB IV HASIL PENELITIAN - Pengaruh Dosis Ragi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Berbahan Dasar Biji Cempedak (Arthocarpus champeden) Melalui Uji Organoleptik - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Berdasarkan Metode Nilai MPN Coliform di Lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelurahan Pahandut Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 2 12

The effect of personal vocabulary notes on vocabulary knowledge at the seventh grade students of SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 23

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10