THE RELATIONS BETWEEN ATTITUDES, THE ROLE OF PEER AND THE YOUTH DATING BEHAVIOUR IN KARTASURA, SUKOHARJO DISTRICT

  JKMK http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JKMK?page=index

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERAN TEMAN SEBAYA DENGAN

PERILAKU PACARAN REMAJA DI KECAMATAN KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO

  

1

  2 , Robi’I Pahlawan H.R Anisa Catur Wijayanti 1,2

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. Jenderal Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Surakarta 57102

  

Email : anisa.wijayanti@ums.ac.id

Abstrak Info Artikel

  Perilaku pacaran berisiko memiliki dampak yaitu kehamilan tidak diinginkan, penyakit menular seksual Sejarah Artikel: dan hukum sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara sikap dan peran Diterima 20 Juni 2017 teman sebaya dengan perilaku pacaran remaja di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Jenis Disetujui 02 Juli 2017 penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

Dipublikasi 31 Agustus remaja yang berusia 10-19 dan tinggal di Kecamatan Kartasura. Jumlah sampel yang diambil adalah 120

orang remaja. Teknik uji statistik menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 2017 hubungan antara sikap seksualitas (p value = 0,000 < 0,05) dan peran teman sebaya (p value = 0,000 < 0,05) dengan perilaku pacaran remaja di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

  Keywords: Sikap, Peran Teman Sebaya, Perilaku Pacaran

  

THE RELATIONS BETWEEN ATTITUDES, THE ROLE OF PEER AND

THE YOUTH DATING BEHAVIOUR IN KARTASURA, SUKOHARJO

DISTRICT Abstract

  Dating behavior is at risk of having the impact of unwanted pregnancy, sexually transmitted diseases and social law. The purpose of this study is to analyze the relationship between attitudes and roles of peers with youth dating behavior in Kartasura Sub-District, Sukoharjo District. This is an analytic research with cross sectional design. The population in this study were all 10-19 years old teenagers and living in Kartasura. The number of samples taken is 120 teenagers. Statistical test technique using Chi Square. The results showed that there was a relationship between sexuality attitude (p value = 0,000 < 0,05) and peer role (p value = 0,000 < 0,05) with youth dating behavior in Kartasura Sub-District, Sukoharjo District.

  © 2017, Universitas Muhammadiyah Pontianak 

  Alamat korespondensi:

  ISSN 2581-2858 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Email: anisa.wijayanti@ ums .ac.id

  JKMK., Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.4, No.3, Agustus 2017 PENDAHULUAN

  Remaja merupakan fase umur yang menentukan kualitas penduduk dimasa depan, oleh sebab itu penting untuk menjaga generasi muda baik dari jasmani, mental dan rohaninya. Penduduk usia remaja (10-24 tahun) harus diperhatikan secara lebih serius, sebab masa ini merupakan masa yang sangat rentan untuk terkena masalah kesehatan reproduksi baik itu seksual pranikah, NAPZA dan HIV/AIDS. 1 Hasil Survei Demografi dan Kesehatan

  Indonesia (2012) menunjukkan bahwa remaja mulai berpacaran pada usia 15-17 tahun. Sekitar 33% remaja wanita dan 34,5% remaja laki-laki usia 15-19 tahun berpacaran sebelum usia 15 tahun. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2002 dan 2007, hubungan seksual pranikah paling banyak dilakukan pada usia 20-24 tahun yaitu 9,9% dan usia 15-19 tahun 2,7%. 2 Perilaku pacaran sampai pada tahap berciuman berpotensi untuk melakukan hubungan seksual, terlebih lagi jika melakukan ciuman basah atau lebih dari itu, maka berpeluang melakukan hubungan seksual 26 kali lebih besar di bandingkan dengan yang tidak melakukannya. 3 Semakin muda seseorang untuk mengenal pacaran maka akan berpotensi melakukan hubungan seksual lebih besar dan menyebabkan peningkatan penyakit infeksi menular seksual. Data menunjukkan jumlah kasus IMS dalam semua umur sudah mencapai 8.671 kasus dan kasus HIV meningkat dari 259 pada tahun 2008 menjadi 797 kasus pada tahun 2012. 4 Berdasarkan data dari

  Dinas Kesehatan Sukoharjo tahun 2016, kasus HIV/AIDS pada kelompok usia 0-10 tahun sejumlah 3,077% dan usia 11-20 tahun 3,38% dengan 3 kecamatan yang memiliki angka IMS tertinggi yaitu Kecamatan Polokarto (38 orang), Grogol (39 orang), dan Kecamatan Kartasura (43 orang). 5 Menurut Green dan Kreuter, perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu predisposisi (pengetahuan, sikap, jenis kelamin dan usia), faktor penguat (teman sebaya dan peran teman sebaya), dan faktor pemungkin (sarana prasarana, keterjangkauan fasilitas dan media massa). 6 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA X Semarang, menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan perilaku seksual remaja (p=0,007). 11 Berbeda dengaan hasil penelitian pada SMK X di Medan yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sikap dengan perilaku seksual remaja (p value = 0,103). 8 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di

  POLTEKES Majapahit, ada hubungan antara teman seba ya dengan perilaku pacaran dengan nilai p value = 0,005. 9 Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di SMPN 6

  Palopo Sulawesi Tengah, dimana tidak terdapat hubungan antara teman sebaya dengan perilaku seksual remaja dengan nilai p value = 0,243. 10 METODE

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan rancangan Cross

  Sectional . Penelitian ini dilakukan pada remaja

  yang berusia 10-19 yang tinggal di Kecamatan Kartasura, pernah berpacaran, dan dapat membaca dan menulis. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan angket dengan pedoman kuesioner. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dari kuesioner untuk mendapatkan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan usia pertamakali pacaran), sikap, peran teman sebaya serta perilaku pacaran dari responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017- Juni 2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 120 orang dengan menggunakan teknik quota sampling. Analisis data

  bivariate dengan menggunakan chi square dengan CI 95%.

  HASIL

  Berdasarkan Tabel 1 Usia rata-rata responden yaitu 15,33 ± 1,820 tahun, dimana responden paling banyak berusia 14 tahun yaitu sejumlah 27 orang (22,5%). Usia termuda yaitu 12 tahun (2,5%) dan tertua berusia 19 tahun (5%). Responden yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 78 orang (65%) sedangkan 42 orang (35%) lainnya adalah perempuan. Tingkat pendidikan rata-rata responden masih berada di bangku SMP yaitu sejumlah 63 orang (52,5%), dengan jumlah paling

  Anisa Catur Wijayanti, Robi’I Pahlawan H.R. Sikap dan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Pacaran

  5 Jenis Kelamin Laki-laki

  7 1 0,8

  Usia Pertama Pacaran

  sedikit ada pada responden yang berada pada tingkat SD dan kuliah sejumlah 3 orang.

  11 8 6,7

  Pertama Pacaran, Sikap Seksualitas, dan Peran Teman Sebaya Variabel Frekuensi Persentase (%) Dukungan Keluarga Mendukung 62 17,3 Tidak Mendukung 13 82,7

  12 22 18,3

  13

  36

  30

  14 19 15,8

  78

  6

  10 1 0,8

  19

  10

  12

  18

  17 16 13,3

  16 17 14,2

  15 22 18,3

  14 27 22,5

  13 17 14,2

  12 3 2,5

  Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Kecamatan Kartasura Variabel Frekuensi Persentase (%) Usia

  9 2 1,7

65 Perempuan

  Hasil dari Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan sikap positif cenderung tidak melakukan perilaku pacaran yang negatif, dimana dalam penelitian ini sejumlah 14 orang (17,3%) memiliki perilaku positif. Responden dengan sikap negatif cenderung akan melakukan perilaku pacaran yang negatif pula, responden yang memiliki sikap negatif sejumlah 19 orang (48,7%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value = 0,000 < α 0,05, artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku pacaran remaja di kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dengan nilai

  17 5 4,2

  40 Sumber: Data Primer, 2017

  48

  60 Baik

  72

  Peran Teman Sebaya Kurang Baik

  Positif 81 67,5 Negatif 39 32,5

  18 3 2,5 Sikap Seksualitas

  16 5 4,2

  Berdasarkan Tabel 2 diketahui hampir seluruhnya keluarga mendukung remaja berpacaran (82,7%), sedangkan sebagian kecilnya keluarga tidak mendukung remaja untuk berpacaran (17,3%). Remaja paling banyak mulai berpacaran pada usia 13 tahun (30%), usia paling muda dari remaja mulai berpacaran yaitu usia 7 tahun sejumlah 1 orang (0,8%). Responden yang memiliki sikap seksualitas positif sejumlah 81 orang (67,5%) sedangkan yang memiliki sikap seksualitas negatif sebanyak 39 orang (32,5%). Responden yang memiliki teman sebaya yang kurang baik sejumlah 72 orang (60%), sedangkan yang memiliki teman sebaya yang baik sejumlah 48 orang (40%).

  15

  18

  15

  42

  35 Tingkat Pendidikan SD 3 2,5 SMP

  63 52,5 SMA 51 42,5 Kuliah

  3 2,5 Sumber: Data Primer, 2017

  contingency coefficient sebesar 0,333 yang artinya memiliki keeratan yang rendah (0,20 – 0,399).

  JKMK., Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.4, No.3, Agustus 2017 11 positif sejumlah 114 responden (47,5%).

  Pacaran Remaja di Kecamatan Lartasura Kabupaten

  Penelitian ini juga sejalan dengan hasil

  Sukoharjo

  penelitian yang dilakukan di SLTA di Kota

  Perilaku Pacaran Jumlah p value

  Semarang dengan nilai p value 0,006. Siswa

  Tidak Variabel

  yang memiliki sikap negatif dan cenderung

  Berisiko Berisik o

  melakukan perilaku pacaran berisiko yaitu

  Sikap 12

  sebanyak 50 orang (58,8%). Penelitian inipun

  Negatif 51,3 48,7 100 0,000 Positif 17,3 82,7 100 sejalan dengan teori dari Newcomb dalam Peran Teman Sebaya

  Notoatmodjo bahwa sikap merupakan kesiapan

  Kurang 12,5 87,5 100

  atau kesediaan untuk bertindak. Sikap masih

  Baik 0,000 Baik 52,1 47,5 100 merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.

  Sumber: Data Primer, 2017

  Sikap memiliki komponen kepercayaan, ide, konsep, kehidupan emosional dan

  Responden yang memiliki teman sebaya

  kecenderungan untuk bertindak. Hal ini berarti

  yang kurang baik hasil uji statistik Chi square

  seseorang yang memiliki sikap negatif

  didapatkan bahwa ada hubungan antara

  cenderung akan melakukan perilaku pacaran 13 pengetahuan responden cenderung melakukan yang berisiko. Penelitian ini tidak sejalan perilaku pacaran berisiko yaitu sejumlah 72 orang dengan hasil penelitian yang dilakukan di

  (60%). Sedangkan yang memiliki teman sebaya Provinsi Sulawesi Selatan dimana didapatkan yang baik cenderung tidak melakukan perilaku nilai p value 0,399 > α 0,05 (tidak ada 14 pacaran yang berisiko sejumlah 48 orang (40%). hubungan).

  Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

  value = 0,000 < 0,05 yang artinya ada hubungan

  jumlah remaja dengan sikap negatif yaitu 39 antara peran teman sebaya dengan perilaku orang (32,5%). Usia 14 dan 15 tahun memiliki pacaran. sikap seksualitas negatif terbanyak yaitu sejumlah 8 orang (20,5%) usia 14 tahun dan 9 orang (23,1%) usia 15 tahun. Berdasarkan

  PEMBAHASAN

  penelitian ini diketahui bahwa usia paling muda

1. Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku

  remaja berpacaran di Kecamatan Kartasura

  Pacaran Remaja di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo

  adalah usia 11 tahun. Usia ini masih sangat Hasil dari uji statistik menunjukkan remaja muda dan akan muncul kekhawatiran akan yang bersikap positif sejumlah 67 orang berperilaku pacaran negatif sebab sudah (82,7%) dan yang memiliki sikap negatif dan memiliki pengetahuan tentang perilaku pacaran berisiko sejumlah 20 orang (51,3%). Nilai p sejak usia yang terlalu muda. Hal ini tidak lepas

  value = 0,000, artinya ada hubungan antara

  dari peran teman sebaya juga, karena anak-anak sikap seksualitas dengan perilaku pacaran pada usia ini banyak menirukan perilaku teman remaja dengan keeratan hubungan 0,303, yang sebayanya. Menurut Geldart, teman sebaya artinya memiliki keeratan hubungan yang memiliki banyak dampak negatif seperti lemah. munculnya geng remaja, perilaku merokok,

  Penelitian ini sejalan dengan hasil menghirup zat mudah menguap yang penelitian di SMK X Semarang, dimana memabukkan, alkohol, obat-obatan terlarang, didapatkan nilai p value = 0,007 < 0,05, artinya mempengaruhi perilaku seksual dan banyak ada hubungan antara sikap dengan perilaku lagi dampak negatif lainnya. Pengaruh teman pacaran remaja. Hasil penelitian ini sebaya sangat tinggi dan memungkinkan remaja menujukkan bahwa remaja lebih banyak yang untuk berperilaku buruk termasuk juga perilaku 15 memiliki sikap negatif sejumlah 126 responden berpacaran. (52,5%), dan remaja yang memiliki sikap

  Anisa Catur Wijayanti, Robi’I Pahlawan H.R. Sikap dan Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Pacaran

2. Hubungan Antara Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Pacaran Remaja di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo

  Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa remaja yang memiliki teman sebaya yang kurang baik berperilaku pacaran berisiko sejumlah 9 orang (12,5%). Sedangkan remaja yang memiliki teman sebaya baik namun berisiko sejumlah 25 orang (52,1%). Hasil analisis dengan chi square didapatkan nilai p

  value = 0,000 yang artinya ada hubungan antara

  peran teman sebaya dengan perilaku pacaran remaja. Nilai contingency coefficien 0,395 yang artinya memiliki keeratan hubungan sedang.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMAN 2 Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta dimana ada hubungan antara peran teman sebaya dengan perilaku pacaran remaja dengan nilai t hitung 2,539. 16 Menurut Santrock, remaja muda menghabiskan waktu 2 kali lebih banyak dengan teman sebaya daripada waktu dengan orang tuanya. Teman sebaya pula merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki yang penting dalam situasi sekolah. Remaja disekolah ataupun kampus biasaya menghabiskan waktu bersama-sama paling sedikit selama enam jam setiap harinya. 17 Bouchey dan Furman mengatakan bahwa hubungan dengan sebaya berdampak pada kualitas hubungan romantis. Kualitas hubungan romantis yang dimaksud adalah kualitas perilaku pacaran remaja. Sebaliknya, remaja awal berpikir terutama bagimana hubungan romantis atau pacaran berdampak pada status mereka dikelompok sebaya. 18 Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMPN 6 Palopo

KESIMPULAN DAN SARAN

  Sulawesi Tengah, didapatkan nilai p value = 0,243 > α 0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara peran teman sebaya degan perilaku pacaran remaja. 19 Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologi yang sama dengannya. Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti atau yang diimitasinya itu menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral atau agama dapat dipertanggungjawabkan, seperti kelompok remaja yang taat beribadah, memiliki budi pekerti luhur, rajin belajar dan aktif dalam kegiatan sosial, maka kemungkinan besar remaja akan menampilkan pribadinya yang baik. Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku melecehkan nilai-nilai moral, maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti kelompok tersebut. 20 Artinya, perilaku dan sikap remaja dipengaruhi oleh teman sebaya, akan tetapi perilaku tersebut tergantung dari kelompok teman sebaya tempat remaja berkumpul. Semakin baik tempatnya bersosialisasi bersama teman sebaya maka akan baik pula pribadinya dan begitu sebaliknya.

  Sikap seksualitas positif dari remaja sejumlah 81 orang (67,5%), dan remaja yang memiliki sikap seksual negatif yaitu 39 orang (32,5%). Sedangkan peran teman sebaya yang kurang baik sejumlah 72 orang (60%), dan teman sebaya yang bersikap baik 48 orang (40%).

  Ada hubungan antara sikap seksualitas dengan perilaku pacaran remaja dengan nilai p value = 0,000 < α 0,05. Diketahui bahwa keeratan hubungan antara sikap dengan perilaku pacaran yaitu 0,333 yang artinya keeratan hubungannya rendah. Diketahui pula bahwa sikap seksualitas negatif berisiko 5,038 kali lebih besar untuk melakukan perilaku pacaran berisiko (95% CI: 2,149–11,810). Ada hubungan peran teman sebaya dengan perilaku pacaran berisiko dengan nilai p

  value = 0,000 < α 0,05. Diketahui bahwa remaja

  yang memiliki teman sebaya yang kurang baik memiliki 0,131 kali lebih berisiko untuk melakukan perilaku pacaran berisiko dari pada remaja yang memiliki teman sebaya yang berperilaku baik (95% CI: 0,053-0,323).

DAFTAR PUSTAKA

  1. BKKBN. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja Usia (10-24 Tahun). Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan BKKBN. (I

  JKMK., Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.4, No.3, Agustus 2017 no.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011: 1-4). Jakarta: BKKBN.

  12. Prayoga, G. 2015. Hubungan antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dan Sikap Seksualitas dengan Perilaku Pacaran pada Pelajar SLTA di Kota Semarang. [Skripsi]. Surakarta: FIK UMS.

  19. Susanti. 2012. Hubungan Jenis Kelamin, Keterpaparan Media dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN 6 Palolo Sulawesi Tengah Tahun 2012. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

  18. Papalia, D E. Feldman R D. 2014. Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

  [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Bina Nusantara.

  17. Nathania dan Godwin. 2012. Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasiolan pada Siswa Kelas XII SMA X di Jakarta Barat.

  [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

  2 Wonosari Gunung Kidul.

  16. Ardiyanti Yovita C. 2015. Pengaruh Interaksi Teman Sebaya dan Kematangan Emosi Terhadap Perilaku Berpacaran pada Siswa Kelas XI di SMAN

  Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  15. Geldart D. 2011. Koseling Remaja Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda. Edisi Ketiga.

  14. Mulyati. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Gaya Pacaran pada Siswa SMU X dan MAN Y Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012 . [Skripsi]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

  Jakarta: PT Rineka Cipta.

  13. Notoatmodjo, S, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.

  11. Maulida, H. 2016. Hubungan Sikap dengan Perilaku Pacaran pada Remaja di SMK “X” Kabupaten Semarang . [Skripsi]. Semarang: Program DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Ngudi Waluyo.

  2. Badan Pusat Statistik, BKKBN, KEMENKES dan Measure DHS ICF International. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Badan Pusat Statistik, BKKBN, KEMENKES dan Measure DHS ICF International.

  [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

  10. Susanti. 2012. Hubungan Jenis Kelamin, Keterpaparan Media dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN 6 Palolo Sulawesi Tengah Tahun 2012.

  [KTI]. Program D3 Keperawatan, Poltekes Majapahit.

  9. Pranata, J. 2014. Hubungan Teman Sebaya dengan Perilaku Berpacaran Mahasiswa Semester II D3 Keperawatan di Politektnik Kesehatan Majapahit.

  [Skripsi]. Medan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatra Utara Medan.

  8. Pranoto, J. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Tindakan Hubungan Seksual Pranikah di SMK Negeri “X” Medan Tahun 2009 .

  7. Maulida, H. 2016. Hubungan Sikap dengan Perilaku Pacaran pada Remaja di SMK “X” Kabupaten Semarang . [Skripsi]. Semarang: Program DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Ngudi Waluyo.

  6. Green L.W dan Kreuter M.W. 2000. Health Promotion Planning An educational and Environmental Approach . Mountain View: Maylield Publishing Company.

  Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo.

  5. Dinkes Sukoharjo 2016. Laporan Bulanan Perkembangan Kasus HIV-AIDS Kab Sukoharjo tahun 2012 – September 2016.

  4. Dinkes Jawa Tengah. 2016. Laporan Bulanan Distribusi Kasus AIDS Menurut Usia. Semarang: Dinkes Jateng.

  (online) http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID =1543 di akses pada 12 Oktober 2016 pukul 19.30 WITA.

  3. BKKBN. 2014. Seks Pranikah Remaja Meningkat.

  20. Yusuf S. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.