PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN BALI

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN BALI

The Influence of Globalization Toward Balinese Literary Development

Cokorda Istri Sukrawati

Balai Bahasa Provinsi Bali Jalan Trengguli 1 Nomor 34, Denpasar, Indonesia, Telp. 0361-­‐461714 Pos-­‐el: cokordaistrisukrawati@gmail.com

(Makalah Diterima Tanggal 12 Agustus 2015—Direvisi Tanggal 29 Oktober 2015—Disetujui Tanggal 30 November 2015)

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh globalisasi terhadap budaya dan perkembangan sastra Bali dengan landasan teori globalisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka melalui langkah-­‐langkah, di antaranya observasi, menyimak, dan mencatat pada kartu data. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Peneli-­‐ tian ini menghasilkan temuan bahwa budaya Bali sejak lama sudah bersentuhan dengan global-­‐ isasi. Potensi budaya dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Bali dapat bersinergi dengan pe-­‐ ngaruh globalisasi itu. Dalam bidang sastra khususnya, pengaruh globalisasi menunjukkan sesu-­‐ atu yang positif. Semua itu dapat dibuktikan dengan semakin tingginya tingkat kreativitas dalam penciptaan karya sastra Bali, baik dalam bentuk tradisional maupun modern.

Kata-­‐Kata Kunci: globalisasi, pengaruh, budaya, kesusastraan Bali, kreativitas

Abstract: The paper aims to describe the effect of globalization toward the Balinese culture and li-­‐ terary development with the basic theory of globalization. The method used in this research is liter-­‐ ary method through some steps, including observes, observe, and noted on data cards. Data analysis uses qualitative of descriptive method. Based on the result of the researh it is found that Balinese culture has long been touched with globalization. Potency of culture and local genious of Balinese community can synergize with the effects of globalization. In the field of literature particularly, the effects of globalization mostly show something positive. All can be proved by the increasing creativi-­‐ ty in creating literary works, both in traditional and modern forms.

Key Words: globalization, influence, culture, Balinese literature, creativity

PENDAHULUAN

globalisasi batas-­‐batas budaya pun men-­‐ Globalisasi merupakan suatu fenomena

jadi kabur sehingga globalisasi dapat yang sedang melanda kehidupan manu-­‐

menimbulkan persoalan identitas buda-­‐ sia di seluruh dunia. Globalisasi adalah

ya: antara budaya asli dan budaya global sebuah keniscayaan. Melalui globalisasi,

di satu sisi; dan antara heterogenitas dan baik batas-­‐batas negara maupun wila-­‐

homogenitas di sisi lain. yah, sudah tidak ada lagi. Era globalisasi

Sesungguhnya setiap bangsa dan dengan information technology-­‐nya (IT)

kehidupan miliaran orang di seluruh du-­‐ sekaligus telah menciptakan dunia virtu-­‐

nia sedang ditransformasikan, seringkali al 1 , dunia maya, hiperrealitas, yang me-­‐

secara dramatis, oleh globalisasi (Ritzer, nyebabkan batas antara fakta dan fiksi

2004:587). Ungkapan Ritzer tersebut menjadi tidak jelas, atau sulit dibedakan.

menegaskan bahwa pengaruh globalisa-­‐ Ini mengandung makna, bahwa dalam

si seringkali berakibat luar biasa dan

ATAVISME, Vol. 18, No. 2, Edisi Desember 2015: 233—245

tanpa disadari kehadirannya. milenium). Secara khusus Geertz juga Bali yang kini dikenal sebagai dae-­‐

mengomentari tentang Desa Batuan (da-­‐ rah tujuan wisata dunia, ternyata sejak

lam prasasti disebut desa Baturan) bah-­‐ dulu telah menjadi tempat persinggahan

wa “Desa Batuan bukanlah desa yang dan pertemuan berbagai kebudayaan

terletak di suatu pelosok yang sepi, teta-­‐ antarbangsa. Beberapa sumber asing

pi sebuah desa yang sudah bersifat ‘in-­‐ (khususnya China) telah menyebutkan

ternasional’, terbuka bagi kedatangan adanya pulau kecil itu. Ada sejumlah

orang-­‐orang yang berasal dari luar batas pendapat di kalangan para ahli tentang

desa, dan terbuka pula terhadap penga-­‐ identifikasi pulau ini dalam sumber-­‐

ruh-­‐pengaruh kebudayaan asing 4 . Hal itu sumber China. Berita Tionghoa (China)

berarti bahwa Bali sejak dulu telah me-­‐

dari dinasti T’ang 2 menyebut nama pu-­‐

masuki globalisasi 5 .

lau P’o-­‐li, yang oleh para ahli diidentifi-­‐ Meskipun Geertz mengatakan pen-­‐ kasikan sama dengan Bali (Shastri,

dapatnya masih berupa hipotesis—yang 1963:17), sementara Grooneveldt meng-­‐

perlu diteliti lebih lanjut—tetapi berda-­‐ identifikasikannya sebagai Dva-­‐pa-­‐tan

sarkan hal tersebut, setidak-­‐tidaknya ki-­‐ (1960:58).

ta bisa mendapatkan suatu gambaran Hildred Geertz, seorang antropolog

bahwa persoalan globalisasi yang sering berkebangsaan Amerika Serikat, dalam

didengungkan sejak beberapa kurun tulisannya berjudul “Seribu Tahun yang

waktu belakangan ini, bukan merupakan Lalu di Bali: Suatu Pandangan dari sudut

sesuatu yang baru, apalagi bagi Bali. De-­‐ Ilmu Antropologi” menyimpulkan bah-­‐

ngan kata lain, fakta yang dikemukakan wa masyarakat desa-­‐desa di Bali pada

Geertz dapat memberikan sumbangan zaman dahulu kala bukanlah masyarakat

pada pemahaman kita terhadap fenome-­‐ yang tertutup dan terpencil. Ia juga me-­‐

na globalisasi yang berkembang saat ini. ngatakan bahwa sejak zaman kuno mas-­‐

Kesusastraan Bali sebagai bagian yarakat Bali sudah bersifat ‘internasio-­‐

dari kebudayaan Bali yang telah berin-­‐ nal’. Hal itu dibuktikan oleh adanya te-­‐

teraksi dengan berbagai peradaban du-­‐ muan prasasti di desa Batuan yang men-­‐

nia dari dulu sampai sekarang tentu ti-­‐ jelaskan adanya lalu lintas orang-­‐orang

dak dapat melepaskan diri dari penga-­‐ dari luar desa (malah mungkin dari luar

ruh budaya asing akibat globalisasi. Se-­‐ Bali), adanya beberapa bahasa dan sas-­‐

cara eksplisit dalam kutipan tersebut tra, adanya orang-­‐orang terpelajar, ada-­‐

Geertz menyebutkan adanya beberapa nya perbedaan sosial yang ditunjukkan

bahasa dan sastra 6 yang muncul di Bali dari gelar-­‐gelar, adanya pembuatan pe-­‐

ketika bersentuhan dengan budaya-­‐bu-­‐ rahu dan layangan, adanya emas, perak

daya asing, sebagai dampak dari kedu-­‐ dan lain-­‐lain barang-­‐barang diimpor dari

dukan Bali yang sudah bersifat ‘interna-­‐ luar Bali. Semua ciri-­‐ciri itu berarti bah-­‐

sional’.

wa dari zaman purbakala sampai seka-­‐ Bila diamati secara sepintas, jelas rang ini penduduk Bali sudah biasa dan

bahwa kesusastraan Bali (sastra tulis) lancar mengadakan hubungan-­‐hubung-­‐

sejak awal perkembangannya, sekitar an dengan pendatang dari luar lingkung-­‐

abad IX Masehi sudah mendapatkan pe-­‐ annya sendiri (Geertz, 1988:190).

ngaruh dari dunia luar, khususnya dari Kesimpulan tersebut diambil Geertz

India. Hal itu ditunjukkan oleh dikenal-­‐ (1988:186), setelah meneliti sebuah pra-­‐

nya budaya tulis, yang tidak diragukan sasti yang disimpan di Pura Desa Batuan,

lagi sebagai pemberian pengaruh yang Gianyar 3 . Prasasti tersebut bertarikh 26

paling berharga dari kebudayaan India Desember 1022 Masehi (lebih dari satu

kepada kebudayaan Jawa dan Bali.

Pengaruh Globalisasi terhadap ... (Cokorda Istri Sukrawati)

Sebagaimana dikatakan oleh Pigeaud, isi dan bahasanya. Berdasarkan latar be-­‐ bahwa tidak ada kesangsian bahwa sa-­‐

lakang tersebut, permasalahan tulisan lah satu hadiah yang paling berharga da-­‐

ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh glo-­‐ ri kebudayaan India terhadap Indonesia

balisasi dalam kebudayaan; dan (2) adalah budaya tulis (the art of writing).

Sejauhmana pengaruh globalisasi terha-­‐ Adaptasi ragam tulisan dari India Sela-­‐

dap perkembangan kesusastraan Bali? tan yang disesuaikan dengan bahasa lo-­‐

Tulisan ini bertujuan mendeskripsi-­‐ kal, khususnya di Jawa dan Bali, telah

kan pengaruh globalisasi dalam kebuda-­‐ memungkinkan masyarakat Jawa dan

yaan secara umum dan kebudayaan se-­‐ Bali menyalin lebih awal teks-­‐teks pen-­‐

cara khusus, terutama dalam perkemba-­‐ ting dari India dibandingkan dengan se-­‐

ngan kesusastraan Bali dan sejauh mana jumlah komunitas yang ada di Asia

pengaruh globalisasi terhadap perkem-­‐ Tenggara (Pigeaud, 1967:1). bangan kesusastraan Bali itu sendiri. Se-­‐

Konsekuensi logis dari kenyataan lain itu, penelitian ini bertujuan menam-­‐ tersebut menyebabkan perkembangan

bah wawasan masyarakat mengenai pe-­‐ dan kemajuan kebudayaan Jawa dan Bali

ngaruh globalisasi terhadap perkemba-­‐ selama sepuluh abad terakhir, jauh lebih

ngan kebudayaan, terutama dalam cipta dikenal dengan baik dalam sejarah, bila

sastra, dalam hal ini sastra Bal dan me-­‐ dibandingkan dengan kebudayaan yang

nambah khazanah kajian tentang sastra hidup di kepulauan lainnya di Nusantara

Bali, khususnya yang berkaitan dengan (Pigeaud, 1967:1).

pengaruh globalisasi. Kesusastraan Bali telah berkem-­‐ bang secara pesat dalam kurun waktu

TEORI

yang cukup panjang. Perkembangannya Kecenderungan historis yang sangat me-­‐ itu telah melewati berbagai pengaruh za-­‐

nonjol di era modern saat ini adalah pe-­‐ man dan budaya, sejak zaman Bali Kuna

rubahan masyarakat dan kebudayaan hingga saat ini. Meskipun demikian, sas-­‐

umat manusia menuju globalisasi. Glo-­‐ tra dan kebudayaan yang asli tidak hi-­‐

balisasi sering diartikan sebagai proses lang begitu saja akibat, tetapi tetap ajeg

yang menghasilkan dunia tunggal dan berkembang dalam pengaruh asing.

(Robertson, dalam Barker, 2000:117) . Kebudayaan (kesusastraan) asing terse-­‐

Masyarakat di seluruh dunia menjadi sa-­‐ but hanya memberikan pengaruh dan

ling tergantung di semua aspek kehidup-­‐ merangsang perkembangan kesusastran

an: politik, ekonomi dan kultural. Cakup-­‐ yang asli. Menurut Pigeaud, bila diperha-­‐

an kesalingtergantungan ini benar-­‐benar tikan karya sastra yang diciptakan pada

mengglobal. Ini berarti bahwa tidak ada zaman dulu maupun sekarang, tampak

satu negara pun di dunia yang mampu nyata adanya percampuran antara unsur

mencukupi kebutuhannya sendiri. asing dan unsur kebudayaan yang asli.

Teori globalisasi juga muncul seba-­‐ Sebagaimana dikatakan Pigeaud, bahwa

gai akibat dari serangkaian perkemba-­‐ dalam hasil-­‐hasil ciptaan pengarang Ja-­‐

ngan internal teori sosial, khususnya re-­‐ wa dan Bali dari masa lampau hingga se-­‐

aksi terhadap perspektif terdahulu, se-­‐ karang dengan jelas menunjukkan ada-­‐

perti teori modernisasi. Di antara karak-­‐ nya percampuran antara unsur-­‐unsur

teristik dari teori ini adalah bias West-­‐ budaya asing dan budaya asli (Pigeaud, ern-­‐nya: disesuaikan dengan perkemba-­‐ 1967:1). ngan di Barat: bahwa ide di luar dunia

Pengaruh globalisasi dalam per-­‐ Barat tidak punya pilihan kecuali me-­‐ kembangan sastra Bali tidak hanya tam-­‐

nyesuaikan diri dengan ide Barat. pak dari segi bentuk tetapi juga dari segi

Sementara itu, ada banyak versi

ATAVISME, Vol. 18, No. 2, Edisi Desember 2015: 233—245

teori globalisasi yang berbeda-­‐beda. dengan lebih baik melalui budaya Appadurai (dalam Ritzer, 2004:588) me-­‐

(Barker, 2000:113).

ngatakan, terdapat kecenderungan per-­‐ Berdasarkan atas pengamatan dan geseran dramatis dari fokus Barat ke

kajian para ahli, kebanyakan proses glo-­‐ pengkajian proses transnasional yang

balisasi bercirikan ekonomi. Dalam kon-­‐ mengalir ke arah yang berbeda-­‐beda dan

teks ini sebagian terbesar unit ekonomi pengkajian terhadap negara atau kawas-­‐

dunia dibangun oleh perusahaan trans-­‐ an otonom dan independen lainnya di

nasional yang menghasilkan antara se-­‐ seluruh dunia.

pertiga sampai setengah produk dunia. Pada dasarnya globalisasi dapat di-­‐

Berbagai perusahaan transnasional analisis secara kultural, ekonomi, politik

hampir menguasai sebagian besar ke-­‐ dan atau institusional. Dalam masing-­‐

butuhan penduduk dunia, seperti dalam masing kasus, perbedaan kuncinya ada-­‐

bidang teknologi komunikasi, komputer, lah apakah seseorang melihat mening-­‐

sampai kepada produk makanan dan pa-­‐ katnya homogenitas atau heterogenitas.

kaian. Namun demikian, globalisasi bu-­‐ Pada titik ekstrem, globalisasi kultur da-­‐

kan hanya soal ekonomi, melainkan juga pat dilihat sebagai ekspansi transnasi-­‐

terkait dengan isu makna budaya onal dari kode dan praktik bersama (ho-­‐

(Barker, 2000:115—116). mogenitas), atau sebagai proses di mana

Dalam kaitannya dengan kebudaya-­‐ banyak input kultural lokal dan global

an, dapat dibedakan antara pandangan saling berinteraksi untuk menciptakan

tentang kebudayaan sebagai sesuatu semacam perpaduan yang mengarah ke

yang terbatas, terikat pada tempat dan pencangkokan kultur (heterogenitas).

berorientasi ke dalam, dan pandangan Kecenderungan (trend) menuju homoge-­‐

yang melihat kebudayaan sebagai ‘pro-­‐ nitas sering kali diasosiasikan dengan

ses belajar translokal’ yang berorientasi imperilaisme kultural atau dengan kata

ke luar. Budaya-­‐budaya introvert yang lain, bertambahnya pengaruh internasi-­‐

telah begitu banyak muncul dalam per-­‐ onal terhadap kultur tertentu (Ritzer,

jalanan sejarah dan memburamkan ke-­‐ 2004:588).

budayaan translokal, semakin mendesak Meskipun tidak menggunakan isti-­‐

mundur, sementara itu kebudayaan lah imperialisme kultural, Robertson

translokal yang terbangun atas berbagai (dalam Barker, 2000: 120) menentang

unsur semakin mengemuka” (Pieterse, ide tersebut melalui konsepnya yang sa-­‐

dalam Barker 2000:116). ngat terkenal, yaitu glocalization, bahwa

dikatakan oleh dunia global dilihat berinteraksi dengan

Sebagaimana

Bhudisantoso (1987:87—88), semakin dunia lokal untuk menghasilkan sesuatu

banyak kontak-­‐kontak kebudayaan yang yang berbeda—yakni glokal. Suatu dunia

melibat suatu masyarakat, lebih besar yang dicirikan oleh percampuran kultur-­‐

kemungkinan yang dimiliki masyarakat al (Ritzer, 2004:588).

tersebut untuk mengembangkan kebu-­‐ Konsep globalisasi mengacu kepada

dayaannya. Sebaliknya, semakin jauh penyempitan dunia secara intensif dan

suatu masyarakat dari jalur pergaulan peningkatan kesadaran kita atas dunia,

antar-­‐budaya semakin lamban pengem-­‐ yaitu semakin meningkatnya koneksi

bangan kebudayaannya. global dan pemahaman kita atas mereka.

Appadurai (dalam Barker, 2000: ‘Penyempitan dunia’ ini dapat dipahami

117) berpendapat bahwa kondisi global dalam konteks institusi modernitas. Se-­‐

yang kini berlangsung lebih baik dipa-­‐ mentara itu, ‘intensifikasi kesadaran du-­‐

hami sebagai arus disjungtif ethnoscape, nia’ secara reflektif dapat dipersepsikan

technoscape, financecape, mediascape

Pengaruh Globalisasi terhadap ... (Cokorda Istri Sukrawati)

dan ideoscape. Jadi, globalisasi terdiri menemukan tulisan-­‐tulisan tentang pe-­‐ atas gerakan dinamis suku bangsa, tek-­‐

ngaruh globalisasi dan beberapa karya nologi, transaksi keuangan, dan konflik

sastra Bali tradisional yang berkaitan de-­‐ ideologi yang tidak terlalu ditentukan

ngan hal itu; kedua menyimak secara oleh ‘rencana besar’ yang harmonis. Na-­‐

cermat sumber-­‐sumber yang telah diten-­‐ mun, kecepatan, cakupan, dan dampak

tukan guna memperoleh data-­‐data yang dari aliran tersebut terbelah dan terpu-­‐

diperlukan dalam analisis; dan ketiga se-­‐ tus.

luruh data yang diperoleh dicatat sesuai Istilah globalisasi memang dapat

dengan keperluan dalam kartu-­‐kartu da-­‐ membingungkan. Untuk menghindari

ta.

kebingungan tersebut, Beck (2000:11) Analisis data dilakukan dengan me-­‐ membedakan antara globalisme, globali-­‐

tode deskriptif kualitatif dengan tujuan tas dan globalisasi. Globalisme adalah

menggambarkan secara jelas mengenai pandangan bahwa dunia didominasi

data-­‐data yang berkaitan satu sama lain-­‐ oleh perekonomian dan kita menyaksi-­‐

nya. Data-­‐data yang tersedia dianalisis kan munculnya hegemoni pasar dunia

secara cermat berdasarkan teori dan kapitalis dan ideologi neoliberal yang

metode yang diterapkan sehingga meng-­‐ menopangnya. Dalam globalitas, berarti

hasilkan uraian yang berhubungan se-­‐ ruang-­‐ruang tertutup, khususnya yang

cara logis dengan fakta yang ada. Hasil diasosiasikan dengan bangsa, semakin

penelitian ini disajikan secara naratif in-­‐ ilusif. Ruang-­‐ruang itu menjadi ilusif ka-­‐

formal dan sistematis melalui uraian bab rena globalisasi atau “proses-­‐proses

demi bab.

yang melalui negara yang berdaulat di-­‐ masuki dan dilemahkan oleh aktor-­‐aktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

transnasional dengan berbagai macam

Pengaruh Globalisasi terhadap Kebu-­‐

prospek kekuasaan, orientasi, identitas,

dayaan

dan jaringan” Globalisasi bukanlah suatu gejala baru. Proses transnasional ini bukan ha-­‐

Dunia telah mengalami berbagai gelom-­‐ nya soal ekonomi, melainkan juga meli-­‐

bang globalisasi (Soesastro, 2000:36). batkan ekologi, kultur, politik, dan mas-­‐

Persoalannya adalah, tanggapan orang-­‐ yarakat sipil. Proses transnasional terse-­‐

orang, masyarakat, atau suatu bangsa but melintasi batas-­‐batas negara, mera-­‐

terhadap pengaruh globalisasi tersebut puhkannya, jika bukannya malah menja-­‐

berbeda-­‐beda. Ada yang menanggapinya dikannya semakin tak relevan: “Global-­‐

sebagai suatu ancaman, ada pula yang isasi berarti bahwa mulai sekarang tak

menanggapinya sebagai suatu peluang. ada kejadian di planet kita yang hanya

Ada yang menanggapinya secara negatif, pada situasi lokal terbatas; semua temu-­‐

ada pula yang positif 7 . Namun, semua itu an, kemenangan dan bencana mempe-­‐

berpulang kepada pengalaman sejarah ngaruhi seluruh dunia (Beck, 2000:11;

masing-­‐masing, persepsi terhadap glo-­‐ Ritzer, 2004:592—593).

balisasi, serta visi mereka terhadap ke-­‐ hidupan dan masa depan.

METODE

Berkaitan dengan hal itu, sejumlah Penelitian ini merupakan penelitian ke-­‐

pakar berpendapat bahwa proses glo-­‐ pustakaan. Oleh karena itu, metode yang

balisasi tidak dapat dianggap enteng. digunakan adalah metode pustaka. Pe-­‐

Bahkan, di negara-­‐negara dan masya-­‐ merolehan data dilakukan melalui tiga

rakat yang sudah maju pun kini tengah langkah, yaitu pertama melakukan pene-­‐

dicari jalan untuk dapat mengatasi glo-­‐ lusuran pustaka melalui studi pustaka,

balisasi baru (new globalism) yang

ATAVISME, Vol. 18, No. 2, Edisi Desember 2015: 233—245

ditandai oleh meningkatnya peran dan kebudayaan adalah terciptanya homoge-­‐ pengaruh dari pasar finansial interna-­‐

nisasi budaya, suatu penyatuan cita rasa sional (Soesastro, 2000:36).

kebudayaan . Thesis homogenisasi buda-­‐ Globalisasi sering menimbulkan ke-­‐

ya menyatakan bahwa globalisasi kapi-­‐

talisme konsumen menimbulkan hilang-­‐ ruh globalisasi dikhawatirkan dapat me-­‐

khawatiran, bahkan ketakutan 8 . Penga-­‐

nya keragaman budaya. Thesis ini mene-­‐ nggerus identitas budaya, bergesernya

kankan pertumbuhan ‘kesamaan’ dan nilai-­‐nilai budaya, baik lokal maupun na-­‐

dugaan akan hilangnya otonomi budaya sional, yang dianggap memiliki fondasi

yang dikonsepsikan sebagai bentuk im-­‐ luhur dan adiluhung. Globalisasi dalam

perialisme budaya. Argumen ini berkisar hal ini sering kali direduksi sebagai an-­‐

antara dominasi suatu kebudayaan atas caman atau imperialisme budaya Barat

kebudayaan lain, yang biasanya disebut terhadap eksistensi budaya lokal (Ti-­‐

dalam konteks nasional. mur), atau pengaruh budaya modern

Homogenesasi budaya jelas-­‐jelas terhadap budaya tradisional.

bertentangan dengan hakikat kebudaya-­‐ Imperialisme budaya muncul seba-­‐

an itu sendiri. Sebagaimana dikatakan gai hasil dari serangkaian proses budaya

oleh Haryati Soebadio, bahwa baik da-­‐ dan ekonomi yang disebabkan oleh pro-­‐

lam batasan wilayah kecil maupun seca-­‐ duksi kapitalisme global. Dalam konteks

ra global di seluruh bumi, sulit terjadi ke-­‐ itu, Robins (1991:25) berpendapat bah-­‐

samarupaan (budaya) yang mutlak wa ‘karena memproyeksikan dirinya se-­‐

(1987:84). One culture is no culture, bagai transhistoris dan transnasional, se-­‐

yang berarti penyeragaman kebudayaan bagai kekuatan modernisasi dan mo-­‐

sama saja artinya dengan meniadakan dernitas yang transenden dan bersifat

kebudayaan itu sendiri. Globalisasi seha-­‐ universal, maka kapitalisme global pada

rusnya dimaknai sebagai kecenderungan kenyataannya terkait dengan pembahas-­‐

untuk meningkatkan kualitas berbagai an—ekspor komoditas, nilai, prioritas,

aspek kehidupan melalui dialog budaya cara hidup Barat.

yang konstruktif.

Menurut Barker, ada tiga kesulitan Globalisasi dan arus budaya global dalam argumentasi ‘globalisasi sebagai

tidak dapat dipahami melalui serangkai-­‐ imperialisme budaya. Ketiga kesulitan

an determinasi linear yang tertata rapi, itu, di antaranya sebagai berikut.

tetapi justru dipahami melalui serang-­‐

1. Tidak lagi terjadi, kalau pernah, bah-­‐ kaian kondisi tumpang tindih, jelimet, wa arus global diskursus budaya di-­‐

kompleks, dan kacau balau, yang menya-­‐ jelaskan sebagai lalu lintas satu arah;

tu di sekitar ‘titik simpul’. Determinasi

2. Meski arus utama diskursus budaya berlebihan yang tidak dapat diperkira-­‐ tetap berasal dari Barat ke Timur

kan dan ‘rumit‘ tidak mengarah kepada dan Utara ke Selatan, tidak serta

penciptaan desa global yang tetap rapi, merta ia merupakan suatu bentuk

tetapi mengarah pada keanekaragaman dominasi;

titik konflik, antagonisme, dan kontra-­‐

3. Tidak jelas apakah globalisasi me-­‐ diksi’. Argumen ini, dalam menempatkan rupakan suatu proses homogenisasi

keragaman dan fragmentasi budaya, me-­‐ sederhana karena proses fragmen-­‐

nentang ide yang umum berkembang tasi dan hibriditas sama-­‐sama kuat

bahwa globalisasi adalah suatu proses (2000:118).

seragam homogenisasi budaya (Barker, 2000:117).

Satu hal yang sering dikhawatirkan Untuk mengantisipasi pengaruh ne-­‐ akibat

globalisasi dalam bidang gatif globalisasi tersebut biasanya

Pengaruh Globalisasi terhadap ... (Cokorda Istri Sukrawati)

dilakukan dengan upaya merancang sua-­‐ dibuatlah sebuah tim dari Universitas

Udayana 11 untuk melakukan penelitian tujuan agar seseorang atau masyarakat

tu konsep ketahanan budaya 9 , yang ber-­‐

dan kajian terhadap pengaruh asing pa-­‐ dapat menyaring pengaruh ‘negatif’ bu-­‐

da kebudayaan Bali. Hasil kajian tersebut daya asing yang masuk, sehingga tidak

kemudian diterbitkan berupa buku ber-­‐ sampai merusak sendi-­‐sendi budaya lo-­‐

judul Penanggulangan Pengaruh Negatif kal atau nasional yang dianggap bernilai

Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan tinggi. Secara ideal diharapkan masuk-­‐

Bali. Ada lima aspek kebudayaan Bali nya budaya asing justru dapat memper-­‐

yang dijadikan kajian, yaitu bidang aga-­‐

ma, kepurbakalaan, kesenian, perekono-­‐ Bali yang sudah sejak lama menjadi

kaya budaya lokal atau nasional itu 10 .

mian, dan sikap mental 12 . daerah tujuan wisata dunia, pasti tidak

Pengaruh negatif kebudayaan asing luput dari sentuhan globalisasi. Adanya

terhadap kebudayaan Bali dalam bidang pengaruh globalisasi yang antara lain di-­‐

kesenian pada umumnya dan kesusas-­‐ bawa melalui kontak dengan para wisa-­‐

traan Bali pada khususnya, disebutkan tawan dari mancanegara, merupakan se-­‐

bahwa pengaruh negatif dari kebudaya-­‐ suatu yang tidak dapat dihindari. Na-­‐

an luar di bidang kesenian yang jelas ke-­‐ mun, dengan ketahanan budaya yang di-­‐

lihatannya adalah ekses dari pada kepa-­‐ milikinya Bali dapat melakukan interaksi

riwisataan di Bali. Dengan larisnya hasil budaya yang justru dapat lebih memper-­‐

karya seni lukis dan seni pahat Bali dibe-­‐ kaya budayanya itu. Sebagaimana dika-­‐

li oleh wisatawan sebagai suvenir me-­‐ takan oleh Ida Bagus Mantra, keteram-­‐

nimbulkan hasil karya seni yang kurang pilan menyaring yang baik tergantung

mengindahkan mutu. Sedangkan penga-­‐ pada mendalamnya penghayatan terha-­‐

ruh negatif di bidang kesusastraan Bali dap kebudayaan sendiri, sehingga orang

ialah banyak rontal-­‐rontal yang berisi tidak hanyut dalam kecemerlangan ben-­‐

berbagai ilmu pengetahuan terjual kepa-­‐ tuk luar yang dangkal isinya dan melan-­‐

da wisatawan yang diperlukan sebagai

da dunia. Kebudayaan semacam ini tidak salah satu bidang studi bagi wisatawan lama umurnya, sering berubah dan dise-­‐

yang digolongkan cendekiawan (Tim, but “budaya turis” atau touristic culture.

Ida Bagus Mantra menunjukkan contoh Pengaruh positif kebudayaan asing yang baik terjadinya interaksi antara ke-­‐

pada kebudayaan Bali dijelaskan cukup budayaan Barat dan Bali pada tahun

banyak. Bali dikatakan sejak dulu telah 1930-­‐an. Menurutnya, zaman itu adalah

banyak menerima pengaruh dari berba-­‐ zaman generasi tua yang telah sukses

gai kebudayaan di dunia, seperti India, menyaring unsur-­‐unsur yang baik dari

Cina, Mesir, hingga budaya Barat. Di bi-­‐ luar sehingga seni dan kebudayaan Bali

dang seni sastra pengaruh Barat tampak mendapatkan potensi yang lebih besar

pada sistem pendidikan sastra yang ter-­‐ lagi dan dapat memperkaya masyarakat-­‐

atur secara klasikal (Tim, 1978:42). nya, baik dari segi materi maupun ro-­‐

Globalisasi dan arus budaya global hani (1995:19).

tidak dapat dipahami melalui serangkai-­‐ Bagaimanapun, masuknya budaya

an determinasi linear yang tertata rapi, global sempat menimbulkan berbagai

tetapi justru dipahami melalui serang-­‐ reaksi serta kekhawatiran di tengah-­‐te-­‐

kaian kondisi tumpang tindih, jelimet, ngah masyarakat Bali. Untuk menanggu-­‐

kompleks dan kacau balau, yang menya-­‐ langi hal tersebut, berbagai kajian ten-­‐

tu di sekitar ‘titik simpul’. Over deter-­‐ tang pengaruh negatif budaya asing te-­‐

minasi yang tidak dapat diperkirakan lah dilakukan. Pada tahun 1978

dan rumit ‘tidak mengarah kepada

ATAVISME, Vol. 18, No. 2, Edisi Desember 2015: 233—245

penciptaan desa global yang tetap rapi, Hindu, tetapi juga dengan budaya-­‐buda-­‐ melainkan mengarah pada keanekara-­‐

ya lain, seperti budaya Islam, China, baik gaman titik konflik, antagonisme, dan

langsung maupun tidak langsung; dan kontradiksi’ (Ang, 1996:165). Argumen

dengan budaya Barat. Persentuhan de-­‐ ini, dalam menempatkan keragaman dan

ngan budaya Barat terutama terjadi pa-­‐ fragmentasi budaya, menentang ide

da masa kolonial Belanda, pada dekade yang umum berkembang bahwa globali-­‐

pertama abad XX (Creese, 2007:723). sasi adalah suatu proses seragam homo-­‐

Kesusastraan Bali memiliki lingkup genisasi budaya (Barker, 2000:117).

yang cukup luas, baik dilihat dari peng-­‐ Globalisasi bukan merupakan aliran

gunaan bahasa maupun isinya. Dilihat satu arah yang bersifat monolitik dari

dari segi penggunaan Bahasa, sastra Ja-­‐ Barat ke penjuru dunia dapat dilihat da-­‐

wa Kuno pun sering dianggap sebagai lam dampak ide dan praktik nonBarat

bagian dari sastra Bali karena hidup dan terhadap ide dan praktik di Barat, seper-­‐

berkembang dalam masyarakat Bali. Ba-­‐ ti tampak dalam dampak global musik

gaimanapun sastra Jawa Kuno memang dunia, ekspor telenovela dari Amerika

telah diselamatkan dan diteruskan tradi-­‐ Latin ke Amerika Serikat dan Eropa;

sinya di Bali, saat sastra tersebut tidak penciptaan diaspora etnik melalui perge-­‐

lagi dipahami di Jawa (Wirjosuparto, rakan penduduk dari Selatan ke Utara;

1968:11). Dalam hal ini, yang menjadi pengaruh Islam, Hindu, dan agama dunia

cakupan sastra Bali bukan hanya karya lainnya di Barat; komodifikasi dan pen-­‐

sastra yang menggunakan bahasa Bali, jualan makanan dan pakaian ‘etnik’. Ini

melainkan juga berbahasa Jawa Kuno 14 . tidak menjelaskan peminggiran perspek-­‐

Secara umum kesusastraan Bali di-­‐ tif umum Barat tentang ‘kemajuan’, teta-­‐

bagi menjadi dua, yaitu Kesusastraan Ba-­‐ pi juga dekonstruksi ide kebudayaan na-­‐

li Purwa (tradisional) dan Kesusastraan sional

Bali Anyar (modern). Berdasarkan peri-­‐ 2000:119).

yang homogen

(Barker,

odisasinya, I Gusti Ngurah Bagus dan Ida Bagus Agastia (1977) membagi kesusas-­‐

Pengaruh Globalisasi terhadap Sastra

traan Bali menjadi tiga, yaitu zaman pra-­‐

Bali

sejarah, zaman klasik, dan zaman mo-­‐ Keberadaan kesusastraan Bali sebagai

dern.

bagian dari kebudayaan Bali bukanlah Pada zaman prasejarah, yaitu za-­‐ merupakan gejala yang berdiri sendiri,

man sebelum dikenalnya tulisan, sudah melainkan berkaitan dengan lingkungan

dikenal adanya bentuk-­‐bentuk sastra, keberadaannya. Perkembangan lingku-­‐

baik dalam bentuk terikat seperti man-­‐ ngan sosial budaya di mana karya sastra

tra-­‐mantra pemujaan roh leluhur mau-­‐ tersebut diciptakan, ikut serta mempe-­‐

pun bentuk bebas, seperti dongeng-­‐do-­‐ ngaruhi dan mewarnai pertumbuhan-­‐

ngeng. Dalam perkembangan selanjut-­‐ nya. Sastra Bali dapat bertahan sampai

nya, pada zaman klasik sudah dikenal saat ini, justru karena dalam sejarah per-­‐

adanya tulisan. Secara umum sastra Bali kembangannya ia bisa beradaptasi de-­‐

pada zaman klasik dibagi menjadi dua, ngan berbagai pengaruh zaman dan ke-­‐

yaitu sastra lisan dan sastra tulis, baik budayaan 13 . Dalam hal ini, sastra Bali se-­‐

dalam bentuk terikat maupun bebas. kurang-­‐kurangnya sudah sejak abad IX

Sastra tulis di Bali diperkirakan sudah telah bersentuhan dengan budaya glo-­‐

ada pada abad IX, sedangkan Sastra Bali bal. Interaksi dengan budaya global ter-­‐

modern dikatakan berawal pada tahun sebut tidak hanya terjadi dengan kebu-­‐

1931, yang ditandai oleh terbitnya novel dayaan India yang bernafaskan agama

Nemu Karma karya I Wayan Gobiah.

Pengaruh Globalisasi terhadap ... (Cokorda Istri Sukrawati)

Sebenarnya perkembangan sastra Bali dikarang oleh Ida Ketut Sari tahun 1915; modern ini mendapat pengaruh dari

dan sastra modern dari Barat yang mun-­‐ perkembangan sastra Indonesia (Bagus,

cul berupa penciptaan karya-­‐karya sas-­‐ 1977:11).

tra Bali modern seperti dalam bentuk Sejak abad X sastra Bali sudah mulai

novel, puisi dan drama. Selain itu, kesu-­‐ dipengaruhi oleh sastra Jawa dan men-­‐

sastraan Bali juga menerima pengaruh capai puncaknya pada zaman Majapahit.

dari bahasa dan sastra Melayu, seperti Pada abad XVI, tradisi kraton Jawa yang

tampak dalam geguritan Tuan We dan mengembangkan kesusastraan kraton

geguritan Ni Nyonyah, serta geguritan I terus dilanjutkan di kraton-­‐kraton Bali,

Nengah Jimbaran 16 karya I Gusti Ngurah yaitu pada zaman kerajaan Gelgel saat

Made Agung (Ida Cokorda Denpasar). diperintah oleh Dalem Waturenggong.

Pengaruh globalisasi dalam sastra Sastra Jawa yang berkembang pada

Bali telah melahirkan kreativitas bagi pa-­‐ zaman Gelgel adalah sastra jenis kaka-­‐

ra sastrawan untuk menciptakan karya-­‐ win. Pengaruh sastra Jawa yang demiki-­‐

karya yang sesuai dengan situasi dan an kuat di Bali kemudian melahirkan

perkembangan zamannya. Selama bera-­‐ karya-­‐karya sastra yang disebut dengan

bad-­‐abad lamanya penulisan sastra ka-­‐ istilah Kawi-­‐Bali, yang menggunakan ba-­‐

kawin mengambil pokok permasalahan-­‐ hasa Jawa Pertengahan (Middle Java-­‐

nya (subject-­‐matter) dari agama, mitolo-­‐ nese). Menurut Pigeaud, istilah Kawi-­‐Bali

gi, sejarah, serta tradisi yang ada. Na-­‐ (Javanese-­‐Balinese literature) ini diguna-­‐

mun, pada abad XX penciptaan sastra ka-­‐ kan oleh para sarjana Belanda adalah

kawin di Bali tidak lagi sepenuhnya ber-­‐ untuk membedakan karya-­‐karya yang

sumber pada dua epos besar dari India memang dibuat di Bali dengan yang di-­‐

Ramayana dan Mahabharata. Sejumlah buat di Jawa (1967:12). Dalam hal ini

karya kakawin dan sastra yang menggu-­‐ karya-­‐karya yang disebut Kawi-­‐Bali ke-­‐

nakan bahasa Jawa Kuno menunjukkan

adanya perubahan subject-­‐matter, seper-­‐ karya-­‐karya yang memang dibuat di Bali

banyakan berupa sastra kidung 15 , adalah

ti tampak pada kakawin Atlas Bumi, Ka-­‐ (Zoetmulder, 1985:33).

kawin Sabalango, Tutur Kahananing Gu-­‐ Akibat adanya kontak-­‐kontak buda-­‐

mi Prancis, dan Awi-­‐awian Payudan Rus-­‐ ya itu, kesusastraan Bali tidak hanya

Jepang. Hal ini jelas menunjukkan ada-­‐ mendapat pengaruh dari kesusastraan

nya inovasi dan perubahan akibat pe-­‐ India yang bernafaskan agama Hindu, te-­‐

ngaruh modernitas dan penerimaan bu-­‐ tapi juga dari kesusastraan lain, seperti

daya Barat dalam sastra Bali. Sebagai-­‐ Arab, China, dan juga sastra modern dari

mana dikatakan oleh Helen Creese, biasa dunia Barat. Hal itu misalnya tampak da-­‐

modernitas menyiratkan keinginan un-­‐ ri adanya sejumlah karya sastra Bali

tuk melakukan inovasi dan perubahan, yang bernafaskan Islam, seperti gegurit-­‐

mendekati dan menerima aspek-­‐aspek an Krama Selam, Tatwa Berawa, Seh

administratif, pendidikan, dan menerima Umbul Ibrahim, Jejaluk Selam ing Mekah,

praktik sosial dari pengaruh kebudayaan geguritan Amad Muhamad Raden

Barat. Helen Creese selanjutnya menga-­‐ Suputra, geguritan Siti Badariah

takan, di Bali, bagaimanapun juga, per-­‐ (Jelantik, 1995:3), geguritan Bagendali

ubahan budaya juga terjadi dengan tidak (Baginda Ali), geguritan Jowarsa (Johar

terkecuali, keterlibatan masyarakat adat Sah) (Pigeaud, 1967:225).

di dalam modernitas, sudah dimulai se-­‐ Satu-­‐satunya pengaruh sastra China

belum pemerintah kolonial Belanda ber-­‐ dalam sastra Bali, yang diketahui sampai

peran (2007:723).

saat ini, adalah geguritan Sampik yang Kreativitas dalam penciptaan sastra

ATAVISME, Vol. 18, No. 2, Edisi Desember 2015: 233—245

kakawin tidak hanya terbatas dalam hal budaya. Namun, dengan potensi budaya pemilihan subject-­‐matter, tetapi juga ten-­‐

dan kearifan lokal yang dimiliki oleh tang gaya dan cara pengungkapannya.

masyarakat Bali, pengaruh budaya glo-­‐ Seorang yang bernama Pan Sresti, bah-­‐

bal (globalisasi)—yang dicirikan oleh ke-­‐ kan mencoba mengarang kakawin de-­‐

majuan teknologi komunikasi dan pe-­‐ ngan menggunakan bahasa Bali dan ba-­‐

nguasaan ekonomi oleh perusahaan hasa Indonesia. Karya ini dapat dikata-­‐

transnasional—dapat bersinergi dengan kan belum berhasil karena belum meru-­‐

kemajuan zaman sehingga bisa melahir-­‐ pakan karya yang utuh.

kan kreativitas budaya. Dilihat dari segi kemajuan teknologi

Dalam bidang sastra khususnya, pe-­‐ dan ekonomi, globalisasi juga membawa

ngaruh globalisasi lebih banyak menun-­‐ pengaruh terhadap perkembangan sas-­‐

jukkan sesuatu yang positif. Semua itu tra Bali. Teknologi komputer yang telah

dapat dibuktikan dengan semakin ting-­‐ dilengkapi dengan software aksara Bali

ginya tingkat kreativitas dalam pencip-­‐ telah memudahkan penyebarluasan sas-­‐

taan karya sastra, baik dalam bentuk tra-­‐ tra Bali dengan harga yang murah. Demi-­‐

disional maupun modern. Pengaruh glo-­‐ kian pula dengan kemajuan teknologi

balisasi juga menyebabkan sastra Bali komunikasi dan informasi. Melalui me-­‐

dapat berkembang hingga saat ini. Glo-­‐ dia penyiaran radio dan televisi serta te-­‐

balisasi dapat memperkaya kreativitas lepon, sastra Bali mendapat stimulasi

dalam sastra Bali, baik dari segi bentuk untuk memasuki dunia modern sehingga

maupun isi. Hal itu dapat dibuktikan dari masyarakat Bali dapat mengapresiasi

banyaknya karya-­‐karya yang dihasilkan, sastra Bali sesuai dengan perkembangan

baik dalam bentuk tradisional maupun zaman.

modern oleh para sastrawan Bali, misal-­‐ Kini hampir setiap hari dapat kita

nya Krama Selam, Tatwa Berawa, Seh saksikan di media televisi lokal (Bali TV),

Umbul Ibrahim, Jejaluk Selam ing Mekah, kelompok-­‐kelompok pecinta sastra (se-­‐

geguritan Amad Muhamad Raden kaa pasantian) menampilkan pembaca-­‐

Suputra, geguritan Siti Badariah, gegurit-­‐ an karya sastra Bali, baik berupa kaka-­‐

an Bagendali (Baginda Ali), dan gegurit-­‐ win, kidung, maupun geguritan. Melalui

an Jowarsa (Johar Sah). media radio dan televisi tersebut kesu-­‐ sastraan Bali kini jauh lebih banyak dike-­‐ nal daripada masa-­‐masa sebelumnya.

1) Konsep virtualitas dalam konteks politik ti-­‐

Hal ini jelas menunjukkan bahwa global-­‐

dak hanya dipahami sebagai sifat kemayaan

isasi yang diakibatkan oleh kemajuan yang tercipta akibat mekanisme jaringan

komputer (cyberspace), akan tetapi meling-­‐

dalam bidang teknologi komunikasi te-­‐

kupi konsep maya dalam pengertian yang le-­‐

lah membawa pengaruh yang besar bagi

bih luas yang mencakup di dalamnya ruang-­‐

perkembangan kesusastraan Bali.

ruang televisi, film, video, dan media komu-­‐ nikasi publik lainnya. Perluasan konsep vir-­‐

SIMPULAN tualitas ini tidak lain disebabkan bahwa se-­‐

mua media di atas kini sudah terkoneksi de-­‐

Berdasarkan kajian yang dilakukan, da-­‐

ngan jaringan komputer, sehingga menjadi

pat disimpulkan bahwa kebudayaan Bali

bagian dari sifat virtualitasnya (Piliang,

pada umumnya dan kesusastraan Bali

pada khususnya, telah lama bersentuhan