View of Pemanfaatan Radio Frequency Identification Pada Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan Algoritma AES 128 Bit Berbasis Client Server

  INSIGHT

  Volume 1 No. 3 | Agustus 2018 : 254-259

  Pemanfaatan Radio Frequency Identification Pada Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan Algoritma AES 128 Bit Berbasis Client Server

  1

  2 Bayu Januar Rahayu , Khaerul Manaf

1.2 Program Studi S1 Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

  Sunan Gunung Djati Bandung

  

  2 khaerulmanaf@gmail.com

  Abstract- The process of recording manual attendance poses a problem in the implementation, ie the new school to know the student attendance data after one month and the process of manual attendance can be clashing with one of the rules of the school, the rule is if there are students three meetings do not go to school without any description then the student gets a letter summoning the parent and the parent should come to school. In fact the school had once called one of the parents to the school, the parents of the students regretted to the school because there is a new calling parents after almost a week did not enter without any description. This happens because the new school receives student attendance data once a month. The problems that occur after using Presence can be overcome by using Radio Frequency Identification because RFID is very fast Presence detection and for algorithm using Advanced Encryption Standard because algorithm AES algorithm use little RAM and ROM power. Recording of student attendance at school using Radio Frequency Identification as a means to enter student data present, student recording or presenting activities become computerized.

  Keywords- AES, Presence, RFID, RAM, ROM. Abstrak- Proses pencatatan kehadiran manual menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya, yaitu pihak sekolah baru mengetahui data presensi siswa setelah satu bulan dan proses pencatatan kehadiran manual bisa berbenturan dengan salah satu aturan sekolah, aturan tersebut ialah jika terdapat siswa tiga pertemuan tidak masuk sekolah tanpa keterangan apapun maka siswa tersebut mendapat surat pemanggilan orang tua dan orang tua tersebut harus datang ke sekolah. Dalam kenyataanya pernah terjadi pihak sekolah memanggil salah satu orang tua siswa ke sekolah, orang tua siswa tersebut menyesalkan kepada pihak sekolah karena baru ada pemanggilan orang tua setelah hampir seminggu tidak masuk tanpa keterangan apapun. Hal ini terjadi karena pihak sekolah baru menerima data presensi siswa 1 bulan sekali. Permasalahan yang terjadi setelah menggunakan Presensi dapat diatasi dengan menggunakan Radio Frequency Identification karena RFID pendeteksian Presensi yang sangat cepat dan untuk algoritmanya menggunakan Advanced Encryption Standard karena algoritma AES algoritma menggunakan sedikit daya RAM dan ROM. Pencatatan kehadiran siswa di sekolah yang memanfaatkan Radio Frequency Identification sebagai alat untuk memasukan data siswa yang hadir, hasil pencatatan siswa atau kegiatan presensi menjadi terkomputerisasi.

  Kata Kunci - AES, Presensi, RFID, RAM, ROM.

  Tugas seksi presensi mencatat kehadiran siswa

  I. PENDAHULUAN pada berkas yang sudah dibuat oleh wali kelas. Pencatatan Sekolah menjadi tempat siswa untuk mendapatkan kehadiran dilakukan setiap masuk jam pelajaran baru dalam sehari oleh seksi presensi, berkas presensi di pembelajaran, dalam sistem pembelajarannya sekolah mengharuskan siswa untuk datang ke sekolah kemudian serahkan kepada wali kelas sebulan sekali untuk di laporkan kepada bagian kesiswaan atau pihak sekolah. sekolah mencatat kehadiran siswa setiap hari sekolah, dalam mencatat kehadiran siswa khususnya sekolah

  Proses pencatatan kehadiran manual menimbulkan menengah kejuruan masih menggunakan manual. Proses masalah dalam pelaksanaannya, yaitu pihak sekolah baru pencatatan kehadiran siswa di serahkan kepada masing- mengetahui data presensi siswa setelah satu bulan dan masing wali kelas, kemudian wali kelas menugaskan proses pencatatan kehadiran manual bisa berbenturan seorang siswa untuk menjadi seksi presensi. dengan salah satu aturan sekolah, aturan tersebut ialah jika terdapat siswa tiga pertemuan tidak masuk sekolah tanpa INSIGHT

  ISSN 2620-5467 (Online) 255 keterangan apapun maka siswa tersebut mendapat surat pemanggilan orang tua dan orang tua tersebut harus datang ke sekolah. Dalam kenyataanya pernah terjadi pihak sekolah memanggil salah satu orang tua siswa ke sekolah, orang tua siswa tersebut menyesalkan kepada pihak sekolah karena baru ada pemanggilan orang tua setelah hampir seminggu tidak masuk tanpa keterangan apapun. Hal ini terjadi karena pihak sekolah baru menerima data presensi siswa 1 bulan sekali. Untuk mencegah masalah presensi manual terulang lagi dalam pencatatan kehadiran siswa maka dapat menggunakan komputerisasi dalam pencatatan kehadirannya.

  Permasalahan yang terjadi setelah dapat diatasi dengan menggunakan Radio Frequency Identification karena RFID pendeteksian Presensi yang sangat cepat dan untuk algoritmanya menggunakan Advanced Encryption Standard karena algoritma AES algoritma menggunakan sedikit daya RAM dan ROM. Pencatatan kehadiran siswa di sekolah yang memanfaatkan Radio Frequency Identification sebagai alat untuk memasukan data siswa yang hadir, maka siswa akan diberi kartu siswa yang dapat dibaca oleh alat Radio Frequency Identification untuk melakukan presensi di sekolah.

  Mock-up adalah sesuatu yang digunakan sebagai model desain yang digunakan untuk mengajar,

Gambar 1.1 Ilustrasi model prototipe [1]

  Berikut adalah gambar dari model prototipe :

  Model Prototipe (prototyping model) dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah program prototipe agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Program prototipe biasanya merupakan program yang belum jadi. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Program prototipe ini dievaluasi oleh pelanggan atau user sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau user.

  Model pengembangan pada aplikasi presensi siswa pada penelitian yang dilakukan menggunakan model prototipe.

  C. Pengembangan Sistem

  4. Sequence Diagram “Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan di terima antar objek” [1].

  3. Activity Diagram “Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan Workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak” [1].

  2. Use Case Diagram “Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat” [1].

  1. Class Diagram “Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi” [1].

II. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan perancangannya menggunakan bahasa pemodelan Unified Modeling Language (UML). Dalam penelitian ini menggunakan beberapa diagram UML, di antaranya :

  Metodologi berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya. Metodologi berorientasi objek merupakan suatu cara bagaimana sistem perangkat lunak dibangun melalui pendekatan objek secara sistematis. Metode berorientasi objek didasarkan pada penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kompleksitas. Metode berorientasi objek meliputi rangkaian aktivitas analisis berorientasi objek, perancangan berorientasi objek, pemrograman berorientasi objek. Dan pengujian berorientasi objek [1].

  2. Observasi Selain menggunakan studi literatur pengumpulan data juga dilakukan dengan cara Observasi, yaitu melakukan penelitian langsung ke tempat penelitiannya.

  1. Studi Literatur Pengumpulan data pada penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan jurnal, paper, buku, dan internet yang ada kaitannya dengan penelitian.

  Metodologi yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu :

A. Teknik Pengumpulan Data

B. Pendekatan Sistem

  INSIGHT | Volume 1 No. 3 | Agustus 2018 : 254-259 demonstrasi, evaluasi desain, promosi, atau keperluan lain. Sebuah mock-up disebut sebagai prototipe perangkat lunak jika menyediakan atau mampu mendemonstrasikan sebagian besar fungsi sistem perangkat lunak dan memungkinkan pengujian desain sistem perangkat lunak. Iterasi terjadi pada pembuatan prototipe sampai sesuai dengan keinginan pelanggan (customer) atau user [1].

D. Radio Frequency Identification

  RFID adalah suatu teknologi yang menggunakan frekuensi radio untuk mengidentifikasi suatu barang atau manusia. Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas dua komponen utama, yaitu tags dan reader. Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem RFID adalah sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tags. Berdasarkan jarak jangkauannya RFID tags dibagi tags aktif [2].

  E. Advanced Encryption Standard (AES) Gambar 1.2 Proses Umum Enkripsi dan Dekripsi AES [3].

  Advanced Encryption Standard (AES) dipublikasikan oleh NIST (National Institute of Standard

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  and Technology) pada tahun 2001. AES merupakan blok

  A. Perancangan Arsitektur Sistem

  kode simetris untuk menggantikan DES (Data Encryption Standard). DES terbukti menjadi algoritma enkripsi yang aman di dunia selama puluhan tahun. Meski demikian, pada tahun 1990 panjang kunci DES dianggap terlalu pendek dan pada tahun 1998, 70 ribu PC di internet berhasil membobol satu kunci DES dalam tempo 96 hari, tahun 1999 dalam tempo waktu 22 hari. Karena algoritma enkripsi DES sudah berhasil dipecahkan pada tahun 1998 dalam 96 hari, maka dibuat mesin khusus untuk memecahkan algoritma DES dan mesin tersebut dapat memecahkan 25% kunci DES dalam waktu 2,3 hari dan dapat memecahkan seluruh kunci DES dalam waktu rata- rata 4,5 hari.

  Karena alasan tersebut maka kemudian diadakan kompetisi oleh NIST untuk mengganti algoritma DES

Gambar 1.3 Arsitektur Sistem

  dengan yang baru. NIST memperbolehkan peserta dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dengan mengajukan algoritma baru guna mengganti DES. Pada tahun 1997 ada 21 pelamar dan 6 dari mereka gugur karena tidak masuk dalam kriteria pemilihan [3].

  Algoritma AES memiliki tiga pilihan kunci yaitu tipe: AES 128, AES 192 dan AES 256 [4].

  256 Pemanfaatan Radio Frequency Identification Pada Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan Algoritma AES 128 Bit Berbasis Client Server INSIGHT

  ISSN 2620-5467 (Online)

B. Perancangan UML

  4. Class Diagram

  1. Use Case Diagram

Gambar 1.7 Class Diagram

  C. Implementasi Halaman

Gambar 1.4 Use Case Diagram

  1. Implementasi Halaman Menu Utama

  Halaman Menu Utama digunakan untuk melakukan presensi. Pada halaman menu utama siswa melakukan presensi dengan media RFID Reader. Halaman Menu Utama adalah Halaman Aplikasi untuk client.

Gambar 1.5 Activity Diagram Admin

  3. Sequence Diagram

Gambar 1.8 Implementasi Halaman Menu Utama

  2. Implementasi Halaman Login

  Halaman Menu Login adalah Halaman Utama pada Aplikasi Presensi untuk admin. Jika admin input username dan password dengan benar maka akan membuka ke menu administrator.

Gambar 1.9 Halaman Menu LoginGambar 1.6 Sequence Diagram Administrator

  D. Pengujian Algoritma AES

  Algoritma AES 128 Bit dengan menggunakan Plaintext dan Key yang telah ditentukan. Plaintext : 3243f6a88851308d313198a2e0370734 Key : 2b7e151628aed2a6abf7158809cf4f3c

  257 INSIGHT | Volume 1 No. 3 | Agustus 2018 : 254-259 Pemanfaatan Radio Frequency Identification Pada Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan Algoritma AES 128 Bit Berbasis Client Server

  258 AddRoundKey proses pertama pada algoritma AES, Plaintext dikoversi menjadi bilangan Binary untuk di XOR dengan Key.

  No Plaintext Key AddRoun dKey 1 3243f6a88851

  E. Hasil Pengujian

  Mode CBC WYmiagxh3strMDFD8ejELw==

  046681e5 e0cb199a 48f8d37a 2806264c

  09cf4f3c d4bf5d30e0b 452aeb8411 1f11e2798e5

  SubBytes ShiftRows MixColu ms 2 2b7e151628ae d2a6abf71588

  193de3be a0f4e22b9 ac68d2ae 9f84808

  308d313198a2 e0370734 2b7e151628 aed2a6abf71 58809cf4f3c

Tabel 1.1 Pengujian Algoritma AES

  Plaintext : 32 = 0011 0010 Key : 2b = 0010 1011 XOR 0001 1001

  Untuk menguji algoritma AES 128 Bit digunakan plaintext “admin” dan menggunakan kata kunci “zu1lc3sjd8zpt6fd” proses pertama yang dilakukan menambahkan string ke dalam block karena plaintext “admin” tidak cukup untuk mengisi seluruh block AES, proses pengisian string kedalam block dengan menggunakan Padding Mode PKCS7 karena pada sistem login aplikasi presensi menggunakan AES mode CBC maka sebelum proses enkripsi dilakukan XOR plaintext dengan initialization vector “qo1lc3sjd8zpt9cx” selanjutnya dilakukan proses enkripsi AES pada plaintext “admin” maka hasil enkripnya atau ciphertext nya menghasilkan “WYmiagxh3strMDFD8ejELw==”

  Pada aplikasi presensi algoritma disimpan pada sistem login admin, data hasil enkripsi tidak disimpan di database mysql data disimpin di folder data dan file nya berbentuk data.ls pada penyimpanan hasil enkripsi di folder data memiliki kelemahan data hasil enkripsi bias di buka oleh aplikasi notepad tetapi data tetap aman karena data yang dibuka bukan plaintext melainkan ciphertext.

  = 19 Ciphertext = 1925841d02dc09fbdc118597196a0b32

  Plaintext : c9 = 1100 1001 Key : d0 = 1101 0000 XOR 0001 1001

  = a4 SubBytes dilakukan setelah melewati 9 kali putaran dan diperoleh hasil cb40f21e392c38848ba113c71bc342d2 proses SubBytes diperoleh hasil c9098972cb31075f3d327d94af2c2cb5 setelah SubByte dilakukan proses ShiftRows dengan hasil c9317db5cb322c723d2c895faf090794 pada proses akhir dilakukan proses AddRoundKey.

  Plaintext : 04 = 0000 0100 Key : 2b = 1010 0000 XOR 1010 0100

  XOR dilakukan sampai ke block Terakhir, dari XOR pada proses AddRoundKey didapat hasil yaitu 193de3bea0f4e22b9ac68d2ae9f84808 setelah AddRoundKey proses SubBytes dengan menggunakan Kotak-S sehingga diperoleh hasil d42711aee0bf98f1b8b44de51e415230 Dari hasil SubBytes dilakukan proses ShiftRows. Rotasi 1 Bit = bfb44127 Rotasi 2 Bit = 5d521198 Rotasi 3 Bit = 30aef1e5 Proses MixColums dilakukan setelah proses ShiftRows, MixColums dengan perkalian matriks. r0 = 2a0 + 3a1 + 1a2 + 1a3 r0 = 2*11010100 + 3*10111111 + 1011101 + 110000 r0 = 010110011 + 011011010 + 1011101 + 110000 r0 = 010110011 XOR 011011010 XOR 1011101 XOR 110000 r0 = 000000100 r0 = 04 Proses AddRoundKey dilakukan setelah proses MixColums pada proses MixColums diperoleh hasil 046681e5e0cb199a48f8d37a2806264c Konversi ke Binary untuk proses AddRoundKey.

  = 19

  Berdasarkan tabel pengujian di atas, aplikasi dapat berjalan dengan baik tanpa ditemukan masalah yang dapat menyebabkan aplikasi tidak berfungsi pada fungsi tertentu. Algoritmaa AES dapat menenkripsi dan INSIGHT

  ISSN 2620-5467 (Online) 259 mendekripsi pada system login administrator dan aplikasi dapat mendukung RFID sebagai input untuk melakukan presensi.

IV. PENUTUP

  Setelah dilakukannya penelitian dari Tugas Akhir yang berjudul “Pemanfaatan Radio Frequency Identification pada Aplikasi Presensi Siswa Menggunakan Algoritma AES 128 Bit

  Berbasis Client Server” maka dapat diambil beberapa kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya:

  a. Algoritma AES dapat diimplementasikan pada sistem login Aplikasi Presensi b. Aplikasi presensi dapat menggunakan RFID sebagai masukan datanya.

  c. Hasil pencatatan siswa atau kegiatan presensi menjadi terkomputerisasi.

  B. Saran

  Dalam pengembangan aplikasi ini, disarankan kepada pengembang selanjutnya untuk memperbaiki fitur yang telah ada pada aplikasi presensi dan menambah fitur baru seperti a. Pada aplikasi ini hanya mencatat kehadiran siswa maka akan lebih baik data kehadiran siswa bisa langsung terkirim kepada orang tua siswa.

  A. Kesimpulan

  c. Algoritma AES lebih baik penempatannya pada RFID Reader sehingga data presensi siswa menjadi terenkripsi.

  DAFTAR PUSTAKA [1] R. A. S. M.Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek . bandung: Informatika, 2014. [2]

  A. Zainudin and P. Kristalina, “Rancang bangun infrastruktur rfid untuk management jamaah haji di tanah suci,” pp. 1–6, 2016. [3]

  F. S. Suryanto, Pengantar Ilmu Kriptografi

  Teori, Analisis, dan implementasi . Yogyakarta: Andi, 2008.

  [4] G. M. Akbar, J. T. Informatika, U. Islam, N.

  Sunan, and G. Djati, “Implementasi Algoritma Advanced Encryption Standard ( AES ) 128-bit Pada Aplikasi Sharing Dokumen Berbasis Android,” Insight, vol. 1, no. 1, pp. 91–97, 2017.

  b. Memanfaatkan Teknologi lain selain RFID agar lebih meningkatkan keamanan data pencatatan kehadiran siswa.