Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat

  

Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3921-3930 http://j-ptiik.ub.ac.id

Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android

Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat

1 2 3 Almira Kalyana , Ratih Kartika Dewi , Issa Arwani

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: [email protected], [email protected], [email protected]

  

Abstrak

Kenaikan jumlah penduduk terjadi di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya adalah Kota Malang.

  Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pendatang di Kota Malang, maka diperlukan transportasi umum demi kelancaran aktivitas penduduk dan pendatang. Berdasarkan fakta, informasi media untuk masyarakat Kota Malang tentang jalur angkutan umum sangat dibutuhkan. Saat ini, Pemerintah Kota Malang menyediakan menyediakan informasi rute angkutan umum di website MediaCenter. Namun informasi yang disediakan hanya berupa daftar rute angkutan umum saja. Sehingga berdasarkan fitur fungsionalnya, informasi tersebut tidak cukup baik untuk memudahkan permasalahan pengguna. Oleh karena itu, diperlukan sebuah aplikasi berbasis mobile yang dibangun untuk memudahkan penduduk maupun pendatang Kota Malang dalam memilih angkutan umum dari lokasi keberangkatan menuju lokasi tujuan. Sistem dibangun menggunakan formula haversine dan algoritma best-path planning (hub-

  

based planning ). Sistem ini memberikan 2 titik awal sebagai alternatif untuk memberi informasi kepada

  pengguna bahwa dari tempat keberangkatan yang sama terdapat 2 titik awal untuk menaiki angkutan umum. Sistem mendapatkan nilai 87% dari pengujian akurasi yang dilakukan terhadap hasil pencarian rute. Dalam pengujian usability, sistem mendapatkan nilai learnability sebesar 83%, efficiency 62%, memorability 91%, errors 90%, dan statisfaction 88,5%.

  Kata kunci: pencarian rute, angkutan umum, formula haversine, algoritma best-path planning, android

Abstract

Population increase occured in various regions of Indonesia, one of them is Malang City.With the

increasing number of residents and immigrants of Malang City, then the public transportation is needed

for the smoothness of their activities. Based on facts, media information for the pople of Malang City

about public transportation routes is very needed. Currently, municipal government of Malang City is

provides public transportation routes information on MediaCenter website. However, the information

which provided is just a list of public transportation routes. So based the functional features, that

information is not good enough to ease the user problem. Therefore, we need a mobile based application

which built to facilitate residents and visitors of Malang City in choosing public transportation from the

depature location to destination location. System was bulit using the haversine formula and best-path

planning algorithm (hub-based planning). This system provides 2 starting points as an alternative to

informing users that from the same depature site there are 2 starting points to get public transportation.

The system scored 87% of accuracy testing on route search results. In usability testing, system earns

83% learnability, 62% efficiency, 91% memorability, 90% errors, and 88,5% statisfaction.

  Keywords: route search, public transportation, haversine formula, best-path planning algorithm, android

  254.454.800 jiwa. Sedangkan pada tahun 2015, 1. jumlah penduduk Indonesia adalah 257.563.800

   PENDAHULUAN

  jiwa. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam Menurut World Development Indicators, kurun waktu 3 tahun, Indonesia mengalami

  Indonesia mengalami kenaikan jumlah peningkatan jumlah penduduk dengan cepat. penduduk dengan sangat pesat. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia berjumlah 251.268.300

  Peningkatan jumlah penduduk juga jiwa. Tahun 2014, peduduk Indonesia dirasakan oleh berbagai wilayah di Indonesia, mengalami peningkatan hingga berjumlah salah satunya adalah Kota Malang. Penduduk

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

3921

  Kota Malang dalam lima tahun terakhir bertambah 50.116 jiwa. Jumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2012 adalah 845.271 jiwa dan pada tahun 2017 Kota Malang mempunyai 895.387 jiwa. Penambahan penduduk ini disebabkan oleh migrasi. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) memprakirakan bahwa sekitar 3.000 orang tinggal di Kota Malang dan 3.000 orang tersebut adalah para mahasiswa dan pekerja dari luar kota (Tribunjatim, 2017).

  Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pendatang Kota Malang, maka diperlukan transportasi umum demi kelancaran aktivitas penduduk dan pendatang. Kendaraan umum jenis minibus atau mikrolet adalah kendaraan yang mendominasi armada angkutan di Kota Malang. Jumlah mikrolet yang beroperasi adalah sebanyak 2192 armada. Mikrolet tersebut melayani 25 trayek dengan rute hampir seluruh wilayah Kota Malang dengan panjang trayek sepanjang 355 Km (Dinas Perhubungan, 2016).

  Berdasarkan fakta, informasi media untuk masyarakat Kota Malang tentang jalur angkot sangat dibutuhkan. Pemerintah Kota Malang menyediakan situs MediaCenter sebagai pusat informasi yang menyediakan informasi rute angkutan umum. Akan tetapi, situs Mediacenter tersebut tidak cukup baik untuk memudahkan orang dalam mencari rute angkutan umum. Situs MediaCenter hanya menyediakan informasi rute Angkot secara umum. Untuk menambah efektivitas dan penyederhanaan dari pencarian informasi rute Angkot, aplikasi berbasis mobile merupakan sebuah kebutuhan (Nurizal, 2016).

  Salah satu perangkat mobile yang umum digunakan adalah Android. Saat ini, Android mendominasi pangsa pasar piranti mobile. Selain itu, android mempunyai jumlah pengguna aktif yang terus tumbuh. (Juhara, Z. P., 2016). Dengan demikian, peniliti mengangkat topik pencarian rute angkutan umum Kota Malang berbasis android.

  Jika pencarian rute angkutan umum dilakukan secara manual, maka terdapat kemungkinan bahwa tidak hanya satu jalan saja yang bisa dijadikan titik awal untuk menaiki angkutan umum. Dapat diilustrasikan lokasi keberangkatan adalah Jalan Cimanggis dan lokasi tujuan adalah Jalan Lapangan Rampal. Untuk menuju Jalan Lapangan Rampal, hal pertama yang dilakukan adalah mencari jalan terdekat yang dilalui oleh angkutan umum dari lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan. Dalam penelitian ini, titik terdekat dari lokasi keberangkatan disebut sebagai titik awal rute, sedangkan titik terdekat dari lokasi tujuan disebut sebagai titik akhir rute. Titik awal ke- satu berada di Jalan Mayjend Panjaitan, titik awal ke-dua berada di Jalan Veteran, dan titik akhir adalah Jalan Urip Sumoharjo. Sehingga didapatkan hasil bahwa terdapat dua rute angkutan umum untuk menuju Jalan Lapangan Rampal dari Jalan Cimanggis. Rute ke-satu dilakukan dari titik awal ke-satu menuju titik akhir, sedangkan rute ke-dua dilakukan dari titik awal ke-dua menuju titik akhir. Angkutan umum yang dinaiki pada rute ke-satu adalah ADL di Jalan Mayjend Panjaitan dan diteruskan dengan menaiki MM di Jalan Tugu. Sedangkan angkutan umum yang dinaiki pada rute ke-dua adalah AL di Jalan Veteran dan diteruskan dengan menaiki MM di Jalan Tugu. Kedua rute tersebut dapat memiliki jarak tempuh, waktu, jalur, dan biaya yang berbeda. Dengan perbedaan dari kedua rute, kita dapat mempertimbangkan rute mana yang harus kita pilih untuk menuju ke lokasi tujuan. Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pencarian rute angkutan umum tidak harus terpacu pada satu titik awal dan satu titik akhir, sehingga penulis memutuskan bahwa jumlah dari titik awal adalah dua dan jumlah titik akhir adalah satu.

  Untuk membangun aplikasi pencarian rute angkutan umum Kota Malang, dibutuhkan formula yang mampu digunakan untuk mencari titik terdekat dan algoritma pencarian rute dari jalur tertentu untuk mencari rute angkutan umum, yaitu formula haversine dan algoritma

  best-path planning . Formula Haversine adalah

  persamaan yang memberi jarak lingkaran besar antara dua titik pada bola dari garis bujur dan garis lintangnya (Nurizal, 2016). Algoritma best-

  path planning merupakan algoritma yang

  diusulkan oleh Chao Lin Liu untuk mengatasi masalah pencarian rute pada transportasi publik dengan meminimalkan jumlah transfer antar rute untuk efisiensi waktu dan biaya (Chao, 2002). Algoritma best-path planning terdiri dari 3 algoritma, yaitu hub-based planning

  (HPlanning) , matrices for path planning (CPlanning), dan planning with transitition matrices (TPlanning). Algoritma best-path planning yang digunakan dalam penelitian ini

  adalah HPlanning. HPlanning adalah algoritma yang lebih sederhana dibandingkan dengan

  CPlanning

  Aplikasi ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat, serta mengetahui nilai akurasi dari hasil pencarian rute. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan peminat angkutan umum semakin bertambah dan mampu memudahkan pendatang maupun penduduk Kota Malang dalam memilih angkutan umum.

  4. FORMULA HAVERSINE

  anguler arah Utara atau Selatan terhadap garis khatulistiwa, sedangkan longitude adalah jarak anguler arah Timur atau Barat terhadap Prime Meridian yang melintasi Greenwich, Inggris.

  longitude (garis bujur). Latitude adalah jarak

  2D digunakan untuk pemetaan permukaan bumi dimana pada setiap titiknya diacu oleh dua besaran yang dinyatakan dalam satuan sudut derajat ( o ), yaitu latitude (garis lintang) dan

  Dalam proses pemetaan, sistem koordinat

  GPS (Global Positioning System ) merupakan salah satu fitur atau sensor terpopuler dikalangan piranti bergerak. Dengan adanya GPS, dapat memungkintan setiap piranti bergerak memberikan informasi lokasi setiap saat. Fitur ini berfungsi untuk pemetaan, pencarian lokasi, dan arah. Biasanya digunakan untuk menampilkan titik-titik kemacetan, merekomendasikan tempat-tempat menarik, dan lain-lain.

  3. GPS

  beranggotakan sejumlah perusahaan besar seperti Google, Motrola, Samsung, LG, Sony Ericson, Tmobile, Vodafone, Toshiba, dan Intel (Juhara, Z. P., 2016).

  Handset Alliance. Open Hanset Alliance

  Android adalah sebuah sistem operasi berbasis Linux yang dimodifikasi untuk perangkat bergerak. Android pertama kali dikembangkan oleh Android Inc. Pada tahun 2005, Google membeli perusahaan Android Inc. Pada tahun 2007, Android diluncurkan bersamaan dengan dibentuknya organisasi Open

  2. ANDROID

  Berdasarkan latar belakang tersebut, didapatkan permasalahan yakni bagaimana perancangan dan implementasi Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat, serta bagaimana akurasi dari hasil pencarian rute angkutan umum Kota Malang.

  dan

  dilakukan terhadap 40 kasus uji, sistem ini mempunyai level akurasi sebesar 85%, yang identik dan valid jika dibandingkan dengan pencarian rute angkutan umum secara manual. (Nurizal, 2016). Selain itu, dalam penelitian tersebut titik awal yang dihasilkan hanya berjumlah satu. Padahal jika dibandingkan dengan pencarian rute angkutan umum secara manual, jumlah titik awal yang dihasilkan bisa saja lebih dari satu. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis mengangkat judul Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat dengan harapan sistem dapat memberikan dua titik awal rute angkutan umum dengan kemungkinan informasi angkutan umum, tempat menaiki angkutan umum, biaya, jarak, dan jalur perjalanan yang berbeda untuk menuju satu lokasi tujuan sebagai rekomendasi bagi pengguna.

  best-path planning dengan matriks dan formula haversine . Berdasarkan pengujian yang

  Priandani dkk. mendesain dan mengimplementasikan sistem transportasi umum kota Malang menggunakan algoritma

  ‘Design and Implementation of Mobile- Based Application for Malang City Public Transportation Route Search’, Nurizal Dwi

  Peneliti sebelumnya telah menerapkan algortima best-path planning dan menggunakan formula haversine untuk mencari rute angkutan umum kota Malang. Dalam penelitian yang berjudul

  angkutan umum dari dua titik awal menuju satu titik akhir.

  (HPlanning) digunakan untuk mencari rute

  matriks untuk menangkap rute transportasi publik secara eksplisit. Dalam penelitian ini, formula haversine digunakan untuk mencari dua titik terdekat dari lokasi keberangkatan dan mencari satu titik terdekat dari lokasi tujuan, sedangkan algoritma best-path planning

  CPlanning dan TPlanning menggunakan

  mencakup konsep hub untuk memodelkan batasan rute secara implisit, sedangkan

  HPlanning

  TPlanning .

  Formula haversine adalah formula yang mampu mencari jarak busur antara dua titik pada bola yang diambil dari garis bujur (longitude) dan garis lintang (latitude). Formula ini merupakan persamaan khusus dati trigonometri bola, law of haversines, mencari hubungan sisi

5. ALGORITMA BEST-PATH PLANNING

  2

  −1

  {√(

  2

  (

  1− 2

  2

  ))

  

1 ) . cos(

2 ) . (

  (4) Dalam algoritma best-path planning yang berbasis perencanaan hub (HPlanning), rute langsung dari titik asal ke tujuan dicari terlebih dahulu. Jika tidak berhasil, algoritma mencoba mencari solusi satu transfer untuk perjalanan yang diinginkan. Jika tidak berhasil lagi,

  2

  (

  1− 2

  2

  ))

  2

  } (1)

  R 1 R 3 R 2 R 4 R 5

  = 2 .

  ( , ) = { | ( , ) > ( , ) > 0, }

  dan sudut pada segitiga dalam bidang bola. Pada Persamaan (1) adalah rumus formula haversine. Keterangan : d = jarak R = radius bumi = 6371Km Lat1 = garis lintang lokasi 1 x 0.0174532925 radian Lat2 = garis lintang lokasi 2 x 0.0174532925 radian Long1 = garis bujur lokasi 1 x 0.0174532925 radian Long2 = garis bujur lokasi 2 x 0.0174532925 radian

  L 9 L 4 L 7 L 2 L 5 L 8 L 1 L 3 L 6 Gambar 1. Jaringan Grid-Style Sederhana dengan Lima Rute Layanan

  Algoritma Best-Path Planning merupakan algoritma yang diusulkan oleh Chao Lin Liu untuk mengatasi masalah pencarian rute pada transportasi publik dengan meminimalkan jumlah transfer antar rute untuk efisiensi waktu dan biaya (Chao, 2002). Dalam penelitiannya, Chao menjelaskan 3 algoritma best-path planning, yaitu hub-based planning

  (HPlanning), matrices for path planning (CPlanning), dan planning with transitition matrices (TPlanning). Algoritma yang

  digunakan dalam penelitian ini adalah

  HPlanning , karena HPlanning mencakup

  konsep hub untuk memodelkan batasan rute secara implisit, sehingga HPlanning lebih sederhana dibandingkan dengan CPlanning dan

  TPlanning yang menggunakan matriks untuk

  menangkap rute transportasi publik secara eksplisit.

  Sumber : Chao,2002 Untuk pemahaman yang lebih jelas, Chao memberikan ilustrasi dari definisi masalah dan notasinya. Chao menggunakan beberapa istilah untuk menggambarkan aspek rute yang dibatasi.

  Fungsi pada persamaan 4 adalah rangkaian rute layanan langsung (Direct Service) yang dapat kita tempuh dari s ke t tanpa transfer.

  Pertama diasumsikan bahwa ada seperangkat lokasi yang akan dilayani oleh satu set rute layanan yang diarahkan. Setiap lokasi yang dilalui angkutan umum ditetapkan dengan nomor identifikasi unik, dan menunjukkan rangkaian angka ini dengan S. Sedangkan setiap rute yang melayani lokasi tersebut ditetapkan dengan identifikasi unik dalam kumpulan R. Untuk mengakomodasi adanya jalan raya dan jalur komunikasi simpleks, diasumsikan bahwa semua rute layanan diarahkan, sehingga menggunakan dua rute terpisah untuk memodelkan rute layanan dua arah. Untuk grid sederhana yang ditunjukkan pada Gambar 1, kita bisa memberikan 24 nomor unik ke persimpangan dan 5 nomor unik ke rute layanan (Chao, 2002).

  Chao juga menetapkan nomor urut K (r, s), dimana s adalah setiap lokasi dan r adalah rute yang melayani s. Nilai K dari terminal keberangkatan masing-masing rute adalah 1. Jika r tidak melayani lokasi s, maka K (r, s) = 0. Oleh karena itu, K (r, s1)> K (r, s2)> 0 menyiratkan bahwa rute r melayani dari s2 ke s1. Berdasarkan fungsi K, didefinisikan beberapa fungsi yang berguna sebagai berikut (Chao, 2002): 1.

  Rangkaian rute layanan (Service Routes) yang melayani s didefinisikan pada persamaan 2. ( ) = { | ( , ) > 0, }

  (2) 2.

  Himpunan pemberhentian umum (Common

  Stops) yang dilayani oleh dua rute r1 dan r2 didefinisikan pada persamaan 3.

  ( 1, 2) = { | ( 1, ) > 0 ( 2, ) > 0, }

  (3) 3.

  • cos(

  • F-
  • F-
  • F-
  • F-
  • F-

  Pengguna melihat hasil pencarian rute angkutan umum titik awal terdekat 2 menuju titik akhir pada peta.

  Pengguna memasukkan lokasi keberangkatan ke dalam sistem. SRS

  03 Memasukkan lokasi tujuan Pengguna memasukkan lokasi tujuan ke dalam sistem.

  SRS

  04 Mencari rute angkutan umum Pengguna mencari rute angkutan umum dari lokasi keberangkatan menuju lokasi tujuan.

  SRS

  05 Melihat hasil pencarian rute berdasarkan titik awal terdekat 1

  Pengguna melihat hasil pencarian rute angkutan umum dari titik awal terdekat 1 menuju titik akhir pada peta. SRS

  06 Melihat hasil pencarian rute berdasarkan titik awal terdekat 2

  SRS

  SRS

  07 Mengatur ulang aplikasi Pengguna dapat mengatur ulang aplikasi setelah pengguna melakukan pencarian rute.

  Tabel 3. Kebutuhan Non-Fungsional

  Kode Paramete r Desripsi Kebutuhan

  SRS- NF-01

  Ussability Tingkat kualitas sistem yang

  diukur dari seberapa mudah pengguna menggunakan sistem untuk menyelesaikan masalah atau memperudah pekerajaan pengguna. SRS- NF-02

  Accuracy Tingkat kualitas sistem yang

  diuji dari kedekataan nilai terukur dengan nilai sebenarnya.

  7. PERANCANGAN SISTEM

  02 Memasukkan lokasi keberangkatan

  01 Mendapatkan lokasi pengguna Pengguna menggunakan GPS untuk mendapatkan lokasi keberadaan pengguna.

  • F-

  kosong, maka terdapat solusi satu transfer angkutan umum.

  algoritma tersebut menemukan rencana perjalanan dari titik asal ke hub terdekat H1 dan rencana perjalanan dari hub H2, yang berada di dekat tujuan, ke tempat tujuan. Hub adalah lokasi-lokasi dimana beberapa layanan terkonsentrasi sehingga memberikan kesempatan pada penumpang untuk melakukan transfer dari satu rute ke rute lain. Berikut ini adalah kerangka algoritma best-path planning dengan HPlanning (Chao, 2002): Misalkan o dan d adalah lokasi asal (origin) dan tujuan (destination), maka :

  1. Kasus sederhana : jika o=d, menampilkan pesan bahwa lokasi asal sama dengan lokasi tujuan, sehingga tidak perlu dilakukan pencarian rute.

  2. Tanpa Transfer : jika Dservice(o,d) tidak kosong, makan tampilkan rute-rute yang berada pada himpunan Dservice(o,d).

  3. Satu Transfer : jika ∃ i SR(O) , j

  SR(D) dan

  ∃ s CS(i, j) sehingga baik instruksi kepada perangkat bergerak. Kemudian Dalam penelitian ini, metode algoritma best- perangkat bergerak melakukan request HTTP path planning yang digunakan adalah HPlaning. untuk mendapatkan data. Gambar 2 merupakan Berikut ini adalah ilustrasi pencarian rute dari ilustrasi perancangan umum arsitektur sistem. penerapan algoritma best-path planning dengan request HTTP HPlanning : 1.

  Dservice(O, s) dan Dservice(s, D) tidak

  • F-

  4. Kasus Non-trivial : Temukan rencana perjalanan melalui hubs.

  SRS

  6. REKAYASA KEBUTUHAN

  Sebelum merancang sistem, diperlukan rekayasa kebutuhan meliputi identifikasi aktor, analisis kebutuhan fungsional, dan analisis kebutuhan non-fungsional.

  Penelitian ini hanya mempunyai satu aktor, yaitu pengguna. Deskripsi pengguna dapat dilihat pada 1.

  Tabel 1. Identifikasi Aktor

  Aktor Deskripsi

  Pengguna Satu-satunya aktor yang mengoperasikan sistem. Pengguna dapat mencari rute angkutan umum dengan menginputkan lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan, melihat hasil pencarian rute berdasarkan dua titil awal terdekat, dan mengatur ulang aplikasi. Selain itu, pengguna juga mampu mengetahui lokasi keberadaannya saat ini dengan menggunakan GPS.

  Dalam penelitian ini, sistem mempunyai 7 kebutuhan fungsional dan 2 kebutuhan non- fungsional. Kebutuhan fungsional dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan kebutuhan non- fungsional dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 2. Kebutuhan Fungsional

  Kod e Nama Fungsi Deskripsi

  Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal merupakan aplikasi mobile yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat maupun pendatang di Kota Malang dalam menentukan angkutan umum apa saja yang harus dinaiki dari lokasi keberangkatan menuju lokasi tujuan. Dalam menjalakan prosesnya, aplikasi ini memanfaatkan Google Places dan Google Maps. Agar perangkat bergerak dapat bertukar data dengan Google Places dan Google Maps, perangkat bergerak harus terkoneksi dengan internet. Pengguna berfungsi sebagai pemberi

  Jika lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan give instruction request HTTP get HTTP adalah sama, maka sistem menampilkan get information get HTTP pemberitahuan. Jika lokasi keberangkatan user smartphone request HTTP dan lokasi tujuan adalah tidak sama, maka get HTTP sistem melanjutkan proses pencarian rute angkutan umum.

  2. Sistem melakukan pencarian rute angkutan Gambar 2. Perancangan Umum Arsitektur Sistem umum tanpa transfer. Jika rute ditemukan,

  Google Maps digunakan untuk maka sistem menampilkan hasil pencarian. menampilkan peta dalam aplikasi pencarian rute

  Jika rute tidak ditemukan, maka sistem angkutan umum. Ketika pengguna membuka melanjutkan proses pencarian rute angkutan aplikasi, perangkat bergerak akan mengambil umum. data dari Google Maps. Data tersebut berupa peta online. Kemudian, peta online akan dimuat

  3. Sistem melakukan pencarian rute angkutan ke dalam fragment map aplikasi. umum dengan 1 kali transfer. Jika rute ditemukan, maka sistem menampilkan hasil

  Google Places mempunyai fitur pencarian. Sistem akan memberikan

  autocomplete yang dapat dimanfaatkan oleh

  pemberitahuan apabila kedua rute tidak kotak input lokasi keberangkatan dan lokasi mendapatkan hasil pencarian. tujuan. Dengan autocomplete, pengguna dapat

  Hasil pencarian dalam sistem berupa rincian dengan mudah memilih alamat atau nama tempat. Ketika pengguna mengetikkan kata rute angkutan umum dari lokasi keberangkatan kunci, kata kunci akan dikirim ke Google Places. menuju lokasi tujuan. Rincian rute berisi informasi mengenai dimana pengguna harus

  Feedback yang didapatkan dari Google Places

  adalah data berupa alamat dan nama tempat yang menaiki angkutan umum, angkutan apa yang terdapat dalam Google Maps. harus dinaiki, total jarak tempuh, biaya yang harus dikeluarkan pengguna untuk membayar

  Setelah mengisi kotak input lokasi jasa angkutan umum, dan jalur perjalanan. keberangkatan dan lokasi tujuan, pengguna dapat memberikan instruksi kepada sistem untuk

  8. HASIL IMPLEMENTASI melakukan pencarian rute angkutan umum.

  Sebelum dilakukan pencarian rute, sistem mencari dua titik terdekat dari lokasi keberangkatan (titik awal) dan mencari satu titik terdekat dari lokasi tujuan (titik akhir) menggunakan formula haversine. Pencarian rute dilakukan antara satu titik awal dan satu titik akhir menggunakan algoritma best-path

  planning . Pada Tabel 4 adalah contoh data titik

  awal dan titik akhir yang merupakan hasil dari formula haversine. Terdapat dua proses pencarian rute yaitu pencarian rute dari titik awal (a) menuju titik akhir (c) dan titik awal (b) menuju titik akhir (c). Masing-masing pencarian rute tersebut menghasilkan maksimal satu rute.

  Tabel 4. Contoh Data Titik Awal dan Titik Akhir Gambar 3. Halaman Utama

  Titik Awal Titik Akhir

  Halaman utama aplikasi ini terdiri dari peta, (a)

  (c) kotak input lokasi keberangkatan, kotak input

  (b) lokasi tujuan, tombol cari rute, tombol GPS, dan kotak hasil pencarian. Ketika pengguna membuka sistem, secara otomatis sistem akan memuat peta Malang secara online. Hasil implementasi halaman utama aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.

  Hasil pencarian akan muncul setelah pengguna melakukan pencarian rute. Hasil pencarian dibagi menjadi dua, yaitu hasil pencarian terhadap titik awal ke-1 dan titik awal ke-2. Masing-masing pencarian mempunyai maksimal satu hasil rute. Hasil rute terdiri dari informasi nama angkutan umum, nama jalan, ongkos yang harus disediakan, dan jarak tempuh perjalanan. Gambar 4 menunjukkan tampilan setelah sistem selesai melakukan proses pencarian rute.

  Aplikasi berhasil mencari lokasi keberangkatan dan menampilkan pin lokasi keberangkatan.

  Valid Gambar 4. Tampilan Hasil Pencarian

  Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan menampilkan

  Valid V-F-05 Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan menampilkan

  Aplikasi berhasil melakukan pencarian rute dan menampilkan hasil pencarian.

  Valid V-F-04 Aplikasi berhasil melakukan pencarian rute dan menampilkan hasil pencarian.

  Aplikasi berhasil mencari lokasi tujuan dan menampilkan pin lokasi tujuan.

  Valid V-F-03 Aplikasi berhasil mencari lokasi tujuan dan menampilkan pin lokasi tujuan.

  Valid V-F-02 Aplikasi berhasil mencari lokasi keberangkatan dan menampilkan pin lokasi keberangkatan.

  Rute perjalanan pada peta akan muncul setelah pengguna mengklik salah satu hasil pencarian rute. Jika dalam satu rute terdapat proses transfer angkutan umum, warna rute perjalanan dibagi menjadi dua, yaitu hijau dan oranye. Warna hijau adalah rute angkutan umum pertama dan warna oranye adalah rute angkutan umum kedua. Jika tidak ada transfer angkutan umum, maka rute hanya bewarna hijau. Kotak hasil pencarian yang telah dipilih pengguna akan berwarna biru muda. Pada Gambar 5, terdapat implementasi antarmuka rute perjalanan setelah pengguna mengklik hasil pencarian rute angkutan umum berdasarkan titik terdekat 1.

  Aplikasi menampilkan lokasi pengguna.

  V-F-01 Aplikasi menampilkan lokasi pengguna.

  Nomor Kasus Uji Hasil yang Diperoleh Hasil yang Diharapkan Status

  Tabel 5. Pengujian Validasi

  Pengujian validasi dilakukan dengan menggunakan kasus uji. Pengujian ini bertujuan untuk menguji validasi kebutuhan fungsional yang sudah ditetapkan. Hasil pengujian validasi dapat dilihat pada Tabel 5.

  9.1 Pengujian Validasi

  Pengujian dilakukan terhadap kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional. Setelah kebutuhan diuji, hasil pengujian tersebut akan dianalisis.

  9. PENGUJIAN DAN ANALISIS

  Gambar 5. Tampilan Rute Perjalanan Titik Awal 1 rute perjalanan dari titik terdekat

  1 menuju titik akhir pada peta. rute perjalanan dari titik terdekat

  2

  0 0

  n

  6 Statisfactio

  2 90%

  1

  6

  5 Errors 0 0

  7

  3 91%

  1

  5

  2

  0 0

  ity

  1

  1

  6 62%

  false . 2 dari 30 data pengujian accuracy terdapat pada Tabel 8.

  T

  Mayjend Panjaitan – Jl. Besar Ijen – Jl. Semeru – Jl.

  1 ADL: Jl. Mayjend Panjaitan – Jl. Besar Ijen – Jl. Semeru – Jl. Kahuripan – Jl. Tugu ADL : Jl.

  1

  N o Ja lu r Rekomendasi Sistem Rute Angkutan Umum di Lapangan Ni lai Jalan Cimanggis - Jalan Danau Toba

  Tabel 8 Pengujian Accuracy

  Pengujian akurasi hasil pencarian rute angkutan umum Kota Malang bertujuan untuk mengukur tingkat akurasi hasil pencarian rute dengan rute angkutan umum yang sebenarnya. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan hasil pencarian rute dari 2 lokasi keberangkatan dan 2 lokasi tujuan dengan rute angkutan umum di lapangan. Jika kedua jalur hasil rekomendasi sistem dan rute angkutan umum di lapangan adalah sama, maka bernilai true. Namun jika salah satu jalur atau kedua jalur hasil rekomendasi sistem tidak sesuai dengan rute angkutan umum di lapangan, maka bernilai

  2 91% 7 0 0

  9.3 Pengujian Accuracy

  skala 80%- 100% dengan status ‘sangat mudah’. Sedangkan parameter efficiency masih berada pada tingkat ‘mudah’ karena berada pada skala 60%- 79,99%.

  memorablity, errors, dan statisfaction berada pada

  % Berdasarkan Tabel 7, didapatkan hasil pengujian usablity dengan parameter learnability,

  8 9 86% Rata-rata 88,5

  3

  4 Memorabil

  1

  1 menuju titik akhir pada peta. V-F-06 Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan menampilkan rute perjalanan dari titik terdekat

  3

  3 Efficiency 0 4

  Valid V-F-07 Aplikasi berhasil menghapus data hasil pencarian rute untuk mengatur ulang aplikasi.

  1 menuju titik akhir pada peta.

  Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan menampilkan rute perjalanan dari titik terdekat

  1 menuju titik akhir pada peta.

  Tabel 7. Hasil Pengujian Usability

  Pernyata an Nomor Parameter 1 2

  4

  Valid

  5 Inde x

  1 Learnabilit

  y

  0 0

  5

  7 8 83% 2 0 0

  4

  9 7 83% Rata-rata 83%

  Aplikasi berhasil menghapus data hasil pencarian rute untuk mengatur ulang aplikasi.

9.2 Pengujian Usability

  Efficiency

  3 Proses pencarian rute angkutan berjalan dengan cepat.

  2 Detail informasi hasil pencarian rute angkutan umum mudah dipahami.

  Learnability

  1 Pengguna interface sistem mudah dipahami.

  No. Pernyataan Parameter

  Tabel 6 Pengujian Usability

  Pengujian usability dilakukan dengan memberika kuisioner kepada 20 responden. Populasi yang diambil sebagai responden adalah penduduk maupun pendatang Kota Malang yang aktif menggunakan angkutan umum. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan sistem dan untuk menguji apakah sistem dapat memudahkan pengguna dalam mencari rute angkutan umum Kota Malang. Pernyataan dari pengujian ini terdapat pada Tabel 6. Hasil pengujian terdapat pada Tabel 7.

  4 Cara penggunaan sistem mudah diingat.

  Memorability

  Errors

  6 Tampilan pengguna interface memuaskan.

  Statisfaction

  7 Aplikasi sudah berjalan dengan baik sesuai harapan saya.

  5 Informasi kesalahan atau error yang muncul dalam sistem dapat saya pahami.

  • – Jl. Kertanegara –
  • – Jl. Kertanegara –
  • – Jl. Mayjen. M. Wiyono – Jl.
  • – Jl. Mayjen. M. Wiyono – Jl.
  • – Jl. Bandung – Jl.

   KESIMPULAN

  • – Jl. Bandung – Jl.

  Mayjend Panjaitan LDG / LDH: Jl.

  K.H. Hasyim Ashari

  Jl. Bromo – Jl. Buring – Jl. Merbabu – Jl. Guntur – Jl. Anjasmoro – Jl. Raung

  Veteran – Jl. Bogor – Jl. Mayjend Panjaitan

  Berdasarkan hasil pengujian accuracy didapatkan persentase dari nilai rata-rata pengujian accuracy sebesar 87% yang dihitung sebagai berikut: Jumlah nilai true = 26 Jumlah data uji = 30 =

  ℎ ℎ

  =

  26

  30

  = 0.87 = 0.87 100% = 87% 10.

  Berdasarkan hasil dari analisis perancangan, implementasi dan pengujian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

  • – Jl. Kertanegara –

  F 2 LDG / LDH: Jl. K.H. Hasyim Ashari

  Perancangan Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android erdasarkan Dua Titik Awal Terdekat dilakukan melalui perancangan

  • – Jl. Kertanegara –

  activity diagram , sequence diagram, class diagram

  , entity relationship diagram, dan perancangan antarmuka.

  • – Jl. Mayjen. M. Wiyono – Jl.
  • – Jl. Mayjen. M. Wiyono – Jl.

  2. Rancangan Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat diimplementasikan menggunakan bahasa Java dengan Android Studio 2.3.3 sebagai editor tools.

  3. Berdasarkan hasil pengujian, Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat mampu mengintegrasikan formula haversine dengan algoritma best-path planning sehingga dapat menghasilkan rute angkutan umum dari 2 titik awal menuju 1 titik akhir dengan akurasi sebesar 87%.

  • – Jl. Kawi – Jl. Arjuno – Jl. Simpang Arjuno –
  • – Jl. Kawi – Jl. Arjuno – Jl. Simpang Arjuno –
  • – Jl. Besar Ijen – Jl. Bandung – Jl. Veteran – Jl. Bogor – Jl.
  • – Jl. Ijen – Jl. Bandung – Jl.
  • – Jl. Kawi – Jl. Arjuno – Jl. Simpang Arjuno –
  • – Jl. Kawi – Jl. Arjuno – Jl. Simpang Arjuno –
  • – Jl. Besar Ijen – Jl. Bandung – Jl. Veteran – Jl. Bogor – Jl.

  11. DAFTAR PUSTAKA

  Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, 2016. Jalur Angkutan Kota Malang. [Online] Tersedia di : < https://mediacenter.malangkota.go.id/in fo-kota/transportasi/jalur-angkutan- kota-malang/ > [Diakses 07 April 2017].

  Jl. Bromo – Jl. Buring

  Mayjend Panjaitan LDG / LDH: Jl.

  Veteran – Jl. Bogor – Jl. Mayjend Panjaitan

  Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo

  MM : Jl. Tugu

  Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo

  Ranugranti – Jl. Danau Toba

  Kahuripan – Jl. Tugu MM : Jl. Tugu

  Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo

  Ranugranti – Jl. Danau Toba

  2 AL : Jl. Veteran

  Besar Ijen – Jl. Semeru – Jl. Kahuripan – Jl. Tugu MM : Jl. Tugu

  Ranugranti – Jl. Danau Toba

  Jl. Bromo – Jl. Buring – Jl. Merbabu – Jl. Guntur – Jl. Anjasmoro – Jl. Raung

  AL : Jl. Veteran

  Besar Ijen – Jl. Semeru – Jl. Kahuripan – Jl. Tugu MM : Jl. Tugu

  Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo

  Ranugranti – Jl. Danau Toba

  Jalan K.H. Hasyim Ashari - Jalan Mayjend Panjaitan

  2 1 LDG / LDH: Jl.

  K.H. Hasyim Ashari

  Jl. Bromo – Jl. Buring

  K.H. Hasyim Ashari

  Dinas Perhubungan, 2016. Profil Dinas Perhubungan Kota Malang. [Online] Tersedia di : <dishub.malangkota.go.id /wp-content/uploads/sites/16/2016/07/ buku-profile-dishub-edit-2016.pdf> [Diakses 17 Maret 2017).

  • – Jl. Ijen – Jl. Bandung – Jl.
  • – World Bank, World Development Indicators Google Public Data Explorer. [Online] Tersedia di : < https://www.google.com /publicdata/explore?ds=d5bncppjof8f9_ &met_y=sp_pop_totl&idim=country:I DN:PHL&hl=en&dl=en#!ctype=l&strai

  l=false&bcs=d&nselm=h&met_y=sp_p op_totl&scale_y=lin&ind_y=false&rdi m=region&idim=country:IDN&ifdim=r egion&tstart=-309078000000&tend= 1426525200000&hl=en_US&dl=en&in d=false> [Diakses 17 Maret 2017].

  Irwansyah, C., Pinandito, A. & Mahmudy, W.

  F., 2014, 'Pencarian rute angkutan umum menggunakan algoritma ant colony optimization', DORO:

  Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 3, no. 10.

  Juhara, Z. P., 2016. Panduan Lengkap Pemrograman Android. Yogyakarta : Penerbit Andi.

  Liu, Chao-Lin, 2002.

  ‘Best-Path Planning for Public Transportation Systems’. Nurwiningtyas, Octavianti, 2015.

  ‘Aplikasi Pencarian Pos Pendakian Gunung Merbabu menggunakan Formula

  Haversine Dilengkapi dengan Prakiraan Cuaca dan Kompas Berbasis Android’.

  Priandani, N. D. , Tolle, Herman, Yunianto, D.

  R.

  2016, ‘Design and Implementation of Mobile-Based Application for Malang City Public Transportation Route Search’, Int. J. Advance Soft Compu.

  Appl, Vol. 8, No. 3.

  Tribunjatim, 2017. Lima Tahun, Penduduk Kota Malang Bertambah 50.116 Orang.

  [Online] Tersedia di : < http://jatim.tribunnews.com/2017/02/14 /lima-tahun-penduduk-kota-malang- bertambah-50116-orang > [Diakses 17 Maret 2017].