Sistem Monitoring Kadar Gas Berbahaya Berdasarkan Amonia Dan Metana Pada Peternakan Ayam Broiler Menggunakan Protokol MQTT Pada Realtime System

  

Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 4056-4063 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Monitoring Kadar Gas Berbahaya Berdasarkan Amonia Dan

Metana Pada Peternakan Ayam Broiler Menggunakan Protokol MQTT

  

Pada Realtime System

1 2 3 Alfaviega Septian Pravangasta , Moch Hannats Hanafi Ichsan , Rizal Maulana

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: vecga75@yahoo.com, hannats.hanafi@ub.ac.id, rizal_lana@ub.ac.id

  

Abstrak

  Peternakan ayam broiler yang merupakan salah satu jenis usaha peternakan yang mudah diterapkan seringkali mengeluarkan hasil buangan berupa timbulnya bau yang tidak sedap dan polusi udara. Timbulnya bau dan polusi ini disebabkan oleh gas-gas dan partikel lain, terutama gas berbahaya amonia dan metana sehingga menyebabkan kerugian bagi manusia. Selain itu, gas-gas tersebut juga mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca. Untuk mengatasi masalah tersebut, dirancanglah sebuah sistem monitoring kadar gas amonia dan metana yang menggunakan protokol MQTT pada realtime

  . Dalam input sistem digunakan dua sensor berupa MQ-4 yang dapat mendeteksi amonia dan

  system

  MQ-135 yang dapat mendeteksi metana. Data dari sensor akan dikirimkan ke Arduino, kemudian diteruskan melalui modul wifi ESP8266 agar dapat dikirimkan ke web server. Data yang dikirimkan ke web server menggunakan protokol MQTT untuk kemudian ditampilkan dalam web server Thingsboard agar data dapat ditampilkan secara realtime. Dalam eksekusi keseluruhan program yang dijalankan, didapatkan bahwa antara proses pertama (pembacaan sensor) sampai ke menampilkan data di Thingsboard didapatkan delay rata-rata 1,95 second. Delay pada bagian MQTT didapatkan rata-rata 1,37 second pada waktu realtime.

  Kata kunci: gas berbahaya, sistem monitoring, MQTT, realtime

Abstract

  

Broiler chicken farm is the easy-applied farm factory that always released so many waste result, which

is one of them is very unpleasant-smell air pollution. This smells and air pollution is because of any

gases and the other particle, especially some dangerous gas, ammonia and methane that can make some

serious damage for human. For the solution, the monitoring system of ammonia and methane gas using

MQTT protocol on real time system has been designed. For the input, the system use MQ-4 which can

detect the ammonia gas and MQ-135 who can detect methane gas. From the sensor, data will be sent to

Arduino, that later will be forwarded on wifi module ESP8266. From ESP8266, data will be sent to web

server using MQTT protocol and will be displayed on Thingsboard web server on real time condition.

When it tested, the execution process show that between the first process (read data from sensor) until

display the data on Thingsboard is 1.95 second. The MQTT delays is 1.37 second on real time condition.

  Keywords: dangerous gas, monitoring system, MQTT, realtime

  mengakibatkan turunnya performa dan 1. produktivitas pada ayam broiler di peternakan,

   PENDAHULUAN

  bahkan dapat mengakibatkan pertumbuhannya Hingga tahun 2012, meningkatnya populasi yang terhambat, tidak bisa cepat besar, dan juga ayam menjadi masalah ketika adanya sejumlah timbulnya penyakit tetelo (New Castle manur yang dapat berdampak negatif bagi

  Disease/ND) (Patterson, 2005). Dampak yang lingkungan. Manur adalah penyebab timbulnya dapat terjadi pada manusia juga beragam, seperti bau tidak sedap dan polusi udara yang mata berair, bersin-bersin, batuk kronis, sesak diakibatkan adanya gas-gas dan partikel lain nafas, sakit leher, sakit kepala, dan mual yang dihasilkan (Patiyandela, 2013). Gas-gas (Golbabei, 2000). Peternakan ayam juga dapat yang dihasilkan tersebut antara lain dapat

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

4056 menyumbang efek rumah kaca sebesar 18% dari keseluruhan penyebab efek rumah kaca di dunia, bahkan lebih besar dari sumbangan sektor transportasi di dunia yang menyumbang sekitar 13,1% (FAO, 2006). Hal ini, menurut Patiyandela (2013) dapat menyebabkan peningkatan suhu di sekitar area peternakan karena mengandung karbondioksida, amonia, dan metana .

  Pada peternakan ayam broiler, gas amonia adalah gas hasil buang ternak dengan bau yang tajam karena adanya proses dalam kotoran ayam (Manin et al., 2010). Selain itu, amonia juga mudah larut dan menyebabkan iritasi (Hutabarat, 2007). Amonia bahkan dapat mencemari berat terhadap lingkungan, menurunkan penampilan ternak, dan meningkatkan kepekaan ternak terhadap penyakit, dan juga dapat menurunkan efisiensi kerja dari para pekerja kandang (Charles dan Haryono, 1991). Kadar amonia yang ditoleransi adalah tidak lebih dari 25 ppm (Ritz, 2004).

  Selain itu, pada peternakan ayam juga terdapat gas metana sebagai gas yang mencemari udara karena adalah salah satu gas rumah kaca. Metana disebabkan oleh bakteri dengan aktivitas anaerobik, yakni proses tanpa oksigen (Patiyandela, 2013). Khalil (2000) menyebutkan bahwa peternakan ayam diperkirakan menyumbangkan emisi gas metana ke udara sebanyak 1,28 Tg per tahun. Metana yang dilepaskan ke atmosfer melalui udara, umumnya bertahan di atmosfer selama 9-15 tahun (Pipatti, 1998).

  Ketersediaan daging di Indonesia salah satunya ditopang dari meningkatnya produksi ayam broiler. Menurut Ratnasari (2015), di antara daging yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, daging ayam terutama ayam broilerlah yang paling banyak dikonsumsi karena selain harganya murah juga lebih mudah didapatkan. Hal ini yang dapat dipacu untuk meningkatkan kualitas usaha peternakan khususnya ayam broiler. Efeknya, populasi ayam broiler meningkat karena banyak permintaan daging ayam tersebut.

  Realtime system adalah sistem yang bekerja secara waktu-nyata (realtime), yang mengukur, menganalisa, dan mengontrol suatu hal, yang harus memberikan respon terhadap stimulasi yang diberikan (Subhiyakto, 2014). Di dalam realtime system, waktu adalah faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena waktu adalah sebagai tolak ukur baik atau tidaknya keseluruhan sistem yang dibuat (Munir, 2006).

  Oleh sebab itu, penulis membuat sistem pengukur kadar gas amonia dan gas metana pada peternakan ayam untuk kemudian mengirimkan datanya menggunakan protokol MQTT pada realtime system. Protokol MQTT adalah protokol pesan yang sederhana dan ringan, menggunakan arsitektur terbuka dan mudah diimplementasikan, dan mampu menangani banyak client dengan hanya satu server. MQTT meminimalkan bandwidth jaringan dan sumber daya ketika mengirimkan data. MQTT adalah aspek penting dalam Internet of Things (IoT) (Leong dkk, 2014). Sensor yang dipakai adalah MQ-135 yang mampu mendeteksi gas amonia dan sensor MQ-4 yang mampu mendeteksi gas metana. Sedangkan mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Uno yang kemudian mengirimkan data menggunakan modul ESP8266.

  Data dari sensor yang telah diolah akan menghasilkan produk berupa data dengan format json yang kemudian ditampilkan dalam Thingsboard.io. Thingsboard adalah sebuah IoT (Internet of Things), yaitu sebuah web server yang akan mengolah data output dari Arduino Uno untuk ditampilkan dalam bentuk grafik. Sistem ini akan menampilkan data output berupa kondisi real time pada sistem monitoring yang dibuat penulis berupa grafik dan chart.

  Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka didapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana cara merancang sistem monitoring gas berbahaya berdasarkan amonia dan metana menggunakan protokol MQTT pada

  realtime system, bagaimana

  mengimplementasikan sistem monitoringnya dan bagaimana hasil yang didapatkan pada sistem monitoring gas berbahaya berdasarkan amonia dan metana pada peternakan ayam broiler menggunakan protokol MQTT pada realtime system.

  2. METODE

  Menurut North and Bell pada tahun 1990, gas berbahaya yang sering ditemukan dalam peternakan ayam broiler adalah gas karbon dioksida, amonia, dan metana. Gas-gas tersebut sangat berbahaya jika terpapar atau terhirup manusia dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, perlu dibuat sistem monitoring agar peternak atau pekerja yang ada dalam peternakan dapat memantau paparan gas dalam kondisi realtime.

  Gas amonia dapat diukur dengan menggunakan sensor MQ-135 sedangkan gas metana diukur dengan menggunakan sensor MQ-4. Kemudian sebagai pemroses data digunakanlah Arduino Uno agar dapat dihasilkan data yang dapat dikirimkan ke web server sebagai output dalam sistem yang dibuat penulis.

  Pada Arduino berfungsi sebagai pengolah data dimana data dari sensor yang berupa analog akan diubah menjadi bentuk digital agar dapat memudahkan untuk pembacaan data tersebut. Kemudian, data tersebut akan diteruskan ke modul wifi ESP8266 yang akan mengirimkan data tersebut ke dalam web server dengan protokol pengiriman MQTT.

  Modul wifi ESP8266 adalah modul wifi yang bersifat system on

  chip , yang berarti semua sistem

  sudah tertanam di dalamnya sehingga tidak perlu mikrokontroler tambanhan. Dalam penelitian yang dibuat penulis, modul wifi ESP8266 berfungsi sebagai MQTT Publisher yang akan mengirimkan data ke web server berupa Thingsboard.

  Sebagai output digunakanlah web server berupa Thingsboard untuk menampilkan data secara realtime. Data yang dikirimkan berupa data dengan format json yang akan ditampilkan dalam bentuk chart dan grafik. Dalam Thingsboard dapat menampilkan data dengan interval waktu tertentu.

  IMPLEMENTASI

  Untuk mengetahui cara kerja pada sistem dibuatlah diagram alir sistem seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Diagram ini dimulai dari input berupa jumlah paparan gas yang dideteksi oleh sensor MQ-135 dan MQ-4, yang nantinya diolah di Arduino sehingga didapatkan data berupa digital menggunakan koneksi pin. Selanjutnya, data akan diteruskan ke modul wifi ESP8266, yang akan dikirimkan ke output berupa web server dalam Thingsboard menggunakan protokol MQTT. Setelah itu, akan dihitung dalam pengujian berapa lama waktu yang akan ditempuh data sejak awal kali sistem dieksekusi hingga data tampil di Thingsboard. Dari waktu eksekusi secara keseluruhan akan dapat disimpulkan delay yang didapatkan dalam menggunakan protokol MQTT. Dalam perancangan sistem yang dibuat, dibagi menjadi perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

  Gambar

  1 Diagram Alir Sistem Keseluruhan

  Pada kebutuhan perangkat keras terdapat

  node sensor yang berupa input yang berfungsi

  untuk mendeteksi besaran gas amonia dan metana. Pada input digunakan sensor MQ-135 dan MQ-4 yang dapat mendeteksi kadar gas secara akurat. Ketika kedua sensor membaca data, penghitungan waktu untuk pengujian dimulai.

3. PERANCANGAN DAN

  Pada Gambar 2, dijelaskan bahwa bagian pemrosesan data menggunakan Arduino Uno yang terhubung dengan bagian input sistem menggunakan koneksi pin dimana pada sensor MQ-135 pin A0 akan terhubung dengan pin A0, pin VCC tersambung dengan VCC pada Arduino, dan pin GND tersambung dengan ground pada Arduino. Pada perancangan sensor MQ-4 sama seperti MQ-135, tetapi pada pin A0 pada sensor terhubung dengan pin A1 dalam Arduino sebagai input analog. Kedua input analog ini akan mengirimkan data yang akan dikalibrasi dan diubah ke dalam bentuk digital di Arduino sehingga didapatkan nilai pasti pembacaan data pada sensor untuk kemudian dikirimkan ke ESP8266 dengan koneksi pin D2.

  Gambar 2 Perancangan Perangkat Keras pada Bagian Pemrosesan

  Setelah dari Arduino, data dari sensor kemudian diteruskan ke modul wifi ESP8266 yang diterima oleh pin Rx pada modul wifi ESP8266 . Dari modul wifi ESP8266, data akan dibungkus dengan mekanisme pengiriman MQTT untuk kemudian dilanjutkan dikirim menuju ke web server sebagai bagian output pada sistem.

  Selanjutnya adalah perancangan pada MQTT seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Dalam perancangan MQTT, modul wifi ESP8266 berperan sebagai MQTT Publisher yang akan menampilkan data yang dihasilkan dari pembacaan sensor secara real time. Nodes pada input Thingsboard berfungsi sebagai MQTT Broker yang menerapkan QoS MQTT level 0 sampai 1, sedangkan nodes pada output Thingsboard sebagai MQTT Subscriber. Pada sistem monitoring dalam penelitian ini, sistem akan dapat berkomunikasi dengan web server dengan menggunakan token yang merupakan akses ke dalam web server Thingsboard. Token ini diinisialisasikan dalam program yang akan ditanamkan ke dalam Arduino.

  Gambar 3 Perancangan MQTT

  Pada perancangan perangkat lunak menjelaskan bagian program yang digunakan dalam sistem. Pada penelitian ini, sistem dimulai ketika sensor MQ-135 dan sensor MQ-4 mendeteksi gas amonia dan metana, kemudian data mentah dari sensor akan dibaca oleh Arduino. Di dalam Arduino, data akan diolah dalam bentuk digital dan kemudian diteruskan ke modul wifi ESP8266. Dari ESP8266, data akan dikirimkan dengan protokol MQTT ke web server dengan format json dan dalam fungsi

  payload . Karena dilakukan dalam kondisi realtime , maka secara output juga harus dalam

  kondisi realtime. Oleh karena itu, perubahan data pada sensor diikuti fungsi micros pada Arduino untuk menghitung waktu eksekusi sistem. Total waktu eksekusi yang terlihat di Thingsboard dikurangi waktu eksekusi program sejak pembacaan data sensor ke ESP8266 akan didapatkan hasil delay pada bagian MQTT.

  Pada Thingsboard, rentang waktu untuk pembacaan data sensor diterapkan yaitu antara 10-1000 ppm untuk gas amonia yang dideteksi oleh MQ-135, dan 200-10000 ppm untuk gas metana yang dideteksi oleh sensor MQ-4 seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4 di bawah ini.

  Gambar 4 Rentang Monitoring Gas dalam Thingsboard

  Pada Gambar 4 adalah tampilan kondisi

  realtime dari pendeteksian gas amonia dan

  metana dalam lingkup pengujian. Di dalam Thingsboard juga terdapat grafik untuk mengetahui ukuran waktu ketika data ditampilkan seperti ditunjukkan Gambar 5 di bawah.

  Gambar 5 Grafik Waktu pada Thingsboard

  Variabel waktu pada Gambar 5 akan digunakan untuk menguji delay pada sistem yang pengirimannya menggunakan protokol MQTT. Delay MQTT didapat dengan mengurangi selisih waktu pada Thingsboard dengan waktu pada saat data dikirim dan menuju modul wifi ESP8266.

  Dalam pengujian sistem terdiri dari pengujian perancangan sistem, pengujian waktu delay pada protokol pengiriman MQTT, dan hasil akhir output sistem pada kondisi realtime. Pada pengujian perancangan sistem bertujuan untuk mengetahui keberhasilan sistem membaca data sensor karena hal mendasar yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah mendeteksi kandungan gas amonia dan metana. Pengujian ini dilakukan dengan cara menjalankan program dan menguji sensor dengan memberikan gas amonia dan metana sehingga sensor mengalami perubahan nilai.

  Gambar 6 Perubahan Nilai Sensor MQ-135 ketika Dihembuskan Gas Amonia pada Serial Monitor Arduino Gambar 7 Perubahan Nilai Sensor MQ-4 ketika Dihembuskan Gas Metana pada Serial Monitor Arduino

  Pada Gambar 6 dan 7, terlihat bahwa pengujian perancangan sistem berjalan dengan baik dengan adanya perubahan nilai pada sensor. Pada sensor MQ-135 pendeteksiannya langsung naik drastic ketika dihembuskan gas yang mengandung amonia, begitupun juga dengan sensor MQ-4. Hal ini menandakan bahwa kedua sensor dapat berjalan dengan baik.

  Pada pengujian delay waktu pengiriman dengan MQTT bertujuan untuk mengetahui implementasi sistem yang pengirimannya menggunakan protokol MQTT. Pengujian dilakukan dengan cara mengurangi selisih antara waktu ketika data tampil di Thingsboard dengan waktu data sampai di modul wifi ESP8266 yang tercatat dalam serial monitor Arduino menggunakan fungsi micros dengan satuan waktu mikrosekon.

  Ada beberapa kriteria yang diabaikan dalam pengujian ini, antara lain koneksi internet dan kondisi server Thingsboard. Kedua kondisi tersebut dapat membuat waktu pengiriman dan tampilnya data menjadi berubah karena sistem dibuat dengan interval 1 detik, yang artinya jika proses pada sistem lebih dari 1 detik, maka sistem akan kembali melakukan proses dari awal.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

  Dalam pengujian sebanyak 20 kali, didapatkan bahwa ada delay waktu sejak sensor mendeteksi adanya perubahan kadar gas hingga ke Thingsboard. Pada node sensor, data dikirim ke Arduino menggunakan koneksi pin, yaitu dari MQ-135 pin A0 menuju ke A0 Arduino, dan dari MQ-4 pin A0 menuju A1 Arduino. Berdasarkan pengujian sebanyak 20 kali, didapatkan bahwa rata-rata waktu eksekusi sistem pada saat sensor mendeteksi perubahan kadar gas amonia dan metana adalah 631425,55 mikrosekon atau 0,63142555 detik. Jika kita menggunakan pembulatan dua angka di belakang koma, maka dihasilkan delay waktu eksekusi sebanyak 0,63 detik seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah ini.

  Tabel 1 Hasil Pengujian Waktu Eksekusi dari Input ke Modul Wifi ESP8266

  No Waktu Pengujian Waktu Eksekusi (dalam mikrosekon) 1 01:55:00 658356 2 01:58:00 655396

  3

  02:00:41 659668

  4 02:07:00 653864 5 02:09:20 658772

  6 02:13:00 661988 7 09:29:13 646608 8 09:31:13 647568

  9 09:36:00 09:36:02 10 11:47:19 11:47:21 11 11:49:28 11:49:31 12 11:54:38 11:54:40 13 11:59:51 11:59:53

  Dari Tabel 3 di atas, didapatkan hasil bahwa rata-rata delay pengiriman data menggunakan MQTT adalah 1,36858071 detik atau jika

  0,6314255 sec 1,36858071 sec

  Waktu Pengu- jian Waktu Eksekusi Dalam sekon Waktu Tampil di Things- board Selisih dalam sekon 01:55:00 0,658356 01:55:02 1,341644 01:58:00 0,655396 01:58:02 1,344604 02:00:41 0,659668 02:00:42 1,340322 02:07:00 0,653864 02:07:02 1,346136 02:09:20 0,658772 02:09:22 1,341228 02:13:00 0,661988 02:13:02 1,338012 09:29:13 0,646608 09:29:15 1,353392 09:31:13 0,647568 09:31:15 1,352432 09:36:00 0,646840 09:36:02 1,353316 11:47:19 0,644432 11:47:21 1,355568 11:49:28 0,644580 11:49:31 2,35542 11:54:38 0,650812 11:54:40 1,349188 11:59:51 0,649818 11:59:53 1,350182 12:04:43 0,651839 12:04:45 1,348161 12:07:08 0,659114 12:07:10 1,340866 12:11:04 0,648813 12:11:06 1,351187 12:12:19 0,441676 12:12:20 0,558324 12:21:15 0,445568 12:21:17 1,554432 14:00:01 0,647781 14:00:03 1,352219 15:09:49 0,655018 15:09:51 1,3449812

  Tabel 3 Hasil Penghitungan Delay MQTT dari Selisih Waktu Eksekusi Keseluruhan Dikurangi Waktu Eksekusi Sebelum ke Thingsboard

  Dari Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa waktu eksekusi awal sistem, waktu eksekusi proses, dan waktu pada tampilan output memiliki selisih yang merupakan delay waktu pengiriman dari modul wifi ESP8266 menuju ke Thingsboard dengan protokol MQTT, yang ditunjukkan oleh Tabel 3 di bawah ini.

  16 12:11:04 12:11:06 17 12:12:19 12:12:20 18 12:21:15 12:21:17 19 14:00:01 14:00:03 20 15:09:49 15:09:51 RATA-RATA 1,95 detik

  12:07:08 12:07:10

  15

  12:04:43 12:04:45

  14

  1 01:55:00 01:55:02 2 01:58:00 01:58:02 3 02:00:41 02:00:42 4 02:07:00 02:07:02 5 02:09:20 02:09:22 6 02:13:00 02:13:02 7 09:29:13 09:29:15 8 09:31:13 09:31:15

  9

  Tabel 2 Hasil Pengujian Waktu Tampil Data di Thingsboard No Waktu Pengujian Waktu Tampil di Thingsboard

  Dalam pengujian yang disajikan di Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata delay sistem keseluruhan adalah 1,95 detik dihitung berdasarkan waktu eksekusi pertama sistem hingga sistem menampilkan data di Thingsboard.

  Kemudian dalam waktu yang sama dilakukan pula pengujian dengan berdasarkan waktu data dari sensor ditampilkan ke web server Thingsboard. Hasilnya, terdapat delay lanjut pada saat data dikirim hingga tampil di Thingsboard. Namun, karena dalam Thingsboard tidak bisa menampilkan waktu dengan rinci sampai mikrosekon, maka untuk penghitungan ini diasumsikan data masuk dengan mengabaikan mikrosekon pada Thingsboard, atau dengan kata lain dianggap 0.

  Dalam Tabel 1, digunakan satuan mikrosekon agar data waktu eksekusi dapat ditampilkan dengan baik ketika menggunakan serial monitor pada Arduino. Pengujian pada Tabel 1 menggunakan interval sistem sebesar 1 detik sehingga ketika waktu eksekusi program lebih dari 1 detik, maka proses akan dianggap gagal dan kembali ke proses sebelumnya.

  RATA-RATA 631425,55

  15:09:49 655018

  20

  14:00:01 647781

  19

  10 11:47:19 644432 11 11:49:28 644580 12 11:54:38 650812 13 11:59:51 649818 14 12:04:43 651839 15 12:07:08 659114 16 12:11:04 648813 17 12:12:19 441676 18 12:21:15 445568

  09:36:00 646840

RATA- RATA

  dilakukan pembulatan hingga 2 angka di belakang koma, akan didapatkan hasil 1,37 detik. Artinya, dibutuhkan waktu rata-rata 1,37 detik sejak sistem membaca data sensor yang mendeteksi perubahan gas amonia dan metana hingga ditampilkan di Thingsboard.

  3 September 2017. Budiyoko, T. 2016. Sistem Monitoring Suhu

  Technol., 25:979-981. Korner, I., Roper, H., & Stegman R. 2005.

  Khalil, dkk. 2000. Methanne Emission from Rice Fields in China. Environ. Sci.

  Hutabarat, I. O. 2007. Analisa Dampak Gas Amoniak dan Klorin pada Faal Paru Peke rja Pabrik Sarung Tangan “X” Medan.

  Heriawan, R. 2013. Alat Pengontrol Emisi Gas Amonia (NH3) di Peternakan Ayam Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535 Menggunakan Sensor Gas MQ-137.

  Goldbabei, F. & Islami, F. 2000. Evaluation of Worker/s Exposure to Dust, Ammonia, and Endotoxin in Poultry Industries at the Province of Isfahan, Iran. Industrial Health.

  Climate Change and Farm Animal Welfare, a Report by Compassion in World Farming . Guarantee, Godalming.

  Court, R & Lane, M. 2007. Global Warning:

  Cahyono B. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ras Ayam Pedaging (Broiler), Penerbit Pustaka Nusatama, Yogyakarta.

  Jarak Jauh Berbasis Internet of Things Menggunakan Protokol MQTT. STMIK ATAKOM Yogyakarta.

   diakses tanggal

  Untuk pengujian hasil output sistem pada Thingsboard dalam kondisi realtime, maka setelah sistem siap dan telah tersambung dengan Thingsboard dengan pengiriman data menggunakan protokol MQTT, maka akan dapat terlihat output berupa chart dan grafik pada Thingsboard. Tampilan output ini akan berubah- ubah sesuai kadar gas yang dideteksi oleh sensor MQ-135 maupun sensor MQ-4.

  

  6. DAFTAR PUSTAKA Arduino. Arduino UNO.

  Pengiriman data menggunakan protokol MQTT dan berdasarkan pengujian yang telah dibuat, MQTT cukup efisien dalam pengiriman data karena hanya membutuhkan delay 1,37 detik sejak data dikirimkan hingga ditampilkan di Thingsboard. Namun, pengujian ini mengabaikan beberapa kondisi, seperti koneksi internet, kondisi server Thingsboard, dan mengabaikan nilai mikrosekon pada Thingsboard sehingga diasumsikan bahwa kondisi waktu tampil di Thingsboard adalah 0 mikrosekon.

  Penerapan sistem monitoring ini dengan menggunakan Thingsboard pada bagian outputnya sehingga dapat dengan mudah dimonitor dan dipahami karena data output sudah berbentuk chart dan grafik.

  yang dapat mendeteksi amonia dan MQ-4 yang dapat mendeteksi metana, untuk mendeteksi perubahan kadar gas berbahaya tersebut.

  prototype dengan menggunakan sensor MQ-135

  Perancangan sistem monitoring gas berbahaya berupa amonia dan metana pada peternakan ayam broiler menggunakan protokol MQTT pada realtime system dilakukan tahap implementatif dengan perancangan hardware dan software. Sistem yang dibuat penulis berupa

  Dari hasil pengujian-pengujian di atas, didapatkan hasil bahwa sistem akan menampilkan perubahan data yang dikirimkan dari perubahan kadar gas yang dideteksi oleh sensor ke Thingsboard selama rata-rata 1,37 detik. Data ditampilkan dalam bentuk chart dan grafik yang memudahkan untuk pembacaannya dan dapat diakses dimanapun sehingga memudahkan monitoringnya.

  Gambar 8 Hasil Output pada Thingsboard

  Pada penelitian ini, penulis menggunakan pengaturan pada Thingsboard bahwa data yang ditampilkan hanya data selama 5 menit terakhir dengan interval pembaruan data per 1 detik sehingga mudah dibaca dan dipahami, sesuai pada Gambar 8 berikut.

5. KESIMPULAN

  Chicken Manure Treatment and Berbasis Mikrokontroler ATMega 8, Application in Europe and Asia. Yogyakarta, Indonesia. Universiteit van Amsterdam. Leong, W., dkk. 2012. Building Smarter Planet

  Solutions with MQTT and IBM WebSphere MQ Telemetry.

  IBM Redbooks. Munir, Rinaldi. 2006. Diktat Kuliah IF2153

  Matematika Diskrit. Prodi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung.

  Mustaqim, Ilmawan., Rivai, Muhammad, dan Purwanto, Djoko. 2010. Pengukuran Tingkat Gas Polutan pada Udara Menggunakan Tabung Detektor Gas dengan Bantuan Kamera. Jurnal

  Seminar Teknik Elektro ITS Surabaya ,

  1:1-5 North & Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual, New York.

  Patiyandela, R. 2013. Kadar NH3 dan CH4 serta CO2 dari Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Lingkungan dan Manajemen Peternakan yang Berbeda di Kabupaten Bogor. Institut Pertanian Bogor.

  Patterson, P. H. & Adrizal. 2005. Management Strategies to Reduce Air Emissions: Emphasis – Dust and Ammonia. J. Appl.

  Poult. Res , US.

  Pipatti, R. & Wilhersari, M. 1998. Mitigation and Adaptation Strategies for Global Change. 2:337. Ratnasari, R., Sarengat, W., Setiadi, S. 2015.

  Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler pada Sistem Kemitraan di Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. Universitas Diponegoro Semarang.

  Ritz, C, dkk. 2004. Implications of Ammonias Production and Emissions from Commercial Poultry Facilities: a Review, J. Appl. Poule. Res.

  Riza, H dkk 2015. Peran Probiotik dalam Menurunkan Amonia Feses Unggas.

  Teknik Peternakan Universitas Andalas, Palembang. Subhiyakto (2014). Rekayasa Perangkat Lunak

  Lanjut: Realtime System. Teknik Informatika UDINUS. Syafitri, N dkk. 2013. Rancang Bangun

  Pengontrol Suhu Otomatis pada Sistem Pemanas Day Old Chicken (DOC)