PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI PT. PENANAM MODAL DALAM RANGKA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP Netty SR Naiborhu
Sekolah Tinggi Hukum Bandung E.mail : netty.naiborhu@gmail.com
Masuk: Maret 2018
Penerimaan: April 2018
Publikasi: Juni 2018
ABSTRAK
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan tersebut harus masuk dalam rencana kerja tahunan dan anggaran Perseroan Terbatas sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007. Permasalahannya bagaimanakah bentuk pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pada PT. Freeport Indonesia sebagai PT. Penanam Modal Asing di bidang Pertambangan?, dan apakah Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 memberi kepastian hukum bagi pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) pada PT. Freeport Indonesia?. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan fokus utama adalah pelaksanaan TJSL pada PT. Freeport Indonesia dengan data yang diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan metode normatif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bentuk nyata dari kepastian hukum adalah pelaksanaan atau penegakan hukum terhadap suatu tindakan tanpa memandang siapa yang melakukan. Dengan adanya kepastian hukum. dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 belum dapat menjamin kepastian hukum tentang pelaksanaan TJSL/CSR. Karena ketidakjelasan dalam substansi pengaturannya.
Kata Kunci: Perlindungan, Pengelolaan, Lingkungan Hidup.
ABSTRACT
Implementation of social and Environmental Responsibility is the obligation of the company that should be budgeted and accounted for as expenses the company conducted with attention to propriety and obligation. Program of social responsibility and the environment must be included in the annual work plan and budget a limited liability company according to Law Number 40 of the year 2007 On limited liability
Copyright © 2018, Jurnal Hukum Mimbar Justitia Fakultas Hukum Universitas Suryakancana Copyright © 2018, Jurnal Hukum Mimbar Justitia Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Keywords: Protection, Management, Environment.
I. PENDAHULUAN
Indonesia, Negara Indonesia adalah negara
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
1 hukum. 2 Sebagai konsekuensinya kesejahteraan umum. Hal ini yang pembangunan di bidang hukum
disebut pemerintah yang berkedaulatan. merupakan kebutuhan yang tidak dapat
Pemerintah dalam suatu negara harus
dielakkan. Hal tersebut merupakan memiliki kewibawaan (authority) yang landasan
tertinggi (supreme) dan tidak terbatas Indonesia 3 adalah negara yang (unlimited) .
konstitusional
bahwa
berdasarkan atas hukum, hukum Sejak diundangkannya Undang- ditempatkan sebagai satu-satunya aturan
Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang main dalam kehidupan bermasyarakat,
selanjutnya berbangsa dan bernegara (supremacy of
Perseroan
Terbatas,
2 Henny Nuraeny, 2012, Kebijakan Hukum
Pencegahan Tindak
Pidana
Perdagangan
Orang Dalam
Bagian Pembukaan Undang-
Perspektif Hukum Hak Asasi Manusia,
Undang dalam buku Wajah Hukum Pidana Asas dan Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan
sebagai kado ulang tahun ke-53 bagi Dwidja Priyatno), Bekasi, Gramata Publishing, hlm.
bahwa negara dan pemerintah didirikan
130. 3 Kuswandi, 2015, Model Pengelolaan Sumber
untuk melindungi segenap bangsa dan
Daya
Sebesar-Besarnya Kemakmuran Rakyat, Jurnal Hukum Mimbar Justitia,
Alam
Untuk
Universitas 1 Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Fakultas
Hukum
Suryakancana, Vol. 1 No. 2, Desember, ISSN: Republik Indonesia 1945.
2477-5681, Cianjur, hlm. 521.
disingkat dengan UUPT. Tanggung
kepatutan dan Jawab
memperhatikan
kewajiban. Program Tanggung Jawab diwajibkan bagi Perseroan Terbatas.
Sosial dan
Lingkungan
Sosial dan Lingkungan tersebut harus Sesuai dengan Pasal 74 Undang-
masuk dalam rencana kerja tahunan dan Undang Perseroan Terbatas, perseroan
anggaran Perseroan Terbatas. Selain itu yang menjalankan kegiatan usahanya di
juga harus bidang dan/atau berkaitan dengan
Perseroan
Terbatas
melaporkan realisasinya dalam laporan sumber daya alam wajib melaksanakan
wajib Tanggung
tahunan
dan
dipertanggungjawabkan kepada Dewan Lingkungan. 4 Ketentuan ini bertujuan
Komisaris atau dalam Rapat Umum untuk tetap menciptakan hubungan
Pemegang Saham (RUPS) tahunan. perseroan yang serasi, seimbang dan
tidak sesuai dengan lingkungan, nilai, norma,
Apabila
Perseroan
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan budaya masyarakat setempat.
dan Lingkungan, dapat dikenakan Adapun perseroan yang menjalankan
sesuai dengan Peraturan kegiatan usahanya di bidang sumber
sanksi
Perundang-undangan yang berlaku.
daya alam, yaitu perseroan yang Kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan kegiatan usahanya mengelola dan
Lingkungan ini juga berlaku terhadap memanfaatkan sumber daya alam.
Perseroan Terbatas penanaman modal, Perseroan yang menjalankan kegiatan
antara lain PT. Freeport Indonesia. usahanya yang berkaitan dengan sumber
Berdasarkan Pasal 15 huruf b Undang- daya alam, adalah perseroan yang tidak
undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang mengelola dan tidak memanfaatkan
Penanaman Modal, Tanggung Jawab sumber daya alam. Pelaksanaan
Sosial dan Lingkungan tersebut melekat Tanggung
pada setiap perusahaan penanaman Lingkungan
modal untuk tetap menciptakan kewajiban perseroan yang harus
tersebut
merupakan
hubungan yang serasi, seimbang, dan dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, biaya perseroan yang dilakukan dengan
dan budaya masyarakat setempat. Dalam Undang-undang Penanaman
4 Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Modal dijelaskan, setiap penanaman
melaksanakanTanggung modal berkewajiban untuk: 5
diwajibkan
Jawab Sosial dan Lingkungan. Pasal 17
1. Menerapkan prinsip tata kelola Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 perusahaan yang baik (Good
Modal Corporate Gevernance) ;
Tentang
Penanaman
menyebutkan bahwa penanaman modal
2. Melaksanakan tanggung jawab yang mengusahakan sumber daya alam sosial perusahaan;
3. Membuat laporan
mengalokasikan dana secara bertahap kegiatan penanaman modal dan
tentang
untuk pemulihan lokasi yang memenuhi menyampaikan kepada Badan
standar kelayakan lingkungan hidup, Koordinasi Penanaman Modal;
yang pelaksanaannya diatur sesuai
4. Menghormati tradisi dan budaya dengan ketentuan Peraturan Perundang- masyarakat sekitar lokasi kegiatan
undangan. Menindaklanjuti pelaksanaan usaha penanaman modal; dan
kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan
5. Mematuhi semua
Lingkungan tersebut, pemerintah telah Peraturan Perundang-undangan.
ketentuan
menerbitkan Peraturan Pemerintah
Jika penanaman modal tidak Nomor 47 Tahun 2012 Tentang melakukan Tanggung Jawab Sosial dan
Pelaksanaan Tanggung Jawab dan Lingkungan, berdasarkan Pasal 34
Peraturan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
Lingkungan
Dalam
Pemerintah tersebut diatur bahwa Tentang Penanaman Modal, perusahaan
Sosial dan tersebut dikenakan sanksi administratif.
Tanggung
Jawab
Lingkungan dilaksanakan oleh Direksi, Selain
berdasarkan rencana kerja tahunan administratif, penanaman modal juga
dikenakan
sanksi
perseroan setelah mendapat persetujuan dapat dikenakan sanksi yang lain sesuai
Dewan Komisaris atau Rapat Umum dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Pemegang Saham (RUPS) Tahunan undangan 6 . Dengan demikian semua
anggaran dasar kegiatan usaha penanaman modal
sesuai
dengan
Perseroan, kecuali ditentukan lain
dalam Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 15 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Rencana kerja tahunan perseroan
6 Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
tersebut harus memuat secara jelas tersebut harus memuat secara jelas
Freeport Indonesia dengan data yang kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan
diperoleh dan dianalisis dengan Lingkungan yang dituangkan dalam
normatif Undang-Undang Nomor. 40 Tahun
menggunakan
metode
kualitatif. Penelitian ini berdasarkan 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT)
Peraturan Perundang-undangan sebagai Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
hukum positif, sedangkan kualitatif 2007 Tentang Penanaman Modal,
untuk menjelaskan fenomena dengan karenanya penelitian ini dilakukan.
aturan berpikir ilmiah yang diterpakan Berdasarkan uraian di atas, maka
secara sistematis tanpa mengunakan pokok permasalahan yang dianalisis
model kuantitatif.
dalam penelitian ini diidentifikasikan Spesifikasi penelitian ini bersifat
deskriptif yaitu suatu metode dalam bentuk pelaksanaan Tanggung Jawab
sebagai berikut: 1. Bagaimanakah
meneliti status sekelompok manusia, Sosial dan Lingkungan pada PT.
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu Freeport Indonesia sebagai PT.
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
Penanam Modal Asing di bidang
sekarang. Pertambangan?;
peristiwa
pada masa
Sedangkan tujuan dari penelitian Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2. Bagaimanakah
deskriptif ini adalah untuk membuat 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan
dekripsi, gambaran atau lukisan secara Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
sistematis, faktual dan akurat mengenai memberi kepastian hukum bagi
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan pelaksanaan TJSL pada PT. Freeport
antar fenomena yang diselidiki. Indonesia?.
Sehingga
penelitian ini bersifat
II. METODE PENELITIAN
permasalahan yang ada, kemudian Metode
dikaitkan dengan peraturan perundang- digunakan dalam
pendekatan
yang
undangan yang berlaku, menyangkut menggunakan
penelitian
ini
menelaah kaidah-kaidah hukum yang normatif dengan fokus utama adalah
pendekatan
yuridis
pelaksanaan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial
Sosial dan
Lingkungan PT. Freeport Indonesia
secara dalam rangka perlindungan pengelolaan
lingkungan hidup. Jenis penelitian dan Sumber data
III. HASIL PENELITIAN DAN
penelitian ini adalah yuridis normatif
ANALISIS
merupakan jenis penelitian kepustakaan
A. Bentuk Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(data sekunder) berupa bahan hukum
pada PT. Freeport Indonesia
hukum primer, bahan hukum sekunder,
sebagai PT. Penanam Modal
7 Asing di Bidang Pertambangan.
dan bahan hukum tersier.
pelaksanaan Teknik
Social merupakan teknik atau cara yang
kewajiban
Corporate
Responsibility (CSR) pada PT. Freeport dilakukan untuk mengumpulkan data
tidak terlepas dari amanat dalam Pasal yang dalam penelitian ini dilakukan
26 Kontrak Karya Kedua mengenai dengan cara studi literatur (study of
Perlindungan literature ) terhadap bahan hukum
Pengelolaan
dan
Lingkungan Hidup yang menyatakan primer, sekunder, dan tersier.
bahwa Perusahaan sesuai dengan Analisis data yang digunakan
Peraturan adalah kualitatif, artinya data yang
Undang-undang
dan
Perlindungan Lingkungan Hidup dan diperoleh dalam penelitian ini terlebih
Suaka Alam yang sewaktu-waktu di dahulu disajikan secara sistematis dalam
Indonesia, harus berusaha sungguh- bentuk uraian, kemudian baru dilakukan
kegiatannya analisis secara kualitatif. Oleh karena
sungguh
melakukan
menurut persetujuan ini sedemikian itu, data yang mengarah pada kajian-
rupa pasal ini menyatakan Pengaturan kajian yang bersifat teoritis dalam
Social bentuk asas-asas, konsepsi-konsepsi,
Pelaksanaan
Corporate
Responsibility (CSR) pada PT. Freeport pandangan-pandangan hukum dan isi
melaksanakan kaidah terlebih dahulu diuraikan secara
Indonesia
untuk
Pengaturan Perlindungan Lingkungan sistematis kemudian baru dilakukan
Hidup dan Suaka Alam.
analisis secara kualitatif dengan
7 Pedoman Penulisan Skripsi Sekolah Tinggi
perusahaan, menurut Penjelasan Pasal
Hukum Bandung (STHB), Bandung, hlm.12.
25 huruf (b) Undang-undang Nomor 25 dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
25 Tahun 2007 Tentang Penanaman adalah, tanggung jawab yang melekat
Modal, yang tidak memenuhi kewajiban pada setiap perusahaan penanaman
yang ditentukan dalam Undang-undang modal untuk menciptakan hubungan
Nomor 25 Tahun 2007 Tentang yang serasi, seimbang dan sesuai
Penanaman Modal dikenai sanksi dengan lingkungan, nilai, norma, dan
administratif dan sanksi lainnya sesuai budaya masyarakat setempat.
dengan ketentuan Peraturan Perundang- Pelaksanaan kewajiban Corporate
undangan.
Social Responsibility (CSR) di bidang Untuk mengetahui mengenai penanaman modal diatur dalam Pasal 13
bentuk pelaksanaan tanggung jawab huruf (b) Undang-undang Nomor 25
sosial dan lingkungan pada PT. Freeport Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Indonesia sebagai PT. Penanam Modal yang menyatakan bahwa
bidang penanaman
pertambangan, sebagaimanan diketahui melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan ini dalam menjalankan
mencari undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
perusahaan. Pasal 16 huruf (d) Undang-
berupaya Penanaman Modal menyatakan bahwa
keuntungan
juga
memperhatikan lingkungan di sekitar penanaman modal yang mengusahakan
suatu sumber daya alam tidak terkecualikan
perusahaan.
Didirikannya
perusahaan dalam suatu wilayah wajib mengalokasikan dana secara
tertentu dapat memberikan dampak bertahap untuk pemulihan lokasi yang
positif dan dampak negatif. Contoh, memenuhi
dampak positif tersebut adalah berupa lingkungan hidup yang pelaksanaannya
standar
kelayakan
tersedianya lapangan kerja untuk diatur
sesuai dengan ketentuan masyarakat sekitar yang secara tidak Peraturan Perundang-undangan, serta
langsung mempengaruhi kesejahteraan Pasal 34 Undang-undang Nomor 25
masyarakat di daerah tersebut. Namun Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
dampak positif dapat pula terjadi menyatakan bahwa badan usaha atau
dampak negatif berupa gangguan, perseorangan sebagaimana dimaksud
kerusakan, dan bahaya terhadap kerusakan, dan bahaya terhadap
moral yang berlaku dalam masyarakat, karena
artinya walaupun suatu kegiatan bisnis kebisingan suara dan perusakan tanah
pencemaran
air, udara,
secara hukum tidak melanggar, tetapi oleh kegiatan perusahaan. Dengan
apabila dilakukan dengan melanggar adanya dampak negatif tersebut,
moral masyarakat maka bisnis tersebut mendorong
dianggap sebagai perbuatan tidak etis menyuarakan pentingnya menjaga
beberapa
pihak
(unethical conduct).
keseimbangan lingkungan. Menurut Sonny Keraf, salah satu Pembangunan
prinsip etika bisnis adalah prinsip saling adalah upaya untuk dapat memenuhi
berkelanjutan
menguntungkan, yang menuntut agar kebutuhan masa kini tanpa mengurangi
bisnis dijalankan sedemikian rupa kemampuan generasi masa depan untuk 9 sehingga menguntungkan semua pihak.
memenuhi 8 kebutuhannya.
Dalam menjalankan kegiatan usaha, perusahaan memiliki tanggung jawab
Setiap
perusahaan harus memiliki etika bisnis berdasarkan etika bisnis yang harus
agar tercipta persaingan usaha yang
dilaksanakan dalam dunia bisnis. Dalam sehat dan juga agar kepentingan etika bisnis, setidaknya ada dua
stakeholders terpenuhi. Pelaku usaha tanggung
perlu menjalankan tanggung jawab diperhatikan, yaitu tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan hukum (legal responsibility ) yang
untuk kelancaran kegiatan bisnisnya. mencakup aspek hukum perdata (civil
Perusahaan tidak hanya bertanggung liability ) maupun aspek hukum pidana
pemilik (criminal liability) dan tanggung jawab
(shareholder), namun bergeser lebih sosial (social responsibility). Tanggung
luas terhadap stakeholder. Stakeholder jawab hukum didasarkan pada aturan-
adalah semua pihak internal maupun aturan hukum tertulis (Peraturan
eksternal yang memiliki hubungan yang Perundang-undangan). Tanggung jawab
Sentosa 9 Sembiring, 2012, Hukum Sonny Keraf, 2012, Etika Bisnis Tuntutan Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas,
dan Relevensinya, Kanisius Pustaka Filsafat, Nuansa Aulia, Bandung, hlm. 190.
Yogyakarta, hlm. 79.
dipengaruhi, bersifat langsung maupun
2. Meningkatkan komitmen para tidak langsung oleh perusahaan.
pekerja;
Stakeholder seperti
akuntabilitas perusahaan pesaing, masyarakat sekitar,
pemerintah,
3. Memantapkan
perusahaan terkait investasi sosial lingkungan internasional, lembaga di
dan kemasyarakatan;
luar perusahaan dan pihak lain yang
4. Mengurangi kerentanan dan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
insibilitas operasi perusahaan perusahaan. 10 Dalam etika bisnis
terkait menguatnya hubungan terdapat pendekatan stakeholder yang
dengan masyarkat; dan
dasar pemikirannya adalah bahwa
5. Mempertegas reputasi dan citra semua pihak yang memiliki kepentingan
perusahaan.
dalam suatu kegiatan bisnis terlibat Perlibatan masyarakat dalam didalamnya karena ingin memperoleh
bentuk-bentuk seperti itu berkaitan pula keuntungan,
dengan keadilan sosial, seperti yang kewajiban mereka harus diperhatikan
sehingga hak
dan
tercantum dalam sila kelima Pancasila dan dijamin.
yang berbunyi “Keadilan sosial bagi
Dalam konsep CSR, perusahaan seluruh rakyat In donesia”. Istilah dituntut melibatkan stakeholder dalam
keadilan sosial tersebut terkait erat membuat keputusan dan memperhatikan
struktur tantangan-tantangan serta kebutuhan
dengan
pembentukan
kehidupan masyarakat yang didasarkan masyarakat, khususnya di sekitar
persamaan perusahaan beroperasi yang dapat
atas
prinsip-prinsip
(equality) dan solidaritas. Dalam konsep berbentuk: 11
keadilan sosial terkandung pengakuan
akan martabat manusia yang memiliki keuntungan ekonomi yang lebih 12 hak-hak yang sama bersifat asasi.
efisien dan berkelanjutan; Menurut Soediman Kartohadiprodjo dinamakan
alasan
“pembangunan
10 Noor Hadi, 2011, Corporate
nasional” untuk mendorong kembali
Social
Resposibility, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm. 93. 12 Jimly Asshiddiqie, Pesan Konstitusional
11 Edi Suharto, 2008, Makalah Tanggung
Sosial, http://www.jimily.com, Jawab Sosial Perusahaan, Yogyakarta, hlm.
Keadilan
diunduh tanggal 14 Maret 2014 pukul 10 10.
WIB.
prinsip-prinsip dasar hukum, demi seharusnya diberikan kepada masyarakat adil yang menjadi cita-
orang lain;
cita. 13
3. “Keadilan adalah kebajikan yang Selanjutnya
memberikan hasil, bahwa setiap rumusan dalam keadilan menurut para
ada
beberapa
orang mendapat apa yang pakar:
merupakan bagiannya”. (Keadi lan
1. “Keadilan adalah kemauan yang
Justinian);
bersifat tetap dan terus-menerus
4. “Setiap orang bebas untuk untuk memberikan kepada setiap
menentukan apa yang akan orang apa yang semestinya
dilakukannya, asal ia tidak untuknya” ( Iustitia est constans et
melanggar kebebasan yang sama perpetua voluntas ius suum
dari orang lain”. (Herbert
cuique tribuendi – Ulpianus).
Spencer);
2. “Keadilan adal ah suatu kebijakan
5. Roscoe Pound melihat keadilan politik yang aturan-aturannya
dalam hasil-hasil konkrit yang menjadi dasar dari peraturan
negara dan aturan-aturan ini masyarakat. Singkatnya social merupakan ukuran tentang apa
semakin yang hak” (Aristoteles). Menurut
6. “Tidak ada arti lain bagi keadilan mengendalikan
pribadi” pleonexia , yaitu memperoleh
keuntungan bagi diri sendiri
7. “Norma keadilan menentukan dengan cara merebut apa yang
ruang lingkup dari kemerdekaan merupakan kepunyaan orang lain,
mengejar atau
kemakmuran individual, sehingga dengan demikian membatasi
13 M. Rendi Aridhayandi, 2017, Resensi Buku
kemerdekaan individu di dalam
(Book Review) Soediman Kartohadiprodjo-
Kumpulan Karangan, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
kesejahteraan ummat manusia”.
Suryakancana, Vol. 3 No. 1, Juni, ISSN: 2477- 5681, Cianjur, hlm. 120.
(John Salmond);
8. “Keadilan, buat saya adalah,
B. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
suatu tertib sosial tertentu yang di
Terbatas dan Undang- Undang
bawah lindungannya usaha untuk
Nomor 25 Tahun 2007 Memberi Kepastian
Hukum
Bagi
mencari kebenaran
bisa
Pelaksanaan TJSL pada PT.
Freeport Indonesia.
Keadilan saya karenanya adalah, Undang-Undang No. 40 Tahun keadilan kemerdekaan, keadilan
2007 tentang Perseroan Terbatas dan perdamaian, keadilan demokrasi-
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 keadilan
tentang Penanaman Modal, belum dapat Kelsen).
toleransi”.
(Hans
menjamin kepastian hukum tentang
9. “ John Rawls mengkonsepkan
Karena keadilan sebagai fairness, yang
pelaksanaan
TJSL/CSR.
substansi mengandung asas- asas. “bahwa
ketidakjelasan
dalam
pengaturannya dalam kedua peraturan orang-orang yang merdeka dan
yang berbeda istilah, ruang lingkup, rasional yang berkehendak untuk
ukuran mengembangkan
kepatutan dan kewajaran, sanksi dan kepentingannya
kepentingan-
jelas. memperoleh suatu kedudukan
kepastian yang sama pada saat akan
Sebagaimana
diketahui,
hukum sebagai salah satu tujuan hukum memulainya dan itu merupakan
dapat dikatakan sebagai bagian dari syarat yang fundamental bagi
upaya mewujudkan keadilan. Bentuk mereka
nyata dari kepastian hukum adalah perhimpunan
untuk
memasuki
pelaksanaan atau penegakan hukum kehendaki”. 14
tanpa memandang siapa yang melakukan. Dengan adanya kepastian hukum, setiap
suatu
tindakan
orang dapat memperkirakan apa yang
Dwidja Priyatno dan M. Rendi Aridhayandi, 2016, Resensi Buku (Book Review) Satjipto
akan dialami jika melakukan tindakan
Rahardjo–Ilmu Hukum, Jurnal
Hukum
hukum tertentu. Kepastian hukum
Mimbar Justitia Fakultas Hukum Universitas
Suryakancana, Vol. 2 No. 2 Edisi Juli-
diperlukan untuk mewujudkan prinsip
Desember, ISSN: 2477-5681, Cianjur, hlm. 884-885.
persamaan dihadapan hukum tanpa dan/atau kegiatan pembangunan yang diskriminasi. 15
dengan Di sisi lain, hukum juga dapat
dilaksanakan
disesuaikan
potensi sumber daya alam dan digunakan untuk memperoleh atau
lingkungan hidup untuk peningkatan mencapai manfaat tertentu dalam
kesejahteraan masyarakat dan harkat kehidupan berbangsa dan bernegara. Di
manusia selaras dengan lingkungannya. samping untuk menegakkan keadilan,
Untuk itu negara harus mewujudkan hukum dapat digunakan sebagai
asas tanggung jawab negara yang diatur instrumen yang mengarahkan perilaku
dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor warga
32 Tahun 2009. Yang dimaksud dengan penyelenggaraan
negara dan
pelaksanaan
asas tanggung jawab negara adalah: mencapai kondisi tertentu sebagai
negara
untuk
1. Negara menjamin pemanfaatan tujuan bersama. Dalam konteks hukum
alam akan nasional, tentu hukum harus bermanfaat
sumber
daya
manfaat yang bagi pencapaian tujuan nasional, yaitu
memberikan
bagi melindungi segenap bangsa dan seluruh
sebesar-besarnya
kesejahteraan dan mutu hidup
tumpah darah Indonesia, memajukan rakyat, baik generasi masa kini kesejahteraan umum, mencerdaskan
maupun generasi masa depan; kehidupan bangsa dan mewujudkan
2. Negara menjamin hak warga ketertiban
negara atas lingkungan hidup kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
dunia
berdasarkan
yang baik dan sehat;
keadilan sosial. 16
3. Negara mencegah dilakukannya Menurut Pasal 2 Undang-undang
kegiatan pemanfaatan sumber Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
daya alam yang menimbulkan Perlindungan
pencemaran dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup menjelaskan, asas
dan
Pengelolaan
lingkungan hidup.
manfaat adalah bahwa segala usaha Menurut teori Archie B. Carrol sebagaimana dikutip oleh Zaim Saidi,
15 Moh. Mahmud MD, Penegakan Hukum dan
yang mengembangkan konsep Piramida
Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, www.mahmudmd.com, diunduh tanggal 8 Oktober 2014.
16 Ibid,.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan bernegara sebagaimana termuat dalam yang terdiri atas empat jenjang yaitu: 17
alinea keempat Pembukaan Undang-
1. 18 Tanggung Jawab Ekonomis (make undang Dasar Tahun 1945. Amanat
a profit ), yakni laba atau nilai tersebut kemudian dituangkan dalam tambah sebagai prasyarat dalam
Pasal 33 ayat (3) dan (4) Undang- perkembangan
undang Dasar 1945. Pembangunan perusahaan tersebut;
kehidupan
Nasional
diselenggarakan atas
2. Tanggung Jawab Legal (obey the demokrasi ekonomi dengan prinsip law ), yakni dalam memperoleh
kebersamaan, efesiensi, berkeadilan, laba harus legal, tidak melanggar
serta menjaga keseimbangan dan hak;
kesatuan ekonomi nasional.
3. Tanggung Jawab Etis (be ethical), Tujuan dibentuknya Pemerintah yakni perusahaan berkewajiban
Negara Indonesia yang tercantum dalam menjalankan hal yang baik dan
alinea keempat Pembukaan Undang- benar, adil dan fai dengan
undang Dasar Republik Indonesia menghindarkan diri dari praktek
Tahun 1945 dijabarkan dalam bentuk
yang bertentangan dari norma-
misi dan arah norma dan keadilan masyarakat;
rumusan
visi,
pembangunan untuk masa 20 tahun ke
4. Tanggung Filantropi (be a good depan yang mencakup kurun waktu corporate
mulai dari tahun 2005 hingga 2025 perusahaan
citizen ),
yakni
melalui Rencana Pembangunan Jangka kontribusi kepada publik dengan
harus
memberi
Panjang (RPJP) Nasional. Penjelasan meningkatkan kualitas kehidupan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 semua.
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Pembangunan
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dilaksanakan untuk tercapainya tujuan
Nasional
adalah mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.
17 Zaim Saidi, Membangun CSR dan Filantropi
Ditinjau dari tingkat perkembangan
Yang
Aplikatif,
ekonomi, dalam proses produksi
http://www.ibl.or.id/en/eil/html/data/file/P PF/filan_perus/Membangun_CSR_dan_Filan tropi_yang_Aplikatif.pdf, diunduh
18 Lihat Pembukaan Undang-Undang Dasar tanggal 4 Juni 2014 pukul 20:00 WIB
pada
Republik Indonesia Tahun 1945.
pemanfaatan ruang kelautan secara Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 rasional, efisien, dan berwawasan
Tentang Rencana Pembangunan Jangka lingkungan,
Panjang Nasional Tahun 2005-2025, sebagai negara kepulauan yang berciri
mengingat
Indonesia
pada Nusantara. Menurut penjelasan Undang-
pembangunandiarahkan
pencapaian sasaran-sasaran pokok, undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
antara lain terwujudnya Indonesia yang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
asri dan lestari ditandai oleh hal-hal Nasional Tahun 2005-2025, adalah 19 berikut:
memperbaiki pengelolaan pelaksanaan
1. Membaiknya pengelolaan dan pembangunan yang dapat menjaga
pendayagunaan sumber daya alam keseimbangan antara pemanfaatan,
dan pelestarian fungsi lingkungan berkelanjutan,
hidup yang dicerminkan oleh kegunaan sumber daya alam dan
keberadaan
dan
tetap terjaganya fungsi, daya lingkungan hidup dengan tetap menjaga
kemampuan fungsi, daya dukung dan kenyamanan
dukung
dan
pemulihannya dalam mendukung dalam kehidupan masa kini dan masa
kualitas kehidupan sosial dan
depan melalui pemanfaatan ruang yang ekonomi secara serasi, seimbang serasi antara pembangunan untuk
dan lestari;
kekayaan dan upaya konservasi meningkatkan
pemukiman, kegiatan sosial ekonomi
2. Terpeliharanya
keragaman jenis dan kekhasan pemanfaatan sumber daya alam dan
untuk lingkungan hidup untuk mendukung
mewujudkan nilai tambah, daya kualitas
saing bangsa, serta modal keindahan dan kenyamanan kehidupan,
kehidupan,
memberikan
pembangunan nasional;
3. Meningkatnya kesadaran, sikap pemanfaatan keanekaragaman hayati
serta meningkatkan pemeliharaan dan
mental, dan perilaku masyarakat sebagai modal dasar pembangunan.
dalam pengelolaan seumber daya Ukuran tercapainya Indonesia
alam dan pelestarian fungsi yang maju, mandiri dan adil adalah
19 Penjelasan Undang-Undang Nomor 17
pembangunan nasional dalam 20 tahun
Tahun
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tentang
mendatang. Menurut
penjelasan
Tahun 2005-2025.
lingkungan hidup untuk menjaga sumber daya manusia maupun sumber kenyamanan
daya alam (baik hayati maupun non kehidupan.
mewujudkan ekonomi
Masih rendahnya pertumbuhan
Dalam
rangka
yang menurunnya tingkat
berkelanjutan tersebut maka Undang- rakyat dan munculnya berbagai masalah
kesejahteraan
Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang sosial yang mendasar merupakan
Perseroan Terbatas juncto PP Nomor 47 permasalahan
mengatur pembangunan pada masa yang akan
pelaksanaanTanggung Jawab Sosial dan datang. Berdasarkan permasalahan dan
Lingkungan. Menurut Pasal 1 angka 3 tantangan yang dihadapi bangsa dan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 negara Indonesia, ditetapkan visi
Tentang Perseroan Terbatas, komitmen pembangunan nasional, di antaranya
perseroan berperan serta dalam adalah “terwujudnya perekonomian
pembangunan ekonomi berkelanjutan yang mampu menyediakan kesempatan
guna meningkatkan kualitas kehidupan
kerja, penghidupan yang layak, dan lingkungan yang bermanfaat, baik memberikan fondasi yang kokoh bagi
bagi perseroan sendiri, komunitas pembangunan yang berkelanjutan dan
setempat, maupun masyarakat pada mewujudkan Indonesia yang sejahtera”.
umumnya. Tujuan yang hendak dicapai Pembangunan
dengan adanya ketentuan ini, menurut Nasional antara lain bertujuan untuk
Jangka
Menengah
penjelasan Pasal 74 ayat (1) Undang- mencegah timbulnya dampak negatif
Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang dari pembangunan. Hal ini disebabkan
Perseroan Terbatas adalah untuk oleh kegiatan pembangunan ekonomi
menciptakan hubungan perseroan yang yang
serasi, seimbang dan sesuai lingkungan, pembangunan dan penguatan institusi,
tidak disertai
dengan
norma, nilai dan budaya masyarakat baik institusi publik maupun institusi
setempat.
pasar. Fungsi
Tanggung jawab sosial dan mengalokasikan sumber daya yang ada
sebenarnya
lingkungan yang dimaksud dalam secara efisien dan bijaksana, baik
Undang-undang
ini
merupakan merupakan
sesuai dengan ketentuan Peraturan dibidang dan/atau berkaitan dengan
kegiatan
usahanya
Menurut sumber daya alam dalam bentuk
Perundang-undangan.
penjelasan Pasal 74 ayat (3) Undang- kewajiban perseroan yang dianggarkan
Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan Terbatas adalah dikenakan perseroanyang
sanksi segala bentuk sanksi yang diatur dilakukan
pelaksanaannya
dalam peraturan perundang-undangan kewajaran. 20
dengan
kepatutan
yang terkait. Ketentuan mengenai menjalankan kegiatan usahanya di
Perseroan
yang
Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan bidang sumber daya alam menurut
ini merupakan bentuk penyesuaian penjelasan Pasal 74 ayat (1) Undang-
dengan kebutuhan dan perkembangan Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
masyarakat yang sedang membangun. Perseroan Terbatas adalah perseroan
Terutama dalam menghadapi kasus yang kegiatan usahanya mengelola dan
perusakan memanfaatkan sumber daya alam.
pencemaran
dan/atau
lingkungan hidup di Indonesia yang
Untuk perseroan yang menjalankan diakibatkan oleh perusahaan sumber kegiatan usahanya tidak mengelola dan
daya alam yang semakin mengikat, tidak memanfaatkan sumber daya alam,
khususnya oleh kehadiran penanaman tetapi kegiatan usahanya berdampak
modal asing.
pada fungsi kemampuan sumber daya Negara yang sedang berkembang alamjugatetapmenjalankan TJSL atau
termasuk Indonesia, pembangunan CSR tersebut.
ekonominya dikembangkan melalui Pasal 74 Undang-Undang Nomor
penanaman
modal
asing yang
40 tahun 2007 Tentang Perseroan merupakan bagian dari rencana Terbatas menyatakan jika perseroan
pembangunan ekonomi negara tersebut. tidak
Oleh karena itu dalam Konsideran penerapan Tanggung Jawab Sosial dan
melaksanakan
kewajiban
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal dinyatakan
20 Pasal 74 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseoran Terbatas.
pembangunan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi nasional dan
Negara Republik Indonesia, kecuali peningkatan penanaman modal untuk
Indonesia
diperlukan
ditentukan lain oleh Undang-undang. mengelola potensi ekonomi menjadi
Dalam Undang-Undang Nomor kekuatan ekonomi yang nyata (real)
25 Tahun 2007 Tentang Penanaman dengan menggunakan modal yang
Modal, pengaturan tanggung jawab berasal dari dalam negeri maupun luar
sosial dan lingkungan terdapat dalam negeri. Namun kemudian timbul suatu
Pasal 15 huruf b yang menyatakan persoalan bahwa keberadaan perusahaan
bahwa setiap penanaman modal transnasional di Indonesia tidak saja
berkewajiban melaksanakan tanggung memberikan
jawab sosial perusahaan. Tanggung langsung dalam arti ekonomis, tetapi di
keuntungan
secara
jawab sosial perusahaan, menurut sisi lain juga telah menimbulkan
penjelasan Pasal 15 huruf b Undang- penurunan kualitas lingkungan dan
Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang kondisi kesehatan masyarakat di sekitar
Penanaman Modal adalah tanggung tambang yang sangat memprihatinkan.
jawab yang melekat pada setiap
Ketentuan mengenai tanggung perusahaan penanaman modal untuk jawab sosial dan lingkungan dalam
tetap menciptakan hubungan yang Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40
serasi, seimbang dan sesuai dengan Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
budaya berlaku pula terhadap penanaman modal
lingkungan,
norma dan
Untuk asing yang bergerak di bidang sumber
masyarakat
setempat.
mengantisipasi dampak lingkungan daya alam. Hal ini merupakan
akibat penanaman modal, Pasal 3 ayat konsekuensi dari ketentuan dalam Pasal
(1) huruf h Undang-Undang Nomor 25
5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
dinyatakan bahwa penanaman modal mengenai bentuk badan usaha dan
berdasarkan asas kedudukan penanaman modal asing
diselenggarakan
Asas yang menyatakan, bahwa penanaman
berwawasan
lingkungan.
berwawasan lingkungan dimaksud, modal asing wajib dalam bentuk
berdasarkan penjelasan Pasal 3 ayat (1) Perseroan Terbatas berdasarkan hukum
huruf h Undang-undang Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman sehingga struktur dan fungsi ekosistem Modal, adalah asas penanaman modal
menjadi terganggu. Meningkatnya yang
kegiatan pembangunan menyebabkan memperhatikan dan mengutamakan
terhadap perlindungan
peningkatan
dampak
lingkungan. Keadaan ini mendorong lingkungan hidup. Pasal 6 huruf d
dan
pemeliharaan
pengendalian Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
diberlakukan
upaya
dampak sehingga risiko terhadap Tentang Penanaman Modal yang
lingkungan dapat ditekan sekecil menyatakan bahwa setiap penanaman
mungkin. Dalam membahas mengenai modal bertanggung jawab menjaga
dampak lingkungan perlu disadari kelestarian lingkungan hidup.
bahwa pembangunan bukan lagi Pasal 17 Undang-Undang Nomor
semata-mata pembangunan ekonomi
pertimbangan Modal menyatakan bahwa penanaman
25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
melainkan
juga
pembangunan modal yang mengusahakan sumber daya
lingkungan,
sebab
ekonomi masih bergantung kepada alam yang tidak terbarukan wajib
mengalokasikan dana secara bertahap menyediakan sumber daya alam sebagai untuk pemulihan lokasi yang memenuhi
modal pasar (resource base). Kerusakan standar kelayakan lingkungan hidup
dan pencemaran lingkungan seiring yang pelaksanaannya diatur sesuai
diselesaikan secara parsial tanpa dengan Peraturan Perundang-undangan.
memperhatikan prinsip-prinsip dalam Ketentuan ini, menurut Pasal Pasal 17
hidup Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
pengelolaan
lingkungan
dari Tentang
merupakan
cerminan
ketidakberdayaan hukum dengan segala dimaksudkan untuk mengantisipasi
kerusakan lingkungan yang disebabkan
Lingkungan oleh kegiatan eksploitasi sumber daya
Undang-Undang
Hidup sebagai mana dalam Undang- alam.
Undang Nomor 4 Tahun 1982 dengan Kegiatan pembangunan yang kian
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 meningkat
yang selanjutnya diganti dengan perusakan atau pencemaran lingkungan,
mengandung
risiko
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
negara dan dipergunakan sebesar- lingkungan hidup diselenggarakan
pengelolaan
besarnya bagi kemakmuran rakyat serta dengan asas tanggung jawab negara,
oleh asas berkelanjutan, dan asas manfaat.
Tujuannya untuk
Menurut Pasal 1 Undang-Undang pembangunan
melanjutkan
Nomor 11 Tahun 1967 Tentang lingkungan hidup dalam rangka
yang
berwawasan
Pokok pembangunan
Ketentuan-ketentuan
Pertambangan yang disempurnakan seutuhnya
manusia
Indonesia
dengan Undang-Undang Nomor 4 masyarakat Indonesia seluruhnya yang
dan
pembangunan
Tahun 2009 Tentang Minerba, bahwa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
segala bahan galian yang tedapat dalam Yang Maha Esa.
pertambangan Tersedianya sumber daya alam
wilayah
hukum
Indonesia yaitu merupakan endapan- yang melimpah sebagai potensi dan
endapan alam sebagai karunia Tuhan modal dasar bagi pembangunan
Yang Maha Esa, adalah kekayaan ekonomi nasional Indonesia menjadi
nasional bangsa Indonesia dan oleh
daya tarik bagi penanaman modal asing karenanya dikuasai dan dipergunakan di Indonesia. Pembangunan yang
oleh negara untuk sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya alam secara
demi kemakmuran rakyat.
terus-menerus, tanpa
Pasal 10 ayat (1) Undang-undang kesempatan bagi lingkungan untuk
memberikan
Nomor 11 Tahun 1967 Tentang memulihkan dirinya secara alamiah
Pokok telah merusak tatanan lingkungan
Ketentuan-ketentuan
Pertambangan yang pada saat itu hidup. Ketersediaan sumber daya alam
sebagai dasar peraturan Perundang- terbatas dan tidak merata baik dalam
undanganPT. Freeport Indonesia (PTFI) jumlah maupun kualitasnya, sedangkan
didirikan menegaskan bahwa menetri permintaan akan sumber daya alam
dapat menunjuk pihak selain sebagai semakin meningkat sebagai akibat dari
kontraktor apabila diperlukan untuk meningkatnya pembangunan. Undang-
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang undang Lingkungan Hidup menyatakan
belum atau tidak dapat dilaksanakan bahwa sumber daya alam dikuasai oleh
sendiri oleh instansi pemerintah atau sendiri oleh instansi pemerintah atau
masyarakat selaku pemegang kuasa pertambangan.
Lingkungan
peranan
mewujudkan Bahan tambang tersebut meliputi emas,
sekitarnya
untuk
yang perak, tembaga, minyak, dan gas bumi,
kesejahteraan
masyarakat
dengan batu bara dan lain-lain.
berdasarkan
keadilan
memperhatikan prinsip pembangunan PT. Freeport menggunakan proses
berkelanjutan.
dengan secara fisik terhadap mineral yang
pengapungan (flotase) yaitu pemisahan
Dalam
kaitannya
tanggung jawab sosial dan lingkungan, mengandung tembaga dan emas dari
berkelanjutan batuan bijih. Sebuah daerah aliran
maka pembangunan
hanya dapat dicapai apabila tercipta sungai mengangkut sedimen tersebut
keseimbangan antara aspek ekosistem menuju sebuah areal pengendapan yang
dan lingkungan yang telah melahirkan telah ditentukan di kawasan dataran
kesadaran baru di kalangan komunitas rendah dan pantai dinamakan daerah
perusahaan penanam modal antara lain pengendapan dimodifikasi (Modified
di bidang pertambangan seperti PT. Deposition Area/ ModADA) yaitu
Freeport Indonesia jika dikaitkan
sebuah sistem yang direkayasa dan dengan penerapan TJSL/CSR di PT. dikelola bagi pengendapan
Indonesia maka dapat pengendalian tailing. Dalam hal ini PT.
dan
Freeport
dikatakan bahwa PT. Freeport Indonesia Freeeport Indonesia menggunakan
telah melaksanakan tanggung jawabnya sistem
terhadap sosial kepada karyawan, disposan 21 ).
mempengaruhi Dengan berlakunya Undang-
steakholder
(yang
terhadap Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
jalannya
perusahaan),
masyarakat dan terhadap lingkungan. Minerba maka pelaksanaan kontrak
Pembangunan masyarakat (Community karya harus disesuaikan dengan
Development ) telah dilakukan dengan Undang-undang baru ini termasuk pula
pemberdayaan masyarakat melalui Tanggung
pendidikan kesehatan dan upaya-upaya meningkatkan
kualitas
hidup
21 PT. Freeport Indonesia, 2008, Laporan
Berkala Menuju Pembangunan 2005, PT. Freeport Indonesia, Jakarta, hlm. 38.
perlindungan
dan
pengelolaan pengelolaan
bahwa kewajiban TJSL tersebut sebagai Namun demikian permasalahan
penyaluran dana (kekayaan) PT. dalam pelaksanaan TJSL/CSR oleh PT
Freeport kepada suku Amungme dan Freeport menurut peneliti adalah
Komoro, karena bisa saja tanpa mengenai patokan untuk menentukan
penyaluran dana yaitu dengan menjalin bentuk, peraturan, besarnya pendanaan.
kemitraan, merekrut karyawan dari TJSL/CSR belum diatur secara jelas
masyarakat sekitar, mentaati perundang- termasuk, mekanisme pengawasan dan
undangan, memberi pelatihan dan lain- penerapan sanksi dan penghargaan
lain.
(punishment and reward). Demikian Undang-Undang Nomor 40 Tahun juga peristilahan yang digunakan dalam
2007 Tentang Perseroan Terbatas UUPT adalah “ tanggung jawab sosial
menyebutkan bahwa Perseroan yang dan lingkungan sementara dalam UU
menjalankan kegiatan yang berkaitan penanaman modal menggunakan istilah
dengan sumber daya alam wajib tanggung jawab sosial saja. Bentuk
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
pelaksanaan yang dipilih oleh PT. dan Lingkungan (TJSL). Tanggung Freeport Indonesia apa yang menjadi
Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) payokannya untuk masyarakat/sosial.
menurut Pasal 74 ayak (2) Undang- Bagaimana kemitraan antara LPMAK
undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang dengan PT. Frreport Indonesia. Institusi
merupakan manakah yang melakukan pengawasan
Perseroan
Terbatas,
kewajiban Perseroan yang dianggarkan mengenai penyaluran dana kemitraan
dan diperhitungkan sebagai biaya sebesar 1% dari penghasilan kotor
pelaksanaannya tersebut sementaa PPND 47 tahun 2012
Perseroan
yang
memperhatikan menetapkan dari penghasilan bersih
dilakukan
dengan
kepatutan dan kewajaran.
kewajiban dan perseroan. Apa pelaksanaan TJSL
yang dianggarkan
Social tersebut
pelaksanaan
Corporate
Responsibility (CSR) dalam Pasal 15 pengaturan agar dapat dijadikan patokan
memerlukan
kejelasan
huruf (b) dan Pasal 16 huruf (d) yang efektif dan tidak ditafsirkan ganda.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman
Tingkat I dan Tingkat II, yang diwakili diperuntukan
Modal
oleh Menteri Pertambangan dan Energi penanaman modal yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara Kartasasmita dengan Perusahaan: Republik
menurut Pasal 1 Kontrak Karya berarti pengaturan kewajiban Corporate Social
Indonesia,
sedangkan
PT. Freeport Indonesia Company yaitu Responsibility (CSR) dalam Pasal 17
badan Usaha pengganti PT. Freeport Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
Incorporated (FFI) yang diwakili oleh Tentang Penanaman Modal lebih
Freeport dikhususkan kepada penanaman modal
Presiden
Direktur PT.
Indonesia Company yaitu Hoediatmo yang mengusahakan sumber daya alam
Hoed.
yang tidak terbarukan. Sementara itu Pasal 2 Kontrak Karya Kedua, pengaturan kewajiban pelaksanaan
mengenai Penunjukkan dan Tanggung Corporate Social Responsibility (CSR)
Jawab Perusahaan, menyatakan bahwa dalam Pasal 74 Undang-undang Nomor
Perusahaan dengan ini ditunjuk sebagai
40 Tahun 2007 Tentang Perseroan kontraktor Pemerintah atas Wilayah
Terbatas diperuntukam
Kontrak Karya, khususnya Pemerintah perseroan yang menjalankan kegiatan
terhadap
dalam hal ini memberikan hak kepada usahanya di bidang yang berkaitan
Perusahaan untuk menyelidiki Mineral dengan sumber daya alam.
dalam Wilayah Kontrak Karya, Kerja sama
menambang sumber endapan mineral Freeport-McMoRan Copper and Gold
antara
modal
yang ditemukan dalam wilayah Inc. dengan modal Negara Republik
pertambangna, mengolah, menyimpan Indonesia dilakukan melalui Kontrak
dan mengangkut dengan cara apapun Karya. Kontrak Karya Kedua, yang
semua hal mineral-mineral yang ditandatangani pada tanggal
30 dihasilkan, memasarkan, menjual atau Desember 1991 oleh Pemerintah,
menjalankan semua produksi dari hasil menurut Pasal 1 Kontrak Karya berarti
tambang dan pengolahan tersebut di Pemerintah
dalam dan di luar Indonesia, serta Menteri, Departemen, Badan, Lembaga,
Republik
Indonesia,
melakukan semua operasi serta Pemerintah Tingkat Wilayah, Daerah
kegiatan-kegiatan
lainnya
yang yang
IV. PENUTUP
hubungan ini
betul-betul
A. Kesimpulan
memperlihatkan persyaratan persetujuan Berdasarkan penelitian terhadap ini. Tanpa mengurangi ayat (1) Pasal 2
pelaksanaan kewajiban TJSL/CSR pada di atas, perusahaan tidak akan
rangka menambang
pengelolaan persenyawaan-persenyawaan
lingkungan hidup dapat disimpulkan hidrokarbon, nikel, atau batu bara
hal-hal sebagai berikut:
sebelum memperoleh persetujuan dari
1. Bentuk pelaksanaan Tanggung pemerintah.
Jawab Sosial dan Lingkungan Untuk adanya kepastian hukum
pada PT. Freeport Indonesia tentang pelaksanaan TJSL dimasa yang
sebagai PT. Penanam Modal akan
Asing di bidang Pertambangan sebaiknya pemerintah mengamandemen
datang, menurut
peneliti,
adalah, pelaksanaan kewajiban UU No 25 tahun 2007 tentang
Corporate Social Responsibility Penanaman Modal dan UU No. 49
(CSR) pada PT.
Freeport
tahun 2007 tentang PT berikut PP No Indonesia telah melaksanakan
47 Tahun 2012 tentang pelaksanaan TJSL berdasarkan UU PT No 40 TJSL agar terjamin kepastian hukum.
tahun 2007 tentang PT dan UU Untuk itu dalam UU No 25 tahun 2007
No 25 tahun 2007 tentang tentang Penanaman Modal sebaiknya
penanaman modal dalam berbagai diatur sanksi bagi perusakan yang tidak
pengembangan menjalankan TJSL. Antara lain sanksi
program
yayasan administratif berupa teguran, denda,
masyarakat melalui
LPMAK yang disebut dengan. pemberhentian
Dana penambangan sementara, pencabutan
kemitraan tersebut digunakan izin dan harus jelas kriteria kegiatan
untuk bidang-bidang kesehatan, usaha untuk menentukan pertambangan
pendidikan dan pengembangan yang berkelanjutan.
ekonomi, namun belum optimal. Hal ini dikarenakan PT. Freeport Indonesia masih menganggap ekonomi, namun belum optimal. Hal ini dikarenakan PT. Freeport Indonesia masih menganggap
belum dapat menjamin kepastian keuntungan, terlebih lagi dengan
pelaksanaan tidak adanya kejelasan dalam
hukum
tentang
TJSL/CSR. Karena ketidakjelasan peraturan
perundang-undangan dalam substansi pengaturannya (regulasi) tentang TJSL diantara
dalam kedua peraturan berbeda lain UUPT dan UUP Modal
istilah, ruang lingkup, pengaturan, khususnya
pendanaan, ukuran kepatutan dan kepatutan dan kewajaran yang
tentang
ukuran
dan bersifat abstrak. Di bidang
kewajaran,
sanksi
tidak jelas. perlindungan dan pengelolaan
pengawasannya
Dengan demikian pelaksanaan Lingkungan hidup dan perusahaan
TJSL menghendaki kejelasan penanaman modal, PT. Freeport
kedua telah melaksanakan kewajiban
pengaturan
sehingga
undang-undang tersebut diatas lingkungan dengan melakukan
oleh reklamasi, penghijauan lahan,
pengelolaan tailing,
audit
lingkungan dan
penutupan
B. Saran
tambang. Namun pelaksanaan
1. PT. Freeport Indonesia perlu kewajiban yang berkaitan dengan
meningkatkan pelaksanaan TJSL lingkungan ini belum berperingkat
untuk mendapat peningkatan. hijau
2. Dalam melakukan amandemen menempatkannya
karena PT
Freeport
terhadap ke dua perundang- komponen biaya yang mengurangi
sebagai
undangan di atas khususnya yang keuntungan
berkaitan dengan pelaksanaan kesadaran terhadap kelangsungan
bukan
dengan
perlu perikehidupan
TJSL/CSR
pembangunan berkelanjutan.
a. Kewajiban
bagi setiap
2. Undang-undang No 40 tahun
untuk 2007 tentang perseroan terbatas
perusakan
TJSLnya dan Undang-Undang No 25 tahun
melaporkan
kepada
perusahaan, perusahaan,
secara berkala dalam bentuk
Bekasi.
reporting. Noor Hadi, 2011, Corporate Social
b. Pemerintah
perlu
Responsibility , Graha Ilmu, Yogyakarta. memberikan insentif dalam
2012, Hukum bentuk pengurangan pajak Perusahaan Tentang Perseroan
Sentosa Sembiring,
bagi perusahaan yang telah Terbatas, Bandung, Nuansa Aulia.
melaksanakan
TJSL
sedangkan bagi perusahaan Sonny Keraf, 2012. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya , Kanisius