Cara Cepat dan Mudah Mengerjakan Jurnal

Cara Cepat dan Mudah Mengerjakan Jurnal
Penyesuaian (Bag. 1)
Neraca saldo yang telah disusun setelah buku besar dan menjadi dasar dalam
penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak semuanya menunjukan nilai yang
sebenarnya dari akun tersebut. Agar neraca saldo menyajikan keadaan yang
sebenarnya dari tiap akun maka disusunlah jurnal penyesuaian. Jadi jurnal
penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang berfungsi
untuk menyesuaikan sedemikian rupa sehingga nillai- nilai dari harta, hutang, modal,
pendapatan, dan beban, sehingga tersebut memperlihatkan nilai yang sebenarnya.
Sebagian besar pendapat dan hasil survei menyebutkan bahwa materi jurnal
penyesuaian adalah yang dianggap paling sulit oleh siswa. Sebenarnya jurnal
penyesuaian bukanlah sesuatu yang sulit, jika kita sudah paham betul dengan
konsep penyusunannya serta sudah lancar mengerjakan pencatatan jurnal umum.
Berikut ini akan coba saya jelaskan mengenai cara mudah mengerjakan jurnal
penyesuaian.
Dalam menyusun jurnal penyesuaian disini saya membaginya ke dalam dua
klasifikasi untuk proses penyusunannya, yaitu:
1.
Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum biasa, hal ini
lazim digunakan untuk menyesuaikan akun kas, beban yang masih harus
dibayar/utang beban, pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan,

dan penyusutan aktiva tetap.
2.
Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum tapi dengan
membalik posisi saldo dari akunnya, yang semula di debit menjadi di kredit dan
sebaliknya. Hal ini lazim digunakan untuk menyesuaikan beban dibayar dimuka,
pendapatan diterima dimuka, dan pemakaian perlengkaapan

Menyusun Jurnal Penyesuaian Seperti Mencatat Jurnal Umum Biasa
Dalam menyusun jurnal penyesuaian seperti jurnal umum biasa ini, kita hanya
menganalisis setiap perubahan yang terjadi pada keterangan penyesuaian di akhir
periode dan menyusun ayat jurnal penyesuaiannya seperti menyusun ayat jurnal
umum.

Menyesuaikan Akun Kas
Penyebab akun kas belum menunjukan nilai yang sebenarnya karena umumnya uang
kas perusahaan disimpan di Bank. Kondisi tersebut menyebabkan jumlah saldo yang
dilaporkan oleh Bank seringkali terjadi dengan yang dicatat oleh perusahaan. Hal ini

karena ada beberapa transaksi yang telah dicatat oleh Bank namun belum dicatat
oleh perusahaan begitu juga sebaliknya. Penyebab- penyebab ini antara lain Bank

telah mencatat pembebanan adminsitrasi dan pemberian pendapatan bunga,
sedangkan perusahaan belum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Tanggal 31 Desember 2011 bendahara perusahaan mencatat saldo kas di
perusahaan sebesar Rp. 12.500.000,- pada saat yang bersamaan Bank mengirimkan
laporan rekening koran perusahaan dan melaporkan bahwa rekening kas perusahaan
di Bank sebesar Rp.13.200.000,-. Selisih tersebut disebabkan karena Bank telah
mendebit rekening perusahaan sebesar Rp. 250.000,- sebagai administrasi bank dan
mengkredit rekening perusahaan sebesar Rp. 950.000,- sebagai pendapatan giro.
Susunlah jurnal penyesuaian dari transaksi tersebut!
Analisis:
Untuk penyesuaian tersebut di atas bisa ditempuh dengan dua cara namun jurnal
penyesuaiannya sama seperti menyusun jurnal umum biasa.
Cara 1:
HItung selisih kas di perusahaan dan kas di Bank, yaitu Rp. 13.200.000 - Rp.
12.500.000,- sama dengan Rp. 700.000,-, Hal ini menyebabkan kas perusahaan
bertambah. Saat menyusun jurnal umum kas bertambah di sebelah debit. Selanjutnya
pencatatan beban administrasi bertambah di debitsebesar Rp. 250.000,dan pendapatan bunga giro bertambah di kredit sebesar Rp. 950.000,Jurnal Penyesuaiannya adalah:
Kas
Rp. 700.000,Beban Administrasi Rp. 250.000,Pendapatan Bunga
Rp. 950.000,Cara 2:

Menganalisis setiap perubahan transaksi dan pencatatan yang dilakukan Bank.
Mencatat pembebanan administrasi bank sebesar Rp. 250.000,-,.Pencatatan bebab
mengakibatkan beban bertambah dan kas berkurang.Beban Administrasi bertambah
di debit dan kas berkurang di kredit masing- masing sebesar Rp. 250.000,-.
Pencatatan penerimaan pendapatan bunga giro sebesar Rp. 950.000,-. Penerimaan
pendapatan bunga berarti kas bertambah di debit dan pendapatan bertambah di
kredit masing- masing sebesar Rp. 950.000,Jurnal Penyesuaiannya adalah:
Beban Administrasi Rp. 250.000,Kas
Rp. 250.000,Kas
Rp. 950.000,Pendapatan Bunga
Rp. 950.000,Kita lihat disana terdapat akun kas di debit sebesar Rp. 950.000,- dan akun di kredit
sebesar Rp. 250.000,- kita hitung selisihnya untuk mendapatkan saldo sebenarnya

dari kas tersebut sehingga diperoleh saldo kas debit Rp. 700.000 (950.000 - 250.000)
karena nilai debit lebih besar maka posisi kas akan di debit. Jika diringkas
maka Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Kas
Rp. 700.000,Beban Administrasi Rp. 250.000,Pendapatan Bunga
Rp. 950.000,(Sama seperti cara yang pertama, silakan pakai cara yang paling dianggap mudah)



Menyesuaikan Beban Yang Masih Harus Dibayar

Pencatatan beban yang masih harus dibayar menyebabkan beban perusahaan
bertambah dan hutang perusahaan bertambah. Penyesuaiannya sama persis dengan
menysusun jurnal umum biasa. Untuk lebih jelasnya perhatikan dua contoh berikut:
Contoh 1:
Perusahaan membayar gaji ke karyawan sebesar Rp. 1.200.000 untuk 6 hari kerja
setiap hari Sabtu. Tanggal 31 Desember 2011 jatuh pada hari Selasa.
Analisis:
Penghitungan beban gaji yang masih harus dibayar adalah mulai dari hari Selasa
sampai dengan hari sabtu ada 5 hari kerja yang menjadi beban hutang perusahaan.
Perhitungannya adalah: 5/6 x Rp. 1.200.000,- = Rp. 1.000.000,Beban gaji bertambah di debit dan hutang gaji bertambah di kredit masing- masing
sebesar Rp. 1.000.000,Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Gaji
Rp. 1.000.000
Hutang Gaji
Rp. 1.000.000
Contoh 2:
Wesel bayar mempunyai nilai nominal Rp. 2.400.000,- dengan bunga 3 % per tahun,

bunga dibayarkan tiap tanggal 1 September dan 1 Maret.
Analisis:
Transaksi tersebut mengakibatkan beban bunga dan hutang bunga dalam hal ini
bunga yang muncul akibat adanya wesel bayar.
Perhitungannya adalah:
Hitunglah jumlah bulan yang terdekat dengan bulan Desember, dalam hal ini bulan
September. Jumlah bulan dari September- Desember adalah 4 bulan. Jadi nominal
beban dan hutang bunga yang dibayar adalah 4/12 x 3/100 x Rp. 2.400.000 = Rp.
24.000,Beban Bertambah di debit dan hutang bertambah di kredit.
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Bunga
Rp. 24.000,Hutang Bunga
Rp. 24.000,-

Catatan: Jika dalam soal di keterangan penyesuaian sudah ada nilai nominal berapa
yang harus dibayar tidak perlu dihitung lagi langsung saja dibuat jurnal
penyesuaiannya dengan dimasukkan nilai nominal tersebut. Sebagai contoh dalam
keterangan penyesuaian terdapat keterangan gaji yang masih harus dibayarkan
bulan ini sebesar Rp. 450.000, berarti langsung saja susun jurnal penyesuaiannya
dengan mendebit beban gaji dan kredit hutang gaji senilai Rp. 450.000,


Menyesuaikan Pendapatan Yang Masih harus Diterima

Yang masih harus diterima berarti perusahaan mempunyai piutang terhadap
pelanggan. Pencatatan yang masih harus diterima berarti akan mengakibatkan
piutang perusahaan bertaambah dan pendapatan perusahaan bertambah. Mekanisme
pencatatan dan penyesuaiannya sama halnya dengan penyesuaian terhadap beban
yang masih harus dibayar.
Contoh 1:
Wesel tagih berbunga 12 % per tahun dengan nominal Rp. 3.600.000,- bunga diterima
tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.
Analisis:
Sama halnya dengan pencatatan wesel bayar di atas, untuk menghitung bunga yang
masih harus diterima, hitung jumlah bulan dari yang terdekat dengan bulan
Desember, dalam hal ini adalah Oktober - Desember ada 3 bulan. Perhitungan
nominal bunganya:
3/12 x 12/100 x Rp.3.600.000 = Rp. 108.000,- (nilai bunga yang masih harus diterima)
Piutang bunga bertambah di debit dan pendapatan bunga bertambah di kredit
Jurnal Penyesuaiannya:
Piutang bunga

Rp. 108.000,Pendapatan bunga
Rp. 108.000,Contoh 2:
Terdapat pekerjaan yang sudah diselesaikan dengan nilai jasa sebesar Rp.
2.500.000,- akan tetapi nilai tersebut belum diterima perusahaan.
Analisis:
Transaksi di atas akan berdampak pada bertambahnya piutang usaha di debit dan
pendapataan jasa bertambah di kredit masing - masing Rp. 2.500.000,Jurnal Penyesuaiannya:
Piutang usaha
Rp. 2.500.000,Pendapatan Jasa
Rp. 2.500.000,

Menyesuaikan Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan terhadap aktiva tetap akan mengakibatkan beban penyusutan aktiva
tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap bertambah. Ingat akumulasi
penyusutan aktiva tetap merupakan kontra akun dari aktiva tetap jadi setiap
pertambahan aktiva tetap selalu di kredit. Kunci utama dalam penyusutan aktiva
tetap ini adalah kita harus mengetahui dasar penyusutan nya apakah dari harga
perolehan atau nilai buku daari aktiva tetap. Selain itu metode penyusutan yang
dipakai juga perlu diketahui, karena ada banyak metode yang dipakai mulai dari

prosentase, garis lurus, jumlah angka tahun, kapasitas produksi, dll. Pembahasan
mengenai penyusutan aktiva tetap nanti akan dibahas tersendiri di postingan
selanjutnya. Sebagai awalan daan yang umumnya dipakai adalah metode garis lurus
dan prosentase dari nilai aktiva tetap.
Contoh 1: (Penyusutan berdasarkan prosentase harga perolehan aktiva tetap)
Kendaraan dengan harga perolehan Rp. 17.500.000,- dan akumulasi penyusutan
sebesar Rp. 1.750.000,- disusutkan sebesar 10 % dari harga perolehannya.
Analisis:
Hitung nilai penyusutannya, yaitu: 10 % x Rp. 17.500.000,- = Rp. 1.750.000,Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Penyusutan Kendaraan Rp. 1.750.000,Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Rp. 1.750.000,Jika soal tersebut nilai prosentase berdasarkan nilai buku, maka harus dihitung dulu
nilai buku dari aktiva tersebut dengan cara menghitung selisih dari harga perolehan
dengan nilai akumulasi penyusutan peralatan kemudian baru dikalikan
prosentasenya. Ayat Jurnal penyesuaiannya sama cuman nominal saja yang
berbeda.
Harga Perolehan diketahui dari nominal debit dari aktiva tetap di neraca saldo
Nilai Buku = Harga Perolehan - Akumulasi Penyusutan
Contoh 2: (penyusutan menggunakan metode garis lurus)
Nilai Peralatan di Neraca Saldo di debit sebesar Rp.17.500.000. Perusahaan
memperkirakan peralatan tersebut mempunyai umur manfaat selama 4 tahun dengan

taksiran nilai sisa sebesar Rp. 2.500.000,-.
Perhitungan Penyusutannya jika dengan menggunakan metode garis lurus adalah:
Penyusutan = ( Harga perolehan - nilai sisa) dibagi umur ekonomis
(17.500.000 - 2.500.000)/ 4 = 15.000.000/4 = Rp. 3.750.000,Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Penyusutan Peralatan
Rp. 3.750.000,Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 3.750.000,Demikian tadi sedikit penjelasan mengenai penyusunan jurnal penyesuaian yang
klasifikasi pertama, yaitu menyusun jurnal penyesuaian yang langkahnya sama

dengan menyusun jurnal umum biasa. Untuk penyusunan Jurnal penyesuaian yang
klasifikasi kedua akan dibahas pada postingan selanjutnya.

Cara Cepat dan Mudah Mengerjakan Jurnal Penyesuaian (Bag.
2)
Pada postingan sebelumnya telah dibahas mengenai cara mudah menyusunjurnal
penyesuaian seperti menyusun jurnal umum biasa. Postingan kali ini akan
membahas tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan cara membalik posisi
saldo dari akun pada neraca saldo yang semula di debit menjadi di kredit dan
sebaliknya. Teknik penyusunan jurnal penyesuaian ini digunakan untuk mencatat
pemakaian perlengkapan/ barang habis pakai, pencatatan beban dibayar di muka,

dan penerimaan pendapatan diterima dimuka karena. Metode ini nanti akan dikenal
dua pendekatan pencatatan yaitu pendekatan neraca/harta/ hutang dan pendekatan
laba
rugi/pendapatan/beban.
Menyesuaikan
Pemakaian
Perlengkapan/
Barang
Habis
Pakai
Selama tahun berjalannya operasi perusahaan umumnya membeli perlengkapan
secara sekaligus ataupun berangsur. Nilai saldo perlengkapan di neraca saldo
tersebut menunjukan nilai yang berasal dari saldo awal ditambah dengan pembelianpembelian perlengkapan yang dilakukan selama operasi perusahaan. Jumlah
tersebut belum menunjukan nilai yang sebenarnya dari perlengkapan karena belum
diketahui berapa jumlah perlengkapan yang terpakai selama satu periode akuntansi
ataupun jumlah perlengkapan yang tersisa di akhir periode. Untuk menyesuaikan
perlengkapan ini kita harus teliti dengan pendekatan apa yang dipakai perusahaan
dalam memperlakukan perlengkapan tersebut apakah dengan pendekatan neraca
atau laba rugi. Sebagai gambaran jika di neraca saldo terdapat akun perlengkapan di
debit maka perusahaan mencatatnya sebagai harta/ pendekatan neraca tetapi kalau

di neraca saldo adalah beban perlengkapan maka pendekatan yang dipakai adalah
laba rugi/beban.

Menyesuaikan perlengkapan, jika saat pencatatan dicatat sebagai
perlengkapan/ pendekataan neraca/ harta
Cara mudah untuk menyesuaikan dengan pendekatan ini adalah dengan membalik
posisi akun di neraca saldo, kita ketahui bahwa posisi perlengkapan di neraca saldo
adalah di debit sehingga ketika penyusunan jurnal penyesuaiannya posisi
perlengkapan dipindah ke posisi kredit sedangkan posisi di debit muncul akun baru
yaitu beban perlengkapan (dalam jurnal penyesuaian pasangan akun harta adalah
beban). Yang menjadi masalah disini adalah nilai/nominal yang akan dimasukkan ke
dalam jurnal penyesuaian tersebut. Cara mudah untuk menghafalnya yaitu ingat
pencatatannya menggunakan pendekatan Neraca/ Harta, ambil huruf terdepan dari
kata Harta yaitu huruf H, kita analogikan ini dengan kata HABIS.Berarti nilai yang
akan dimasukkan adalah nilai yang HABIS atau yang terpakai yaitu nilai saldo
perlengkapan awal dikurangi dengan saldo perlengkapan yeng tersisa.

Contoh 1:
Tanggal 31 Desember terdapat saldo perlengkapan sebesar Rp. 3.650.000,- di debit.
Berdasarkan catatan perusahaan ternyata nilai perlengkapan di akhir periode masih
tersisa sebesar Rp. 2.500.000. Bagaimanakah Jurnal Penyesuaiannya.
Analisis:
Saldo Perlengkapan Debit Rp.3.650.000,-,
Nilai yang disesuaikan: Perlengkapan -> Harta, H-> Habis/Terpakai = Rp.3.650.000 - Rp.
2.500.000 = Rp. 1.150.000,Penyesuaiannya: Balik posisi akun Debit -> Kredit, munculkan akun baru, pasangan
akun harta dalam penyesuaian adalah beban-> Beban Perlengkapan untuk menggantikan
posisi semula akun tersebut.
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Perlengkapan Rp.1.150.000,Perlengkapan
Rp. 1.150.000,Catatan: Untuk nominal yang dicantumkan dalam penyesuaian tersebut tergantung pada
keterangan catatan penyesuaian. Jika dalam catatan keterangan/ data penyesuaian
sudah terdapat keterangan perlengkapan yang terpakai atau habis selama periode
tersebut maka tidak perlu dihitung nilai yang habis seperti di atas tetapi langsung saja
dimasukkan nilai yang habis pada catatan penyesuaian tersebut.

Contoh 2:
Tanggal 31 Desember di neraca saldo terdapat akun perlengkapan di debit dengan
nominal Rp. 3.200.000,- . Catatan fisik perusahaan menyatakan bahwa perlengkapan
yang terpakai selama satu tahun adalah sebesar Rp. 2.200.000,-.
Analisis:
Penyesuaiannya adalah langsung saja membalik posisi debet perlengkapan menjadi
di kredit daan mengganti posisi debit dengan beban perlengkapan, nominalnya
langsung saja dimasukkan data penyesuaian untuk perlengkapan yang terpakai.
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Perlengkapan Rp. 2.200.000,Perlengkapan
Rp. 2.200.000,-


Menyesuaikan perlengkapan ketika pencatatan dicatat sebagai beban
perlengkapan/ pendekatan laba rugi/ beban
Cara yang digunakan sama dengan yang di atas yaitu membalik posisi dari beban
perlengkapan yang di debit menjadi ke kredit dan posisi di debit digantikan oleh
pasangan akun dari beban yaitu harta dalam hal ini adalah perlengkapan. Yang
menjadi permasalahan adalah berapa nominal yang akan dimasukkan ke jurnal
penyesuaian. Kalau dengan pendekatan Neraca/ Harta kita mengambil H huruf awal
dari Harta, yaitu H = habis, pendekatan laba rugi ini juga demikian, yaitu ambil huruf
awal dari Beban, yaitu B kita analogikan dengan kata BERSISA/ Nilai Sisa/ nilai yang
masih ada.

Mengacu pada contoh 1 dan 2 di atas, jika contoh 1 dalam neraca saldo
perlengkapan di catat sebagai beban, dalam hal ini Beban Perlengkapan debit
sebesar Rp.3.650.000,- dan perlengkapan yang tersisa/ masih ada sebesar
Rp.2.500.000,Analisis:
Penyesuaiannya adalah membalik posisi saldo beban perlegkapan yang di debit
menjadi di kredit, nilai yang disesuaikan adalah nilai sisa atau yang masih ada yaitu
Rp. 2.500.000,Jurnal Penyesuaiannya:
Perlengkapan
Rp. 2.500.000,Beban Perlengkapan Rp. 2.500.000,Untuk kasus contoh 2, kita terlebih dahulu harus menghitung nilai yang masih ada,
karena yang diketahui adalah nilai yang terpakai yaitu Rp. 3.200.000 - Rp.2.200.000=
Rp.1.000.000.
Jurnal Penyesuaiannya:
Perlengkapan Rp.1.000.000
Beban Perlengkapan Rp.1.000.000
Menyesuaikan Beban Di Dibayar Dimuka
Sama halnya dengan penyesuaian perlengkapan, penyesuaian beban dibayar dimuka
ini juga dicatat dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan Neraca/Harta dan
pendekatan Laba Rugi/Beban. Cara menyusun jurnal penyesuaiannya juga sama
yaitu jika dicatat dengan pendekatan Neraca/Harta, ingat Harta, H-> Habis nilai yang
dimasukkan nilai yang habis, sedangkan pendekatan Laba Rugi/Beban, Ingat Beban,
B->Bersisa, nilai yang dimasukkan nilai yang tersisa, kemudian tinggal dibalik posisi
saldo awalnya.
Untuk membedakan beban dibayar dimuka ini dicatat sebagai harta atau beban
sangatlah mudah, cukup diketahui pencatatannya di neraca saldo saat penjurnalan.
Jika dicatat sebagai harta cirinya adalah ..........dibayar dimuka,ex: iklan dibayar
dimuka
Jika dicatat sebagai beban cirinya adalah beban......., ex:Beban Asuransi

Menyesuaikan Beban dibayar dimuka dicatat sebagai harta (pendektaan
neraca)
Contoh:
Neraca saldo perusahaan "Zhavira" menunjukan nilai asuransi dibayar dimuka di
debit sebesar Rp. 1.500.000, nilai tersebut merupakan nominal asuransi yang
dibayarkan pada 1 November 2009 untuk masa 1 tahun. Jurnal penyesuaian yang
disusun adalah......
Analisis:
Lihat akun yang ada pada neraca saldo yaitu asuransi dibayar dimuka, berarti
pendekatan yang dipakai adalah Neraca/Harta, Harta, H-> Habis, berati nilai yang
habis. Nilai yang habis disini adalah mulai dari tanggal pembayaran 1 November
sampai dengan tanggal 31 Desember berarti ada 2 bulan, nominalnya 2/12 x

Rp.1.500.000= Rp.250.000 (2/12, 2 menunjukan jumlah bulan yang habis, 12
merupakan jangka waktu beban selama 1 tahun=12 bulan)
Penyesuaiannya:
Asuransi dibayar dimuka debit dipindah ke kredit, dan munculkan akun baru
pasangan dari harta yaitu beban di debit, Beban asuransi senilai nominal yang habis.
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban asuransi Rp. 250.000
Asuransi dibayar dimuka Rp. 250.000

Menyesuaikan Beban dibayar dimuka dicatat sebagai beban (pendekatan laba
rugi)
Contoh:
Nilai Beban Iklan di neraca saldo debit sebesar Rp. 1.600.000,-. beban iklan tersebut
dibayar untuk 8 x penayangan, akan tetapi sampai dengan tanggal 31 Desember iklan
baru tayang 3 x. Jurnal penyesuainnya adalah...
Analisis:
Lihat akun di neraca saldo yaitu beban iklan, berarti pencatatan dengan pendekatan
laba rugi/beban, Beban, B-> Bersisa, berarti nilai yang sisa. NIlai yang sisa adalah
total penayangan yang seharusnya yaitu 8 x tayang dikurangi dengan total tayangan
iklan yang sudah terlaksana yaitu 3 x, nilai sisa = 8 x - 3 x = 5 x, nilainya yaitu 5/8 x
Rp 1.600.000 = Rp.1.000.000.
Penyesuainnya:
Beban Iklan didebit dipindah ke kredit dan munculkan akun baru pasangan dari
beban yaitu harta, Iklan dibayar dimuka di debit senilai yangmasih ada di atas.
Jurnal Penyesuaiannya:
Iklan dibayar di muka Rp. 1.000.000
Beban Iklan
Rp. 1.000.000
Menyesuaikan Pendapatan Diterima dimuka
Menyesuaikan pendapatan diterima dimuka ini caranya sama dengan pencatatan
beban dibayar dimuka dan pemakaian perlengkapan dengan dua metode pencatatan,
yaitu pendekatan Neraca, bedanya kalau beban dibayar dimuka dianggap sebagai
harta kalau pendapatan dicatat sebagai Hutang. Sedangkan pendekatan Laba rugi
dicatat sebagai pendapatan untuk pendapatan diterima dimuka dan beban jika beban
dibayar dimuka.
Penyusunan jurnal penyesuaiannya pun sama yaitu tinggal membalik posisi saldo
awalnya kemudian memunculkan akun pasangan baru dari pendapatan diterima
dimuka, analogikan saja dapat= terima, maka kalau dicatat dengan pendekatan
pendapatan maka muncul akun diterima dimuka, dan sebaliknya. Nilai yang
dimasukkan untuk pendekatan Neraca/ Hutang, H-> Habis artinya nilai yang sudah
habis menjadi pendapatan perusahaan, sedangkan untuk pendekatan pendapatan
nilai yang dimasukkan nilai yang belum/nilai sisa.

Untuk membedakan pencatatan ini dicatat sebagai Hutang atau Pendapatan, caranya:
Jika dicatat sebagai hutang, cirinya.....................diterima dimuka, ex: iklan diterima
dimuka
Jika dicatat sebagai pendapatan, cirinya pendapatan.........., ex:pendapatan sewa

Menyesuaikan Pendapatan diterima dimuka dengan pendekatan
Neraca/Hutang
Contoh:
Tanggal 2 Agustus 2009 perusahaan menerima pendapatan atas sewa gedung untuk
masa 1 tahun sebesar Rp. 3.000.000, ketika penerimaan pembayaran tersebut
perusahaan mencatatnya sebagai sewa diterima dimuka
Analisis:
Pencatatan di neraca saldo adalah sewa diterima dimuka, dicatat sebagai hutang
atau pendekatan neraca, Hutang, H-> Habis, nilai pendapatan yang habis/sudah
menjadi pendapatan perusahaan dalam hal ini bulan Agustus sampai dengan 31
Desember yaitu 5 bulan, perhitungannya 5/12 x Rp. 3.000.000 =Rp. 1.250.000,- (5/12, 5
jumlah bulan yang habis, 12 jumlah bulan berlakunya pendapatan selama 1 tahun)
Penyesuaiannya:
Sewa diterima dimuka, Hutang posisi di kredit dipindah ke debit munculkan
pasangan akun diterima dimuka, terima =dapat, pendapatan sewa kredit, nilai yang
habis diatas.
Jurnal Penyesuaiannya:
Pendapatan Sewa Rp. 1.250.000
Sewa Diterima di Muka Rp. 1.250.000

Menyesuaikan
rugi/pendapatan.

Pendapatan

diterima

dimuka

dengan

pendekatan

laba

Kita masih pakai contoh di atas, artinya ketika tanggal 2 Agustus 2009 menerima
pendapatan sebesar Rp. 3.000.000, perusahaan mencatatnya sebagai pendekatan
sewa.
Analisisnya:
Pencatatan di neraca saldo dan penjurnalan adalah pendapatan sewa, dicatat dengan
pendekatan pendapatan/laba rugi berarti nilai yang disesuaikan adalah nilai yang
sisa yaitu dari 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Juli 2010 atau 7 bulan (12 bulan - 5
bulan = 7 bulan)
Perhitungannya 7/12 x Rp. 3.000.000 = Rp. 1.750.000 atau Rp. 3.000.000 - Rp.1.250.000
= Rp. 1.750.000
Penyesuaiannya:
Pendapatan sewa, pendapatan di kredit dipindah ke debit, munculkan akun
pasangan pendapatan, dapat= terima, sewa diterima dimuka ke kredit.
Jurnal Penyesuaiannya:
Pendapatan Sewa Rp. 1.750.000,Sewa Diterima dimuka Rp. 1.750.000,-

Kesimpulan dan Catatan
1.
Untuk mencatat jurnal penyesuaian pemakaian perlengkapan, beban dibayar
dimuka, dan pendapatan diterima dimuka memiliki persamaan yaitu dua pendekatan
pencatatan yaitu pendekatan Neraca (harta untuk perlengkapan dan beban dibayar
dimuka, hutang untuk pendapatan diterima dimuka) dan pendekatan laba rugi (Beban
untuk perlengkapan dan beban dibayar dimuka serta pendapatan untuk pendapatan
diterima dimuka)
2.
Nilai yang dimasukkan ke dalam jurnal penyesuain juga sama yaitu untuk
pendekatan Neraca adalah nilai yang habis/terpakai/yang sudah menjadi pendapatan)
sedangkan untuk pendekatan Laba rugi adalah nilai yang bersisa/masih ada/belum
menjadi pendapatan.
3.
Ayat penyesuaian yang disusun juga dengan cara memindahkan posisi saldo
awal yang semula di debit menjadi di kredit dan sebaliknya kemudian munculkan
akun baru yang merupakan pasangan dari akun tang bersangkutan.
4.
Untuk menentukan jumlah bulan yang habis atau tersisa, jika transaksi dicatat
tidak tepat tanggal 1 adalah jika transaksi terjadi sebelum tanggal 15 maka bulan paa
tanggal tersebut dihitung contohnya transaksi terjadi tanggal 13 April, maka nilai
yang habis adalah dari hulan april sampai dengan 31 Desember. Jika transaksi terjadi
tanggal 15 atau setelahnya jumlah hulan yang habis dihitung dari bulan berikutnya,
misalkan transaksi tanggal 18 September, maka bulan yang habis atau terpakai
dihitung dari bulan Oktober sampai dengan 31 Desember.