SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI aliran sejarah

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI
“TOKOH ADAM SMITH TEORI THE WEALTH OF NATIONS”

OLEH:
I MADE BAGUS WIDYAWAN
1515151060
KELAS : E2

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

Tokoh Adam Smith
Teori The Wealth of Nations

A. Biografi Adam Smith
John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – wafat di Edinburgh, Skotlandia,
17 Juli 1790 dalam umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang
menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku
pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta

dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu
pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat
dan pada abad 19 mulai terkenal disana.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori Moral
Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau kritik atau bentuk kapitalisme,
yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia. Karena kapitalisme laissez-faire
seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan
filosofi moral Smith, dengan fokus simpati kepada seseorang.
Ada beberapa kontroversi tentang keaslian Kemakmuran Negara Smith; beberapa orang
menyangkal hasil kerjanya hanyalah tambahan biasa kepada kerja pemikir seperti David Hume
dan Baron de Montesquieu. Dan, banyak teori-teori Smith hanya menggambarkan trend sejarah
menjauh dari mercantilisme, menuju perdagangan-bebas, yang telah berkembang selama
beberapa dekade, dan telah memiliki pengaruh yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun
begitu, buku ini mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas, dan tetap menjadi

suatu buku yang paling berpengaruh dan penting dalam bidangya sekarang ini.
Adam Smith dikenal luas dengan teori ekonomi ‘”laissez-faire” yang mengumumkan
perkumpulan di abad 18 Eropa. Smith percaya akan hak untuk mempengaruhi kemajuan
ekonomi diri sendiri dengan bebas, tanpa dikendalikan oleh perkumpulan dan/atau negara. Teori
ini sampai pada proto-industrialisasi di Eropa, dan mengubah mayoritas kawasan Eropa menjadi

daerah perdagangan bebas, membuat kemungkinan akan adanya pengusaha. Dia juga dikenal
sebagai “Bapak Ekonomi”.
Pada umur 13, Smith memasuki Universitas Glasgow, dimana dia belajar filosofi moral
dibawah”si orang yang tidak boleh dilupakan” (sebagaimana Smith memanggilnya) Francis
Hutcheson. Di sini, Smith mengembangkan keinginan kuatnya akan kebebasan, akal sehat, dan
kebebasan berpendapat. Tahun 1740 dia dianugrahi Snell exhibition dan memasuki Kampus
Balliol, Oxford, tetapi seperti William Robert Scott katakan, “Universitas Oxford dalam masanya
memberikan sedikit jika bantuan manapun yang diberikan apa yang harusnya merupakan kerja
seumur hidupnya,” dan dia meninggalkan universitas itu tahun 1746. Dalam Buku ke V dari The
Wealth of Nations, Smith berkomentar pada instruksi kualitas rendah dan aktivitas intelektual
yang berjumlah sedikit dibandingkan dengan di Skotlandia. komentarnya ditujukan pada orangorang yang dianugerahi kekayaan dari kampus-kampus Oxford dan Cambridge, dimana
membuat pemasukan dari para profesor tidak berdasarkan pada kemampuan mereka untuk
menarik murid, dan pada fakta bahwa orang-orang yang menyaru sebagai men of letters bisa
menikmati kehidupan lebih nyaman dari mentri di Church of England.
B. Teori The Wealth Of Nations
Adam smith adalah ahli ekonomi Inggris, mengatakan teori dalam bukunya An Inquiry into the
nature and causes of the wealth of the nations. Buku ini lebih dikenal dengan judul the wealth of
nations (kemakmuran suatu Negara). Adam smith ialah tokoh ekonomi yang mempelopori
pemberlakuan semboyan laisser fairer laisser passer (ekonomi bebas), yaitu system
perekonomian yang bebas dari campur tangan pemerintah. Kekuatan yang mengatur

perekonomian ialah mekanisme harga. Pendapat adam smith di tuangkan dalam teori yang
disebut the invisible hands (teori tangan-tangan gaib).
Menurut adam smith, suatu Negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi tercermin pada
pertumbuhan output yang dihasilkan. Pertumbuhan output yang dihasilkan bergantung pada
pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, suatu Negara yang mengalami pertumbuhan
ekonomu ditandai dua faktor yang saling berkaitan yaitu :
– Pertumbuhan penduduk
– Pertumbuhan output total
Pertumbuhan penduduk dianggap sebagai faktor pasif, sedangkan pertumbuhan output dianggap
sebagai penentu pertumbuhan atau faktor aktif. Tingkat pertumbuhan yang dicapai dipengaruhi
oleh tiga komponen, yaitu :
a. Sumber-sumber alam
b. Tegana kerja (pertumbuhan penduduk)

c. Jumlah persediaan barang modal
Sumber-sumber alam yang dimiliki suatu Negara menentukan tingkat pertumbuhan output
karena sumber daya alam menentukan batas maksimum output (jika sudah mencapai tingkat
penggunaan penuh atau full employment). Penggunaan sumber daya alam akan mencapai
maksimum dan pencapaian peningkatan output apabila dikerjakan oleh tenaga kerja yang
memiliki tingkat spesialisasi kerja yang baik dan didukung faktor barangmodal yang memadai.

Adam Smith : Teori Ekonomi Klasik vs Neoklasik
Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market capitalist, kebijksanaan
laissez-faire sekaligus merupakan Bapak ekonomi modern. An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations, atau yang biasa disingkat “The Wealth of Nation” adalah buku
terkenal oleh Adam Smith yang berisi tentang ide-ide ekonomi yang sekarang dikenal sebagai
ekonomi klasik. Inspirasi dari buku ini tidak lain berasal dari gurunya sewaktu menuntut ilmu di
Universitas Glasgow yakni Francis Hutcheson dan teman kuliahnya David Hume (Becker, 2007).
Tulisan Smith juga terdiri dari penjelasan menyeluruh megenai berbagai tulisan merkantilis dan
fisokrat yang disentiskannya dengan baik menjadi satu bahan kajian ekonomi.Perbedaan
pendapat antaara Smith dan kamu merkantilis salah satunya mengenai faktor yang menentukan
kemakmuran, dimana kaum merkantilis percaya bahwa alamlah yang menentukan tingkat
kemakmuran.Sedangkan menurut Smith, penentuan tingkat kemakmuran adalah kemampuan
manusia sendiri sebagai faktor produksi. Pembahasan Smith lebih banyak bersifat mikro dengan
penekanan pada penentuan harga yang dilakukan dengan pendekakatan deduktif beserta dengan
penjelasan historisnya. Smith berpandangan optimis tentang masa depan dunia. Fokus utamanya
adalah peningkatan individu melalui kesederhanaan dan prilaku yang baik, menabung dan
berinvestasi, perdagangan dan divisi kerja, pendidikan dan pembentukan kapital, serta
pembuatan teknologi baru.Beliau lebih tertarik untuk meningkatkan kemakmuran ketimbang
membagi-bagi kemakmuran (Becker, 2007).
Seperti yang telah kita ketahui, pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang

filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan
pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan.Sistem ini merupakan sekumpulan kebijakan
ekonomi yang juga merujuk kepada pemikiran bapak ekonomi Kapitalis Adam Smith. Ruh
pemikiran ekonomi Adam Smith adalah perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan
pemerintah. Model pemikiran Adam Smith ini disebut Laissez Faire yang berasal dari bahasa
Perancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat di abad ke 18 sebagai bentuk
perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan. Laissez-faire menjadi sinonim
untuk ekonomi pasar bebasyang ketat selama awal dan pertengahan abad ke-19 (Skousen, 2005).
Secara umum,istilah ini dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan
adanyacampur tangan pemerintah dalam perekonomian. “ In economics, Laissez-faire means
allowing industry to be free of government restriction, especially restrictions in the formof tariffs
and government monopolies.” Adam Smith memandang produksi dan perdagangan sebagai
kunci untuk membuka kemakmuran.Agar produksi dan perdagangan maksimal dan
menghasilkan kekayaan universal, Smith menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan
ekonomi kepada rakyat dalam bingkai perdagangan bebas baik dalam ruang lingkup domestik

maupun internasional (Skousen, 2005).
Dalam bukunya The Wealth of Nations, Smith juga mendukung prinsip “kebebasan alamiah”,
yakni setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya tanpa
campur tangan pemerintah. Ini mengandung pengertian negara tidak boleh campur tangan dalam

perpindahan dan perputaran aliran modal, uang, barang, dan tenaga kerja.Lebih lanjut, Smith
juga sependapat bahwa pada dasarnya tindak laku manusia berasal pada kepentingan sendiri
(self-interest) bukan belas kasian ataupun perikemanusiaan (Deliarnov, 2010).Meskipun
terdengar kurang baik, hal ini bukan berarti kita tidak dapat berhubungan dengan sesama
manusia, kita tetap bisa menjalankan bisnis dengan manusia.Namun, perlu dingat bahwa manusia
melakukan segala sesuatunya berdasar pada “self-interest” manusia itu sendiri. Dalam
pembagian kerja, Smith menyimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja akan lebih maksimal
apabila dilakukan pembagian kerja (division of labor) . Yang artinya pembagian melalui
spesialisasi perorangan yang melakukan produksi akan menghasilkan output yang lebih baik dan
lebih efisien. Smith juga menjelaskan dengan menggunakan teknologi-teknologi baru dalam
sistem produksi akan meningkatkan hasil produksi pula. Maka dari itu, Smith percaya pada
kekuatan investasi dalam pembelian atau penggunaan teknologi.
Berbicara mengenai arti nilai dalam ekonomi, Smith mengidentifikasikan barang memiliki dua
nilai yakni nilai guna (value in use) dan nilai tukar (value in exchange). Nilai tukar barang akan
ditentukan oleh jumlah tenaga (labor) yang diperlukan salam menghasilkan barang tersebut,
sedangkan nilai guna adalah nilai kegunaan atau fungsi barang itu sendiri (Deliarnov, 2010).
Contoh nilai tukar barang dapat dilihat dari tingkat keterampilan ataupun lama waktu yang
digunakan dalam proses pembuatan barang yang nantinya dipakan dalam menentukan harga.
Menurut Smith, hubungan antara nilai tukar dan nilai guna bersifat relatif. Hal ini terlihat dari
perumpamaan air dan intan yang ia jelaskan sebagai contoh kasus dimana air yang notabene

memiliki nilai guna lebih tinggi, tidak memiliki harga yang lebih tinggi pula dibandingkan intan
yang sebenarnya tidak memiliki nilai guna. Teori nilai Smith sebenarnya merupakan salah satu
kelemahan dari teori klasik yang tidak mengedepankan nilai utilitas, namun persoalan paradoks
ini selanjutnya mampu dipecahkan oleh murid Smith yakni Alfred Marshall (Deliarnov, 2010).
Perbedaan utama mengenai teori ekonomi klasik dan neoklasik dapat dilihat dari konsep utility.
Dalam ekonomi klasik, utility tidak menjadi kajian dalam pelbagai teori yang dibawa olehnya
baik dari segi nilai, labor ataupun pertumbuhan. Dalam teori klasik, nilai kesetimbangan lah yang
menjadi patokan harga dibandingkan nilai-nilai penawaran dan permintaan (supply and
demand).Sedangkan dalam neoklasik, nilai keperluan menjadi prioritas utama disamping nilai
kesetimbangan yang juga digunakan dalam mengontrol supply and demand (Button, 2014).Dari
segi nilai (value), ekonomi klasik dan neoklasik memiliki definisi yang sangat berbeda. Dalam
teori klasik, nilai suatu barang sama dengan harga yang digunakan dalam produksi. Sedangkan
dala neoklasik, nilai suatu barang bertumpu pada fungsi supply and demand. Maka dari itu,
dalam ekonomi klasik, value bersifat inherent (tidak terpisahkan) dan dalam neoklasik value
bersifat perceived property (dirasakan). Dengan kata lain, dalam neoklasik nilai merupakan harga
sedangkan dalam neoklasik nilai berarti keperluan. Hal ini selanjutnya menjadi permasalahan
baru bagi ekonomi klasik dalam mendifinisikan profi dalam kegiatan ekonomi. Apabila nilai

sama dengan harga, maka darimanakah profit atau keuntungan tersebut dapat diperoleh ?hal ini
dikritik oleh para kaum neoklasik yang mendifinisikan profit sebagai kelebihan dari pendapatan

diatas biaya atau ongkos. Jadi, jika penawaran dan permintaan untuk hasil barang dengan harga
lebih tinggi dari tenaga kerja dan modal yang masuk ke dalam biaya produksi, maka barang dan
komponennya hanya memiliki harga keseimbangan juga berbeda (Button, 2014).
Selanjutnya, dari segi rasionalitas neoklasiklah yang cenderung menekankan nilai-nilai
ini.Dalam neoklasik, individu memiliki pilihan rasional yang menjadi acuan dalam perilaku jual
beli, dimana individu cenderung untuk memaksimalkan keperluan mereka dan perusahaan
berusaha untuk memaksimalkan keuntungan.Sedangkan dalam teori klasik, tidak ada perbedaan
antara perusahaan dan individu mengenai prinsip rasionalitas. Yang ada hanya tingkat
pendapatan keuntungan yang sama antara perusahaan dan pekerja (salah satu keuntungan
ekonomi yang dikarenakan invisible hand dalam pasar bebas). Terakhir adalah mengenai konsep
keseimbangan. Bagi ekonomi klasik, keseimbangan (equilibrium) dapat dicapai apabila tabungan
sama dengan investasi, sedangkan bagi neoklasik keseimbangan terjadi dalam titik pertemuan
antara kurva penawaran dan permintaan. Hal ini merupakan perbedaan yang paling fundemantal
antar ekonomi klasik dan neoklasik, karena keduanya menggunakan komponen unsuryang
berbeda (Button, 2014).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Adam Smith sebagai Bapak ekonomi modern
dengan teori klasiknya memiliki pandangan-pandangan baru yang pada masanya merupakan
tahap awal revolusi industri.Pembahasannya terentang dari teori ongkos produksi, upah, laba,
sewa, serta teori pembangunan yang turut memperhitungkan nilai pembagian kerja dan
akumulasi modal. Landasan pandangan ekonomi kalsik adalah kepentingan pribadi (self-interest)

dengan kemerdekan alamiah, sehingga setiap orang dengan tepat mengetahui apa yang perlu dan
menguntungkan bagi dirinya. Bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham
sebelumnya, teori Smith cenderung lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan bersifat lebih umum
dengan banyak membicarakan mengenai kekayaan.Beliau juga menantang pandangan kaum
Merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan itu terdiri dari uang dan logam-logam mulia.
Menurut Smith, perdagangan internasional bukan semata-mata untuk mendapatkan logam-logam
mulia tetapi untuk pertukaran komoditi yang diperlukan, memperluas pasar dan hal ini yang akan
meningkatkan pembagian kerja. Mengenai perbedaanya dengan neoklasik, penulis berpendapat
bahwa teori klasikyang diusung oleh Smith memiliki banyak kekurangan yang belum bisa
dijelaskan dari sisi rasionalitas seperti halnya yang telah disempurnakan oleh neoklasik. Definisi
mengenai keperluan, penawaran dan permintaan seharusnya juga diperhitungkan oleh teori
kalsikdalam mencapai keuntungan yang diinginkan seperti halnya masalah paradoks mengenai
air dan intan yang belum bisa dijelaskan dengan baik oleh teori klasik.

DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/2015/11/21/teori-the-wealth-of-nations-oleh-adam-smith/

(diakses pada tanggal 2 november 2016 pukul 10.54 wita)