reformasi dan pengembangan pendidikan abstrak.doc

REFORMASI PENDIDIKAN MENURUT MOCH. IDOCHI ANWAR
Oleh: Herdayati, S.Pd dan Syahrial, S.Th.I

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pembahasan
reformasi pendidikan menurut Moch. Idochi Anwar. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, bahwa pada pertengahan tahun 1998 telah terjadi
reformasi di negara Indonesia berdampak juga pada sistem pendidikan dengan
mengedepankan konsep desentralisasi dan mutu/proses pendidikan..
A.

Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu upaya sadar untuk menciptakan manusia

yang seutuhnya yang dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Pendidikan berguna untuk membentuk pribadi yang berkarakter tangguh,
berbudi pekerti, mandiri, dan berpengetahuan yang dilakukan secara terus-menerus
dan berlangsung seumur hidup (long life learner).
Pendidikan juga merupakan suatu cara strategis untk meningkatkan
kualitas suatu bangsa, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa
dapat ditandai dan diukur dari kemajuan pendidikannya. 1 Kemajuan beberapa negara
didunia tidak terlepas dari kemajuan yang dimulai dan dicapai dari pendidikannya.

Saat ini mutu pendidikan di Indonesia kurang memuaskan banyak pihak,
sehingga

perlu

adanya

upaya

untuk

meningkatkan

kualitas

pendidikan.

Pengembangan mutu pendidikan terletak pada efektifitas belajar-mengajar dan
sumber daya pendidik seperti guru yag bermutu, dana yang memadai, serta fasilitas
dan infrastruktur yang memadai pula.

pada pertengahan tahun 1998 telah terjadi reformasi di negara Indonesia,
yang pada dasarnya bersifat untuk mengejar kebebasan. Demonstrasi-demonstrasi
sering terjadi untuk menuntut hak dan keadilan. Reformasi ini pun turut berdampak
pada sistem pendidikan, yang didahului oleh perubahan Undang-Undang Pendidikan
1

Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan
(Teori, Konsep, dan Isu), Alfabeta, Bandung, 2004, h. 40 - 41

1

yang menghendaki paradigma sentralistik bergeser menjadi paradigma desentralistik
pada sistem pendidikan.2
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang disentralisasikan yang
berkaitan erat dengan filosofi otonomi daerah. Secara esensial filosofis otonomi
daerah adalah pemberdayaan dan kemandirian daerah menuju kematangan dan
kualitas

masyarakat


yang

dicita-citakan.

Melalui

pendidikan

diharapkan

pemberdayaan, kematangan dan kemandirian serta mutu bangsa secara menyeluruh
dapat terwujud. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan
melakukan

reformasi

pendidikan,

untuk


memperbaiki

sistem

pendidikan

persekolahan agar dapat menjawab tantangan nasional, regional, dan global yang
berada dihadapan kita.
Salah satu pendekatan yang dipilah di era desentralisasi sebagai
alternatif peningkatan kualitas pendidikan persekolahan adalah pemberian otonomi
yang luas di tingkat sekolah serta partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional. Pendekatan tersebut dikenal dengan Manajemen
Pendidikan Berbasis Sekolah (MPBS) atau School Basic Management. MBS adalah
salah satu bentuk restrukturisasi sekolah dengan merubah sistem sekolah dalam
melakukan kegiatannya. Untuk memberdayakan peranan sekolah dan masyarakat
dalam mendukung pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.3
globalisasi

konsep


dan

karakteristik:

pemindahan,

adaptasi,

pengembangan nilai, ilmu pengetahuan, teknologi dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat, negara maupun di belahan dunia.
Maka

dari

itu,

dunia

pendidikan


perlu

direformasi

dengan

mengedepankan desentralisasi pendidikan dan mutu proses pendidikan yang menjadi
permasalahan, agar tidak terjadi kendala yang berarti.

2

Ibid., h. 39
Zainuddin, Reformasi Pendidikan : Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis
Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, h. 60 - 62
3

2

B.


Pembahasan
1. Definisi Operasional
Untuk mengetahui mengenai permasalahan diatas, yaitu apa itu

reformasi pendidikan, konsep desentralisasi, dan mutu proses pendidikan. Terlebih
dahulu mengetahui arti dasar dari: reformasi dan pendidikan, konsep dan
desentralisasi, serta mutu, proses pendidikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan satu persatu artinya
sebagai berikut :
a. Reformasi dan Pendidikan
Reformasi Mengandung pengertian reformasi berarti perubahan radikal untuk
perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau
agama.4
Sedangkan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara mendidik.5
b. Konsep dan Desentralisasi
Konsep mempunyai pengertian : 1) rancangan atau buram surat, dan
sebagainya; 2) ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa kongkret;
3) gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa,

yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.6
Sedangkan desentralisasi adalah 1) tata pemerintahan yang lebih banyak
memberikan kekuasaan kepada pemerintah daerah; 2) penyerahan sebagian
wewenang pimpinan kepada bawahan.7
Dengan kata lain desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah
4

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h. 735
Ibid., h. 204
6
Ibid., h. 456
7
Ibid., h. 201
5

3

taangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.8

c. Mutu dan Proses
Pengertian mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdiri dari empat arti
yatu :
1. Mutu : a) terdiam karena sedih (sangat menyesal, dan sebagainya); 2)
sedih (tentang suasana hati);
2. Mutu : terjepit, dalam keadaan sulit (tentang posisi raja dalam permainan
catur);
3. Mutu : Mutiara; dan
4. Mutu : a) Ukuran ketulenan emas; b) (ukuran) baik buruk suatu benda;
kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya);
kualitas.9
Sedangkan proses berarti : 1) runtunan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu; 2) rangkaian tindakan pembuatan atau pengolahan
yang menghasilkan produk; dan 3) perkara dalam pengadilan.10
Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa reformasi pendidikan
merupakan upaya perbaikan pada bidang pendidikan dalam rangka proses
pengubahan perilaku dan pendewasaan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan dengan melalui penerapan konsep desentralisasi agar proses pendidikan
dapat bermutu (berkualitas).
2. Reformasi Pendidikan, Konsep Desentralisasi, dan Mutu Proses

Pendidikan Menurut Moch. Idochi Anwar
Dalam

buku

Administrasi

Pendidikan

dan

Manajemen

Biaya

Pendidikan (Teori, Konsep, dan Isu), hasil karya Moch. Idochi Anwar, Reformasi
8

Wikipedia Bahasa Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Desentralisasi, tanggal 15


9

Op.Cit., h. 467
Ibid., h. 703

Maret 2016
10

4

pendidikan memiliki implikasi luas di satuan pendidikan. Salah satu diantara
implikasi itu ialah aspek budaya kerja pelaksana pendidikan, dan menunggu petunjuk
atasan menjadi inisiatif dan keswadayaan. Ini berarti bahwa desentralisasi pendidikan
membutuhkan iklim budaya pendukung tumbuhnya kreativitas individual para
pelaksana pendidikan terutama guru dan kepala sekolah.
Dalam konsep desentralisasi di mana penyerahan kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.11
Desentralisasi pendidikan adalah sistem manajemen untuk mewujudkan
pembangunan pendidikan yang kekhasan karakteristik dan potensi antar daerah,
karena daerah lebih mengetahui kondisi, permasalahan, dan aspirasinya sehingga
seharusnya ia mampu menyusun rencana, merumuskan kebijakan, mengambil
keputusan dan langkah-langkahnya.
Meskipun begitu, desentralisasi pendidikan tidak berarti menciutkan
subtansi pendidikan menjadi bersifat lokal, sempit dan berorientasi primordial yang
dapat menumbuhkan sentimen kedaerahan. Dengan kata lain, desentralisasi
pendidikan diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas
kepada daerah untuk merencanakan dan mengambil keputusan sendiri dalam
mengatasi permasalahan bidang pendidikan, namun tetap mengacu kepada tujuan
pendidikan nasional.
Dalam pengertian ini, desentralisasi pendidikan akan mendorong
terciptanya kemandirian dan rasa percaya yang tinggi pemerintah daerah, yang pada
gilirannya akan berlomba meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat di
daerahnya sendiri. Persaingan sehat dan kerjasama antar daerah tentunya akan terus
tumbuh dalam suasana keterbukaan komunikasi antar daerah yang dijiwai oleh
semangat persatuan dan kesatuan dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional
11

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Bab I Pasal 1 ayat

7

5

yang bercirikan keragaman kedaerahan. Dalam pada itu, pemerintah pusat
memainkan peranan yang sangat menentukan untuk memberikan perimbangan
kepada daerah yang memiliki sumber daya terbatas. Dengan mekanisme
penyelenggaraan pendidikan, pelayanan pendidikan diharapkan lebih efisien dan
efektif, karena daerah tidak bergantung atau menunggu kebijakan pusat untuk
keperluan daerahnya.
Dengan adanya desentralisasi maka muncullah otonomi bagi suatu
pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah isitilah dalam keorganisasian
yang secara sederhana didefinisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam
kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia menyebabkan perubahan paradigm
pemerintahan Indonesia, sebab otonomi daerah merupakan kewenangan suatu daerah
untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur
tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi dengan adanya desentralisasi, maka
akan berdampak positif pada pengembangan daerah-daerah yang tertinggal, agar
daerah tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan
nasional.
Dari paparan tersebut, tergambarlah bahwa dengan adanya desentralisasi
pendidikan akan terjadi reformasi pendidikan sehingga akan terwujud suatu proses
mutu pendidikan. Menurut Moch. Idochi Anwar, mutu proses pendidikan sebagai
suatu konsep, mutu seringkali ditafsirkan dengan beragam defenisi, bergantung
kepada pihak dan sudut pandang mana konsep itu dipersepsikan. Dengan demikian,
arti mutu pendidikan ini berkenaan dengan apa yang dihasilkan dan siapa pemakai
pendidikan. Pengertian tersebut merujuk kepada nilai tambah yang diberikan oleh
pendidikan, dan pihak-pihak yang memproses serta menikmati hasil-hasil pendidikan.
Keragaman cara pandang mengenai mutu pendidikan ada dua pendekatan :
a. Pendekatan ekonomi yaitu mendasarkan atau mendeskripsikan diri mengenai
relevasi pendidikan dengan dunia kerja.

6

b. Pendekatan nilai-intrinsik pendidikan yaitu yang diekspresikan dalam ukuranukuran sikap, kepribadian, dan kemampuan intelektual yang sesuai dengan
harapan dan tujuan pendidikan nasional.
Pemahaman atas mutu proses pendidkan perlu dibenahi oleh pengertian
proses yaitu yang merujuk kepada kegiatan penanganan transformasi masukanmasukan melalui subsistem pemrosesan menjadi keluaran, serta hasil-hasil yang
berasal dari masukan dan tindakan berikutnya melalui umpan balik dan evaluasi
keluaran yang meliputi tiga subsistem :
a. Subsistem tindakan kerja, yaitu komponen organisasi yang menentukan
ukuran kemampuan sistem dalam melaksanakan apa yang seharusnya yang
dikerjakan.
b. Subsistem komunikasi, yang berfungsi memproses dan memberikan informasi
yang memadai mengenai seluruh tahapan tindakan sistem dan subsistem.
c. Subsistem monitoring adalah kontrol sistem terhadap kegiatan dan
akuntabilitas subsistem-subsistem dalam hubungan sinergis di seluruh
sistem.12
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai bentuk reformasi
pendidikan. Adanya pergeseran wewenang tugas dan tanggunga jawab dalam
pendidikan, menyebabkan terjadinya perubahan pendidikan didaerah otonomi yang
difokuskan pada manajemen berbasis sekolah dimana sekolah memiliki wewenang
yang lebih besar dalam pengelolaan lembaganya. Pengambilan keputusan dilakukan
secara partisipatif. Dengan partisipasi masyarakat yang semakin besar, sekolah lebih
luwes dalam mengelola lembaganya. Pendekatan profesionalisme lebih diutamakan
daripada pendekatan birokrasi, pengelolaan sekolah lebih desentrsalistik, dan
perubahan sekolah lebih diodorong oleh motivasi sekolah itu sendiri daripada diatur
dari luar sekolah, regulasi pendidikan lebih sederhana, peranan pusat lebih bergeser
dari mengontrol menjadi mempengaruhi, dan dari mengarahkan ke memfasilitasi, dari
12

Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan
(Teori, Konsep, dan Isu), Alfabeta, Bandung, 2004, h. 55 - 66

7

menghindari resiko menjadi mengolah resiko, penggunaan uang lebih efisien karena
sisa anggaran tahun sebelumnya dapat digunakan untuk anggaran tahun depan, lebih
mengutamakan teamwork, struktur organisasi lebih datar sehingga lebih efisien.
Manajemen berbasis sekolah yaitu manajemen yang memberikan
otonomi berupa kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah,
memberikan fleksibilitas kepada sekolah, untuk mengelola sumberdaya sekolah dan
mendorong sekolah meningkatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan mutu sekolah.
Adapun urusan-urusan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab
sekolah dalam kerangka manajemen berbasis sekolah yang juga merupakan bentuk
reformasi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan menurut Syaiful
Sagala, yaitu :
1) Proses belajar mengajar
Sekolah diberi kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik
pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan kondisi nyata
sumber daya yang tersedia.
2) Perencanaan dan evaluasi program sekolah
Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan, dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah, serta melakukan evaluasi baik internal maupun
eksternal.
3) Pengelolaan kurikulum
Sekolah diberi kewenangan dalam mengelola kurikulum, namun tidak
mengurangi isi dari kurikulum yang telah secara nasional.
4) Pengelolaan ketenagaan
Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisis kebutuhan perencanaan,
rekrutmen, pengembangan, penghargaan dan sanksi, hubungan kerja hingga
evaluasi kinerja.
5) Pengelolaan peralatan dan perlengkapan
Seharusnya pengelolaan fasilitas dilakukan oleh sekolah hal ini didasari oleh
kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui kebutuhannya.
6) Pengelolaan Keuangan
Pengalokasian dan pengelolaan keuangan sudah sepantasnya dilakukan oleh
sekolah. Sekolah juga diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang mendatangkan penghasilan sehingga tidak bergantung pada pemerintah.
7) Pelayanan siswa

8

Pelayanan ini dimulai dari penerimaan siswa baru, pengembangan,
pembinaan, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah atau
memasuki dunia kerja.
8) Hubungan sekolah dan masyarakat
Esensi hubungan sekolah dan masyarakat yaitu untuk meningkatkan
kepedulian, keterlibatan, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat baik
dukungan moral dan financial yang telah didesentralisasikan.13

C.

Penutup
Adapun yang menjadi simpulan dari paper yang berjudul “Reformasi

Pendidikan Menurut Moch. Idochi Anwar” sebagai berikut :
a. Reformasi pendidikan merupakan upaya perbaikan pada bidang pendidikan
dalam rangka proses pengubahan perilaku dan pendewasaan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan dengan melalui penerapan konsep
desentralisasi agar proses pendidikan dapat bermutu (berkualitas).
b. desentralisasi pendidikan diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan dan
wewenang yang lebih luas kepada daerah untuk merencanakan dan
mengambil keputusan sendiri dalam mengatasi permasalahan bidang
pendidikan, namun tetap mengacu kepada tujuan pendidikan nasional.
c. mutu proses pendidikan sebagai suatu konsep, mutu seringkali ditafsirkan
dengan beragam defenisi, bergantung kepada pihak dan sudut pandang mana
konsep itu dipersepsikan.
d. Menurut Moch. Idochi Anwar, Reformasi Pendidikan, konsep desentralisasi,
mutu proses pendidikan merupakan suatu konsep dan teori yang tercipta
melalui pemikiran yang mendalam untuk merubah dunia pendidikan untuk
menjadi lebih berkualitas.
e. Salah satu metode yang digunakan dalam reformasi pendidikan adalah MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah).
13

Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Alfabeta, Bandung, 2007, h. 164

9

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan
(Teori, Konsep, dan Isu), Alfabeta, Bandung, 2004
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Alfabeta,
Bandung, 2007
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Wikipedia Bahasa Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Desentralisasi, tanggal 15
Maret 2016
Zainuddin, Reformasi Pendidikan : Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis
Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008

10