S SOS 1101003 Chapter5

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bagian ini akan memaparkan simpulan dan rekomendasi penelitian yang
dirumuskan berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada
Bab IV.
5.1

Simpulan
Seni Ngarak Posong merupakan salah satu kearifan lokal yaitu suatu

bentuk kegiatan masyarakat pedesaan dan merupakan salah satu hasil kebudayaan
yang dimiliki serta dikembangkan oleh masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur
Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Seni Ngarak Posong merupakan
representasi dari kebiasaan masyarakat itu sendiri yang senang memanfaatkan apa
yang telah alam sediakan sebagai ungkapan rasa syukur telah memenuhi salah
satu kebutuhan hidup masyarakat setempat. Seni Ngarak Posong juga merupakan
semacam seni konvensional pengembangan dari seni-seni tradisi yang ada di
wilayah Kecamatan Cibeber yang mulai tercipta sekitar tahun 2010. Seni Ngarak
Posong merupakan kolaborasi dari berbagai kesenian, yaitu tari jaipongan,


aransmen gending dan diwujudkan dalam bentuk seni helaran atau dalam bentuk
pawai yang dipertunjukkan di jalan raya dengan cara berjalan beriringan dan
menempuh jarak tertentu. Maksud atau tujuan utama seni Ngarak Posong yaitu
sebagai ajang promosi terhadap adanya kuliner olahan belut yang memang
menjadi ciri khas Kecamatan Cibeber. Proses mempertahankan eksistensi seni
Ngarak Posong terbukti dalam sejarah perjalanan seni Ngarak Posong dari awal

diciptakan hingga saat ini (terlibat dalam berbagai kegiatan seperti juara ketiga
pada acara festival helaran di tingkat Jawa Barat, selalu tampil pada saat acara
pawai hari jadi Cianjur, acara ulang tahun Kota Sukabumi, pelantikan Bupati
Purwakarta, lomba festival Kemilau Nusantara di Gedung Sate Bandung, festival
ASEAN, dua tahun berturut-turut ikut memeriahkan acara Cap Gomeh di Cianjur,
mengikuti acara pagelaran Cisolok Festival Seni, Budaya, dan Pariwisata 2015 di objek
wisata pantai pada tanggal 14 Februari 2015, pertunjukan kali ini berbeda dari

biasanya karena tampil di malam hari, sehingga properti posong pun
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI
MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


130

menggunakan lampu-lampu hias, dan penampilan pertunjukan seni Ngarak
Posong serta penjualan olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) di CFD (Car Free
Day) Cianjur pada tanggal 08 Maret 2015). Para pelaku seni Ngarak Posong

berusaha mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong karena memang pada
dasarnya seni Ngarak Posong itu sendiri mengandung nilai-nilai yang sangat
bermanfaat seperti perwujudan identitas atau icon daerah, menumbuhkan rasa
cinta tanah air, memperkenalkan posong sebagai alat yang ramah lingkungan.
Nilai pendidikan seperti keterampilan dan kepribadian dalam bertutur kata dan
bersikap ketika berhadapan dengan orang lain. Nilai estetika seperti keserasian
tari, harmonisasi musik, dan juga visualisasi properti yang beraneka macam
bentuk dan ukuran serta kostum sesuai tema. Nilai budaya seperti pengembangan
tradisi, warisan nilai budaya sejak zaman dahulu. Jadi dengan kata lain, proses
mewariskan nilai-nilai yang terkandung dalam seni Ngarak Posong ini yaitu
dengan menyelenggarakan pelatihan, rekruitmen yang berkelanjutan, pementasanpementasan dalam berbagai level kegiatan sebagai ajang promosi kepada generasi
muda dalam memperkenalkan seni Ngarak Posong itu sendiri. Dengan adanya
proses tersebut, maka seni Ngarak Posong semakin eksis dan tentunya

berpengaruh terhadap sosioekonomi masyarakat setempat terutama petani,
penangkap belut, pengolah belut, pemilik home industri olahan belut, pengrajin
posong, dan sanggar Hibar.

Respon atau perhatian dari masyarakat setempat terhadap seni Ngarak
Posong sangat baik dan antusias, begitupun dengan masyarakat Cianjur yang juga

memberikan respon positif, sehingga seni Ngarak Posong ini dapat semakin
berkembang. Respon atau perhatian dari masyarakat setempat sangat baik karena
memang seni Ngarak Posong ini digemari oleh masyarakat yang masih sangat
menyukai pagelaran-pagelaran seni tradisi Jaipong, Pencak Silat, Calung, dan lain
sebagainya. Namun demikian, bentuk perhatian masyarakat masih sebatas
menikmati pertunjukan dan mendaftarkan putra-putrinya ke sanggar dengan
tujuan agar putra-putrinya dapat memperoleh keterampilan serta dapat ikut serta
dalam kegiatan pawai seni Ngarak Posong dan sampai saat ini belum dapat
memberikan bantuan materil. Selain dari pada itu, tak dapat dipungkuri pula
bahwa eksistensi seni Ngarak Posong ini berpengaruh pada sosioekonomi
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI
MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

131

masyarakat setempat yang memang menjadi tujuan utama diciptakannya seni
Ngarak Posong yaitu sebagai ajang promosi terhadap adanya kuliner olahan belut

yang memang menjadi ciri khas Kecamatan Cibeber yang juga merupakan mata
pencaharian masyarakat setempat yang mayoritas bekerja sebagai petani,
penangkap belut, pengolah belut, pemilik home industri olahan belut, pengrajin
posong, dan pelaku seni di sanggar Hibar.

Kendala dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong
sebetulnya kendala utamanya adalah anggaran dan modal karena memang
kesenian itu sifatnya hiburan dan hanya mengisi even-even tertentu dan karena
modal yang harus dikeluarkan seni Ngarak Posong untuk sekali tampil dengan
rangkaian acara yang lengkap itu mengeluarkan uang yang tidak sedikit terutama
untuk menyewa kostum, membeli posong, menyewa sound, membayar penari,
nayaga dan sebagainya yang terkait dengan seni Ngarak Posong. Sama halnya
dengan kendala yang dirasakan oleh pemilik home industri olahan belut dan

pengolah belut, pengrajin posong dan pemilik sanggar Hibar yang terkendala
modal dalam menjalankan usahanya. Oleh sebab itulah, ketika kesenian khas
daerah ini kurang mendapatkan perhatian serius, maka berimbas kepada pelaku
seni Ngarak Posong itu sendiri, sehingga tak jarang diantara pelaku seni tersebut
terjadi perdebatan masalah pemasukan dan pengeluaran untuk sekali tampil.
Solusi sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk mengatasi kendala yang
dihadapi. Oleh sebab itulah masayarakat setempat terutama pihak-pihak terkait
seni Ngarak Posong ini terus mengupayakan agar eksistensi seni Ngarak Posong
ini tidak hanya dapat dinikmati pertunjukannya tapi juga dapat memberikan
pengaruh positif terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. Namun tak dapat
dipungkiri solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi tersebut tidak
hanya bisa dilakukan oleh pihak-pihak terkait seni Ngarak Posong seperti pelaku
seni, pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut, pengrajin posong,
dan pemilik sanggar seni Ngarak Posong saja tapi juga pihak-pihak lain. Upaya
yang paling utama yaitu dengan mengeluarkan modal sendiri. Informan dan
peneliti skripsi ini pun berencana, pertama yaitu mencari link baik itu pihak
Disbudpar Kabupaten Cianjur untuk legalitas, wartawan Cianjur untuk ekspose,
ketua pelaksana pameran pendidikan di Cianjur, dosen atau pejabat UPI yang
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI

MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

mungkin bisa membantu. Kedua yaitu tampil di CFD (Car Free Day) Cianjur
dengan menjual olahan belut dari Bapak Asep dan untuk menarik pengunjung,
akan diadakan atraksi pertunjukan hiburan yang bertemakan posong. Posongnya
pun bahkan bisa dijadikan komoditas, karena mengapa tidak menjual olahan belut
yang dimasukan ke dalam posong dan memakai label yang telah terlaksana pada
tanggal 08 Maret 2015.

5.2

Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yakni dengan judul

penelitian “Eksistensi Seni Ngarak Posong dan Pengaruhnya terhadap
Sosioekonomi Masyarakat (Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur
Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)”. Peneliti memberikan rekomendasi/saran

sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Pelaku Seni, Pemilik Home Industri Olahan Belut dan Pengolah
Belut, Pengrajin Posong, dan Pemilik Sanggar Hibar
Seni Ngarak Posong ini merupakan kesenian milik bersama dan telah
menjadi kebanggaaan masyarakat Kecamatan Cibeber, maka sudah seharusnya
masyarakat setempat terutama pelaku seni, pemilik home industri olahan belut
dan pengolah belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar Hibar untuk
bekerjasama dalam melestarikan dan mengembangkan seni Ngarak Posong ini,
jangan sampai ada pihak yang merasa dirugikan atas sifat egois dan etnosentris
semata. Karena pada dasarnya:
a. “tidak akan ada seni Ngarak Posong jika tidak ada pencipta dan pelaku
seninya”;
b. “tidak akan ada posong jika tidak ada pengrajinnya”;
c. “tidak akan tercetus ide terciptanya seni Ngarak Posong jika tidak ada
olahan belut hasil tangkapan para petani menggunakan posong”
d. “tidak akan ada olahan belut khas daerah setempat jika tidak ada home
industri pengolah belutnya”

e. “tidak akan ada home industri jika tidak ada petani dan pengolah

belutnya”.
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI
MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

133

5.2.2 Bagi Pemerintah Daerah
Seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kesenian khas daerah yang
telah mampu menjadi identitas masyarakat, khususnya masyarakat Desa
Sukaraharja dan Cihaur, umumnya seluruh masyarakat Kecamatan Cibeber
Kabupaten Cianjur. Maka dari itu, sudah selayaknya institusi-institusi terkait
khususnya Disbudpar Kabupaten Cianjur dan pemerintah daerah setempat untuk
memberikan perhatian yang serius agar semua penghargaan yang telah didapatkan
oleh seni Ngarak Posong dari mengikuti berbagai kegiatan perlombaan dan
pertunjukan ini tidak sia-sia, dan semakin diakui keberadaannya agar bisa terus
eksis serta dapat berpengaruh terhadap sosioekonomi masyarakat setempat yang
memang menjadi maksud atau tujuan seni Ngarak Posong ini diciptakan.
Rekomendasi khusus dari peneliti skripsi ini untuk pihak Disbudpar yaitu

melanjutkan realisasi yang telah dilakukan peneliti yaitu dengan memberikan
modal atau biaya kepada seni Ngarak Posong dan home industri olahan belut JSL
(Jemur Sari Lembur) untuk selalu dapat menampilkan pertunjukan seni Ngarak
Posong dan penjualan olahan belut JSL di CFD (Car Free Day) Cianjur setiap

hari minggu pagi.

5.2.3 Bagi Masyarakat Setempat
Seni Ngarak Posong ini berasal dari kebiasaan mayarakat setempat yang
mayoritas bermata pencaharian petani, penangkap belut, dan pengolah belut.
Maka dari itu, sudah seharusnya masyarakat setempat ini lebih bersemangat untuk
terus berjalan beriringan dengan eksistensi seni Ngarak Posong itu sendiri, karena
semakin eksisnya seni Ngarak Posong ini, seharusnya dapat semakin
meningkatkan sosioekonomi masyarakat setempat.

5.2.4 Bagi Pembelajaran Sosiologi
Secara teoretis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas
wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
sosiologi pada umumnya dan khususnya sosiologi ekonomi dan sosiologi


Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI
MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

134

pedesaan yang berhubungan dengan eksistensi seni tradisional khas daerah dan
pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.
5.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya
Masih banyak hal-hal yang dapat dikembangkan dalam penelitian
mengenai eksistensi seni Ngarak Posong ini, sehingga peneliti selanjutnya
diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan hasil penelitian ini yang dapat
difokuskan kepada seni, sejarah, sosial, ekonomi, budaya, tradisi, pertanian, agar
khususnya untuk seni Ngarak Posong dan home industri olahan belut JSL (Jemur
Sari Lembur) khas Cibeber Cianjur ini bisa terus berkembang dan semakin diakui
keberadaannya.

Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI

MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu