S SOS 1101003 Chapter1

(1)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia bagai mosaik yaitu negeri yang kaya akan keberagaman budaya yang didasari oleh ciri-ciri perbedaan pandangan hidup suatu masyarakat, bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dan lain sebagainya. Penghormatan

serta penghargaan atas segala bentuk keberagaman dan “perbedaan” tercermin

pada multikulturalisme yaitu sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya yang lain. Kebudayaan akan selalu mengalami perkembangan dan perubahan karena sifatnya yang dinamis, seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri.

Fenomena yang terjadi di masyarakat sudah pasti beragam, tidak pernah padam, dan akan terus berkembang, sehingga diperlukan kerjasama antara berbagai ilmu salah satunya yaitu kerjasama antara ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi yang biasa disebut sosioekonomi untuk memahami dan menjelaskan kenyataan sosial atau fenomena ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Sosioekonomi merupakan kajian tentang bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhannya atas barang dan jasa dengan menggunakan pendekatan atau perspektif analisis sosiologi. Perspektif sosiologi tentang fenomena ekonomi dapat dilihat dari dua perspektif yaitu: 1) Perspektif utilitarian yang menggunakan asumsi bahwa manusia merupakan aktor yang rasional, karena manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk mendapatkan kesenangan, kenikmatan, dan kesejahteraan serta dalam waktu yang bersamaan, manusia selalu berusaha menghindari penderitaan, hukuman, dan kesengsaraan; 2) Perspektif

embededdness (keterlekatan) yang melihat bahwa tindakan ekonomi seorang individu selalu terlekat dalam latar sosial. Sosioekonomi juga bisa dikatakan sebagai bidang studi penting sebagai salah satu alat di dalam memahami realitas dan fenomena perekonomian yang tidak hanya dapat diselesaikan oleh ilmu


(2)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekonomi saja, melainkan perlu adanya sinergitas antar-disiplin keilmuan yang semakin intens.

Sosioekonomi dapat didefinisikan dengan dua cara. Pertama,

sosioekonomi didefinisikan sebagai sebuah kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya sudah pasti terjadi interaksi sosial dengan ekonomi. Oleh karena itu, dapat dilihat bagaimana masyarakat mempengaruhi ekonomi. Begitupun sebaliknya, dapat dilihat bagaimana ekonomi mempengaruhi masyarakat. Maka sosioekonomi mengkaji masyarakat yang di dalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial dalam hubungannya dengan ekonomi. Hubungan tersebut dilihat dari sisi saling pengaruh mempengaruhi. Selanjutnya ekonomi dapat mempengaruhi masyarakat yang di dalamnya terdapat proses interaksi sosial, dapat dilihat bahwa pada dasarnya semua orang perlu mengkonsumsi pangan, sandang dan papan untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, semua orang perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, sosioekonomi didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena ekonomi. Pendekatan sosiologis adalah konsep-konsep, variabel-variabel, teori-teori, dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk di dalamnya kompleksitas aktifitas berkaitan dengan ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi. Sedangkan fenomena ekonomi adalah gejala dari cara bagaimana orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka. Salah satu fenomena ekonomi adalah ekonomi dan budaya, di mana fenomena ekonomi ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat.

Sasaran kajian sosioekonomi itu sendiri pada umumnya untuk membawa pembangunan sosioekonomi. Sosioekonomi memusatkan perhatiannya pada tiga hal yaitu pertama, analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya proses pembentukan pelaku ekonomi seperti masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur

Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang memanfaatkan seni Ngarak Posong

sebagai ajang promosi terhadap adanya kuliner/pangan khas Kecamatan Cibeber. Kedua, analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat, misalnya hubungan antara ekonomi dengan home industri, sanggar pelatihan seni Ngarak Posong, ataupun para pengrajin posong itu sendiri. Ketiga,


(3)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi masyarakat, misalnya semangat kewirausahaan masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur dalam mengolah kuliner/pangan khas daerahnya.

Seni Ngarak Posong merupakan salah satu kearifan lokal yaitu suatu bentuk kegiatan masyarakat pedesaan dan merupakan salah satu hasil kebudayaan yang dimiliki serta dikembangkan oleh masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur

Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Seni Ngarak Posong merupakan

representasi dari kebiasaan masyarakat itu sendiri yang senang memanfaatkan apa yang telah alam sediakan sebagai ungkapan rasa syukur telah memenuhi salah

satu kebutuhan hidup masyarakat setempat. Kata “Posong” berarti alat untuk

menangkap dan menyimpan belut hasil tangkapan yang terbuat dari anyaman bambu yang hingga saat ini masih digunakan oleh masyarakat setempat.

Sedangkan kata “Ngarak” (dalam bahasa Sunda) berarti membawa berkeliling.

Seni Ngarak Posong ini telah membudaya dikalangan masyarakat terutama di masyarakat setempat yang menjadi asal-muasal seni Ngarak Posong ini muncul.

Seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kebudayaan yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun dan masih tetap berjalan dalam kehidupan masyarakat setempat. Meskipun demikian, bentuk perhatian masyarakat masih sebatas mengapresiasi serta menikmati pertunjukan.

Seni Ngarak Posong ini dilestarikan dan dikembangkan oleh warga Kampung Balengbeng, Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Sebelum dikembangkannya kesenian Ngarak Posong ini awalnya di kampung tersebut merupakan tempat budidaya belut. Persawahan yang membentang di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur ini membuat sebagian besar masyarakat setempat bermata pencaharian sebagai petani dan membudidayakan belut hasil tangkapan mereka di sawah terutama ketika pasca panen padi. Hasil budidaya belut diolah menjadi makanan khas Cibeber terutama kere belut yang biasa masyarakat setempat santap dengan nasi ketan. Pemasaran kuliner/pangan khas daerah tersebut sudah merambah ke berbagai daerah di Jawa Barat dan Nasional, bahkan sudah mengekspor ke luar negeri, Karena hal tersebut, maka masyarakat setempat yang merasakan kesejahteraan


(4)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari budidaya belut, lalu berpikir untuk melestarikan seni Ngarak Posong. Semula pemilik home industri olahan belut yaitu Bapak Asep dan Bapak E. Supardi mendiskusikan untuk melestarikan kebiasaan masyarakat setempat yang dikemas dalam bentuk seni, dan akhirnya tercetuslah posong yang akan dijadikan alat untuk pertunjukan kesenian yang diharapkan dapat menjadi icon daerah Kecamatan Cibeber. Penggagas sekaligus ketua sanggar Hibar (Hiburan Barudak) yaitu Bapak E. Supardi, awalnya Bapak E. Supardi ini merekrut orang-orang yang senang kesenian di Kecamatan Cibeber, sehingga tidak ada persyaratan khusus, siapapun yang mau bergabung boleh bergabung dengan sanggar Hibar untuk diajarkan tarian seni Ngarak Posong dan dilatih oleh para pelatih yang ada di sanggar Hibar. Pormasi seni Ngarak Posong sendiri terdiri dari penari laki-laki dan perempuan, nayaga, dewi belut, ulama dan lain sebagainya. Tradisi ini di dalamnya menampilkan posong ukuran besar dan belut ukuran besar pula. Penampilan seni Ngarak Posong ini diiringi musik keseniaan khas orang Sunda seperti kecapi, gong, dan suling.

Namun demikian, kutipan atas pendapat Arga dan Nandar dari tesis yang ditulis Erdlanda (2014, hlm. 97) mengemukakan bahwa:

Perhatian pemerintah daerah terhadap seni Ngarak Posong boleh dibilang masih kurang karena memang sebagian besar masih menjurus pada arah finansial yang dalam hal pengembangannya tidak memerlukan uang sedikit. Hal itulah yang cukup memberatkan para tokoh/pelaku dalam pengembangan Ngarak Posong ini.

Selain dari pada itu, perkembangan zaman terutama dalam hal berkembangnya teknologi komunikasi, teknologi peralatan hidup, serta teknologi sandang, pangan, dan papan merupakan penyumbang terbesar terhadap perubahan suatu kebudayaan. Oleh sebab itu, kebudayaan yang dianut oleh suatu kelompok sosial terancam akan bergeser. Tak dapat ditentukan waktunya, yang pasti pergeseran ini akan menimbulkan konflik antar kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok-kelompok yang tidak menghendaki perubahan. Hal tersebut dikarenakan suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang selama ini mereka anut, dengan alasan tidak sesuai dengan zaman yang mereka hadapi saat ini.


(5)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perkembangan zaman tersebut dirasakan pula oleh masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, di mana dewasa ini masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani, kini dalam menangkap belut sebagian masyarakat sudah mulai beralih menggunakan posong yang terbuat dari bahan limbah aqua dengan alasan dapat dibuat oleh siapa saja, lebih mudah cara membuatnya dan bahan utamanya mudah didapatkan walaupun tak dapat dipungkiri penggunaan posong dari bahan bambu yang ramah lingkungan jauh lebih baik dari pada posong dari bahan limbah aqua. Meskipun kini masih ada sebagian masyarakat setempat yang tetap bertahan menggunakan posong dari bahan dasar bambu untuk menangkap belut di sawah, tapi dengan perkembangan zaman yang semakin merubah sifat manusia yang ingin serba instan dalam segala hal ini, perlu adanya kewaspadaan berbagai pihak agar kearifan lokal yang dimiliki bersama ini tidak hilang begitu saja tergerus zaman. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan perkembangan dan pelestarian seni Ngarak Posong yang memang menggunakan alat utama posong

dari bahan bambu sebagai icon Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang memang tercipta dan berakar dari kebiasaan masyarakat setempat sejak dahulu kala hingga saat ini. Meskipun sebagian masyarakat sudah mulai beralih menggunakan posong dari bahan limbah aqua, seni Ngarak Posong itu sendiri tidak akan pernah bisa tergantikan, karena keunikan dari seni Ngarak Posong ini berada pada posong dari bahan bambu yang dianyam sedemikian rupa dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Maka daripada itu, hal terpenting dalam proses perkembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Kontrol sosial sangat dibutuhkan sebagai cambuk dan tameng bagi komunitas yang menganut kebudayaan tersebut, sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat agar kebudayaan yang dirasa baik dan sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dapat terus berkembang dan tidak ditinggalkan begitu saja, karena tidak sedikit kesenian khas daerah yang sudah layu sebelum berkembang dan belum dikenal masyarakat umum karena


(6)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku penganut kesenian itu sendiri yang kurang kuat dalam melestarikan kesenian khas daerah.

Kekhawatiran dan sikap proaktif semacam itu sangat wajar, mengingat seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kesenian asli Kabupaten Cianjur setelah kesenian lainnya seperi Kacapi Suling Cianjuran, Pencak Silat, Kuda Kosong, Ngarak Pare Hade, Bedor, Pelung Manggung, Gentur Ngempur,

Nyalawena dan lain sebagainya. Bagaimana tidak membanggakan, dalam surat kabar Harian Radar Sukabumi, seni Ngarak Posong ini menjadi salah satu kesenian yang telah mengharumkan Kabupaten Cianjur dengan menjadi juara III dalam acara Kirab Seni Budaya Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012 di lapangan Merdeka Sukabumi yang bertepatan dengan HUT Kota Sukabumi. Selain itu yang lebih membanggakan adalah seni Ngarak Posong ini juga berhasil meraih juara I dalam Helaran Ulang Tahun Kota Sukabumi yang diikuti oleh berbagai kota di Jawa Barat pada bulan Juni tahun 2014.

Melihat prestasi di atas tersebut, sungguh disayangkan jika kita sampai membiarkan tanpa ada upaya melestarikan dan mengembangkan lebih baik lagi kearifan lokal masyarakat setempat yaitu seni Ngarak Posong ini. Untuk itu, pencetakan regenerasi pun sudah sepantasnya dilakukan oleh para pelaku atau pewaris kesenian tersebut, serta harus diimbangi dengan peningkatan sosioekonomi masyarakat setempat agar kearifan lokal ini dapat terus bertahan dan tak tergerus perkembangan zaman.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi seni

Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul:

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP

SOSIOEKONOMI MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah


(7)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi

masyarakat setempat?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat?

2. Bagaimanakah bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong serta pengaruhnya pada sosioekonomi masyarakat setempat?

3. Bagaimanakah kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan

eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi

sosioekonomi masyarakat setempat?

4. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

mendapatkan gambaran mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan

pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong

serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

b. Untuk mengetahui bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak

Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan

eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi


(8)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Untuk memberikan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi pada

proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat

mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoretis

Secara teoretis hasil dari penelitian ini dapat memperluas wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya, khususnya sosiologi ekonomi dan sosiologi pedesaan yang berhubungan dengan eksistensi seni dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

1.4.2 Secara Praktis

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya eksistensi seni serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

b. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah terutama

pemerintahan desa, kecamatan, dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Cianjur, serta budayawan Cianjur mengenai layak atau tidaknya seni Ngarak Posong ini menjadi kesenian yang harus diapresiasi, dijaga, dan dilestarikan. c. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat Desa Sukaraharja dan

Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur mengenai eksistensi seni

Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : Landasan Teoretis. Pada bab ini berisikan konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil dalam bidang yang dikaji; penelitian terdahulu yang


(9)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relevan dengan bidang yang diteliti; posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti; dan kerangka pemikiran. BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini berisikan: 1) Desain penelitian yang

terdiri dari pendekatan penelitian dan metode penelitian; 2) Partisipan dan tempat penelitian; 3) Pengumpulan data yang

terdiri dari observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi; 4) Analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi; 5) Uji keabsahan data yang terdiri dari uji kredibilitas (perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, dan member check), pengujian transferability, pengujian depenability, dan pengujian konfirmability.

BAB IV : Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini berisikan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai

kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan

permasalahan penelitian, serta pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V : Simpulan dan Rekomendasi. Dalam bab ini, penulis berusaha

menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.


(1)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari budidaya belut, lalu berpikir untuk melestarikan seni Ngarak Posong. Semula pemilik home industri olahan belut yaitu Bapak Asep dan Bapak E. Supardi mendiskusikan untuk melestarikan kebiasaan masyarakat setempat yang dikemas dalam bentuk seni, dan akhirnya tercetuslah posong yang akan dijadikan alat untuk pertunjukan kesenian yang diharapkan dapat menjadi icon daerah Kecamatan Cibeber. Penggagas sekaligus ketua sanggar Hibar (Hiburan Barudak) yaitu Bapak E. Supardi, awalnya Bapak E. Supardi ini merekrut orang-orang yang senang kesenian di Kecamatan Cibeber, sehingga tidak ada persyaratan khusus, siapapun yang mau bergabung boleh bergabung dengan sanggar Hibar untuk diajarkan tarian seni Ngarak Posong dan dilatih oleh para pelatih yang ada di sanggar Hibar. Pormasi seni Ngarak Posong sendiri terdiri dari penari laki-laki dan perempuan, nayaga, dewi belut, ulama dan lain sebagainya. Tradisi ini di dalamnya menampilkan posong ukuran besar dan belut ukuran besar pula. Penampilan seni Ngarak Posong ini diiringi musik keseniaan khas orang Sunda seperti kecapi, gong, dan suling.

Namun demikian, kutipan atas pendapat Arga dan Nandar dari tesis yang ditulis Erdlanda (2014, hlm. 97) mengemukakan bahwa:

Perhatian pemerintah daerah terhadap seni Ngarak Posong boleh dibilang masih kurang karena memang sebagian besar masih menjurus pada arah finansial yang dalam hal pengembangannya tidak memerlukan uang sedikit. Hal itulah yang cukup memberatkan para tokoh/pelaku dalam pengembangan Ngarak Posong ini.

Selain dari pada itu, perkembangan zaman terutama dalam hal berkembangnya teknologi komunikasi, teknologi peralatan hidup, serta teknologi sandang, pangan, dan papan merupakan penyumbang terbesar terhadap perubahan suatu kebudayaan. Oleh sebab itu, kebudayaan yang dianut oleh suatu kelompok sosial terancam akan bergeser. Tak dapat ditentukan waktunya, yang pasti pergeseran ini akan menimbulkan konflik antar kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok-kelompok yang tidak menghendaki perubahan. Hal tersebut dikarenakan suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang selama ini mereka anut, dengan alasan tidak sesuai dengan zaman yang mereka hadapi saat ini.


(2)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perkembangan zaman tersebut dirasakan pula oleh masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, di mana dewasa ini masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani, kini dalam menangkap belut sebagian masyarakat sudah mulai beralih menggunakan posong yang terbuat dari bahan limbah aqua dengan alasan dapat dibuat oleh siapa saja, lebih mudah cara membuatnya dan bahan utamanya mudah didapatkan walaupun tak dapat dipungkiri penggunaan posong dari bahan bambu yang ramah lingkungan jauh lebih baik dari pada posong dari bahan limbah aqua. Meskipun kini masih ada sebagian masyarakat setempat yang tetap bertahan menggunakan posong dari bahan dasar bambu untuk menangkap belut di sawah, tapi dengan perkembangan zaman yang semakin merubah sifat manusia yang ingin serba instan dalam segala hal ini, perlu adanya kewaspadaan berbagai pihak agar kearifan lokal yang dimiliki bersama ini tidak hilang begitu saja tergerus zaman. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan perkembangan dan pelestarian seni Ngarak Posong yang memang menggunakan alat utama posong dari bahan bambu sebagai icon Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang memang tercipta dan berakar dari kebiasaan masyarakat setempat sejak dahulu kala hingga saat ini. Meskipun sebagian masyarakat sudah mulai beralih menggunakan posong dari bahan limbah aqua, seni Ngarak Posong itu sendiri tidak akan pernah bisa tergantikan, karena keunikan dari seni Ngarak Posong ini berada pada posong dari bahan bambu yang dianyam sedemikian rupa dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Maka daripada itu, hal terpenting dalam proses perkembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Kontrol sosial sangat dibutuhkan sebagai cambuk dan tameng bagi komunitas yang menganut kebudayaan tersebut, sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat agar kebudayaan yang dirasa baik dan sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dapat terus berkembang dan tidak ditinggalkan begitu saja, karena tidak sedikit kesenian khas daerah yang sudah layu sebelum berkembang dan belum dikenal masyarakat umum karena


(3)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku penganut kesenian itu sendiri yang kurang kuat dalam melestarikan kesenian khas daerah.

Kekhawatiran dan sikap proaktif semacam itu sangat wajar, mengingat seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kesenian asli Kabupaten Cianjur setelah kesenian lainnya seperi Kacapi Suling Cianjuran, Pencak Silat, Kuda

Kosong, Ngarak Pare Hade, Bedor, Pelung Manggung, Gentur Ngempur,

Nyalawena dan lain sebagainya. Bagaimana tidak membanggakan, dalam surat kabar Harian Radar Sukabumi, seni Ngarak Posong ini menjadi salah satu kesenian yang telah mengharumkan Kabupaten Cianjur dengan menjadi juara III dalam acara Kirab Seni Budaya Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012 di lapangan Merdeka Sukabumi yang bertepatan dengan HUT Kota Sukabumi. Selain itu yang lebih membanggakan adalah seni Ngarak Posong ini juga berhasil meraih juara I dalam Helaran Ulang Tahun Kota Sukabumi yang diikuti oleh berbagai kota di Jawa Barat pada bulan Juni tahun 2014.

Melihat prestasi di atas tersebut, sungguh disayangkan jika kita sampai membiarkan tanpa ada upaya melestarikan dan mengembangkan lebih baik lagi kearifan lokal masyarakat setempat yaitu seni Ngarak Posong ini. Untuk itu, pencetakan regenerasi pun sudah sepantasnya dilakukan oleh para pelaku atau pewaris kesenian tersebut, serta harus diimbangi dengan peningkatan sosioekonomi masyarakat setempat agar kearifan lokal ini dapat terus bertahan dan tak tergerus perkembangan zaman.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul: EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah


(4)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat?

2. Bagaimanakah bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong serta pengaruhnya pada sosioekonomi masyarakat setempat?

3. Bagaimanakah kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat?

4. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

b. Untuk mengetahui bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan

eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat.


(5)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Untuk memberikan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi pada proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoretis

Secara teoretis hasil dari penelitian ini dapat memperluas wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya, khususnya sosiologi ekonomi dan sosiologi pedesaan yang berhubungan dengan eksistensi seni dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

1.4.2 Secara Praktis

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya eksistensi seni serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

b. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah terutama pemerintahan desa, kecamatan, dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Cianjur, serta budayawan Cianjur mengenai layak atau tidaknya seni Ngarak Posong ini menjadi kesenian yang harus diapresiasi, dijaga, dan dilestarikan. c. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat Desa Sukaraharja dan

Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : Landasan Teoretis. Pada bab ini berisikan konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil dalam bidang yang dikaji; penelitian terdahulu yang


(6)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relevan dengan bidang yang diteliti; posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti; dan kerangka pemikiran. BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini berisikan: 1) Desain penelitian yang

terdiri dari pendekatan penelitian dan metode penelitian; 2) Partisipan dan tempat penelitian; 3) Pengumpulan data yang

terdiri dari observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi; 4) Analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi; 5) Uji keabsahan data yang terdiri dari uji kredibilitas (perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, dan member check), pengujian transferability, pengujian depenability, dan pengujian konfirmability.

BAB IV : Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini berisikan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, serta pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V : Simpulan dan Rekomendasi. Dalam bab ini, penulis berusaha

menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.