S PGSD 1104963 chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi, Suhardjono dan Supardi (dalam
Mulyasa 2012:10) penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk
mencermati

kegiatan

belajar

sekelompok

peserta

didik

dengan

memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Tindakan

tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta
didik, atau guru dengan maksud memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
B. Desain Penelitian
Disain penelitian berisi tahapan kegiatan pembelajaran penelitian
tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus dimana
tahapan ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, dan observasi
tindakan. Disain penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas
ini disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan
Taggart (dalam Hermawan, 2008, hlm. 128) adalah sebagai berikut :

Lina Yulyana Nengsih Sambas, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (Children Learning in Science) UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

32


Gambar 3.1 : Model Desain Kemmis & Mc Taggart
(dalam Hermawan, 2008, hlm. 128)

C. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Kecamatan
Sukasari Kota Bandung. Letak SD ini berada di lingkungan komplek dan
rata-rata siswanya berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya
menengah ke atas.
D. Subjek Penelitian
Subyek penelitian terdapat di wilayah Jawa Barat, yaitu Kota
Bandung. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 26 siswa
terdiri dari 11 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Namun, pada saat
pengumpulan data awal jumlah siswa yang hadir sejumlah 24 orang
(terdiri dari 9 orang perempuan dan 15 orang laki-laki). Oleh karena itu
peneliti memutuskan untuk mengambil ke-24 siswa tersebut sebagai
subjek penelitian. Hal ini bertujuan untuk membandingkan peningkatan
pemahaman konsep siswa pada setiap siklusnya dengan menerapkan
model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS). Tingkat
kemampuan para siswa bervariasi ada yang kurang, sedang, dan beberapa

siswa diatas rata-rata.
E. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tiga
bulan mulai dari tahap persiapan pada bulan April 2015 sampai tahap
pengiriman laporan akhir pada bulan Juni 2015. Sedangkan tempat
pelaksanaan penelitian ditetapkan sesuai dengan jadwal pelajaran dan
sesuai dengan kesepakatan dengan tim peneliti, wali kelas dan kepala
sekolah.
F. Instrument Penelitian
Terdapat

dua

jenis

instrumen

mengumpulkan data pada penelitian ini, yaitu :
1. Instrumen pembelajaran


yang

digunakan

untuk

33

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama
pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS).
2. Instrumen pengungkap data penelitian
Instrumen pengungkap data yang digunakan adalah dalam penelitian
ini meliputi :
a. Lembar Tes Pemahaman Konsep
Teknik ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data hasil belajar
siswa dengan menggunakan butir-butir soal/instrumen soal yang
mengukur pemahaman siswa sesuai dengan materi yang diteliti.
b. Lembar Observasi atau pengamatan

Menurut Nana Sudjana (2012, hml. 85) menjelaskan bahwa
observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap
gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan
langsung diamati oleh pengamat. Teknik observasi ini digunakan
untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
c. Dokumentasi
Teknik ini merupakan bukti yang berhubungan dengan focus
permasalahan penelitian. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti
untuk menguji dan menafsirkan focus permasalahan dalam
penelitian. Studi dokumentasi dapat berupa foto, video atau
rekaman.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur PTK ini didesain untuk dua siklus, dimana tiap-tiap siklus
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Rencana tindakan pada masingmasing siklus dalam PTK ini dibagi dalam empat tahap tindakan
penelitian, yaitu : 1) perencanaan; 2) implementasi tindakan; 3) observasi
dan evaluasi; serta 4) analisis dan refleksi. Sebelum melakukan tindakan
penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan penelitian dengan

34


melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan tahap
tindakan penelitian.
1. Tahap Pendahuluan (Pra Penelitian)
a. Permintaan izin kepada Kepala SDN tempat penelitian.
b. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai
situasi dan kondisi secara keseluruhan terutama siswa kelas IV
yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
c. Identifikasi permasalahan, dimulai dari melakukan kajian terhadap
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, modelmodel pembelajaran IPA, buku sumber IPA kelas IV, dan
pembelajaran IPA di kelas IV. Menentukan model pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik siswa, bahan ajar, dan proses
belajar mengajar yang sedang berlangsung pada pembelajaran IPA.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran
Children Learning in Science (CLIS). Menyusun atau menetapkan
teknik pemantauan pada setiap tahap penelitian.

2. Tahap Tindakan
Tahap tindakan pada penelitian tindakan kelas ini akan diuraikan

sebagai berikut :
Siklus I
a. Tahap perencanaan (planning). Pada tahap perencanaan ini
kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan diantaranya
mengkaji teori-teori yang mendukung ke perpustakaan, pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan media
pembelajaran, menyusun instrumen penelitian serta mendiskusikan
dengan rekan guru sejawat yang akan diminta menjadi observer.
b. Pelaksanaan

(action).

Pelaksanaan

penelitian

dilakukan

berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar

mengajar.

35

c. Observasi. Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran,
adapun hal yang perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan
pembelajaran adalah keterlaksanaan model pembelajaran CLIS
dalam proses pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa dengan
menggunakan model pembelajaran CLIS.
d. Refleksi.

Refleksi

ini

bertujuan

memperbaiki

pelaksanaan


penelitian pada siklus selanjutnya dan mendiskusikan apa saja yang
terjadi pada tahap pelaksanaan yang semua telah ditulis pada tahap
observasi. Membahas mengenai penampilan mengajar maupun
situasi siswa dan kelas, semua hal yang telah ditemukan pada saat
pelaksanaan semuanya dibahas pada tahap refleksi ini agar
kekurangan atau kelemahan yang ada pada pelaksanaan siklus I
dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya
yaitu siklus II.
Siklus II
Seperti halnya pada siklus I, siklus kedua ini juga terdiri dari
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan. Penelitian membuat perencanaan pembelajaran
berdasarkan refleksi pada siklus I.
b. Pelaksanaan. Guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran CLIS sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I.
c. Observasi. Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CLIS.
d. Refleksi. Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus

II. Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus,
maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning in
Science (CLIS) dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa
pada mata pelajaran IPA materi energi bunyi.

36

37

H. Rencana Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung
dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disiapkan oleh
peneliti. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data
tentang aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model
pembelajaran CLIS untuk meningkatkan pemahaman konsep
siswa.
b. Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk memperoleh data hasil belajar
siswa dengan menerapkan model pembelajaran CLIS (Children
Learning in Science) untuk meningkatkan pemahaman konsep
siswa.

c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti konkrit dan gambaran
secara langsung dari kegiatan penelitian. Pemotretan dilakukan
pada setiap siklus dan tindakan untuk membuktikan data
pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
2. Teknik Analisis Data
1. Analisis Kualitatif
Analisis

deskriptif-kualitatif

merupakan

menggambarkan dan menginterpretasikan

suatu

teknik

yang

yang muncul dalam

pelaksanaan pembelajaran, mendeskripsikan aktivitas siswa atau
partisipasi siswa dalam pembelajaran, serta merekam sebanyak
mungkin situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh
gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
2. Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari tes pemahaman konsep siswa
mengenai pembelajaran IPA materi energi panas. Setelah data

38

diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Pensekoran hasil tes pemahaman konsep
Hasil tes siswa setiap siklus dianalisis dengan berpedoman
pada sistem holistic scoring rubrics yaitu prosedur yang digunakan
untuk menskor jawaban siswa. Setiap skor yang diraih siswa
mencerminkan pemahaman konsep siswa. Kriteria pemberian skor
menurut Runner dan Brumby dalam Abraham et. al (purwanto dkk,
2010) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tingkat pemahaman konsep siswa
Tingkat
Ciri jawaban siswa

nilai

Pemahaman
Paham (P)

Jawaban

benar

dan

mengandung 4

seluruh konsep ilmiah
Jawaban benar mengandung paling 3
sedikit satu konsep ilmiah serta tidak
mengandung suatu kesalahan konsep
Miskonsepsi (M)

Jawaban

memberikan

informasi

yang

benar

sebagian 2
tapi

juga

menunjukkan adanya kesalahan konsep
dalam menjelaskan
Jawaban menjelaskan kesalah pahaman 1
yang mendasar tentang konsep yang
dipelajari
Tidak

Paham Jawaban salah, tidak relevan/jawaban 0

(TP)

hanya

mengulang

pertanyaan

dan

jawaban kosong
Setelah jawaban siswa dikelompokan berdasarkan kriteria yang
telah dibuat maka dapat dihitung presentase tingkat pemahaman
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P=

x 100%

TP=

x 100%

M=

x 100%

39

Keterangan : N

= jumlah siswa keseluruhan

∑P

= jumlah siswa yang memahami konsep

∑M

= jumlah siswa yang miskonsepsi

∑TP

= jumlah siswa yang tidak paham

b. Pensekoran hasil tes
Untuk melihat penilaian akhir siswa setelah diberikan tes, yaitu:
Penilaian Akhir =

x 100

c. Menghitung nilai rata-rata kelas
Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus yang
diadaptasi oleh Nana Sudjana (2012, hlm. 109) sebagai berikut :
R=
Keterangan : R

= nilai rata-rata siswa

∑x

= jumlah seluruh nilai siswa

N

= jumlah siswa

d. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus di kelas
IV dengan rumus:
X 100%
Keterangan :
P

: persentase siswa yang lulus

∑P

: jumlah siswa yang lulus

∑N

: jumlah seluruh siswa