DYEN RIZKY MAHADIKA 21020112130076 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kabupaten Sleman merupakan wilayah paling berkembang di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sebagai salah satu kota berkembang di Pulau Jawa khususnya di Daerah Istimewa
Sleman, merupakan pusat segala kegiatan baik ekonomi, perdagangan, jasa, industri dan
pariwisata. Hal ini didukung dengan adanya Bandar Udara Adi Sucipto Yogyakarta serta Stasiun
Tugu, Stasiun Lempuyangan dan Stasiun di Bandara Adi Sucipto. Hal tersebut yang menjadi salah
satu penyebab, Sleman D.I.Yogyakarta memiliki potensi sebagai pusat bisnis eksklusif di
Indonesia.
Kabupaten Sleman sebagai pusat bisnis dan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
memberikan kesempatan kepada para investor untuk menanamkan modal di Kabupaten
Sleman. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman pada tahun
2010-2014 terjadi peningkatan yang cukup pesat pada kunjungan wisatawan ke Kabupaten
Sleman. Pada tahun 2010 terdapat 3.529.502 wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman
terdiri dari 3.291.591 wisatawan domestik dan 237.911 merupakan wisatawan asing. Serta
minat wisatawan yang menginap di hotel berbintang sebanyak 22,7% yaitu 667.792 wisatawan
domestik dan 133.868 wisatawan asing. Sedangkan berdasarkan data tahun 2014, jumlah
kunjungan wisata meningkat hampir 2 kali lipat dengan jumlah 5.025.155 wisatawan domestik,

226.197 merupakan wisatawan asing dan total 5.251.352 wisatawan berkunjung ke Kabupaten
Sleman. Serta minat wisatawan yang menginap di hotel berbintang sebanyak 18,5% yaitu
774.324 wisatawan domestik dan 197.768 wisatawan asing. Sehingga dapat diproyeksikan
untuk 10 tahun kedepan pada tahun 2025 jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun
asing ke Kabupaten Sleman mencapai ±10.000.000 wisatawan dengan jumlah wisatawan yang
menginap di hotel berbintang sebanyak ±1.500.000 wisatawan.
Sedangkan untuk jumlah kamar hotel berbintang di Kabupaten Sleman pada tahun 2010
sebanyak 2.483 unit kamar yang ditampung dalam 26 hotel berbintang. Sedangkan berdasarkan
data jumlah kamar di hotel berbintang pada tahun 2014 meningkat sangat pesat yaitu sebesar
2 kali lipat dengan jumlah kamar sebanyak 5.444 unit kamar dengan jumlah hotel sebanyak 57
hotel berbintang. Sehingga dapat diproyeksikan untuk 10 tahun kedepan pada tahun 2025
jumlah kamar hotel berbintang di Kabupaten Sleman berjumlah 13.586 unit kamar yang dapat
menampung ±23.098 wisatawan.
Berdasarkan data dari statistik perhotelan Kabupaten Sleman tahun 2014 terdapat 57
hotel berbintang. Berdasarkan rata-rata tingkat hunian kamar hotel berbintang di Kabupaten
Sleman lebih diminati hotel bintang lima dengan presentase 57.88% dibandingkan dengan hotel
bintang tiga dengan presentase 51,78%. Oleh karena itu kebutuhan akan hotel bintang lima di
Kabupaten Sleman cukup tinggi.
Berdasarkan data-data yang telah disebutkan di atas, setelah mengamati proyeksi jumlah
kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman dan proyeksi jumlah hotel di Kabupaten Sleman

khususnya hotel bintang 5 pada tahun 2025 dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Sleman masih
membutuhkan dibangunnya hotel baru, khususnya Convention Hotel sebagai sarana akomodasi
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan bisnis dalam hal menginap dan juga dilengkapai dengan
fasilitas penunjang bisnis dan hiburan untuk pelepas penat.

Convention Hotel bintang lima hadir untuk memberikan alternative pada para pebisnis
untuk menginap dan sekaligus melakukan pertemuan. Convention Hotel bintang lima yang
direncanakan ini akan didesain dengan memperhatikan beberapa aspek penting yang
mendukung terciptanya suatu hotel yang memiliki daya tarik sendiri, mendorong untuk
menciptakan inovasi-inovasi tampilan, lokasi yang strategis, mengedepankan unsur budaya
lokal Yogyakarta, guna menarik para pengunjung untuk menginap. Penyusun berusaha untuk
merencanakan dan merancang suatu ide desain yang diwujudkan dalam Tugas Akhir dengan
judul ”Convention Hotel bintang 5 di Sleman”.
1.2

Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Mendapatkan dasar-dasar perencanaan dan perancangan sebuah bangunan Convention
Hotel bintang 5 di Sleman sebagai fasilitas akomodasi penginapan khususnya bagi para
wisatawan dari kalangan pelaku bisnis, investor, tenaga kerja asing ataupun wisatawan

yang bertujuan untuk menghadiri kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Confrence, dan
Exhibition) dan mengunjungi obyek-obyek wisata sesuai dengan konteks lingkungan
setempat, potensi dan tuntutan perkembangan Kabupaten Sleman kedepannya yang
dapat mengakomodasi kebutuhan ruang, kelengkapan fasilitas dan dari segi kualitas
arsitekturnya.
1.2.2 Sasaran
Terwujudnya suatu gagasan desain yang menjawab permasalahan-permasalahan
wisatawan maupun pelaku bisnis dalam berakomodasi dan melakukan kegiatan di
Convention Hotel bintang 5 di Sleman berdasarkan atas aspek-aspek panduan
perancangan.

1.3

Manfaat
1.3.1 Secara Subjektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang dan sebagai acuan untuk melanjutkan
ke dalam proses penyusunan LP3A, eksplorasi desain serta desain grafis Tugas Akhir yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembuatan Tugas Akhir.
1.3.2 Secara Objektif

Dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dan pelaku bisnis yang meningkat dalam bidang
jasa perhotelan di Kabupaten Sleman yaitu kebutuhan akan bertambahnya keberadaan
hotel berbintang di Kabupaten Sleman yang akan direncanakan dan dirancang sesuai
dengan disiplin ilmu arsitektur.

1.4

Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Substansial
Merencanakan dan merancang sebuah Convention Hotel bintang 5 di Sleman dengan
segala fasilitasnya dengan memperhatikan persyaratan pembangunan hotel dan
peraturan pemerintah di Kabupaten Sleman dengan tujuan memaksimalkan fungsi hotel
dengan fasilitas lengkap untuk pertemuan bisnis sekaligus untuk tempat rekreasi. Yang
selanjutnya akan digunakan sebagai landasan program perencanaan dan perancangan
Convention Hotel bintang 5 di Sleman.

1.4.2 Ruang Lingkup Spasial
Ruang lingkup spasial meliputi batas-batas geografi Kabupaten Sleman dan lokasi atau
site Convention Hotel bintang 5 di Kabupaten Sleman.
1.5


Metode Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan,
memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program
perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan
konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun metode yang dipakai dalam penyusunan
penulisan ini antara lain :
1.5.1 Metode Deskriptif
Yaitu dengan melakukan pengumpulan data.pengumpulan data dilakukan dengan cara
studi pustaka atau studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan
narasumber, observasi lapangan serta browsing internet.
1.5.2. Metode Dokumentatif
Yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara
pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari foto-foto yang
di hasilkan.
1.5.3. Metode Komparatif
Yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap bangunan Convention Hotel di suatu
kota atau negara yang sudah ada. Dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan
identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai
karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan Arsitektur bangunan Convention Hotel bintang 5 di
Sleman.

1.6

Sistematika Pembahasan
Kerangka bahasan sinopsis Tugas Akhir dengan judul Convention Hotel bintang 5 di Sleman
adalah sebagai berikut
BAB I
PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode
pembahasan dan sistematika pemabahasan yang mengungkapkan permasalahan
secara garis besar serta alur pikir dalam menyusun landasan progam perencanaan dan
perancangan arsitektur .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai literatur tentang tinjauan umum hotel, tinjauan convention
hotel, tinjauan kegiatan konvensi, tinjauan teoritis mengenai standar – standar
perancangan ruang, serta tinjauan studi banding convention hotel yang sudah ada.
BAB III TINJAUAN UMUM
Menguraikan tentang tinjauan dimana convention hotel akan didesain yang berisi

tinjauan umum Kabupaten Sleman mengenai keadaan geografis, keadaan topografi
dan keadaan klimatologis, serta mengenai kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten
Sleman. Dibahas pula mengenai alternatif tapak serta kriteria pemilihan tapak untuk
pembangunan Convention Hotel bintang 5 di Sleman.
BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V

BAB VI

Membahas tentang hasil analisa pendekatan dari bab sebelumnya, konsep, program,
dan persyaratan perencanaan dan perancangan arsitektur untuk Convention Hotel
bintang 5 di Sleman.
PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menguraikan hasil pembahasan analisa program perencanaan dan konsep
perancangan bangunan Convention Hotel bintang 5 di Sleman yang akan digunakan
sebagai acuan dalam tahapan eksplorasi desain dan desain grafis.
KESIMPULAN, BATASAN dan ANGGAPAN
Berisi tentang kesimpulan dari pembahasan terhadap data-data yang telah didapat,
sehingga bisa memberikan batasan-batasan dan anggapan guna melakukan analisa

yang berkaitan dengan pendekatan program perencanaan dan perancangan.

1.7

Alur Pikir
Aktualita
 Kabupaten Sleman sebagai salah satu kota besar di Provinsi D.I.Y dan Indonesia merupakan pusat
segala kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa, industri, budaya dan kuliner.
 Kabupaten Sleman memiliki potensi sebagai pusat bisnis eksklusif di Indonesia, khususnya di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
 Menurut Kementrian Pariwisata Indonesia, D.I.Yogyakarta menjadi kota tujuan utama kegiatan MICE
(Meeting, Incentive, Confrence, and Exhibition)
 Banyaknya wisatawan dalam negeri maupun luar negeri mengunjungi Kabupaten Sleman untuk
kegiatan berbisnis maupun berekreasi.
 Banyaknya kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Confrence, and Exhibition) yang dilakukan oleh instansiinstansi pemerintah dan swasta baik dalam tingkat lokal maupun internasional yang diselenggarakan
di Kabupaten Sleman.
 Rata-rata tingkat hunian kamar hotel berbintang di Kabupaten Sleman lebih diminati hotel bintang
lima dengan presentase 57,88% dibandingkan dengan hotel bintang empat dengan presentase
57,46%.
Urgensi

 Jumlah hotel bintang lima hanya terdapat 7 buah, padahal rat-rata tingkat hunian kamar hotel
berbintang di Kabupaten Sleman lebih diminati hotel bintang lima dengan presentasi 57,88%.
 Daya tampung hotel berbintang berdasarkan proyeksi pada tahun 2025 adalah ±13.586 wisatawan,
sedangkan perkiraan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman dan menginap di hotel
berbintang sebanyak ±1.400.000 wisatawan, sehingga masih dibutuhkan adanya fasilitas akomodasi
pariwisata berupa hotel berbintang.
 Perbaikan pada fasilitas sarana dan prasarana hotel berbintang di Kabupaten Sleman yang tidak sesuai
dengan standar yang berlaku di Kabupaten Sleman.
 Dibutuhkan sebuah hotel yang dapat menyediakan fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Confrence, and
Exhibition) dengan standar internasional dan terintegrasi dengan akomodasi hotel.
Originalitas
Merencanakan dan mendesain Convention Hotel bintang 5 di Sleman yang dapat menampung pengunjung
wisatawan asing maupun domestik dengan konsep unik dan menarik yang mempunyai fasilitas sesuai
dengan standar hotel di Kabupaten Sleman. Serta menyediakan fasilitas dan akomodasi kegiatan MICE
dengan standar internasional yang terintegrasi dengan akomodasi hotel bintang 5.

Tujuan
Mendapatkan dasar-dasar perencanaan dan perancangan sebuah bangunan Convention Hotel bintang 5
di Sleman sebagai fasilitas akomodasi penginapan khususnya bagi para wisatawan dari kalangan pelaku
bisnis, investor, tenaga kerja asing ataupun wisatawan yang bertujuan untuk mengunjungi obyek-obyek

wisata sesuai dengan konteks lingkungan setempat, potensi dan tuntutan perkembangan Sleman
kedepannya yang dapat mengakomodasi kebutuhan ruang, kelengkapan fasilitas dan dari segi kualitas
arsitekturnya.
Sasaran
Terwujudnya suatu gagasan desain yang menjawab permasalahan-permasalahan wisatawan maupun
pelaku bisnis dalam berakomodasi dan melakukan kegiatan di Convention Hotel bintang 5 di Sleman
berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan.

Studi Pustaka
 Landasan teori
 Standar perencanaan
dan perancangan

Studi Lapangan
 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman
 Tinjauan Hotel di Kabupaten Sleman
 Tinjauan Lokasi dan Tapak

Studi Banding
 The Ritz Carlton Jakarta

 Hotel Indonesia Kempinski
 Conrad Hotel Bali
 Royal Ambarukmo Yogyakarta

Pendekatan Progam Perencanaan dan Perancangan Convetion Hotel Bintang 5 di Sleman

Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan Convention Hotel bintang 5
di Sleman.

F
E
E
D
B
A
C
K