DYEN RIZKY MAHADIKA 21020112130076 BAB IV
BAB IV
PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pendekatan program dasar perencanaan dan perancangan arsitektur merupakan sebuah usaha untuk melakukan pendekatan pada acuan merencanakan dan merancang sehingga diharapkan dalam pera a ga Convention Hotel Bintang 5 di Sleman i i dapat e dekati kela aka u tuk e e uhi persyaratan pembangunan sebuah jasa akomodasi penginapan dan fasilitasnya serta kegiatan tambahan lainnya di Kabupaten Sleman hingga sepuluh tahun mendatang. Adapun beberapa dasar pendekatan yang harus diperhatikan adalah:
1. Pendekatan Aspek Fungsional
Pendekatan dalam aspek fungsional merupakan perincian apa dan siapa saja pelaku di dalam ruangan dan bermanfaat untuk menentukan kapasitas sehingga dapat ditemui besaran ruang yang dibutuhkan.
2. Pendekatan Aspek Kontekstual
Dasar pendekatan aspek kontekstual adalah untuk memahami lokasi yang dibutuhkan serta menganalisa tata ruang luar bangunan dan ruang terbuka hijau sehingga bangunan tersebut dapat dibangun pada lokasi yang sesuai dan strategis.
3. Pendekatan Aspek Kinerja
Pendekatan dalam aspek kinerja menganalisis tentang utilitas bangunan yang akanmenunjang kinerja dari sebuah bangunan dalam memenuhi kebutuhan fungsi ruangnya.Aspek ini memiliki tujuan untuk mencapai unsur kenyamanan, kemudahan dan mobilitas dari bangunan tersebut. 4. Pendekatan Aspek Teknis
Pendekatan aspek teknik berkaitan dengan teknis pembangunan gedung seperti menganalisis struktur dan bahan bangunan yang akan digunakan sehingga akan dibahas masalah struktur serta modul pembuatan ruangan.
5. Pendekatan Aspek Arsitektural
Pendekatan aspek arsitektural memiliki kaitan dengan konsep bangunan, karakter bangunan dan penekanan desain yang digunakan.
4.1 Pendekatan Aspek Fungsional 4.1.1 Pendekatan Fungsi
Fungsi utama dari sebuah convention hotel adalah sebagai tempat menyediakan jasa akomodasi penginapan dengan fasilitas yang lengkap sesuai dengan standart hotel berbintang di Kabupaten Sleman. Adapun fungsi dari Convention Hotel Bintang 5 di Sleman adalah sebagai berikut:
a. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman dapat membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman baik yang akan berwisata, melakukan kunjungan bisnis dan melakukan konfrensi (MICE).
b. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman merupakan hotel yang menyediakan jasa akomodasi penginapan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan baik domestik maupun asing yang bertujuan untuk pariwisata maupun kunjungan bisnis, pertemuan, seminar, dagang serta acara resmi perusahaan.
c. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman memberikan fasilitas yang lengkap sesuai dengan standart hotel berbintang di Kabupaten Sleman.
(2)
4.1.2 Pendekatan Pelaku
Berdasarkan pengamatan di lokasi dan hasil studi banding, terdapat bermacam-macam kegiatan yang berlangsung di dalam hotel. Menurut pelakunya, dibedakan menjadi beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut:
PELAKU KEGIATAN
a. Tamu Hotel dan Konvensi Pengunjung yang melakukan aktivitas menginap dan menggunakan segala fasilitas yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Parkir
b. Melakukan check in maupun check out c. Menginap atau bermalam
d. Mempergunakan fasilitas yang disediakan hotel seperti sarana olahraga, restoran, bar, spa dan fasilitas hiburan lainnya.
e. Mengadakan pertemuan bisnis, seminar atau acara resmi perusahaan
f. Menukarkan uang, memesan tiket, memesan taksiMenginap di kamar hotel selama waktu yang diinginkannya. g. Keluar hotel untuk keperluan pribadinya
seperti mengunjungi tempat-tempat wisata,keluarga/ teman, keperluan bisnis dan lainnya.
h. Mengunjungi kegiatan pendukung konvensi seperti : exhibition atau pameran yang biasanya dibuka untuk umum.
b. Tamu Hotel Pengunjung yang melakukan aktivitas
menginap dan menggunakan segala fasilitas yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Parkir
b. Melakukan check in maupun check out c. Menginap atau bermalam
d. Mempergunakan fasilitas yang disediakan hotel seperti sarana olahraga, restoran, bar, spa dan fasilitas hiburan lainnya.
e. Mengadakan pertemuan bisnis, seminar atau acara resmi perusahaan
(3)
f. Menukarkan uang, memesan tiket, memesan taksiMenginap di kamar hotel selama waktu yang diinginkannya. g. Keluar hotel untuk keperluan pribadinya
seperti mengunjungi tempat-tempat wisata,keluarga/ teman, keperluan bisnis dan lainnya.
c. Tamu Pengguna Fasilitas Hotel
Pengunjung yang hanya melakukan kegiatan sementara tanpa menginap dan menikmati fasilitas-fasilitas yang terdapat. Kegiatan yang dilakukan tidak membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan yang terlalu tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Parkir
b. Menunggu dan bertemu tamu c. Melakukan reservasi fasilitas hotel d. Menggunakan fasilitas hotel e. Menggunakan toilet umum
f. Tidak menggunakan fasilitas menginap hotel tetapi mengunjungi hotel untuk keperluan tertentu.
g. Mengunjungi hotel untuk
mempergunakan fasilitas hotel seperti sarana olahraga, restoran, bar, spa dan fasilitas lainnya.
d. Tamu Konvensi (MICE) Pengunjung yang hanya melakukan kegiatan sementara tanpa menginap dan menikmati fasilitas-fasilitas yang terdapat. Kegiatan yang dilakukan tidak membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan yang terlalu tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Parkir
b. Menunggu dan bertemu tamu c. Melakukan reservasi fasilitas hotel d. Menggunakan fasilitas hotel e. Menggunakan toilet umum
f. Mengunjungi kegiatan pendukung konvensi seperti : exhibition atau pameran yang biasanya dibuka untuk umum.
Pengelola
a. General Manager Pemegang jabatan tertiggi dan bertanggung jawab atas seluruh divisi di bawahnya. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain mengendalikan usaha, memberikan arahan serta mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan.
b. Assistant Manager Pengelola yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menjalankan perintah yang disampaikan oleh general manager, menyampaikan laporan yang dibuat oleh para
(4)
kepala divisi serta mengambil alih tugas general manager apabila sewaktu-waktu berhalangan.
c. Accounting Mengelola akuntansi keuangan hotel, yang meliputi penerimaan dan pengeluaran uang, pembukuan, pembayaran gaji pegawai, pembuatan laporan keuangan dsb.
d. Marketing Department Pengelola yang memiliki tugas untuk melakukan pemasaran dan penjualan produk yang ditawarkan dari pihak hotel, dainataranya kamar hotel, fasilitas dan pelayanan yang tersedia.
e. AdministrationDepartment Pengelola yang bertugas menangani keuangan hotel dan mengolah hasil data operasional. f. Security Staff Pengelola yang memiliki tugas untuk menjaga
keamanan hotel. Membuat perencanaan pengamanan/pencegahan dan pengawasan tentang berbagai kemungkinan insiden yang akan atau munkin terjadi di dalam maupun di luar hotel.
g. Engineering Department Pengelola yang mengurus pemeliharaan dan perawatan maintenance hotel
h. Human Resource Department Menerima dan menyeleksi pegawai, menempatkan dan menentukan posisi/jabatan tiap calon pegawai, menentukan upah pegawai, member sanksi kepada pegawai yang melanggar peraturan, mengabsensi pegawai, membuat evaluasi keberhasilan kerja pegawai. Pelayanan
a. Front Office Staff Bagian tempat informasi dan penerima tamu yang memesan kamar hotel (check in dan check out), penitipan barang, dan transaksi pembayaran, memberikan informasi, menerima & mengakomodasi tamu yang check in, membuat rekening perhitungan biaya tamu, membuat laporan administrasi penjualan kamar dsb.
b. Housekeeping Mengurus kebutuhan bagi kegiatan kerumahtanggaan, menjaga kebersihan dan kelengkapan kamar tamu dan restoran. Membuat perencanaan, perawatan atau pembersihan semua kamar tamu, ruang kantor, lobby, koridor, lift, toilet umum, taman, kolam renang & parkir.
(5)
c. Laundry & Dry Cleaning Menyusun dan membuat perencanaan untuk penerimaan semua linen, uniform karyawan, dan pakaian tamu untuk diadakan proses pencucian, pengeringan dan pegemasan serta membuat laporan tentang berapa jumlah linen, uniform dan jumlah biaya pakaian tamu yang dapat di cuci dan di dry cleaning setiap harinya.
d. Storekeeper (General Store) Menerima, menyimpan dan mengeluarkan persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi, mengurus jumlah barang yang diterima dan keluar masuknya barang.
e. Purhasing Membuat perencanaan, pembelian barang, bahan pada hotel.
f. Food and Beverage Coordinator
Bagian yang mengurus makanan dan minuman, menyediakan, menjual dan menyajikan. Mengolah, memproduksi dan menyajikan makanan dan minuman untuk keperluan tamu hotel, baik dalam kamar, restoran/coffee shop, banquet (resepsi pertemuan), makanan karyawan dsb.
g. Room Boy Mengecek keadaan kamar pada permulaan, kelengkapan dan kebersihan setiap kamar. Mengurus linen, perlengkapan mandi dan lain-lainnya pada kamar.
4.1.3 Pendekatan Aktifitas
Aktifitas dalam convention hotel yang dimaksud disini adalah aktifitas yang terjadi sebagai akibat dari pengunjung, pengelola dan pelayanan hotel. Berdasarkan pengamatan di lokasi, hasil studi banding dan pesyaratan teknis bangunan hotel, kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalam hotel dapat dikelompokkan menurut kegiatannya, antara lain sebagai berikut:
Kelompok Kegiatan Uraian Kegiatan
Kegiatan Publik
Memarkirkan kendaraan Menerima tamu
Sumber : Analisa Pribadi dan Studi Banding, 2016
(6)
Melayani pemesanan kamar hotel atau fasilitas lainnya dan pusat informasi tamu.
Melakukan pemesanan kamar
Melakukan pemesanan fasilitas ruang meeting Menerima tamu, menunggu, atau tempat berkumpul Makan dan minum dengan fasilitas lengkap
Sarapan pagi dan bersantai
Bersantai dan minum-minum ringan
Melakukan pertemuan, rapat, seminar dan sejenisnya. Makan, minum sebagai fasilitas dari function room Rekreasi, olahraga dan bermain.
Kegiatan berbelanja
Mengambil uang tunai atau melakukan transaksi melalui ATM
Buang air kecil dan buang air besar Solat
Kegiatan Privat Melakukan aktifitas menginap diantaranya tidur dan mandi.
Kegiatan Pengelolaan
Mengurus adminitrasi, keuangan, pemasaran, pendataan barang masuk dan keluar dan pengelolaan lainnya. Melakukan koordinasi / briefing pada tim / keseluruhan karyawan
Peralihan sebelum memulai bekerja, yaitu berganti baju seragam, penyimpanan barang karyawan, dan lainnya. Menampung kegiatan pemeliharaan dan perawatan maintenance hotel
Mengontrol kegiatan hotel dilengkapi dengan CCTV, soundcentral, PABX
Menjaga keamanan pada hotel dilengkapi dengan fasilitas monitoring ruangan.
(7)
Mengurus administrasi yang berkaitan dengan makanan dan minuman.
Kegiatan Servis
Menyimpan seragam karyawan dilengkapi dengan locker pakaian.
Mengatur ketersediaan kelengkapan kamar tamu dan restoran.
Menyimpan barang karyawan dan beristirahat Mencuci, menyetrika kepentingan hotel dan tamu. Menyimpan perlengkapan kamar.
Mempersiapkan makanan dan minuman
Bongkar muat barang belanjaan dan barang mentah dapur Menyimpan barang bahan makanan maupun kegiatan reparasi
Sarana penunjang hotel meliputi PABX, genset room, ruang panel, ruang pompa air dan ruang sampah.
4.1.4 Pendekatan Kapasitas Hotel
a. Perhitungan Jumlah Kamar dari Data Jumlah Wisatawan
Berikut adalah data jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing yang menginap di hotel berbintang di Sleman pada tahun 2010 hingga 2014:
TAHUN JUMLAHWISATAWAN YANG MENGINAP DI HOTEL
JUMLAH
DOMESTIK ASING
Tahun 2010 667.792 133.868 801.660 Tahun 2011 694.425 149.843 844.268 Tahun 2012 721.058 165.818 886.876 Tahun 2013 747.691 181.793 929.484 Tahun 2014 774.324 197.768 972.092 JUMLAH 3.605.290 829.090 4.434.380
Tabel 4.3 Jumlah Wisatawan Yang Menginap di Hotel Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Tahun 2015 Sumber : Analisa Pribadi dan Studi Banding, 2016
(8)
Maka untuk mengetahui jumlah wisatawan domestik maupun asing yang akan menginap di hotel berbintang pada tahun 2025 diperlukan proyeksi laju pertumbuhan. Hal tersebut dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
� = � + � − �
Keterangan:
Pm = jumlah pada tahun m Po = jumlah pada tahun dasar Pn = jumlah pada tahun akhir
m = selisih tahun m dengan tahun dasar
n = selisih tahun dari data pada tahun akhir dan tahun dasar
Pada tahun 2015 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman dan menginap di hotel berbintang di Kabupaten Sleman sebanyak 1.194.188 wisatawan dan sebanyak 737.731wisatawan menginap di hotel berbintang pada tahun 2011. Maka untuk menghitung proyeksi pertumbuhan wisatawan yang menginap di hotel pada tahun 2025 di dapat persamaan sebagai berikut:
Pm = jumlah wisatawan pada tahun 2025 P2010= 801.660 wisatawan
P2014= 972.092 wisatawan m = 2025 – 2010 = 15 tahun n = 2014 – 2010 = 4 tahun
maka � = . + . − .
� = . + .
� = . + .
� = . . � � � �
Jadi, proyeksi jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang di Kabupaten Sleman pada tahun 2025 mencapai 1.440.780 wisatawan.
Untuk mengetahui tingkat penghunian kamar hotel berbintang di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel berikut :
Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5 Tahun 2014 38.70 % 59.03 % 51.15 % 57.94 % 69.96 % Tahun 2013 51.37 % 45.57 % 52.24 % 61.38 % 60.48 % Tahun 2012 50.63 % 47.98 % 52.01 % 60.14 % 57.08 % Tahun 2011 35.80 % 45.11 % 49.75 % 55.09 % 52.97 % Tahun 2010 37.23 % 28.48 % 53.77 % 52.77 % 49.09 % Rata-rata
per-tahun
47.74 % 45.23 % 51.78 % 57.46 % 57.88 %
Sumber : Kabupaten Sleman Dalam Angka 2015
(9)
Presentase rata-rata wisatawan yang menginap di hotel bintang 5 pada tahun 2010-2014 sebesar 57.88 %. Maka pada tahun 2025 jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang 5 adalah:
� = . . , %
� = . � � � �
Untuk mengetahui rata-rata lama menginap wisatawan di hotel berbintang di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada table berikut :
NO BULAN HOTEL Rata-Rata Hotel
Bintang dan Non-Bintang BINTANG NON-BINTANG
1. Januari 1,72 1,36 1,63
2. Februari 1,76 1,32 1,64
3. Maret 1,74 1,32 1,64
4. April 1,70 1,28 1,61
5. Mei 1,54 1,24 1,47
6. Juni 1,71 1,25 1,61
7. Juli 1,74 1,28 1,65
8. Agustus 1,67 1,28 1,58
9. September 1,77 1,40 1,70
10. Oktober 1,68 1,24 1,60
11. November 1,82 1,29 1,71
12. Desember 1,66 1,27 1,56
Jumlah 1,70 1,29 1,61
2013 1,61 1,42 1,56
2012 1,67 1,42 1,59
2011 1,74 1,55 1,67
2010 1,69 1,47 1,60
Rata-rata lama menginap wisatawan di hotel bintang 5 di Kabupaten Sleman selama 1.70 hari. Maka dalam waktu satu tahun = ℎ���
. ℎ���= . ℎ� �.
Sehingga pada tahun 2025, kamar yang dibutuhkan wisatawan setiap tahunnya adalah sebagai berikut :
� = ., = . � �����
Sedangkan perkiraan kamar pada tahun 2025 berdasarkan rasio perbandingan antara jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang 5 dengan jumlah kamar yang tersedia tiap tahunnya adalah sebagai berikut :
Jumlah Wisatawan Jumlah Kamar Rasio
Tahun 2014 521.199 1.603 325,13
Tahun 2013 440.464 1.603 274,77
Tahun 2012 316.483 1.428 221,62
Sumber : Kabupaten Sleman Dalam Angka 2015
Tabel 4.5 Rata-rata Lama Menginap di Hotel Berbintang Tahun 2014
(10)
Tahun 2011 322.445 1.327 290,39
Tahun 2010 314.618 939 335,05
Rata-rata Perbandingan 299,99
Berdasarkan rata-rata rasio perbandingan di atas, maka pada tahun 2025 kamar yang tersedia sebanyak :
� = ., = . �����
Sehingga selisih antara kamar yang dibutuhkan wisatawan pada tahun 2025 dnegan ketersediaan kamar pada tahun 2025 adalah sebagai berikut :
� = . �� � − . �� � = . � �����
Maka kekurangan kamar pada hotel bintang 5 di Kabupaten Sleman pada tahun 2025 sebanyak 1.105 unit kamar.
b. Perhitungan Tipe Kamar
Dari data-data yang diperoleh mengenai tipe kamar pada hasil studi banding dapat dibedakan dengan perbandingan sebagai berikut:
1. Pertimbangan
Berdasarkan SK Dirjen Pariwisata (Persyaratan Kelas Hotel Berbintang, Depparpostel RI,1998) : perbandingan komposisi jumlah kamar tidur adalah 20% kamar single, 40% kamar twin, 30% kamar double dan 10% kamar suite.
2. Perhitungan
Berdasarkan SK Dirjen Pariwisata (Persyaratan Kelas Hotel Berbintang, Depparpostel RI,1998) : perbandingan komposisi jumlah kamar tidur adalah 20% kamar single, 40% kamar twin, 30% kamar double dan 10% kamar suite.
Standart Room :Twin Room : Deluxe Room : Suite 30% : 40 % : 20% : 10%
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Standart Room = 30 % x 300 kamar = 90 unit
Twin Room = 40 % x 300 kamar= 120 unit
Deluxe Room = 20 % x 300 kamar= 60 unit
Suite Room = 10 % x 300 kamar= 30 unit Kamar Suite dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
Junior Suite Room = 20 unit
Executive Suite Room = 8 unit
Presidential Suite Room = 2 unit
Dari hasil studi banding di atas, dapat direncanakan tipe kamar yang paling banyak disediakan yaitu:
Standart Double Room, dengan luas 28 m2 kapasitas kamar tidur 2 orang,
menggunakan tempat tidur ukuran king size bed, kamar mandi dalam dengan shower.
Twin Room, dengan luas 36 m2 kapasitas kamar tidur 2 orang, menggunakan pilihan
tempat tidur ukuran double single bed, kamar mandi dalam dengan shower. Sumber : Analisa Pribadi, 2016
(11)
Deluxe Room, dengan luas 36 m2 kapasitas kamar tidur 2 orang dengan pilihan ukuran
tempat tidur king size bed, mini sofa, kamar mandi dengan fasilitas bath tub dan shower.
Junior Suite Room, dengan luas 72 m2 kapasitas kamar tidur 2-3 orang dengan
menggunakan ukuran tempat tidur king size bed, sofa bed dilengkapi dengan sofa duduk, meja kerja, coffee table, bath tub dan shower.
Executive Suite Room, dengan luas 192 m2 kapasitas kamar tidur 2-4 orang dengan
menggunakan ukuran tempat tidur king size bed, sofa bed, dilengkapi dengan living room, dinning area, meja kerja, coffee table, dapur mini, bath tub, dan shower.
Presidential Suite Room, dengan luas 288 m2 kapasitas kamar tidur 2-4 orang dengan
menggunakan ukuran tempat tidur king size bed, sofa bed, dilengkapi dengan 2 bedrooms, living room, dinning area, meja kerja, coffee table, dapur mini, meeting room, bath tub, dan shower.
4.1.5 Pendekatan Kapasitas MICE
Wisatawan ke D.I.Yogyakarta ternyata tidak hanya untuk melihat pesona/keindahan daya tarik wisata yang ada di D.I.Yogyakarta saja tetapi dengan semakin kondusifnya destinasi Yogyakarta menjadikan Wisata MICE yang semakin berkembang pada beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu wisata andalan Kabupaten Sleman dalam memberikan kontribusi/pemasukan bagi PAD. Pada tahun 2010 pelaksanaan MICE di Sleman sebanyak 5.554 kali/tahun sedangkan pada tahun 2011 teralisasi sebanyak 8.963 kali/tahun. Dengan demikian penyelenggaraan MICE di Kabupaten Sleman rata-rata ada 23 kali dalam 1 (satu) hari. Berikut ini adalah jumlah penyelenggaraan even MICE di Kabupaten Sleman dalam kurun waktu 2010-2014.
NO TAHUN EVENT MICE
1. 2010 5.554
2. 2011 8.693
3. 2012 11.832
4. 2013 14.971
5. 2014 18.110
Penyelenggaraan MICE di Kabupaten Sleman rata-rata tiap tahun memiliki kenaikan sejumlah 36,1 %. Berikut ini jumlah penyelenggara dan peserta MICE di Kabupaten Sleman pada tahun 2011.
NO BULAN JUMLAH
PENYELENGGARA
JUMLAH PESERTA (org)
Tabel 4.7 Jumlah Event MICE di Hotel Kabupaten Sleman Tahun 2010-2014
Sumber : Kabupaten Sleman dalam Angka 2015
(12)
1. Januari 420 46.482
2. Februari 501 36.146
3. Maret 678 45.022
4. April 621 41.201
5. Mei 832 48.717
6. Juni 739 41.521
7. Juli 1.076 58.045
8. Agustus 348 14.959
9. September 738 35.444
10. Oktober 1.076 59.224
11. November 885 57.329
12. Desember 779 44.909
Jumlah 8.693 828.999
Rata-rata per bulan
724 44.083
Penyelenggaraan MICE di Kabupaten Sleman yang diselenggarakan di hotel rata-rata 724 even setiap bulan dengan rata-rata peserta sekitar 44.083 orang. Berikut ini proyeksi even MICE yang akan diselenggarakan di Kabupaten Sleman pada tahun 2025.
� = � + � − �
Keterangan:
Pm = jumlah pada tahun m Po = jumlah pada tahun dasar Pn = jumlah pada tahun akhir
m = selisih tahun m dengan tahun dasar
n = selisih tahun dari data pada tahun akhir dan tahun dasar
Pada tahun 2014 jumlah even MICE yang diselenggarakan ke Kabupaten Sleman dan diselenggarakan di hotel berbintang di Kabupaten Sleman sebanyak 18.110 wisatawan. Maka untuk menghitung proyeksi pertumbuhan even MICE yang diselenggarakan di hotel pada tahun 2025 di dapat persamaan sebagai berikut:
Pm = jumlah wisatawan pada tahun 2025 P2010= 5.554 even
P2014= 18.110 even
m = 2025 – 2010 = 15 tahun n = 2014 – 2010 = 4 tahun
maka � = . + . − .
(13)
� = . + .
� = . + .
� = . � � t
c. Perhitungan Jumlah Pengelola dari Hasil Studi Banding
Rasio perbandingan jumlah unit kamar yang akan direcanakan dengan karyawan adalah 1:0,9 atau dapat diartikan 1 kamar dilayani oleh 0,9 karyawan. Jadi dengan kapasitas 300 kamar, maka karyawan yang dibutuhkan adalah 300 x 0,9 = 270 karyawan atau dibulatkan menjadi 270 karyawan.
Pengelola Jumlah Orang
a. General Manager 1 b. Assistant Manager 1
c. Accounting 5
d. Marketing Department
Marketing Manager
Staff 1
10 e. Administration Department
Kepala Administrasi
Cost Control
Staff
1 10 10 f. Front Office Department
Kepala Department
Receptionist
Reservation
Operator
Bell boy
1 5 5 5 10 g. Housekeeping Department
Manager
Houseman
Laundry
Gardener
1 75 10
(14)
5 h. Food and Beverage Department
Food serving manager
Cook
Bartender
Waiter / waitress
Cashier
1 25 5 30 5 i. Human Resource Department
Personal Manager
Staff 1
15 j. Engineering Department
Kepala Dept. Engineering
Electrical Mechanical
Plumber
1 10 10 k. Security Staff
Kepala Dept. Security
Security 1
10
Jumlah 270
4.1.6 Pendekatan Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang didasarkan pada jenis kegiatan yang terjadi pada kelompok kegiatan para pelaku kegiatan. Kebutuhan ruang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kelompok
Kegiatan Uraian Kegiatan Sifat Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Publik Memarkirkan kendaraan Publik
Area Parkir Parkir mobil Parkir motor Sumber :Analisa Pribadi, 2016
(15)
Parkir pengelola Security office Ruang transisi dari area
pintu masuk menuju ke fasilitas yang ada di dalam hotel
Publik Entrance Hall
Menerima tamu Publik Lobby
Melayani pemesanan kamar hotel atau fasilitas lainnya dan pusat informasi tamu.
Publik
Front Office Lobby
Receptionist Reservation Penitipan Barang Cashier
Melakukan pemesanan
kamar Publik
Melakukan pemesanan
fasilitas ruang meeting Publik Melakukan penitipan
barang Publik
Membayar administrasi Publik
Menerima tamu,
menunggu, atau tempat berkumpul
Publik Lounge
Memenuhi kebutuhan
komersil seperti souvenir shop, mini market, ATM gallery
Publik Ruang yang
disewakan
Kegiatan Penunjang
Makan dan minum dengan
fasilitas lengkap Publik Restaurant
Sarapan pagi dan bersantai Publik Coffee Shop Bersantai dan
minum-minum ringan Publik Bar
Melakukan pertemuan, rapat, seminar dan sejenisnya.
Publik
Meeting Room
Function Room Makan, minum sebagai
(16)
Rekreasi, olahraga dan bermain.
Semi Publik
Sarana olahraga Swimming pool Fitness Club Locker Ruang Ganti Lavatory Buang air kecil dan buang
air besar Publik Lavatory
Sarana ibadah Publik Musholla
Kegiatan Privat
Melakukan aktifitas menginap diantaranya tidur dan mandi.
Privat
Standart room
Deluxe Room
Junior Suite
Executive Suite
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan pimpinan dan kesekretariatan
Privat
Office
General Manager Assist. Manager Administration Marketing Engineering HRD Mengurus adminitrasi,
keuangan, pemasaran, pendataan barang masuk dan keluar dan pengelolaan lainnya.
Privat Administration
Room
Melakukan koordinasi / briefing pada tim / keseluruhan karyawan
Privat Meeting Room
Peralihan sebelum memulai bekerja, yaitu berganti baju seragam, penyimpanan
(17)
barang karyawan, dan lainnya.
Ruang Ganti Locker Pantry Musholla
Menampung kegiatan
pemeliharaan dan
perawatan maintenance
hotel Servis
Engineering Office
Ruang Genset Ruang Panel Ruang Pompa Mengontrol kegiatan hotel
dilengkapi dengan CCTV, soundcentral, PABX
Servis Control Room
Menjaga keamanan pada hotel dilengkapi dengan fasilitas monitoring ruangan.
Servis Security Office
Mengurus administrasi yang berkaitan dengan makanan dan minuman.
Servis Food and
Beverage Office
Kegiatan Servis
Menyimpan seragam
karyawan dilengkapi dengan locker pakaian.
Servis Uniform Room
Mengatur ketersediaan kelengkapan kamar tamu dan restoran.
Servis
Housekeeping Office
Janitor
Lost and Found Room
Menyimpan barang
karyawan dan beristirahat Servis Ruang Karyawan Mencuci, menyetrika
kepentingan hotel dan tamu.
Servis Laundry and dry
cleaning
Menyimpan perlengkapan
(18)
Mempersiapkan makanan dan minuman
Servis
Dapur Dapur utama Cold Storage Gudang Bongkar muat barang
belanjaan dan barang mentah dapur
Servis Loading Dock
Menyimpan barang
kegiatan reparasi Servis
Gudang
Gudang Peralatan dan Perlengkapan Sarana penunjang hotel
meliputi PABX, genset room, ruang panel, ruang pompa air dan ruang sampah.
Servis Mechanical Room
4.1.7 Pendekatan Program Ruang
Pendekatan program ruang dilakukan dengan melihat standar besaran ruang dan kapasitas dari ruang-ruang yang ada. Standar besaran ruang yang digunakan dalam perencanaan diperoleh dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut:
No. Acuan Simbol
1. Ernest Neufert. 1992. Data Arsitek jilid 1 dan 2.
Erlangga: Jakarta DA
2. Lawson, Fred. 1995. Hotels and Resorts Planning Design and Refurbisment. England: Butterworth Architecture
HR
3. Rutes, Walter and Richars Penner. 1985. Hotel Planning and Design. London: Architectural Press HD 4. Joseph de Chiara & John Callender. 1973. Time Saver
Standards for Building Types. New York: Mc Graw Hill TSS 5. Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan
Komersial. Yogyakarta: Penerbit ANDI PBK Tabel 4.11 Acuan Sumber Standar Besaran Ruang
(19)
6. Surat Keputusan Dinas Pariwisata No. 14/U/II/88 tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha dan Pengelolaan Hotel.
SKDP
7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/96 mengenai Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir
DJPD
8. Studi Banding SB
9. Asumsi AS
Di dalam menghitung program ruang perlu diperhatikan sirkulasi (flow), sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan, yaitu:
No. Presentase Keterangan 1. 5 – 10 % Standar minimum
2. 20 % Kebutuhan keluasan sirkulasi 3. 30 % Kebutuhan kenyamanan fisik 4. 40 % Tuntutan kenyamanan psikologis 5. 50 % Tuntutan spesifik kegiatan
6. 70 – 100 % Keterkaitan dengan banyak kegiatan
Berikut ini adalah pendekatan program ruang pada Convention Hotel bintang 5 di Sleman :
Jenis Ruang Standar Besaran
K
ap
asi
ta
s
Perhitungan Luas
S
u
m
b
e
r
Keterangan
Kelompok Kegiatan Publik
Sumber: Analisa Pribadi
Sumber: Time Saver Standart of Building, 1973 Tabel 4.12 Presentase Sirkulasi ruang
(20)
Entrance Hall-Lobby Entrance Hall 0,4 m2/
kmr
300 kmr
0,4 m2 x300= 120 m2 DA Entrance Hall dibuat dengan konsep ruang indoor yang terhubung dengan outdoor atau terdapat taman indoor dengan unsur tropis. Perpaduan antara arsitektur tropis dan arsitektur modern, tanpa melupakan arsitektur lokal jogja. Sirkulasi 50% 60 m2
Total 180 m2
Lobby 1,8 m2/
kmr
300 kmr
1,8 m2 x 300 = 540 m2 HRP
Lounge 0,4 m2/
kmr
300 kmr
0,4 m2 x 300 = 120 m2 HRP Front Office 0,4 m2/
kmr
300 kmr
0,4 m2 x 300 = 120 m2 DA Rented Area
Airline/tour agency
0,07 m2/ kmr
300 kmr
0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC Rented Area dibuat dengan konsep
shopping arcade.
Koridor berada di tengah dan diapit oleh beberapa rented area. Money
changer
0,07 m2/ kmr
300 kmr
0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC
ATM gallery 0,07 m2/
kmr
300 kmr
0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC
Souvenir shop 0,07 m2/
kmr
300 kmr
0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC
Boutique 0,07 m2/
kmr
300 kmr
0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ rg
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA Sirkulasi 30% 5,64 m2
Total 24,44 m2
Jumlah Total Kegiatan Publik Jumlah 1.146,63 m2
(21)
Total 1.490,61 m2≈ . m2
Jenis Ruang Standar Besaran K ap asi ta s Perhitungan Luas S u m b e r Keterangan
Kelompok Kegiatan Penunjang
Restaurant Main Dining Room 0,6 krs/ kmr 300 kmr
0,6 x 300 = 180 krs
HMC
Main Dinning Room disediakan untuk melayani breakfast tamu hotel.
1,6 m2/ krs
180 krs
1,6 m2 x 180 = 288 m2
Restaurant Special 1 0,3 krs/ kmr 300 kmr
0,3 x 300 = 90 krs
HMC
Restaurant Special 1 memberikan pilihan menu makanan khas. 1,9 m2/
krs
90 krs 1,9 m2 x 90 = 171 m2
Restaurant Special 2 0,3 krs/ kmr 300 kmr
0,3 x 300 = 90 krs
HMC
Restaurant Special 2 memberikan pilihan menu makanan khas. 1,9 m2/
krs
90 krs 1,9 m2 x 90 = 171 m2 Dapur Utama 60% x R.
makan
3 unit 3 x 60% x (288 + 171 + 171 ) = 1.134 m2
HRP Jumlah 1.146,63 m2
Sirkulasi 30% 343,98 m2 Total Luas Restaurant 1.490,61 m2
Bar and Cafe Lounge Bar 1,4 m2/
kmr
300 kmr
1,4 m2 x 300 = 420 m2 HRP Bar and Cafe ditempatkan di rooftop dengan city view dan pool view. Dibuat dengan konsep semi outdoor berupa sky lounge.
R. Bartender 5 m2/ org 5 org 5 m2 x 5 = 25 m2 HRP
Cafe
0,3 krs/ kmr
300 kmr
0,3 x 300 = 90 krs
HRP 2,5 m2/
krs
90 krs 2,5 m2 x 90 = 225 m2
Dapur 40-50% x
(lounge + 670 m2
50% x 670 m2= 335 m2 HRP Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ org
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA
Tabel 4.14 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang Sumber: Analisa Pribadi
(22)
Wastafel 1,3 m2/ unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA Sirkulasi 30% 5,64 m2
Total 24,44 m2
Cashier 1,5 m2/
org
4 org 1,5 m2 x 4 = 6 m2 HRP Jumlah 1.056,63 m2
Sirkulasi 30% 316.98 m2 Total Luas Bar & Cafe 1.373,61 m2
Executive Lounge Lounge Bar 1,4 m2/
kmr
300 kmr
1,4 m2 x 300 = 420 m2 HRP Executive Lounge hanya dapat diakses oleh pengguna suite room. Executive lounge merupakan private sky
lounge (berada di
rooftop) dengan
bangunan semi outdoor.
R. Bartender 5 m2/ org 5 org 5 m2 x 5 = 25 m2 HRP
Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ org
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA Sirkulasi 30% 5,64 m2
Total 24,44 m2 Jumlah 491,43 m2 Sirkulasi 30% 147,42 m2
(23)
Total Luas Bar & Cafe 638,85 m2
Convention Center Ballroom 1,1 m2/
org
3000 org
1,1 m2 x 3000= 3300 m2 HRP Ballroom Lobby 1/6 ballroom 3300 m2
1/6 x 3300 m2 = 550 m2 HRP Meeting room
1
3 m2/ org 300 x 1 unit
3 m2 x 300= 900 m2 HRP Meeting room
2
3 m2/ org 100 x 4 unit
3 m2 x 100 x 4= 1.200 m2
HRP Meeting room
3
3 m2/ org 50 x 6 unit
3 m2 x 50 x 6= 900 m2 HRP Ruang
informasi
2 m2/ org 2 org 2 m2 x 2= 4 m2 HD Ruang
Penitipan
7 m2/ counteer
2 unit 7 m2 x 2= 14 m2 HD VIP Room 5 m2/ org 10
org
5 m2 x 10= 50 m2 HD Ruang
persiapan
1/12 x ballroom
3300 m2
1/12 x 3300 m2 = 275 m2 HD
Pantry Ballroom
48 m2/ unit
1 unit 48 m2 x 1 unit = 48 m2 HD Pantry M.R 24
m2/unit 11 unit
24 m2 x 11 = 264 m2 HD Ruang Service Convention R. Kontrol
Suara
24 m2/ unit
12 unit
24 m2 x 12 unit = 288 m2
HD R. Kontrol
Lampu
24 m2/ unit
2 unit 24 m2 x 2 unit = 48 m2 HD
Lavatory Pria 6 unit
Toilet Pria 1,7 m2/ org
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA
Urinoir 0,7 m2/unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3
m2/unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 x 6 unit = 127,14 m2
Lavatory Wanita 6 unit
Toilet Wanita 1,7 m2/org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA
Wastafel 1,3 m2/unit
(24)
Sirkulasi 30% 5,64 m2
Total 24,44 m2 x 6 unit = 146,64 m2
Gudang 30% x
function
2 unit 2 x 30% x 3300 m2 = 1980 m2
HD Jumlah 10.094,78 m2
Sirkulasi 30% 3.028,43 m2 Total Luas Convention Center 13.123,21 m2
Swimming Pool
Pool 25 m x
50 m
1 unit 25 m x 50 m = 1250 m2
HD
Swimming pool dibuat di lantai atas (rooftop), berupa infinity pool dengan city view. Kids Pool 7,5 m x
25 m
1 unit 5 m x 20 m = 100 m2
HD Locker,
Lavatory
2 x 0,1 m2 x luas
2 x 0,1 m2 x 1350= 270 m2
HD Jumlah 1.620 m2
Sirkulasi 30% 486 m2 Total 2.106 m2
Fitness Center Treadmill 1,5 m x
0,90 m
6 unit 1,35 m2 x 6 = 8,1 m2
HD Press Station 1,5 m x
1,00 m
4 unit 1,5 m2 x 4 = 6 m2
HD Static Bicycle 1,2 m x
0,60 m
6 unit 0,72 m2 x 6 = 4,32 m2
HD Rak Barbel 2,0 m x
0,90 m
4 unit 1,8 m2 x 4 = 7,2 m2
HD Locker,
Lavatory
2 x 0,36 m2/kmr
300 kmr
2 x 0,36 m2 x 300 = 216 m2
HD Jumlah 241.62 m2
Sirkulasi 30% 72,48 m2 Total 314,10 m2
Spa R. Tunggu 2 m2/ org 10
org
2 m2 x 10 = 20 m2
HD R.Meni/pedic
ure
1,7 m2/ org
4 org 1,7 m2 x 4 = 6,8 m2
HD Salon 4 m2/ org 10
org
4 m2 x 10 = 40 m2
(25)
Massage Room
4 m2/ org 4 org 4 m2 x 4 = 16 m2
HD Locker,
Lavatory
2 x 0,36 m2/kmr
300 kmr
2 x 0,36 m2 x 300 = 216 m2
HD Jumlah 298,8 m2
Sirkulasi 30% 89,64 m2 Total 388,44 m2
Sauna R. Tunggu 2 m2/ org 10
org
2 m2 x 10 = 20 m2
HD Ruang Mandi 4,9 m2/
org
10 org
4,9 m2 x 10 = 49 m2
HD Ruang Pijat 4,6 m2/
org
10 org
4,6 m2 x 10 = 46 m2
HD Beranda 4 m2/ org 10
org
4 m2 x 10 = 40 m2
HD Bak Air Panas 2 m2/ org 5 org 2 m2 x 5 = 10 m2
HD Locker,
Lavatory
2 x 0,36 m2/kmr
300 kmr
2 x 0,36 m2 x 300 = 216 m2
HD Jumlah 335 m2
Sirkulasi 30% 100,5 m2 Total 435,5 m2
Mushola Ruang Shalat 1 m2/ org 100
org
1 m2 x 100 = 100 m2 Ruang Wudhu 0,8 m2/
unit
20 unit
0,8 m2 x 20 = 16 m2 Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ org
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
(26)
Sirkulasi 30% 5,64 m2 Total 24,44 m2 Jumlah 161,63 m2 Sirkulasi 30% 48,48 m2
Total 210,11 m2
Jumlah Total Kegiatan Penunjang Jumlah 20.446,54 m2
Sirkulasi 30% 6.133,96 m2
Total 26.580,50 m2≈ . m2
Jenis Ruang Standar Besaran
K
ap
asi
ta
s
Perhitungan Luas
S
u
m
b
e
r
Keterangan
Kelompok Kegiatan Privat
Standart Room Kamar Tidur
King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4m² SB
Nakas 0,6 m x 0,6 m
2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m² SB Lemari 0,6 m x
1,2 m
1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m² SB
Meja 0,75 m x
1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
SB Kursi 0,5 m x
0,6 m
1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB
Sofa 0,8 m x
0,6 m
1 unit 0,48 m² x 1 = 0,48 m² SB Jumlah 7,345 m2
Sirkulasi 100% 7,345 m2 Total 14,69 m2 Bathroom Kloset duduk 0,65 m x
0,55 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA
Shower 1,2 m x
1,2 m
1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m² DA Wastafel 0,4 m x
0,9 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA Sumber: Analisa Pribadi
(27)
Jumlah 2,16 m2 Sirkulasi 100% 2,16 m2 Total 4,32 m2
Balkon 1,5 m x
1,5 m
1 unit 2,55 m² x 1 = 2,55 m²
SB
Jumlah Luas Kamar Standart Double Jumlah 21,56 m2
Sirkulasi 30% 6,46 m2
Total 28,02 m2≈ 2
Jumlah kamar standar = 90 unit 28 m2 x 90 =2.520 m2
Twin Room
Kamar Tidur Single Size
Bed
1,2m x 2m
2 unit 2 x 2,4 m² x 1 = 4,8 m² SB Nakas 0,6 m x
0,6 m
2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m² SB Lemari 0,6 m x
1,2 m
2 unit 2 x 0,72 m² x 1 = 1,44 m²
SB
Meja 0,75 m x
1,5 m
2 unit 2 x 1,125 m² x 1 = 2,25 m²
SB Kursi 0,5 m x
0,6 m
2 unit 2 x 0,3 m² x 1 = 0,6 m² SB
Sofa 0,8 m x
0,6 m
1 unit 0,48 m² x 2 = 0,96 m² SB Jumlah 10,77 m2
Sirkulasi 100% 10,77 m2 Total 21,54 m2 Bathroom Kloset duduk 0,65 m x
0,55 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA
Shower 1,2 m x
1,2 m
1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m² DA Wastafel 0,4 m x
0,9 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA Jumlah 2,16 m2
Sirkulasi 100% 2,16 m2 Total 4,32 m2
Balkon 1,5 m x
1,5 m
(28)
Jumlah Luas Kamar Twin Jumlah 28,41 m2
Sirkulasi 30% 8,52 m2
Total 36,09 m2≈ m2
Jumlah kamar twin = 120 unit 36 m2 x 120 = 4.320 m2
Deluxe Room
Kamar Tidur
King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB
Nakas 0,6 m x 0,6 m
2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m² SB Lemari 0,6 m x
1,8 m
1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m² SB
Meja 0,75 m x
1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
SB Kursi 0,5 m x
0,6 m
1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB
Sofa 0,8 m x
1,5 m
1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB
Coffe Table 0,6 m x 1,2 m
1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m² SB Jumlah 9,145 m2
Sirkulasi 100% 9,145 m2 Total 18,29 m2 Bathroom Kloset duduk 0,65 m x
0,55 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA
Shower 1,2 m x
1,2 m
1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m² DA
Bathup 0,8 m x 2
m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² Wastafel 0,4 m x 1
m
1 unit 0,4 m² x 1 = 0,4 m² DA Jumlah 3,8 m2
Sirkulasi 100% 3,8 m2 Total 7,6 m2
Balkon 1,5 m x
1,5 m
1 unit 2,55 m² x 1 = 2,55 m² SB Jumlah Luas Kamar Deluxe Jumlah 28,44 m2
(29)
Sirkulasi 30% 8,532 m2
Total 36,09 m2≈ 2
Jumlah kamar deluxe = 60 unit 36 m2 x 60 =2.160 m2
Junior Suite Room
Kamar Tidur
King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB
Nakas 0,6 m x 0,6 m
2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m² SB Lemari 0,6 m x
1,8 m
1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m² SB
Meja 0,75 m x
1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
SB Kursi 0,5 m x
0,6 m
1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB Convertible
Sofa
0,8 m x 1,5 m
1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB
Coffe Table 0,6 m x 1,2 m
1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m²
SB
Long Sofa 1,5 m x 0,8 m
1 unit 1,6 m2 x 1 = 1,6 m2
SB Meja Sofa 1,2 m x
0,8 m
1 unit 0,96 m2 x 1 = 0,96 m2
SB Jumlah 12,905 m2
Sirkulasi 100% 12,905 m2 Total 25,81 m2 Dinning Area Meja Makan 1,2 m x
2,5 m
1 unit 3 m² x 1 = 3 m² DA Kursi Makan 0,6 m x
0,5 m
6 unit 0,3 m² x 6 = 1,8 m² DA
Serving Table 0,75 m x 1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
Jumlah 5,925 m2 Sirkulasi 100% 5,925 m2 Total 11,85 m2
Lavatory Kloset duduk 0,65 m x
0,55 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA
Shower 1,2 m x
1,2 m
(30)
Bathup 0,8 m x 2 m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA Wastafel 0,4 m x
1,5 m
1 unit 0,6 m² x 1 = 0,6 m² DA Jumlah 4 m2
Sirkulasi 100% 4 m2 Total 8 m2
Balkon 1,5 m x
1,5 m
1 unit 2,55 m² x 1 = 2,55 m²
SB
Jumlah Luas Kamar Junior Suite Jumlah 48,21 m2
Sirkulasi 50% 24,1 m2
Total 72,3 m2≈ m2
Jumlah junior suite = 20 unit 72 m2 x 20 =1.440 m2
Executive Suite Room
Kamar Tidur
King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB
Nakas 0,6 m x 0,6 m
2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m² SB Lemari 0,6 m x
1,8 m
1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m² SB
Meja 0,75 m x
1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
SB Kursi 0,5 m x
0,6 m
1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB Convertible
Sofa
0,8 m x 1,5 m
1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB
Coffe Table 0,6 m x 1,2 m
1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m²
SB
Long Sofa 1,5 m x 0,8 m
1 unit 1,6 m2 x 1 = 1,6 m2
SB Jumlah 11,945 m2
Sirkulasi 100% 11,945 m2 Total 23,81 m2 Dinning Area Meja Makan 1,2 m x 3
m
1 unit 3,6 m² x 1 = 3,6 m² DA Kursi Makan 0,6 m x
0,5 m
(31)
Serving Table 0,75 m x 1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
Mini Bar 0,75 m x 1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
Jumlah 8,25 m2 Sirkulasi 100% 8,25 m2 Total 16,5 m2 Living Room Long Sofa 1 m x 2,5
m
1 unit 2,5 m² x 1 = 2,5 m² DA Meja Sofa 0,8 m x
1,5 m
1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² DA
Meja Lampu 0,5 m x 0,5 m
2 unit 0,25 m² x 1 = 0,25 m² DA Massage
Chair
1,2 m x 2 m
1 unit 2,4 m² x 1 = 2,4 m² DA Jumlah 6,35 m2
Sirkulasi 100% 6,35 m2 Total 12,7 m2
Pantry Serving Table 0,8 m x 2
m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA Dispenser 0,4 m x
0,4 m
1 unit 0,16 m² x 1 = 0,16m² DA
Kulkas 0,8 m x 1 m
2 unit 0,8 m² x 1 = 0,8 m² DA
Wastafel 0,8 m x
1,2 m
1 unit 0,96 m² x 1 = 0,96 m² DA Jumlah 3,52 m2
Sirkulasi 100% 3,52 m2 Total 7,04 m2 Bathroom Kloset duduk 0,65 m x
0,55 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA
Shower 1,2 m x
1,2 m
1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m² DA
Bathup 0,8 m x 2
m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA Wastafel 0,4 m x
1,5 m
1 unit 0,6 m² x 1 = 0,6 m² DA Jumlah 4 m2
(32)
Total 8 m2 Terrace
Sofa 0,8 m x
0,6 m
2 unit 0,48 m² x 2 = 0,96 m² DA Meja Sofa 0,8 m x
0,8 m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA
Private Pool 5 m x 7,5
m
1 unit 37,5 m² x 1 = 37,5 m² DA Jumlah 40,6 m2
Sirkulasi 50% 20,3 m2 Total 60,9 m2
Jumlah Luas Kamar Executive Suite Jumlah 128,95 m2
Sirkulasi 50% 64,475 m2
Total 192,45 m2≈ m2
Jumlah junior suite = 8 unit 192 m2 x 8 =1.536 m2
Presidential Suite Room
Kamar Tidur Utama
King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB
Nakas 0,6 m x 0,6 m
2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m² SB Lemari 0,6 m x
1,8 m
1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m² SB
Meja 0,75 m x
1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
SB Kursi 0,5 m x
0,6 m
1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB Convertible
Sofa
0,8 m x 1,5 m
1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB
Coffe Table 0,6 m x 1,2 m
1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m²
SB
Long Sofa 1,5 m x 0,8 m
1 unit 1,6 m2 x 1 = 1,6 m2
SB Jumlah 11,945 m2
Sirkulasi 100% 11,945 m2 Total 23,81 m2 Kamar Tidur
(33)
Nakas 0,6 m x 0,6 m
2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m² SB Lemari 0,6 m x
1,2 m
1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m² SB
Meja 0,75 m x
1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
SB Kursi 0,5 m x
0,6 m
1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB
Sofa 0,8 m x
0,6 m
1 unit 0,48 m² x 1 = 0,48 m² SB Jumlah 7,345 m2
Sirkulasi 100% 7,345 m2 Total 14,69 m2 Dinning Area Meja Makan 1,2 m x 3
m
1 unit 3,6 m² x 1 = 3,6 m² DA Kursi Makan 0,6 m x
0,5 m
8 unit 0,3 m² x 8 = 2,4 m² DA
Serving Table 0,75 m x 1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
Mini Bar 0,75 m x 1,5 m
1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²
Jumlah 8,25 m2 Sirkulasi 100% 8,25 m2 Total 16,5 m2 Living Room Long Sofa 1 m x 2,5
m
1 unit 2,5 m² x 1 = 2,5 m² DA Meja Sofa 0,8 m x
1,5 m
1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² DA
Meja Lampu 0,5 m x 0,5 m
2 unit 0,25 m² x 1 = 0,25 m² DA Massage
Chair
1,2 m x 2 m
1 unit 2,4 m² x 1 = 2,4 m² DA Jumlah 6,35 m2
Sirkulasi 100% 6,35 m2 Total 12,7 m2 Meeting Room Meja Rapat 2 m x 5
m
1 unit 10 m² x 1 = 10 m² DA Kursi Rapat 0,6 m x
0,6 m
10 unit
(34)
Lemari Arsip 0,6 m x 2 m
1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² DA Jumlah 14,8 m2
Sirkulasi 100% 14,8 m2 Total 29,6 m2
Pantry Serving Table 0,8 m x 2
m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA Dispenser 0,4 m x
0,4 m
1 unit 0,16 m² x 1 = 0,16m² DA
Kulkas 0,8 m x 1 m
2 unit 0,8 m² x 1 = 0,8 m² DA
Wastafel 0,8 m x
1,2 m
1 unit 0,96 m² x 1 = 0,96 m² DA Jumlah 3,52 m2
Sirkulasi 100% 3,52 m2 Total 7,04 m2 Main Bathroom Kloset duduk 0,65 m x
0,55 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA
Shower 1,2 m x
1,2 m
1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m² DA
Bathup 0,8 m x 2
m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA Wastafel 0,4 m x
1,5 m
1 unit 0,6 m² x 1 = 0,6 m² DA
Walk in Closet 2 m x 3 m
1 unit 6 m² x 1 = 6 m² Jumlah 10 m2
Sirkulasi 100% 10 m2 Total 20 m2 Standart Bathroom Kloset duduk 0,65 m x
0,55 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA
Shower 1,2 m x
1,2 m
1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m² DA Wastafel 0,4 m x
0,9 m
1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA Jumlah 2,16 m2
Sirkulasi 100% 2,16 m2 Total 4,32 m2
(35)
Terrace
Sofa 0,8 m x
0,6 m
4 unit 0,48 m² x 4 = 1,92 m² DA Meja Sofa 0,8 m x
0,8 m
1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA
Private Pool 5 m x 7,5
m
1 unit 37,5 m² x 1 = 37,5 m² DA Jumlah 41,2 m2
Sirkulasi 50% 20,51 m2 Total 61,71 m2
Jumlah Luas Kamar Preidential Suite Jumlah 191,83 m2
Sirkulasi 50% 95,91 m2
Total 287,74 m2≈ m2
Jml presidential suite = 2 unit 288 m2 x 2 = 576 m2
Jumlah Luas Kelompok Kegaiatan Privat Jumlah 12.552 m2
Sirkulasi 50% 6.276 m2 Total 18.828 m2
Jenis Ruang Standar Besaran K ap asi ta s Perhitungan Luas S u m b e r Keterangan
Kelompok Kegiatan Pengelola
Manager Office R. General
Manager
9,5 m2/ org
1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2
HRP Entrance Hall dibuat dengan konsep R. Resident
Manager
9,5 m2/ org
1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2
HRP
R. Front Office Manager
9,5 m2/ org
1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2
HRP R. Reservation
Manager
9,5 m2/ org
1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2
HRP R. Rapat 1,5 m2/
org
100 org
1,5 m2 x 100 = 150 m2 HRP Sumber: Analisa Pribadi
(36)
R. Reservasi 2 m2/ org 6 org 2 m2 x 6 = 12 m2 HRP R. Arsip 0,04 m2/
jml kmr 300 kmr
0,04 m2 x 300 = 12 m2 HRP Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ rg
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA Sirkulasi 30% 5,64 m2
Total 24,44 m2 Jumlah 257,63 m2 Sirkulasi 50% 77,28 m2
Total 334,91 m2
Divisi Personalia R. Personel
Manager
9,5 m2/ org
1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2
HRP
R. Staff 2 m2/ org 20 org
2 m2 x 20 = 40 m2 HMC R. Trainning 0,4 m2/
jml kmr 300 kmr
0,4 m2 x 300 = 120 m2 HMC
Locker Room 0,4 m2/ org
270 org
0,4 m2 x 270 = 108 m2 HMC Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ rg
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
(37)
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA Sirkulasi 30% 5,64 m2
Total 24,44 m2 Jumlah 323,13 m2 Sirkulasi 30% 96,93 m2
Total 420,06 m2
Ruang Makan Karyawan R. Makan 1,7 m2/
org
0,4 staff
1,7 m2 x 270 = 459 m2
HRP
Dapur ⅓ r.
makan
1 unit ⅓ 2 = 153 m2 HMC Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ rg
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA Sirkulasi 30% 5,64 m2
Total 24,44 m2 Jumlah 657,63 m2 Sirkulasi 30% 197,28 m2 Total 854,91 m2
Jumlah Kelompok Kegiatan Pengelola Jumlah 1.609,88 m2
(38)
Sirkulasi 50% 804,94 m2
Total 2.414,82 m2≈ . m2
Jenis Ruang Standar Besaran K ap asi ta s Perhitungan Luas S u m b e r Keterangan
Kelompok Kegiatan Pelayanan
Housekeeping
Housekeeping Office
9,5 m2/ org
2 org 9,5 m2 x 2 = 19 m2
HRP Entrance Hall dibuat dengan konsep Laundry
Room
0,7 m2/ jml kmr
300 kmr
0,7 m2 x 300 = 210 m2
HRP
Valet Room 0,03 m2/ jml kmr
300 kmr
0,03 m2 x 300 = 9 m2
HRP Soiled
Laundry
0,03 m2/ jml kmr
300 kmr
0,03 m2 x 300 = 9 m2
HRP Linen Storage 0,4 m2/
jml kmr 300 kmr
0,4 m2 x 300 = 120 m2
HRP Uniform Issue 0,09 m2/
jml kmr 300 kmr
0,09 m2 x 300 = 27 m2
HRP Lost & Found 0,03 m2/
jml kmr 300 kmr
0,03 m2 x 300 = 9 m2
HRP Lavatory Pria
Toilet Pria 1,7 m2/ rg
6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA Urinoir 0,7 m2/
unit
5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA Sirkulasi 30% 4,89 m2
Total 21,19 m2 Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/ org
8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA Wastafel 1,3 m2/
unit
4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA Sirkulasi 30% 5,64 m2
Tabel 4.17 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pelayanan Sumber: Analisa Pribadi
(39)
Total 24,44 m2 Jumlah 448,63 m2 Sirkulasi 50% 224,31 m2
Total 672,94 m2
Gudang Gudang
Kering
0,2 m² x L. dapur utama
1 unit 0,2 m2 x 1.134 m2 = 226,8 m2
HRP
Gudang Dingin
0,25m² x L. dapur
1 unit 0,25 m2 x 1.134 m2 = 283,5 m2
HMC Gudang
Sayuran
0,25m² x L. dapur
1 unit 0,25 m2 x 1.134 m2 = 283,5 m2
HMC Gudang
Peralatan
0,3 m² x L. dapur
1 unit 0,3 m2 x 1.134 m2 = 340,2 m2
HMC Gudang
Minuman
0,2 m² x jml kmr
300 kmr
0,2 m2 x 300= 60 m2 HMC Gudang Penerimaan 0,3m² x jml kmr 300 kmr
0,3 m2 x 300= 90 m2 HMC Jumlah 1.284 m2
Sirkulasi 30% 385,2 m2 Total 1.669,2 m2
Ruang Keamanan Pos Jaga 10 m² x
unit
1 unit 10 m2 x 1 m2 = 10 m2
HRP
R. CCTV 10 m² x unit
1 unit 10 m2 x 1 m2 = 10 m2 HMC Jumlah 20 m2
Sirkulasi 30% 6 m2 Total 26 m2
Ruang Engineering R. Genset 25 m² /
unit utama
5 unit 25 m2 x 5 = 125 m2
HRP
R. Panel Listrik
16 m² / unit
(40)
R. Pompa 25 m² / unit
5 unit 25 m2 x 5 = 125 m2 HMC
Lift 20 m² /
unit
10 unit
20 m2 x 10 = 200 m2 HMC R. AHU 20 m² /
unit
10 unit
20 m2 x 10 = 200 m2
Shaft 3 m²/
unit
10 unit
3 m2 x 10 = 30 m2
R. Chiller 20 m² /
unit
1 unit 20 m2 x 1 = 20 m2 Lift Barang 9 m²/
unit
10 unit
9 m2 x 10 = 90 m2 Tangga
Darurat
24 m²/ unit
10 unit
24 m2 x 10 = 240 m2 Jumlah 1.100 m2
Sirkulasi 30% 330 m2 Total 1.430 m2
Jumlah Kelompok Kegiatan Pelayanan Jumlah 3.798,14 m2
Sirkulasi 50% 1.899,07 m2
Total 5.697,21 m2 ≈ . m2
Kelompok Area Parkir
Berdasarkan peraturan standar parkir yang dikeluarkan oleh Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/96 mengenai Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkiruntuk bangunan hotel adalah berdasarkan kebutuhan ruang parkir. Tabel ukuran kebutuhan ruang parkir sumber Direktur Jenderal Perhubungan Darat RI sebagai berikut:
No. Peruntukkan Satuan Ruang Parkir (SRP) Kebutuhan Ruang Parkir 1. Pusat Perdagangan
Pertokoan SRP / 100 m2 luas lantai efektif 3,5 – 7,5
Pasar Swalayan SRP / 100 m2 luas lantai efektif
SRP / 100 m2 luas lantai efektif
3,5 – 7,5 Pasar SRP / 100 m2 luas lantai efektif 3,5 – 7,5
2. Pusat Perkantoran
Pelayanan Bukan Umum SRP / 100 m2 luas lantai 1,5 – 3,5
Pelayanan Umum SRP / 100 m2 luas lantai 1,5 – 3,5
3. Pusat Pertemuan
Non Padat SRP / 100 m2 luas lantai
SRP / 100 m2 luas lantai
5,0 – 7,5
Padat SRP / 100 m2 luas lantai 7,5 – 10
4. Sekolah SRP / mahasiswa 0,7 – 1,0
5. Hotel atau Penginapan SRP / kamar 0,2 – 1,0
Sumber: Analisa Pribadi
(41)
6. Rumah Sakit SRP / tempat tidur 0,2 – 1,3
7. Gedung Pertunjukan SRP / tempat duduk 0,1 – 0,4
No. Jenis Kendaraan SRP (m2)
1.
2. 3.
a. Mobil penumpang untuk golongan I b. Mobil penumpang untuk golongan II c. Mobil penumpang untuk golongan III Bus/ Truk
Sepeda Motor
2,3 x 5 2,5 x 5 3,0 x 5 3,4 x 12,5
0,75 x 2
Berdasarkan table di atas, maka perhitungan untuk kebutuhan ruang parkir adalah sebagai berikut:
Jenis Ruang Standar Besaran Kapasitas Perhitungan Luas Sumber Kelompok Area Parkir Hotel
Parkir Mobil 0,6 SRP/kamar 3m x 5,5m/mobil
300 kamar 0,6 SRP x 300 = 180 SRP 16,5m2 x 180 = 2.970 m2
DJPD
Parkir Motor 1,5m x 2m/motor 10% luas parkir mobil
10%x 2.970 m2 = 297 m2 TSS
Bus 42,5 m2/unit 5 unit 42,5 m2 x 5 = 212,5 m2 DA Truk Barang 42,5 m2/unit 1 unit 42,5 m2 x 1 = 42,5 m2 DA Kelompok Area Parkir Convention Center
Parkir Mobil 10 SRP/100 m2 3m x 5,5m/mobil
4400 m2 10 SRP x 44 = 440 SRP 16,5m2 x 440 = 7.260 m2
DJPD
Parkir Motor 1,5m x 2m/motor 10% luas parkir mobil
10%x 7.260 m2 = 726 m2 TSS
Bus 42,5 m2/unit 10 unit 42,5 m2 x 10 = 425 m2 DA Truk Barang 42,5 m2/unit 3 unit 42,5 m2 x 3 = 127,5 m2 DA
Jumlah 12.090,5 m2
Tabel 4.20 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kendaraan Tabel 4.19 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kendaraan
Sumber: Dinas Perhubungan Darat RI, 1996 Sumber: Dinas Perhubungan Darat RI, 1996
(1)
Air kotor / black water merupakan air buangan yang berasal dari kloset, urnal, bidet, dan alat buangan lainnya, diteruskan menuju shaft air kotor padat, disalurkan ke STP (Sewage Treatment Plant) dengan bahan kimia yang bersifat mengencerkan limbah. Selanjutnya, limbah dianggap layak di buang di roil kawasan. b. Sistem pembuangan air bekas (grey water)
Air bekas ialah air westafel, shower, air bekas cuci piring atau peralatan masak. Air bekas ini dapat dibuang setelah treatment atau diloah kembali untuk dimanfaatkan kembali. Terdapat upaya penghematan air jika melakukan pengolahan kembali. Adapun beberapa cara untuk mengolah air bekas, yaitu:
1) Penyaringan oleh tanaman
Limbah ini dialirkan ke bak tanam, adapaun tanaman yang dapat menyerap zat kimia, diantaranya yaitu; Jaringoa, Lily Air, Pontederia, Melati air. kemudian tanaman akan menyerap nitrogen dan fosfor. Sehingga air yang tersisa adalah air limbah yang relatif aman untuk di salurkan ke selokan lingkungan. 2) Pengolahan khusus
Membuat instalasi pengolahan yang disebut Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dimana air bekas dialirkan ke bak penampungan inlet, lalu diolah ke sand filter dan water treatment. Setelah itu dialirkan ke bak penampungan outlet. Setelah itu dapat digunakan kembali untuk untuk menyiram tanaman dan mengguyur kloset.
3) Persyaratan sistem jaringan air kotor yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, yaitu mengurangi beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan. (ASD 7 : Storm Water Management).
4.3.6 Sistem Pembuangan Sampah
Karyawan kebersihan melakukan pemilihan sampah antara sampah basah dan sampah keringuntuk mempermudah pengolahan samapah, Selanjutnya karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap lantai dan memasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-sampah tersebut dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA.
Untuk bangunan bertingkat tinggi diperlukan:
a. Terdapat boks-boks sampah yang terletak di tempat servis di setiap lantai. Masing-masing boks dihubungkan oleh pipa penghubung dari beton atau PVC dengan dia eter – . Di di g pali g atas di erika lu a g u tuk udara da dile gkapi dengan kran air untuk pembersih atau pemadam sementara jika terjadi kebakaran di lubang sampah tersebut.
b. Terdapat boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan atau gudang dilengkapi dengan kereta bak sampah.
Persyaratan sistem pembuangan sampah yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, antara lain :
1. Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah tangga berdasarkan jenis organik dan anorganik.(BEM P : Basic Waste Management)
2. Memiliki rencana manajemen sampah konstruksi yang terdiri atas:
a) Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke TPA, digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga.
(2)
b) Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota. (BEM 2 : Pollution of Construction Activity)
3. Adanya instalasi pengolahan limbah organik di dalam tapak bangunan atau memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah organik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota.
4. Memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah anorganik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota. (BEM 3 : Advanced Waste Management)
4.3.7 Sistem Proteksi Kebakaran
Penanganan terhadap kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran diusahakan dalam bentuk:
1) Penggunaan bahan bangunan yang tahan panas atau api pada suhu tertentu. 2) Rancangan sistem evakuasi dalam bangunan
Merupakan upaya penyelamatan pelaku kegiatan, sehingga mempermudah evakuasi serta meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Sarana penunjang tersebut terdiri dari:
a) Sumber daya listrik darurat
Sumber listrik ini dipergunakan untuk mengaktifkan semua peralatan bantu evakuasi.
b) Lampu darurat
Pemasangan lampu diletakkan pada tangga darurat, jalan penghubung atau jalan yang dipergunakan oleh manusia pada saat kebakaran.
c) Pintu kebakaran
Pintu ini harus dapat menutup secara otomatis dan dapat dibuka dengan kekuatan 10 kg, serta tahan api selama + 1-3 jam. Bukaan pintu ke arah tangga pada setiap lantai, kecuali pada lantai dasar pintu harus membuka kearah luar menuju lobby atau ke luar bangunan.
d) Tangga darurat
Pada ruang tangga darurat diberikan penerangan, cerobong penghisap udara (Exhaust Fan) serta kedap terhadap asap dan pada top floor diberikan bukaan berupa pintu. Jarak pencapaian antara tangga maksimal 25 m dengan lebar tangga minimal 1,2 m.
3) Penyediaan alat pencegahan atau pengamanan terhadap bahaya kebakaran. Pencegahan kebakaran di dalam bangunan terdiri dari:
a) Thermal detector, yaitu alat untuk mendeteksi panas yang ditimbulkan oleh api, dimana bekerja secara otomatis.
b) Smoke detector, alat ini untuk mendeteksi asap yang ditimbulkan oleh kebakaran, dimana akan bekerja secara otomatis apabila ada asap yang terdeteksi dengan toleransi tertentu.
c) Sprinkler, yaitu alat untuk memadamkan api secara otomatis apabila tabung gelas pada alat tersebut terkena panas, maka akan pecah dan kemudian keluar air, dimana jarak antara sprinkler tidak lebih dari 2,3 m.
d) Kotak Hidran, yaitu sebuah kotak yang berisi selang dengan panjang + 25 m, dimana terletak pada area seluas 800 m2/unit.
e) Alat pemadam kebakaran ringan, Alat ini berupa tabung-tabung gas zat arang atau serbuk anti api dan dilengkapi dengan alat penyemprot. Untuk setiap area seluas 100 m2 disediakan satu alat tersebut.
f) Fire alarm, Penggunaan alat ini untuk memberitahukan apabila terjadi kebakaran.
(3)
4.3.8 Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem faraday sebagai penangkal petir, yaitu berupa tiang setinggi 30 cm, kemudian dihubungkan dengan kawat menuju ke tanah. Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu jika terjadi sambaran petir maka medan listrik di dalam ruangan akan tetap netral sehingga kerusakan alat-alat listrik di dalam bangunan dapat diminimalisir.
4.3.9 Sistem Komunikasi
Terdapat dua sistem komunikasi yang digunakan, yaitu sistem internal dan sistem eksternal. Selain itu .terdapat wifi (jaringan komunikasi tanpa tabel) yang digunakan sebagai fasilitas para tamu dan oleh pengelola hotel sebagai koneksi pemesanan kamar melalui media internet.
a. Komunikasi Internal
Penggunaan telepon untuk berkomunikasi antar ruang di dalam bangunan yaitu dengan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange). Digunakan pada ruang hunian kamar tamu yang terhubung dengan front office, dan untuk menunjang komunikasi antar divisi. Selain itu terdapat, LAN (Local Area Network) yaitu sistem komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data anatr komputer dalam satu bangunan untuk kepentingan pengelola administrasi.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi dari dan keluar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun faksimili. Hal ini digunakan untuk komunikasi keluar oleh pengelola maupun para tamu.
4.3.10 Sistem Keamanan Bangunan
Sistem keamanan bangunan yaitu berupa penggunaan CCTV pada beberapa titik yang ditentukan. Hal ini memudahkan dalam pemantauan secara menyeluruh tanpa kehadiran petugas keamanan yang berkeliling. CCTV ini akan terhubung dengan sistem BMS (Building Management System) dan BAS (Building Automatic System)
Sedangkan keamanan pada kamar huni tamu dengan sistem hotel lock, dimana kunci kamar merupakan kartu akses yang dipegang oleh penghuni kamar.
4.3.10 Sistem Transportasi
Sistem transportasi vertical yang digunakan pada city hotel adalah elevator (lift) dan tangga
a. Elevator (lift)
Peletakan elevator pada bangunan ialah di area yang mudah terlihat, mudah dicapai dan dapat melayani tiap lantai. Untuk menghemat energi, digunakan sistem sensor gerak atau sleep mode pada lift, sehingga lift hanya beroperasi jika ditemukan sensor gerak pada radius jarak yang ditentukan. Lampu dalam lift juga akan mati secara otomatis saat lift tidak beroperasi.
b. Tangga
Tangga digunakan sebagai tangga darurat, yang digunakan pada saat darurat seperti kebakaran, lift tidak berfungsi, atau evakuasi ketika bencana alam seperti gempa terjadi.
Sedangkan sirkulasi horizontal dalam lantai bangunan menggunakan koridor. Koridor dapat memanjang di tengah bangunan, mengelilingi core atau memanjang di sisi luar bangunan.
(4)
4.3.11 Sistem Jaringan Listrik
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke ruang genset lalu ke tiap-tiap lantai. Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch sistem yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus.
Generator set mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Hal yang harus diperhatikan bahwa generator set membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi getaran dan suara ini dengan menggunakan double slab, dan dilapisi rockwall.
Dan pada kamar tidur tamu terdapat energy saving switch, berupa saklar yang digunakan untuk mengontrol aliran listrik dengan mendeteksi frekuensi dan juga identitas kartu. Sehingga, pada saat penghuni kamar pergi dan meninggalkan kamar dengan membawa kartu akses hotel, aliran listrik mati keseluruhan pada ruang kamar tersebut.
4.4 Pendekatan Aspek Teknis
Pendekatan aspek teknis berkaitan dengan teknis pembangunan convention hotel seperti menganalisis struktur dan bahan bangunan yang akan digunakan sehingga akan dibahas masalah struktur serta modul pembuatan ruangan.
4.4.1 Pendekatan Sistem Struktur Bangunan
Sistem struktur bangunan akan mempengaruhi terbentuknya bangunan, sehingga akan mempengaruhi penampilan bangunan tersebut. ada beberapa persyaratan pokok struktur, antara lain:
a. Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak.
b. Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya daya tahan terhadap gangguan alam, seperti gempa, angina, dan kebakaran.
c. Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima beban. d. Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran
ruang, fleksibelitas terhadap penyusunan kamar-kamar, pola sirkulasi, sistem utilitas, dan lain-lain.
e. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.
f. Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi arsitektur yang serasi dan logis.
Sistem struktur suatu bangunan tinggi terdiri dari: a. Sub struktur
Merupakan struktur bawah bangunan atau pondasi. Karakter struktur tanah dan jenis tanah sangat menenyukan jenis podasi. Sub struktur pada bangunan ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang adalah sistem pondasi yang penyaluran gayanya melalui tiang. Prinsip penyaluran gayanya adalah beban yang bekerja disalurkan melalui tiang ke lapisan tanah bagian dalam dengan daya dukung yang besar.
b. Upper Structure
Merupakan pondasi atas bangunan. Upper Structure yang digunakan pada bangunan ini adalah struktur rangka kaku (rigid frame structure). Struktur ini baik untuk bangunan tinggi karena kekakuannya yang terbentuk dari permukaan grid kolom dengan balok.
(5)
Sistem konstruksi yang direncanakan adalah sistem konstruksi beton. Konstruksi beton digunakan karena mempunyai keuntungan seperti bahan mudah didapat dan mudah adalam pelaksanaan, memiliki kesan kokoh, serta memungkinkan berbagai macam variasi finishing dalam mencapai penampilan karakter yang natural.
Persyaratan penggunaan material yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, antara lain :
1. Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada proses produksinya minimal bernilai 30% dari total biaya material. Sertifikat dinilai sah bila masih berlaku dalam rentang waktu proses pembelian dalam konstruksi berjalan. 2. Menggunakan material yang merupakan hasil proses daur ulang minimal bernilai 5%
dari total biaya material.
3. Menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya (SD) terbarukan dengan masa panen jangka pendek (<10 tahun) minimal bernilai 2% dari total biaya material. (MRC 2 : Environmentally Friendly Material)
4. Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem gedung. (MRC 3 : Non ODS Usage)
5. Material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya terbarukan.
6. Menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang asal kayu (seperti faktur angkutan kayu olahan/FAKO, sertifikat perusahaan, dan lain-lain) dan sah terbebas dari perdagangan kayu ilegal sebesar 100% biaya total material kayu.Jika 30% dari butir di atas menggunakan kayu bersertifikasi dari pihak Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) atau Forest Stewardship Council (FSC). (MRC 4 : Certified Wood)
7. Desain yang menggunakan material modular atau prafabrikasi (tidak termasuk equipment) sebesar 30% dari total biaya material. (MRC 5 : Prefab Material)
8. Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada di dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek minimal bernilai 50% dari total biaya material.
9. Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada dalam wilayah Republik Indonesia bernilai minimal 80% dari total biaya material. (MRC 6 : Regional Material)
10.Emisi material bangunan yang rendah karena dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan pekerja konstruksi dan pengguna gedung, seperti :
a) Cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds (VOCs) rendah, ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia. (IHC 3 : Chemical Pollutans).
b) Produk kayu komposit dan produk agrifiber dan laminating adhesive, memiliki kadar emisi formaldehida rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia. (IHC 3 : Chemical Pollutans)
4.4.2 Sistem Modul
Modul merupakan salah satu penunjang untuk mendapatkan perencanaan ruang yang efesien dan fleksibilitas tanpa mengurangi kenyamanan dan estetika. Modul ada dua macam, yaitu:
(6)
Yaitu jarak antar lantai satu dengan lantai lain secara horizontal. Tinggi dari lantai ke lantai dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
- Tinggi dari langit-langit (plafond) ke langit di atasnya, ruang pada plafond digunakan sebagai perletakan jaringan Mechanical Electrical (ME). Tinggi dari modul ini ditentukan oleh:
Besamya saluran-saluran dari servis mekanis (ducting AC, exhaust, kabel-kabel listrik, dll.)
Besarnya dimensi dari balok portal penyangga lantai.
- Tinggi dari lantai ke plafond, ruang yang ada di antaranya digunakan sebagai unit kamar hotel.
b. Modul Horizontal
Faktor yang mempengaruhi modul horizontal, adalah: - Tata letak furniture
- Aktivitas efektif dari ruang-ruang kamar, pengelola, dan penunjang - Jalur sirkulasi
- Dimensi bahan bangunan dengan standar yang ada di pasaran.
Pemilihan bahan bangunan dalam perancangan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Sesuai dengan sistem struktur, modul, dan konstruksi bangunan.
- Kesan bangunan atau ruang yang ditampilkan dengan permainan tekstur dan warna. - Kekuatan dan kemudahan perawatan bahan bangunan yang digunakan.