UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI KU 2 SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Aini | Tata Arta 6400 13605 1 SM
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 103-113
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati.Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Juli, 2015.
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA
KELAS XI KU 2 SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Luthfi Isna Nur Aini, Sigit Santosa, Sri Sumaryati*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
luthfi.isna@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata
pelajaran komputer akuntansi di kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo dengan penerapan
model Problem Based Learning tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Setiap siklus
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masing-masing setiap siklus dilaksanakan 6 x 45
menit. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo yang
berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, angket, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode.
Analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskripstif kualitatif yang
terbagi dalam 3 komponen berurutan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran komputer akuntansi.
Rata-rata nilai persentase capaian indikator motivasi belajar siswa dari hasil angket pada
pratindakan sebesar 41,96% meningkat sebesar 68,34% pada siklus I, dan meningkat sebesar
82,85% pada siklus II. Rata-rata nilai persentase capaian indikator motivasi belajar siswa dari
hasil observasi siswa pada pratindakan sebesar 18,28% meningkat sebesar 53,71% pada
siklus I, dan meningkat sebesar 87,27% pada siklus II.
Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran komputer akuntansi pada siswa
kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo, hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang
mengalami peningkatan setiap siklusnya.
Kata kunci: motivasi belajar siswa, problem based learning
104 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
ABSTRACT
The objective of this research is to improve the learning motivation in the Computer
Accounting subject matter of students in Grade XI Finance 2 of State Vocational High School
1 of Sukoharjo through the application of Problem Based Learning.
This research used the classroom action research with two cycles. Each cycles was
divided into: plan research, collecting data, observe and interpret data, and reflection. Also
each cycles was held three meetings with 6 x 45 minutes sections. The subject of research
were the student as many as 36 in Grade XI Finance 2 of State Vocational High School 1 of
Sukoharjo. The techniques of collecting data of this research were observation, interview,
questionnaire, and documentation. Validated by using the method triangulation. Descriptive
qualitative method which divided into three components: reduction data, providing data, and
conclusion is used to analyze the data.
The result of research shows that the application of Problem Based Learning can
improve the students’s learning motivation in computer accounting. The improvement of
motivation can be identify by the result of observation sheet and observation. The average
percentage of motivation indicator based on the result from questionnaire on pre-action is
41,96%; the first cycle becomes 68,34% and it becomes 82,85% in the second cycle.
Meanwhile, the average percentage based on observation during pre-action is 18,28%; the
first cycle becomes 53,71%, and it becomes 87,27% in the second cycle.
Thus the application of Problem Based Learning can improve the learning
motivation and result in the Computer Accounting subject matter of students in Grade XI
Finance 2 of State Vocational High School 1 of Sukoharjo as shown by the improvement of
learning achievement and learning in every cycles.
Keywords: learning motivation, problem based learning
nasional di atas, untuk mewujudkan proses
PENDAHULUAN
Pendidikan
faktor
yang
pembelajaran yang dapat mencerdaskan dan
sumber
daya
membentuk sumber daya manusia yang
manusia yang patut diperhatikan. Menurut
berkualitas, maka dibutuhkan keterlibatan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
guru dan siswa demi keberhasilan pendidikan
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dijelaskan,
dan proses belajar mengajar di sekolah.
mempengaruhi
adalah
kualitas
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Kedudukan siswa di sekolah adalah
untuk mewujudkan suasana belajar dan
sebagai pelajar yang menuntut ilmu dan guru
proses pembelajaran agar siswa secara aktif
adalah sebagai pengajar yang mentransfer
mengembangkan
untuk
ilmu kepada siswa. Serangkaian kegiatan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
yang dilakukan oleh guru dan siswa inilah
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
yang dinamakan sebuah proses belajar
akhlak mulia, serta keterampilan yang
mengajar. Dalam proses belajar mengajar,
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
interaksi antara guru dan murid menjadi
potensi
dirinya
Negara”. Berdasarkan pengertian pendidikan
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |105
syarat utama dalam keberhasilan proses
bosan, jenuh, dan akhirnya tidak tertarik
belajar mengajar.
dengan kegiatan pembelajaran tersebut.
Keberhasilan belajar mengajar dapat
Pada kurikulum tingkat Sekolah
dipengaruhi dua faktor utama, yaitu faktor
Menengah Kejuruan (SMK) ada beberapa
dari dalam dan luar siswa. Faktor dari dalam
mata pelajaran wajib dan pilihan kejuruan,
siswa yakni kemauan atau motivasi dalam diri
salah satunya adalah komputer akuntansi
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar
yang merupakan mata pelajaran wajib bagi
mengajar yang diberikan guru. Lain halnya
program keahlian keuangan. Mata pelajaran
dengan faktor dari luar siswa, yakni faktor
komputer akuntansi di SMK Negeri 1
guru dan prasarana. Guru menyampaikan
Sukoharjo telah dipelajari siswa sejak kelas
materi pelajaran kepada siswa harus efektif
XI dan XII program keahlian keuangan
dan efisien yaitu dengan memilih metode
dengan menggunakan software yang biasa
yang
dikenal dalam dunia akuntansi yaitu MYOB
disesuaikan
dengan
sarana
dan
prasarana di kelas sehingga siswa menjadi
(Mind Your Own Bussines).
termotivasi dalam kegiatan belajar di kelas.
Dewasa ini, pembelajaran di tingkat
Mengingat
pembelian,
materi
penjualan,
transaksi
penerimaan
dan
satuan pendidikan mengharuskan peran aktif
pengeluaran
siswa dalam proses belajar mengajar (student
kemudahan pencatatan serta pengolah data
centered) dengan belajar dari pengalamannya
transaksi keuangan, terutama jika melibatkan
sendiri,
memecahkan
banyak transaksi keuangan dalam satu
masalah dengan caranya sendiri, sehingga
periode akuntansi, oleh sebab itu siswa
siswa termotivasi dalam belajar. Keterlibatan
Sekolah
guru dalam proses belajar mengajar tidak lagi
khususnya program keahlian keuangan harus
mendominasi
kegiatan belajar mengajar
pandai mengaplikasikan komputer akuntansi
(teacher centered). Namun hal ini masih
tersebut. Selain itu, mata pelajaran komputer
terlihat bahwa pembelajaran di kelas belum
akuntansi merupakan bekal bagi siswa Sekolah
sepenuhnya melibatkan keaktifan siswa. Guru
Menengah
terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran
program keahlian keuangan seiring dengan
sehingga siswa hanya sebagai pendengar
tuntutan
materi yang disampaikan oleh guru di kelas.
menengah maupun skala besar yang telah
Tidak mengherankan jika siswa cenderung
menggunakan software aplikasi yang berbasis
menemukan,
dan
kas
dibutuhkan
Menengah
Kejuruan
dunia
kerja
Kejuruan
(SMK)
baik
dalam
(SMK)
khususnya
perusahaan
106 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
teknologi informasi. Oleh karena itu, siswa
belajar berdasarkan observasi awal sebesar
dituntut untuk menguasai materi pelajaran
16,67%
komputer
tuntas.
angket, indikator ini dimiliki siswa sebesar
komputer
40,83%. Indikator lingkungan belajar yang
akuntansi
kondusif
akuntansi
Keberhasilan
akuntansi
secara
pembelajaran
mengenai
siklus
demikian
pula
berdasarkan
dengan
observasi
hasil
awal
perusahaan jasa, dagang dan manufaktur
sebesar 27,78% demikian pula dengan
ditandai dengan besarnya pemahaman konsep
hasil angket, indikator ini dimiliki siswa
ilmu akuntansi dan ilmu teknologi secara baik
sebesar 44,81%.
dan benar, sehingga dapat dibuktikan dengan
Berdasarkan pemaparan masalah di
tingginya nilai tes yang diperoleh siswa.
atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
Artinya dalam hal ini siswa sudah mampu
belajar pada diri siswa dapat dikatakan masih
dalam mengintegrasikan ilmu akuntansi
rendah. Rendahnya motivasi belajar di kelas
mereka dengan teknologi informasi .
XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo
Berdasarkan hasil observasi awal di
menyebabkan hasil belajar siswa dikatakan
kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo,
kurang baik. Oleh karena itu, guru harus
berbagai permasalahan muncul terkait dengan
menciptakan inovasi dalam proses belajar
motivasi belajar pada komputer akuntansi.
mengajar yakni dengan memilih model
Berdasarkan indikator hasrat dan keinginan
pembelajaran
untuk berhasil sebesar 13,89% demikian
antusias perhatian siswa dan hasrat keinginan
pula dengan hasil angket, indikator ini
siswa dalam melakukan kegiatan sehingga
dimiliki siswa sebesar 39,72%. Indikator
motivasi belajar siswa akan meningkat.
dorongan dan kebutuhan dalam belajar
berdasarkan
25,00%
observasi
demikian
pula
awal
sebesar
dengan
yang dapat
meningkatkan
Model pembelajaran yang digunakan
guru nantinya akan berpengaruh pada proses
hasil
belajar mengajar dan perubahan motivasi
angket, indikator ini dimiliki siswa sebesar
belajar siswa. Salah satu model pembelajaran
43,33%, Indikator harapan dan cita-cita
yang
masa depan berdasarkan observasi awal
motivasi
sebesar 16,67% demikian pula dengan
komputer akuntansi adalah model Problem
hasil angket, indikator ini dimiliki siswa
Based Learning seperti yang dijabarkan
sebesar 47,00%. Indikator penghargaan
Pradnyana (2013:3), yakni dalam penerapan
dalam belajar berdasarkan observasi awal
model Problem Based Learning dapat
sebesar 9,72% demikian pula dengan hasil
memberikan motivasi belajar yang optimal
angket, indikator ini dimiliki siswa sebesar
kepada siswa. Motivasi belajar pada setiap
36,11%. Indikator kegiatan menarik dalam
individu
diperkirakan
belajar
sangat
mampu
pada
penting
membenahi
mata
pelajaran
untuk
dapat
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |107
menciptakan suasana belajar yang kondusif
A.A.I.N.,
dan keinginan yang kuat untuk mencapai
menunjukkan bahwa model pembelajaran
kepuasan di dalam individu siswa dalam
berbasis masalah berpengaruh terhadap
belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat,
motivasi
akan semangat dan senang untuk belajar.
matematika siswa. Hal ini juga diperkuat
Model Problem Based Learning ini
Candiasa,
belajar
I
dan
Made
prestasi
(2013)
belajar
oleh hasil penelitian yang ditulis oleh
adalah suatu strategi pembelajaran yang
Sumarji
menggunakan masalah dunia nyata sebagai
kemampuan dalam memecahkan masalah
suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
dalam Statika meningkat signifikan dari
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
siklus pertama ke siklus kedua dengan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
penerapan pembelajaran model problem
pengetahuan dan konsep yang esensial dari
based
materi pembelajaran (Hosnan, 2014 :307-
dilakukan oleh Matthew Etherington (2011)
308). Hal ini sejalan dengan Panen (2001)
menyatakan bahwa penerapan Problem
yang dikutip oleh Rusmono (2014:74), yakni
Based Learning membantu guru dalam
model Problem Based Learning merangsang
pembelajaran sains yang berbasis dengan
siswa
kasus nyata. Sejalan dengan penelitian dari
untuk
menganalisis
masalah,
(2009)
learning.
bahwa
motivasi
dan
Hasil penelitian yang
memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari
keempat
data, menganalisis data, dan menyimpulkan
penelitian yang dilakukan oleh Sabine
jawaban terhadap masalah. Dengan kata lain
Hoidn, Kiira Karkkainen (2014) berpendapat
model pembelajaran ini melatih kemampuan
bahwa dampak positif Problem Based
memecahkan
langkah-
Learning adalah meningkatkan motivasi
dapat
siswa, kepuasan, dan percaya diri dalam
meningkatkan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran, yang mana Problem Based
belajar mengajar.
Learning membuat siswa belajar berdasarkan
langkah
masalah
sistematis,
melalui
sehingga
Hasil Penelitian Rio Chandra Elita
Wati (2013) menyatakan bahwa penerapan
penelitian
tersebut,
hasil
cara siswa sendiri, sehingga pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan.
Based
Permasalahan dalam penelitian ini
meningkatkan
adalah apakah penerapan Model Problem
motivasi belajar siswa. Sedangkan hasil
Based Learning dapat meningkatkan motivasi
penelitian
belajar mata pelajaran komputer akuntansi
model
Learning
pembelajaran
(PBL)
Problem
dapat
Pradnyana,
P.B.,
Marhaeni,
108 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
pada siswa kelas XI KU 2 Tahun Pelajaran
Wawancara dilakukan terhadap guru dan
2014/2015 SMK
Negeri 1 Sukoharjo?
siswa mengenai motivasi belajar siswa,
Sejalan dengan rumusan masalah di atas,
proses pembelajaran yang selama ini
maka tujuan yang hendak dicapai dalam
dilakukan dan bagaimanakah respon atau
penelitian ini adalah untuk mengetahui
hasil yang timbul dari proses pembelajaran
peningkatan motivasi belajar mata pelajaran
dengan penerapan model Problem Based
komputer akuntansi siswa kelas XI KU 2
Learning. Dokumentasi berbentuk tulisan
SMK
setelah
dan gambar, dokumen yang berbentuk
Based
tulisan misalnya catatan harian atau catatan
Negeri
diterapkannya
1
Sukoharjo
model
Problem
Learning.
lapangan,
METODOLOGI PENELITIAN
berbentuk gambar misalnya foto. Angket
sedangkan
dokumen
yang
menggunakan
digunakan untuk memperoleh informasi
penelitian tindakan kelas (PTK). Sumber
dari siswa terkait motivasi belajar siswa
data yang digunakan dalam penelitian ini
pada mata pelajaran komputer akuntansi.
adalah
atau
Uji validitas data menggunakan triangulasi
arsip.
metode. Teknik analisis data yang digunakan
Narasumber dalam penelitian ini adalah
dalam penelitian ini adalah deskriptif
guru mata pelajaran komputer akuntansi
kualitatif. Prosedur penelitian terdiri dari (1)
dan siswa kelas XI KU 2. Peristiwa atau
perencanaan
aktivitas dalam penelitian ini adalah
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
aktivitas,
ini
narasumber,
serta
peristiwa
dokumen
dan
komputer akuntansi. Dokumen dan arsip
yang
digunakan
Pelaksanaan
referensi
motivasi
adalah
Pengajaran
serta
data
belajar
Rencana
(RPP),
buku
siswa
mengenai
siswa.
Teknik
tindakan,
(2)
pelaksanaan
Hasil pelaksanaan tindakan pada
siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan motivasi belajar mata
pelajaran
komputer
menggunakan
model
akuntansi
Problem
dengan
Based
pengumpulan data yang digunakan adalah
Learning. Hal tersebut dapat dlihat pada
dengan observasi, wawancara, dokumentasi,
grafik di bawah ini:
dan angket. Observasi dilakukan terhadap
guru ketika melakukan kegiatan belajar
mengajar di kelas dengan menerapkan
model Problem Based
Learning
dan
aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas. Wawancara
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |109
Penjabaran
dari
masing-masing
indikator dapat dipaparkan sebagai berikut:
Pratindakan
Siklus I
Keinginan…
Dorongan…
Harapan…
Pengharga…
Kegiatan…
Lingkunga…
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
berhasil
Siklus II
Adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil
Gambar 12: Hasil Perbandingan Analisis
Peningkatan
Motivasi
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk
Belajar
Siswa
dapat
dilihat
dari
hasil
observasi siklus I sebesar 48,61%
meningkat sebesar 80,56% pada siklus
II. Sedangkan capaian angket siklus I
Melalui Observasi
(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015)
diperoleh sebesar 70,56% meningkat
sebesar 84,72% pada siklus II. Pada
siklus I masih terlihat siswa yang tidak
Keinginan…
Dorongan…
Harapan…
Pengharga…
Kegiatan…
Lingkunga…
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Pratindakan
memiliki referensi lain selain buku yang
Siklus I
diwajibkan dari sekolah dan kurang
Siklus II
antusias untuk mengerjakan tugas dari
guru. Pada siklus II antusias siswa
dalam mengerjakan tugas dari guru
Gambar 13: Hasil Perbandingan Analisis
sudah meningkat dan siswa sudah
Peningkatan
memiliki referensi lain selain buku yang
Motivasi
Belajar
Siswa
Melalui Angket
diwajibkan
(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015)
informasi umum tentang materi yang
Berdasarkan data di atas, dapat
diketahui
bahwa
persentase
target
pencapaian dapat tercapai. Motivasi belajar
mata
pelajaran
komputer
akuntansi
dari
sekolah
karena
diberikan guru tidak cukup dari buku
paket dan lks.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar
terdapat enam indikator yang diukur, yaitu
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
hasrat dan keinginan untuk berhasil,
belajar dapat dilihat dari hasil observasi
dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
siklus I sebesar 54,17% meningkat
harapan
sebesar
dan
cita-cita
masa
depan,
87,50%
pada
siklus
II.
penghargaan dalam belajar, kegiatan yang
Sedangkan capaian angket siklus I
menarik dalam belajar, serta lingkungan
diperoleh sebesar 65,37% meningkat
belajar yang kondusif.
110 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
sebesar 83,33% pada siklus II. Pada
91,67% pada siklus II. Sedangkan
siklus
sepenuhnya
capaian
angket
siklus
mencatat penjelasan yang diberikan
sebesar
68,01%
meningkat
oleh guru dan sebagian besar terlihar
82,22% pada siklus II. Terlihat terjadi
malu bertanya kepada guru, namun pada
peningkatan
siklus II, dengan kesadarannya siswa
berebut menjawab pertanyaan dari guru
memperhatikan dan mencatat penjelasan
saat
yang disampaikan oleh guru, karena
didalam
guru hanya menjelaskan materi secara
Learning guru memberikan sejumlah
umum saja selebihnya siswa yang
pertanyaan-pertanyaan yang melibatkan
mencari berdasarkan informasi yang
siswa
didapatnya dan aktif bertanya tentang
jawaban siswa sendiri dan terjadi
materi yang belum dipahami
peningkatan pada siswa secara individu
I
siswa
belum
3. Adanya harapan dan cita-cita masa
kuantitas
proses
I diperoleh
siswa
pembelajaran
model
untuk
Problem
berargumen
sebesar
dalam
karena
Based
dengan
dalam berperan dalam kelompok untuk
mengerjakan soal diskusi.
depan
Adanya harapan dan cita-cita masa
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
depan dapat dilihat dari hasil observasi
belajar
siklus I sebesar 41,67% meningkat
Adanya kegiatan yang menarik dalam
sebesar
II.
belajar dapat dilihat dari hasil observasi
Sedangkan capaian angket siklus I
siklus I sebesar 58,33% meningkat
diperoleh sebesar 71,22% meningkat
sebesar
sebesar 93,11% pada siklus II. Pada
Sedangkan capaian angket siklus I
proses pembelajaran siklus I ke siklus II
diperoleh sebesar 68,75% meningkat
terjadi peningkatan yaitu terlihat siswa
sebesar
melakukan kegiatan untuk mencapai
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
tujuan
sadar
mengalami peningkatan dari siklus I ke
bahwa belajar akan bermanfaat untuk
siklus II yakni sesuai dengan penerapan
masa depan siswa dan bersungguh-
model Problem Based Learning, siswa
sungguh mengerjakan tugas dari guru
dituntut untuk aktif dalam kegiatan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
belajar yang menyenangkan.
83,33%
pada
pembelajaran,
siklus
karena
4. Adanya penghargaan dalam belajar
94,44%
77,08%
pada
pada
siklus
siklus
II.
II.
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
dapat dilihat dari hasil observasi siklus I
dapat dilihat dari hasil observasi siklus I
sebesar
sebesar
54,17%
meningkat
sebesar
65,28%
meningkat
sebesar
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |111
86,11% pada siklus II. Sedangkan
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
capaian
angket
pratindakan
sebesar
66,11%
76,67%
pada
siklus
I diperoleh
sebelum
diterapkannya
sebesar
model Problem Based Learning sebesar
Terdapat
13,89% dengan kategori rendah, pada
peningkatan pada siswa dalam proses
siklus I meningkat menjadi 48,61%
pembelajaran yakni siswa fokus, tidak
dengan kategori sedang, dan pada siklus
melakukan hal di luar pembelajaran
II meningkat menjadi 80,56% dengan
ataupun
kategori tinggi.
meningkat
siklus
tidak
II.
mengantuk
saat
pembelajaran, karena model pembelajaran
2. Adanya
Dorongan
ini mengahruskan siswa untuk terlibat
dalam Belajar
dalam kerjasama kelompok.
Hasil
capaian
dan
angket
Kebutuhan
pratindakan
sebelum diterapkannya model Problem
KESIMPULAN
Penerapan
model
Problem
Based Learning sebesar 43,33% dengan
Based Learning secara efektif terbukti
kategori
dapat
meningkat
meningkatkan
motivasi
belajar
rendah,
pada
mejadi
siklus
65,37%
I
dengan
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
kategori sedang, dan pada siklus II
penelitian yang mengalami peningkatan
meningkat menjadi 83,33 % dengan
tiap indikator setiap siklusnya. Hal ini
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
ditunjukkan dengan hasil penelitian yang
pratindakan
mengalami peningkatan tiap indikator
model Problem Based Learning sebesar
setiap siklusnya. Hasil penelitian tersebut
25,00% dengan kategori rendah, pada
dapat disimpulkan sebagai berikut :
siklus I meningkat menjadi 54,17%
1. Adanya Hasrat dan Keinginan untuk
dengan kategori sedang, dan pada siklus
Berhasil
Hasil
sebelum
diterapkannya
II meningkat menjadi 87,50% dengan
capaian
angket
pratindakan
sebelum diterapkannya model Problem
kategori tinggi.
3. Adanya Harapan dan Cita-cita Masa
Based Learning sebesar 39,72% dengan
Depan
kategori
Hasil
rendah,
pada
siklus
I
capaian
angket
pratindakan
meningkat menjadi 70,56% dengan
sebelum diterapkannya model Problem
kategori sedang, dan pada siklus II
Based Learning sebesar 47,00% dengan
meningkat menjadi 84,72% dengan
kategori
rendah,
pada
siklus
I
112 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
meningkat menjadi 71,22% dengan
kategori sedang, dan pada siklus II
kategori sedang, dan pada siklus II
meningkat menjadi 77,08% dengan
meningkat menjadi 93,11% dengan
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
pratindakan
pratindakan
diterapkannya
model Problem Based Learning sebesar
model Problem Based Learning sebesar
16,67% dengan kategori rendah, pada
16,67% dengan kategori rendah, pada
siklus I meningkat menjadi 58,33%
siklus I meningkat menjadi 41,67%
dengan kategori sedang, dan pada siklus
dengan kategori sedang, dan pada siklus
II meningkat menjadi 94,44% dengan
II meningkat menjadi 83,33% dengan
kategori tinggi.
sebelum
kategori tinggi.
6. Adanya
4. Adanya Penghargaan dalam Belajar
Hasil
capaian
angket
sebelum
Lingkungan
diterapkannya
belajar
yang
Kondusif
pratindakan
Hasil
capaian
angket
pratindakan
sebelum diterapkannya model Problem
sebelum diterapkannya model Problem
Based Learning sebesar 36,11% dengan
Based Learning sebesar 44,81% dengan
kategori
kategori
rendah,
pada
siklus
I
rendah,
pada
siklus
I
meningkat menjadi 68,01% dengan
meningkat menjadi 66,11% dengan
kategori sedang, dan pada siklus II
kategori sedang, dan pada siklus II
meningkat menjadi 82,22% dengan
meningkat menjadi 76,67% dengan
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
pratindakan
pratindakan
sebelum
diterapkannya
sebelum
diterapkannya
model Problem Based Learning sebesar
model Problem Based Learning sebesar
9,72% dengan kategori rendah, pada
27,78% dengan kategori rendah, pada
siklus I meningkat menjadi 54,17%
siklus I meningkat menjadi 65,28%
dengan kategori sedang, dan pada siklus
dengan kategori sedang, dan pada siklus
II meningkat menjadi 91,67% dengan
II meningkat menjadi 86,11% dengan
kategori tinggi.
kategori tinggi.
5. Adanya Kegiatan yang Menarik dalam
Belajar
Hasil
Hal ini mendukung dengan hasil
studi penelitian oleh Pradnyana (2013:3),
capaian
angket
pratindakan
yakni dalam penerapan model Problem
sebelum diterapkannya model Problem
Based
Based Learning sebesar 40,83% dengan
motivasi belajar yang optimal kepada
kategori
I
siswa. Hasil penelitian ini juga mendukung
meningkat menjadi 68,75% dengan
teori yang dikemukakan oleh Panen (2001)
rendah,
pada
siklus
Learning
dapat
memberikan
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |113
yang dikutip oleh Rusmono (2014:74),
yakni model Problem Based Learning
merangsang siswa untuk menganalisis
masalah,
memperkirakan
jawaban-
jawabannya, mencari data, menganalisis
data, dan menyimpulkan jawaban terhadap
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, R. & Wati, E. (2013). Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran
Problem
Based
Learning pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X.7 SMA Negeri 1
Purworejo. OIKONOMIA, 2 (2),
67-72.
Etherington,
Matthew
B.
(2011).
Investigative Primary Science: A
Problem-based Learning Approach.
Australian Journal of Teacher
Education, 36 (9), 36-57.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik
dan
Kontekstual
dalam
Pembelajaran Abad 21 Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum
2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hoidn, S. and K. Kärkkäinen (2014),
“Promoting Skills for Innovation in
Higher Education: A Literature
Review on the Effectiveness of
Problem-based Learning and of
Teaching Behaviours”, OECD
Education Working Papers, No.
100,
OECD
Publishing.
http://dx.doi.org/10.1787/5k3tsj67l
226-en .
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik
dan
Kontekstual
dalam
Pembelajaran Abad 21 Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum
2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pradnyana, PB,.dkk. (2013). Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Motivasi Belajar dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan
Dasar, Vol-3. Singaraja: Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha.
Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran
dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumarji. (2009). Penerapan Pembelajaran
Model Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Motivasi dan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Ilmu Statistika dan Tegangan di
SMK. Jurnal Teknologi dan
Kejuruan, 32 (2), 129-140.
Undang-Undang
Sistem
Pendidikan
Nasional No 20 Tahun 2003
tentang
Sistem
Pendididikan
Nasional.
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati.Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Juli, 2015.
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA
KELAS XI KU 2 SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Luthfi Isna Nur Aini, Sigit Santosa, Sri Sumaryati*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
luthfi.isna@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata
pelajaran komputer akuntansi di kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo dengan penerapan
model Problem Based Learning tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Setiap siklus
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masing-masing setiap siklus dilaksanakan 6 x 45
menit. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo yang
berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, angket, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode.
Analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskripstif kualitatif yang
terbagi dalam 3 komponen berurutan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran komputer akuntansi.
Rata-rata nilai persentase capaian indikator motivasi belajar siswa dari hasil angket pada
pratindakan sebesar 41,96% meningkat sebesar 68,34% pada siklus I, dan meningkat sebesar
82,85% pada siklus II. Rata-rata nilai persentase capaian indikator motivasi belajar siswa dari
hasil observasi siswa pada pratindakan sebesar 18,28% meningkat sebesar 53,71% pada
siklus I, dan meningkat sebesar 87,27% pada siklus II.
Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran komputer akuntansi pada siswa
kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo, hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang
mengalami peningkatan setiap siklusnya.
Kata kunci: motivasi belajar siswa, problem based learning
104 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
ABSTRACT
The objective of this research is to improve the learning motivation in the Computer
Accounting subject matter of students in Grade XI Finance 2 of State Vocational High School
1 of Sukoharjo through the application of Problem Based Learning.
This research used the classroom action research with two cycles. Each cycles was
divided into: plan research, collecting data, observe and interpret data, and reflection. Also
each cycles was held three meetings with 6 x 45 minutes sections. The subject of research
were the student as many as 36 in Grade XI Finance 2 of State Vocational High School 1 of
Sukoharjo. The techniques of collecting data of this research were observation, interview,
questionnaire, and documentation. Validated by using the method triangulation. Descriptive
qualitative method which divided into three components: reduction data, providing data, and
conclusion is used to analyze the data.
The result of research shows that the application of Problem Based Learning can
improve the students’s learning motivation in computer accounting. The improvement of
motivation can be identify by the result of observation sheet and observation. The average
percentage of motivation indicator based on the result from questionnaire on pre-action is
41,96%; the first cycle becomes 68,34% and it becomes 82,85% in the second cycle.
Meanwhile, the average percentage based on observation during pre-action is 18,28%; the
first cycle becomes 53,71%, and it becomes 87,27% in the second cycle.
Thus the application of Problem Based Learning can improve the learning
motivation and result in the Computer Accounting subject matter of students in Grade XI
Finance 2 of State Vocational High School 1 of Sukoharjo as shown by the improvement of
learning achievement and learning in every cycles.
Keywords: learning motivation, problem based learning
nasional di atas, untuk mewujudkan proses
PENDAHULUAN
Pendidikan
faktor
yang
pembelajaran yang dapat mencerdaskan dan
sumber
daya
membentuk sumber daya manusia yang
manusia yang patut diperhatikan. Menurut
berkualitas, maka dibutuhkan keterlibatan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
guru dan siswa demi keberhasilan pendidikan
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 dijelaskan,
dan proses belajar mengajar di sekolah.
mempengaruhi
adalah
kualitas
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Kedudukan siswa di sekolah adalah
untuk mewujudkan suasana belajar dan
sebagai pelajar yang menuntut ilmu dan guru
proses pembelajaran agar siswa secara aktif
adalah sebagai pengajar yang mentransfer
mengembangkan
untuk
ilmu kepada siswa. Serangkaian kegiatan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
yang dilakukan oleh guru dan siswa inilah
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
yang dinamakan sebuah proses belajar
akhlak mulia, serta keterampilan yang
mengajar. Dalam proses belajar mengajar,
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
interaksi antara guru dan murid menjadi
potensi
dirinya
Negara”. Berdasarkan pengertian pendidikan
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |105
syarat utama dalam keberhasilan proses
bosan, jenuh, dan akhirnya tidak tertarik
belajar mengajar.
dengan kegiatan pembelajaran tersebut.
Keberhasilan belajar mengajar dapat
Pada kurikulum tingkat Sekolah
dipengaruhi dua faktor utama, yaitu faktor
Menengah Kejuruan (SMK) ada beberapa
dari dalam dan luar siswa. Faktor dari dalam
mata pelajaran wajib dan pilihan kejuruan,
siswa yakni kemauan atau motivasi dalam diri
salah satunya adalah komputer akuntansi
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar
yang merupakan mata pelajaran wajib bagi
mengajar yang diberikan guru. Lain halnya
program keahlian keuangan. Mata pelajaran
dengan faktor dari luar siswa, yakni faktor
komputer akuntansi di SMK Negeri 1
guru dan prasarana. Guru menyampaikan
Sukoharjo telah dipelajari siswa sejak kelas
materi pelajaran kepada siswa harus efektif
XI dan XII program keahlian keuangan
dan efisien yaitu dengan memilih metode
dengan menggunakan software yang biasa
yang
dikenal dalam dunia akuntansi yaitu MYOB
disesuaikan
dengan
sarana
dan
prasarana di kelas sehingga siswa menjadi
(Mind Your Own Bussines).
termotivasi dalam kegiatan belajar di kelas.
Dewasa ini, pembelajaran di tingkat
Mengingat
pembelian,
materi
penjualan,
transaksi
penerimaan
dan
satuan pendidikan mengharuskan peran aktif
pengeluaran
siswa dalam proses belajar mengajar (student
kemudahan pencatatan serta pengolah data
centered) dengan belajar dari pengalamannya
transaksi keuangan, terutama jika melibatkan
sendiri,
memecahkan
banyak transaksi keuangan dalam satu
masalah dengan caranya sendiri, sehingga
periode akuntansi, oleh sebab itu siswa
siswa termotivasi dalam belajar. Keterlibatan
Sekolah
guru dalam proses belajar mengajar tidak lagi
khususnya program keahlian keuangan harus
mendominasi
kegiatan belajar mengajar
pandai mengaplikasikan komputer akuntansi
(teacher centered). Namun hal ini masih
tersebut. Selain itu, mata pelajaran komputer
terlihat bahwa pembelajaran di kelas belum
akuntansi merupakan bekal bagi siswa Sekolah
sepenuhnya melibatkan keaktifan siswa. Guru
Menengah
terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran
program keahlian keuangan seiring dengan
sehingga siswa hanya sebagai pendengar
tuntutan
materi yang disampaikan oleh guru di kelas.
menengah maupun skala besar yang telah
Tidak mengherankan jika siswa cenderung
menggunakan software aplikasi yang berbasis
menemukan,
dan
kas
dibutuhkan
Menengah
Kejuruan
dunia
kerja
Kejuruan
(SMK)
baik
dalam
(SMK)
khususnya
perusahaan
106 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
teknologi informasi. Oleh karena itu, siswa
belajar berdasarkan observasi awal sebesar
dituntut untuk menguasai materi pelajaran
16,67%
komputer
tuntas.
angket, indikator ini dimiliki siswa sebesar
komputer
40,83%. Indikator lingkungan belajar yang
akuntansi
kondusif
akuntansi
Keberhasilan
akuntansi
secara
pembelajaran
mengenai
siklus
demikian
pula
berdasarkan
dengan
observasi
hasil
awal
perusahaan jasa, dagang dan manufaktur
sebesar 27,78% demikian pula dengan
ditandai dengan besarnya pemahaman konsep
hasil angket, indikator ini dimiliki siswa
ilmu akuntansi dan ilmu teknologi secara baik
sebesar 44,81%.
dan benar, sehingga dapat dibuktikan dengan
Berdasarkan pemaparan masalah di
tingginya nilai tes yang diperoleh siswa.
atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
Artinya dalam hal ini siswa sudah mampu
belajar pada diri siswa dapat dikatakan masih
dalam mengintegrasikan ilmu akuntansi
rendah. Rendahnya motivasi belajar di kelas
mereka dengan teknologi informasi .
XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo
Berdasarkan hasil observasi awal di
menyebabkan hasil belajar siswa dikatakan
kelas XI KU 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo,
kurang baik. Oleh karena itu, guru harus
berbagai permasalahan muncul terkait dengan
menciptakan inovasi dalam proses belajar
motivasi belajar pada komputer akuntansi.
mengajar yakni dengan memilih model
Berdasarkan indikator hasrat dan keinginan
pembelajaran
untuk berhasil sebesar 13,89% demikian
antusias perhatian siswa dan hasrat keinginan
pula dengan hasil angket, indikator ini
siswa dalam melakukan kegiatan sehingga
dimiliki siswa sebesar 39,72%. Indikator
motivasi belajar siswa akan meningkat.
dorongan dan kebutuhan dalam belajar
berdasarkan
25,00%
observasi
demikian
pula
awal
sebesar
dengan
yang dapat
meningkatkan
Model pembelajaran yang digunakan
guru nantinya akan berpengaruh pada proses
hasil
belajar mengajar dan perubahan motivasi
angket, indikator ini dimiliki siswa sebesar
belajar siswa. Salah satu model pembelajaran
43,33%, Indikator harapan dan cita-cita
yang
masa depan berdasarkan observasi awal
motivasi
sebesar 16,67% demikian pula dengan
komputer akuntansi adalah model Problem
hasil angket, indikator ini dimiliki siswa
Based Learning seperti yang dijabarkan
sebesar 47,00%. Indikator penghargaan
Pradnyana (2013:3), yakni dalam penerapan
dalam belajar berdasarkan observasi awal
model Problem Based Learning dapat
sebesar 9,72% demikian pula dengan hasil
memberikan motivasi belajar yang optimal
angket, indikator ini dimiliki siswa sebesar
kepada siswa. Motivasi belajar pada setiap
36,11%. Indikator kegiatan menarik dalam
individu
diperkirakan
belajar
sangat
mampu
pada
penting
membenahi
mata
pelajaran
untuk
dapat
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |107
menciptakan suasana belajar yang kondusif
A.A.I.N.,
dan keinginan yang kuat untuk mencapai
menunjukkan bahwa model pembelajaran
kepuasan di dalam individu siswa dalam
berbasis masalah berpengaruh terhadap
belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat,
motivasi
akan semangat dan senang untuk belajar.
matematika siswa. Hal ini juga diperkuat
Model Problem Based Learning ini
Candiasa,
belajar
I
dan
Made
prestasi
(2013)
belajar
oleh hasil penelitian yang ditulis oleh
adalah suatu strategi pembelajaran yang
Sumarji
menggunakan masalah dunia nyata sebagai
kemampuan dalam memecahkan masalah
suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
dalam Statika meningkat signifikan dari
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
siklus pertama ke siklus kedua dengan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
penerapan pembelajaran model problem
pengetahuan dan konsep yang esensial dari
based
materi pembelajaran (Hosnan, 2014 :307-
dilakukan oleh Matthew Etherington (2011)
308). Hal ini sejalan dengan Panen (2001)
menyatakan bahwa penerapan Problem
yang dikutip oleh Rusmono (2014:74), yakni
Based Learning membantu guru dalam
model Problem Based Learning merangsang
pembelajaran sains yang berbasis dengan
siswa
kasus nyata. Sejalan dengan penelitian dari
untuk
menganalisis
masalah,
(2009)
learning.
bahwa
motivasi
dan
Hasil penelitian yang
memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari
keempat
data, menganalisis data, dan menyimpulkan
penelitian yang dilakukan oleh Sabine
jawaban terhadap masalah. Dengan kata lain
Hoidn, Kiira Karkkainen (2014) berpendapat
model pembelajaran ini melatih kemampuan
bahwa dampak positif Problem Based
memecahkan
langkah-
Learning adalah meningkatkan motivasi
dapat
siswa, kepuasan, dan percaya diri dalam
meningkatkan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran, yang mana Problem Based
belajar mengajar.
Learning membuat siswa belajar berdasarkan
langkah
masalah
sistematis,
melalui
sehingga
Hasil Penelitian Rio Chandra Elita
Wati (2013) menyatakan bahwa penerapan
penelitian
tersebut,
hasil
cara siswa sendiri, sehingga pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan.
Based
Permasalahan dalam penelitian ini
meningkatkan
adalah apakah penerapan Model Problem
motivasi belajar siswa. Sedangkan hasil
Based Learning dapat meningkatkan motivasi
penelitian
belajar mata pelajaran komputer akuntansi
model
Learning
pembelajaran
(PBL)
Problem
dapat
Pradnyana,
P.B.,
Marhaeni,
108 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
pada siswa kelas XI KU 2 Tahun Pelajaran
Wawancara dilakukan terhadap guru dan
2014/2015 SMK
Negeri 1 Sukoharjo?
siswa mengenai motivasi belajar siswa,
Sejalan dengan rumusan masalah di atas,
proses pembelajaran yang selama ini
maka tujuan yang hendak dicapai dalam
dilakukan dan bagaimanakah respon atau
penelitian ini adalah untuk mengetahui
hasil yang timbul dari proses pembelajaran
peningkatan motivasi belajar mata pelajaran
dengan penerapan model Problem Based
komputer akuntansi siswa kelas XI KU 2
Learning. Dokumentasi berbentuk tulisan
SMK
setelah
dan gambar, dokumen yang berbentuk
Based
tulisan misalnya catatan harian atau catatan
Negeri
diterapkannya
1
Sukoharjo
model
Problem
Learning.
lapangan,
METODOLOGI PENELITIAN
berbentuk gambar misalnya foto. Angket
sedangkan
dokumen
yang
menggunakan
digunakan untuk memperoleh informasi
penelitian tindakan kelas (PTK). Sumber
dari siswa terkait motivasi belajar siswa
data yang digunakan dalam penelitian ini
pada mata pelajaran komputer akuntansi.
adalah
atau
Uji validitas data menggunakan triangulasi
arsip.
metode. Teknik analisis data yang digunakan
Narasumber dalam penelitian ini adalah
dalam penelitian ini adalah deskriptif
guru mata pelajaran komputer akuntansi
kualitatif. Prosedur penelitian terdiri dari (1)
dan siswa kelas XI KU 2. Peristiwa atau
perencanaan
aktivitas dalam penelitian ini adalah
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
aktivitas,
ini
narasumber,
serta
peristiwa
dokumen
dan
komputer akuntansi. Dokumen dan arsip
yang
digunakan
Pelaksanaan
referensi
motivasi
adalah
Pengajaran
serta
data
belajar
Rencana
(RPP),
buku
siswa
mengenai
siswa.
Teknik
tindakan,
(2)
pelaksanaan
Hasil pelaksanaan tindakan pada
siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan motivasi belajar mata
pelajaran
komputer
menggunakan
model
akuntansi
Problem
dengan
Based
pengumpulan data yang digunakan adalah
Learning. Hal tersebut dapat dlihat pada
dengan observasi, wawancara, dokumentasi,
grafik di bawah ini:
dan angket. Observasi dilakukan terhadap
guru ketika melakukan kegiatan belajar
mengajar di kelas dengan menerapkan
model Problem Based
Learning
dan
aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas. Wawancara
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |109
Penjabaran
dari
masing-masing
indikator dapat dipaparkan sebagai berikut:
Pratindakan
Siklus I
Keinginan…
Dorongan…
Harapan…
Pengharga…
Kegiatan…
Lingkunga…
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
berhasil
Siklus II
Adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil
Gambar 12: Hasil Perbandingan Analisis
Peningkatan
Motivasi
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk
Belajar
Siswa
dapat
dilihat
dari
hasil
observasi siklus I sebesar 48,61%
meningkat sebesar 80,56% pada siklus
II. Sedangkan capaian angket siklus I
Melalui Observasi
(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015)
diperoleh sebesar 70,56% meningkat
sebesar 84,72% pada siklus II. Pada
siklus I masih terlihat siswa yang tidak
Keinginan…
Dorongan…
Harapan…
Pengharga…
Kegiatan…
Lingkunga…
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Pratindakan
memiliki referensi lain selain buku yang
Siklus I
diwajibkan dari sekolah dan kurang
Siklus II
antusias untuk mengerjakan tugas dari
guru. Pada siklus II antusias siswa
dalam mengerjakan tugas dari guru
Gambar 13: Hasil Perbandingan Analisis
sudah meningkat dan siswa sudah
Peningkatan
memiliki referensi lain selain buku yang
Motivasi
Belajar
Siswa
Melalui Angket
diwajibkan
(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015)
informasi umum tentang materi yang
Berdasarkan data di atas, dapat
diketahui
bahwa
persentase
target
pencapaian dapat tercapai. Motivasi belajar
mata
pelajaran
komputer
akuntansi
dari
sekolah
karena
diberikan guru tidak cukup dari buku
paket dan lks.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar
terdapat enam indikator yang diukur, yaitu
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
hasrat dan keinginan untuk berhasil,
belajar dapat dilihat dari hasil observasi
dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
siklus I sebesar 54,17% meningkat
harapan
sebesar
dan
cita-cita
masa
depan,
87,50%
pada
siklus
II.
penghargaan dalam belajar, kegiatan yang
Sedangkan capaian angket siklus I
menarik dalam belajar, serta lingkungan
diperoleh sebesar 65,37% meningkat
belajar yang kondusif.
110 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
sebesar 83,33% pada siklus II. Pada
91,67% pada siklus II. Sedangkan
siklus
sepenuhnya
capaian
angket
siklus
mencatat penjelasan yang diberikan
sebesar
68,01%
meningkat
oleh guru dan sebagian besar terlihar
82,22% pada siklus II. Terlihat terjadi
malu bertanya kepada guru, namun pada
peningkatan
siklus II, dengan kesadarannya siswa
berebut menjawab pertanyaan dari guru
memperhatikan dan mencatat penjelasan
saat
yang disampaikan oleh guru, karena
didalam
guru hanya menjelaskan materi secara
Learning guru memberikan sejumlah
umum saja selebihnya siswa yang
pertanyaan-pertanyaan yang melibatkan
mencari berdasarkan informasi yang
siswa
didapatnya dan aktif bertanya tentang
jawaban siswa sendiri dan terjadi
materi yang belum dipahami
peningkatan pada siswa secara individu
I
siswa
belum
3. Adanya harapan dan cita-cita masa
kuantitas
proses
I diperoleh
siswa
pembelajaran
model
untuk
Problem
berargumen
sebesar
dalam
karena
Based
dengan
dalam berperan dalam kelompok untuk
mengerjakan soal diskusi.
depan
Adanya harapan dan cita-cita masa
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
depan dapat dilihat dari hasil observasi
belajar
siklus I sebesar 41,67% meningkat
Adanya kegiatan yang menarik dalam
sebesar
II.
belajar dapat dilihat dari hasil observasi
Sedangkan capaian angket siklus I
siklus I sebesar 58,33% meningkat
diperoleh sebesar 71,22% meningkat
sebesar
sebesar 93,11% pada siklus II. Pada
Sedangkan capaian angket siklus I
proses pembelajaran siklus I ke siklus II
diperoleh sebesar 68,75% meningkat
terjadi peningkatan yaitu terlihat siswa
sebesar
melakukan kegiatan untuk mencapai
Keaktifan siswa dalam pembelajaran
tujuan
sadar
mengalami peningkatan dari siklus I ke
bahwa belajar akan bermanfaat untuk
siklus II yakni sesuai dengan penerapan
masa depan siswa dan bersungguh-
model Problem Based Learning, siswa
sungguh mengerjakan tugas dari guru
dituntut untuk aktif dalam kegiatan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
belajar yang menyenangkan.
83,33%
pada
pembelajaran,
siklus
karena
4. Adanya penghargaan dalam belajar
94,44%
77,08%
pada
pada
siklus
siklus
II.
II.
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
dapat dilihat dari hasil observasi siklus I
dapat dilihat dari hasil observasi siklus I
sebesar
sebesar
54,17%
meningkat
sebesar
65,28%
meningkat
sebesar
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |111
86,11% pada siklus II. Sedangkan
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
capaian
angket
pratindakan
sebesar
66,11%
76,67%
pada
siklus
I diperoleh
sebelum
diterapkannya
sebesar
model Problem Based Learning sebesar
Terdapat
13,89% dengan kategori rendah, pada
peningkatan pada siswa dalam proses
siklus I meningkat menjadi 48,61%
pembelajaran yakni siswa fokus, tidak
dengan kategori sedang, dan pada siklus
melakukan hal di luar pembelajaran
II meningkat menjadi 80,56% dengan
ataupun
kategori tinggi.
meningkat
siklus
tidak
II.
mengantuk
saat
pembelajaran, karena model pembelajaran
2. Adanya
Dorongan
ini mengahruskan siswa untuk terlibat
dalam Belajar
dalam kerjasama kelompok.
Hasil
capaian
dan
angket
Kebutuhan
pratindakan
sebelum diterapkannya model Problem
KESIMPULAN
Penerapan
model
Problem
Based Learning sebesar 43,33% dengan
Based Learning secara efektif terbukti
kategori
dapat
meningkat
meningkatkan
motivasi
belajar
rendah,
pada
mejadi
siklus
65,37%
I
dengan
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
kategori sedang, dan pada siklus II
penelitian yang mengalami peningkatan
meningkat menjadi 83,33 % dengan
tiap indikator setiap siklusnya. Hal ini
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
ditunjukkan dengan hasil penelitian yang
pratindakan
mengalami peningkatan tiap indikator
model Problem Based Learning sebesar
setiap siklusnya. Hasil penelitian tersebut
25,00% dengan kategori rendah, pada
dapat disimpulkan sebagai berikut :
siklus I meningkat menjadi 54,17%
1. Adanya Hasrat dan Keinginan untuk
dengan kategori sedang, dan pada siklus
Berhasil
Hasil
sebelum
diterapkannya
II meningkat menjadi 87,50% dengan
capaian
angket
pratindakan
sebelum diterapkannya model Problem
kategori tinggi.
3. Adanya Harapan dan Cita-cita Masa
Based Learning sebesar 39,72% dengan
Depan
kategori
Hasil
rendah,
pada
siklus
I
capaian
angket
pratindakan
meningkat menjadi 70,56% dengan
sebelum diterapkannya model Problem
kategori sedang, dan pada siklus II
Based Learning sebesar 47,00% dengan
meningkat menjadi 84,72% dengan
kategori
rendah,
pada
siklus
I
112 | Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015)
meningkat menjadi 71,22% dengan
kategori sedang, dan pada siklus II
kategori sedang, dan pada siklus II
meningkat menjadi 77,08% dengan
meningkat menjadi 93,11% dengan
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
pratindakan
pratindakan
diterapkannya
model Problem Based Learning sebesar
model Problem Based Learning sebesar
16,67% dengan kategori rendah, pada
16,67% dengan kategori rendah, pada
siklus I meningkat menjadi 58,33%
siklus I meningkat menjadi 41,67%
dengan kategori sedang, dan pada siklus
dengan kategori sedang, dan pada siklus
II meningkat menjadi 94,44% dengan
II meningkat menjadi 83,33% dengan
kategori tinggi.
sebelum
kategori tinggi.
6. Adanya
4. Adanya Penghargaan dalam Belajar
Hasil
capaian
angket
sebelum
Lingkungan
diterapkannya
belajar
yang
Kondusif
pratindakan
Hasil
capaian
angket
pratindakan
sebelum diterapkannya model Problem
sebelum diterapkannya model Problem
Based Learning sebesar 36,11% dengan
Based Learning sebesar 44,81% dengan
kategori
kategori
rendah,
pada
siklus
I
rendah,
pada
siklus
I
meningkat menjadi 68,01% dengan
meningkat menjadi 66,11% dengan
kategori sedang, dan pada siklus II
kategori sedang, dan pada siklus II
meningkat menjadi 82,22% dengan
meningkat menjadi 76,67% dengan
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
kategori tinggi. Hasil capaian observasi
pratindakan
pratindakan
sebelum
diterapkannya
sebelum
diterapkannya
model Problem Based Learning sebesar
model Problem Based Learning sebesar
9,72% dengan kategori rendah, pada
27,78% dengan kategori rendah, pada
siklus I meningkat menjadi 54,17%
siklus I meningkat menjadi 65,28%
dengan kategori sedang, dan pada siklus
dengan kategori sedang, dan pada siklus
II meningkat menjadi 91,67% dengan
II meningkat menjadi 86,11% dengan
kategori tinggi.
kategori tinggi.
5. Adanya Kegiatan yang Menarik dalam
Belajar
Hasil
Hal ini mendukung dengan hasil
studi penelitian oleh Pradnyana (2013:3),
capaian
angket
pratindakan
yakni dalam penerapan model Problem
sebelum diterapkannya model Problem
Based
Based Learning sebesar 40,83% dengan
motivasi belajar yang optimal kepada
kategori
I
siswa. Hasil penelitian ini juga mendukung
meningkat menjadi 68,75% dengan
teori yang dikemukakan oleh Panen (2001)
rendah,
pada
siklus
Learning
dapat
memberikan
Luthfi, Sigit Santosa, dan Sri Sumaryati. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Komputer
Akuntansi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI KU 2
SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 . Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1,
hlm. 103-113 |113
yang dikutip oleh Rusmono (2014:74),
yakni model Problem Based Learning
merangsang siswa untuk menganalisis
masalah,
memperkirakan
jawaban-
jawabannya, mencari data, menganalisis
data, dan menyimpulkan jawaban terhadap
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, R. & Wati, E. (2013). Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran
Problem
Based
Learning pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X.7 SMA Negeri 1
Purworejo. OIKONOMIA, 2 (2),
67-72.
Etherington,
Matthew
B.
(2011).
Investigative Primary Science: A
Problem-based Learning Approach.
Australian Journal of Teacher
Education, 36 (9), 36-57.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik
dan
Kontekstual
dalam
Pembelajaran Abad 21 Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum
2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hoidn, S. and K. Kärkkäinen (2014),
“Promoting Skills for Innovation in
Higher Education: A Literature
Review on the Effectiveness of
Problem-based Learning and of
Teaching Behaviours”, OECD
Education Working Papers, No.
100,
OECD
Publishing.
http://dx.doi.org/10.1787/5k3tsj67l
226-en .
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik
dan
Kontekstual
dalam
Pembelajaran Abad 21 Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum
2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pradnyana, PB,.dkk. (2013). Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Motivasi Belajar dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan
Dasar, Vol-3. Singaraja: Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha.
Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran
dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumarji. (2009). Penerapan Pembelajaran
Model Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Motivasi dan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Ilmu Statistika dan Tegangan di
SMK. Jurnal Teknologi dan
Kejuruan, 32 (2), 129-140.
Undang-Undang
Sistem
Pendidikan
Nasional No 20 Tahun 2003
tentang
Sistem
Pendididikan
Nasional.