Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB III

Donggala 2015

Kabupaten

BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Ada berbagai isu yang berkembang saat ini yang perlu dituangkan dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah ( RKPD ) Kabupaten Donggala, antara lain :
1. Perlunya Upaya Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumberdaya Manusia, indikator
ini dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Donggala
Tahun 2014 sebesar 71,49 naik bila dibanding Tahun 2013 sebesar 71,42, namun
masih di bawah IPM Sulawesi Tengah sebesar 72,54. Bila dibandingkan dengan
Kabupaten/Kota se Propinsi Sulawesi Tengah, maka IPM Kabupaten Donggala berada
diurutan kelima.. Bila dilihat dari Usia Harapan Hidup Kabupaten Donggala Tahun 2014
sebesar 69,00 Tahun, lebih tinggi bila dibandingkan Angka Harapan Hidup Propinsi
Sulawesi Tengah sebesar 67,21 Tahun. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Kabupaten Donggala pada Tahun 2014 sebesar 3,84 %, atau tidak mengalami
perubahan dari tahun 2013.
2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Donggala Tahun 2014 sebesar 6,96 % mengalami
penurunan dari Tahun 2013 sebesar 9,04 %. Pertumbuhan dan pemerataan dapat
dikatakan berjalan seiring dimana pertumbuhan yang dicapai cukup besar sedangkan
ketidak merataan rendah. Hal ini ditandai dengan nilai Gini Rasio Kabupaten Donggala
sebesar 0,2666 pada Tahun 2010 berada dibawah Gini Rasio Tahun 2000 sebesar
0,3189.
3. Angka kemiskinan Kabupaten Donggala pada Tahun 2014 sebesar 16,02 %, berada
diurutan kelima se Propinsi Sulawesi Tengah sebesar 14,32 %,.
4. Pertumbuhan Pendapatan per Kapita dimana pada Tahun 2014 atas dasar harga
berlaku meningkat cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada Tahun
2013, PDRB perkapita Kabupaten Donggala masih sebesar Rp.20.432.000, maka
pada Tahun 2014 menjadi Rp. 22.579.184 atau meningkat sebesar 10,51%. Jika
dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000, nilai ini pun meningkat sebesar 5,53% ,
yaitu dari Rp. 7.638.000 pada Tahun 2013 menjadi Rp. 8.060.703 pada Tahun 2014.
Melihat kondisi diatas, maka kebijakan ekonomi makro Kabupaten Donggala Tahun
2016, diarahkan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
distribusi pendapatan untuk mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, memperluas
lapangan kerja dan kesempatan kerja. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi
tersebut, peran masyarakat dan swasta akan lebih digalakkan dalam mendukung kebijakan
ekonomi makro daerah serta stabilitas ekonomi daerah sehingga tetap terjaga. Untuk itu

pertumbuhan ekonomi didorong lebih maksimal terutama diarahkan pada upaya perbaikan
infrastruktur perekonomian, meningkatkan investasi, mendorong perdagangan dan
meningkatkan daya saing UKM, industri pengolahan serta industri rumah tangga.
Kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja, kesempatan kerja, dan
menurunkan angka kemiskinan terus di dorong melalui pembangunan pertanian termasuk
peningkatan produksi pangan, produktivitas pertanian, diversifikasi ekonomi perdesaan serta
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan kota kecil dan menengah yang akan mendukung
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-1

Donggala 2015

Kabupaten

tumbuhnya ekonomi pedesaan. Disamping itu perlu memperluas cakupan program
pembangunan berbasis kerakyatan dan berusaha meningkatkan akses masyarakat miskin
terhadap pelayanan dasar.
Dengan arah kebijakan ekonomi makro diatas serta memperhatikan kondisi yang telah
dicapai, maka sasaran ekonomi makro Tahun 2016, antara lain : pertumbuhan ekonomi yang

akan dicapai sebesar 9 % dengan laju inflasi diproyeksikan sebesar 6 %. Pendapatan
perkapita masyarakat atas harga berlaku ditargetkan sebesar Rp. 24.470.000,- atau
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.890.816,-; atau setiap tahunnya sebesar Rp. 945.408 dari
pendapatan perkapita Tahun 2014 sebesar Rp. 22.579.184,- atau dalam persentase setiap
tahunnya sebesar 4,19 %. Sedangkan angka kemiskinan Tahun 2016 ditargetkan sebesar
14,02 %, turun dari angka kemiskinan Tahun 2014 sebesar 16,02 %, atau rata-rata pertahun
turun sebesar 1,00 %
3.2.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti
daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang
tidak termasuk urusan pemerintah pusat yang ditetapkan dalam undang-undang No 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tujuan pemberian otonomi daerah adalah untuk
memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri
dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan bagi
pelayanan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Daerah memiliki kewenangan
membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan peningkatan peran serta, prakarsa, dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, UU Nomor 33 Tahun 2004 mengatur perimbangan keuangan Pusat dan Daerah,
termasuk di dalamnya mengatur pemberian sumber-sumber Penerimaan Daerah, agar mampu
membiayai kewenangan-kewenangan yang telah diserahkan kepadanya. Penyelenggaraan
pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah tersebut harus dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip keterbukaan, efisien dan efektif, partisipasi masyarakat, dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Berdasarkan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah 2 kali, terakhir
Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Permendagri nomor 13
tahun 2006, bahwa pengelolaan keuangan daerah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu
manajemen penerimaan daerah,
manajemen pengeluaran daerah dan Manajemen
Pembiayaan. Ketiga komponen tersebut sangat menentukan kedudukan suatu pemerintah
daerah dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Konsekuensi logis pelaksanaan otonomi
daerah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004 menyebabkan
perubahan dalam manajemen keuangan daerah. Perubahan tersebut antara lain adalah
perlunya dilakukan reformasi anggaran (budgeting reform).
Reformasi anggaran dengan pendekatan New Publik Management meliputi proses
penyusunan, pengesahan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran. Aspek utama
budgeting reform adalah perubahan dari anggaran tradisional (traditional budget) ke anggaran
berbasis kinerja (performance budget).

Secara lebih spesifik, paradigma anggaran daerah yang diperlukan di era otonomi
daerah saat ini adalah sebagai berikut:
1. Anggaran Daerah harus bertumpu pada kepentingan publik;
2. Anggaran Daerah harus dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah (work better and
cost less);
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-2

Donggala 2015

Kabupaten

3. Anggaran Daerah harus mampu memberikan transparansi dan akuntabilitas secara rasional
untuk keseluruhan siklus anggaran;
4. Anggaran Daerah harus dikelola dengan pendekatan kinerja (performance oriented) untuk
seluruh jenis pengeluaran maupun pendapatan;
5. Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap organisasi
yang terkait.
Anggaran Pemerintah Daerah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara

eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan
Pemerintah Daerah dan Pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja
tersebut, serta pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.
Dengan demikian fungsi anggaran dilingkungan pemerintah daerah mempunyai pengaruh
penting dalam pelaporan keuangan antara lain:
 Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik;
 Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja,
pendapatan dan pembiayaan yang diinginkan;
 Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum;
 Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Donggala didasarkan pada berbagai
peraturan perundang-undangan sebagai landasan utama kebijakan umum pemerintah. Adapun
peraturan perundang-undangan tersebut yaitu :
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar akuntansi Pemerintah;
 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
 Peraturan Daerah Nomor 48 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah Kabupaten Donggala.
 Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi
Kewenangan Daerah Kabupaten Donggala.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016


III-3

Donggala 2015

Kabupaten

 Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/316/BAKD T.A. 2007 tentang Pedoman
Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.
Pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2016 disusun
sesuai dengan kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan kemampuan
pendapatan daerah, berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016
yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun
2014- 2019.
Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang dan
jasa dianggarkan secara bruto dalam APBD. Jumlah pendapatan yang dianggarkan merupakan
perkiraan yang terukur secara rasional dapat dicapai. Sebagaimana diketahui bahwa Struktur
APBD menurut Permendagri 13 tahun 2006 terdiri atas Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
yang meliputi:

 Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lainlain pendapatan yang sah;
 Belanja daerah terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung;
 Pembiayaan daerah terdiri atas penerimaan pembiayaan dan Pengeluaran pembiayaan.
3.2.1.

Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Selain berpedoman pada berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana diuraikan di atas, khusus mengenai pengelolaan pendapatan daerah pada tahun
2012, Pemerintah Kabupaten Donggala juga mengacu pada :
o
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
o
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2010 tentang Penghitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, memberikan arah bagi
pemerintah daerah untuk melakukan upaya-upaya menggali berbagai potensi sumberdaya
penerimaan secara optimal agar dapat menjamin pembebanan belanja bagi pembangunan
daerah.
Desentralisasi fiskal sebagaimana yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 bermakna bahwa Daerah diberikan

kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri dan didukung dengan
perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, kewenangan untuk memanfaatkan sumber
keuangan sendiri dilakukan melalui pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Seiring dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan dana untuk penyelenggaraan
desentralisasi/penyerahan urusan pemerintah melalui otonomi daerah, maka kebijakan umum
pemerintah daerah berdasarkan undang-undang telah menetapkan sumber-sumber
pendapatan daerah pada tahun 2016 di Kabupaten Donggala adalah bersumber dari
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, seperti
tabel 3.1

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-4

Kabupaten

Donggala 2015

Tabel 3.1
Realisasi dan Proyeksi / Target Pendapatan

Kabupaten Donggala
Tahun 2014 s.d Tahun 2017
Jumlah
No.

Uraian

Realisasi

Tahun

Proyeksi/Target

Proyeksi/Target

Tahun 2014

Berjalan 2015

pada Tahun 2016

pada Tahun 2017

3

4

5

6

842.649.642.693,36

932.351.643.196,00

912.490.467.274,64

958.114.990.638,37

PENDAPATAN ASLI DAERAH

46.637.275.402,36

55.377.269.731,00

50.886.022.055,26

53.430.323.158,02

21.688.111.223,56

24.088.056.000,00

20.847.808.647,81

21.890.199.080,20

8.255.959.686,00

2.596.000.000,00

18.110.212.166,37

19.015.722.774,69

1.273.397.902,94

1.273.397.903,00

1.507.041.747,98

1.582.393.835,38

15.419.806.589,86

27.419.815.828,00

10.420.959.493,11

10.942.007.467,76

661.470.140.292,00

725.973.848.750,00

731.504.775.270,25

768.080.014.033,76

24.448.490.292,00

30.964.647.750,00

23.997.473.700,78

25.197.347.385,82

2

1
1

PENDAPATAN

1

1

1

1.

1

Hasil Pajak Daerah

1

1.

2

Hasil Retribusi Daerah

1

1.

3

1

1.

4

1

2

1

2.

1

Dana Bagi hasil pajak/Bagi hasil
Bukan Pajak

1

2.

2

Dana Alokasi Umum

573.670.222.000,00

604.513.881.000,00

633.906.841.520,24

665.602.183.596,25

1

2.

3

Dana Alokasi Khusus

63.351.428.000,00

90.495.320.000,00

73.600.460.049,22

77.280.483.051,68

1

3

134.542.226.999,00

151.000.524.715,00

130.099.669.949,13

136.604.653.446,59

1

3.

1

Pendapatan Hibah

2.325.905.000,00

4.494.152.901,00

4.316.660.061,26

4.532.493.064,32

1

3.

2

Dana Darurat

0,00

0,00

0,00

0,00

1

3.

3

18.505.254.374,00

22.036.687.050,00

23.191.035.377,58

24.350.587.146,45

1

3.

4

102.838.777.000,00

124.469.684.764,00

92.867.955.359,8

97.511.353.127,70

1

3.

5

10.872.290.625,00

0,00

9.724.019.150,5

10.210.220.108,10

842.649.642.693,36

932.351.643.196,00

912.490.467.274,64

958.114.990.638,37

Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
DANA PERIMBANGAN

LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH

Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
(1.1 + 1.2 + 1.3)

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-5

Donggala 2015

Kabupaten

3.2.1.1 Pendapatan Asli Daerah
Dari tabel diatas menunjukan bahwa realisasi pendapatan asli daerah pada Tahun
2014 adalah sebesar Rp. 46.637.275.402,36. Untuk rencana Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Donggala sampai tahun 2017 sebesar Rp. 53.430.323.158 atau akan terjadi
peningkatan rata pertahun sebesar 4,86%.
Dalam usaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Donggala sebagai
salah satu sumber pembebanan belanja daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, telah dilakukan berbagai upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan
pendapatan daerah Kabupaten Donggala, diantaranya melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
sektor pajak dan retribusi daerah yang memberikan kontribusi cukup besar dalam penerimaan
PAD di Kabupaten Donggala antara lain adalah :
1. Mengoptimalkan pendataan objek-objek pajak dan retribusi baru.
2. Meningkatkan intensitas penagihan pajak dan retribusi daerah kepada wajib pajak dan
wajib retribusi daerah.
3. Mengintensifkan pengawasan dan pengendalian kepada Petugas pemungut dalam
penagihan Pajak dan Retribusi Daerah.
4. Meningkatkan kualitas dan Kuantitas Sumberdaya Aparatur
5. Pemberian penghargaan (reward) kepada petugas pemungut, pemerintah kecamatan dan
desa yang target pajak dan retribusinya terpenuhi dan memberikan sanksi (Punishment)
kepada petugas pemungut, pemerintah kecamatan dan desa yang tidak mencapai target.
6. Reformasi Pelayanan Publik dalam bidang pengelolaan pendapatan daerah
a.
b.

Di sisi lain, dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah, daerah dilarang :
Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya
tinggi, dan
Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas
penduduk, lalulintas barang dan jasa, antardaerah, dan kegiatan impor/ekspor .

3.2.1.2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan terdiri dari 3 (tiga) komponen yang terdiri dari : Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan
Pajak.
(a). Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja negara yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
(b). Dana Alokasi Khusus.
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah alokasi dari anggaran pendapatan dan belanja
negara kepada Provinsi/Kabupaten/Kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan pemerintahan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional.
(c). Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak adalah realisasi penerimaan Dana
Perimbangan dari sektor Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa realisasi dana perimbangan pada Tahun 2014
adalah sebesar Rp. 661.470.140.292,00. Untuk rencana dana perimbangan Kabupaten
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-6

Donggala 2015

Kabupaten

Donggala sampai tahun 2017 sebesar Rp. 768.080.014.033,76 atau akan terjadi peningkatan
rata pertahun sebesar 5,37%.
3.2.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Penerimaan dari lain-lain pendapatan Daerah yang sah merupakan pendapatan yang
diterima dari Pemerintah Pusat dalam bentuk Pendapatan lain-lain. Secara umum Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari 1). Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi; 2).
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; 3). Bantuan Keuangan dari Propinsi dan 4).
Pendapatan Hibah.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa realisasi pendapatan daerah yang sah pada
Tahun 2014 adalah sebesar Rp. 134.542.226.999,00. Untuk rencana pendapatan daerah yang
sah Kabupaten Donggala sampai tahun 2017 sebesar Rp. 136.604.653.446,59 atau akan
terjadi peningkatan rata pertahun sebesar 0,51 %.
3.2.2.

Arah Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah yang dilakukan dengan menekankan pada prinsip
money follow function sebagai konsekuensi hubungan keuangan antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah. Terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, memberikan warna baru
sebagai landasan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pada kedua Undang-Undang tersebut,
lebih-lebih dengan adanya Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pada prisipnya bertumpu pada upaya
peningkatan efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan keuangan
publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja.
Inti perubahan yang akan dilakukan antara lain mempertajam esensi pengelolaan
keuangan daerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyangkut
penjabaran terhadap hak dan kewajiban daerah dalam mengelola keuangan publik,
meliputi mekanisme penyusunan, pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan
pengawasan, serta pertanggungjawaban keuangan daerah.
Dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Donggala dilandaskan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance, pengelolaan keuangan
daerah Kabupaten Donggala dilakukan secara profesional, terbuka, dan bertanggung
jawab sesuai dengan perudang-undangan yang berlaku. Aturan pokok tersebut dijabarkan
ke dalam asas-asas umum pengelolaan keuangan daerah yang meliputi :

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-7

Donggala 2015

Kabupaten

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Asas Tahunan;
Asas universalitas;
Asas kesatuan;
Asas spesialitas;
Akuntabilitas berorientasi pada hasil;
Profesionalitas;
Proporsionalitas;
Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan; dan
Pemeriksaan keuangan yang bebas dan mandiri.
Pengelolaan keuangan daerah meliputi seluruh kegiatan perencanaan,
penguasaan, penggunaan, pengawasan dan pertanggung jawaban. Keuangan daerah
harus dikelola secara tertib, taat perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pengelolaan
keuangan daerah dapat dibagi menjadi :
1. Penyusunan dan penetapan APBD
Anggaran sebagai perencanaan dan perwujudan pengelolaan keuangan daerah
merupakan alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Penyusunan dan
penetapan APBD dimaksudkan sebagai pedoman tercapainya tujuan
penyelenggaraan pemerintahan. APBD sebagai instrumen kebijakan ekonomi,
berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan pendapatan dalam rangka pencapaian tujuan.
2. Pelaksanaan APBD
Pelaksanaan APBD merupakan tindak lanjut dari Rancangan APBD yang ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah. Realisasi pelaksanaan APBD selama semester
pertama harus dilaporkan dan dibuat prognosis untuk pelaksanaan semester
selanjutnya. Perubahan dan penyesuaian dalam pelaksanaan APBD dapat dilakukan
apabila terjadi hal-hal berikut : perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi
kebijakan umum daerah, keadaan yang mengharuskan terjadinya pergeseran
anggaran, serta keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih Tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran berjalan.
3. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD disampaikan dalam bentuk Laporan
Keuangan yang sekurang-kurangnya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan tersebut
merupakan salah satu upaya konkrit pemerintah daerah dalam mewujudkan asas
transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Laporan
keuangan disusun dan disajikan tepat waktu dengan bentuk dan isi yang sesuai
standar akuntansi pemerintahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005. Laporan Keuangan sebagai perwujudan akuntabilitas, diaudit
oleh lembaga independen (dalam hal ini adalah BPK) sebelum disampaikan kepada
DPRD dan pihak yang memerlukan.
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Donggala masih
dijumpai kendala-kendala sebagai berikut :
1. Peraturan pemerintah sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang-Undang belum
seluruhnya diterbitkan;
2. Tidak sinkronnya peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan;
3. Kurang tersedianya sumberdaya manusia dalam pengelolaan keuangan;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-8

Kabupaten

Donggala 2015

4. Belum optimalnya sinkronisasi jadwal penyusunan antara APBN, APBD Propinsi, dan
APBD Kabupaten;
5. Adanya dana dari pusat yang langsung diberikan kepada berbagai instansi,
sementara pemerintah Kabupaten tidak diberitahu berapa alokasi dana yang
diberikan maupun peruntukannya;
6. Keuangan daerah masih sangat bergantung pada Pemerintah Pusat dengan
prosentase PAD sangat kecil terhadap APBD.
Dengan melihat kendala di atas Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala
melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melakukan modifikasi dan penyesuaian dengan peraturan yang baru;
2. Membentuk kerjasama dengan instansi terkait untuk mengadakan pelatihan
pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah;
3. Mengikuti pelatihan dan workshop mengenai perkembangan peraturan pengelolaan
keuangan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun lembaga keuangan
lainnya;
4. Mengupayakan adanya informasi sedini mungkin dari Pemerintah Pusat agar
prediksi penerimaan daerah yang masuk ke dalam APBD makin realistis;
5. Meningkatkan koordinasi antar instansi (SKPD) untuk memonitor dan melaporkan
pengelolaan keuangan yang menjadi tanggungjawabnya.
Berdasarkan data yang ada, dalam lima Tahun terakhir terlihat bahwa belanja
daerah Kabupaten Donggala mengalami kenaikan dari Tahun ke Tahun, seperti tabel 3.2
Tabel 3.2
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah
Kabupaten Donggala
Tahun 2014 s.d Tahun 2017

No.

Uraian
2
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG

1
2
2

1.

2
2
2
2
2

1.
1.
1.
1.
1.

2
2
2

1.
1.
1.

1
2
3
4
5
6
7
8

Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Tidak Terduga
Belanja Bantuan Keuangan
JUMLAH BELANJA TIDAK
LANGSUNG

Realisasi
Tahun 2014
3
797.770.532.655,40
422.606.512.994,00

Jumlah
Tahun
Proyeksi/Target
Berjalan 2015
pada Tahun 2016
4
5
845.240.563.000,00 887.592.267.547,98
448.373.455.000,00 460.822.341.744,86

378.642.185.076,00
15.035.609.000,00
7.075.402.000,00
1.439.322.180,00

457.394.155.799,00
0,00
5.668.950.000,00
9.759.668.000,00

430.793.888.040,97

449.855.580.703,95

15.926.489.639,81
6.572.606.226,51

16.631.202.169,73
6.863.429.758,04

24.193.297.124,00

2.400.953.400,00

1.608.226.243,37

1.679.386.757,10

2.575.630.000,00

75.643.370.639,00

24.214.535.048,28

25.285.975.562,83

378.642.185.076,00
0,00

1.250.000.000,00
0,00

1.608.226.243,37
0,00

1.679.386.757,10
0,00

428.961.445.380,00

552.117.097.838

480.723.971.442,32

501.994.961.708,75

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

Proyeksi/Target
pada Tahun 2017
6
928.831.700.535,59
480.723.971.442,32

III-9

Kabupaten

Donggala 2015
No.

Uraian

Realisasi
Tahun 2014
3

2
BELANJA LANGSUNG

2

1
2.

5
5

2.
2.

1
2

5

2.

3

Jumlah
Tahun
Proyeksi/Target
Berjalan 2015
pada Tahun 2016
4
5

Proyeksi/Target
pada Tahun 2017
6

375.164.019.661,40

396.867.108.000,00

448.107.729.093,27

448.107.729.093,27

Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa

37.928.778.250,00
176.422.385.686,00

44.855.365.000,00

44.121.733.181,83

46.327.819.840,92

196.523.789.769,00

197.197.329.606,73

207.057.196.087,07

Belanja Modal

183.888.922.003,00

170.681.019.925,00

206.788.666.304,72

217.128.099.619,96

JUMLAH BELANJA LANGSUNG

398.240.085.939,00

412.060.174.694,00

448.107.729.093,27

470.513.115.547,94

827.201.531.319,00

964.177.272.532,00

928.831.700.535,59

972.508.077.256,69

TOTAL JUMLAH BELANJA

Sumber : DPPKAD Kabupaten Donggala

Bila dilihat komposisi masing – masing antara belanja langsung dan belanja tidak
langsung sebagai berikut : Pada Tahun 2014 belanja tidak langsung sebesar 51,86 % dan
belanja langsung sebesar 48,14 % , pada Tahun 2015 belanja tidak langsung sebesar 57,26 %
dan belanja langsung sebesar 42,74% .
Dari tabel diatas menunjukan bahwa realisasi belanja pada Tahun 2014 adalah
sebesar Rp. 827.201.531.319,00. Untuk rencana belanja Kabupaten Donggala sampai tahun
2017 sebesar Rp. 972.508.077.256,00 atau akan terjadi peningkatan rata-rata pertahun
sebesar 5,86 %. Secara rinci, perbandingan antara belanja tidak langsung dan belanja
langsung antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 terjadi peningkatan untuk belanja
langsung yaitu Tahun 2014 belanja tidak langsung sebesar 51,86 % dan belanja langsung
sebesar 48,14 %, sedangkan pada Tahun 2017 belanja tidak langsung sebesar 51,62 % dan
belanja langsung sebesar 48,38 %.
3.2.3
Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Arah kebijakan pembiayaan daerah mulai Tahun 2014 sampai 2017 seperti pada tabel 3.2 :
Tabel 3.3
Realisasi dan Proyeksi / Target Pembiayaan Daerah
Tahun 2014 s.d Tahun 2017
No.

Uraian

1
3
3

1

3

1.

1

2
PEMBIAYAAN DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran Sebelumnya
JUMLAH PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH

3

2

PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH

Realisasi
Tahun 2014
3
32.079.250.423,40
29.079.250.423,40

JUMLAH
Tahun
Proyeksi/Target
Berjalan 2015
pada Tahun 2016
4
5
28.186.633.000,00
26.981.399.286,98
23.822.797.000,00
22.617.563.286,98

48.271.870.250,51

33.825.629.336,00

20.705.069.260,95

48.271.870.250,51

33.825.629.336,00

20.705.069.260,95

3.000.000.000,00

4.363.836.000,00

4.363.836.000,00

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

Proyeksi/Target
pada Tahun 2017
6
25.068.905.260,5
20.705.069.260,95
18.756.922.618,32
18.756.922.618,32
4.363.836.000,00

III-10

Kabupaten

Donggala 2015
No.

Uraian

3

1
2.

1

3

2.

2

2
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
Pembayaran Hutang kepada Pihak
Ketiga
JUMLAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN DAERAH
PEMBIAYAAN NETTO

Realisasi
Tahun 2014
3
4.363.836.000,00

JUMLAH
Tahun
Proyeksi/Target
Berjalan 2015
pada Tahun 2016
4
5
2.000.000.000,00
4.363.836.000,00

Proyeksi/Target
pada Tahun 2017
6
4.363.836.000,00

0,00

0,00

0,00

0,00

4.363.836.000,00

2.000.000.000,00

4.363.836.000,00

4.363.836.000,00

43.908.034.250,51

31.825.629.336,00

16.341.233.260,95

14.393.086.618,32

Sumber : DPPKAD dan RPJMD Kabupaten Donggala Tahun 2014 – 2019

3.2.3.1 Arah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah
Anggaran berbasis kinerja memungkinkan penyusunan APBD defisit maupun surplus.
Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja. Sedangkan surplus
terjadi ketika pendapatan lebih besar dibanding dengan belanja. Untuk menutup defisit dan
untuk menyalurkan surplus anggaran dibutuhkan pembiayaan. APBD Tahun Anggaran 2014–
2019 diproyeksikan akan mengalami defisit kurun waktu 5 (lima) Tahun mendatang akibat
adanya upaya untuk mempercepat pembangunan daerah dan pencapaian visi dan Misi
Kabupaten Donggala, sehingga diperlukan alternatif pembiayaan pembangunan daerah :
(a). Pinjaman Daerah
Otonomi daerah sebagai suatu cita-cita pemerintah dan bangsa Indonesia
pada era reformasi ini diharapkan dapat memberi spirit bagi pemerintah daerah untuk
aktif dan membenahi diri dengan melaksanakan pembangunan, baik pembangunan fisik
maupun pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan fisik dapat berupa sarana dan
prasarana daerah yang menyangkut infrastruktur sosial seperti jalan dan jembatan, pelabuhan,
rumah sakit, puskesmas, sekolah, ekonomi seperti pasar, terminal / area industri, dan
infrastruktur yang dibangun dikhususkan untuk pelayanan kepada masyarakat.
Untuk dapat melaksanakan pembangunan tersebut tentu diperlukan dana tidak
sedikit. Suatu daerah yang tidak memiliki dana yang cukup/ memadai tentu memerlukan tambahan
dari pihak lain, agar program pembangunan yang telah direncanakan tersebut dapat terlaksana.
Pihak lain yang dimaksud tersebut adalah lembaga perbankan, pemerintah pusat, atau
pihak asing yang peduli dengan program pembangunan suatu daerah. Dalam hubungan ini
pemerintah daerah dapat melakukan suatu kegiatan yang dikenal dengan nama “pinjaman
daerah”.
Peraturan mengenai pinjaman daerah ini selengkapnya dapat dilihat pada UU 17/2003
tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah pasal 49 perihal batasan
pinjaman, PP 107/2000 tentang Pinjaman Daerah dan KMKR No. 35/ KMK.07/ 2003 tentang
Perencanaan, Pelaksanaan/ Penatausahaan, penerusan Pinjaman Luar Negeri Pemerintah
Kepada Daerah.
Dalam menggunakan dana pinjaman ini hendaknya lebih hati-hati, misalnya :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-11

Donggala 2015
a.
b.
c.
d.
e.

Kabupaten

Syarat pinjaman hendaknya dengan bunga lunak dan ada masa tenggang
Tunjuan pinjaman, hendaknya mempunyai multiplier effect yang besar dan cost
recovery;
Sumber dana pinjaman dari pihak lain yang tidak mempunyai persyaratan politik;
Tata cara pengesahan pinjaman tidak berbelit-belit, sehingga akan mengakibatkan biaya
yang mahal/ kebocoran yang mengakibatkan kerugian bagi peminjam; dan
Pengawasan yang efektif dan efisien.

(b). Memperluas Kemitraan
Kemitraan dengan swasta sudah merupakan tuntutan jaman sekarang ini,
karena peranan pemerintah seharusnya makin lama makin “berkurang”, sementara peranan swasta
semakin meningkat terutama dalam sektor perekonomian. Prinsip kerjasama (kemitraan) yang
saling menguntungkan bagi pemerintahan, swasta dan masyarakat dilaksanakan melalui
langkah-langkah:
a.
Perumusan model-model kemitraan yang paling tepat dilakukan;
b.
Perumusan kriteria mitra yang potensial sebagai mitra pemerintah propinsi;
c.
Terciptanya model-model kerjasama antara pemerintah dengan swasta, pemerintah
dengan masyarakat, dan antar swasta dengan masyarakat dalam kegiatan usaha
ekonomi, penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana pelayana
Banyak pendekatan yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan kemitraan
pemerintah-swasta, namun tidak semua jenis prasarana dan sarana dapat dikerjasamakan,
ada bagian-bagian tertentu yang memungkinkan dapat dilakukan. Bagaimanapun, calon
investor hanya mau diukur dengan kriteria financial atau ekonomi, seperti Benefit Cost Ratio
(BCR), Net %t Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period. Oleh
karena itu, dimasa mendatang dituntut adanya kemampuan aparat atau pejabat pemerintah
daerah untuk memberikan kondisi yang kondusif bagi swasta untuk mengadakan kemitraan
di bidang penyediaan pelayanan jasa bagi masyarakat.
Bentuk kerjasama dapat dilakukan dengan cara (Permendagri No. 4 Tahun 1990) :
a) Kerjasama manajemen, kerjasama operasional, pembagian keuntungan, kerjasama
patu ngan (Joint venture), kerjasama pem biayaan, kerjasama pembagian hasil
produksi
b) Kontrak manajemen, kontrak produksi, kontrak bagi hasil usaha dan kontrak bagi
tempat usaha
c) Pembelian saham, obligasi dari perseroan terbatas (PT) yang telah yang telah
berbadan hukum dan mempunyai prospek baik
d) Keagenan, pemakaian dan penyaluran
e) Penjualan saham, obligasi dan memasyarakatkan saham, obligasi (go public)
f)
Kerjasama bantuan teknik dalam maupun luar negeri
g) Gabungan dari 2 atau lebih bentuk-bentuk kerjasama di atas.
(c) Mengembangkan Privatisasi/Swastanisasi
Untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dengan meletakkan sektor swasta
sebagai “the engine of growth” dan m
engurangi peran sektor publik dengan memberi peluang yang seluas-luasnya
(catalystic goverment) peran investasi swasta/ masyarakat untuk sektor usaha yang full cost
recovery. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan privatisasi/ swastanisasi
pelayanan umum (di bidang-bidang yang yang secara efesien dapat dikelola sektor swasta).
Langkah-langkah awal yang perlu dilaksanakan adalah :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-12

Donggala 2015

Kabupaten

a.
b.
c.

Penyusunan kriteria privatisasi secar
a transparan
Mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan yang dikerjakan oleh pemerintah dan jenis
pekerjaan yang dapat dilimpahkan pada swasta
d.
Meningkatkan dan memperluas keikut sertaan peran swasta untuk membangun
prasarana dan sarana pelayanan.
Privatisasi yang dapat dikembangkan antar lain dalam Pengelolaan Terminal,
Swalayan, Persampahan, Air Bersih dan Tempat Pariwisata/ Rekreasi dan lain sebagainya
yang dapat sepenuhnya dilakukan oleh pihak swasta yang difasilitasi pemerintah daerah.
Untuk mendukung kegiatan dalam menunjang sektor swasta dalam pembangunan
diperlukan diperlukan langkah-langkah antara lain :
a. Pemerintah Kabupaten Donggala membuat sistem peraturan perundangan (yang berkaitan
dengan pemberian izin-izin usaha, lokasi, investasi) yang konsisten, mudah dilaksanakan,
dan terbuka ;
b. Membenahi kualitas pelayanan di lingkungan organisasi pemerintah dengan menetapkan
standar pelayanan dengan prinsip: kesederhanaan dan ketepatan waktu, kejelasan dan
kepastian, keterbukaan dan penuh informasi, ekonomis dan efesiensi prosedur, keadilan dan
keamanan ;
c. Membentuk Unit Pelayanan Umum dan Perizinan Terpadu (pelayanan dalam satu atap) ;
d. Peningkatan kinerja birokrasi : penerapan inovasi berupa perampingan birokrasi
yang disesuaikan dengan PP 41 Tahun 2007, peningkatan SDM, profesionalitas aparatur ;
e. Database yang up to date mengenai kebijakan dan peta potensi daerah yang berkaitan
dengan perubahan wilayah akibat pemekaran sehingga diperlukan data kawasan, sarana
prasarana, kegiatan yang akan dilakukan privatisasi atau kerjasama dan siap untuk
diakses oleh masyarakat.
3.2.3.2 Arah Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib,
antara lain untuk belanja penyertaan modal untuk memfungsikan PERUSDA Kabupaten
Donggala yang pada lima Tahun sebebelumnya belum bergerak didalam memberikan
kontribusi dalam pembangunan daerah, sehingga usaha PERUSDA yang yang diinvestasikan
adalah usaha yang berorientasi pada keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan kepada
masyarakat Kabupaten Donggala saat ini dan dimasa yang akan datang.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan strategi pembiayaan dimaksud, maka
kebijakan pembiayaan pembangunan diarahkan untuk :
1.
Mengutamakan alokasi pada kegiatan pembangunan yang efektif dalam mencapai
indikator sasaran pembangunan yang telah ditetapkan, dalam kaitan ini penyediaan
pelayanan dan investasi pemerintah lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang benarbenar menjadi tugas pemerintah yang bersifat stimulan, dan untuk swasta/masyarakat
didorong melalui kerangka regulasi yang kondusif;
2.
Mengarahkan pembiayaan program kegiatan yang tidak tumpang tindih melalui
pemilahan kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah dan melaksanakan
pendanaan sesuai tugas pokok dan fungsi serta perkiraan kapasitas masing-masing
instansi / SKPD dalam mengimplementasikan program-program pembangunan untuk
mencapai indikator – indikator yang telah ditetapkan, dengan demikian pelaksanaan
pembangunan dapat selesai sesuai rencana dengan meminimalkan dana yang tidak
terserap.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-13

Donggala 2015
3.

Kabupaten

Mengutamakan pembiayaan program, kegiatan yang strategis dan cepat tumbuh,
berkembang sehingga dengan cepat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan
perdesaan.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kab. Donggala Tahun 2016

III-14