Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah RKPD_BAB III

BAB 3
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan
untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan pada suatu wilayah
adalah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). PDRB merupakan
jumlah nilai tambah seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha suatu daerah dalam satu tahun. Dari nilai
PDRB tersebut dapat diturunkan tiga indikator penting lainnya,
yaitu pendapatan per kapita, pertumbuhan ekonomi dan struktur
ekonomi.
PDRB dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB atas dasar harga
berlaku (current price) dan PDRB atas dasar harga konstan
(constant price). PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada

tahun


yang

berlaku. PDRB

atas

dasar

harga

berlaku

digunakan untuk melihat PDRB per kapita, pendapatan perkapita
dan untuk melihat terjadinya pergeseran pada struktur ekonomi.
PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah harga
barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga pada tahun
tertentu sebagai tahun dasar (tahun 2000). PDRB atas dasar harga
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ketahun.Besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator
untuk menilai kinerja perekonomian suatu wilayah, terutama

dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola
sumber daya yang dimilikinya.
Struktur ekonomi Kabupaten Tabalong didominasi oleh 3 sektor
besar, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, dan jasajasa. Hal ini tercermin dari sumbangan ketiga sektor ini terhadap
total PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas yang cukup
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-1

besar. Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2013
mengalami perlambatan dengan total 77.42%, sedangkan sektor
sekunder berupa industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih
serta konstruksi masih belum banyak memberikan dampak yang
besar, yaitu masih sekitar 3.52%. sedangkan sektor tersier seperti
perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi,
perbankan dan jasa-jasa mengalami peningkatan sekitar 19.06%
terhadap total PDRB.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabalong pada tahun 2011
sebesar 6,10% dan mengalami penurunan pada tahun 2012 dan
2013, yaitu sebesar 6,03% dan 5,41%. Penurunan ini dipengaruhi

oleh

turunnya

pertambangan

minyak

dan

gas

bumi

serta

pertambangan batubara. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten

Tabalong


cukup

tinggi

dibandingkan

dengan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebesar
5.18%,

namun

berada

di

urutan


9

(sembilan)

dari

13

kabupaten/kota.
Sektor pertanian mengalami perlambatan dibanding tahun
sebelumnya sebesar 4,5%pada tahun 2013 dan 5,03% pada tahun
2012. Industri pengolahan tumbuh positif sebesar 7,63%. Sektor
bangunan menyumbang sebesar 7,08%, sedangkan perdagangan
dan transportasi komunikasi serta jasa-jasa dari tahun ke tahun
memberikan pertumbuhan yang positif. Hal ini disebabkan oleh
adanya faktor multiflier effect dari sektor pertambangan yang
memberikan

dampak


bagi

perkembangan

sektor

lainnya.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.1
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tabalong
No

Sektor

1.
2.

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

2011
4.31
6.17

Tahun
2012*
5.03
5.42

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

2013**
4.50
4.60
III-2

3.
4.

5.
6.

Industri Pengolahan
Listik dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
7. Pengangkutan dan Komunitasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa-jasa
PDRB tanpa Migas
PDRB dengan Migas

6.45
3.42
5.51
4.07


7.14
4.33
8.64
9.04

7.63
8.58
7.08
8.90

7.94
7.62

11.14
7.55

8.74
9.47

9.50

7.94
6.10

9.24
7.74
6.03

9.41
6.66
5.41

Sumber : PDRB Kabupaten Tabalong Tahun 2014 (*angka diperbaiki, **angka
sementara)

PDRB Perkapita merupakan gambaran nilai tambah yang bisa
diciptakan oleh masing-masing penduduk selama 1 tahun akibat
adanya aktivitas produksi. Sedangkan pendapatan regional per
kapita merupakan gambaran pendapatan yang diterima oleh
masing-masing penduduk sebagai keikutsertaaannya dalam proses
produksi. PDRB perkapita Kabupaten Tabalong tahun 2013 tumbuh

positif sebesar 9.18% (atas dasar harga berlaku) sebesar Rp.
34.044.187,- dibanding dengan tahun 2012. PDRB perkapita
Kabupaten Tabalong lebih tinggi dari PDRB perkapita Provinsi
Kalimantan Selatan yang hanya RP. 21.620.000,- Sedangkan tingkat
produktivitas dapat dilihat dari PDRB perkapita Kabupaten Tabalong
atas dasar harga konstan sebesar 3.59% atau Rp.15.465.969,- lebih
tinggi dari PDRB perkapita berdasarkan harga konstan Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp.9.390.639,-.
Laju inflasi Kabupaten Tabalong tahun 2014 sebesar 8.80%.
Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum yang
ditunjukkan seperti : naiknya kelompok bahan makanan sebesar
1.03%, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar
0.11%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
sebesar 0.11%, kelompok kesehatan sebesar 0.16%, kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0.37% dan kelompok
transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0.27%. Hanya
kelompok sandang yang mengalami penurunan menjadi sebesar

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-3

0.01%. laju inflasi Kabupaten Tabalong berada dibawah laju inflasi
Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 6.98%. Faktor eksternal
yang diduga mempengaruhinya diantaranya adalah turunnya harga
beberapa komoditas dunia, seperti minyak bumi, kelapa sawit dan
karet. Dari sisi internal, kebijakan-kebijakan pemerintah yang pro
inflasi moderat seperti mempertahankan BI rate pada kisaran 7.5%
juga memberikan andil yang tidak sedikit.
Berdasarkan

kondisi

dan

perkembangan

perekonomian

Kabupaten Tabalong, maka tantangan yang dihadapi pada tahun
2016 adalah :
1. Percepatan pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dominan, sehingga dapat
mendorong peningkatan investasi dan menciptakan lapangan
kerja yang lebih luas dengan fokus utama untuk menurunkan
tingkat pengangguran dan kemiskinan
2. Membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan didukung oleh kelembagaan yang
memadai dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
3. Optimalisasi

pemeliharaan

infrastruktur

untuk

mendukung

tercapainya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.
Dengan melihat trend pertumbuhan ekonomi dan beberapa
indikator ekonomi makro lainnya, termasuk kapasitas fiskal daerah
serta indikator ekonomi makro Provinsi Kalimantan Selatan dan
nasional, maka arah kebijakan ekonomi Kabupaten Tabalong tahun
2016 adalah sebagai berikut :
1. Mendorong

percepatan

pertumbuhan

ekonomi

Kabupaten

Tabalong yang diprediksikan sebesar 5.75% - 6.25% dengan
pembangunan

dan

pemeliharaan

pelayanan

dasar

yang

terintegrasi dengan sentra-sentra produksi dan menciptakan
iklim usaha yang kondusif.
2. Menurunkan laju inflasi pada kisaran 5.25% - 5.0% dengan
asumsi

terjaganya

ketersediaan

bahan

kebutuhan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

pokok,
III-4

kelancaran distribusi, stabilitas harga barang dan jasa serta
ekspektasi masyarakat.
3. Mengupayakan percepatan penurunan tingkat kemiskinan dari
6.03% tahun 2014 menjadi 4.80%pada tahun 2016 melalui
keterpaduan dan perluasan intervensi program dan kegiatan
sektoral yang berdimensi kewilayahan
4. Mengupayakan

peningkatan

produksi

dan

produktivitas

pertanian dalam arti luas serta pengendalian alih fungsi lahan
untuk mendukung ketahanan pangan.
5. Meningkatkan kreativitas dan kemandirian masyarakat untuk
menghasilkan sumberdaya manusia yang terampil dan berdaya
saing, melalui pemberdayaan dan peningkatan keterampilan
masyarakat.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan Keuangan daerah Kabupaten Tabalong dilandasi
oleh sejumlah peraturan perundang-undangan

yaitu

Undang-

undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Daerah,

Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Arah kebijakan keuangan daerah memuat tentang kebijakan
yang

akan

ditempuh

oleh

Pemerintah

Kabupaten

Tabalong

berkaitan dengan pendapatan, pembiayaan dan belanja daerah.
3.2.1.

Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Perkiraan
ditunjukkan

oleh

pertimbangan
bersumber

peningkatan
peningkatan

bahwa

dari

kemampuan

kinerja

penerimaan

APBD,

perekonomian
pajak

dan

penganggaran

didasarkan
akan

pada

lebih

retribusi

baik

maupun

penerimaan non-pajak. Di lain pihak, perimbangan keuangan pusat
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-5

dan daerah dalam kerangka otonomi daerah akan terus disesuaikan
dan memberi sinyal positif pada penguatan struktur keuangan
daerah, terutama yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU)
dengan kebijakan pengeluaran anggaran yang lebih efisien dan
efektif, serta berorientasi pada transparansi dan akuntabilitas
publik yang mengarah pada peningkatan pelayanan masyarakat,
pemulihan dan stabilitas ekonomi, serta peningkatan/rehabilitasi
sarana dan prasarana.
Perkembangan
menunjukkan

dan

peningkatan

target
yang

PAD
cukup

tahun

2013-2015

signifikan,

terutama

penerimaan dari pajak daerah. Namun sumbangan terbesar bagi
pendapatan daerah Kabupaten Tabalong berasal dari pendapatan
transfer. Berdasarkan hal tersebut, maka proyeksi PAD tahun 2016
diasumsikan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Perkembangan, Target dan Proyeksi PAD Kabupaten Tabalong
Tahun 2014-2016
NO
1
1.1
1.1.
1
1.1.
2
1.1.
3
1.1.
4
1.2
1.2.
1
1.2.
2
1.2.
3
1.3
1.3.
1
1.3.
2

URAIAN
PENDAPATAN
DAERAH
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
DANA
PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Hibah

REALISASI TA.
2014

TARGET TA. 2015

TARGET TA. 2016

1.045.962.199.48
7
116.106.193.7
20
48.218.63
7.420
10.355.01
6.264
8.834.4
36.975

1.154.581.217.803
98.009.000.0
00
36.526.77
6.000
8.030.47
0.000
10.660.00
0.000

1.285.289.579.0
00
119.434.461.
000
42.915.2
65.000
10.252.5
31.000
10.622.0
00.000

48.698.10
3.061
770.168.665.0
77
324.670.785.077

42.791.75
4.000
833.410.766.00
0
394.859.506
.000

55.644.66
5.000
931.653.068.
000
499.698.25
8.000

444.103.85
5.000
1.394.0
25.000

431.954.810
.000
6.596.45
0.000

431.954.81
0.000

159.687.340.6
90

223.161.451.80
3

234.202.050.
000

4.171.4
70.246

25.740.99
7.000

4.100.0
00.000

-

-

-

Dana Darurat

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-6

REALISASI TA.
2014

NO

URAIAN

1.3.
3

Bagi Hasil Pajak dari
Propinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian
dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan
dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lain

1.3.
4
1.3.
5

TARGET TA. 2015

TARGET TA. 2016

84.730.41
4.444

97.360.61
0.624

99.152.7
53.000

70.785.45
6.000

100.059.844
.179

130.949.29
7.000

-

-

-

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tabalong, 2015

Pendapatan
diproyeksikan

Daerah
sebesar

Kabupaten

Tabalong

tahun

Rp.1.285.289.579.000,-

2016
dengan

menempuh kebijakan dalam pengelolaan pendapatan daerah
melalui :
1. Optimalisasi pajak dan retribusi daerah serta penerimaan lainlain melalui intensifikasi dan ekstensifikasi secara selektif dan
tidak

berpotensi

menghambat

akselerasi

perkembangan

aktivitas ekonomi masyarakat.
2. Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan aset daerah dan
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
3. Peningkatan dana perimbangan dari Dana Alokasi Khusus dan
bagi

hasil

pajak/bukan

pajak

dengan

pembaharuan

data

pendukung
4. Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi
dalam rangka meningkatkan dana perimbangan dari pusat dan
bantuan keuangan dari provinsi.
5. Peningkatan dana penyesuaian dalam rangka melaksanakan
kebijakan pemerintah pusat, terutama untuk guru, desa dan
desa adat
6. Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta dalam rangka
peningkatan peran serta dan pendapatan daerah
7. Mengoptimalkan

kinerja

penerimaan

dari

masing

SKPD

penghasil PAD
8. Perbaikan sistem dan sumberdaya administrasi pengelolaan
pendapatan daerah yang berkesinambungan.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-7

3.2.2.

Arah Kebijakan Belanja Daerah

3.2.2.1. Kebijakan Belanja Daerah
Pengelolaan belanja daerah sangat erat kaitannya dengan
sistem

manajemen

keuangan

daerah,

sistem

penganggaran

maupun sistem akuntansi.Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
penganggaran, maka kebijakan perencanaan belanja daerah adalah
sebagai berikut :
1. Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah
yang dialokasikan secara adil dan merata agar dapat dinikmati
oleh

seluruh

kelompok

masyarakat

tanpa

diskriminasi,

khususnya dalam pelayanan publik.
2. Belanja

daerah

dipergunakan

dalam

rangka

mendanai

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah yang terdiri atas urusan wajib, urusan pilihan dan urusan
yang

penanganannya

dalam

bidang

tertentu

yang

dapat

dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan.
3. Dalam

menentukan

besaran

belanja

yang

dianggarkan

senantiasa berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu
prinsip kemandirian yang mengupayakan peningkatan sumbersumber pendapatan sesuai potensi daerah.
4. Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian
visi dan misi pembangunan Kabupaten Tabalong, namun tetap
harus memperhatikan aspek efektivitas, efisiensi, transparansi
dan akuntabilitas.
5. Pengelolaan
Kinerja

belanja

(Performance

daerah

harus

berlandaskan

anggaran

budget), yaitu belanja daerah yang

berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Pemerintah
daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik
dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun
program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-8

akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas
dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan
harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta
memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan
dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek
indikator, tolok ukur dan target kinerjanya
6. Belanja daerah yang terdiri dari belanja langsung dan belanja
tidak langsung diarahkan untuk mendanai belanja yang bersifat
wajib dan mengikat untuk menjamin kelangsungan pemenuhan
pelayanan dasar masyarakat.
7. Mempertahankan alokasi belanja pendidikan sebesar 20% dan
kesehatan sebesar 10%.
8. Mengupayakan peningkatan proporsi belanja langsung terhadap
belanja tidak langsung
Dengan melihat kemampuan keuangan Kabupaten Tabalong,
pada tahun anggaran 2016, rencana alokasi belanja daerah
diperkirakan mencapai Rp.1.285.289.579,-, yang meliputi belanja
langsung

sebesar

Rp.

706.909.268.450,-

dan

belanja

tidak

langsung sebesar Rp. 578.380.310.550,- Belanja daerah tahun
2016 naik sebesar 11 % dibandingkan dengan belanja daerah
tahun 2015.
3.2.2.2. Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak dipengaruhi
secara langsung oleh adanya program atau kegiatan. Belanja tidak
langsung terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak
terduga.
a. Belanja pegawai adalah belanja kompensasi baik dalam bentuk
uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang diberikan kepada Pejabat Negara
dan

PNS

sebagai

imbalan

atas

pekerjaan

yang

telah

dilaksanakan dengan uraian sebagai berikut:
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-9

1) Besaran

anggaran

gaji

pokok

dan

tunjangan

PNSD

disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan
belanja pegawai dalam rangka perhitungan DAU Tahun
Anggaran 2016.
2) Untuk

mengantisipasi

adanya

kenaikan

gaji

berkala,

tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD telah
diperhitungkan acress sebesar 2,5% dari jumlah belanja
pegawai
3) Untuk mengantisipasi rencana kenaikan gaji pokok dan
tunjangan

PNSD

yang

ditetapkan

pemerintah

dengan

kenaikan sebesar 10%
4) Untuk

mengantisipasi

pengangkatan

CPNSD

telah

dianggarkan belanja pegawai sesuai dengan kebutuhan
pengangkatan CPNSD dan formasi pegawai tahun 2016
5) Penganggaran tambahan penghasilan pegawai dialokasikan
untuk PNSD/CPNSD dengan pertimbangan sebagai berikut:
a). Tambahan penghasilan berupa tunjangan daerah (baik
untuk pejabat struktural/fungsional maupun staf)
b). Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerja
c). Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi
d). Tunjangan profesi guru PNSD dan tambahan penghasilan
guru PNSD non sertifikasi yang bersumber dari dana
penyesuaian
6) Penganggaran biaya pemungutan pajak daerah dialokasikan
sebesar 5% dari target penerimaan pajak daerah Tahun
Anggaran 2016
7) Penganggaran iuran asuransi kesehatan berpedoman pada
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Terkait dengan hal
tersebut,

penyediaan

anggaran

untuk

pengembangan

cakupan jaminan kesehatan bagi PNSD diluar cakupan
jaminan

kesehatan

yang

disediakan

oleh

BPJS,

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

tidak

III-10

diperkenankan dianggarkan dalam APBD kecuali ditentukan
lain berdasarkan peraturan perundangan-undangan.
8) Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain pimpinan
dan

anggota

DPRD

serta

belanja

penunjang

kegiatan

didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004
tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota DPRD sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007. Penganggaran
tersebut juga didasarkan pada Permendagri Nomor 21 Tahun
2007

tentang

Daerah

Pengelompokkan

Pengganggaran

Kemampuan

dan

Keuangan

Pertanggungjawaban

Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD
serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif
dan

Dana

Operasional.

Pada

APBD

Tahun

Anggaran

sebelumnya pengelompokkan kemampuan keuangan daerah
Kabupaten Tabalong masuk dalam kategori tinggi.
9) Penganggaran belanja bupati dan wakil bupati didasarkan
pada Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2000 tentang
Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah. Untuk besaran belanja penunjang operasional bupati
dan

wakil

bupati

ditetapkan

berdasarkan

klasifikasi

pendapatan asli daerah dimana untuk Kabupaten Tabalong
masuk dalam klasifikasi PAD di atas 50 Milyar s/d 150 Milyar,
paling rendah Rp. 400 juta dan paling tinggi sebesar 0.40%.
b. Belanja bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman
pemerintah daerah. Dalam pemenuhan pendanaan sejalan
dengan

penyelenggaraan

pemerintah

daerah,

khususnya

pengalokasian anggaran dalam APBD Pemerintah Kabupaten
Tabalong

tidak

melakukan

pinjaman,

sehingga

tidak

ada

pembayaran bunga pinjaman.
c. Belanja

subsidi

hanya

diperuntukkan

kepada

perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu
biaya produksi agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-11

dapat terjangkau oleh masyarakat seperti subsidi air bersih,
pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya.
Dalam

menetapkan

belanja

subsidi,

pemerintah

daerah

hendaknya melakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga
pemberian subsidi dapat tepat sasaran. Mengingat keterbatasan
kemampuan keuangan daerah, maka Pemerintah Kabupaten
Tabalong sampai saat ini belum menganggarkan belanja subsidi.
d. Belanja hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari
pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah
lainnya,

perusahaan

kemasyarakatan

daerah,

yang

masyarakat

secara

spesifik

dan

organisasi

telah

ditetapkan

peruntukannya bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta
tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Pemberian hibah
harus dilakukan secara selektif sesuai dengan urgensi dan
kepentingan

daerah

serta

kemampuan

keuangan

daerah,

sehingga tidak mengganggu penyelenggaraan urusan wajib dan
tugas-tugas pemerintahan daerah lainnya dalam meningkatkan
kesejahteraan

dan

pelayanan

umum

kepada

masyarakat.

Pencantuman alokasi belanja hibah dalam KUA-PPAS Tahun
Anggaran 2016 didasarkan pada hasil verifikasi dan evaluasi
proposal

oleh

SKPD

teknis

dan

telah

dituangkan

dalam

rekomendasi SKPD serta Nota Pertimbangan Tim Anggaran
Pemerintah Kabupaten Tabalong (TAPD) sebagaimana diatur
dalam Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah
diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
e. Belanja bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa
uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga,
kelompok dan atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus
menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-12

kemungkinan terjadinya resiko sosial. Dalam rangka mengatasi
kemungkinan tersebut, pemerintah daerah dapat memberikan
bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat namun
dilakukan secara selektif/tidak mengikat, tidak terus menerus
dan jumlahnya dibatasi sesuai kemampuan keuangan daerah.
Pencantuman alokasi belanja bantuan sosial dalam KUA-PPAS
Tahun 2016 telah didasarkan pada hasil verifikasi dan evaluasi
proposal

oleh

SKPD

teknis

dan

telah

dituangkan

dalam

rekomendasi SKPD serta Nota Pertimbangan Tim Anggaran
Pemerintah Kabupaten Tabalong (TAPD) kecuali untuk bantuan
sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana
diatur dalam Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana
telah diubah dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber
dari APBD. Selain itu belanja bantuan sosial dianggarkan dalam
rangka

mendukung

penanggulangan

efektifitas

kemiskinan

implementasi

melalui

program

Program

Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan dan Perkotaan,
Pemerintah Daerah harus menyediakan dana pendamping yang
bersumber dari APBD dan dianggarkan pada jenis belanja
bantuan sosial sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan
Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan.
f. Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi
hasil yang bersumber dari pendapatan pajak dan retribusi
kabupaten

kepada

pemerintah

desa

sesuai

ketentuan

perundang-undangan.
g. Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan
pemberian bantuan dalam rangka untuk melaksanakan program
yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah kabupaten
kepada

pemerintah

masyarakat

dan

desa

dalam

percepatan

rangka

pembangunan

pemberdayaan
desa

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

sesuai
III-13

kemampuan keuangan daerah. Selain itu pemerintah kabupaten
memberikan bantuan keuangan lainnya kepada partai politik.
h. Belanja

tidak

terduga

ditetapkan

secara

rasional

dengan

mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya dan
perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi,
diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah serta sifatnya
tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak diharapkan berulang
dan

belum

tertampung

dalam

bentuk

program/kegiatan

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah
tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
3.2.2.3. Kebijakan Belanja Langsung
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
yang terdiri dari :
a. Belanja

pegawai

merupakan

pengeluaran

untuk

honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintah daerah
b. Belanja

barang

dan

jasa

merupakan

pengeluaran

untuk

pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari
12

bulan

program

dan/atau
dan

pemakaian

kegiatan

jasa

pemerintah

dalam

melaksanakan

daerah.

Belanja

ini

merupakan pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang
tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan
untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat. Yang termasuk
dalam

kategori

belanja

barang

dan

jasa

adalah

belanja

pengadaan barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja
perjalanan dinas.
c. Belanja modal merupakan pengeluaran untuk pengadaan asset
tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Belanja
modal digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-14

asset tetap dan asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu

periode

akuntansi

serta

melebihi

batasan

minimal

kapitalisasi asset tetap atau asset lainnya yang ditetapkan
pemerintah.
Belanja daerah pada dasarnya merupakan perwujudan dari
kebijakan

penyelenggaraan

pembangunan

yang

pemerintahan

berbentuk

dan

kuantitatif.

pelaksanaan

Berbagai

upaya

dilakukan pemerintah untuk memenuhi tingkat kesejahteraan
masyarakat dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan
nasional maupun daerah. Upaya-upaya tersebut antara lain dengan
penyediaan fasilitas dasar, fasilitas publik, peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan serta penyediaan infrastruktur untuk
mendorong tumbuhnya perekonomian di masyarakat. Era otonomi
daerah telah membawa konsekuensi dalam pengeluaran publik
pemerintah

untuk

lebih

memfokuskan

pada

pembenahan

manajemen dan administrasi birokrasi sehingga menyebabkan
peningkatan belanja administrasi, baik belanja kegiatan pelayanan
dasa, belanja bidang prioritas nasional maupun belanja penunjang,
yaitu belanja prioritas masing-masing unit kerja (SKPD).
Peningkatan

belanja

administrasi

pemerintah

guna

mendukung reformasi birokrasi akhir-akhir ini dirasakan semakin
membuat ketidakseimbangan antara belanja kegiatan pelayanan
dasar, belanja bidang prioritas nasional maupun belanja penunjang
di

masing-masing

SKPD.

Kondisi

yang

terjadi

sekarang

pertumbuhan belanja kegiatan dasar lebih besar daripada belanja
tidak mengikat. Di satu sisi belanja yang sifatnya mengikat belum
dilakukan secara efisien salah satunya pada pos belanja perjalanan
dinas yang “membengkak” baik dari segi waktu perjalanan maupun
volume perjalanan (jumlah orang yang melakukan perjalanan).

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-15

Tabel 3.3
Perkembangan Belanja Pemerintah Kabupaten Tabalong
Tahun 2011-2015
N
o

Tahu
n

1

2011

2

2012

3

2013

4

2014

5

2015

Belanja
Tidak
Langsung

%

Belanja
Langsung

%

Jumlah
Belanja

385.047.547.12
8
429.322.482.52
0
452.863.521.42
3
498.022.419.15
7
645.975.344.59
3

47,2
0
47,6
4
55,9
3
46,8
4
50,2
9

430.783.781.21
3
471.790.666.92
1
356.898.710.40
7
565.114.018.27
8
638.450.138.57
1

52,8
0
52,3
6
44,0
7
53,1
6
49,7
1

815.831.328.34
1
901.113.149.44
1
809.762.231.83
0
1.063.136.437.
435
1.284.425.483.
164

Keterangan :
1. Angka untuk tahun 2011 dan 2012 berdasarkan Perda tentang Pertanggungjawaban
APBD merupakan realisasi anggaran (Audited)
2. Angka untuk tahun 2013 berdasarkan Perda tentang Pertanggungjawaban APBD
merupakan realisasi anggaran (Audited)
3. Angka untuk tahun 2014 berdasarkan Perda tentang Pertanggungjawaban APBD
merupakan realisasi anggaran (Audited)
4. Angka untuk tahun 2015 berdasarkan Perda tentang APBD merupakan target
anggaran

Proporsi belanja pegawai dalam belanja langsung cukup
besar terhadap total belanja (lebih dari 45%), hal ini disebabkan
karena

kemampuan

pendanaan

yang

terbatas

tidak

dapat

mengimbangi kebijkaan kenaikan belanja pegawai, baik oleh
pemerintah pusat maupun daerah. Proporsi belanja pegawai
terhadap total belanja dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4
Proporsi Belanja Pegawai Pemerintah Kabupaten Tabalong
Tahun 2011-2015
No

Tahun

Belanja Pegawai

Total Belanja

1

2011

460.651.102.319

2
3
4

2012
2013
2014

422.105.194.765
450.543.281.138
517.492.078.026

1.016.178.073.2
51
901.113.149.441
809.762.231.830
1.063.136.437.4
35

Prosentase
Belanja Pegawai
terhadap Total
Belanja

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

45,33
46,84
55,64
48,68

III-16

5

2015

640.220.250.174

1.284.425.483.1
64

49,84

Sumber : DPKKD Kab. Tabalong

Penganggaran belanja langsung terbagi menjadi 2 (dua)
urusan, yaitu Urusan waib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah
urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan
pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan
oleh pemerintah daerah, diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan

kualitas

kehidupan

dalam

upaya

memenuhi

kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan

dasar,

pendidikan,

kesehatan,

fasilitas

sosial

dan

fasilitas umum yan layak serta mengembangkan sistem jaminan
sosial. Dalam menjalankan urusan wajib, daerah diminta untuk
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sedangkan urusan
pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah serta
urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu
yang

dapat

dilaksanakan

bersama

antara

pemerintah

dan

pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya urusan wajib dan urusan pilihan dijabarkan
dalam

bentuk

Program

dan

Indikasi

Kegiatan

yang

akan

dilaksanakan oleh SKPD selama jangka menengah 2015-2019
didasarkan pada visi dan misi Bupati Tabalong tahun 2015-2019.
Gambaran belanja daerah Kabupaten Tabalong selama kurun waktu
2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

III-17

Tabel 3.6
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Tabalong
Tahun 2011-2015
N
O

URAIAN

BELANJA DAERAH
Belanja Tidak
Langsung
1
Belanja Pegawai

TAHUN
2013

2011

2012

1.016.178.073.251,
00
468.017.673.900,00

901.113.149.441,0
0
429.322.482.520,0
0
361.269.755.685,0
0

809.762.231.830,00

10.951.952.000,00

26.766.488.000,00

28.183.440.000,00

5.263.288.735,00

393.501.005.900,00

2014

2015

452.863.521.423,00

1.063.136.437.435,
00
498.022.419.157,00

1.284.425.483.164,
00
645.975.344.593,00

385.233.716.583,00

452.070.558.501,00

556.395.007.374,00

37.959.269.083,00

12.008.155.000,00

19.062.569.000,00

3.302.954.700,00

4.141.588.000,00

7.941.672.200,00

3.286.269.000,00

4.455.724.600,00

2

Belanja Bunga
Belanja Subsidi
4
Belanja Hibah
5
Belanja Bantuan
Sosial
6
Belanja Bagi Hasil
Kepada
Provinsi/Kabupaten/K
ota dan Pemerintah
Desa
7
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/K
ota dan Pemerintah
Desa
8
Belanja Tidak
Terduga
Belanja Langsung
3

1
2
3

Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal

6.730.600.0
00,00

6.687.160.
000,00

25.032.132.00
0,00

28.241.970.
100,00

3.618.544.000,00
548.160.399.351,00
67.150.096.419,00
200.195.962.387,00
280.814.340.545,00

1.093.820.000,00

6.659.897.200,
00

19.163.611.357,00
26.044.727.656,00

544.072.500,00

471.121.000,00

55.120.371.41
9,00

3.000.000.000,00

471.790.666.921,0
0
60.835.439.080,00

356.898.710.407,00

565.114.018.278,00

638.450.138.571,00

65.309.564.555,00

65.421.519.525,00

83.825.242.800,00

167.882.037.132,0
0
243.073.190.709,0
0

129.469.927.559,00

187.709.309.266,00

241.748.246.863,00

162.119.218.293,00

311.983.189.487,00

312.876.648.908,00

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

JUMLAH BELANJA

1.016.178.073.25
1,00

901.113.149.441
,00

Sumber : DPPKD, 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

809.762.231.830,
00

1.063.136.437.43
5,00

1.284.425.483.16
4,00

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menetapkan angka
prediksi belanja Kabupaten Tabalong tahun 2016 adalah :
1. Untuk belanja langsung belum bisa diprediksikan belanja untuk
kegiatan DAK dan bantuan keuangan dari provinsi dan dana
penyesuaian, karena bersifat given dan in out.
2. Belanja

gaji

diasumsikan

mengalami

peningkatan

karena

memperhitungkan kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD
sebesar 10% termasuk menghitung pemberian gaji ke-13,
kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga,
mutasi pegawai serta acress sebesar 2,5%.
3. Belanja hibah dan bantuan sosial diprediksikan sama dengan
tahun 2015
4. Belanja bagi hasil diprediksikan naik sedikit dari tahun 2015
5. Dalam rangka pelaksanaan Pasal 27 ayat (1) huruf b dan ayat
(2)

Undang-Undang

Nomor

6

Tahun

2014,

pemerintah

kabupaten/kota menganggarkan alokasi dana untuk desa dan
desa adat yang diterima dari APBN dalam jenis belanja bantuan
keuangan kepada pemerintah desa dalam APBD kabupaten/kota
Tahun

Anggaran

2015

untuk

membiayai

penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan serta pemberdayaan masyarakat
dan

kemasyarakatan.

Tabalong

juga

Selain

memberikan

itu,

pemerintah

bantuan

kabupaten

keuangan

kepada

pemerintah desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan
percepatan pembangunan desa sebesar satu milyar per desa
dengan berdasar pada Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 tahun
2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa.
6. Belanja tidak terduga diprediksi sama dengan tahun 2015.
7. Belanja langsung akan selalu disesuaikan dengan ketersediaan
anggaran setiap tahun dan akan diupayakan secara merata
pada semua sektor

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

8. Belanja langsung penunjang urusan umum diarahkan untuk
memberikan

dukungan

terhadap

kegiatan

dalam

rangka

pelaksanaan urusana pemerintahan pada setiap SKPD. Oleh
karenanya

kebijakan

belanja

langsung

penunjang

urusan

diarahkan pada:
a. Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
b. Peningkatan sumber daya aparatur, melalui pengiriman
pegawai ke diklat
c. Pemenuhan

sarana

dan

prasarana

aparatur,

melalui

pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor
d. Pengembangan
keuangan,

sistem

melalaui

pelaporan

pembuatan

capaian

laporan

kinerja

dan

keuangan

dan

capaian kinerja bulanan, semesteran dan tahunan
e. Dalam rangka efisiensi perlu dilakukan kajian menyeluruh
terhadap alokasi belanja ini dengan memperhatikan beban
kinerja
9. Belanja

langsung

pelayanan

dasar

diutamakan
kepada

untuk

mendukung

masyarakat,

khususnya

program
bidang

pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
10.

Menguatkan program-program penanggulangan kemiskinan

serta pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan
11.

Memfasilitasi dan memberikan stimulan pada sektor riil

melalui bantuan modal dan pembinaan/pendampingan kepada
usaha mikro, kecil dan menengah
12.

Melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang strategis dan

mempunyai manfaat luas bagi masyarakat serta mendukung
pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi Kalimantan Selatan yang
akan dilaksanakan pada tahun 2017.
13.

Dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik, belanja daerah
diharapkan

dapat

lebih

diarahkan

dalam

mendukung

peningkatan nilai tambah sektor-sektor ekonomi yang akan
memberikan konstribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

daerah dan penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut
meningkatkan perluasan lapangan kerja guna menurunkan
angka kemiskinan. Beberapa sektor tersebut adalah sektor
perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan
(pendukung sektor jasa), sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor jasa-jasa dan sektor konstruksi.
14.

Mengupayakan penghematan, efisiensi, efektifitas anggaran

belanja daerah secara proporsional akan dilakukan melalui :
a. Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan
kegiatan yang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian
visi

dan

misi

dalam

RPJMD

Kabupaten

Tabalong

dan

berdampak luas terhadap kepentingan masyarakat.
b. Mengefektifkan mekanisme Musrenbang guna menghasilkan
rencana program dan kegiatan yang mampu memecahkan
berbagai

permasalahan

dan

isu

terkini

pelayanan

masyarakat.
3.2.3.

Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,
baik yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran
daerah

yang

dimaksudkan

untuk

menutup

defisit

dan/atau

memanfaatkan surplus anggaran. Defisit atau surplus terjadi
apabila ada selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan
Belanja Daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan
seriap

penerimaan

pengeluaran

yang

yang
akan

perlu
diterima

dibayar

kembali

kembali,

baik

dan/atau

pada

tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
Pembiayaan

terdiri

dari

penerimaan

pembiayaan

dan

pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayan adalah semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran
yang

bersangkutan

maupun

pada

tahun-tahun

anggaran

berikutnya. Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

yang akan diterma kembali baik pada tahun anggaran yang
bersankutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan
yang

dimaksudkan

untuk

menutupi

defisit

anggaran

yang

disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibanding dengan
pendapatan yang diperoleh. Penerimaan pembiayaan mencakup :
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
(SiLPA)
2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Penerimaan pinjaman daerah
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
6. Penerimaan piutang daerah
7. Penerimaan dana bergulir.
Pengeluaran pembiayaan disediakan untuk menganggarkan
setiap penerimaan

yang

perlu dibayar

kembali

pada

tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran
berikutnya. Pengeluaran pembiayaan terdiri atas :
1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
3. Pembayaran pokok utang
4. Pemberian pinjaman daerah
5. Pemberian dana bergulir
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam memprediksi
pembiayaan daerah tahun 2016 adalah :
1. Sisa lebih perhitungan daerah tahun sebelumnya pada tahun
2015 diasumsikan sebesar Rp. 00.000.000.000,-.
2. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan diasumsikan
sama dengan tahun anggaran 2015 sebesar Rp. 460.000.000,3. Untuk penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah pada
tahun 2016 diprediksikan sama dengan tahun 2015 sebesar Rp.
15.000.000.000,- kepada Bank Kalsel.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

Berdasarkan

hal

tersebut

diatas,

maka

arah kebijakan

pembiayaan daerah tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan penerimaan pembiayaan daerah
Kebijakan

penerimaan

pembiayaan

daerah

di

Kabupaten

Tabalong berusaha untuk meningkatkan realisasi SiLPA dari
tahun ke tahun yang diakibatkan karena terjadinya efisiensi,
efektivitas dalam pengelolaan belanja daerah. Secara khusus
arah kebijakan penerimaan pembiayaan daerah adalah :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
diasumsikan berfluaktif setiap tahun dan akan digunakan
untuk

menutup

defisit

anggaran

yang

terjadi.

SILPA

digunakan untuk menutupi selisih antara Pendapatan Daerah
dengan

Belanja

Daerah

diperlukan

transaksi

Keuangan

Daerah yang disebut dengan Pembiayaan Daerah. Apabila
Belanja Daerah melebihi dibandingkan dengan pendapatan
Daerah maka terjadi transaksi yang defisit.
b. Pinjaman daerah merupakan salah satu alternatif sumber
pembiayaan daerah, namun pelaksanaannya selektif dan
merupakan pilihan terakhir bila sumber-sumber pembiayaan
daerah lainnya sidah tidak mampu untuk menutup defisit
anggaran
c. Optimaliasasi pemberdayaan aset daerah sebagai sumber
pembiayaan daerah
2. Kebijakan

pengeluaran

pembiayaan

daerah

tahun

2016

diarahkan untuk :
a. Penyertaan modal kepada BUMD (Perusda) dilakukan secara
bertahap.

Penyertaan

modal

diberikan

sesuai

dengan

kemampuan keuangan daerah dan diatur dalam Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal
b. Memfasilitasi dan mendorong peningkatan kerjasama dengan
pihak swasta/ masyarakat antara lain melalui kerangka
regulasi

yang

dapat

meningkatkan

partisipasi

masyarakat/swasta dalam mendanai program dan kegiatan
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

pemerintah

daerah

melalui

kerjasama

yang

saling

menguntungkan.
Gambaran pembiayaan daerah Kabupaten Tabalong selama
kurung waktu 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

Tabel 3.7
Realisasi dan Prediksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Tabalong
Tahun 2011-2015

NO

URAIAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

TAHUN
2012

2013

2014

2015

2016

8.254.926.915

66.543.444.272

220.546.671.603

15.000.000.000

7.462.221.083

65.643.900.845

220.086.671.603

14.540.000.000

-

-

-

-

792.705.832

899.543.427

460.000.000

460.000.000

460.000.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

41.156.184.785

15.000.000.000

15.000.000.000

15.000.000.000

15.000.000.000

-

-

-

-

-

18.070.300.000

15.000.000.000

15.000.000.000

15.000.000.000

15.000.000.000

23.085.884.785

-

-

-

-

-

-

-

Pembiayaan Netto

-32.901.257.870

51.543.444.272

205.546.671.603

-

-

SiLPA

65.849.011.984

253.760.459.668

-

-

-

1

Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya
2
Pencairan dana
cadangan
3
Hasil penjualan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
4
Penerimaan pinjaman
daerah
5
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
6
Penerimaan pinjaman
daerah
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
1
Pembentukan dana
cadangan
2
Penyertaan modal
(investasi) daerah
3
Pembayaran pokok
hutang
4
Pemberian pinjaman
daerah

Keterangan :
1. Angka untuk tahun 2011 dan 2012 berdasarkan Perda tentang Pertanggungjawaban APBD merupakan realisasi anggaran
2. Angka untuk tahun 2013 berdasarkan Perda tentang Pertanggungjawaban APBD merupakan realisasi anggaran
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016

3.
4.
5.

Angka untuk tahun 2014 berdasarkan Perda tentang Pertanggungjawaban APBD merupakan realisasi anggaran
Angka untuk tahun 2015 berdasarkan Perda tentang APBD merupakan target anggaran
Angka untuk tahun 2016 berdasarkan estimasi pembiayaan daerah

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2016