PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP A RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN | 'Aini | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 965 2762 1 PB
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP A
RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE AND JOB SATISFACTION
TOWARD NURSE PERFORMANCE OF INPATIENT WARD A RSUP DR.
SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
1
Qurratul Aini SKG, 2Herianto Sosilo
Pascasarjana Manajemen Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Pelayanan rawat inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan jenis
pelayanan yang kompleks dan memberikan kontribusi besar dalam menentukan
mutu pelayanan. Perawat berperan penting sebagai ujung tombak dan tenaga yang
paling lama berhubungan dengan pasien. Kegiatan perawat mencerminkan citra
rumah sakit, kinerja perawat tidak terlepas dari kepemimpinan dan kepuasan
kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jenis penelitian kuantitatif
dengan rancangan cross sectional. Variabel bebasnya terdiri dari gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja sedangkan variabel terikat yaitu kinerja.
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang tercatat sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang berjumlah 75 orang. Untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja digunakan analisis statistik
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai signifikansi
gaya kepemimpinan sebesar 0,022 (Sig.< 0,05) dan kepuasan kerja sebesar 0,132
(Sig.> 0,05). Hasil uji F 15,779 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 (Sig.< 0,05)
dan nilai koefisien Adjusted R2 sebesar 28,5%. Kesimpulannya adalah 1) Gaya
kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat, 2) Variabel
kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat, dan 3) gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
perawat yang bertugas di ruang rawat inap A di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten.
Kata Kunci: Gaya kepemimpinan, Kepuasan kerja, Kinerja
1. Dosen Pascasarjana Program Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2. Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRACT
Inpatient services of RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten is a complex set of
services and giving major contribution in determining the quality of service.
Nurses play an important role as the spearhead of the longest and energy dealing
with patients. Nurses activities reflect the image of the hospital, nurses'
performance is inseparable from leadership and job satisfaction. The purpose of
research is knowing the influence the effect of leadership style and job satisfaction
toward performance. The type of research is quantitative research with a cross
sectional design. Independent variable leadership style and job satisfaction, the
dependent variable is the performance of nurses. The registered nurse population
as a civil servant ( PNS ), amounting to 75 people, collecting sampling techniques
total sampling. Analysis techniques of Multiple linear regression. The results is
Significance value of leadership style of 0.022 (Sig.< 0,05) and job satisfaction 0.132
(Sig.> 0,05). Test results of F 15.779 with significance level of 0.000. Adjusted R2
coefficient of 28.5 %. The conclusion is 1) leadership style effect a significant
toward the nurses performance, 2) job satisfaction variable does not affect the
nurses performance, and 3) Leadership Style And Job Satisfaction simultaneously
influence toward the nurse performance of inpatient ard A RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
Keywords: Leadership style, Job satisfaction, Performance
1. Lecture of Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah
University of Yogyakarta
2. Student of Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah
University of Yogyakarta
Untuk mencapai kinerja perawat
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia terbesar
yang baik diperlukan kepemimpinan
dalam pelayanan kesehatan di rumah
yang
sakit diduduki oleh tenaga perawat,
sehingga terbentuk kepuasan kerja.
dimana
membantu
Dengan gaya kepemimpinan yang
pasien setiap saat dan bekerja selama
baik dan terpenuhinya kepuasan
24 jam setiap harinya, secara bergilir
kerja, maka kinerja perawat dapat
dan
untuk
ditingkatkan dan akan berdampak
keperawatan
kepada peningkatan kinerja Rumah
mereka
siap
berkesinambungan
memberikan
yang
asuhan
memiliki
Tenaga
posisi
kemampuan
dan
Sakit5. Gaya kepemimpinan yang
perawat
efektif dalam suatu unit kerja akan
cukup
berpengaruh pada perilaku kerja
tinggi
yang
komprehensif
professional1.
mempunyai
yang
diindikasikan
dengan
rendahnya mutu pelayanan kesehatan
peningkatan kepuasan
kerja dan
di rumah sakit, karena merekalah
kinerja individu.
menentukan
yang
terhadap
sehari-harinya
melakukan
Pada
penelitian
ini,
kontak langsung dan memiliki waktu
kepemimpinan
terbanyak dalam berinteraksi dengan
adalah gaya kepemimpinan Path-
2
pasien .
Untuk
mengoptimalkan
yang
gaya
digunakan
Goal6 karena gaya kepemimpinan ini
sumber daya dalam Rumah Sakit
mampu
perlu memperhatikan faktor-faktor
dampak gaya kepemimpinan atasan
yang mempengaruhi kinerja perawat,
terhadap kepuasan kerja dan kinerja
diantaranya
dengan
adalah
gaya
menjelaskan
bagaimana
memperhitungkan
faktor
kepemimpinan dan kepuasan kerja3.
situasi. Hakikat teori kepemimpinan
Kinerja yang baik dapat dicapai
ini adalah bahwa merupakan tugas si
karena
pemimpin
adanya
keterkaitan
yang
untuk
membantu
saling menunjang antara pemimpin
karyawannyan
dan bawahannya yang berkomitmen
tujuan
terhadap
untuk
memberikan pengarahan yang perlu
yang
dan dukungan guna memastikan
melaksanakan
organisasi
kinerja
4
diharapkan dapat mencapai tujuan .
dalam
mereka
dan
mencapai
untuk
tujuan mereka sesuai dengan sasaran
keseluruhan dari kelompok atau
indepen dengan dependen atau kasus
organisasi. Terdapat empat gaya
yang terjadi pada objek penelitian
kepemimpinan,
Directive
yaitu
diukur
dan
dikumpulkan
dalam
yang
waktu yang bersamaan9. Penelitian
instruktif), Supportive Leadership
ini dilaksanakan pada bulan juni
(Kepemimpinan yang mendukung),
tahun
Partisipatif
adalah
Leadership
(Kepemimpinan
Leadership
2013.
Populasi
perawat
penelitian
pelaksana
yang
(Kepemimpinan yang partisipatif),
tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil
Achievement Oriented Leadership
(PNS) dan bertugas di ruang rawat
(Kepemimpinan
inap A di RSUP Dr. Soeradji
berorientasi
pencapaian) 6.
Untuk
menggunakan
Tirtonegoro Klaten yang berjumlah
kepuasan
5
indikator
kerja
75 orang. Total keseluruhan populasi
yaitu
diambil sebagai sampel penelitian
kepuasan dengan gaji dan insentif,
sehingga
Kepuasan dengan promosi, Kepuasan
perhitungan untuk penentuan jumlah
dengan
rekan
Kepuasan
sampel.
dengan
penyelia,
dan
kepuasan
seluruh populasi menjadi anggota
dengan
pekerjaan
itu
sendiri7.
yang akan diamati sebagai sampel
kerja,
tidak
memerlukan
Alasan
menggunakan
Sedangkan konsep kinerja mengacu
(Total
Sampling),
pada Peraturan Pemerintah Republik
sampel
yang
Indonesia nomor 10 tahun 1979
memberikan atau lebih mendekati
tentang Daftar Penilaian Pelaksanaan
nilai sesungguhnya terhadap populasi
Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri
atau dapat dikatakan semakin kecil
Sipil yang terdiri atas 7 faktor yang
pula kesalahan10.
digunakan untuk mengatur kinerja
Instrumen
dikarenakan
besar
dalam
cenderung
bentuk
seorang pegawai negeri sipil yaitu
kuesioner ini disebarkan kepada
prestasi
responden penelitian yang terdiri dari
kerja,
tanggung
jawab,
ketaatan, kejujuran, dan kerja sama8.
sejumlah
BAHAN DAN CARA
alternatif pilihan jawaban yang telah
Rancangan penelitian adalah
cross-sectional
yaitu
variabel
pertanyaan
dengan
disusun mengacu pada kriteria skala
likert. Skala likert adalah skala yang
dipakai
untuk
mengukur
sikap,
Pada penelitian ini peneliti
pendapat dan persepsi seseorang atau
mengolah data dengan menggunakan
sekelompok orang tentang fenomena
komputer
sosial11.
dalam
”Statistical Products and Solution
penelitian ini menggunakan skala
Services 20” for Windows biasa
likert yang yang telah dimodifikasi.
disingkat
Interval 1-4 digunakan untuk setiap
Windows,
sedangkan
jawaban responden dimana skor 4=
menganalisis
data
sangat setuju, skor 3= setuju, skor 2=
terdiri dari dua pengujian yang akan
tidak setuju, skor 1= sangat tidak
dilakukan yaitu uji asumsi dan uji
setuju
menghilangkan
hipotesis. Untuk menguji hipotesis
alternatif jawaban ragu-ragu/netral
akan digunakan uji t untuk melihat
yang bertujuan untuk menghilangkan
tingkat
munculnya
independen mempengaruhi variabel
Seluruh
variabel
dengan
kecenderungan
Software
dengan
dengan
SPSS
for
untuk
penelitian
signifikansi
ini
variabel
responden menjawab alternatif yang
dependen
ada
dengan asumsi bahwa variabel yang
di
tengah
mengurangi
sehingga
kevalidan
dapat
informasi
lain
secara
20
adalah
sendiri-sendiri
konstan,
kemudian
dilakukan analisis menggunakan uji
yang didapat.
sebagai
F yang dilakukan dengan tujuan
pertanyaan
untuk mengetahui seberapa jauh
dalam kuesioner terlebih dahulu diuji
semua variabel indepeden secara
validitas dan reliabilitas. Uji validitas
bersama-sama dapat mempengaruhi
menggunakan
variabel dependen.
Sebelum
instrumen
digunakan
penelitian,
rumus
korelasi
product moment11 sedangkan uji
HASIL
reliabilitas
dengan
melihat
nilai
Karakteristik responden
Cronbach
Alpha>
0,6012.
Uji
validitas dilakukan pada 30 perawat
berdasarkan usia, jenis kelamin
dan pendidikan
pelaksana yang bertugas di ruang
Hasil penelitian berdasarkan
rawat inap B di RSUP Dr. Soeradji
usia menunjukkan bahwa mayoritas
Tirtonegoro Klaten.
usia responden terletak pada interval
24-30 sebanyak 31 orang (41,3%),
dan paling sedikit mempunyai usia
Deskripsi Variabel penelitian gaya
41-52 sebanyak 21 orang (28,0%).
kepemimpinan dan kepuasan
Hal
kerja terhadap kinerja
ini
menunjukkan
bahwa
mayoritas responden berusia sangat
Pada hasil silang (Crosstab)
produktif sehingga dapat bekerja
antara
secara lebih bersemangat. Sedangkan
kepuasan kerja terhadap kinerja sama
karakteristik responden berdasarkan
hasilnya dengan hasil crosstab pada
jenis
ruang
kelamin
dan
pendidikan
gaya
kepemimpinan
Melati
I
yaitu
dan
gaya
perawat
kepemimpinan achievement oriented
kelamin
leadership dengan kepuasan kerja
orang
terhadap promosi terhadap kinerja
(73,32%) dan laki-laki sebanyak 20
yang berorientasi kejujuran sebesar
orang (26,66%). Tingkat pendidikan,
19,33%. Gaya kepemimpinan yang
mayoritas 69 orang (91,99%) D3
terdiri dari dimensi partisipatif dan
Keperawatan dan hanya 1 orang
achievement
yang alumni S1 keperawatan.
untuk kepuasan kerja perawat diukur
Uji Validitas dan Reliabilitas
dengan
menunjukkan
mayoritas
perempuan
bahwa
berjenis
sebanyak
55
Hasil dari uji validitas yang
dilakukan
terhadap
semua
pertanyaan
dalam
penelitian
oriented
kepuasan
leadership,
terhadap
gaji
maupun promosi yang ditawarkan,
item
selanjutnya kinerja sebagian besar
ini
terdapat pada faktor prestasi kerja
menunjukkan bahwa ada beberapa
maupun
item
persentase paling kecil pada ruang
pertanyaan
pada
tiap-tiap
kejujuran.
Untuk
hasil
variabel gugur atau tidak valid
Edelweiss
dengan
karena nilai r hitung lebih kecil dari r
kepemimpinan
supportif,
tabel (0,361), sedangkan hasil dari
kepuasan kerja yang berorientasi
uji reliabilitas menunjukkan bahwa
kepuasan terhadap gaji dan promosi
nilai cronbach alfa > 0,60 sehingga
memiliki
dapat
item-item
kejujuran juga sebesar 2,66%. Faktor
variabel
kinerja pada dimensi kejujuran juga
pertanyaan
dikatakan
pada
tiap
dinyatakan andal (reliabel).
kinerja
gaya
dengan
pada
faktor
merupakan faktor mayoritas dari
keseluruhan
ruangan,
hal
ini
mengindikasikan
perawat
jujur
kurang dari 10. Hasil pengujian
dalam bekerja dengan kepuasan kerja
multikolinearitas diperoleh seluruh
dan gaya kepemimpinan yang ada.
variabel
Uji Asumsi Klasik
berpengaruh terhadap kepuasan yang
Uji Normalitas Data
digunakan
independen
pada
yang
model
regresi
uji
memiliki nilai tolerance di atas 0,10
normalitas dilakukan dengan uji One
dan nilai VIF dibawah 10, sehingga
Sample Kolmogorof-Smirnov Test
dapat
dengan
terjadi multikolinieritas atau tidak
Pada
penelitian
ini
menggunakan
taraf
disimpulkan
bahwa
tidak
signifikansi 0,05. Data dinyatakan
terjadi
berdistribusi normal jika signifikansi
independen yang digunakan model
lebih besar dari 0,05 atau 5%. Hasil
regresi pada penelitian ini.
menunjukkan
Uji Heteroskedastisitas
bahwa
nilai
signifikansi semua variabel di atas
0,05,
dengan
demikian
dapat
korelasi
antar
Tujuan
dari
heteroskedastisitas
untuk
variabel
uji
menguji
disimpulkan bahwa data penelitian
apakah di dalam model regresi
yang digunakan telah memenuhi
terjadi ketidaksamaan variansi dari
persyaratan normalitas data atau
residual
dapat dikatakan bahwa data telah
pengamatan yang lain. Model regresi
terdistribusi normal.
yang baik adalah model yang tidak
Uji Multikolinearitas
terjadi heteroskedastisitas. Kriteria
Uji
multikolinearitas
untuk
satu
pengamatan
menentukan
data
ke
yang
digunakan untuk mengetahui apakah
dianalisis terjadi atau tidak terjadi
dalam model regresi yang dipakai
heteroskedastisitas yaitu jika nilai
terdapat
signifikansi > 0,05. Berdasarkan
korelasi
antar
variable
bebas. Model yang baik model yang
hasil
variabel yang dipakai tidak memiliki
menunjukkan bahwa seluruh variabel
korelasi satu dengan yang lainnya.
independen tidak signifikan dengan
Untuk mengetahuinya dapat dilihat
absolut residual. Hal ini dapat dilihat
nilai tolerance lebih dari 0.10, dan
dari nilai signifikansi lebih besar dari
nilai Variance Inflation Factor (VIF)
0,05, sehingga hasil analisis ini dapat
uji
heteroskedastisitas
disimpulkan
tidak
heteroskedastisitas
terjadi
pada
variabel
independen yang digunakan model
signifikan terhadap kinerja.
Uji t
Uji
t
pada
dasarnya
regresi.
menunjukkan
Pengujian Hipotesis
pengaruh variabel independen secara
Uji F
individual
Analisis
uji
mengetahui
F
ini
variabel
dalam
jauh
menerapkan
dependen12.
Untuk
variabel
menjawab hipotesis pertama dan
bersama-sama
kedua digunakan hasil uji t. Uji
terhadap variabel dependen12. Uji F
hipotesis menggunakan uji t yang
digunakan untuk mengetahui apakah
digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh secara bersama-
terdapat
sama
variabel gaya kepemimpinan dan
independen
pengaruh
untuk
seberapa
secara
antara
variabel
gaya
pengaruh masing-masing
kepemimpinan dan kepuasan kerja
kepuasan
terhadap
terhadap kinerja.
kinerja.
diperoleh
Nilai
dibandingkan
F
yang
kerja
secara
parsial
dengan
Tingkat kesalahan signifikansi
distribusi F tabel di mana df1=2 (k
yang digunakan dalam uji t ini adalah
sebagai variabel independen) dan
5%. Hasil uji t digunakan untuk
df2=72
2,72
mengetahui pengaruh secara parsial,
sebesar 3,124 dapat dilihat di tabel F
hasil dikatakan signifikan atau ada
buku statistic. Hasil penelitian ini
pengaruh apabila nilai signifikansi
menunjukkan nilai F hitung sebesar
lebih kecil dari taraf signifikansi 5%,
15,779
signifikan
maka hipotesis diterima. Begitu juga
sebesar 0,000 dari tabel F didapat
sebaliknya apabila nilai signifikansi
nilai
lebih besar dari taraf signifikansi
(n-k-1=75-2-1),
dengan
F0,05;
taraf
tabel
hitung
untuk
F0,05;2,72=3,124, karena 15,779 >
(p>0,05), maka hipotesis ditolak.
3,124 dan nilai sig 0,000 < 0,05,
1) Gaya kepemimpinan terhadap
maka Ha3 diterima, sehingga dapat
Kinerja
disimpulkan
Hipotesis :
bahwa
gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja
secara
simultan
berpengaruh
Nilai t hitung variabel gaya
kepemimpinan sebesar 2,349 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,022 dan
variabel-variabel independen dalam
nilai t tabel t0,05; 72 = 1,980, karena
menjelaskan
2,349 > 1,980 dan nilai signifikansi
dependent amat terbatas. Nilai yang
0,022 < 0,05 maka Ha1 diterima,
mendekati 1 berarti variabel-variabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa
independen
gaya
semua informasi yang dibutuhkan
kepemimpinan
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perawat
untuk
variasi
variabel
memberikan
memprediksi
hampir
variasi
12
perawat.
dependen .
2) Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Nilai
yang
dipakai
dalam
penelitian ini adalah nilai Adjusted
Hipotesis:
regresi
R2 karena nilai ini dapat naik atau
diperoleh nilai t hitung kepuasan
turun apabila satu variabel bebas
kerja sebesar 1,522 dengan taraf
ditambahkan ke dalam model yang
signifikan sebesar 0,132 dan nilai t
diuji, selain itu nilai ini lebih akurat
tabel t0,05;
untuk
Hasil
perhitungan
72
=1,980 karena 1,522 <
mengukur
seberapa
1,980 dan nilai signifikansi 0,132 >
kontribusi
0,05 maka Ha2 ditolak, sehingga
terhadap variabel dependen.
dapat disimpulkan bahwa kepuasan
variabel
besar
independen
Hasil penelitian menunjukkan
R2 sebesar
kerja tidak berpengaruh signifikan
bahwa nilai Adjusted
terhadap kinerja.
0,285. Hal ini dapat diartikan bahwa
Koefesien Determinasi (R²)
sebesar 28,5 %. Hal ini menunjukan
Koefisien
determinasi
(R²)
gaya kepemimpinan dan kepuasan
dilakukan untuk melihat seberapa
kerja
besar
variabel
mempengaruhi kinerja sebesar 28,5%
persamaan
dan sisanya 71,5% kinerja perawat
variabel
dipengaruhi oleh faktor lain yang
kemampuan
independen
dalam
mampu
menjelaskan
dependen.
Pengujian
ini
dengan
melihat nilai R Square (R2). Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0
sampai dengan 1. Selanjutnya nilai
R² yang kecil berarti kemampuan
secara
bersama-sama
tidak diteliti dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
yang
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
memberikan tugas sesuai kapasitas
Terhadap Kinerja
dan
Hasil
penelitian
menunjukkan
ini
bahwa
gaya
kepemimpinan berpengaruh positif
dan
signifikan
Ketepatan
kapabilitas
dalam
bawahan
akan
mendorong pelaksana tugas berusaha
memaksimalkan
kinerja
yang
dibebankan kepada perawat.
kinerja
Berdasarkan hasil penelitian,
perawat. Arah koefisien variabel
gaya kepemimpinan yang diterapkan
gaya kepemimpinan adalah positif
kepala ruang di ruang rawat inap A
yaitu sebesar 0,476 dan signifikan
RSUP
karena nilai t hitung > t tabel (2,349
Klaten mayoritas menggunakan gaya
>
partisipatif dan achievement oriented
1,980).
terhadap
terbaik.
Pengaruh
positif
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro
menunjukkan bahwa pengaruh gaya
leadership.
Kepemimpinan
kepemimpinan searah dengan kinerja
partisipatif
yaitu
perawat atau dengan kata lain gaya
dengan
kepemimpinan
yang
akan
memperhitungkan opini dan saran
berpengaruh
terhadap
kinerja
mereka6. Gaya kepemimpinan ini
perawat yang bertugas di ruang rawat
akan memposisikan bawahan sebagai
inap
rekan dalam memecahkan masalah,
di
RSUP
Tirtonegoro
Dr.
Klaten
demikian
baik
Soeradji
yang
sebaliknya
yang
berkomunikasi
para
bawahan
kesempatan
dan
baik,
adanya
untuk
gaya
menyumbang saran kepada atasan
kepemimpinan yang buruk maka
akan menciptakan
kinerja akan buruk.
secara vertikal dengan pimpinan.
Pengaruh
menunjukkan
signifikan
bahwa
gaya
musyawarah
Apabila kondisi seorang atasan
mengikutsertakan
bawahannya
kepemimpinan mempunyai peranan
terjadi dalam seuatu organisasi, tentu
penting dalam meningkatkan kinerja
bawahan
perawat.
gaya
karena
maka
yang sama dalam menentukan arah
bawahan akan respek dalam bekerja
kebijakan yang akan diambil oleh
dan bersedia memberikan kontribusi
organisasi.
kepemimpinan
Penerapan
yang
tepat
akan
merasa
memperoleh
Melalui
dihargai
kesempatan
komunikasi
dalam musyawarah, bawahan akan
gaya
merasa ikut bertanggung jawab atas
membuat responden dalam penelitian
resiko yang akan diterima. Hal inilah
ini mampu menunjukkan kinerja
yang
untuk
terbaiknya, sebab mereka merasa
memberikan kinerja yang maksimal
nyaman atas gaya kepemimpinan
sebab
ikut
yang diberikan oleh atasan. Selain
bertanggung jawab atas keputusan
itu, luasnya kesempatan untuk meng-
yang diambil organisasi.
eksplorasi kemampuan diri tentu
mendorong
perawat
perawat
merasa
kepemimpinan inilah
yang
achievement
akan membuat diri perawat bangga
oriented leadership (Kepemimpinan
atas apa yang dikerjakanya untuk
berorientasi
yaitu
memajukan
unggul,
Tirtonegoro
Kepemimpinan
pencapaian)
menuntut
kinerja
memberikan
yang
kepercayaan
pada
RSUP
Dr.
Klaten
Soeradji
tempatnya
bekerja.
bawahan untuk mencapai tujuan atau
Penerapan gaya kepemimpinan
hasil dan prestasi yang baik6. Gaya
yang
kepemimpinan
bawahan, pekerjaan, dan kondisi
memberikan
bawahan
yang
kesempatan
untuk
kepada
meng-eksplorasi
kemampuan
bawahan.
demikian
masing-masing
Pimpinan
yang
sesuai
ada
kontribusi
peningkatan
dengan
dapat
yang
memberikan
besar
kinerja
karakter
terhadap
bawahan.
memberikan
Pengimbangan faktor kinerja dari
kesempatan kepada bawahan untuk
segi prestasi kerja, tanggung jawab,
bekerja
dan
ketaatan, kejujuran, dan kerja sama
kapabilitas sumber daya manusia
yang baik antara atasan maupun
yang dimiliki.
dengan sesama perawat di ruang
sesuai
kemampuan
Hal ini tentu akan memberikan
kerja akan mendorong kinerja yang
perasaan nyaman pada bawahan
baik. Hal ini akan memaksimalkan
karena merasa tidak terlalu terkekang
kinerja perawat yang akhirnya akan
oleh atasan, lagipula hampir semua
membuat pasien yang di rawat inap
prosedur dan etika bekerja di RS
di rumah sakit Soeradji Tirtonegoro
sudah dipelajari selama mengenyam
Klaten merasa puas atas kinerja yang
pendidikan. Implikasi dari penerapan
diberikan.
Hasil penelitian ini didukung
cukup
beralasan
sebab
faktor
dan sejalan dengan hasil penelitian
kepuasan materiil dapat dianggap
sebelumnya yang dilakukan yang
sudah
menunjukkan
gaya
mengingat semua responden dalam
kepemimpinan berpengaruh positif
penelitian ini adalah PNS. Selain itu,
dan
mayoritas
bahwa
signifikan
terhadap
kinerja
cukup
baik
kondisinya
responden
yang
pegawai13. Hasil penelitian ini juga
mempunyai usia antara 24-30 tahun
berhasil
yaitu
membuktikan
adanya
sebanyak
31
pengaruh positif gaya kepemimpinan
(41,3%)
terhadap kinerja perawat.
diidentifikasi
Pengaruh Kepuasan
penyebab kurang sesuainya tingkat
Kerja Terhadap Kinerja
kepuasan
Nilai
perhitungan
menjadi
responden
menarik
guna
dengan
untuk
mengetahui
kinerja
yang
diberikan.
regresidiperoleh nilai taraf signifikan
Faktor individu yang meliputi
sebesar 0,132 yang menunjukkan
kemampuan dan keterampilan, latar
lebih besar dari taraf signifikansi,
belakang
maka
mempengaruhi
dapat
disimpulkan
bahwa
dan
demografis
kinerja14.
Sistem
kepuasan kerja tidak berpengaruh
perekrutan
signifikan terhadap kinerja perawat
(PNS)
yang bertugas di ruang rawat inap di
disempurnakan
RSUP
kemampuan sumber daya manusia
Klaten.
Dr.
Soeradji
Arah
positif
Tirtonegoro
dari
nilai
yang
pegawai
yang
negeri
masih
sipil
perlu
mengakibatkan
direkrut
terkadang
kurang
koefisien regresi yang sebesar 0,328
sesuai
memiliki arti semakin tinggi tingkat
ditetapkan.
kepuasan kerja, maka semakin baik
kemampuan pegawai yang tidak jauh
kinerja
berbeda
perawat
dan
demikian
sebaliknya.
dengan
kualifikasi
yang
Keterampilan
dan
dengan pegawai
swasta
dapat membuat pengakses layanan
Indikasi yang mengakibatkan
merasa bahwa kinerja yang diberikan
kepuasan kerja tidak berpengaruh
biasa-biasa saja. Diungkapkan juga
signifikan dapat dimungkinkan dari
bahwa faktor psikologi yang meliputi
faktor individu dan psikologi. Hal ini
persepsi, sikap, kepribadian, belajar
dan
motivasi
mempengaruhi
14
menjadi
masalah
sebab
jaminan
kinerja . Beban psikologi pegawai
jenjang karier sangat terbuka tanpa
negeri
khawatir akan di berhentikan.
sipil
(PNS)
dalam
melaksanakan pekerjaan umumnya
Hasil
penelitian
ini
berbeda dengan pegawai swasta yang
sejalan
senantiasa dituntut prima karena
sebelumnya tentang hubungan antara
tidak mempunyai jaminan keamanan
kepuasan kerja terhadap kinerja yang
dalam masa depan pekerjaan.
menyebutkan bahwa kepuasan kerja
Selain
kemampuan
keterampilan
yang
dan
dengan
tidak
penelitian
juga berpengaruh signifikan positif
kinerja15,
16
menghambat
terhadap
kinerja, ada juga usia perawat yang
anggota
berusia masih relatif dewasa awal.
dihubungkan dengan kinerja dan
Hasil
hasil kerja mereka serta imbalan dan
karakteristik
berdasarkan
usia
responden
menunjukkan
hukuman
.
Kepuasan
organisasi
dapat
yang mereka terima14.
mayoritas berusia 24-30 tahun yaitu
Sedangkan
41,3%, hasil ini menunjukkan bahwa
menunjukkan
responden belum memiliki jam kerja
kepuasan kerja baik dalam hal gaji,
yang
promosi, maupun pimpinan tidak
tinggi
namun
umumnya
hasil
penelitian
bahwa
adanya
menginginkan masa depan karier
berpengaruh
yang bagus. Hal ini sesuai dengan
kinerja perawat.
temuan dalam penelitian ini bahwa
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
pencapaian indikator kepuasan kerja
dan Kepuasan Kerja Terhadap
tertinggi adalah kepuasan terhadap
Kinerja
promosi. Jenjang karier pegawai
pada
Berdasarkan
ini
peningkatan
hasil
analisis
negeri sipil (PNS) yang jelas akan
regresi linier berganda menunjukkan
membuat
atas
nilai taraf signifikan sebesar 0,000
promosi yang nanti akan diberikan.
lebih kecil dari taraf signifikansi,
Kondisi ini tentu mempunyai efek
sehingga dapat disimpulkan bahwa
negatif,
merasa
gaya kepemimpinan dan kepuasan
aman atas pekerjaan yang dilakukan
kerja secara simultan berpengaruh
selama ini. Kinerja yang biasa tidak
signifikan terhadap kinerja perawat
responden
yaitu
puas
responden
yang bertugas di ruang rawat inap di
bawahan, interaksi dengan atasan
RSUP
dan partisipasif yang melibatkan
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro
Klaten. Besar kontribusi sumbangan
bawahan
variabel gaya kepemimpinan dan
keputusan
kepuasan kerja secara bersama-sama
karyawan.
mempengaruhi kinerja perawat yang
kepemimpinan yang tepat dalam
bertugas di ruang rawat inap sebesar
melaksanakan
28,5% dan sisanya 71,5% kinerja
menciptakan suasana kondusif dalam
perawat dipengaruhi oleh faktor lain
bekerja,
yang tidak diteliti dalam penelitian.
menunjukkan kinerja yang maksimal
Kedua variabel bebas dalam
penelitian
ini
tidak
memiliki
dalam
pengambilan
mempengaruhi
Penerapan
organisasi
sehingga
perawat
kinerja
gaya
akan
akan
dalam menjalankan organisasi
Hubungan
antara
gaya
hubungan yang signifikan, sebab
kepemimpinan dan kepuasan kerja
berdasarkan
hasil
uji
berdasarkan teori path goal mengacu
multikolinearitas
diketahui
nilai
pada penelitian path goal leadership
Tolerance sebesar 0,421 dan VIF
theory terhadap kepuasan kerja, hasil
sebesar
menunjukkan
2,377.
Kondisi
ini
bahwa
adanya
menunjukkan bahwa hasil penelitian
pengaruh
tidak bias, gaya kepemimpinan dan
kepemimpinan dan kepuasan kerja18.
kepuasan
Sedangkan hubungan antara gaya
kerja
tidak
saling
yang signifikan antara
mempengaruhi dalam memberikan
kepemimpinan
pengaruh terhadap variabel kinerja
berdasarkan
perawat.
menggunakan path goal leadership
Hasil penelitian pada hipotesis
theory
dan
penelitian
terhadap
kinerja,
yang
hasil
ketiga ini juga sesuai dengan hasil
menunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh Rise,
kepemimpinan berpengaruh positif
dkk17
ada
signifikan terhadap kinerja16. Hasil
pengaruh yang positif antara gaya
penelitian ini juga sesuai dengan
kepemimpinan dan kepuasan kerja
penelitian
terhadap kinerja. Adanya komunikasi
variabel
yang
memiliki pengaruh yang positif dan
menyatakan
baik
antara
bahwa
atasan
dan
bahwa
kinerja
sebelumnya
gaya
gaya
tentang
kepemimpinan
signifikan
terhadap
variabel
kepemimpinan dan kepuasan kerja
19
kepuasan kerja .
secara bersama-sama mempengaruhi
KESIMPULAN
kinerja perawat yang bertugas di
Gaya
kepemimpinan
berpengaruh
terhadap
kinerja
ruang rawat inap sebesar 28,5% dan
sisanya
71,5%
kinerja
perawat
perawat yang bertugas di ruang rawat
dipengaruhi oleh faktor lain yang
inap
tidak diteliti dalam penelitian ini.
di
RSUP
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Pengaruh positif
DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa pengaruh gaya
1. Depkes
kepemimpinan searah dengan kinerja
Menkes
perawat atau dengan kata lain gaya
547/MENKES/SK/VI/1994
kepemimpinan
yang
akan
tentang Struktur Organisasi dan
berpengaruh
terhadap
kinerja
Tata Kerja Rumah Sakit Umum
baik
berpengaruh
1994,
Keputusan
RI
No.
Pusat H. Adam Malik Medan.
perawat yang baik pula.
Kepuasan
RI
kerja
terhadap
tidak
2. Setyawati, L 2010, ‘Kesehatan
kinerja
dan Keselamatan Kerja di Rumah
perawat yang bertugas di ruang rawat
Sakit’,
disampaikan
inap
Seminar
Nasional
di
RSUP
Dr.
Soeradji
K3
dalam
yang
Tirtonegoro Klaten. Arah positif dari
diselenggarakan oleh Universitas
nilai koefisien regresi memiliki arti
Respati 12 Juni 2010, Yogyakarta.
semakin tinggi tingkat kepuasan
3. Rujinto & Sundarini, S 2010,
kerja, maka semakin baik kinerja
‘Pengaruh
perawat. Kepuasan yang di terima
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
perawat yaitu kepuasan terhadap
Pegawai dengan Motivasi sebagai
gaji,
Variabel
promosi,
pekerjaan,
dan
Intervening
kepemimpinan
dan
Husada
Hasil
berpengaruh terhadap kinerja. Besar
Surakarta, hh. 16-30.
kontribusi dilihat dari nilai Adjusted
R
pada
Kabupaten Wonogiri’,
kepuasan kerja secara bersama-sama
2
dan
Akademi Kebidanan Giri Satria
pemimpin.
Gaya
Kepemimpinan
sebesar 28,5%, artinya gaya
Penelitian,
STIE
AUB
4. Delastri, N & Pareke, FJS 2010,
‘The Role Of Work Motivation As
Mediating
Variable
On
The
8. Soeprihanto, J 2001, ‘Penilaian
Relationship Between Leadership
Kinerja
Styles
Karyawan’, edk 1, PT BPFE,
And
Job
Satisfaction:
Empirical
Investigation
Regional
District
At
dan
Pengembangan
Yogyakarta.
Office,
9. Notoatmodjo, 2010, ‘Metodologi
Bengkulu Province’, Jurnal Bisnis
Penelitian Kesehatan’, ed revisi,
dan Ekonomi, vol. 18, no. 1, hh.
Rineka Cipta, Jakarta.
30-35.
10. Arikunto,
5. Hidayat, Surachman, Zain, D &
Setiawan,
M
Kepemimpinan
Kepuasan
Penelitian
2012,
‘Perilaku
Praktik’,
dan
Komitmen
Jakarta.
Karyawan Pengaruhnya terhadap
Kerja
dan
Kinerja
S
‘Prosedur
2010,
Suatu
PT
Pendekatan
Rhineka
2011,
11. Sugiyono,
Cipta,
‘Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Karyawan (Studi pada Dinas
dan R&D’, Alfabeta, Bandung.
Kependudukan dan Pencatatan
12. Ghozali, I 2005, ‘Aplikasi Analisis
Sipil Provinsi DKI Jakarta)’,
Multivariate
Jurnal Aplikasi Manajemen, vol.
SPSS’,
10, no. 1, hh. 21-39.
Universitas
6. Yukl, G 2005, Kepemimpinan
dengan
program
Badan
Penerbit
Diponegoro,
Semarang.
dalam Organisasi, edk 5, trans.
13. Siregar, S 2009, ‘Pengaruh Gaya
Supriyanto B & Tanya E, PT
Kepemimpinan dan Kemampuan
Indeks, Jakarta.
Berkomunikasi
7. Djastuti, I 2010, ‘The influence of
Job
Characteristics
Satisfaction,
on
Job
Organizational
terhadap
Kepala
Kinerja
Bidang
Pegawai
Pelayanan Keperawatan Jiwa di
Rumah
Sakit
Jiwa
Daerah
Managerial
Provinsi Sumatera Utara’, Hasil
Study
on
Penelitian, Tesis pada Program
Companies
in
Pascasarjana
Commitment
and
Performance
A
Construction
Central Java’, Jurnal Manajemen
Bisnis, vol. 3, no. 2, hh. 145-166.
Universitas
Sumatera Utara, Medan.
14. Gibson, Invancevich & Donelly
1997,
‘Organization’,
Ninth
Edition, Irwin Inc.
15. Harsono,
B
Selatan’,
Jurnal
Aplikasi
Manajemen, vol. 9, no. 3.
17. Rise PH, Setiawan, M & Nimran,
2009,
‘Pengaruh
U
dan
Pelatihan,
Kepemimpinan terhadap Kinerja
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
dan Kepuasan Kerja Karyawan’,
Pegawai
Wacana, vol. 13, no. 4, hh. 528-
Pendidikan
dengan
Organisasi
sebagai
Intervening
pada
Dewan
Komitmen
Variabel
Sekretariat
Perwakilan
Rakyat
2010,
‘Pengaruh
Gaya
536.
18. Silverthorne, C 2001, ‘A Test of
the
Path
Goal
Theory
Leadership
in
Karanganyar’, Excellent, vol. 1,
leadership
and
no. 2.
Development Journal, vol. 224,
Daerah
Kabupaten
16. Maryani, Toyib, A, Setiawan, M
Taiwan’.
of
The
Organizational
hh. 151-158.
& Ubud, S 2011, ‘Pengaruh
19. Hidayati, LN., Darmawati, A &
Budaya Organisasi dan Gaya
Herlina, SD 2009, ‘Pengaruh
Kepemimpinan
serta
Gaya
Pengembangan
Karyawan
Kepuasan Kerja Karyawan (Studi
terhadap Kepuasan Kerja dan
Empiris pada Karyawan Fise
Kinerja
pada
Universitas Negeri Yogyakarta)’,
Perusahaan Ritel di Sulawesi
Hasil Penelitian, Dosen Program
Karyawan
Kepemimpinan
terhadap
Studi Manajemen FISE UNY.
TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP A
RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLE AND JOB SATISFACTION
TOWARD NURSE PERFORMANCE OF INPATIENT WARD A RSUP DR.
SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
1
Qurratul Aini SKG, 2Herianto Sosilo
Pascasarjana Manajemen Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Pelayanan rawat inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan jenis
pelayanan yang kompleks dan memberikan kontribusi besar dalam menentukan
mutu pelayanan. Perawat berperan penting sebagai ujung tombak dan tenaga yang
paling lama berhubungan dengan pasien. Kegiatan perawat mencerminkan citra
rumah sakit, kinerja perawat tidak terlepas dari kepemimpinan dan kepuasan
kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jenis penelitian kuantitatif
dengan rancangan cross sectional. Variabel bebasnya terdiri dari gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja sedangkan variabel terikat yaitu kinerja.
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang tercatat sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang berjumlah 75 orang. Untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja digunakan analisis statistik
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai signifikansi
gaya kepemimpinan sebesar 0,022 (Sig.< 0,05) dan kepuasan kerja sebesar 0,132
(Sig.> 0,05). Hasil uji F 15,779 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 (Sig.< 0,05)
dan nilai koefisien Adjusted R2 sebesar 28,5%. Kesimpulannya adalah 1) Gaya
kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat, 2) Variabel
kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat, dan 3) gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
perawat yang bertugas di ruang rawat inap A di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten.
Kata Kunci: Gaya kepemimpinan, Kepuasan kerja, Kinerja
1. Dosen Pascasarjana Program Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2. Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRACT
Inpatient services of RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten is a complex set of
services and giving major contribution in determining the quality of service.
Nurses play an important role as the spearhead of the longest and energy dealing
with patients. Nurses activities reflect the image of the hospital, nurses'
performance is inseparable from leadership and job satisfaction. The purpose of
research is knowing the influence the effect of leadership style and job satisfaction
toward performance. The type of research is quantitative research with a cross
sectional design. Independent variable leadership style and job satisfaction, the
dependent variable is the performance of nurses. The registered nurse population
as a civil servant ( PNS ), amounting to 75 people, collecting sampling techniques
total sampling. Analysis techniques of Multiple linear regression. The results is
Significance value of leadership style of 0.022 (Sig.< 0,05) and job satisfaction 0.132
(Sig.> 0,05). Test results of F 15.779 with significance level of 0.000. Adjusted R2
coefficient of 28.5 %. The conclusion is 1) leadership style effect a significant
toward the nurses performance, 2) job satisfaction variable does not affect the
nurses performance, and 3) Leadership Style And Job Satisfaction simultaneously
influence toward the nurse performance of inpatient ard A RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
Keywords: Leadership style, Job satisfaction, Performance
1. Lecture of Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah
University of Yogyakarta
2. Student of Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah
University of Yogyakarta
Untuk mencapai kinerja perawat
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia terbesar
yang baik diperlukan kepemimpinan
dalam pelayanan kesehatan di rumah
yang
sakit diduduki oleh tenaga perawat,
sehingga terbentuk kepuasan kerja.
dimana
membantu
Dengan gaya kepemimpinan yang
pasien setiap saat dan bekerja selama
baik dan terpenuhinya kepuasan
24 jam setiap harinya, secara bergilir
kerja, maka kinerja perawat dapat
dan
untuk
ditingkatkan dan akan berdampak
keperawatan
kepada peningkatan kinerja Rumah
mereka
siap
berkesinambungan
memberikan
yang
asuhan
memiliki
Tenaga
posisi
kemampuan
dan
Sakit5. Gaya kepemimpinan yang
perawat
efektif dalam suatu unit kerja akan
cukup
berpengaruh pada perilaku kerja
tinggi
yang
komprehensif
professional1.
mempunyai
yang
diindikasikan
dengan
rendahnya mutu pelayanan kesehatan
peningkatan kepuasan
kerja dan
di rumah sakit, karena merekalah
kinerja individu.
menentukan
yang
terhadap
sehari-harinya
melakukan
Pada
penelitian
ini,
kontak langsung dan memiliki waktu
kepemimpinan
terbanyak dalam berinteraksi dengan
adalah gaya kepemimpinan Path-
2
pasien .
Untuk
mengoptimalkan
yang
gaya
digunakan
Goal6 karena gaya kepemimpinan ini
sumber daya dalam Rumah Sakit
mampu
perlu memperhatikan faktor-faktor
dampak gaya kepemimpinan atasan
yang mempengaruhi kinerja perawat,
terhadap kepuasan kerja dan kinerja
diantaranya
dengan
adalah
gaya
menjelaskan
bagaimana
memperhitungkan
faktor
kepemimpinan dan kepuasan kerja3.
situasi. Hakikat teori kepemimpinan
Kinerja yang baik dapat dicapai
ini adalah bahwa merupakan tugas si
karena
pemimpin
adanya
keterkaitan
yang
untuk
membantu
saling menunjang antara pemimpin
karyawannyan
dan bawahannya yang berkomitmen
tujuan
terhadap
untuk
memberikan pengarahan yang perlu
yang
dan dukungan guna memastikan
melaksanakan
organisasi
kinerja
4
diharapkan dapat mencapai tujuan .
dalam
mereka
dan
mencapai
untuk
tujuan mereka sesuai dengan sasaran
keseluruhan dari kelompok atau
indepen dengan dependen atau kasus
organisasi. Terdapat empat gaya
yang terjadi pada objek penelitian
kepemimpinan,
Directive
yaitu
diukur
dan
dikumpulkan
dalam
yang
waktu yang bersamaan9. Penelitian
instruktif), Supportive Leadership
ini dilaksanakan pada bulan juni
(Kepemimpinan yang mendukung),
tahun
Partisipatif
adalah
Leadership
(Kepemimpinan
Leadership
2013.
Populasi
perawat
penelitian
pelaksana
yang
(Kepemimpinan yang partisipatif),
tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil
Achievement Oriented Leadership
(PNS) dan bertugas di ruang rawat
(Kepemimpinan
inap A di RSUP Dr. Soeradji
berorientasi
pencapaian) 6.
Untuk
menggunakan
Tirtonegoro Klaten yang berjumlah
kepuasan
5
indikator
kerja
75 orang. Total keseluruhan populasi
yaitu
diambil sebagai sampel penelitian
kepuasan dengan gaji dan insentif,
sehingga
Kepuasan dengan promosi, Kepuasan
perhitungan untuk penentuan jumlah
dengan
rekan
Kepuasan
sampel.
dengan
penyelia,
dan
kepuasan
seluruh populasi menjadi anggota
dengan
pekerjaan
itu
sendiri7.
yang akan diamati sebagai sampel
kerja,
tidak
memerlukan
Alasan
menggunakan
Sedangkan konsep kinerja mengacu
(Total
Sampling),
pada Peraturan Pemerintah Republik
sampel
yang
Indonesia nomor 10 tahun 1979
memberikan atau lebih mendekati
tentang Daftar Penilaian Pelaksanaan
nilai sesungguhnya terhadap populasi
Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri
atau dapat dikatakan semakin kecil
Sipil yang terdiri atas 7 faktor yang
pula kesalahan10.
digunakan untuk mengatur kinerja
Instrumen
dikarenakan
besar
dalam
cenderung
bentuk
seorang pegawai negeri sipil yaitu
kuesioner ini disebarkan kepada
prestasi
responden penelitian yang terdiri dari
kerja,
tanggung
jawab,
ketaatan, kejujuran, dan kerja sama8.
sejumlah
BAHAN DAN CARA
alternatif pilihan jawaban yang telah
Rancangan penelitian adalah
cross-sectional
yaitu
variabel
pertanyaan
dengan
disusun mengacu pada kriteria skala
likert. Skala likert adalah skala yang
dipakai
untuk
mengukur
sikap,
Pada penelitian ini peneliti
pendapat dan persepsi seseorang atau
mengolah data dengan menggunakan
sekelompok orang tentang fenomena
komputer
sosial11.
dalam
”Statistical Products and Solution
penelitian ini menggunakan skala
Services 20” for Windows biasa
likert yang yang telah dimodifikasi.
disingkat
Interval 1-4 digunakan untuk setiap
Windows,
sedangkan
jawaban responden dimana skor 4=
menganalisis
data
sangat setuju, skor 3= setuju, skor 2=
terdiri dari dua pengujian yang akan
tidak setuju, skor 1= sangat tidak
dilakukan yaitu uji asumsi dan uji
setuju
menghilangkan
hipotesis. Untuk menguji hipotesis
alternatif jawaban ragu-ragu/netral
akan digunakan uji t untuk melihat
yang bertujuan untuk menghilangkan
tingkat
munculnya
independen mempengaruhi variabel
Seluruh
variabel
dengan
kecenderungan
Software
dengan
dengan
SPSS
for
untuk
penelitian
signifikansi
ini
variabel
responden menjawab alternatif yang
dependen
ada
dengan asumsi bahwa variabel yang
di
tengah
mengurangi
sehingga
kevalidan
dapat
informasi
lain
secara
20
adalah
sendiri-sendiri
konstan,
kemudian
dilakukan analisis menggunakan uji
yang didapat.
sebagai
F yang dilakukan dengan tujuan
pertanyaan
untuk mengetahui seberapa jauh
dalam kuesioner terlebih dahulu diuji
semua variabel indepeden secara
validitas dan reliabilitas. Uji validitas
bersama-sama dapat mempengaruhi
menggunakan
variabel dependen.
Sebelum
instrumen
digunakan
penelitian,
rumus
korelasi
product moment11 sedangkan uji
HASIL
reliabilitas
dengan
melihat
nilai
Karakteristik responden
Cronbach
Alpha>
0,6012.
Uji
validitas dilakukan pada 30 perawat
berdasarkan usia, jenis kelamin
dan pendidikan
pelaksana yang bertugas di ruang
Hasil penelitian berdasarkan
rawat inap B di RSUP Dr. Soeradji
usia menunjukkan bahwa mayoritas
Tirtonegoro Klaten.
usia responden terletak pada interval
24-30 sebanyak 31 orang (41,3%),
dan paling sedikit mempunyai usia
Deskripsi Variabel penelitian gaya
41-52 sebanyak 21 orang (28,0%).
kepemimpinan dan kepuasan
Hal
kerja terhadap kinerja
ini
menunjukkan
bahwa
mayoritas responden berusia sangat
Pada hasil silang (Crosstab)
produktif sehingga dapat bekerja
antara
secara lebih bersemangat. Sedangkan
kepuasan kerja terhadap kinerja sama
karakteristik responden berdasarkan
hasilnya dengan hasil crosstab pada
jenis
ruang
kelamin
dan
pendidikan
gaya
kepemimpinan
Melati
I
yaitu
dan
gaya
perawat
kepemimpinan achievement oriented
kelamin
leadership dengan kepuasan kerja
orang
terhadap promosi terhadap kinerja
(73,32%) dan laki-laki sebanyak 20
yang berorientasi kejujuran sebesar
orang (26,66%). Tingkat pendidikan,
19,33%. Gaya kepemimpinan yang
mayoritas 69 orang (91,99%) D3
terdiri dari dimensi partisipatif dan
Keperawatan dan hanya 1 orang
achievement
yang alumni S1 keperawatan.
untuk kepuasan kerja perawat diukur
Uji Validitas dan Reliabilitas
dengan
menunjukkan
mayoritas
perempuan
bahwa
berjenis
sebanyak
55
Hasil dari uji validitas yang
dilakukan
terhadap
semua
pertanyaan
dalam
penelitian
oriented
kepuasan
leadership,
terhadap
gaji
maupun promosi yang ditawarkan,
item
selanjutnya kinerja sebagian besar
ini
terdapat pada faktor prestasi kerja
menunjukkan bahwa ada beberapa
maupun
item
persentase paling kecil pada ruang
pertanyaan
pada
tiap-tiap
kejujuran.
Untuk
hasil
variabel gugur atau tidak valid
Edelweiss
dengan
karena nilai r hitung lebih kecil dari r
kepemimpinan
supportif,
tabel (0,361), sedangkan hasil dari
kepuasan kerja yang berorientasi
uji reliabilitas menunjukkan bahwa
kepuasan terhadap gaji dan promosi
nilai cronbach alfa > 0,60 sehingga
memiliki
dapat
item-item
kejujuran juga sebesar 2,66%. Faktor
variabel
kinerja pada dimensi kejujuran juga
pertanyaan
dikatakan
pada
tiap
dinyatakan andal (reliabel).
kinerja
gaya
dengan
pada
faktor
merupakan faktor mayoritas dari
keseluruhan
ruangan,
hal
ini
mengindikasikan
perawat
jujur
kurang dari 10. Hasil pengujian
dalam bekerja dengan kepuasan kerja
multikolinearitas diperoleh seluruh
dan gaya kepemimpinan yang ada.
variabel
Uji Asumsi Klasik
berpengaruh terhadap kepuasan yang
Uji Normalitas Data
digunakan
independen
pada
yang
model
regresi
uji
memiliki nilai tolerance di atas 0,10
normalitas dilakukan dengan uji One
dan nilai VIF dibawah 10, sehingga
Sample Kolmogorof-Smirnov Test
dapat
dengan
terjadi multikolinieritas atau tidak
Pada
penelitian
ini
menggunakan
taraf
disimpulkan
bahwa
tidak
signifikansi 0,05. Data dinyatakan
terjadi
berdistribusi normal jika signifikansi
independen yang digunakan model
lebih besar dari 0,05 atau 5%. Hasil
regresi pada penelitian ini.
menunjukkan
Uji Heteroskedastisitas
bahwa
nilai
signifikansi semua variabel di atas
0,05,
dengan
demikian
dapat
korelasi
antar
Tujuan
dari
heteroskedastisitas
untuk
variabel
uji
menguji
disimpulkan bahwa data penelitian
apakah di dalam model regresi
yang digunakan telah memenuhi
terjadi ketidaksamaan variansi dari
persyaratan normalitas data atau
residual
dapat dikatakan bahwa data telah
pengamatan yang lain. Model regresi
terdistribusi normal.
yang baik adalah model yang tidak
Uji Multikolinearitas
terjadi heteroskedastisitas. Kriteria
Uji
multikolinearitas
untuk
satu
pengamatan
menentukan
data
ke
yang
digunakan untuk mengetahui apakah
dianalisis terjadi atau tidak terjadi
dalam model regresi yang dipakai
heteroskedastisitas yaitu jika nilai
terdapat
signifikansi > 0,05. Berdasarkan
korelasi
antar
variable
bebas. Model yang baik model yang
hasil
variabel yang dipakai tidak memiliki
menunjukkan bahwa seluruh variabel
korelasi satu dengan yang lainnya.
independen tidak signifikan dengan
Untuk mengetahuinya dapat dilihat
absolut residual. Hal ini dapat dilihat
nilai tolerance lebih dari 0.10, dan
dari nilai signifikansi lebih besar dari
nilai Variance Inflation Factor (VIF)
0,05, sehingga hasil analisis ini dapat
uji
heteroskedastisitas
disimpulkan
tidak
heteroskedastisitas
terjadi
pada
variabel
independen yang digunakan model
signifikan terhadap kinerja.
Uji t
Uji
t
pada
dasarnya
regresi.
menunjukkan
Pengujian Hipotesis
pengaruh variabel independen secara
Uji F
individual
Analisis
uji
mengetahui
F
ini
variabel
dalam
jauh
menerapkan
dependen12.
Untuk
variabel
menjawab hipotesis pertama dan
bersama-sama
kedua digunakan hasil uji t. Uji
terhadap variabel dependen12. Uji F
hipotesis menggunakan uji t yang
digunakan untuk mengetahui apakah
digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh secara bersama-
terdapat
sama
variabel gaya kepemimpinan dan
independen
pengaruh
untuk
seberapa
secara
antara
variabel
gaya
pengaruh masing-masing
kepemimpinan dan kepuasan kerja
kepuasan
terhadap
terhadap kinerja.
kinerja.
diperoleh
Nilai
dibandingkan
F
yang
kerja
secara
parsial
dengan
Tingkat kesalahan signifikansi
distribusi F tabel di mana df1=2 (k
yang digunakan dalam uji t ini adalah
sebagai variabel independen) dan
5%. Hasil uji t digunakan untuk
df2=72
2,72
mengetahui pengaruh secara parsial,
sebesar 3,124 dapat dilihat di tabel F
hasil dikatakan signifikan atau ada
buku statistic. Hasil penelitian ini
pengaruh apabila nilai signifikansi
menunjukkan nilai F hitung sebesar
lebih kecil dari taraf signifikansi 5%,
15,779
signifikan
maka hipotesis diterima. Begitu juga
sebesar 0,000 dari tabel F didapat
sebaliknya apabila nilai signifikansi
nilai
lebih besar dari taraf signifikansi
(n-k-1=75-2-1),
dengan
F0,05;
taraf
tabel
hitung
untuk
F0,05;2,72=3,124, karena 15,779 >
(p>0,05), maka hipotesis ditolak.
3,124 dan nilai sig 0,000 < 0,05,
1) Gaya kepemimpinan terhadap
maka Ha3 diterima, sehingga dapat
Kinerja
disimpulkan
Hipotesis :
bahwa
gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja
secara
simultan
berpengaruh
Nilai t hitung variabel gaya
kepemimpinan sebesar 2,349 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,022 dan
variabel-variabel independen dalam
nilai t tabel t0,05; 72 = 1,980, karena
menjelaskan
2,349 > 1,980 dan nilai signifikansi
dependent amat terbatas. Nilai yang
0,022 < 0,05 maka Ha1 diterima,
mendekati 1 berarti variabel-variabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa
independen
gaya
semua informasi yang dibutuhkan
kepemimpinan
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perawat
untuk
variasi
variabel
memberikan
memprediksi
hampir
variasi
12
perawat.
dependen .
2) Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Nilai
yang
dipakai
dalam
penelitian ini adalah nilai Adjusted
Hipotesis:
regresi
R2 karena nilai ini dapat naik atau
diperoleh nilai t hitung kepuasan
turun apabila satu variabel bebas
kerja sebesar 1,522 dengan taraf
ditambahkan ke dalam model yang
signifikan sebesar 0,132 dan nilai t
diuji, selain itu nilai ini lebih akurat
tabel t0,05;
untuk
Hasil
perhitungan
72
=1,980 karena 1,522 <
mengukur
seberapa
1,980 dan nilai signifikansi 0,132 >
kontribusi
0,05 maka Ha2 ditolak, sehingga
terhadap variabel dependen.
dapat disimpulkan bahwa kepuasan
variabel
besar
independen
Hasil penelitian menunjukkan
R2 sebesar
kerja tidak berpengaruh signifikan
bahwa nilai Adjusted
terhadap kinerja.
0,285. Hal ini dapat diartikan bahwa
Koefesien Determinasi (R²)
sebesar 28,5 %. Hal ini menunjukan
Koefisien
determinasi
(R²)
gaya kepemimpinan dan kepuasan
dilakukan untuk melihat seberapa
kerja
besar
variabel
mempengaruhi kinerja sebesar 28,5%
persamaan
dan sisanya 71,5% kinerja perawat
variabel
dipengaruhi oleh faktor lain yang
kemampuan
independen
dalam
mampu
menjelaskan
dependen.
Pengujian
ini
dengan
melihat nilai R Square (R2). Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0
sampai dengan 1. Selanjutnya nilai
R² yang kecil berarti kemampuan
secara
bersama-sama
tidak diteliti dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
yang
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
memberikan tugas sesuai kapasitas
Terhadap Kinerja
dan
Hasil
penelitian
menunjukkan
ini
bahwa
gaya
kepemimpinan berpengaruh positif
dan
signifikan
Ketepatan
kapabilitas
dalam
bawahan
akan
mendorong pelaksana tugas berusaha
memaksimalkan
kinerja
yang
dibebankan kepada perawat.
kinerja
Berdasarkan hasil penelitian,
perawat. Arah koefisien variabel
gaya kepemimpinan yang diterapkan
gaya kepemimpinan adalah positif
kepala ruang di ruang rawat inap A
yaitu sebesar 0,476 dan signifikan
RSUP
karena nilai t hitung > t tabel (2,349
Klaten mayoritas menggunakan gaya
>
partisipatif dan achievement oriented
1,980).
terhadap
terbaik.
Pengaruh
positif
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro
menunjukkan bahwa pengaruh gaya
leadership.
Kepemimpinan
kepemimpinan searah dengan kinerja
partisipatif
yaitu
perawat atau dengan kata lain gaya
dengan
kepemimpinan
yang
akan
memperhitungkan opini dan saran
berpengaruh
terhadap
kinerja
mereka6. Gaya kepemimpinan ini
perawat yang bertugas di ruang rawat
akan memposisikan bawahan sebagai
inap
rekan dalam memecahkan masalah,
di
RSUP
Tirtonegoro
Dr.
Klaten
demikian
baik
Soeradji
yang
sebaliknya
yang
berkomunikasi
para
bawahan
kesempatan
dan
baik,
adanya
untuk
gaya
menyumbang saran kepada atasan
kepemimpinan yang buruk maka
akan menciptakan
kinerja akan buruk.
secara vertikal dengan pimpinan.
Pengaruh
menunjukkan
signifikan
bahwa
gaya
musyawarah
Apabila kondisi seorang atasan
mengikutsertakan
bawahannya
kepemimpinan mempunyai peranan
terjadi dalam seuatu organisasi, tentu
penting dalam meningkatkan kinerja
bawahan
perawat.
gaya
karena
maka
yang sama dalam menentukan arah
bawahan akan respek dalam bekerja
kebijakan yang akan diambil oleh
dan bersedia memberikan kontribusi
organisasi.
kepemimpinan
Penerapan
yang
tepat
akan
merasa
memperoleh
Melalui
dihargai
kesempatan
komunikasi
dalam musyawarah, bawahan akan
gaya
merasa ikut bertanggung jawab atas
membuat responden dalam penelitian
resiko yang akan diterima. Hal inilah
ini mampu menunjukkan kinerja
yang
untuk
terbaiknya, sebab mereka merasa
memberikan kinerja yang maksimal
nyaman atas gaya kepemimpinan
sebab
ikut
yang diberikan oleh atasan. Selain
bertanggung jawab atas keputusan
itu, luasnya kesempatan untuk meng-
yang diambil organisasi.
eksplorasi kemampuan diri tentu
mendorong
perawat
perawat
merasa
kepemimpinan inilah
yang
achievement
akan membuat diri perawat bangga
oriented leadership (Kepemimpinan
atas apa yang dikerjakanya untuk
berorientasi
yaitu
memajukan
unggul,
Tirtonegoro
Kepemimpinan
pencapaian)
menuntut
kinerja
memberikan
yang
kepercayaan
pada
RSUP
Dr.
Klaten
Soeradji
tempatnya
bekerja.
bawahan untuk mencapai tujuan atau
Penerapan gaya kepemimpinan
hasil dan prestasi yang baik6. Gaya
yang
kepemimpinan
bawahan, pekerjaan, dan kondisi
memberikan
bawahan
yang
kesempatan
untuk
kepada
meng-eksplorasi
kemampuan
bawahan.
demikian
masing-masing
Pimpinan
yang
sesuai
ada
kontribusi
peningkatan
dengan
dapat
yang
memberikan
besar
kinerja
karakter
terhadap
bawahan.
memberikan
Pengimbangan faktor kinerja dari
kesempatan kepada bawahan untuk
segi prestasi kerja, tanggung jawab,
bekerja
dan
ketaatan, kejujuran, dan kerja sama
kapabilitas sumber daya manusia
yang baik antara atasan maupun
yang dimiliki.
dengan sesama perawat di ruang
sesuai
kemampuan
Hal ini tentu akan memberikan
kerja akan mendorong kinerja yang
perasaan nyaman pada bawahan
baik. Hal ini akan memaksimalkan
karena merasa tidak terlalu terkekang
kinerja perawat yang akhirnya akan
oleh atasan, lagipula hampir semua
membuat pasien yang di rawat inap
prosedur dan etika bekerja di RS
di rumah sakit Soeradji Tirtonegoro
sudah dipelajari selama mengenyam
Klaten merasa puas atas kinerja yang
pendidikan. Implikasi dari penerapan
diberikan.
Hasil penelitian ini didukung
cukup
beralasan
sebab
faktor
dan sejalan dengan hasil penelitian
kepuasan materiil dapat dianggap
sebelumnya yang dilakukan yang
sudah
menunjukkan
gaya
mengingat semua responden dalam
kepemimpinan berpengaruh positif
penelitian ini adalah PNS. Selain itu,
dan
mayoritas
bahwa
signifikan
terhadap
kinerja
cukup
baik
kondisinya
responden
yang
pegawai13. Hasil penelitian ini juga
mempunyai usia antara 24-30 tahun
berhasil
yaitu
membuktikan
adanya
sebanyak
31
pengaruh positif gaya kepemimpinan
(41,3%)
terhadap kinerja perawat.
diidentifikasi
Pengaruh Kepuasan
penyebab kurang sesuainya tingkat
Kerja Terhadap Kinerja
kepuasan
Nilai
perhitungan
menjadi
responden
menarik
guna
dengan
untuk
mengetahui
kinerja
yang
diberikan.
regresidiperoleh nilai taraf signifikan
Faktor individu yang meliputi
sebesar 0,132 yang menunjukkan
kemampuan dan keterampilan, latar
lebih besar dari taraf signifikansi,
belakang
maka
mempengaruhi
dapat
disimpulkan
bahwa
dan
demografis
kinerja14.
Sistem
kepuasan kerja tidak berpengaruh
perekrutan
signifikan terhadap kinerja perawat
(PNS)
yang bertugas di ruang rawat inap di
disempurnakan
RSUP
kemampuan sumber daya manusia
Klaten.
Dr.
Soeradji
Arah
positif
Tirtonegoro
dari
nilai
yang
pegawai
yang
negeri
masih
sipil
perlu
mengakibatkan
direkrut
terkadang
kurang
koefisien regresi yang sebesar 0,328
sesuai
memiliki arti semakin tinggi tingkat
ditetapkan.
kepuasan kerja, maka semakin baik
kemampuan pegawai yang tidak jauh
kinerja
berbeda
perawat
dan
demikian
sebaliknya.
dengan
kualifikasi
yang
Keterampilan
dan
dengan pegawai
swasta
dapat membuat pengakses layanan
Indikasi yang mengakibatkan
merasa bahwa kinerja yang diberikan
kepuasan kerja tidak berpengaruh
biasa-biasa saja. Diungkapkan juga
signifikan dapat dimungkinkan dari
bahwa faktor psikologi yang meliputi
faktor individu dan psikologi. Hal ini
persepsi, sikap, kepribadian, belajar
dan
motivasi
mempengaruhi
14
menjadi
masalah
sebab
jaminan
kinerja . Beban psikologi pegawai
jenjang karier sangat terbuka tanpa
negeri
khawatir akan di berhentikan.
sipil
(PNS)
dalam
melaksanakan pekerjaan umumnya
Hasil
penelitian
ini
berbeda dengan pegawai swasta yang
sejalan
senantiasa dituntut prima karena
sebelumnya tentang hubungan antara
tidak mempunyai jaminan keamanan
kepuasan kerja terhadap kinerja yang
dalam masa depan pekerjaan.
menyebutkan bahwa kepuasan kerja
Selain
kemampuan
keterampilan
yang
dan
dengan
tidak
penelitian
juga berpengaruh signifikan positif
kinerja15,
16
menghambat
terhadap
kinerja, ada juga usia perawat yang
anggota
berusia masih relatif dewasa awal.
dihubungkan dengan kinerja dan
Hasil
hasil kerja mereka serta imbalan dan
karakteristik
berdasarkan
usia
responden
menunjukkan
hukuman
.
Kepuasan
organisasi
dapat
yang mereka terima14.
mayoritas berusia 24-30 tahun yaitu
Sedangkan
41,3%, hasil ini menunjukkan bahwa
menunjukkan
responden belum memiliki jam kerja
kepuasan kerja baik dalam hal gaji,
yang
promosi, maupun pimpinan tidak
tinggi
namun
umumnya
hasil
penelitian
bahwa
adanya
menginginkan masa depan karier
berpengaruh
yang bagus. Hal ini sesuai dengan
kinerja perawat.
temuan dalam penelitian ini bahwa
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
pencapaian indikator kepuasan kerja
dan Kepuasan Kerja Terhadap
tertinggi adalah kepuasan terhadap
Kinerja
promosi. Jenjang karier pegawai
pada
Berdasarkan
ini
peningkatan
hasil
analisis
negeri sipil (PNS) yang jelas akan
regresi linier berganda menunjukkan
membuat
atas
nilai taraf signifikan sebesar 0,000
promosi yang nanti akan diberikan.
lebih kecil dari taraf signifikansi,
Kondisi ini tentu mempunyai efek
sehingga dapat disimpulkan bahwa
negatif,
merasa
gaya kepemimpinan dan kepuasan
aman atas pekerjaan yang dilakukan
kerja secara simultan berpengaruh
selama ini. Kinerja yang biasa tidak
signifikan terhadap kinerja perawat
responden
yaitu
puas
responden
yang bertugas di ruang rawat inap di
bawahan, interaksi dengan atasan
RSUP
dan partisipasif yang melibatkan
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro
Klaten. Besar kontribusi sumbangan
bawahan
variabel gaya kepemimpinan dan
keputusan
kepuasan kerja secara bersama-sama
karyawan.
mempengaruhi kinerja perawat yang
kepemimpinan yang tepat dalam
bertugas di ruang rawat inap sebesar
melaksanakan
28,5% dan sisanya 71,5% kinerja
menciptakan suasana kondusif dalam
perawat dipengaruhi oleh faktor lain
bekerja,
yang tidak diteliti dalam penelitian.
menunjukkan kinerja yang maksimal
Kedua variabel bebas dalam
penelitian
ini
tidak
memiliki
dalam
pengambilan
mempengaruhi
Penerapan
organisasi
sehingga
perawat
kinerja
gaya
akan
akan
dalam menjalankan organisasi
Hubungan
antara
gaya
hubungan yang signifikan, sebab
kepemimpinan dan kepuasan kerja
berdasarkan
hasil
uji
berdasarkan teori path goal mengacu
multikolinearitas
diketahui
nilai
pada penelitian path goal leadership
Tolerance sebesar 0,421 dan VIF
theory terhadap kepuasan kerja, hasil
sebesar
menunjukkan
2,377.
Kondisi
ini
bahwa
adanya
menunjukkan bahwa hasil penelitian
pengaruh
tidak bias, gaya kepemimpinan dan
kepemimpinan dan kepuasan kerja18.
kepuasan
Sedangkan hubungan antara gaya
kerja
tidak
saling
yang signifikan antara
mempengaruhi dalam memberikan
kepemimpinan
pengaruh terhadap variabel kinerja
berdasarkan
perawat.
menggunakan path goal leadership
Hasil penelitian pada hipotesis
theory
dan
penelitian
terhadap
kinerja,
yang
hasil
ketiga ini juga sesuai dengan hasil
menunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh Rise,
kepemimpinan berpengaruh positif
dkk17
ada
signifikan terhadap kinerja16. Hasil
pengaruh yang positif antara gaya
penelitian ini juga sesuai dengan
kepemimpinan dan kepuasan kerja
penelitian
terhadap kinerja. Adanya komunikasi
variabel
yang
memiliki pengaruh yang positif dan
menyatakan
baik
antara
bahwa
atasan
dan
bahwa
kinerja
sebelumnya
gaya
gaya
tentang
kepemimpinan
signifikan
terhadap
variabel
kepemimpinan dan kepuasan kerja
19
kepuasan kerja .
secara bersama-sama mempengaruhi
KESIMPULAN
kinerja perawat yang bertugas di
Gaya
kepemimpinan
berpengaruh
terhadap
kinerja
ruang rawat inap sebesar 28,5% dan
sisanya
71,5%
kinerja
perawat
perawat yang bertugas di ruang rawat
dipengaruhi oleh faktor lain yang
inap
tidak diteliti dalam penelitian ini.
di
RSUP
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Pengaruh positif
DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa pengaruh gaya
1. Depkes
kepemimpinan searah dengan kinerja
Menkes
perawat atau dengan kata lain gaya
547/MENKES/SK/VI/1994
kepemimpinan
yang
akan
tentang Struktur Organisasi dan
berpengaruh
terhadap
kinerja
Tata Kerja Rumah Sakit Umum
baik
berpengaruh
1994,
Keputusan
RI
No.
Pusat H. Adam Malik Medan.
perawat yang baik pula.
Kepuasan
RI
kerja
terhadap
tidak
2. Setyawati, L 2010, ‘Kesehatan
kinerja
dan Keselamatan Kerja di Rumah
perawat yang bertugas di ruang rawat
Sakit’,
disampaikan
inap
Seminar
Nasional
di
RSUP
Dr.
Soeradji
K3
dalam
yang
Tirtonegoro Klaten. Arah positif dari
diselenggarakan oleh Universitas
nilai koefisien regresi memiliki arti
Respati 12 Juni 2010, Yogyakarta.
semakin tinggi tingkat kepuasan
3. Rujinto & Sundarini, S 2010,
kerja, maka semakin baik kinerja
‘Pengaruh
perawat. Kepuasan yang di terima
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
perawat yaitu kepuasan terhadap
Pegawai dengan Motivasi sebagai
gaji,
Variabel
promosi,
pekerjaan,
dan
Intervening
kepemimpinan
dan
Husada
Hasil
berpengaruh terhadap kinerja. Besar
Surakarta, hh. 16-30.
kontribusi dilihat dari nilai Adjusted
R
pada
Kabupaten Wonogiri’,
kepuasan kerja secara bersama-sama
2
dan
Akademi Kebidanan Giri Satria
pemimpin.
Gaya
Kepemimpinan
sebesar 28,5%, artinya gaya
Penelitian,
STIE
AUB
4. Delastri, N & Pareke, FJS 2010,
‘The Role Of Work Motivation As
Mediating
Variable
On
The
8. Soeprihanto, J 2001, ‘Penilaian
Relationship Between Leadership
Kinerja
Styles
Karyawan’, edk 1, PT BPFE,
And
Job
Satisfaction:
Empirical
Investigation
Regional
District
At
dan
Pengembangan
Yogyakarta.
Office,
9. Notoatmodjo, 2010, ‘Metodologi
Bengkulu Province’, Jurnal Bisnis
Penelitian Kesehatan’, ed revisi,
dan Ekonomi, vol. 18, no. 1, hh.
Rineka Cipta, Jakarta.
30-35.
10. Arikunto,
5. Hidayat, Surachman, Zain, D &
Setiawan,
M
Kepemimpinan
Kepuasan
Penelitian
2012,
‘Perilaku
Praktik’,
dan
Komitmen
Jakarta.
Karyawan Pengaruhnya terhadap
Kerja
dan
Kinerja
S
‘Prosedur
2010,
Suatu
PT
Pendekatan
Rhineka
2011,
11. Sugiyono,
Cipta,
‘Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Karyawan (Studi pada Dinas
dan R&D’, Alfabeta, Bandung.
Kependudukan dan Pencatatan
12. Ghozali, I 2005, ‘Aplikasi Analisis
Sipil Provinsi DKI Jakarta)’,
Multivariate
Jurnal Aplikasi Manajemen, vol.
SPSS’,
10, no. 1, hh. 21-39.
Universitas
6. Yukl, G 2005, Kepemimpinan
dengan
program
Badan
Penerbit
Diponegoro,
Semarang.
dalam Organisasi, edk 5, trans.
13. Siregar, S 2009, ‘Pengaruh Gaya
Supriyanto B & Tanya E, PT
Kepemimpinan dan Kemampuan
Indeks, Jakarta.
Berkomunikasi
7. Djastuti, I 2010, ‘The influence of
Job
Characteristics
Satisfaction,
on
Job
Organizational
terhadap
Kepala
Kinerja
Bidang
Pegawai
Pelayanan Keperawatan Jiwa di
Rumah
Sakit
Jiwa
Daerah
Managerial
Provinsi Sumatera Utara’, Hasil
Study
on
Penelitian, Tesis pada Program
Companies
in
Pascasarjana
Commitment
and
Performance
A
Construction
Central Java’, Jurnal Manajemen
Bisnis, vol. 3, no. 2, hh. 145-166.
Universitas
Sumatera Utara, Medan.
14. Gibson, Invancevich & Donelly
1997,
‘Organization’,
Ninth
Edition, Irwin Inc.
15. Harsono,
B
Selatan’,
Jurnal
Aplikasi
Manajemen, vol. 9, no. 3.
17. Rise PH, Setiawan, M & Nimran,
2009,
‘Pengaruh
U
dan
Pelatihan,
Kepemimpinan terhadap Kinerja
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
dan Kepuasan Kerja Karyawan’,
Pegawai
Wacana, vol. 13, no. 4, hh. 528-
Pendidikan
dengan
Organisasi
sebagai
Intervening
pada
Dewan
Komitmen
Variabel
Sekretariat
Perwakilan
Rakyat
2010,
‘Pengaruh
Gaya
536.
18. Silverthorne, C 2001, ‘A Test of
the
Path
Goal
Theory
Leadership
in
Karanganyar’, Excellent, vol. 1,
leadership
and
no. 2.
Development Journal, vol. 224,
Daerah
Kabupaten
16. Maryani, Toyib, A, Setiawan, M
Taiwan’.
of
The
Organizational
hh. 151-158.
& Ubud, S 2011, ‘Pengaruh
19. Hidayati, LN., Darmawati, A &
Budaya Organisasi dan Gaya
Herlina, SD 2009, ‘Pengaruh
Kepemimpinan
serta
Gaya
Pengembangan
Karyawan
Kepuasan Kerja Karyawan (Studi
terhadap Kepuasan Kerja dan
Empiris pada Karyawan Fise
Kinerja
pada
Universitas Negeri Yogyakarta)’,
Perusahaan Ritel di Sulawesi
Hasil Penelitian, Dosen Program
Karyawan
Kepemimpinan
terhadap
Studi Manajemen FISE UNY.