STATUS KUALITAS SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR DITINJAU DARI KOMUNITAS FITOPLANKTON

TERAKREDITASI B 1.luti 2008-Juti 2011)
SK No. 43/DlKTl/Kep/2008

ge/?iala

ISSN: 0852-6834

PENELITIAN

HI

(Journal of Biological

DESEMBER 2OO9

Vol. 15
No. 1

Res earches)

DAFTAR ISI

Amplifikasi Gen Cryl dan Analisis Genom lsolat Bacillus Thuringiensis Lokal
Dwi Suryanto
Slatus Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau dari Komunitas Fitoplankton
Hilda Zulkifli, Husnah, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda
Peran Protein Membran Luar 55 kDa Salmonella Iyphi lsolat Jember sebagai Protein Hemaglutinin dan

1

E

Adhesin

Diana Chusna Mufida, Candra Bumi, Heni Fatmawati.........

Growth Performance and Cocoon Production of Silkworm (Bombyx MoriL) on Different Frequencyof
Feeding and Age of Leaves

Priyantini Widiyaningrum

KaraKer Protein lCP1l pada DNA Udang Vannamei (Penaeus Vannamei)YangTerinfeksi White Spol

Syndrcme Vrrus (WSSV)
Yuni Kilawati, Win Darmanto..
ldentifikasi dan Klasifikasi BakteriAmilolitik lsolatTgl2, T919, dan'T931 Penyebab Kemasaman pada
Tepung Sagu Basah Berdasarkan Analisis Gen 16sr DNA
Tri Gunaedi, Sebastian Margino, Langkah Sembiring, dan Rarastoeti Pratiwi
Biofertilisasi Bakleri Rhizobium pada Tanaman Kedelai (Glycme Max (L) Men )
Tini Surtiningsih, Farida, dan Tri Nurhariyati.......................
Daya Antimikroba Ekstak Lecythophora Sp., Endofit yang Diisolasi dari A/yxra Reinwardtii
Noor Erma Sugijanto, H. Putra, F. Pritayuni, N. Albathaty, Noor Cholies Zaini. ..............''...'....
Biologi Reproduksi lkan Juaro (Pangasius Polyuranodon) di DaerahAliran Sungai Musi, Sumatra Selatan
Yuniar Ernawati, Eko Prianto, A. Ma'suf........
Variasi Temporal MakananlkanSepatLaya g(TichogasterLeerii,Blkr. 1852)di HutanRawaGambut
-i

I

24
30
35
43


Desa Dadahup, Kalimantan Tengah

Ahmad Zahid, Mf. Rahardjo, Sutrisno Sukimin, Lenny S. Syafei .'..............
Pengujian Efektivitas Beberapa lsolat Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Bibit Pisang (Musa
Aab Raja Nangka)Asal Kultur Jaringan
Rainiyati, Chozin, Sudarsono, Mansur.......

61

Pembuatan Pupuk Bokashi dari Sampah Lingkungan Berdasarkan Rancangan Percobaan Campuran
yang Optimum pada Model Permukaan Multirespon

Ruslan, Susanti Linuwih, Purhadi, Sony Sunaryo, Sri Nurhatika....
Dampak Pemanenan Kayu dengan Teknik Reduced lmpact Loggingtehadap Kerusakan Tegakan Sisa
di Hutan Alam

Muhdi.............................
Penggunaan Anlimikroba dari lsolat LactobacrTus Terseleksi sebagai Bahan Pengawet Alami untuk
Menghambat Pertumbuhan Vibio sp. dan Staphylococcus Aureus pada Fillet lkan Kakap

Titin Yulinery, lY. Petria dan Novik Nurhidayat
Studi Keanekaragaman Reptil dan Amflbi di Kawasan Ekowisata Linggo Asri, Pekalongan,
Provinsi Jawa Tengah
Rury Eprilurahman, Muhammad Fahrul Hilmy, dan Tony Febri Qurniawan

74

PBI

CABANG
JAWA TIMUR

'

Berk. Penel. Hayati: 15 (5-9),2009

STATUS KUALITAS SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR DITINJAU DARI
KO M U N ITAS FITOPLAN KTON
Hilda Zulkifli, Husnah*, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda
iversitassriwiraya


""""is::::fl

5}',51ffi iJ?,%il'n;ilfi :"ffi

fl

Email : [email protected]

ABSTFd'CT
Musi river is the main source oJ'waterfor society. and industry on the downstream area, and also becomes the was.te disposal area
domestic/industry.
The objective of this study was to evaluate the status of Musi river on the downstream area based on phytoplanhon
for
community (from the Pulokerto district to downstream of musi river on Tanjung Buyut Wllage). The sample of water surface and
plankton were taken compositely on 18 stations. The water quality analysis is held on LIPI Bogor,while the identification of microscopic
community of phytoplankton is held on BRPPU Mariana. The result of research showed that phytoplankton community on observed
locations comprises of Chlorophyta with 18 genus @53a%),followed by Cyanophyta with 7 genus (26.09%), Baccillariophyta with
14 genus (25.81%) and Euglenophyta with 2 genus (2.17%). The Oscillatoria (Cyanophyta) is found on most ofobserved locations.
Based on the examination ofsaprobic status, Pulokerto station is categorized as "moderate polluted" or (il13

-mesosaprobik dan
/3/a -mesosaprobik), while closer to downstream of Musi river is categorized as "low polluted" or (oligo/fi -mesosaprobic).
Key words: Musi River, phytoplankton, saprobic index, water quality

PENGANTAR

BAHAN DAN CARA KERJA

Sungai Musi dengan panjang + 510 km merupakan
sungai terbesar dan terpanjang di Provinsi Sumatra Selatan.
Dari segmen hulu dengan ekosistem hutan lindung telah
mengalami perubahan tata guna lahan sampai di hilir yang
sarat akan pemukiman dan industri seperti pengilangan
minyak, pabrik pupuk, pengolahan karet alam, kayu lapis

Penentuan stasiun dilakukan secarapurposive random
sampling sebanyak 18 stasiun dari mulai Desa Pulokerto
(bagian hulu segmen Musi dalam kota Palembang) sampai
dengan muara SungaiMusi di DesaTanjungBuyut (Gambar


dan lain-lain sehingga berpotensi menyebabkan degradasi

kualitas lingkungan perairan sungai. Di bagian hilir inipun
perairan Musi merupakan sumber air, tidak hanya bagi
penduduk di sepanjang sungai, tetapi juga merupakan
sumber air sekaligus tempat membuang limbah cair oleh
industri sehingga berdampak kepada penurunan kualitas
perairan Musi. Beragamnya kegiatan manusia di sepanjang
Sungai Musi ini berdampak terhadap komunitas fitoplankton
yang menghuni perairan.
Perubahan kualitas perairan ini erat kaitannya dengan
potensi perairan yang dapat dicirikan dengan perubahan
komunitas fitoplankton. Komunitas plankton khususnya
fitoplankton merupakan produsen di perairan dan berfungsi
sebagai indikator untuk rnengevaluasi kualitas dan tingkat
kesuburan perairan. Pengkajian kualitas biologis ini sangat
penting karena fungsi akumulatifnya dapat mengantisipasi

I


). Data koordinat stasiun penelitian disajikan pada Tabel I

dari tepi kiri, tepi kanan serta tengah sungai) dan kemudian
difiksasi dengan larutan lugol5Yo.

l
:..u",#n

t--Ju"

perubairan lingkungan yang terjadi di suatu wilayah tertentu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian
status perairan Musi (bagian hilir) berdasarkan komunitas
fitoplanktonnya.

REGI

Til*


.

Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan pada bulan
April dengan menggunakan plankton net denganmesh2|,
sebanyak I 00 liter pada setiap stasiun (komposit contoh air

i:E-a

Gambar

1,

Lokasi penelitian

.E;

lJf! E,

i+,
t


.{

i .-__s

,;2-.

Hilir

Status Kualitas Sungai Musi Bagian

6

Badan Riset Perairan Umun Mariana. Pengambilan contoh

H*,,',,,*
.

air permukaan untuk pengukuran kualitas air dilakukan
dengan nrenggunakan Lomotte water sampler secata


keanekarag4

Identifikasi fitoplankton dilakukan di Laboratorium

tuglenophyta {X,17%}

Gambar

Koordinat stasiun penelitian
01'771',LS1 04%0'683"87

2

Pabrik karet Gandus
Kota Palembang

01'1 59'LS'! 04'44'801 "BT

3

Jembatan Musi ll

01 "375',LS'l

04"43'550"87

Kota Palembang
Perairan Muara sungai Ogan

00"467',LS1 04%5' O77

5

Perairan post-Ogan

01 "1

6

Jembatan Ampera

59'LSl 04',14'801 "BT
59'41 0'LS1 04'45'957"BT

7

Wilmar

s9'976'LS1 o4%7' 248" BT

I

Pusri

59"078'LS1

9

lndustri karet Hoktong
Muara S. Komering
SAP Kab. Banyuasin
Pulau Borang Kab.

59'076'LS1 04"48',g1

12

Proporsi divisi kelimpahan relatif komunitas

sertaFragflh
4). Berdasd

fitoPlanktml
tercemarriry
2.5

04"8'

"

(2,17%).

Br

4

11

2.

menunjukkan bahwa divisi Chlorophyta (45,34Yo) dengan
l8 genus memiliki kelimpahan relatif terbesar dalam
komunitas fitoplankton, diikuti oleh Cyanophyta dengan
7 genus (26,09%) dat Baccilariophyta dengan 14 genus
(25,81yo), sedangkan divisi Euglenophyta dengan 2 genus
diketemukan dengan kelimpahan relatif sangat rendah

Koordinat

Lokasi terdekat
Pulokerto Kota Palembang

10

kelimPahangP

2

Berdasarkan komposisi dan kelimpahan relatifnya,
maka komunitas fitoplankton pada lokasi penelitian

No
1

industrikattr

fitoplankton di perairan Sungai Musi bagian hilir

t).

1.

dari genus0n

W"#Il'#'*'

Shannon-Wiener, Indeks dominansi Simpson serta Indeks
Saprobik (Dresscher dan Van Der Mark 1974 dalam Odum,

Dalam penelitian ini kelimpahan fitoplankton ditemukan
tertinggi pada Stasiun Upang dekat muara Sungai Musi. Hal
ini berkaitan dengan akibat tingginya kandungan bahan

221 " BT
1

organik karena muara Sungai merupakan catchment area
bagi semua beban organik (Gambar 3).

"BT

59'530'LS1 04"51'899"87
58"242',LS1 04"fi' 27 5" BT
51"958',1S1

1.5
1-

0,5
0

Gambar4. h
di perairan Pe

Hasil Pr
Sungai Me
beberapa

o4'$',eB"BT

r.200CI

p"nggrn"rd

1.0000

tercatatsd

yang diteri;

13

SST Kab. Banyuasin

49'61 9'LS1 04"54'509"BT

e000

14

Upang Jaya Kab. Banyuasin

42'964',LS1 04"57',595"87

15

Pre-Selat Cemara
Kab.Banyuasin

37'256',LS1 04"56',350"BT

86000
-400CI

16

Selat Cemara Kab.
Banyuasin

34'1 08',LS1 04'55',295"87

2000

17

Pulau Payung Kab.
Banyuasin

24" 452', LS1 04"55' 874

"

BT

1B

Tanjung Buyut Kab.
Banyuasin

20" 7 7 1' LS1 04" 54' 453"

Bf

pada

organikyq
intensifolal

13
Gambar

3.

5 7I1.1

73 15

17

stasiun

Kelimpahan fitoplankton pada stasiun di lokasi

memang il
untuk kegii
+C:8il

:

penelitian

I

HASIL

fitoplankton

u".u1toutl'.uman komunitas
yang
bahwa indeks rata-tata >l'5 kecuali pada
-^-ltI:
memiliki multifungsi, sebagai sarana ,*rro;;;"Ji-;l? T-"-lTj,-:o* I I (industri migas di muara Sungai Komering
stasiun l0 dan
sumber
masyarakat, sumber air bagi domestik maupun" ":"."
'' dan industri minyak goreng SAP). Indeks keanekaragaman
air sekaligus tepat perr,buangan air limbah. Perubahan
."'-:-':-" mendekati ntlai 2 diternukan di perairan Kelurahan
kimia perairan dapat berpengamh terhadap
perairan Sungai Musi merupakan perairan

kualitas fisik dan

.

i'l

,--i.-

*,:,-'1 '-

''

"

kanfi

tingginyah

0

:

#

memenuhi;

Banyuasin

kehidupan komunitas fi toplankton.

(14g

AmPera

Ww*-

BOD, dan kandungan fosfat. Pengamatan struktur komunitas
fitoplankton dilakukan dengan menghitung kelimpahan
fitoplankton (APHA, 1989), Indeks keanekaragaman

Tabel

ful

Ulothrlt

komposit pula. Parameter yang dianalisis mengacu pada
Peraturan Gubernur Surlatra Selatan No. l6 Tahun 2005
tentang Baku mutu air sungai dengan parameter: Suhu;
Kecepatan arus; Kecerahan; Kedalaman; TSS; Salinitas;
Oksigen terlarut; pH; Nitrit; Nitrat; NH3;Amonia; COD;

197

oleh genusc

p,",roL".. yang dicirikan oleh tingginya kelimpahan genus
Euglenu (gyg!9ugt!'Ity']1t Cl'ost-eriutn dan Protococctrs

4i* E.oo

+

ESI'*

EtsH

s'*
-t*
Ffj
GambarE

Zulkiffi, Husnah, Ridho dan Juanda

l0nuophrta)

dan di perairan Desa Payung yang dicirikan
olc{r genus Anobaena dan Oscillatoria (Cyanophyta);
Ulothrix dan Mougetia (Chlorophvta). Sedangkan indeks
keanekaragaman >2 ditemukan di perairan dekat Jembatan

Ampera (14 genus) yang dicirikan oleh kelimpahan tinggi
dari genus Oscillatoria (Cyanophyta) dan di perairan dekat
industri karet remah (8 genus) yang dicirikan oleh tingginya
kelimpahan genus Anabaena dan Oscillatoria (Cyanophyta)
serta Fragi

i.

hs

I laria

r

(Gambar
4). Berdasarkan kriteria Lee (1978) maka keragaman
fitoplankton perairan Musi bagian hilir ini masih tergolong
tercemar ringan sampai sedang.

Ln

tn
m

h

tm$Li

ff

h

Gambar

s0

90.00
60.00

H

F

80.s

m.$

$.0G
€_flo

,50

30.90

100

2(|.CC

50

18_00
ss

n

:S-

"-.d

t;';-:.ff

Dari hasil analisis clusterkandungan bahan organik di
perairan diperoleh tiga kelompok, yaitu: (l) perairan dgkat

4.

lndeks keanekaragaman jenis komunitas fitoplankton

Hasil pengukuran kualitas fisik dan kimia perairan
Sungai Musi bagian hilir menunjukkan bahwa pada
beberapa stasiun pengamatan, kualitas air sudah tidak
memenuhi persyaratan perundangan. Berkaitan dengan
penggunaan O,rterlarut, maka rata-rata kandungan COD

jembaknAmpera yang dicirikan dengan konsenkasi klorida
yang tinggi; (2)Perairan dekat Jembatan Musi II, perairan
Pulau Payung dan Tanjung Buyut yang dicirikan dengan
tingginya kandungan TSS dan TDS; dan (3) perairan pada
stasiun lainnya dengan kandungan parameter kimiawi yang

tergolong sedang (Gambar 7).
for Variabl€s
Single Llnka$
Eucliden disbms

Tre6 OiagEm

tercatat sekitar 10 ppm. Hal ini berhubungan dengan beban

yang diterima perairan. Fenomena yang sama tampak
pada kandungan BOD yang kerap dijadikan indikator
tingginya kegiatan domestik. Tingginya kandungan bahan
organik yang dinyatakan dengan nilai BOD menunjukkan
intensifrrya kegiatan pemukiman di sepanjang sung aikarena

memang masyarakat masih mengandalkan sungai Musi
untuk kegiatan domestik (Gambar 5).
tmdl}

+Bdlar

OrgaEk ERdLi

-x-DO

{mgjt}..-x-..

BODE (mg/L}

-

Putcketu
Gandus
Musi ll
Hoktong
Muara S.

Kramasn
Upang

SAP
Selal Cemara
Pre Selat Cemara

MuaE Ogan
Wilmar
Pusd
Pulau Borang

AmreE
Tanjung Buyul
Pulau Payung
Kund-ur

o.2

6.06
5.0s

' ' '-)*--x-r-xr
9flflfll" *1. o''"
; f,trt
-* -t *;1;. cc

i';-;-{""-:i

$-:*l:*#
d*.t

*d
Gambar

(BmtB+!c}

6.

{

4_00

.......Tm til{n} +Cofldi,rti*ty

Gambar
Kandungan Total padatan Tersuspensi (TSS) dan
Total Padatan Terlarut (TDS) di perairan penelitian

di perairan penelitian

+COD

30 cm.

Hffi
F
200

.$.:l$-'Y

I
fi"5

r

TSS

-

u

1.5

ts

I

-

2

Is

n

Jembatan Ampera)

0

2.5

b,

yang diperkenankan dalam perundangan yang berlaku
(Gambar 6). Hal ini terkait pada nilai kecerahan air yang
berkisar antara l5 cm (terendah terukur pada stasiun

dan P innul aria (B accil ariophyta)

I
a

Data kualitas air menunjukkan bahwa kandungan
total padatan tersuspensi (TSS) pada seluruh stasiun
pengamatan tercatat > 50 mg/l telah melampaui standar

.*=d

6.

Kandungan bahan organik di perairan penelitian

4.00
3.+0

?.00

0.3

0.4

0.5

0.6

Linkage Distan@

7.

Gambar
Analisis kluSter stasiun penelitian berdasaikan kualitas
perairannya.

1_O0

4t.00

Data status perairan berdasarkan telaah indeks saprobik
menunjukkan bahwa kualitas perairAn Musi bagian hilir ini

bervariasi antara kondisi Oligosaprobik (tidak tercemar)
sampai dengan d,/ B-rneso-saprobik (tercemar sedang)
dengan status terbanyak pada t\l 6. mes-osaprobik (tercemar

Status Kualitas Sungai

Musi Bagian Hitir

sedang) dan B-mesosaprobik (tercemar ringan). Dominasi
genus A n ab a en a, O s c i I I at o r ia dan D i at o nt a ditemukan pada

tergolong tercemar sedang sampai berat. Garno (20J1)
meneliti Sungai Jangari yang bermuara pada Bendungan

perairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkan
genus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasi
perairan dengan kriteria tercemar "ringan".

eutrofik berdasarkan konsentrasi fosfor dan nitrogen total,
komunitas fitoplankton didominansi oleh Cyanophyta

Cirata di Jawa Barat dan mencatat bahwa perairan tergolong

dari jenis Microcystis sp. dan Oscillatoria. penelitian

PEMBAHASAN

oleh Tapia (2008) di Sungai Mantaro, peru menunjukkan
bahwa pencemaran organik dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya perse[tase Nitzschia pqlea, Gomphonema
parvulum, dan Achnanthidium minutissimum yang
menunjukkan status perairan tergolong o ligos aprobik

G erus Os cillatoria dari kelas Cyanop hyceae ditemukan
hampir pada seluruh stasiun pengamatan (7 8Yo). Di perairan
Sungai Bingai Binjai, genus ini juga diketemukanpada 4

stasiun dari 6 stasiun yang diteliti kelimpahan yang relatif

sampai o-mesosaprobik.
Perairan Sungai Musi bagian hilir mulai dari perairan
di sekitar Kelurahan Pulokerto di Kota palembang sampai
perairan di muara Sungai Musi (Tanjung Buyut) memiliki

tinggi (Yeanny dkk, 2006). Selain itu divisi Cyanophyta
(Aphanizomenon, Arthrospira, Borzia, Chroococcus,

Meiismopedia, Mycrocystis, Nostoc, Oscillatoria,
Planktothrix, Spirulina, dan Synechococcus) juga
ditemukan di beberapa situ dan sungai di kawasan Jakarta
dan Depok (Prihantini dkk, 2006). Fachrul dkk (2008) juga
menemukan dominansi divisi Cy anop hyta (Microcys tis
dan M er i s m op e d i a) dan C ho I o rop hy ta (Ankis tro d e s mu s ;

Closteriopasis dan Microspora) di perairan sungai Ciliwung

komunitas fitoplankton yang terdiri dari divisi Chlorophyta;
Cyanophyta; B acilariophyta dan Eugl enophyta. Genus
Oscillatoria (Cyanophyta) ditemukan pada hampir seluruh

stasiun penelitian. Berdasarkan status saprobik maka
perairan Sungai Musi bagian hilir ini masih tergolong
"tercemar ringan" sampai "tercemar sedang,,.

Jakarta. Dengan demikian Oscillatoria memang memiliki

kemampuan toleransi tinggi. Divisi Baccilariophyta
merupakan kelompok fitoplankton yang umum hidup
pada salinitas >20 per mil (Sachlan, 1980). Kelompok
ini juga lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya
dan merupakan kelompok fitoplankton sumber makanan
ikan dan larva udang. Penelitian di perairan Musi ini
juga menemukan proporsi yang cukup tinggi dari divisi
B a c i I I ari o p hy c e a e (2 5,8 I o/o). Penelitian yang dilakukan
oleh Kholidah (2005) menunjukkan bahwaproporsi terbesar

Bacillariophyceae pada Sungai Cipeles di Kabupaten
Sumedang.

Berdasarkan perhitungan indeks saprobik, maka
perairan Sungai Musi bagian hilir ini tergolong ke dalam
status "tercemar ringan" sampai dengan "tercemar sedang"
(semakin ke arah hilir mendekati muara sungai). Dominasi
genus Anab aena, Os cillatoria dan Diatoma ditemukan pada

perairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkan
genus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasi
perairan dengan kriteria tercemar "ringan". Hal yang sama

dinyatakan oleh Wu (1984) bahwa genus Oscillqtoria
dapat digunakan sebagai bioindikator perairan untuk
menunjukkan status B / a mesosaprobik (tercemar "sedarrg").

Suwondo dkk (2004) melakukan penelitian di perairan
Sungai Senapelan, Sago dan Sail mulai dari hulu sampai
ke hilir yang menemukan 32 jenis organisme plankton
(C h I orop hyc e ae, B ac il lariophy c e ae, Cyanophy c eae,
Euglenophyceae, dan Plryrophyceae) dengan nilai indeks
saprobik yang berkisar antara nilai -058 s/d -1,00 yang

KEPUfTAKAAN
I

Amerit'n Public Health Association.

\ for The Examination

1989. Standard Methods

of Water and Waste Water. 176 ed.

VWashington D.C. APHA.

Fachrullf, Ediyono

SH dan Wulandari M, 2008. Komposisi

yrzdan model kemelimpahan fltoplankton di perairan sungai
Ciliwung Jakarta. Bioversitas 9 (4):296-300.
Gamo YS, 2001. Dinamika kualitas perairan di muara Jangari
- Bendungan Cirata,Jurnal Sains dan Tehtologi Indonesia

3(4):19-27.
Kholidah N, 2005. Fitoplankton dan perifiton sebagai parameter
/ ,Ipnentu k'ualitas air: studi kasus sungai Cipeles, kabupaten
L-l- Sumedang Jawa Barat. Tesis Magister Teknik Lingkungan

ITB Bandung.
Lee TD, 1978. Handbook of Variables of Environmental Impact
assessment. Arbor: An Arbor Science publisher Inc.
I

,bam

EP, 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition.

Philadelphia: W.B Saunders Co.
Prihantini NB, Wardhana W, Widyawan A dan Rianto R 2006.
Cyanobacteria dari beberapa situ dan sungai di kawasan
l,4akarta dan Depok dalam Prosiding Seminar Nasional
Limnologi 2006, "Pengelolaan Sumber daya perairan
Darat secara terpadu di Indonesia. Puslit Limnologi LIpL
Jakarta: 210-221

Sg;hPan

\-/

M, 1980. Planktonologi. Institut pertanian

Bogor.

Bogor.

Suwondo, Febrita E, Dessy danAlpusari M, 2004. Kualitas biologi

peryr(answgaisenapelan, Sago dan Sail di kota pekanbao
Mrdasarkan bioindikator plankton dan benthos. Jouroal
Biogenesis l(1): 15-20.

Tapie

[ll,

YcryfS

Zulkifli, Husnah Ridho dan Juanda
Tapia PM,2008. Diatoms as bioindicators of pollution in the
p--6ntaro River, Central Andes, Penr Imenaionat J. of
Environment and Health (2)l : 82-91 -

Wu JT, 1984. Phytoplankton as bioindicator for water quality in
t-+arpei- Bot. Bull. Academia Sinica 25: 205-214.

Kemekragamm

Reviewer: Prof. Dr. Ir. Agoes Soegianto, DEA

Yeanny MS, Wahyuningsih H dan Silab E,20ffi-

S)-ffiplankton di sungai Bingai Binjai- Junel Biologi
Sumatera 1(2):48-53.